Anda di halaman 1dari 21

Maraknya Bullying Yang Terjadi Pada Lingkungan Pendidikan

(Konsentrasi Pelaku)

Fahrayza Malika Alaika Salamullah (2121208)

Prodi S1 Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Universitas Islam Negeri KH.Abdurrahman Wahid

Abstrak

Bullying ialah penggunaan kekuatan yang disalah gunakan untuk menyakiti sekelompok atau
seseorang secara psikologis, fisil, atau verbal, yang membuat stres, trauma, dan tidak berdaya
terhadap korbannya. Remaja yang mengalami bullying akan cenderung menimbulkan
bermacam macam masalah, khusunya pada kesehatan fisik dan mental. Problematika yang
dialami anak-anak korban bullying antara lain masalah psikologis seperti depresi, kecemasan,
masalah kesehatan fisik seperti sakit kepala, sakit perut dan otot tegang, merasa tidak enak
badan, berada di lingkungan sekolah Keamanan, semangat belajar, dan penurunan prestasi
akademik. Dalam kasus yang jarang terjadi, anak-anak yang diintimidasi dapat menunjukkan
karakteristik kekerasan. Seperti pengalaman seorang anak laki-laki berusia 15 tahun di
Pekalangan, Jawa Tengah, yang tega mem-bully teman-temannya hingga keluar dari lembaga
pendidikan karena dendam, di masa lalu ia terlihat sebagai korban. Pelaku mengaku sering
menjadi sasaran perundungan korban sejak hari pertama sekolah menengah pertama. Tujuan
jurnal ini adalah untuk mengetahui apa itu bullying, factor penyebab bullying dan bagaimana
pencegahan orang tua, guru, dan sekolah, peran dalam bullying, dan jenis-jenis bullying.
Sumber data dalam makalah ini adalah penelitian kepustakaan. Hasil dari penulisan ini
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying dapat berasal dari
internal dan eksternal dari sekeliling pelaku. Tindakan ini terkait erat dengan bidang pekerjaan
sosial, yang dalam hal ini perlu menjadi penasehat pelaku intimidasi.

Kata kunci: bullying, korban, bully, intimidasi.


Kata Pengantar

Manusia hidup bersosial yang terdiri dari remaja akan menampakan perilaku yang
berbagai tingkatan dan tahapanan. Dari beresiko dan perilaku buruk lainnya,
awal dilahirkan, ia bertumbuh dan contohnya ialah Bullying. Saat ini, bullying
berkembang secara individu dikeluarga, merupakan istilah yang cukup dikenal
atau dilingkungannya. Dimana hari harinya, masyarakat Indonesia. Bullying merupakan
dia menjangkau serta berinteraksi dengan perbuatan menggunakan kekerasan untuk
keluarganya, terutama orang tuanya. Pada mengganggu dan menyakiti seseorang atau
tahap berikut nilai-nilai bayi mulai dipupuk sekelompok orang secara verbal, fisik atau
oleh orang tua. Dalam perjalanannya yang psikologis sehingga korban merasa
akan tumbuh sampai remaja, sebagai tertekan, trauma dan tidak berdaya.
manusia individu, ia akan mengenal Penguntit sering disebut sebagai penguntit.
lingkungan luasnya dibandingkan dengan Penguntit tidak mengenal jenis kelamin
keluarganya. Sosialisasi pengalaman atau usia. Padahal, bullying sudah sering
pribadi sedikit demi sedikit meluas. terjadi di sekolah dan dilakukan oleh
Manusia mulai menjalin hubungan kalangan remaja. Dampak yang
sosisanya dengan lingkungan sekitar. Hal ditimbulkan dari aksi ini sangat luas.
ini merupakan factor yang memungkinkan Remaja yang menjadi korban bullying lebih
ditingkatkanya keterampilan social rentan mengalami berbagai masalah
individu. Apabila orang tuanya kesehatan, baik fisik maupun mental.
menanamkan nilai nilai yang dapat Masalah yang lebih mungkin menimpa
diasimilasi dengan sempurna, Hal ini anak korban bullying antara lain timbulnya
dikarenakan tumbuh dan berkembang berbagai masalah psikologis seperti depresi,
manusia dari tahap satu ketahap lainya kecemasan dan masalah tidur yang dapat
tidak meninggalkan dari apa yang telah terbawa hingga dewasa, keluhan fisik
mereka lalui dan mereka pelajari seperti sakit kepala, sakit perut dan otot,
sebelumnya. Sebaliknya, jika seorang anak tegang, sakit perut -menjadi, rasa aman di
tidak disosialisasikan dengan nilai-nilai lingkungan sekolah, dan berkurangnya
yang ditanamkan dalam keluarga, maka semangat belajar dan prestasi akademik.
akan terjadi terhambatnya psikososial dan Contoh kasusnya adalah santri di
perkembangan perilaku. Yang berakibat, Pekalongan yang memutuskan keluar dari
pesantren karena dibully oleh teman-teman A. Pengertian Bullying
pesantrennya dan tidak naik ke jenjang
Istilah c
berikutnya hingga sekarang. Anak berusia
15 tahun tersebut menjadi salah satu Bullying yaitu praktik praktik

perlakuan pelaku bullying secara fisik. Dia kekerasan dimana ada paksaan psikologis

sering kali menerima bogem mentah dari atau visual kepada sekelompok atau

teman sebayanya sewaktu disekolah. Contoh seseorang yang lebih tidak berdaya atau

lain datang dari Pekalongan. Salah satu yang ada dibawahnya oleh pelaku bullying

remaja pria nekat Lari kekantor polisi sambil tersebut. Pengganggu biasanya disebut

nangis tersedu sedu karena ia merasa pengganggu, pengganggu bisa dilakukan

dihujat habis-habisan dan dipukuli . pada oleh seseorang oleh kelompok yang

kasus yang jarang diketahui, anak dari memposisikan dirinya sebagai orang yang

korban bullying biasanya akan memiliki kekuasaan(power) sehingga

menampakkan sifat kekerasan. Sama yang pelaku bisa melakukan apapun kepada

dialami seorang remaja 15 tahun di korban. Korban juga memposisikan dirinya

Pekalongan, Jawa Tengah, yang tega sebagai pihak yang lemah. (ELA, 2017)

Membully temannya sampai keluar dari Kekerasan ini juga memiliki


lembaga pendidikan karena dendamnya peranan masing masing, berikut merupakan
yang pada zaman dahulunya diperlakukan pihak pihak yang terkait tentang terjadinya
sebagai korban. Pelaku bullying mengaku bullying dibagi menjadi 4 macam, antara
sering kali dijadikan sasaran bullying dari lain:
kelas satu SMP. dampak perlakuannya. Dari
a. Pelaku bullying
isu ini dapat dijelaskan bahwa dikhususkan
kepada masyarakat wajib memahami hal hal Pelaku bullying atau istilahnya
yang berkaitan dengan buulying. Mengenai disebut dengan Bullies adalah siswa yang
tentang apa itu bullying, dana pa dampak senang melukai siswa lainya baik secara
dari bullying, bagaimana terjadinya emosional atau fisik dan dilakukan secara
bullying, serta apa yang melatar belakangi berulag ulang.
individu tersebut melakukan atau menjadi
b. Victim
korban bullying, serta bagaimana mencegah
peristiwa peristiwa bullying ini.
Siswa yang menjadi sasaran pelaku bahwa siswa yang ada di posisi Bully
Bullying akan perilaku agresifnya, dan victim ditandai dengan karakter yang
tindakan menyakitkan. Jika di samakan reaktivitas, kesulitan dalam belajar,
dengan teman sebayanya biasanya korban penolakan teman sebaya dan kesulitan
dari pelaku bullying dimana korban lebih dalam belajar, serta memiliki regulasi
cenderung menyendiri dan menarik diri dari emosi yang kurang baik.
lingkunganya, takut, cemas, depresi dari hal
d. Neutral
hal dan situasi baru. Menurut dari laporan
yang diterima korban bullying cenderung siswa yang tidak terlibat apapun

memiliki teman yang sedikit. Biasanya baik dalam perilau agresif atau bullying

korban bullying memiliki sifat yang B. Macam Macam Bullying


tertutup, pendiam, hati hati, dan sensitive.
Bentuk tindakan bullying dibagi
Dari banyaknya survei dilapangan menjadi beberapa bentuk. Menurut Coloroso
anak yang menjadi korban bullying (2007), ada 3 jenis bullying, antara lain:
biasanya terdapat perbedaan baik dari segi
a. Bullying fisik
fisik, ekonomi, atau ras. Adapun factor
factor tertentu yang menjadikan siswa Penindasan yang paling terlihat dan
tersebut menjadi korban bullying. paling bisa untuk diidentifikasikan diantara
penindasan yang lain dalam jenis bullying
C. Bully victim
adalah penindasan fisik, tetapi perlakuan
Ialah siswa yang umumnya penindasa fisik merupakan insiden yang
memiliki perilaku agresif, selain itu, ia juga jarang siswa laporkan.
menjadi korban perilaku agresif. Craig
Contoh penindasan fisik seperti
menyatakan bahwa siswa yang menduduki
mencekik, baku hantam, menjambak
posisi Bully victim memiliki tingkatan
mencubit, menggigit, memberik bogem
agretivitas dan fisik yang lebih diatasnya
mentah, meludahi anak hingga anak
dari siswa lain. Dari laporan yang
diposisikan sebagai orang yang lemah dan
didapatkan Bully victim memiliki
tak berdaya, karana semakin pelaku bullying
peningkatan siphtom depresi, suka sedih
merasa kuat maka penindasan yang
dan moody, dan merasa sepi dari pada
dilakukan akan semakin berbahaya
siswa lainya. Schwarts mengemukakan
walaupun tanpa adanya niatan yang serius namun tindakan tersebut tetap memiliki efek
untuk mencederai korbannya. kepada korban karena penindasan relasional
dilakukan disaat pelaku memiliki keinginan
b. Bullying verbal
untuk mengasingkan dan menolak teman
salah satu penindasan yang paling tersebut secara sengaja yang bertujuang
sering kita jumpai selanjutnya adalah merusak persahabatan, pelaku akan
penindasan verbal atau kekerasan verbal, menunjukan sifat sifatnya seperti lirikan
entah itu dilakukan oleh kaum wanita atau mata yang seolah olah memiliki masalah
pria. Penindasan verbal bisa dilakukan oleh dengan si korban, helaan napas, pandangan
kalangan kaum dewasa atau teman sebaya agresif, tawaan mengejek, dan Bahasa tubuh
tanpa terdeteksi dan dapat dilakukan dalam yang kurang baik atau kasar
bentuk bisikan.
d. Cyber bullying
Contoh dari penindasan verbal,
jenis bullying ini merupakan bentu
antara lain: cemoohan, fitnah, hujatan,
penindasan yang bisa digolongkan
cibiran, pelecehan nama baik, dan
penindasan terbaru yang disebabkan dari
pertanyaan pertanyaan yang tidak sopan
perkembangan teknologi, internet serta
misalnya seksual. Tidak hanya itu saja
media social, dimana contohnya korban
perampasan uang atau barang, serta meneror
mendapatkan pesan, komentar negative dari
itu juga termasuk golongan penindasan yang
pelaku baik dari sms, media social atau
dilakukan secara verbal.
internet.
c. Bullying relasional
Bentuk cyber bullying berupa:
Bentuk penindasan merupakan
1. Menelpon terus menerus tanpa henti tetapi
bentuk penindasan yang paling sulit
tanpa mengucapkan sepatah kata(Silent
dideteksi dari luar. Karena Bullying rasional
calls)
adalah penindasan yang oleh seseorang atau
kelompok yang hubungannya dengan harga 2. Mengirim pesan yang menyakitkan, bisa
diri sikorban seperti halnya: pengucilan, disertai dengan gambar
penyingkiran, penggunjingan, pengrasan
3. Membuat website untuk mempermalukan
rasan, mungkin korban dari penggunjingan
si korban
tidak mendengara gossip tentang dirinya
4. Happy Slapping (dimana ada video yang B) Kontak verbal langsung (Rasis, memaki,
berisikan sikorban yang sedang mengejek)
dipermalukan lalu disebarluaskan
C) Kontak non verbal langsung
5. Mengirim pesan suara yang kejam (mengancam, merendahkan, tatapan agresif)

6. Sikorban di kucilkan dan dihindarkan dari D) Perilaku non verbal tidak langsung
chat room atau grup pesan (mendiamkan, mengucilkan,
menghindarinya)
Sedangkan ada pengelompokan
perilaku bullying menjadi 5 katergori E) Pelecehan seksual, (SAHADI
menurut Riauskiana, yaitu: HUMAEDI, 2017)

A) Kontak fisik

C. Ciri Ciri Pelaku Bullying Menurut Stephenson dan Smith,


pelaku bullying memiliki tipe, diantaranya:
Bulliesh (pelaku bullying) adalah
orang yang secara fisik dan emosional sering 1) Tipe percaya diri, secara fisik kuat,
melakukan hal hal yang melanggar hak asasi menikmati agresitifitas, merasa aman dan
manusia secara berulang ulang. Remaja biasanya popular
yang dikenal sebagai pelaku bullying sering
2) Tipe pencemas, secara akademis lemah,
menampakkan fungsi psikososial yang
dimana tipe ini begitu lemah dalam proses
kurang baik dibandingkan dengan korban
pembelajaran atau tidak begitu
bullying atau orang selain pelaku bullying
berkonsentrasi, kurang merasa aman, dan
lebih sering menampakan symptom depresi
kurang popular.
yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak
yang tidak terlibat pelaku bullying symptom 3) Pada situasi tertentu pelaku bullying

yang lebih rendah dari pada korban. Olweus terkadang bisa menjadi korban Bullying

menyatakan bahwa pelaku bullying lebih Para pakar menarik kesimpulan bahwa
mudah mendominasi orang lain dan kebanyakan dari pelaku bullying adalah
memiliki kemampuan social serta emosional agresif, memiliki pemikiran positif pada
terhadap orang yang sama dengannya. kekerasan, implusi, dan memiliki rasa
empati yang kurang.
Menurut Astuti kebanyakan dari dari lingkungan atas perilaku coba cobanya
pelaku bullying memiliki sifat agresif baik itu, dia akan mempelajari bahwa “mereka
secara verbal maupun fisikal, ingin terkenal, yang memiliki kekuatan diperbolehkan
sering membuat kegaduhan, pendendam, iri untuk berperilaku agresif, dan perilaku
hati, hidup berkelompok dan memiliki agresif itu dapat meningkatkan status dan
kekuatan untuk menguasai kehidupan social kekuasaan seseorang”. Dari peristiwa ini
disekolahnya, maka dari itu pelaku bullying anak menumbuhkan perilaku bullying.
biasanya sering ditemukan ditempat tertentu
b. Sekolah
seperti di sekolah atau sekitarnya, gerak
geriknya ditandai dengan memimpin barisan pelaku bullying sering mengabaikan

paling depan, suka berkata kasar, keberadaan bullying ini, akibatnya anak

melecehkan, dan kurang menjaga hak asasi anak yang sebagai pelaku bullying akan

manusia. mendapatkan penguatan terhadap perilaku


mereka untuk melakukan peneroran
terhadap anak lain. Bullying bertumbuh dan
D. Faktor penyebab menjadi pelaku berkembang pesat dalam lingkungan sekolah
bullying sering memberikan masukan negative pada
siswanya, misalnya berupa hukuman yang
Menurut ariesto, sebab sebab
kurang membangunkan sehingga tidak
terjadinya pelaku bullying yaitu:
mengembangkan rasa menghargai dan
a. Keluarga menghormati antar sesama anggota sekolah.

Pelaku bullying seringkali berasal dari c. Faktor kelompok sebaya


keluarga yang memiliki konflik: orang tua
Anak anak sewaktu bergaul dalam
yang sering memberikan hukuman kepada
sekolah dan teman di sekitar rumah, kadang
ananknya secara berlebihan, atau situasi
kala terdorong untuk melakkukan bullying.
rumah yang dipenuhi dengan stress, agresi,
Beberapa anak melakukan bullying dalam
dan permusuhan. Anak akan mempelajari
usaha untuk membuktikan bahwa mereka
perilaku bullying ketika mengamati konflik.
bisa masuk kelompok tertentu, meskipun
Masalah yang terjadi pada orang tua mereka,
mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan
sebab itu mereka menirunya kepada teman
perilaku tersebut.
temanya. Jika tidak ada konsekuensi tegas
d. Tayangan televise dan media cetak melatar belakangi siswa tersebut menjadi
seorang pelaku bullying. Beberapa solusi
televisi dan media cetak juga
sekolah dalam menangani pelaku bullying
mempengaruhi pola perilaku pelaku
antara lain:
bullying dari segi tanyangan yang
ditayangkan. Kompas melakukan survey dan 1. Menyediakan Tenaga kerja dalam bidang
memperlihatkan 56,9% anaka meniru konseling/ BK
adegan adegan film yang ditontonnya , pada
Karna guru BK atau konselor bisa
umumnya merka meniru gerakan 64% dan
memutuskan tindakan yang tepat untuk
perkataanya 43%.
pengendalian permasalahan bullying. Oleh
e. Kondisi lingkungan sosial sebab itu, sekolah harus menyediakan staf
yang dinamakan guru BK atau konselor agar
Kondisi lingkungan social juga bisa
selalu mengasihkan penyajian konseling
menjadi factor penyebab timbulnya bullying.
yang optimal dan komprehensif sesuai
Factor yang memnyebabkan timbulnya
dengan apa yang dibutuhkan siswa lewat
bullying salah satunya kemiskinan. Meraka
program BK yang cocok untuk mengatasi
yang kondisi ekonominya kategori taraf
bullying seperti mengadakan penyajian
menengah kebawah rela berbuat apapun
orientasi, penyajian informasi, penyajian
asalkan kebutuhan hidupnya terpenuhi, oleh
penemapatan penyaluran, penyajian
sebab itu pemalakan yang terjadi pada
penguasaan konten, penyajan bimbingan
lingkungan sekolah bukan suatu hal yang
kelompok, penyajian konseling perorangan,
mengejutkan lagi. (ZAKIYAH, 2017)
penyajian konseling kelompok, penyajian
E. Peran Sekolah Dalam Menangani konsultasi, penyajian mediasi dan penyajian
Pelaku Bullying advokasi kemudian guru BK atau konselor

Bullying merupakan salah satu bisa membuat modul pemberantasan

masalah besar yang harus dicegah sebab bullying yang terjadi disekolah.

dapat mengakibatkan trauma pada Strategi penyajian konseling yang


korbannya yang membuat kehidupan korban perlu diperhatikan oleh guru BK dalam
bullying menjadi tidak efektif dan siswa penanggulangan permasalahan bullying
yang menjadi pelaku bullying perlu disekolah berdasarkan penelitian yang
dituntaskan sampai ke akarnya apa yang dilakukan Olweus dkk yaitu:
(a) memastikan orang tua mengenal apa (m) menganjurkan mengikuti berbagai
yang terjadi pada anak-anak mereka ekstrakurikuler aktif yang menarik bagi yang
berminat
(b) memperjelas bahwasanya intimidasi
tindakan yang tidak pernah dapat diterima (n) mengajarkan anak untuk membela diri
secara lisan dan secara fisik, jika dibutuhkan
(c) mengakui bahwa intimidasi dapat
dilakukan di semua tingkatan dalam hirarki (o) pertahankan dan pikiran berbagai
sekolah kemungkinan penyebab: eks. Medis.
Psikiatrik,Psikologis, perkembangan,
(d) mengadakan forum konferensi sekolah
keluarga masalah, dll (Nasir, 2018)
dikhususkan untuk masalah buli/korban
F. Peran orang tua terhadap pelaku
(e) ditingkatkanya pengawasan orang tua di
bullyingg
halaman, aula dan kamar kecil,
a.Mengenalkan tentang suatu perbedaan
(f) menanamkan rasa hormat, kepedulian
dan keamanan Setiap orang memiliki keberagaman, dari
cara bersikap, suku, ras, asal daerah,
(g) memperingatkan konsekuensi untuk
golongan, dan kepercayaan. Keberagaman
agresif Perilaku
ini perlu diajarkan dan bagaimana capa
(h) meningkatkan hubungan antar sekolah, mennyikapinya, agar anak mengethaui
siswa,guru.orang tua, dan admistrator warna-warni dalam kehidupan sosial.

(i) menyediakan kotak masalah tempat anak-


Adapun latar belakang keluarga,
anak dapat melaporkan masalah
kemampuan, minat, kondisi fisik juga
keprihatinan dan menawarkan saran
menjadi keberagaman. Artinya kita perlu
(j)menerapkan proses pembelajaran mengajarkan untuk tidak saling mengolok
kooperatif olok atau memusuhi apalagi sampai

(k)membimbing pelaku dengan mengontrol memandang rendah satu sama lain.

kemarahan dan pengembangan empati


b.Mengajarkan tentang cara berkomunikasi
(l) menganjurkan menjalin hubungan teman
Komunikasi merupakan medium sosial yang
sebaya yang positif
membuat kita bisa terhubung dengan dunia
sekeliling. Oleh karena itu kita perlu Ketika anak mengalami perundungan, anak
mengajarkan kepada anak tentang cara akan memendam deritanya sendiri dia juga
berkomunikasi yang baik dan benar supaya tidak menceritakan pada orang terdekat.
tidak mengandung unsur pelecahan atau Oleh sebab itu, kita sebagai orang tua
intimidasi dan bisa menggunakan bahsa dianjurkan untuk mencoba membangun
yang sopan kepada orang lain. kedekatan emosional yang kuat supaya anak
tidak sungkan menceritakan apapun yang
c. Mengajarkan perihal konteks baik dan
telah dialaminya, walaupun peristiwa diluar
salah
pengawasan orang tua.

Sering kita jumapai pada buku pengetahuan


Disamping mengajarkan, orang tua juga
kontekstual terkait hal hal yang berkaitan
harus mendukung anak dalam hal melawan
dengan perbuatan yang baik dan salah.
bullying. Hal ini juga dapat membangun
Namun, untuk menerapkan pada kehidupan
kesadaran anak apabila n disekitarnya terjadi
sehari hari anak perlu panduan dan
perundungan.
bimbingan dari orangtuanya mengenai hal
G. Tips Jika Disekolah Terdapat Pelaku
hal yang terkait tentang mana perbuatan
Bullying
yang baik dan mana perbuatan yang salah.
Tips yang bisa digunakan sebagai
d.Sering berdiskusi
upaya penangan bullying disekolah yaitu:
Sewaktu anak mulai mengeksplor dunia Pertama, sekolah harus menjadi lingkungan
yang ada disekelilingnya orang tua perlu yang bisa membangun pemahaman dan
meluangkan waktunya untuk diajak diskusi kesadaran terkait bullying yang berdampak
atau bertukar pendapat dan menceritakan kepada semua stakeholder di sekolah, baik
peristiwa yang terjadi disekitarnya, supaya itu guru, murid, kepala sekolah, pegawai.
anak bisa mengetahui dan menilai mana Selain memberikan sosialisasi program anti
tindakan yang salah dan mana tindakan yang bullying stakeholder juga harus mengetahui
benar. apa itu bullying dana pa dampak dari
bullying
e. Ajarkan anak untuk melawan perbuatan
bullying Selanjutnya yang kedua, mulai
terbagunnya system mekanisme guna
menangani dan mencegah hal hal yang terjadi disekolah. Dalam langkah ini bisa
terkait dengan bullying di sekolah. Pada hal menggunakan metode child to child yang
ini sekolah perlu mengembangkan aturan bisa diterapkan pada pelatian dan kampanye.
aturan serta kode etik sekolah yang
Ketiga, pemerintah dalam hal ini
menciptakan lingkungan sekolah yang
diharapkan untuk memberikan perhatian
nyaman dan damai bagi semua peserta didik
khususnya pada dinas pendidikan untuk
untuk menanggulangi bullying. Dan system
menanggulangi isu isu bullying yang terjadi
penanganan korban bullying pada setiap
pada sekolah dan berusaha membangun
sekolah. System ini akan menangani supaya
kapasitas stafnya untuk menuntaskan isu isu
seorang siswa mengalami korban bullying
ini. Langkah yang paling efektif untuk
bisa melaporkan tanpa ada rasa takut dan
mengatasi isu ini adalah memasukan isu isu
malu, kemudia penanganan bagi korban
yang terjadi pada lembaga pendidikan
bullying. Juga sangatlah penting bagi pihak
dengan cara menerapkan materi materi
sekolah menghentikan praktik praktik
pencegahan untuk melawan kekerasan dan
bullying di sekolah, dan hal hal yang
mengimplikasikan program anti bullying di
mendukung pola pendidikan yang dalam
setiap lembaga pendidikan. Karna dalam
penerapannya positif dan disiplin serta
kasus tertentenu bullying bisa mengenai
ramah pada anak pada saat dirumah. Pada
pidana oleh karena itu program anti bullying
proses ini dibutuhkan komitmen yang kuat
sangat efektif untuk diterapkan.
dari guru dan orang tua untu berhentinya
praktik bullying dan kekerasa dan proses Selain dari Ketiga tips diatas, juga
mendidik buah hati. Dalam pelatihan ada yang bisa dilakukan dengan cara
mengenai metode positif disiplin perlu perorganisasian dan pelatian, berikut model
diterapkan oleh orang tua dan gutu. Yang pelatian dan perorganisasianya:
terakhir untuk melindugi anak kita agar
tidak menjadi korban bullying dan juga tidak 1.)Program SAHABAT

menjadi pelaku bullying adalah membangun


Program sahabat adalah program
kapasitasnya. Maka dari itu anak bisa kita
yang berguna sebagai TTM atau alat ukur
ikutkan dalam pelatihan anti bullying serta
yang membantu peran serta orangtua secara
mengkampanyekan atau berpatisipasi
proaktif untuk ikut berkontribusi dalam
apabila ada praktik praktik kekerasan yang
mencegah masalah bullying, program yang
pada intinya memperkenalkan nilai nilai Program yang berupaya untuk melakukan
etika dan metode oragnisasional. Nilai etika komunikasi komunitas dan pihak sekolah.
yang dimaksud disini seperti kasih sayang, Support network dilakukah lebih dahulu
keharmonisan, tanggung jawab, dan dalam usaha pencegahan Bullying, karena
kebaikan hati orang tua di rumah. dengan penggalangan perkumpulan
komunitas sekolah yang disatukan
2.) Model Transteori
pemahamnya dan keterlibatanya terkait

Model Transteori mendapat bullying. (Astuti, Ponny Retno, 2018)

perhatian sebagai cara yang efektif untuk


mengenal bullying. Dilihat dari segi
pengertian sampai segi penanganan dan H. Tips yang bisa dilakukan orangtua
pencegahannya. Karena dengan teori atau jika memiliki anak pelaku bullying
model Transteori ini merupakan salah satu
Dilihat dari isu isu yang beredar
metode untuk penyadaran terkait betapa
tentang maraknya bullying yang terjadi pada
bahayanya bullying yang bersifat ajakan,
lingkungan pendidikan khusunya sekolah,
serta mudah dipahami dengan tempo waktu
maka dari itu sewaktu anak kita dalam fase
yang relative aman d an cepat bagi orang
prasekolah, orang tua di anjurkan untuk
tua.
fokus membimbing, membekali,
Karena metode ini akan mencontohkan dengan perilaku perilaku
memunculkan rasa keingintauan, upaya dan yang positif dengan harapan anak bisa
hasrat yang lebih tinggi untuk mencapai berkembang dan bertumbuh serta diterima
tingkat pengetahuan yang lebih puas. Dari dengan bail pada lingkungan sekitarnya
pernyataan tersebut maka pembaca akan suatu saat dan tidak merugikan masyrakat
mendapat kepuasan ketika mereka sekitar apalagi menjadi pelaku bullying
disadarkan atau menyadari akan bahaya dari
Namun bagaimana dengan orangtua
bullying
yang kurang baik dalam proses
3.) Support Network perkembangan anaknya yang menyebabkan
anak menjadi pelaku bullying?, maka dari
Support Network berfungsi sebagai
itu sebelum terlambat dan masih bisa
pendorong jalannya strata Transteori.
diubah, orang tua harus cepat cepat merubah
pola perilaku anak dengan membimbing, Yang kedua orantua bisa
memberi contoh serta memberikan wawasan memberikan siramah rohani atau penyadaran
agar anak bisa menata ulang baik dalam kepada anak terkait tentang perlakuanya
berfikir dan berperilaku sehingga membuat sebagai pelaku bullying, dengan cara
anak tidak melakukan praktik praktik memberikan gambran tentang seberapa
bullying kembali, berikut tips yang bisa bahayanya bullying, akibat dari bullying,
diterapkan orang tua ketika menyadari dan kerugian dari perbuatan bullying
bahwa anaknya spelaku bullying. Yaitu:
Yang ketiga menjelaskan terkait
Yang pertama, dari berbagai macam ancaman yang akan diterima anak jikalau
penyebab anak menjadi pelaku bullying masih melakukan praktik praktik kekerasan
adalah latar belakang keluarga yang atau bullying. Dimana anak bisa mendapat
harmonis dari konflik tersebut menyebabkan reaksi yang tidak bagus dilingkungan
anak anak tidak mendapatkan hak haknya sekitarnya baik dalam masyrakat maupun
sebagai anak, seperti mendapatkan kasih sekolah dan apabila terbukti terlibat dalam
sayang, perhatian, dan reward. Maka dari itu praktik praktik bullying atau kekerasan anak
berilah mereka reward atau apresiasi supaya tersebut bisa ditindak hukum apabila
anak selalu mengerjakan hal hal yang positif mengenai pasal pasal tertentu yang ada pada
dalam keseharianya untuk mendapatkan undang undang pidana yang berujung pada
reward atau apresiasi dari keluarganya penjara.
dengan memberikan hal tersebut akan
terpenuhilah hak hak mereka sebagai anak
dan anak akan membangun komunikasi I. Cara Pencegahan Sebagai Orang tua

dengan orang tua dengan baik. Ketika Kebanyakan dari orang tua pasti
komunikasi suda terbangun baik maka anak mengharapkan mempunyai anak yang soleh
akan mengetahui mana tindakan baik dan atau anak yang memiliki perilaku yang baik
buruk sesuai dari apa yang diajarkan oleh serta menerapkan norma norma yang baik
orang tuanya. Sebaliknya orang tua akan pada lingkungannya, namun untuk
lebih mengenal bagaimana karakter anak menciptakan anak yang sesuai dengan
sehingga bisa memilih cara mendidik yang harapanya tidaklah mudah karna agama
tepat seuai dengan karakternya islam mengajarkan bahwa anak yang lahir di
dunia itu ibarat dengan kertas putih yang orang tua kita harus membimbing dan
masih kosong nan suci, oleh sebab itu setiap memantau aktivitas anak. Berilah hukuman
kita menggoreskan sesuatu pada kertas kepada anak disertai dengan tujuan yang
tersebut harus dengan sangat hati hati jelas apa maksud dari tujuan tersebut
supaya kertas tersebut menjadi karya yang sehinnga anak mengetahui bahwa perbuatan
bagus. Maksudnya dalam anak kecil di yang ia lakukan akan membuat dia dimarahi
ibaratkan dengan kertas putih adalah mereka orang tuanya dan mendapat hukum dari
lahir didunia itu dalam kondisi tidak orang tuanya
mengetahui apa apa, maka dari itu kita
2.) Ajari anak untuk berlaku sopan kepada
sebagai orang tua dalam menggoreskan kata
siapapun
menggoreskan disini yang dimaksud adalah
mendidik, dalam mendidik anak kita harus Orang tua juga harus menekankan

memberikan pendidikan yang baik supaya bahwa dalam kehidupan sehari hari kita

anak tersebut menjadi karya yang bagus atau harus menerapkan akhlak yang baik.

menjadi manusia yang memiliki perilaku Sehingga ketika anak mengalami perbedaan

yang sopan dan santun di tengah maraknya terhadap apapun itu, baik dalam berfikir,

isu isu tentang pembullyan. Berikut bermain, atau orang yang memiliki

beberapa cara pencegahan supaya anak tidak kebutuhan khusus anak bisa menerima itu

menjadi pelaku bullying, antara lain: dengan baik dan sopan, serta anak memiliki
rasa empati kepada perbedaan yang mereka
1.) Tidak menganggap sepele perbuatan
hadapi.
bullying
3.) Memantau pergaulan anak
Dalam pencegahan ini orang tua
dipastikan untuk tidak mentolerir perbuatan Orang tua harus memonitoring

bullying atau menganggap kekerasan adalah pergaulan anak. Dimana anak itu bermain,

hal yang sepele entah itu di lingkungan dengan siapa, dana pa yang dia lakukan.

masyrakat, rumah, sekolah, atau media Dengan tujuan orang tua mengetahui sebab

social sebab atau factor factor yang mempengaruhi


proses pertumbuhan dan perkembangan
Jikalau sang anak tidak
anaknya, apakah berkembang dan
mengindahkan perhatian dari orang tauanya
bertumbuh sesuai dengan fasenya atau tidak,
maka jangan pernah merasa capek, sebagai
tanpa melakukan penyimpangan dalam supaya anak mengehtahui apa tujuan kita
karakter karakternya mengarahkan kepada hal tersebut.

4.) Jaga komunikasi antara orang tua dan 6.) Memberi teladan yang baik
anak
Selain jadi fasilitator orang tua juga
Sisakanlah waktu untuk mengobrol memiliki peran sebagai motivator dimana
kepada anak apa yang terjadi kepadanya orang tua selalu memberikan contoh yang
dihari ini. Dengan melakukan hal tersebut bagus, baik dari segi ucapan, perbuatan, dan
maka orang tua mengetahui dan bisa pemikiran supaya anak itu bisa meniru
memberikan arahan serta membimbing anak dengan baik apalagi bisa lebih baik dari kita
untuk menghadapi masalah yang terjdai
Namun yang terjadi pada lapangan
padanya
banyak orang tua yang hanya memberikan
5.) Selalu menjadi Support system utama perintah tanpa memberikan bimbinganya
terhadap anaknya. Hal semacam itu,
Banyak fakta lapangan terjadinya
membuata anak berfikir kenapa aku harus
bullying karna kurangnya dorongan dari
melakukan ini itu sedangkan orangtua tidak,
otang tua. Maka dari itu, kita sebagai orang
walaupun niat mereka itu bagus namun jika
tua harus menjadi bagaimana caranya anak
tidak disertai bimbingan maka anak akan
kita menjadikan kita sebagai support system,
salah penafsiran.
dengan cara kita selalu memberikan
dorongan dorongan positif kepada anak J. Cara pencegahan bagi sekolah
semisal anak kita memiliki rencana atau cita terhadap pelaku bullying
yang baik
Sebagai tempat transformasi
Jika anak kita mempunya rencana perilaku dari yang buruk menjadi yang lebih
kedepan yang menurut orang tua kurang baik, sekolah memiliki peran yang sangat
bagus kita juga bisa langsung memojokan penting terkait tentang jadi atau tidak
anak bahwa rencanya itu kurang bagus, yang jadinya anak sebagai pelaku kekerasan
perlu kita lakukan adalah memberitahunya dalam lingkungan sekolah. Maka dari itu,
dan membimbingnya kepada jalan yang maka dari itu, tidak hanya lingkungan
benar serta memberikan treatmen treatmen keluarga saja, anak juga butuh dorongan dari
sekolah untuk terjadinya karakter anak yang
baik. Berikut beberapa langkah langkah sebab itu sebagai seorang pendidik seorang
yang bisa dilakukan pihak sekolah dalam guru ditekankan untuk dapat:
pencegahan praktik praktik bullying:
a. Tidak menyepelekan laporan yang terkait
a. Mnyusun dan menciptakan desain tentang bullying yang diterimanya, dan
program pencegahan yang didalamnya langsung menindak lanjuti laporan tersebut.
menjelaskan kepada murid tentang perilaku
b. Menjadi pemberi contoh yang baik atau
kekerasan atau bullying tidak diterima
menjadi model pelaku proposional yang
disekolah serta membuat kebijakan anti
memiliki sikap kooperatif, lemah lembut,
bullying
ramah serta empati terhadap seluruh
b. Menjaga komunikasi antar pendidik dan siswanya
peserta didik
c. Benar benar memahami bahwasanya
c. Memberikan sosialisasi terkait perbuatan bullying itu bisa mempengaruhi masalah
bullying di sekolah psikologikal, emosional, dan social

d. Terciptanya lingkungan sekolah yang d. Memberikan bimbingan secara individual


nyaman, aman, dan kondusif terhadap pelaku bullying sebagai salah satu
tindakan yang paling bijak. (dewi, Vemmi
e. Memberikan penanganan serius kepada
kesuma;, 2021)
korban dan pelaku bullying
L. Pola Asuh Orang Tua
f. Menerapkan metode parenting atau
melakukan pertemuan antara guru dan wali Susunan, tata cara, model dalam
murid secara berkala disekolah. melakukan sesuatu disebut dengan pola. Dan
kata mengasuh memiliki arti membina
K. Cara Pencegahan Guru Dalam
interaksi serta komunikasi anak secara
Masalah Bullying
penuh dengan perhatian supaya anak tumbuh
Sebagai seorang pendidik dalam dan berkembang sampai berada pada fase
menghadapi atau menangani pelaku bullying dewasa dimana anak sudah mampu untuk
jangan menyudutkanya dalam bentuk membuat kondisi dari suatu lingkungan yang
pertanyaan interogatif. Berlakukan dia hormanis baik itu didalam keluarga atau
layaknya seperti manusia pada umumnya diluar keluarga(masyarakat).
tanpa menurunkan rasa hormatnya, oleh
Dari kedua pengertian tersebut dapat anak terjun kelingkungan social yang ada
dikatakan pola asuh adalah gambaran disekitarnya, oleh karena itu watak, sikap,
interaksi orang tua terhadap anak tetang perilaku anak dipengaruhi oleh pola asuh.
tingkah laku dan sikap, selalu menjaga Jika pola asuh anak yang kurang baik maka
komunikasi dalam proses pengasuhan. akan membentuk kepribadiang yang kurang
Pengasuhan antara orang tua dan anak itu bagus. Ada 4 macam pola asuh orang tua
pasti memberikan perubahan, baik itu menurut Priyana, yakni:
terhadap anak atau orang tua. Karena pada
1. Pola asuh Demokratis
dasarnya dalam mengasuh anak memiliki 3
tujuan, yaitu: Pola asuh yang mementingkan atau
memprioritaskan anak disebut juga dengan
a. Sebagai orang tua pasti menginginkan
Pola asuh demokratis. Orang tua yang
anak bisa bertahan dan menjaga
menggunakan pola asuh ini pasti dalm
kesehatannya baik jiwa atau raganya.
tindakannya didasarkan pada rasional atau
b. Setiap orang tua pasti mengharapkan tindakan tindakannya itu disandarkan pada
anaknya mampu mengembangkan pemikiran. Ciri ciri orang tua yang
potensinya supaya anak bisa mandiri dalam menggunakan pola asuh ini adalah
finansialnya. memberikan kebebasan terhadap anak dalam
memilih dan melakukan tindakannya dan
c.Orang tua juga pasti menginginkan
hangat dalam pendekatan terhadap anak
anaknya memiliki cita cita, dan kepuasan
dimana orang tua akan menjadi pendengar
pribadi
keluhan sekaligus memberikan masukan
Setiap orang tua dalam proses dalam tindakan anak, jika anak mendapat
pengasuhan pasti akan memaksimalkan hukuman maka orang tua akan menjelaskan
perhatiannya, peraturannya, kedisiplinannya. mengapa anak mendapatkan hukuman
Banyak dari orang tua tidak menyadari tersebut. Pola asuh ini banyak diterapkan
bahwa sikap dan perilaku yang dilakukan oleh orang tua pada zaman sekarang karena
dan dilihat anak akan diresapi yang akan pola asuh ini akan memberikan komunikasi
dijadikan karakter dari anaknya. Disamping dialogis anak dan orang tua dan memberikan
lingkungan social anak pola asuh memiliki kehangatan antara anak dan orang tua
peranan sangat penting dikarenakan pola
asuh merupakan interkasi awal sebelum
dengan demikian mereka akan mengetahui mengawasi kehidupan sehari-hari anak
perasaan satu sama lain. dengan ketat, (b) orang tua yang
mewajibkan anaknya untuk memenuhi
2.Pola asuh Otoriter
standarisasi yang telah ditentukan, (c) anak
Berbeda dengan pola asuh yang melanggar aturan akan dihukum
demokratir pola asuh ini berbanding terbalik dengan keras, dan (d) ketika anak
dimana orangtua menerapkan peraturan melakukan suatu kebaikan orang tua tidak
mutlak yang harus dipatuhi disertakan mengapresiasinya. Dengan pola asuh yang
dengan ancaman. Orangtua yang otoriter, keras, dan kasar menurut penelitian
menerapkan pola asuh ini cenderun akan menimbulkan anak yang memiliki
memaksa dan menghukum anak jika tidak perilaku agresif.
mengindahkan peraturan yang telah mereka
3.Pola asuh Permisif
buat tanpa membutuhkan alasan atau umpan
balik dari anaknya, dimana orang tua Pola asuh permisif cenderung
beranggapan jikalau memberikan hukuman memberikan kelonggaran yang terlalu bebas
pada setiap peraturan yang ditentukan akan terhadap pengawasan anak. Anak diberikan
membentuk anak. Anak dengan pola asuh kesempatan melakukan sesuatu tanpa
otoriter Akan menjadi penurut atas segala pengawasan yang cukup dari orangtua.
peraturan yang dibuat oleh orang tua Orang tua yang menerapkan pola asuh ini
cenderung tidak menegur atau
Namun, anak yang didik oleh pola
memperingatkan mereka serta sangat sedikit
asuh ini biasanya cenderung pembangkang
dalam memberika bimbingan. Akan tetapi
dan suka melawan. Semua itu disebabkan
orang tua yang menggunakan pola asuh ini
oleh pola asuh yang mengekang yang
memiliki sifat yang hangat jadi anak
membuat mereka tidak memiliki
diberikan kekuasan penuh atas keputusannya
kebebasan.dari pola asuh seperti itu malah
yang akan berakibat melahirkan anak
menjadikan remaja lebih menyukai ketika
dengan kepribadian bertindak semaunya
mereka berada di luar rumah,karena mereka
sendiri tanpa mematuhi norma yang berlaku,
merasa terkekang oleh beban pikiran yang
tidak hanya itu terkadang anak yang didik
diakibatkan pengawasan orang tua mereka
dengan pola asuh permisif akan
yang sangat ketat.dan secara rinci dari ciri-
mengakibatkan anak tidak mau menerima
ciri pola asuh orang tua otoriter, yaitu: (a)
pendapat dari orang lain karna mereka sejak c.jika pola asuh ini di terapkan sejak dini
kecil diberi kekuasaan penuh atas maka anak akan mengalami keterhamabatan
keputusannya sendiri. dalam perkembanganya.

Anak dengan pola asuh permisif memiliki d.anak akan menngalami penurunan
kepribadian yang sulit diatur dan lebih intelektual dan memiliki sikap yang
berani memilih jalan hidup dengan pemarah. (SYOFIYANTI, DESSY;, 2016)
keinginannya sendiri yang disebabkan oleh
PENUTUP
izin secara penuh dan kebebasan dari orang
tuanya akibatnya tidak jarang anak dengan Bullying merupakan Aksi ini dilakukan

pola asuh permisif mengabaikan perintah secara langsung oleh seseorang atau

orang tua mereka. Anak juga akan mudah kelompok yang tidak bertanggung jawab,

tepengaruh dengan pergaulan bebas, karena dilakukan dengan persaan senang, dan tidak

anak dengan pola asuh seperti ini pandai bertanggung jawab”.

dalam bersosial dan pergaulan bukan suatu yang dalam Bentuk tindakan bullying
masalah bagi anak yang di asuh dengan pola dibagi menjadi 3 jenis bullying, antara lain:
permisif. Bullying Fisik, Bullying Verbal, Bullying

4.Pola asuh Penenlantar Relasional, Cyber bullying. dan memiliki 3


ciri: tipe percaya diri, tipe pencemaas, tipe
Pola asuh yang satu ini merupakan
kondisional. bullying ini terjadi tidak dengan
pola asuh yang sangat buruk jika dijajarkan
sendirinya pasti ada penyebab penyebab
dengan pola asuh lainya. Karena pola asuh
kenapa seorang individu menjadi pelaku
ini tidak mengikut sertakan peran orang tua.
bullying, faktor penyebab terjadinya pelaku
Dimana orang tua tidak mengontrol
bullying salah satunya: keluarga, sekolah,
keberadaan anaknya dikarenakan masalah
faktor kelompok sebaya, tayangan televisi
hidup atau kesetresan. Beberapa dampak
dan media, kondisi lingkungan sosial. oleh
dari pola asuh ini adalah:
karena itu beberapa pihak memiliki peran
a. keterbatasan anak dalam bidang akademik yang sangat penting untuk keberlangsungan
dan social. kekerasan bullying ini contohnya sekolah,
sekolah memiliki salah satu peran yang
b. anak akan bertindak antisosial
sangat penting dengan cara menyediakan
tempat pelaporan dan penanganan yang
serius terkait dengan bullying, selanjutnya
adalah peran orang tua dimana orang tua
disebut dengan sekolah pertama jadi orang
tua memiliki peran terkait anaknya nanti
akan menjadi pelaku bullying. maka dari itu
sebagai orang tua kita harus menanamkan
akhlak yang baik, menjaga kehormonisan
keluarga, dan menanamkan kepada anak
sifat saling menyayangi sesama makhluk
hidup. sebagai orang tua atau guru perlu
ditanggapi dengan serius terkait kekerasan
bullying ini dengan menerapkan tips tips dan
pencegahan agar tidak memiliki anak
sebagai pelaku bullying tugas itu tidak
hanya di tanamkan oleh orang tua saja
namun dilakukan juga oleh lingkungan
sekitar anak guna sebagai pendorong dan
penyempurna kepribadian baik mereka yang
telah dibawa dari rumah, dengan
menerapkan pola asuh yang sesuai kepada
anak, dengan menerapkan metode pola asuh
yang sesuai kepada anak maka kita akan
menegetahui perkembangan dan kepribadian
anak.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Ponny Retno. (2018). Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan pada
Anak. Jakarta: PT Grasindo.
dewi, Vemmi kesuma;. (2021). PENDIDIKAN RAMAH ANAK. Surabaya: Cipta Media
Nusantara.
ELA. (2017). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA DALAMA MELAKUKAN
BULLYING. Jurnal Penelitian & PPM, 325.
Nasir, A. (2018). Konseling Behavioral: Solusi Alternatif Mengatasi Bullying Anak Di Sekolah.
Konseling Edukasi: Journal of Guidance and Counseling, 78.
SAHADI HUMAEDI. (2017). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA DALAM
MELAKUKAN BULLYING. Jurnal Penelitian & PPM.
SYOFIYANTI, DESSY;. (2016). POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU
BULLYING REMAJA. Jurnal PPKn & Hukum, 74.
ZAKIYAH, E. Z. (2017). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA DALAM
MELAKUKAN BULLYING. Jurnal Penelitian & PPM, 328.
Zakiyah, E. Z., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2017). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
REMAJA DALAM MELAKUKAN BULLYING. Jurnal Penelitian & PPM, 4, 325-329.

Anda mungkin juga menyukai