ABSTRAK
Jepang merupakan salah satu negara maju di dunia yang terletak di pesisir barat Samudera
Pasifik. Jepang juga merupakan negara yang memiliki isu biodiversity loss, termasuk pada
keanekaragaman hayati pada ekosistem terumbu karang. Jepang memiliki 2 lokasi tempat
ditemukannya ekosistem terumbu karang, yaitu Kepulauan Ryukyu dan Kepulauan Ogasawara.
Ancaman bagi terumbu karang di kawasan Kepulauan Ryukyu dan Ogasawara adalah pemutihan
terumbu karang, red soil runoff yang menyebabkan eutrofikasi, overfishing, pembangunan pesisir
seperti reklamasi yang merajalela , ledakan populasi bintang laut mahkota duri, dan
pengembangan pariwisata yang berlebihan. Untuk mengatasi meluasnya kerusakan terumbu
karang, pemerintah Jepang melalui Kementerian Lingkungan meluncurkan rencana aksi untuk
menyelamatkan dan memperbaiki kerusakan terumbu karang. Rencana aksi tersebut berfokus pada
kerjasama dan koordinasi antar seluruh pemangku kepentingan yang berkaitan dengan ekosistem
terumbu karang, serta merencanakan pembangunan DPL untuk melindungai terumbu karang dari
eksploitasi
PENDAHULUAN
hubungan antar peristiwa yang diselidiki yang memiliki tingkat kepadatan dan
secara sistematis, faktual, dan akurat (Nazir, keanekaragaman terumbu karang yang paling
1988). Penulisan ini dilakukan dengan tinggi di Jepang, menyimpan 90% jenis
kerusakan terumbu karang dan tindakan- terumbu yang ada di Jepang. Salah satu pulau
tindakan yang dilakukan oleh negara Jepang besar di Kepulauan Ryukyu, Okinawa
dalam mengatasi masalah tersebut. merupakan pulau yang paling banyak dihuni
dan mengalami banyak perkembangan.
Akibatnya lingkungan hidup di sekitar Pulau
Okinawa terdegradasi akibat maraknya Untuk melakukan strategi ini, Kementerian
pembangunan reklamasi, urban sprawl, Lingkungan Jepang menegaskan bahwa
pengembangan kawasan pesisir (Heery et al., kunci sukses strategi ini ada pada kerjasama
2018), dan juga perkembangan pariwisata antar pemangku kepentingan serta koordinasi
yang meningkat (Toyoshima & Nadaoko., antar berbagai usaha konservasi. Sebagai
2015). aksinya, pemerintah Jepang membangun
kerangka kerja (framework) untuk konservasi
2. Rencana Aksi Konservasi Ekosistem
terumbu karang melalui organisasi nasional
Terumbu Karang di Jepang
maupun internasional, misalnya kerjasama
Untuk tetap menjaga kelestarian terumbu
dengan Kementerian Lahan, Infrastruktur,
karang di kawasan perairan di Jepang,
Transportasi, dan Pariwisata untuk
Kementerian Lingkungan Jepang pada tahun
menyeimbangkan antara pembangunan
2010 mengeluarkan strategi untuk
dengan usaha konservasi, serta
melakukan konservasi yang disebut
memberdayakan masyarakat untuk
“Rencana Aksi untuk Konservasi Ekosistem
memanfaatkan sumber daya di ekosistem
Terumbu Karang di Jepang”. Strategi ini
terumbu karang secara berkelanjutan, seperti
pada umumnya bertujuan untuk
misalnya bekerjasama dengan Kementerian
mempromosikan konservasi dan restorasi
Agrikultur, Kehutanan, dan Perikanan
terumbu karang, dengan menyeimbangkan
Jepang untuk memberdayakan nelayan untuk
penggunaan dan pembangunan yang
memonitoring kondisi terumbu karang dan
berkelanjutan dari masyarakat lokal.
membasmi bintang laut mahkota duri untuk
Kebijakan dasar dari strategi konservasi ini
menjaga terumbu karang dari predator.
adalah
• Mendorong masyarakat lokal Kerjasama lain diantaranya adalah
untuk hidup harmonis dengan manajemen DAS untuk mencegah meluasnya
terumbu karang. sedimen dengan mengubah sistem drainase di
• Usaha kooperatif dan kawasan hulu sungai, juga bekerjasama
hubungan antar organisasi dengan Kementerian Lahan Infrastruktur
(baik nasional maupun Transportasi dan Pariwisata untuk
internasional). pengolahan limbah domestik untuk
• Kesadaran ilmiah serta memperbaiki kualitas air. Sementara itu di
perilaku preventif dan adaptif. Pulau Ogasawara, pemerintah Tokyo juga
mengontrol populasi kambing liar yang KESIMPULAN
merumput di kawasan hulu. Rumput yang
Secara keseluruhan, ancaman bagi
gundul akibat dimakan kambing liar
terumbu karang di kedua pulau ini sama,
menyebabkan sedimentasi runoff yang
yaitu degradasi lahan untuk infrasatruktur,
kemudian menyebabkan terumbu karang di
khususnya reklamasi, pemancingan ikan
kawasan Kepulauan Ogasawara tertutup
yang berlebihan, pariwisata, hingga ledakan
sedimen.
populasi bintang laut mahkota duri.
Untuk mengurangi kerusakan yang Kementerian Lingkungan Jepang pada tahun
semakin meluas akibat aktivitas manusia, 2010 membuat rencana aksi untuk
dibangun DPL atau daerah perlindungan laut. menyelamatkan kondisi terumbu karang di
Menurut Hidayati et al., (2017). Daerah Jepang dengan mengsinergikan kerjasama
Perlindungan Laut (DPL) didefinisikan dan koordinasi antar pemangku kepentingan
sebagai no take zone area yang dimaksudkan mulai dari masyarakat lokal, kementerian,
untuk mengurangi kegiatan bersifat organisasi nasional, hingga organisasi
destruktif terhadap sumberdaya laut dan internasional.
pesisir, merehabilitasi sumberdaya laut
akibat aktifitas yang merusak, serta
melindungi spesies langka dan habitatnya
dan juga mengembangkan kegiatan yang
dapat meningkatkan perekonomian bagi
masyarakat lokal. Penetapan DPA telah
menjadi ide yang umum untuk manajemen
konservasi terumbu karang. Restorasi
terumbu karang juga dilakukan untuk
memulihkan kembali ekosistem yang telah
hancur dan terdegradasi.
Daftar Pustaka
Iguchi, A., & Hongo, C. (2018). Coral Reef
Studies of Japan. Singapore:
Springer Nature.
Kumari, R., Deepali, & Bhatnagar, S.
(2021). Biodiversity Loss : Threats
and Conservation Strategies.
International Journal of
Pharmaceutical Sciences Review and
Research, 242-254.
Ministry of the Environment. (2010). The
Action Plan to Conserve Coral Reef
Ecosystem in Japan. Ministry of the
Environment.
Omori, M. (2011). Degradation and
Restoration of Coral Reef :
Experience in Okinawa. Marine
Biology Research, 3-12.
Reimer, J. D., Biondi, P., Lau, Y. W.,
Massuci, G. D., Nguyen, X. H.,
Santos, M. E., & Wee, H. B. (2019).
Marine Biodiversity Research in
Ryukyu Island in Japan: Current
Status and Trends.
https://peerj.com/articles/6532/.