Disusun Oleh :
UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
JURUSAN ILMU HUKUM
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas karunia, hidayah, dan nikmatNya penulis
dapatmenyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satutugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Hukum Adat.
Makalah ini ditulis oleh penulis yang bersumber dari Buku dan Jurnal sebagairefrensi.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada rekan rekan mahasiswa yang tealahmendukung
sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaatbagi kita
semua.Makalah ini secara fisik dan substansinya diusahakan relevan denganpengangkatan judul
makalah yang ada, Keterbatasan waktu dan kesempatan sehinggamakalah ini masih memiliki
banyak kekurangan yang tentunya masih perlu perbaikan danpenyempurnaan maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikanmenuju ke arah yang lebih baik.
Demikian makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan yang
membacanya,sehingga menambah wawasan dan pengetahuan tentang bab ini Amin.
DAFTARISI
KATAPE'NGANTAR ……………………………………………………………………………………………………………….. i
DAFTARISI ………………………………………………………………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN:
A.Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………………………………1
B.Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………………………..2
C.Tujuan…………………………………………………………………………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN:
A.Kesimpulan Adat……………………………………………………………………………………………………………………
B.Saran Adat……………………………………………………………………………………………………………………
Di era Modern ini terkadang kita lupa akan latar belakang lahirnya hukum yang kitakenal dalam
lingkungan kehidupan sosial di Indonesia dan negara-negara asia asia lainnyaseperti Jepang, India, dan
Tiongkok. Hukum adat adalah hukum asli bangsa Indonesia.Sumbernya adalah peraturan-peraturan
hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembangdan dipertahankan dengan kesadaran hukum
masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan initidak tertulis dan tumbuh kembang, maka hukum adat
memiliki kemampuan menyesuaikandiri dan elastis. Selain itu dikenal pula masyarakat hukum adat yaitu
sekelompok orang yangterikat oleh tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan
hukum karenakesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar keturunan.
B. Rumusan masalah
1. apa pengertian adat
2. bagaimana Sejarah penemuan hukum adat
3. Apa ciri-ciri hukum adat
4. Apa sumber-sumber hukum adat
5. Apa corak dan sifat hukum adat
6. Bagaimana lingkungan dan masyarakat hukum adat
7. Macam-macam perkawinan adat dan hukum adat
C. Tujuan
1. Agar pembaca mengetahui dan memahami sejarah penemuan hukum adat sehingga pembaca
dapat melestarikan hukum adat di Indonesia
2. agar pembaca memahami Bagaimana kedudukan hukum adat di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN:
Pertunagan adalah suatu fase sebelum perkawinan, dimana pihak laki-laki telah mengadakan prosesi
lamaran kepada pihak keluarga perempuan dan telah tercapai kesepakatan antara kedua belah pihak
untuk mengadakan perkawinan. Pertunangan baru mengikat apabila pihak laki-laki telah memberikan
kepada pihak perempuan tanda pengikat yang kelihatan (Jawa: peningset atau panjer).
Pertunagan juga bisa diartikan sebagai suatu persetujuan antara pihak keluarga laki-laki dengan keluarga
pihak wanita sebelum dilangsungkan suatu perkawinan dan ditandai dengan:
• Adanya lamaran/ meminag yang biasanya dilakukan oleh utusan pihak laki-laki.
• Adanya tanda pengikat yang kelihatan, seperti peningset (Jawa), payangcang (Sunda), biasanya
dengan pertukaran cincin.
Alasan-alasan Dilakukannya Perkawinan
- Ingin menjamin perkawinan yang dikehendaki dapat berlangsung dalam waktu dekat.
- Untuk membatasi pergaulan pihak yang telah diikat pertunangan.
- Memberi kesempatan bagi kedua belah pihak untuk saling mengenal
Akibat Pertunangan
Akibat dari pertunagan adalah kedua belah pihak telah terikat untuk melangsungkan perkawinan.
Tetapi, walaupun sudah terikat dalam pertunagan bukan berarti kedua mempelai harus melaksanakan
perkawinan, tetap dimungkinkan terjadi pembatalan pertunangan.
Kemungkinan pembatalan pertunangan:
- Oleh kehendak kedua belah pihak.
- Oleh salah satu pihak.
• Jika dilakukan pihak yang menerima tanda tunagan
Mengembalikan tanda tunagan sejumlah atau berlipat dari yang terima v.
• Jika dilakukan pihak yang memberi tanda tunangan
Tanda tunangan tidak dikembalikan
Dalam sistem kekerabatan ini menarik keturunan hanya dari satu pihak yaitu sang ayah saja.
Anak akan terhubung dengan kerabat ayah berdasarkan garis keturunan laki-laki secara
unilateral. Penganut sistem ini di antaranya masyarakat Batak, Bali
- Perkawinan dalam keluarg matrilinier:
• Dalam upacara perkawinan mempelai laki-laki dijemput.
• Suami berdiam dirumah isterinya, tetapi suaminya tetap dapat keluarganya sendiri.
• Anak-anak masuk dalam klan isterinya dan si ayah tidak mempunyai kekuasaan terhadap anak-
anaknya.
- Perkawinan dalam keluarga parental:
• Setelah kawin keduanya menjadi satu keluarga, baik keluarga suami maupun keluarga isteri.
Dengan demikian dalam susunan keluarga parental suami dan isteri masing-masing mempunyai dua
keluarga yaitu keluarga suami dan keluarga isteri
pemahaman awal
struktur masyarakat hukum adat maksudnya adalah susunan masyarakat hukum adat
tersusunnya kelompok manusia menjadi satu kesatuan masyarakat hukum adat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor genealogis faktor teritorial faktor campuran( Genealogis dan
teritorial)
masyarakat hukum adat tersusun bersatu oleh faktor genealogis disebut dengan adat yang
tersusun( bersatu) oleh faktor Genealogis disebut dengan masyarakat hukum genealogis
masyarakat hukum teritorial disebut dengan masyarakat hukum territorial
penjelasan struktur
Mengapa kita membahas tentang susunan hukum adat itu hukum adat adalah hukum yang lahir
dari masyarakat adat dimana lahir dari cara pandang cara hidup sistem kepercayaan dari
masyarakat itu. Sehingga berbeda masyarakat berbeda pula hukum adatnya kenapa seperti itu
karena berbeda cara pandang cara hidup dan cara kepercayaan dari masyarakat maka akan
mempengaruhi pula hukum adatnya.
Makanya di Indonesia macam ragam hukum adat Oleh karena itu berbeda pula penerapan hukum
adat walaupun ada yang sama
Masyarakat hukum genealogis
masyarakat genealogis adalah masyarakat hukum adat yang bersatu atau terikat oleh faktor gen
atau perkawinan darah ( Pertalian keturunan)Secara umum Terdapat tiga jenis masyarakat
hukum geologi yang hidup di nusantara yaitu
1 patrilineal masyarakat hukum genealogis patrilineal
Matrilineal masyarakat hukum geologis matrilineal
3 parental masyarakat hukum genealogis parental
ketiga jenis masyarakat genealogis tersebut memiliki karakteristik yang berbeda disebabkan
karena cara pandang cara hidup dan sistem ke kehidupan masyarakat yang berbeda ingat bahwa
hukum adat adalah hukum yang lahir dari masyarakat sehingga berbeda cara pandang cara
berpikir atau berbeda pula pola perilaku kebiasaan dan aturan yang lahir dari kehidupan mereka
penjelasan
Patrilineal artinya berarti mereka disusun berdasarkan kan keturunan ayah
di Matrilineal artinya mereka yang disusun berdasarkan keturunan ibu
parental mereka yang tidak menganut keturunan patrilineal maupun matrilineal ya berarti
mereka berhidup secara mandiri artinya tidak menganut sistem adat manapun baik secara
patrilineal dan matrilineal
Masyarakat hukum genealogis dan Patrilinear
Patrilineal artinya berarti mereka disusun berdasarkan kan keturunan ayah
di Matrilineal artinya mereka yang disusun berdasarkan keturunan ibu
jadi masyarakat hukum genealogis patrilineal adalah masyarakat hukum adat yang terikat,
tersusun atau bersatu oleh garis keturunan yang sama yaitu ayah. perkalian atau di antara Mereka
yang berasal dari pihak ayah
Penjelasan
masyarakat hukum genealogis patrilineal basisnya ada di pulau Sumatera yaitu masyarakat
Batak masyarakat Nias di Gayung Lampung Bali bagian timur Indonesia
Masyarakat hukum genealogis materiil lineal
matrilineal adalah penarikan garis keturunan dari pihak perempuan atau Ibu
jadi masyarakat hukum geologis matrilineal adalah masyarakat hukum adat yang terikat tersusun
atau bersatu oleh garis keturunan yang sama yaitu dari pihak perempuan atau pihak ibu yang
membuat mereka terikat sebagai masyarakat hukum adat adalah pertalian keturunan atau
pertalian darah di antara mereka yang berasal dari pihak ibu
Masyarakat genealogis Material basic-nya ada di di Riau daratan Jambi dan orang ada di
Sumatera Selatan
penjelasan
Keberadaan masyarakat hukum genealogis denial tidak hukum genealogis patrilineal patrilineal
Masyarakat hukum parenteral’
parental adalah penarikan garis keturunan dari ayah dan ibu secara bersamaan bukan penarikan
garis keturunan dari Ayah atau Ibu atau bisa disebut pilihan. karena parental adalah bilateral
penarikan garis keturunan dari kedua belah pihak yaitu ayah dan ibu jadi masyarakat parental
adalah masyarakat hukum adat yang dipersatukan oleh garis keturunan ayah dan ibu
Penjelasan
Jika masyarakat hukum genealogis patrilineal itu hanya menitikberatkan satu keturunan yaitu
ayah dan di mana masyarakat hukum geologis matrilineal menitikberatkan 1 keturunan dari ibu
sedangkan parental yang bersifat bilateral atau gabungan dari keturunan ayah dan ibu bukan dari
ayah dan ibu bukan dari Ayah atau Ibu .
Disini saya akan menjelaskan tentang perkawinan campuran adat Bagaimana jika kekerabatan
patrilineal misal Bugis Batak menikah dengan seorang matrilineal Misalnya dari adat
Minangkabau
Sebelum masuk dalam pembahasan saya akan menjelaskan mengenai hukum adat hukum yaitu
sistem hukum ibarat pohon pohon ada akar ada batang pada dahan ada ranting sampai ke buah
hukum adat juga seperti itu yang menjadi akarnya adalah masyarakat hukum adat sebagai tempat
lahir hukum adat, Jadi Akar akan melahirkan batang maka beda akar atau beda batang. Seperti
dengan pohon Jika akarnya serabut maka batangnya batang beruas,Jika akarnya akar tunggal
maka batangnya Batang bersifat keras, begitu pula dengan hukum adat Jika masyarakat berpikir
kedudukan laki-laki lebih tinggi di muka bumi ini maka pemikiran seperti itulah akan melahirkan
aturan bahwa anak Menarik garis keturunan dari ayah nya bukan dari ibunya,
Dalam hukum adat juga seperti itu pemikiran masyarakat mempengaruhi struktur atau
kekerabatan dan mempengaruhi pula hukum adatnya yang berlaku di masyarakat itu.
cabang hukum perkawinan adat di nusantara
Tiga bentuk perkawinan hukum adat sesuai bentuk kekerabatan
Kalau dalam masyarakat patrilineal maka bentuk perkawinan yang berlaku di masyarakatnya
dinamakan oleh Ali Ali hukum adat dengan sebutan perkawinan jujur
perkawinan jujur suatu perkawinan yang dimana pihak laki-laki mendatangkan pihak
perempuan kedalam kekerabatannya dengan membayar jujuran.
Bahasa sederhananya laki-laki menjemput pihak perempuan untuk masuk kedalam keluarga laki-
laki dengan membayar jujuran, Kejujuran adalah pembayaran dari pihak laki-laki ke pihak
perempuan. jujuran yang dibayarkan kepada perempuan untuk pengganti perempuan yang akan
keluar keluarga asalnya. Makar dalam perkawinan jujur kedudukan laki-laki lebih tinggi
dibandingkan perempuan dalam segala bidang harta maupun anak maka anak mengikuti garis
keturunan ayah.
Berbeda pula dengan sistem adat masyarakat matrilineal
bukan pihak laki-laki yang mendatangkan perempuan tetapi perempuan yang mendatangkan
laki-laki untuk masuk di lingkungan pihak perempuannya. laki-laki yang mengikuti tempat
kediaman istrinya disebut dengan orang sumando, maka Ali Ali hukum adat menyebutkan
bahwa perkawinan matrilineal adalah perkawinan semenda.
Perkawinan bilateral
Perkawinan bilateral disebut juga perkawinan mentas di mana laki-laki dan perempuan sama-
sama melepas kan diri dari keluarga asalnya membentuk keluararga Mandiri.
Bagaimana jika suatu kasus terjadinya perkawinan campuran yang di mana perkawinan
matrilineal dengan patrilineal lalu anaknya akan menganut hukum adat yang apa?
3 anak tersebut mengikuti garis keturunan dari ayahnya maka anak tersebut di sebut dengan anak
Hasibuan dan bila anak tersebut mengikuti garis keturunan ibu nya maka disebut anak tersebut
adalahChaniago.Dan bagaimana pula akibat hukum perkawinan campuran itu terhadap hukum
warisnya, untuk menjawab hal itu kita harus memahami beberapa rumus
Tidak ada akibat hukum tanpa didahului dengan perbuatan hukum
suatu perbuatan hukum akan melahirkan akibat hukum
akibat hukum ditentukan oleh perbuatan hukum
Kesimpulan
Jika dua pihak saling mencintai tetapi berbeda latar belakang hukum adanya maka untuk
melangsungkan pernikahan tidak harus membawa hukum adat dalam pernikahan tersebut Tanpa
kecuali kedua pihak tersebut mau mengalah untuk berpindah atau berdomisili hukum adat maka
k-pop Adat perkawinan tersebut bisa dilaksanakan Sesuai adat yang berlaku di masyarakat
tersebut.