Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak lahir, manusia telah memiliki berbagai macam potensi yang
dapat dikembangkan untuk mencapai kebahagiaan hidupnya. Tuhan telah
menciptakan manusia dengan berbagai potensi. Namun, kenyataan
menunjukkan bahwa tidak semua individu memahami potensi yang
dimilikinya, apalagi pemahaman tentang cara mengembangkannya.
Dalam perjalanan hidupnya, individu seringkali menemui berbagai
macam masalah., dimulai dari munculnya sebuah permasalahan dan
berbagai permasalahan selanjutnya yang datang silih berganti. Agar
seorang individu dapat mengenali potensi-potensi yang dimiliki,
mengembangkannya secara optimal, serta menghadapi masalah yang
dihadapi diperlukan bantuan atau bimbingan dari orang lain sehingga
dapat berbuat dengan tepat sesuai dengan potensi atau keadaan yang ada
pada dirinya. Salah satu bimbingan tersebut dapat dilakukan melalui
sekolah.
Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan dalam hal
belajar-mengajar di kelas, tetapi juga dapat mengembangkan keseluruhan
kepribadian anak. Oleh karena itu, guru harus mengetahui lebih dari
sekedar masalah bagaimana mengajar yang efektif, ia harus membantu
murid dalam mengembangkan seluruh aspek keprbadian dan
lingkungannya. Untuk melakukan hal tersebut seorang guru harus
memiliki wawasan dan pemahaman tentang layanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
2.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tujuan Bimbingan dan Konseling?
2. Bagaimana asas-asas Bimbingan dan Konseling
3. Bagaimana fungsi Bimbingan dan Konseling

1
3.1 Tujuan

1. Untuk mengetahui tujuan bimbingan dan konseling


2. Untuk mengetahui asas-asas bimbingan dan konseling
3. Untuk mengetahui fungsi bimbingan dan konseling

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Bimbingan dan Konseling

Secara garis besar tujuan bimbingan dan konseling dibagi menjadi dua
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut adalah penjelasan mengenai
tujuan umum dan tujuan khusus bimbingan dan konseling.

a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling mengikuti
perkembangan konsepsi bimbingan dan konseling yaitu untuk membantu
individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangannya. Selain itu, bimbingan dan konseling juga membantu
individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang
memiliki wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian, dan
keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.
Dengan terwujudnya tujuan bimbingan dan konseling tersebut maka
diharapkan individu yang mendapat bantuan akan menjadi insan yang
mandiri, memiliki kemampuan untuk memahami diri sendiri dan
lingkungannya secara tepat dan obyektif, menerima diri sendiri dan
lingkungan secara positif dan dinamis, mampu mengambil keputusan secara
tepat dan bijaksana, mengarahkan diri sendiri sesuai dengan keputusan yang
diambilnya serta mampu mewujudkan diri sendiri secara optimal.

b. Tujuan Khusus
Secara khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk
membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi
aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.
Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan
tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa,
mandiri, dan bertanggung-jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk

3
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier
dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.

2.2 Asas-Asas Bimbingan dan Konseling


Dalam penyelenggaran bimbingan dan konseling di sekolah
hendaknya mengacu pada asas-asas bimbingan dan konseling. Asas-asas
bimbingan dan konseling merupakan ketentuan-ketentuan yang harus
diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.
Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan
lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan
pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan
pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling itu sendiri.
Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga
dikatakan sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan
bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini tidak dijalankan dengan
baik, maka penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalan
tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.
Asas- asas bimbingan dan konseling tersebut adalah :
1. Asas Kerahasiaan (confidential)
Yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan
keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu
data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang
lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban
memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaanya benar-benar terjamin,
2. Asas Kesukarelaan
Yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan
peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang
diperuntukkan baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban
membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.

4
3. Asas Keterbukaan
Yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-
pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang
berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor)
berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar
peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor)
terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas
keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan kekarelaan.
4. Asas Kegiatan
Yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam
penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor)
perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif
dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
5. Asas Kemandirian
Yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan
konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang
mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya,
mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri
sendiri. Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan
segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya
kemandirian peserta didik.
6. Asas Kekinian
Yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan
bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta
didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa
depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa
yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.

5
7. Asas Kedinamisan
Yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran
layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak
monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan
Yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing
maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan.
Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang
terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan
harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
9. Asas Kenormatifan
Yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma
agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui
segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami,
menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.
10. Asas Keahlian
Yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benarbenar
ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing
(konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan dalam penegakan
kode etik bimbingan dan konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus

6
Yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan
tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat
mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing
(konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru
lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing
(konselor), dapat mengalihtangankan kasus kepada pihak yang lebih
kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar
sekolah.
12. Asas Tut Wuri Handayani
Yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan
konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi
(memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan
memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-
luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.

2.3 Fungsi Bimbingan dan Konseling


Adapun beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling adalah
sebagai berikut:
1. Fungsi pemahaman
Fungsi ini memungkinkan konseli, konselor, dan pihak ketiga
memahami berbagai hal yang essensial berkenaan dengan
perkembangan dan kehidupan klien. Fokus utama pelayanan
bimbingan dan konseling yaitu konseli dengan berbagai
permasalahannya dan dengan tujuan-tujuan konseling.
Pemahaman yang perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan
konseling adalah pemahaman tentang diri konseli beserta
permasalahannya oleh konseli sendiri dan oleh pihak-pihak lain yang
membantu klien, termasuk juga pemahaman tentang lingkungan diri
klien.

7
a. Pemahaman tentang Klien
Pemahaman tentang konseli merupakan titik tolak upaya
pemberian bantuan terhadap klien. Pemahaman tersebut yaitu
pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi klien, kekuatan
dan kelemahannya, serta kondisi lingkungannya. Materi pemahaman
ini dapat dikelompokkan dalam berbagai data tentang :
1. Keluarga
2. Kesehatan jasmani
3. Riwayat pendidikan sekolah
4. Pengalaman belajar di sekolah dan di rumah
5. Pergaulan sosial
6. Rencana pendidikan lanjut
7. Kegiatan di luar sekolah
8. Hobby dan kesukaran yang mungkin dihadapi
Daftar tersebut dapat diperluas secara terinci dikembangkan
sesuai dengan tujuan pemahaman terhadap konseli sendiri.
Pemahaman tentang diri kien, pertama kali perlu dipahami oleh konseli
sendiri yang menyangkut kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya.
Pihak lain yang juga perlu memahami diri konseli adalah guru dan
orang tua. Upaya mewujudkan fungsi pemahaman merupakan tugas
awal pada setiap penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
b. Pemahaman tentang masalah klien
Pemahaman terhadap masalah konseli membantu konselor dalam
memberikan penanganan masalah, oleh karena itu pemahaman ini
wajib dilaksanakan. Apabila pemahaman masalah konseli oleh konseli
sendiri telah tercapai, agaknya pelayanan bimbingan dan konseling
telah berhasil menjalankan fungsi pemahaman dengan baik. Usaha
pemecahan masalah selanjutnya akan ditangani oleh konseli sendiri.
Bagi para siswa yang perkembangan kehidupannya masih banyak
dipengaruhi oleh orang tua dan guru pemahaman masalah juga
diperlukan oleh orang tua dan guru siswa yang bersangkutan.

8
c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas
Untuk dapat memahami individu secara mendalam, maka
pemahaman terhadap individu tidak hanya mencakup pemahaman
terhadap lingkungan dalam arti sempit (seperti keadaan rumah tempat
tinggal, keadaan sosio ekonomi dan sosio emosional keluarga, keadaan
hubungan antar tetangga dan teman sebaya), tetapi termasuk
pemahaman terhadap lingkungan yang lebih luas itu yaitu
diperolehnya berbagai informasi yang diperlukan oleh individu seperti
informasi pendidikan dan jabatan, informasi promosi dan pendidikan
lebih lanjut bagi para karyawan dan lain sebagainya.
Para siswa perlu memahami dengan baik lingkungan
sekolah meliputi hak dan tanggung jawab siswa terhadap sekolah,
lingkungan fisik, tata tertib, aturan kurikulum, pengajaran, penilaian,
kriteria kenaikan kelas, hubungan dengan guru dan sesama siswa, dan
lain sebagainya. Di samping pemahaman terhadap informasi tersebut,
para siswa juga perlu untuk memahami berbagai informasi lain yang
berguna berkenaan dengan pendidikan yang sedang dijalaninya.
Dengan berbagai informasi itu para siswa dimungkinkan menjangkau
pemahaman tentang perkembangan situasi di luar sekolah dan
kemungkinan masa depan mereka. Adapun untuk konseli dari
lingkungan tertentu juga memerlukan pemahaman tentang lingkungan
mereka yang lebih luas.

Bagi para orang tua dan suami/istri memerlukan


pemahaman dari hal yang lebih luas menyangkut kehidupan keluarga
dan perkawinan, menjaga hubungan yang romantis, kiat mendidik
anak, seks sehat dan sebagainya. Pemahaman oleh konseli tentang
lingkungan yang lebih luas perlu dikembangkan oleh pelayanan
bimbingan dan konseling. Kerjasama antar konselor dan pihak-pihak
terkait amat diperlukan.

9
2. Fungsi pencegahan,
Fungsi bimbingan dan konseling ini akan menghasilkan
tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan
yang mungkin timbul dan dapat mengganggu, menghambat, ataupun
menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses
perkembangan peserta didik.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh konselor adalah:
1. Mendorong perbaikan lingkungan yang dapat memberikan dampak
negatif bagi individu
2. Mendorong perbaikan kondisi pribadi pada klien
3. Meningkatkan kemampuan yang dimiliki klien
4. Mendorong individu untuk melakukan sesuatu yang akan
bermanfaat
5. Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang
bersangkutan
Fungsi pencegahan dapat dilakukan dengan tahap sebagai berikut:
a. Identifikasi permasalah nyang mungkin timbul
b. Mengidentifikasi dan menganalisis sumber-sumbeer penyebab
timbulnya masalah-masalah tersebut
c. Mengidentifikasi pihak-pihka yang dapat membantu
pencegahan
d. Menyusun rencana program pencegahan
e. Pelaksanaan dan monitoring
f. Evaluasi dan laporan

3. Fungsi pengentasan
Fungsi ini menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai
permasalahan klien yang dialami klien. Fungsi ini biasanya membantu
klien yang masih mengalami masalah walaupun telah dilakukan
fungsi pemahaman dan pencegahan.

10
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan,
Fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi
positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara
mantap dan berkelanjutan.
Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya
berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mencapai hasil sebagaimana terkandung di dalam masing-masing
fungsi itu. Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada satu atau lebih
fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang dicapainya secara jelas
dapat diidentifikasi dan dievaluasi.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Bimbingan dan konseling merupakan sebuah layananan yang penting dan


harus dilakukan di sekolah. Layanan tersebut memiliki tujuan, asas-asas, dan
fungsi-fungsi khusus dalam penerapannya di sekolah. Secara garis besar
tujuan bimbingan dan konseling dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk
membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangannya, sedangkan tujuan khusus layanan bimbingan dan
konseling adalah membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan
perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. Asas-asas
dalam layanan bimbingan dan konseling meliputi asas
kerahasiaan(confidential), asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kegiatan,
asas kemandirian, asas kekinian, asas kedinamisan, asas keterpaduan, asas
kenormatifan, asas keahlian, asas alih tangan kasus, asas Tut Wuri
Handayani. Fungsi bimbingan dan konseling meliputi fungsi pemahaman,
fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, dan fungsi pemeliharaan dan
pengembangan.

3.2. Saran

Layanan bimbingan dan konseling merupakan sebuah layanan yang


sangat dibutuhkan oleh setiap undividu. Diharapkan layanan bimbingan dan
konseling ini dapat lebih di intensifkan dan dikembang disetiap lembaga
pendidikan.

12
Daftar Pustaka

Awalya. 2015. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Pusat Pengembangan


MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang

13

Anda mungkin juga menyukai