(Konsentrasi Pelaku)
Abstrak
Bullying ialah penggunaan kekuatan yang disalah gunakan untuk menyakiti sekelompok atau
seseorang secara psikologis, fisil, atau verbal, yang membuat stres, trauma, dan tidak berdaya
terhadap korbannya. Remaja yang mengalami bullying akan cenderung menimbulkan
bermacam macam masalah, khusunya pada kesehatan fisik dan mental. Problematika yang
dialami anak-anak korban bullying antara lain masalah psikologis seperti depresi, kecemasan,
masalah kesehatan fisik seperti sakit kepala, sakit perut dan otot tegang, merasa tidak enak
badan, berada di lingkungan sekolah Keamanan, semangat belajar, dan penurunan prestasi
akademik. Dalam kasus yang jarang terjadi, anak-anak yang diintimidasi dapat menunjukkan
karakteristik kekerasan. Seperti pengalaman seorang anak laki-laki berusia 15 tahun di
Pekalangan, Jawa Tengah, yang tega mem-bully teman-temannya hingga keluar dari lembaga
pendidikan karena dendam, di masa lalu ia terlihat sebagai korban. Pelaku mengaku sering
menjadi sasaran perundungan korban sejak hari pertama sekolah menengah pertama. Tujuan
jurnal ini adalah untuk mengetahui apa itu bullying, factor penyebab bullying dan bagaimana
pencegahan orang tua, guru, dan sekolah, peran dalam bullying, dan jenis-jenis bullying.
Sumber data dalam makalah ini adalah penelitian kepustakaan. Hasil dari penulisan ini
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying dapat berasal dari
internal dan eksternal dari sekeliling pelaku. Tindakan ini terkait erat dengan bidang pekerjaan
sosial, yang dalam hal ini perlu menjadi penasehat pelaku intimidasi.
Manusia hidup bersosial yang terdiri dari remaja akan menampakan perilaku yang
berbagai tingkatan dan tahapanan. Dari beresiko dan perilaku buruk lainnya,
awal dilahirkan, ia bertumbuh dan contohnya ialah Bullying. Saat ini, bullying
berkembang secara individu dikeluarga, merupakan istilah yang cukup dikenal
atau dilingkungannya. Dimana hari harinya, masyarakat Indonesia. Bullying merupakan
dia menjangkau serta berinteraksi dengan perbuatan menggunakan kekerasan untuk
keluarganya, terutama orang tuanya. Pada mengganggu dan menyakiti seseorang atau
tahap berikut nilai-nilai bayi mulai dipupuk sekelompok orang secara verbal, fisik atau
oleh orang tua. Dalam perjalanannya yang psikologis sehingga korban merasa
akan tumbuh sampai remaja, sebagai tertekan, trauma dan tidak berdaya.
manusia individu, ia akan mengenal Penguntit sering disebut sebagai penguntit.
lingkungan luasnya dibandingkan dengan Penguntit tidak mengenal jenis kelamin
keluarganya. Sosialisasi pengalaman atau usia. Padahal, bullying sudah sering
pribadi sedikit demi sedikit meluas. terjadi di sekolah dan dilakukan oleh
Manusia mulai menjalin hubungan kalangan remaja. Dampak yang
sosisanya dengan lingkungan sekitar. Hal ditimbulkan dari aksi ini sangat luas.
ini merupakan factor yang memungkinkan Remaja yang menjadi korban bullying lebih
ditingkatkanya keterampilan social rentan mengalami berbagai masalah
individu. Apabila orang tuanya kesehatan, baik fisik maupun mental.
menanamkan nilai nilai yang dapat Masalah yang lebih mungkin menimpa
diasimilasi dengan sempurna, Hal ini anak korban bullying antara lain timbulnya
dikarenakan tumbuh dan berkembang berbagai masalah psikologis seperti depresi,
manusia dari tahap satu ketahap lainya kecemasan dan masalah tidur yang dapat
tidak meninggalkan dari apa yang telah terbawa hingga dewasa, keluhan fisik
mereka lalui dan mereka pelajari seperti sakit kepala, sakit perut dan otot,
sebelumnya. Sebaliknya, jika seorang anak tegang, sakit perut -menjadi, rasa aman di
tidak disosialisasikan dengan nilai-nilai lingkungan sekolah, dan berkurangnya
yang ditanamkan dalam keluarga, maka semangat belajar dan prestasi akademik.
akan terjadi terhambatnya psikososial dan Contoh kasusnya adalah santri di
perkembangan perilaku. Yang berakibat, Pekalongan yang memutuskan keluar dari
pesantren karena dibully oleh teman-teman A. Pengertian Bullying
pesantrennya dan tidak naik ke jenjang
Istilah c
berikutnya hingga sekarang. Anak berusia
15 tahun tersebut menjadi salah satu Bullying yaitu praktik praktik
perlakuan pelaku bullying secara fisik. Dia kekerasan dimana ada paksaan psikologis
sering kali menerima bogem mentah dari atau visual kepada sekelompok atau
teman sebayanya sewaktu disekolah. Contoh seseorang yang lebih tidak berdaya atau
lain datang dari Pekalongan. Salah satu yang ada dibawahnya oleh pelaku bullying
remaja pria nekat Lari kekantor polisi sambil tersebut. Pengganggu biasanya disebut
dihujat habis-habisan dan dipukuli . pada oleh seseorang oleh kelompok yang
kasus yang jarang diketahui, anak dari memposisikan dirinya sebagai orang yang
menampakkan sifat kekerasan. Sama yang pelaku bisa melakukan apapun kepada
Pekalongan, Jawa Tengah, yang tega sebagai pihak yang lemah. (ELA, 2017)
memiliki teman yang sedikit. Biasanya baik dalam perilau agresif atau bullying
6. Sikorban di kucilkan dan dihindarkan dari D) Perilaku non verbal tidak langsung
chat room atau grup pesan (mendiamkan, mengucilkan,
menghindarinya)
Sedangkan ada pengelompokan
perilaku bullying menjadi 5 katergori E) Pelecehan seksual, (SAHADI
menurut Riauskiana, yaitu: HUMAEDI, 2017)
A) Kontak fisik
yang lebih rendah dari pada korban. Olweus terkadang bisa menjadi korban Bullying
menyatakan bahwa pelaku bullying lebih Para pakar menarik kesimpulan bahwa
mudah mendominasi orang lain dan kebanyakan dari pelaku bullying adalah
memiliki kemampuan social serta emosional agresif, memiliki pemikiran positif pada
terhadap orang yang sama dengannya. kekerasan, implusi, dan memiliki rasa
empati yang kurang.
Menurut Astuti kebanyakan dari dari lingkungan atas perilaku coba cobanya
pelaku bullying memiliki sifat agresif baik itu, dia akan mempelajari bahwa “mereka
secara verbal maupun fisikal, ingin terkenal, yang memiliki kekuatan diperbolehkan
sering membuat kegaduhan, pendendam, iri untuk berperilaku agresif, dan perilaku
hati, hidup berkelompok dan memiliki agresif itu dapat meningkatkan status dan
kekuatan untuk menguasai kehidupan social kekuasaan seseorang”. Dari peristiwa ini
disekolahnya, maka dari itu pelaku bullying anak menumbuhkan perilaku bullying.
biasanya sering ditemukan ditempat tertentu
b. Sekolah
seperti di sekolah atau sekitarnya, gerak
geriknya ditandai dengan memimpin barisan pelaku bullying sering mengabaikan
paling depan, suka berkata kasar, keberadaan bullying ini, akibatnya anak
melecehkan, dan kurang menjaga hak asasi anak yang sebagai pelaku bullying akan
masalah besar yang harus dicegah sebab bullying yang terjadi disekolah.
dengan orang tua dengan baik. Ketika Kebanyakan dari orang tua pasti
komunikasi suda terbangun baik maka anak mengharapkan mempunyai anak yang soleh
akan mengetahui mana tindakan baik dan atau anak yang memiliki perilaku yang baik
buruk sesuai dari apa yang diajarkan oleh serta menerapkan norma norma yang baik
orang tuanya. Sebaliknya orang tua akan pada lingkungannya, namun untuk
lebih mengenal bagaimana karakter anak menciptakan anak yang sesuai dengan
sehingga bisa memilih cara mendidik yang harapanya tidaklah mudah karna agama
tepat seuai dengan karakternya islam mengajarkan bahwa anak yang lahir di
dunia itu ibarat dengan kertas putih yang orang tua kita harus membimbing dan
masih kosong nan suci, oleh sebab itu setiap memantau aktivitas anak. Berilah hukuman
kita menggoreskan sesuatu pada kertas kepada anak disertai dengan tujuan yang
tersebut harus dengan sangat hati hati jelas apa maksud dari tujuan tersebut
supaya kertas tersebut menjadi karya yang sehinnga anak mengetahui bahwa perbuatan
bagus. Maksudnya dalam anak kecil di yang ia lakukan akan membuat dia dimarahi
ibaratkan dengan kertas putih adalah mereka orang tuanya dan mendapat hukum dari
lahir didunia itu dalam kondisi tidak orang tuanya
mengetahui apa apa, maka dari itu kita
2.) Ajari anak untuk berlaku sopan kepada
sebagai orang tua dalam menggoreskan kata
siapapun
menggoreskan disini yang dimaksud adalah
mendidik, dalam mendidik anak kita harus Orang tua juga harus menekankan
memberikan pendidikan yang baik supaya bahwa dalam kehidupan sehari hari kita
anak tersebut menjadi karya yang bagus atau harus menerapkan akhlak yang baik.
menjadi manusia yang memiliki perilaku Sehingga ketika anak mengalami perbedaan
yang sopan dan santun di tengah maraknya terhadap apapun itu, baik dalam berfikir,
isu isu tentang pembullyan. Berikut bermain, atau orang yang memiliki
beberapa cara pencegahan supaya anak tidak kebutuhan khusus anak bisa menerima itu
menjadi pelaku bullying, antara lain: dengan baik dan sopan, serta anak memiliki
rasa empati kepada perbedaan yang mereka
1.) Tidak menganggap sepele perbuatan
hadapi.
bullying
3.) Memantau pergaulan anak
Dalam pencegahan ini orang tua
dipastikan untuk tidak mentolerir perbuatan Orang tua harus memonitoring
bullying atau menganggap kekerasan adalah pergaulan anak. Dimana anak itu bermain,
hal yang sepele entah itu di lingkungan dengan siapa, dana pa yang dia lakukan.
masyrakat, rumah, sekolah, atau media Dengan tujuan orang tua mengetahui sebab
4.) Jaga komunikasi antara orang tua dan 6.) Memberi teladan yang baik
anak
Selain jadi fasilitator orang tua juga
Sisakanlah waktu untuk mengobrol memiliki peran sebagai motivator dimana
kepada anak apa yang terjadi kepadanya orang tua selalu memberikan contoh yang
dihari ini. Dengan melakukan hal tersebut bagus, baik dari segi ucapan, perbuatan, dan
maka orang tua mengetahui dan bisa pemikiran supaya anak itu bisa meniru
memberikan arahan serta membimbing anak dengan baik apalagi bisa lebih baik dari kita
untuk menghadapi masalah yang terjdai
Namun yang terjadi pada lapangan
padanya
banyak orang tua yang hanya memberikan
5.) Selalu menjadi Support system utama perintah tanpa memberikan bimbinganya
terhadap anaknya. Hal semacam itu,
Banyak fakta lapangan terjadinya
membuata anak berfikir kenapa aku harus
bullying karna kurangnya dorongan dari
melakukan ini itu sedangkan orangtua tidak,
otang tua. Maka dari itu, kita sebagai orang
walaupun niat mereka itu bagus namun jika
tua harus menjadi bagaimana caranya anak
tidak disertai bimbingan maka anak akan
kita menjadikan kita sebagai support system,
salah penafsiran.
dengan cara kita selalu memberikan
dorongan dorongan positif kepada anak J. Cara pencegahan bagi sekolah
semisal anak kita memiliki rencana atau cita terhadap pelaku bullying
yang baik
Sebagai tempat transformasi
Jika anak kita mempunya rencana perilaku dari yang buruk menjadi yang lebih
kedepan yang menurut orang tua kurang baik, sekolah memiliki peran yang sangat
bagus kita juga bisa langsung memojokan penting terkait tentang jadi atau tidak
anak bahwa rencanya itu kurang bagus, yang jadinya anak sebagai pelaku kekerasan
perlu kita lakukan adalah memberitahunya dalam lingkungan sekolah. Maka dari itu,
dan membimbingnya kepada jalan yang maka dari itu, tidak hanya lingkungan
benar serta memberikan treatmen treatmen keluarga saja, anak juga butuh dorongan dari
sekolah untuk terjadinya karakter anak yang
baik. Berikut beberapa langkah langkah sebab itu sebagai seorang pendidik seorang
yang bisa dilakukan pihak sekolah dalam guru ditekankan untuk dapat:
pencegahan praktik praktik bullying:
a. Tidak menyepelekan laporan yang terkait
a. Mnyusun dan menciptakan desain tentang bullying yang diterimanya, dan
program pencegahan yang didalamnya langsung menindak lanjuti laporan tersebut.
menjelaskan kepada murid tentang perilaku
b. Menjadi pemberi contoh yang baik atau
kekerasan atau bullying tidak diterima
menjadi model pelaku proposional yang
disekolah serta membuat kebijakan anti
memiliki sikap kooperatif, lemah lembut,
bullying
ramah serta empati terhadap seluruh
b. Menjaga komunikasi antar pendidik dan siswanya
peserta didik
c. Benar benar memahami bahwasanya
c. Memberikan sosialisasi terkait perbuatan bullying itu bisa mempengaruhi masalah
bullying di sekolah psikologikal, emosional, dan social
Anak dengan pola asuh permisif memiliki d.anak akan menngalami penurunan
kepribadian yang sulit diatur dan lebih intelektual dan memiliki sikap yang
berani memilih jalan hidup dengan pemarah. (SYOFIYANTI, DESSY;, 2016)
keinginannya sendiri yang disebabkan oleh
PENUTUP
izin secara penuh dan kebebasan dari orang
tuanya akibatnya tidak jarang anak dengan Bullying merupakan Aksi ini dilakukan
pola asuh permisif mengabaikan perintah secara langsung oleh seseorang atau
orang tua mereka. Anak juga akan mudah kelompok yang tidak bertanggung jawab,
tepengaruh dengan pergaulan bebas, karena dilakukan dengan persaan senang, dan tidak
dalam bersosial dan pergaulan bukan suatu yang dalam Bentuk tindakan bullying
masalah bagi anak yang di asuh dengan pola dibagi menjadi 3 jenis bullying, antara lain:
permisif. Bullying Fisik, Bullying Verbal, Bullying
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Ponny Retno. (2018). Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan pada
Anak. Jakarta: PT Grasindo.
dewi, Vemmi kesuma;. (2021). PENDIDIKAN RAMAH ANAK. Surabaya: Cipta Media
Nusantara.
ELA. (2017). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA DALAMA MELAKUKAN
BULLYING. Jurnal Penelitian & PPM, 325.
Nasir, A. (2018). Konseling Behavioral: Solusi Alternatif Mengatasi Bullying Anak Di Sekolah.
Konseling Edukasi: Journal of Guidance and Counseling, 78.
SAHADI HUMAEDI. (2017). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA DALAM
MELAKUKAN BULLYING. Jurnal Penelitian & PPM.
SYOFIYANTI, DESSY;. (2016). POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU
BULLYING REMAJA. Jurnal PPKn & Hukum, 74.
ZAKIYAH, E. Z. (2017). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA DALAM
MELAKUKAN BULLYING. Jurnal Penelitian & PPM, 328.
Zakiyah, E. Z., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2017). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
REMAJA DALAM MELAKUKAN BULLYING. Jurnal Penelitian & PPM, 4, 325-329.