Anda di halaman 1dari 67

MODUL

PEMBELAJARAN
FARMAKOGNOSI

PROGRAM STUDI D-3 REGULAR KHUSUS

TIM DOSEN
1. apt. Dra. Wiwi Winarti, M.Si.
2. apt. Desi Nadya Aulena, M.Farm.

2021
SALAM PANCASILA
POKOK BAHASAN

1 PENDAHULUAN
2 KARBOHIDRAT
FARMAKOGNOSI
1. Arti Istilah Farmakognosi

Salah satu aktivitas manusia yang tertua adalah


mempelajari sesuatu tentang hewan dan tumbuhan, terutama
dalam kaitannya sebagai makanan. Mula-mula manusia harus
dapat membedakan tumbuhan yang beracun atau tidak, yang
kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang obat-
obatan yang diperoleh dari alam. Pengetahuan ini disebarluaskan
secara oral, kemudian ditulis di papyri, tanah liat yang dibakar,
dalam buku-buku tentang tumbuhan obat, seperti “ de Materia
Medica ” yang ditulis oleh Pedanios Dioscorides, “Genera
Plantarum” oleh Linnaeus dan lain-lain ahli, kemudian dalam
Farmakope, dan sekarang didokumentasi dengan komputer.
Perkataan “ Pharmacognosy ” berasal dari bahasa Yunani
“Pharmacon” yang berarti “ obat ” dan “ Gygnosco ” yang
berarti “ pengetahuan tentang ……..”.
Perkataan Farmakognosi mula-mula diperkenalkan oleh
C.A.Seydler pada tahun 1815 dalam bukunya “ Analecta
Pharmacognostica ”.

2. Ruang Lingkup Farmakognosi


Farmakognosi sangat dekat dengan pengetahuan tentang
botani dan kimia dari tumbuhan, maka pada awal abad ke-20
farmakognosi melingkupi pengetahuan dengan segi botaninya
(Morfologi dan Anatomi), yaitu: deskripsi dan identifikasi dari
bentuk tumbuhan atau simplisia dalam bentuk serbuk, asal-usul,
budidaya, pemungutan hasil, penyimpanan, dan perdagangan.
SIMPLISIA

Perkataan Simplisia berasal dari bahasa latin dan merupakan jamak


dari kata “ simplex ” yang artinya “ satu ” atau “ tidak tercampur ”
atau “ sederhana ”.

Dalam Farmakope, penggunaan kata simplisia mempunyai arti bahwa :

☛bahan tersebut dibuat secara sederhana yang diperoleh dari tumbuh-


tumbuhan / hewan yang belum diolah atau diolah secara sederhana ,
kecuali dibersihkan dari debu, fragmen–fragmen jaringan, dan lain-lain
yang tidak boleh tercampur dalam simplisia yang bersangkutan.
☛Materia Medika Indonesia :
✸ Simplisia : adalah bahan alamiah yang dipergunakan
sebagai obat , yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan
lain , berupa bahan yang telah dikeringkan .
➤Simplisia Nabati :
ialah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman atau eksudat tanaman .
Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan
keluar dari tanaman atau isi sel yang dgn cara tertentu
dikeluarkan dari selnya atau zat – zat nabati lainnya
yg dgn cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan
belum berupa zat kimia tunggal.
➤Simplisia Hewani :
ialah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan
atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan
belum berupa zat kimia tunggal .
➤Simplisia Pelikan :
ialah simplisia yang berupa bahan pelikan/mineral yang
belum diolah atau telah diolah secara sederhana dan
belum berupa zat kimia tunggal.
2. Tatanama Simplisia
Nama Latin simplisia ditulis dengan menyebutkan genus atau
species dari tumbuhan diikuti bagian tumbuhan yang
digunakan.

Contoh : genus : Nama tumbuhan :Cinchona succirubra

Bagian tumbuhan : kulit batang

Nama simplisia : Cinchonae Cortex


species : Nama tumbuhan : Atropa belladonna

Bagian tumbuhan : daun

Nama simplisia : Belladonnae Folia


Nama simplisia yang berupa, amylum, oleum, vaccinum, serum ;
nama genus atau species ditempatkan dibelakang.

Contoh : Oleum Ricini ( nama tumbuhan : Ricinus communis )

Amylum Maydis ( nama tumbuhan : Zea maiz )

Beberapa simplisia ada yang tidak mengikuti tatanama tersebut.

Contoh : Aurantii Fructus Cortex = Aurantii Pericarpium

( nama tumbuhan : Citrus sinensis )

Oleum Olivae ( nama tumbuhan : Olea europeae )


Pemungutan Hasil

Cara dan saat pemungutan hasil sangat mempengaruhi mutu


simplisia. Pedoman umum pemungutan hasil adalah :

1) Akar dan akar tinggal ( Radix dan Rhyzoma )

dipungut waktu proses pertumbuhan berhenti yaitu pada


saat daun mulai menguning

2) Kulit batang / akar ( Cortex )

dikumpulkan waktu musim bertunas


3) Daun ( Folia ) dan seluruh tumbuhan ( herba )
dipungut waktu proses fotosintesa maksimal, umumnya
waktu tumbuhan berbunga dan buah belum masak

4) Bunga ( Flores, Flos )


dipungut sebelum atau tepat pada saat penyerbukan

5) Buah ( Fructus )
dipungut waktu buah sudah tua tetapi belum masak
( lada = Piperis nigri Fructus ) atau sudah benar-
benar masak ( adas = Foeniculi Fructus )
6) Biji ( Semen )
dikumpulkan dari buah yang masak
Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah :
➤Mengurangi kadar air sehingga mencegah terjadinya
reaksi enzimatik atau pertumbuhan bakteri atau
cendawan, dan agar lebih mudah dihaluskan.
➽Arti ekonomis : agar lebih mudah diangkut
Cara pengeringan:
Segera setelah dipanen bahan dikeringkan dengan cara;
 Dijemur
 Diangin-anginkan ditempat teduh
 Dipanaskan pada suhu tertentu ditempat tertutup dengan
memperhatikan aliran udara yang baik
Definisi : Karbohidrat atau hidrat arang, adalah suatu

ikatan aldehid atau keton alkohol yang


mengandung unsur karbon, hidrogen dan
oksigen, dimana perbandingan antara
oksigen dan hidrogen sama dengan air

Rumus umum : Cm (H2O)n

Dalam tanaman terbentuk sebagai hasil metabolisme


primer, yaitu sebagai hasil fotosintesa
Identifikasi Karbohidrat :

Cara identifikasi karbohidrat dalam tanaman dengan reaksi


Molisch

Preparat irisan yang agak tebal dari jaringan tanaman


ditetesi larutan 15 – 20% alfa naftol dalam asam cuka,
kemudian ditetesi larutan asam sulfat pekat sampai preparat
tertutup semua.

Jika terbentuk warna violet sebentar, menunjukkan adanya


karbohidrat; glukosa, fruktosa, sakarosa, inulin. Kadang –
kadang terjadi kristal inulin.
Penggolongan Karbohidrat .

Karbohidrat dapat dibedakan menjadi :

I. Monosakarida atau oligosakarida, misal ;

1). d. glukosa

2). d. laktosa

3). d. fruktosa

4).disakarida : sakarosa, Mel depuratum,


Tamarindi Pulpa.

II. Hasil oksidasi dan reduksi heksosa

- Manna ; manitol
III. Polisakarida

1). Amylum Maydis , - Marantae , - Manihot ,


- Oryzae, - Solani, - Tritici

2). Dekstrin

3). Selulosa: Gossypium Depuratum

4). Lichenin dan isolichenin: Cetraria islandica

5). Polisakarida dari Algae : agar – agar, carragen,


asam alginat, laminaria

6). Gom dari tanaman: Gummi arabicum, tragakan.

7). Lendir dari tanaman: Plantago Semen

8). Polisakarida dari hewan: Heparin


URAIAN MENGENAI SIMPLISIA

1. Glukosa

Glukosa diperoleh dari hidrolisa amilum. Terdapat dalam


anggur dan buah – buahan lain, juga dari hidrolisa
glikosida.
Glukosa Cair = Liquid Glucose

Cara produksi:

 Tepung jagung dicuci, ditambah HCl encer, dipanasi

selama 22 menit dengan tekanan lebih kurang 15 kg.

 Asam dinetralkan, disentrifus , disaring sampai cairan

menjadi jernih, diuapkan sampai konsistensi seperti


sirup .

Pemerian:

Berupa sirup , tdk berwarna sampai kekuningan,


hampir tdk berbau, rasa manis.
Kandungan utama :

 Dekstrosa

 Dekstrin

 Maltosa

Penggunaan :

 Pemanis, sebagai pengganti sakarosa dalam sirup

 Bahan pengikat dan coating tablet

 Pengobatan defisiensi kalsium ( dalam bentuk kalsium

glukonat )

 Pengobatan defisiensi Fe / besi pada anemia ( dalam


bentuk garam Ferro glukonat )
2. Laktosa = Saccharum Lactis .

Susu sapi ( Bos taurus, Fam. Bovidae ), berupa


emulsi terdiri dari: lemak ( 5% ), dalam larutan
kasein ( 3% ), albumin, laktosa ( 5% ), dan garam
anorganik / mineral ( 0,1 – 1 % ) serta vitamin.
Cara produksi :

Susu sapi didiamkan beberapa jam , sampai lemak terpisah


keatas , dikelilingi lapisan albumin.

a. Lemak dipisahkan sehingga terbentuk endapan


mentega dan susu mentega (“ butter milk “)

b. Cairan (“skimmed milk”) ditambah renin akan terbentuk


koagulasi yang terdiri atas keju dan cairan (whey) .

➤Whey terdiri atas:


➙ asam laktat dan garam anorganik
➙ dihablurkan. Terbentuk hablur laktosa
➙ dimurnikan dengan cara dilarutkan dalam air
dan ditambah arang, diperoleh laktosa murni.
Pemerian :
 Berupa hablur putih, tdk berbau, agak manis, stabil di

udara, tidak mengabsorbsi bau

Jika dihidrolisa : Laktosa → d. glukosa + d.galaktosa.

Penggunaan :

 Makanan bagi bayi

Sebagai makanan menyebabkan peningkatan


mikroflora dalam usus karena terbentuknya substrat
bagi laktobasilus.

 Campuran bagi obat, karena bersifat inert


3. Sakarosa = Saccharum Album

Berupa hablur tidak berwarna atau massa hablur


atau serbuk putih, tidak berbau , rasa manis

A. Gula Tebu

Diperoleh dari batang Saccharum officinarum

Famili : Poaceae.

Daerah penghasil: Indonesia dan daerah penghasil


lainnya
Cara produksi:
 Batang tebu dibersihkan, segera digiling untuk mencegah
inversi
 Air perasan disaring dan dipanaskan dengan penambahan
kalsium oksida, gunanya :
1.menetralkan asam dari tanaman yang menyebabkan
inversi sakarosa menjadi gula invert

2.menggumpalkan albumin ke atas, kemudian pisahkan

 Cairan → saring, kadang-kadang di putihkan dengan sulfur

dioksida. Pekatkan dan dihablurkan, pusingkan untuk


memisahkan kristal dengan cairannya yang kental dan
berwarna gelap ( melase )
 Gula kasar yang diperoleh dicampur dengan larutan

induk untuk menghilangkan warna tanpa melarutkan


hablurnya

 Sentrifus , cuci dengan melarutkan dalam air panas

sesedikit mungkin dan diberi kapur, alirkan melalui arang


penyerap.

 Cairan yang jernih di-sentrifus sehingga diperoleh gula

yang kemudian dikeringkan


Tanaman lain yang menghasilkan gula :

Beta vulgaris , familia Chenopodiaceae .

 Acer saccharum, familia Aceraceae

 Stevia rebaudiana
4. Mel Depuratum = Madu Murni
Diperoleh dari cairan dalam sarang Apis mellifera atau
Apis sp lain.

Familia: Apidae

Daerah penghasil : hampir semua daerah tropik dan


subtropik.
Cara Produksi :
 Sarang lebah dipanaskan dibawah 80°C → diamkan.

Kotoran akan mengapung , diambil.

 Madu diencerkan dengan air secukupnya sehingga pada


20°C bobot per ml 1,35 – 1,36 g.

 Madu terbaik diperoleh dengan cara membiarkan madu


mengalir tanpa diperas, disentrifus sehingga diperoleh
madu yang jernih.

Virgin honey: diperoleh dari sarang yang belum terbuka.

Pemerian:
Berupa cairan kental seperti sirup, jernih, kuning muda
sampai merah coklat, rasa manis khas, bau dan rasa
seperti bunga yang diisap oleh lebahnya.Dipanaskan
diatas tangas air, bau lebih keras
Zat kandungan :

 gula invert 50 – 90%

 air maksimum 25%

 sakarosa maksimum 8%

 dekstrin sampai 10%

 abu maksimum 0,25%

 minyak atsiri, asam semut ( as.format )sedikit, lilin, pollen

Penggunaan:
 Sumber karbohidrat / hidrat arang yang mudah dicerna
 Reduktor dari sediaan yang mengandung ferro
 Seperti sirup tetapi mempunyai daya laksan lemah
 Sisa perasan sarang digunakan untuk membuat lilin
dalam industri batik
Pemalsuan : Dengan gula invert sintetis, sukrosa dan
glukosa cair.

Apis lain yang menghasilkan madu :

 Apis fasciata dari Mesir

 Apis caffra dan A. Scutella dari Afrika

 Apis dorsala (= A. indica = A. florea) dari india


Di Indonesia terdapat 3 macam lebah yang
dibudidayakan, yaitu:

 Apis cerana : lebah lokal

 Apis dorsata : lebah hutan

 Apis mellifera : lebah yang diimport dari Australia


5. Tamarindi Pulpa

Pulpa Tamarindorum Cruda = Asam Jawa

Daging buah Tamarindus indica

Familia : Leguminosae

Daerah asal dan penghasil : Indonesia


Pemerian:
 Massa liat, coklat kehitaman, konsistensi mirip tanah liat
yang basah, tercampur fragmen serat dan selaput.
 Kadang – kadang terdapat biji bentuk bersudut-sudut,
agak pipih, berselaput, warna coklat tua mengkilap, bau
asam, rasa asam agak manis.

Zat kandungan :

 Gula invert (25-40%)

 Asam-asam seperti asam tartrat 4-8%, asam sitrat 2-

6%, kalium bitartrat 4-8%, asam malat 6%

 Selulosa 15%, air 25%, zat yang tidak larut dalam air

15-20%

 Sedikit asam nikotinat


 Asam tartrat disintesa dalam daunnya, kemudian
ditransport ke daging buah

 Dalam daun terdapat juga flavonoid C - glikosida:


viteksin, isoviteksin, orientin, dan isoorientin.

 Biji mengandung minyak lemak yang berisi: campuran


dari gliserida, asam - asam jenuh, dan asam tak jenuh
(oleat, linoleat)

Penggunaan :

●Pencahar lemah

●Daunnya menghasilkan asam tartrat


6. Amylum

Tepung= Pati = Almidon

Amylum terbentuk dalam klorofil sebagai zat


cadangan sementara dari hasil fotosintesa. Sebagai
zat cadangan utama terdapat dalam biji, jari – jari
teras dan cortex batang dan akar.

Sifat kimia: berupa substansi dengan BM tinggi.

Rumus kimia : ( C6H10O5 )n

Dimana ”n” adalah bilangan sekitar 1500


Pemerian :

Amylum berupa serbuk halus, putih, tidak berbau, tak


berasa atau berupa massa yang tak sama.

Tdk larut dalam air dan etanol; suspensi amilum


dimasukkan dalam air mendidih sambil diaduk-aduk
akan menjadi pembengkakan dari butir-butir amylum
yang kemudian pecah dan membentuk massa cair, jernih
dan kental.

➙ Jika kadar amilum tinggi kalau didinginkan →

mengental.
Jika larutan amilum dipanaskan terbentuk 2 macam
senyawa:

1.  amilosa (amilopektin, amiloselulosa), 80% : tak


larut dalam air dan membentuk zat seperti lem,
dengan larutan iodin berwarna biru kemerahan

2.  amilosa (granulosa, amilosa), larut dalam air,


dengan larutan iodin berwarna biru khas
Jika amilum ditambah enzim yang menguraikan amilum
(amilase, diastase) terjadi hidrolisa → terbentuk dekstrin
kemudian maltosa.

Jika ditambah asam atau maltase terjadi hidrolisa


menjadi glukosa.

Reaksi warna pada penambahan larutan iodin:

Amilum menjadi biru khas, dekstrin menjadi ungu


kemerahan atau merah coklat, glukosa tidak berwarna
Penggunaan umum:

 Bedak tabur karena bersifat absorben

 Dalam bentuk mucilago untuk: emolien, basis

enema, antidot keracunan iodium

 Desintegran untuk tablet (Amylum Marantae)

 Suspending agent dalam bubur Barium


 Amylum Maydis yang disterilkan digunakan pada
kaus tangan untuk pembedahan (yang digunakan
tepung yang sudah mendapatkan perlakuan kimia
dan fisika sehingga tidak dapat menjadi gelatin bila
terkena uap air pada waktu sterilisasi), amilum ini
dapat diabsorbsi oleh tubuh (talk tidak dapat
diabsorbsi).
6.a. Amylum Maydis

Tepung Jagung, Maizena

Tanaman asal : Zea mays Linne

Familia : Poaceae

Daerah penghasil : Daerah tropik dan sub tropik


Cara produksi:
 Buah jagung dimasukkan air panas yang mengandung
sulfur dioksida (mencegah fermentasi) selama 40 jam
sampai lunak.
 Dimasukkan penggilingan untuk memisahkan kulit dan
memecahkan endosperm.
 Embrio dipisahkan untuk diambil minyaknya yang
mengandung vitamin.
 Endosperm dipecah lagi dan disaring untuk memisahkan
sisa kulit buah.
 Diperoleh amilum bercampur dgn gluten (zat yang
bersifat melekat / lengket ), cuci dengan air dingin dan
pisahkan amilumnya (dasar pemisahan: karena gluten
lebih ringan daripada amilum).
 Amilum yang terpisah dikeringkan.

Pemerian: Serbuk halus, putih tidak berbau, hampir tak


berasa.
6.b. Amylum Marantae

Arrowroot Starch, tepung ararut

Tanaman asal : Maranta arundinaceae L

Familia : Marantaceae

Daerah penghasil : daerah tropik


Cara Produksi:

 Rhizoma yang telah berumur 1 tahun diambil, dicuci,


dipukul-pukul menjadi seperti bubur

 Campur dengan air, saring.

 Cairan dibiarkan sampai tepung mengendap, pisahkan

dari cairannya, keringkan.

Pemerian:

Serbuk warna putih, tidak berbau, tidak berasa, sering


bergumpal tak beraturan dengan panjang sampai 8 mm, jika
ditekan agak gemerisik.

Karena digunakan sebagai makanan bagi anak dan orang


sakit, maka harus murni.
6. c. Amylum Manihot

Cassava Starch, pati singkong

Tanaman asal : Manihot utilissima

Familia : Euphorbiaceae

Daerah penghasil : daerah tropis


Cara produksi:

Apabila tanaman telah cukup umur, umbi akar diambil, dicuci


dan dihaluskan, kerjakan seperti pada pembuatan Amylum
Marantae.

Di Brazilia diperoleh dari singkong pahit yang telah


dihilangkan asam sianidanya terlebih dahulu.

Di Florida diperoleh dari singkong manis.

Pemerian:
Serbuk warna putih, tidak berbau, tidak berasa, sering
bergumpal tak beraturan dengan panjang sampai 8 mm, jika
ditekan agak gemerisik.
Karena digunakan sebagai makanan bagi anak dan orang
sakit, maka harus murni.
Tapioka diperoleh dengan cara memanaskan Amylum
Manihot pada waktu kadar air maksimum. Kemudian
panaskan di atas pelat dari besi. Mula – mula suhu
rendah, kemudian suhu dinaikkan perlahan-lahan sampai
tepung menggumpal, disebut : Pearl Tapioca.

Penggunaan: Untuk makanan bagi orang yang baru


sembuh dari penyakit yang lama.
6. d. Amylum Oryzae

Tepung beras

Tanaman asal : Oryza sativa

Familia : Poaceae

Daerah penghasil: Daerah tropik


Cara produksi:

Beras direndam dalam larutan kaustik soda 0,4%


sampai beras mudah terdesintegrasi. Beras yang telah
lunak dihaluskan menjadi suspensi encer, kemudian
amilum dipisahkan dengan disentrifus.
 Amilum yang masih basah dipotong – potong,

dikeringkan selama 2 hari pada suhu 50 - 60 C.

 Bagian luar yang berwarna kecoklatan dibuang,

kemudian tepungnya yang putih dikeringkan lagi pada

suhu yang lebih rendah selama 14 hari, sehingga

penggumpalan tepung menjadi pecah.

Penggunaan :

 Untuk penggunaan dalam farmasi, tepung dihaluskan.

 Digunakan sebagai bahan penolong pada sediaan obat

 juga sebagai bahan makanan


6. e. Amylum Solani

Tepung kentang

Tanaman asal: Solanum tuberosum

Familia: Solanaceae

Daerah Penghasil: Daerah tropik dan sub tropik


Cara produksi:

Umbi batang (kentang) dicuci, dihaluskan. Jaringan


tumbuhan dipisahkan dengan cara disaring.
Cairan seperti susu mengandung amilum, protein yang
mudah larut, garam-garam dan sisa-sisa sel didiamkan
sehingga amilum terpisah, atau dipisahkan dengan cara
disentrifus.
Selama pemisahan diberi sulfur oksida untuk mencegah

terjadinya perubahan warna yang disebabkan enzim

oksidase. Amilum dicuci, dikeringkan sehingga kadar air

tinggal 18%.

Pemerian : Berupa serbuk halus, putih, tak berbau.

Penggunaan: Untuk bahan penolong pada pembuatan


obat. Juga untuk pembuatan Amylum
Solubile.
Cara pembuatan Amylum Solubile:

Amylum Solani ditambah HCl sampai setelah dicuci dan


dilarutkan dalam air panas terbentuk larutan encer dan
jernih.

a. Jika ditambahkan larutan Fehling menunjukkan


reaksi reduksi lemah.

b. Jika ditambahkan iodin terjadi warna biru gelap.

c. Jika ditambah larutan KOH dan dipanasi terjadi warna


kuning kenari (Amylum tak menunjukkan perubahan
warna, tetapi dekstrin terjadi warna coklat).
6. f. Amylum Tritici

Tepung terigu, tepung gandum

Tanaman Asal : Triticum vulgare

Familia : Poaceae

Daerah penghasil: daerah sub tropik


Cara produksi:
 Buah gandum digerus dan dialiri air sehingga gluten
terpisah berupa massa yang lengket dan amilum
tercampur dengan air terbentuk emulsi seperti susu.

 Amilum dipisahkan dengan cara mendiamkan


selama beberapa waktu atau dengan disentrifus,
kemudian dikeringkan.

Pemerian:
Berupa serbuk sangat halus, warna putih, tak berbau,
hampir tak berasa.
➽Penggunaan:
* bahan penolong pada pembuatan obat.
Cellulose , selulosa

Selulosa adalah zat pembentuk hampir semua sel tumbuh –


tumbuhan, kecuali jamur (dari khitin) dan beberapa
ganggang hijau (dari xilose), jarang terdapat pada hewan.
Selulosa terdapat dalam dinding sel meristematis yang tipis,
maupun dinding serabut yang tebal.

Selain selulosa, dinding sel juga terbentuk dari polisakarida,


misalnya: hemiselulosa, lignin dan sedikit asam.

Bagian tanaman yang hanya mengandung selulosa,


misalnya: serabut dari macam – macam Boehmeria dan
rambut biji Gossypium.
Sifat kimia:

 Selulosa terbentuk dari ribuan molekul glukosa yang


bersambung satu sama lain secara  glikosidis pada C1, C4.

 BM sampai 1.000.000.

 Berbeda dengan amilum, selulosa dengan larutan iodin

tidak memberikan perubahan warna yang tegas, tetapi


dengan ZnCl2 atau asam sulfat 70% kemudian ditambah
larutan J – KJ terjadi warna biru ( reagen Jod Asam Sulfat
atau Chlor Zink Jod ).
7. Gossypium Depuratum

Kapas murni, absorbent cotton, purrified cotton

Tanaman asal: Gossypium sp. yang diperkebunkan,


terutama: Gossypium arboreum;

Gossypium hirsutum;

Gossypium herbaceum;

Gossypium barbadense .

Familia: Malvacea
Daerah penghasil: daerah tropik dan sub tropik
(Amerika, India, Rusia Selatan).

G. barbadense
Cara produksi:

Buah yang masak akan pecah memanjang, dan terlihat biji


warna coklat dengan rambut biji putih. Biji dengan rambut biji
dimasukkan ke dalam mesin pemisah biji. Rambut dipisahkan
dari :
●kotoran dan
●rambut yang pendek dengan cara disisir.

Cuci dengan alkali lemah untuk menghilangkan lemaknya.


Tambahkan klorinated soda untuk memutihkan, cuci dengan
asam lemah. Kemudian cuci dengan air dan dikeringkan,
akhirnya dipres menjadi lembaran – lembaran.

➙Kemudian disterilkan.
8. AGAR – AGAR
= Japanese isinglass

Tanaman asal:  Gelidium cartilagineum (Fam. Gelidiaceae)

 Gracilaria converviodes

Familia: Gracillariaceae

Beberapa ganggang merah (Rodophyceae) .

Daerah asal: Pantai asia sebelah timur, Pantai


Barat Amerika, Skandinavia.
Cara produksi:
Ganggang dibersihkan dari pasir dan kotoran lain dengan cara
dialiri air selama 24 jam.
➤Disari panas dengan asam klorida (suhu 94o–98o C,
pH = 5 – 6).
➤Disentrifus untuk memisahkan bagian yang padat.
➤Cairan yang diperoleh dicuci dengan norit, dikentalkan,
diamkan pada suhu 21o C untuk memisahkan
kotoran organik,
➤bilas dengan air dan dikeringkan pada suhu 40o-50o C.
Cara lain:
●Setelah disari dengan asam encer, disari dengan air
selama 30 jam.
●Hasil penyarian didinginkan dengan es.
●Agar – agar yang menjadi es dihancurkan, dilelehkan
lagi dan disaring melalui saringan yang berputar dan
dalam keadaan vakum.
●Kemudian dikeringkan dan dibuat serbuk.
Zat yang dikandung:
 Polisakarida sampai 90%, terdiri atas agarose dan
agaropektin
➣Agarose terdiri atas ikatan rantai dari agarobinose.
➣Agarobinose adalah disakarida dari d.galaktosa dan
3,6 – anhidro – 1 – galaktosa.
➣Agaropektin merupakan ikatan yang lebih kompleks,
antara lain terbentuk dari galaktosa, asam sulfat,
asam anggur/as. tartrat, asam uron yang
menyebabkan sifat khas dari agaropektin.
Penggunaan:

 Sebagai pencahar (mampu menghisap air


sehingga isi usus bertambah dan juga sebagai
pelumas).

 Sebagai pembiak bakteri/media .

 Untuk pembuatan suppositoria, ovula, dan emulsi

 Dalam industri makanan: mengentalkan es krim

 Dalam industri tekstil terutama sutera, fotografi,


perekat
Agar yang terdapat dalam perdagangan:
 Agar-agar Ceylon: berasal dari Gracilaria lichenoides
Creville
 Agar-agar Amerika: berasal dari
Gelidium cartilagineum,
G. amansii,
Gracilaria converviodes,
Hypnea musciformis .
 Agar-agar Jepang: Berasal dari Gelidium cartilagineum
 Agar-agar Australia: Berasal dari Gracilaria converviodes
dan Spaerococcus compressus
 Agar-agar Indonesia: Berasal dari Makasar dan sekarang
telah dibudidayakan di Lombok dari Euchema spinosum

Anda mungkin juga menyukai