Anda di halaman 1dari 23

Pendahuluan/ Minggu-2

Sumbu Rotoinversi,
Sistem Kristal

Dr.phil.nat. Agus Haris Widayat, ST., MT.

Ir. Teti Indriati, MT.


Kristal dan Mineral
TA-2101
KK Eksplorasi Sumber Daya Bumi
Teknik Pertambangan – FTTM ITB

EDUNEX ITB
Dilarang mendistribusikan materi ini melalui internet secara terbuka/publik misalnya blog, slideshare, dan sejenisnya. 1
2
Unsur simetri - rotoinversi

• Sumbu 1 + i = 1 = i
• Sumbu 2 + i = 2 = m
• Sumbu 3 + i = 3, simbol
• Sumbu 4 + i = 4, simbol
• Sumbu 6 + i = 6, simbol

EDUNEX ITB
3
Operasi sumbu - rotoinversi

Sumbu rotoinversi 1
• Sumbu rotoinversi 1 = 1 + i = i
(titik inversi itu sendiri)
• Suatu motif a diputar 360o lalu
diinversikan maka akan terdapat
motif a’.

EDUNEX ITB
4
Operasi sumbu - rotoinversi

EDUNEX ITB
5 2=m
Operasi sumbu - rotoinversi
Sumbu rotoinversi 2 ( 2 )
• Sumbu rotoinversi 2 adalah kombinasi
sumbu rotasi 2+ i = ekivalen dengan
cermin m.
• Rotoinversi-2 dilakukan dengan memutar
bidang asli 180°, sehingga didapatkan
bidang inversi. Simbol “m” atau 2ത karena
seperti bidang cermin
• Suatu motif b diputar 180o lalu
diinversikan maka akan terdapat motif b’.
Apabila motif b’ kemudian diputar 180o
lalu diinversikan maka akan dijumpai
motif b’’ atau b.

EDUNEX ITB
6 Form:
Operasi sumbu - rotoinversi Rhombohedron
Sistem: Trigonal

Sumbu rotoinversi 3 ( 3 )
• Sumbu rotoinversi 3 adalah kombinasi
sumbu rotasi 3 + i
• Suatu motif c diputar 120o lalu
diinversikan maka akan terdapat motif c’.
Apabila motif c’ kemudian diputar 120o
lalu diinversikan maka akan dijumpai
motif c’’.
• Apabila motif c’’ kemudian diputar lagi
120o lalu diinversikan maka akan dijumpai
motif c’’’…… demikian seterusnya hingga
pada akhirnya dijumpai motif c’’’’’. Motif c
dan kelima hasil rotoinversinya akan
membentuk form rhombohedron.

EDUNEX ITB
7
Operasi sumbu - rotoinversi
Sumbu rotoinversi 4 ( 4 )
• Sumbu rotoinversi 4 adalah kombinasi
sumbu rotasi 4 + i Form: Tetrahedron
Sistem: Isometrik
• Suatu motif d diputar 90o lalu
diinversikan maka akan terdapat motif Form: Disphenoid
d’. Apabila motif d’ kemudian diputar Sistem: Tetragonal

90o lalu diinversikan maka akan


dijumpai motif d’’.
• Apabila motif d’’ kemudian diputar lagi
90o lalu diinversikan maka akan
dijumpai motif d’’’. Motif d dan ketiga
hasil rotoinversinya akan membentuk
form disphenoid atau tetrahedron.

EDUNEX ITB
8
Operasi sumbu - rotoinversi
Sumbu rotoinversi 6 ( 6 )
• Sumbu rotoinversi 6 adalah kombinasi sumbu
rotasi 6 + i atau ekivalen dengan sumbu rotasi
3 yang tegak lurus dengan bidang cermin (3 ⊥
m).
Form: Trigonal dipyramid
• Suatu motif e diputar 60o
lalu diinversikan Sistem: Heksagonal
maka akan terdapat motif e’. Apabila motif e’
kemudian diputar 60o lalu diinversikan maka
akan dijumpai motif e’’.
• Apabila motif e’’ kemudian diputar lagi 60o
lalu diinversikan maka akan dijumpai motif
e’’’…… demikian seterusnya hingga pada
akhirnya dijumpai motif e’’’’’. Motif e dan
kelima hasil rotoinversinya akan membentuk
form trigonal dipyramid atau trigonal prism.
EDUNEX ITB
9 Diskusi Kelompok
• Silakan membentuk 8 kelompok secara cepat dan efisien!
• Deskripsikan: jumlah sumbu rotasi 2, 3, 4, dan 6; jumlah bidang cermin, jumlah sumbu rotoinversi 3, 4, dan 6.
Waktunya 10 menit.
• Tunjuk seorang juru bicara/kelompok. Jelaskan hasil deskripsinya di depan kelas!

Room 1 Room 2 Room 3 Room 4

Room 5 Room 6 Room 7 Room 8

EDUNEX ITB
10
Sumbu kristalografis
• Sistem kristal diklasifikasikan berdasarkan
unsur-unsur simetri dan sumbu-sumbu
kristalografis.
• Sumbu kristalografis:
3 sumbu kristalografis
• 3 atau 4 buah garis imaginer yang saling
berpotongan di pusat kristal
• Umumnya paralel dengan garis-garis
perpotongan bidang-bidang utama kristal
• Umumnya (namun tidak selalu)
mencerminkan unsur-unsur simetri kristal
dan berkaitan dengan sumbu-sumbu
simetri atau dengan garis normal dari
bidang simetri. 4 sumbu kristalografis

EDUNEX ITB
11
Sistem kristal
• Berdasarkan sumbu kristalografisnya, kristal
diklasifikasikan menjadi 7 (atau 6) sistem, yaitu:
HEKSAGONAL
ISOMETRIK
Trigonal
TETRAGONAL
ORTOROMBIK

MONOKLIN
TRIKLIN

• Sistem heksagonal dan trigonal sering dikelompokkan ke


dalam satu sistem yang sama, karena memiliki sumbu
kristalografis yang sama.

EDUNEX ITB
12
Sistem kristal isometrik
❑Mempunyai 3 sumbu kristalografis yaitu a, b, dan c
❑ Panjang sumbu a = b = c, dapat juga ditulis a1=a2=a3
karena ketiga sumbu sama panjang
❑α = β = γ = 90°, semua sumbu saling tegak lurus
❑ Penarikan dan penamaan sumbu kristalografis adalah a andyyahya
Pirit – FeS2
untuk arah depan – belakang, b untuk arah kanan – kiri,
dan c untuk arah atas – bawah.
❑Memiliki 4 buah sumbu 3 atau 3

EDUNEX ITB
13
Sistem kristal isometrik

EDUNEX ITB
14
Contoh Mineral dengan Sistem Kristal Isometrik
Fluorit Pirit
(CaF2) (FeS2)

Analcim Tetrahedrit
(NaAlSi₂O₆·H₂O) (Cu12Sb4S13 )
https://www.flickr.com/photos/19779889@N00 https://commons.wikimedia.org/wiki/F https://commons.wikimedia.org/wiki https://commons.wikimedia.org/wiki/File:
/4343685803 ile:2780M-pyrite1.jpg /File:Analcime-mrz182a.jpg Tetrahedrite_-_195884.jpg

Garnet Galena
(PbS)

https://www.minerals.net/mineral/almandine.aspx?i https://pixabay.com/photos/galena-mineral-crystals-
mg=/Image/4/13/Almandine.aspx?ver=mobile nature-337703/
EDUNEX ITB
15
Sistem Kristal Tetragonal
• Memiliki 3 sumbu kristalografis: a, b, dan c.
• Panjang sumbu a = b ≠ c
• Kadang notasi sumbu kristalografis ditulis a1, a2, dan c
karena dua sumbu pertama sama panjang, sedangkan
sumbu c berbeda panjangnya
• Ketiga sumbu tersebut saling tegak lurus, a ⊥ b ⊥ c.
• Penarikan dan penamaan sumbu kristalografis adalah a
untuk arah depan – belakang, b untuk arah kanan – kiri,
dan c untuk arah atas – bawah.
• Memiliki 1 buah sumbu 4 atau 4.

https://fineartamerica
.com/featured/tetrago
nal-zircon-crystal-
dorling-
kindersleyuig.html

EDUNEX ITB
16
Sistem Kristal Tetragonal
• Penarikan sumbu horizontal a dan b , atau a1 dan a2, dapat dilakukan melalui:
• Rusuk (disebut orde 1)
• Tengah bidang (disebut orde 2)
• Posisi di antara tengah bidang dan rusuk (disebut orde 3)

bentuk/habit prismatik

bentuk/ habit dipyramid

orde 1 orde 2
EDUNEX ITB
17
Contoh Mineral dengan Sistem Kristal Tetragonal
Kalkopirit Zirkon
(CuFeS2) (ZrSiO4)

Wulfenit Rutil
(PbMoO4) (TiO2)
https://www.flickr.com/photos/jsjgeology/18817
https://www.flickr.com/photos/jsjgeol https://commons.wikimedia.org/wiki https://commons.wikimedia.org/wiki/File:
923466
ogy/32677416715 /File:Wulfenite-tcw06a.jpg Rutile_in_quartz.jpg
Apofilit Skapolit

https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Apo https://commons.wikimedia.org/wiki/Fi
phyllite-65547.jpg le:Scapolite-pscap-11a.jpg EDUNEX ITB
18
Sistem Kristal Heksagonal dan Trigonal
• Memiliki 4 sumbu kristalografis: a1, a2, a3, dan
c.
• Panjang sumbu a1 = a2 = a3 ≠ c
• Sumbu a1, a2, dan a3 tegak lurus dengan sumbu
c.
• Sudut antara a1-a2, a2-a3, dan a1-a3 adalah
120o.
• Memiliki 1 buah sumbu 6 atau 6 untuk sistem
heksagonal; 1 buah sumbu 3 atau 3 untuk
sistem trigonal.

EDUNEX ITB
19
Sistem Kristal Heksagonal/ Trigonal
• Penarikan sumbu horisontal a1, a2, dan a3 yang sama panjang dapat melalui:
• Rusuk (orde 1)
• Tengah bidang kristal (orde 2)
• Posisi antara rusuk dan tengah bidang (orde 3)

orde 1 orde 2

bentuk/habit
prismatik

bentuk/ habit
dipyramid

EDUNEX ITB
20
Sistem Kristal Heksagonal/ Trigonal

EDUNEX ITB
21
HEKSAGONAL: BIDANG CERMIN

EDUNEX ITB
22
Contoh Mineral dengan Sistem Kristal Heksagonal
Vanadinit - Pb5(VO4)3Cl
Kalsit – CaCO3 Kalsit – CaCO3

andyyahya© andyyahya©

Ettringit
andyyahya©

https://commons.wikimedia.org/wiki/
File:Ettringite-Oyelite-Ettringite-
Kalahari-Namibia-
136mm_0762closeup.jpg

EDUNEX ITB
23
Contoh Mineral dengan Sistem Kristal Trigonal
Dolomit – Ca,Mg(CO3)2

Turmalin

Kuarsa – SiO2 Kuarsa – SiO2

https://commons.wikimedia.org/wiki/File:T https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Dolomite_L
ourmaline-Quartz-214670.jpg uzenac.jpg

Rodokrosit

andyyahya©

https://commons.wikimedia.or
g/wiki/File:The_Searchlight_Rh
odochrosite_Crystal.jpg
EDUNEX ITB

Anda mungkin juga menyukai