Anda di halaman 1dari 16

Subscribe to DeepL Pro to translate larger documents.

Visit www.DeepL.com/pro
JURNAL HOLISTICS, Volume for more
11, Nomor 2, Desember 2019,information.
p-ISSN 2085-4021 │e-ISSN 2657-1897

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (R & D) SEBAGAI


DESAIN MODEL DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN DAN
ALTERNATIFNYA

Sri Gustiani
srigustiani@polsri.ac.id
Politeknik Negeri Sriwjaya

ABSTRAK: Pertumbuhan penelitian pendidikan sebagai salah satu penelitian ilmiah telah sampai pada tahap
di mana p a r a peneliti di bidang ini melakukan penelitian untuk menghasilkan model untuk praktik
pendidikan yang lebih baik. Salah satu desain model yang paling menonjol adalah Metode Penelitian dan
Pengembangan (R&D) oleh Borg & Gall (1983), namun demikian, penggunaan metode ini secara luas
menimbulkan pertanyaan apakah ini adalah satu-satunya metode yang tepat dalam penelitian pendidikan.
Makalah ini bertujuan untuk membahas secara mendalam tentang metode R&D dalam beberapa penelitian
pendidikan dengan membandingkan langkah-langkah yang disederhanakan dan karakteristik dalam penelitian
tersebut. Makalah ini juga memberikan beberapa alternatif desain model untuk penelitian pendidikan yang
penggunaan dan implementasinya disesuaikan dengan konteks penelitian dan karakteristik peneliti.
Kata kunci: Penelitian pendidikan, desain model, metode penelitian dan pengembangan

Penelitian ilmiah dilakukan untuk menguji, merevisi, atau bahkan menemukan teori-teori
ilmiah. Penelitian ilmiah berorientasi untuk menemukan kondisi yang lebih handal dari
teori-teori itu sendiri dan diterapkan pada semua cabang ilmu pengetahuan termasuk
pendidikan. Penelitian pendidikan dilakukan dalam kaitannya dengan bidang pendidikan
yang di dalamnya terdapat teori-teori dari disiplin ilmu lain terlepas dari metodologi,
prinsip, dan konsepnya (Yates, 2004). Penelitian dalam bidang pendidikan umumnya
dilakukan untuk menguji, memodifikasi, atau mengembangkan informasi baru yang
berkaitan dengan fenomena fundamental dalam pendidikan, yang juga dikenal dengan
istilah pendekatan dasar dan praktik dalam pendidikan atau pendekatan terapan. Lodico,
Spaulding, & Voegtle (2010) dalam bukunya menyebutkan bahwa pendekatan dasar
adalah penelitian akademik, yang menurut mereka bertujuan untuk mencari kebenaran atau
mengembangkan teori pendidikan. Sementara itu, pendekatan terapan disebutkan sebagai
penelitian kontraktual yang berfokus pada pencarian solusi untuk masalah pendidikan
melalui praktik. Secara khusus, dalam pendekatan terapan atau penelitian kontraktual, para
peneliti dapat merancang dan/atau menguji suatu produk atau model untuk menjelaskan
masalah pendidikan yang ada.
Para peneliti di bidang pendidikan menerapkan metode penelitian dan pengembangan
(R&D) dari Borg & Gall (1983) sebagai metode untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk pendidikan mereka. Bahkan, metode ini telah banyak digunakan oleh para praktisi
pendidikan dan pendidik dalam merancang model produk pendidikan mereka (Gay, 1991).
Oleh karena itu, metode R&D ini menjadi pertanyaan apakah metode R&D oleh Borg &
Gall (1983) merupakan satu-satunya desain model dalam penelitian pendidikan. Oleh
karena itu, makalah ini dimaksudkan untuk mengeksplorasi Metode R&D sebagai desain
model dalam penelitian pendidikan serta menawarkan beberapa alternatif desain model
untuk produk pendidikan.
12
JURNAL HOLISTICS, Volume 11, Nomor 2, Desember 2019, p-ISSN 2085-4021 │e-ISSN 2657-1897

TINJAUAN PUSTAKA

Pada tahun 1960-an, metode R&D (juga ditulis sebagai R+D dan R'n'D), alias Research
and Technological Development (RTD) di Eropa, menjadi pendekatan yang dominan di
bidang pengembangan

13
JURNAL HOLISTICS, Volume 11, Nomor 2, Desember 2019, p-ISSN 2085-4021 │e-ISSN 2657-1897

dalam teknologi dan investasi dalam bisnis. Hal ini mengacu pada kegiatan inovasi oleh
lembaga atau perusahaan untuk mengembangkan atau meningkatkan produk atau layanan
yang ada. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan pemahaman manusia dalam rangka
meningkatkan masyarakat secara keseluruhan. Kegiatannya bervariasi dan berbeda antara
satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Namun, terlepas dari perbedaannya, metode
ini mendapatkan perhatian dari bidang lain karena sifatnya yang linier dan menjadi model
baku untuk inovasi.
Kemudian, pada tahun 1980-an, metode ini diciptakan oleh Borg dan Gall sebagai
desain model untuk penelitian pendidikan. Metode ini diterapkan dalam proses
pengembangan dan validasi produk pendidikan (Borg & Gall, 1983). Metode ini juga
berkaitan dengan pengembangan penelitian yang berorientasi pada produk yang digunakan
dalam pendidikan (Borg & Gall, 2003) dan peningkatan kualitas pendidikan yang terkait
dengan program evaluasi dalam domain pendidikan (Gall, Fall & Borg, 2007). Selain itu,
Gay (1992) juga berpendapat bahwa R&D tidak hanya untuk mengevaluasi teori-teori
dalam pendidikan, tetapi terutama untuk mengembangkan produk yang efektif untuk
program-program sekolah luar biasa seperti materi dan media pembelajaran.

Langkah-langkah Metode R&D oleh Borg & Gall (1983)

Dalam bukunya, Borg & Gall (1983:775) mengusulkan sepuluh langkah dalam melakukan
Metode R&D. Langkah-langkah tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut.
1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi
Penelitian dimulai dengan mempelajari literatur terkait, analisis kebutuhan, dan persiapan
kerangka kerja.
2.Perencanaan
Hal ini mencakup merumuskan keterampilan dan keahlian mengenai masalah penelitian,
merumuskan tujuan dari setiap tahap, dan merancang langkah-langkah penelitian dan
studi kelayakan yang diperlukan.
3.Mengembangkan Bentuk Awal Produk
Pada langkah ini, produk pendidikan awal, ada yang menamakannya sebagai 'produk uji
coba', dikembangkan dengan mempersiapkan dan mengevaluasi komponen pendukung,
serta pedoman dan manualnya.
4. Pengujian Lapangan Awal
Produk awal diuji dalam skala terbatas kepada beberapa pihak terpilih (3-4 orang)
melalui wawancara, kuesioner, atau observasi untuk mendapatkan dan menganalisis data
untuk langkah selanjutnya.
5.Merevisi Produk Utama
Produk awal/uji coba direvisi dengan menggunakan data yang diperoleh pada langkah
keempat. Revisi mungkin dilakukan lebih dari satu kali tergantung pada hasil uji coba
produk. Revisi siap untuk pengujian yang lebih luas.
6.Pengujian Lapangan Utama
Langkah ini juga disebut pengujian utama di mana produk pendidikan yang telah
direvisi diuji dalam skala yang lebih luas kepada banyak pihak (5-15). Data biasanya
dikumpulkan dengan metode kualitatif. Beberapa produk perlu dilakukan dalam desain
penelitian eksperimental untuk mendapatkan umpan balik/data yang tepat untuk langkah
selanjutnya.
14
JURNAL HOLISTICS, Volume 11, Nomor 2, Desember 2019, p-ISSN 2085-4021 │e-ISSN 2657-1897

7.Merevisi Produk Operasional


Produk yang telah direvisi pada langkah ini direvisi lagi berdasarkan data yang diperoleh
pada langkah keenam. Produk tersebut kemudian dikembangkan sebagai desain model
operasional untuk divalidasi.
8. Pengujian Lapangan Operasional
Validasi model operasional dilakukan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam jumlah
besar (30-40 orang) melalui wawancara, observasi, atau kuesioner. Data tersebut
menjadi dasar untuk merevisi produk pada tahap akhir. Hal ini dimaksudkan untuk
memastikan apakah model benar-benar siap untuk digunakan di bidang pendidikan tanpa
peneliti sebagai konselor.
9.Merevisi Produk Akhir
Produk direvisi sepenuhnya berdasarkan data yang diperoleh pada langkah ke delapan
dan diluncurkan sebagai produk edukasi akhir.
10.Menyebarluaskan dan Mengimplementasikan
Diseminasi produk dilakukan kepada masyarakat luas terutama di bidang pendidikan
melalui seminar, publikasi, atau presentasi kepada para pemangku kepentingan terkait.

Alur langkah-langkah Metode R&D disusun dalam bagan berikut ini.

Mengemba
Penelitian ngkan
dan Pendahulua
Perenca Bentuk n
Pengumpula naan Awal Pengujian
n Informasi
Produk Lapangan

Merevisi
Merevisi Bidang Operasional
Utama Utama Produk
Pengujian
Produk Pengujian Operasional
Lapangan

Menyebarluas
Merevisi Final kan
Produk dan
Implementasi

Gambar 1. Langkah-langkah Metode R&D (Borg & Gall, 1983)

Namun demikian, dalam pelaksanaannya beberapa peneliti pendidikan memodifikasi


kesepuluh langkah tersebut menjadi langkah-langkah yang lebih sederhana sesuai dengan
kebutuhan dan konteks penelitian mereka. Ada dua belas penelitian yang menggunakan
Metode R&D oleh Borg & Gall (1983) yang diambil sebagai contoh bagaimana langkah-
langkah t e r s e b u t disederhanakan. Penyederhanaan tersebut dirangkum dalam tabel
berikut.

Tabel 1. Ringkasan Penyederhanaan Langkah-langkah Metode R&D


Borg & Gall
Peneliti Penyederhanaan Langkah-Langkah Topik

15
JURNAL HOLISTICS, Volume 11, Nomor 2, Desember 2019, p-ISSN 2085-4021 │e-ISSN 2657-1897

Buchori & Setyawati model 5 langkah: penelitian pendahuluan (studi literatur,


(2015) pembelajaran studi lapangan); desain (model desain dan media);
pendidikan realisasi/konstruksi (penilaian desain - revisi
karakter melalui desain); uji coba, evaluasi, dan revisi
komik elektronik

16
JURNAL HOLISTICS, Volume 11, Nomor 2, Desember 2019, p-ISSN 2085-4021 │e-ISSN 2657-1897

(produk perbaikan yang bersifat hipotetis); dan


implementasi

Buchori, Setyosari, model pembelajaran 4 langkah: merevisi desain; uji coba penggunaan;
Dasna, & Ulfa pembangunan karakter merevisi produk; dan produksi massal.
(2016) dengan menggunakan
pembelajaran yang
ditingkatkan
Daulay & Zaman model tutorial online 6 langkah: mengumpulkan informasi, merancang
(2012) melalui FAQ produk; mengembangkan produk awal;
aplikasi pendahuluan
pengujian; merevisi; pengujian lapangan.
Divayana, Adiarta, & evaluasi program 5 langkah: penelitian dan pengumpulan informasi;
Abadi (2003) komputer perencanaan; pengembangan desain; pengujian
lapangan awal; dan revisi produk awal.
Febriana (2016) pedagogis 3 langkah: studi pendahuluan; pengembangan; dan
materi untuk siswa- validasi
guru
Hidayah, Ramli, & teknik pemodelan 3 langkah: studi pendahuluan melalui literatur dan
Hanafi (2018) untuk meningkatkan kebutuhan; perencanaan pengembangan produk,
kehidupan siswa dan
persiapan dan pengembangan teknik pemodelan
prototipe
Putri & Wardoyo perangkat 8 langkah: analisis kebutuhan; pengembangan
(2017) pembelajaran desain perangkat pembelajaran akuntansi
akuntansi keuangan; validasi; revisi produk I; uji coba
lapangan terbatas; produk
revisi II; uji coba lapangan; produk akhir.
Rofii, Murtadho, & modul menulis 4 langkah: penelitian pendahuluan; pengembangan
Rahmat (2018) model
perencanaan; validasi; evaluasi dan revisi; dan
implementasi model
Rosnawati, Model penilaian 5 langkah: studi pendahuluan; mengembangkan
Kartowagiran & formatif untuk berpikir desain; mengembangkan produk dan validasi
Jailani (2015) kritis dalam produk; uji coba lapangan; dan diseminasi/
belajar matematika diseminasi
implementasi.
Suharso (2012) sebuah model 4 langkah: perencanaan sistem; pengembangan
pembelajaran aplikasi program; pengujian; dan evaluasi
menggunakan
Augmented
Reality
Utomo, Muslimin, materi 5 langkah: analisis produk; pengembangan produk;
& Darsikin (2015) pembelajaran validasi dan revisi oleh ahli; uji coba terbatas; dan
interaktif produk akhir.
menggunakan
multimedia
pendekatan

17
JURNAL HOLISTICS, Volume 11, Nomor 2, Desember 2019, p-ISSN 2085-4021 │e-ISSN 2657-1897

Wenno (2010) modul pembelajaran 6 langkah: survei pendahuluan; merancang usulan


untuk model; pengujian produk; pengembangan produk;
ilmu pengetahuan validasi; dan sosialisasi & implementasi
eksakta yang
menggunakan
pemecahan masalah

Tabel 1 menunjukkan bahwa langkah-langkah tersebut dimodifikasi menjadi 3-8


langkah, namun sebagian besar peneliti menggunakan 5 langkah yang dimodifikasi. Semua
peneliti memulai penelitian mereka dengan studi pendahuluan seperti yang disarankan oleh
Borg & Gall (19983), hanya Buchori et al. (2016) yang memulai penelitian mereka dengan
merevisi desain karena konteks penelitian mereka.

18
JURNAL HOLISTICS, Volume 11, Nomor 2, Desember 2019, p-ISSN 2085-4021 │e-ISSN 2657-1897

Metode R&D sebagai Desain Model dalam Penelitian Pendidikan

Para ahli metodologi R&D dalam penelitian pendidikan berkewajiban untuk


menghasilkan produk atau layanan yang efektif dan efisien yang berkaitan dengan praktik
pedagogis atau pendidikan. Metode ini mengembangkan atau mendesain model yang
diusulkan untuk praktik pendidikan dalam beberapa langkah seperti yang telah disebutkan
di atas. Seperti yang dikemukakan Yang, You, & Chen (2005: 167-168) bahwa model
adalah deskripsi naratif untuk menggambarkan prosedur atau langkah-langkah dalam
mencapai tujuan tertentu, dan langkah-langkah tersebut dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan. Model-model tersebut, baik berupa
produk maupun jasa, yang dihasilkan melalui metode R&D yang sengaja direncanakan
untuk perbaikan, pengembangan, dan evaluasi sistem pendidikan. Model-model tersebut
dianggap sebagai representasi dari sistem yang sesungguhnya. Sejalan dengan Yang et.al
(2005), Kauffman (2009) juga berpendapat bahwa model yang didasarkan pada konsep
tertentu mengacu pada sistem rasional objek sebagai produk. Hal ini bukan praktik aktual
dari objek. Berdasarkan pendapat Yang dan Kauffman tersebut, dapat disimpulkan bahwa
model yang baik harus memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) narasi deskriptif; (2)
prosedur atau langkah-langkah yang logis; (3) tujuan yang spesifik; (4) keberhasilan yang
dapat diukur; dan (5) representatif dari suatu sistem.
Lebih jauh lagi, model yang dihasilkan memiliki klasifikasinya sendiri. Ada empat
jenis model seperti yang dikemukakan oleh Gati & Asher (2001): prediktif; preskriptif;
deskriptif; dan normatif. Model prediktif mengacu pada model dengan narasi langkah-
langkah proses untuk mencapai tujuan. Model ini merupakan model konseptual yang perlu
diuji validitasnya untuk memenuhi standar teoritis dan ilmiah dari beberapa ahli, pembuat
kebijakan, atau orang yang terlibat dalam model tersebut. Model ini disebarluaskan dalam
lingkup yang luas jika diperlukan. Sementara itu, model preskriptif menggambarkan proses
pembuatan dengan kerangka kerja dalam mencapai tujuan. Kemudian, model deskriptif
menggambarkan dan menjelaskan langkah-langkah dalam mencapai suatu tujuan dan
pengaruh setiap langkah terhadap langkah lainnya dengan cara yang lebih aktual. Terakhir
model normatif memberikan gambaran rasional dan hubungan fungsi dalam mencapai suatu
tujuan. Dalam pelaksanaannya, model ini sering kali diadaptasi sesuai dengan konteksnya
karena keterbatasan kognisi, waktu, dan anggaran. Oleh karena itu, para ahli metodologi
Metode R&D mengacu pada jenis-jenis model ini dalam merancang sebuah model untuk
praktik pendidikan.
Dengan kata lain, Draganidis & Mentzas (2006) menyatakan bahwa model yang baik
harus menyediakan hal-hal berikut ini: (1) identitas kerangka kerja; (2) detail d a r i setiap
tahap kerangka kerja; (3) perbaikan untuk modifikasi detail; (4) pengaturan model; dan (5)
revisi model. Namun demikian, sebagai langkah terakhir, sebuah model yang baik harus
memiliki langkah verifikasi agar dapat diterima dan bermanfaat bagi pengguna. Langkah
verifikasi ini merupakan prasyarat untuk langkah validasi dan interpretasi model simulasi
konseptual ke dalam program kerja (Law & Kelton, 1991).

KERANGKA TEORI

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya di atas, Borg dan Gall (1983) telah
mengusulkan sepuluh langkah dalam Metode R&D. Pada kenyataannya, ada beberapa ahli
19
JURNAL HOLISTICS, Volume 11, Nomor 2, Desember 2019, p-ISSN 2085-4021 │e-ISSN 2657-1897

yang mengusulkan metode R&D lain dengan langkah-langkah khusus mereka.

20
JURNAL HOLISTICS, Volume 11, Nomor 2, Desember 2019, p-ISSN 2085-4021 │e-ISSN 2657-1897

Model Hoge, Tondora & Marelli

Metode R&D juga merupakan usulan dari penelitian Hoge, Tondora, & Marelli
(2005). Para ahli ini mengusulkan tujuh langkah dalam mengembangkan model dan setiap
langkah saling terkait satu sama lain.
1. Menentukan Tujuan
Langkah pertama ini meliputi perencanaan tujuan model, analisis instrumen, pelaksana,
dan waktu.
2. Memperoleh Dukungan Sponsor
Hal ini mengacu pada ketersediaan dana dan tenaga ahli yang akan dilibatkan dalam
penelitian dan pengembangan model.
3. Mengembangkan dan Menerapkan Rencana Komunikasi dan Edukasi
Langkah ini mengembangkan komunikasi kepada calon pihak lain yang akan terlibat
dalam mengelola dan merencanakan literatur tentang model yang diusulkan melalui teori
dan model sebelumnya yang terkait.
4. Merencanakan Metodologi
Metodologi penelitian dibawa ke model dalam langkah ini.
5. Mengidentifikasi dan Membuat Model
Pengumpulan data dilakukan dengan mengidentifikasi komponen, prosedur, dan tujuan
akhir.
6. Menerapkan Model
Hal ini dimaksudkan untuk menguji model sesuai dengan kebutuhan.
7. Mengevaluasi dan Memperbarui Model
Hasil dari langkah 6 memutuskan apakah model yang dihasilkan dapat diterapkan atau
tidak. Data tersebut mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan model, di mana
kelemahan tersebut akan diperbaiki untuk produk akhir.

Model Draganidis & Mentzas

Dalam artikelnya, Fotis & Mentzas (2006) mengembangkan Metode R&D untuk
mengembangkan model kompetensi dalam sembilan langkah berikut.
1. Pembentukan Tim Sistem Model (CST)
Tim ini terdiri dari orang-orang yang bertanggung jawab secara holistik dalam proses
pembuatan desain model. Mereka bertanggung jawab untuk menetapkan dan
menentukan aktivitas dan proses dalam mendesain model.
2. Identifikasi Metrik Kinerja dan Sampel Validasi
Langkah ini menentukan skala untuk tingkat pekerjaan penanggung jawab atasan,
menengah dan terbatas dalam mengerjakan model.
3. Pengembangan Daftar Kebutuhan Sementara
Pada langkah ini, CST mengembangkan daftar kompetensi awal sebagai dasar untuk
membentuk model. Daftar yang baik dilakukan dengan mempertimbangkan pekerjaan
organisasi lain dan mengintegrasikannya dengan rencana strategi organisasi.
4. Definisi Model dan Indikator Proses
Tahap ini mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan komponen model untuk
membangunnya melalui diskusi kelompok atau survei lapangan.

21
JURNAL HOLISTICS, Volume 11, Nomor 2, Desember 2019, p-ISSN 2085-4021 │e-ISSN 2657-1897

5. Pengembangan Model Pendahuluan


CST mengembangkan kebutuhan awal model berdasarkan data dari langkah keempat
yang dikumpulkan dan dianalisis secara kuantitatif atau kualitatif.
6. Pemeriksaan Silang Model Awal
Pemeriksaan silang dilakukan dengan mewawancarai pembuat model atau dengan
membuat kelompok diskusi tambahan kepada orang-orang yang tidak terlibat dalam
model sebelumnya.
7. Penyempurnaan Model
Penyempurnaan Model dilakukan dengan menggunakan analisis yang sama dengan yang
telah digunakan pada tahap pengembangan awal untuk pemilihan model.
8. Validasi Model
Langkah ini dilakukan untuk memvalidasi model yang dikembangkan untuk pengakuan
hukum.
9. Finalisasi Model
Komponen dan proses yang tidak perlu selama perancangan model dieliminasi untuk
membuat model lebih efektif dan efisien bagi pengguna.

Model Plomp

Pada tahun 1997, Plomp mengajukan desain model dengan lima langkah. Model ini
kemudian dianggap lebih fleksibel oleh beberapa ahli karena setiap langkah dapat
disesuaikan dengan konteks penelitian dan karakteristik peneliti.
1. Investigasi
Langkah investigasi awal dilakukan dengan menganalisis masalah atau menganalisis
kebutuhan seperti mengumpulkan dan menganalisis informasi, mendefinisikan masalah,
dan menindaklanjuti proyek.
2. Merancang
Langkah perancangan bertujuan untuk merancang pemecahan masalah dalam mendesain
model berdasarkan hasil rencana kerja atau rencana tertulis yang nantinya akan
direalisasikan pada langkah realisasi (langkah 3).
3. Realisasi/Konstruksi
Langkah ini dilakukan melalui kegiatan produksi, seperti mengembangkan buku
pelajaran, membuat materi belajar mengajar, membuat model layanan untuk pelatihan
atau lokakarya.
4. Pengujian, Evaluasi, dan Revisi
Ketiga langkah tersebut dilakukan melalui proses pengumpulan, pengolahan dan analisis
informasi yang terkumpul secara sistematis. Hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil
pemecahan masalah. Model yang dikembangkan diuji coba untuk mendapatkan data
sebagai bahan evaluasi, kemudian data tersebut dijadikan umpan balik untuk revisi
model.
5. Implementasi
Setelah selesai pada langkah keempat, model pada langkah ini diimplementasikan kepada
pengguna.
22
JURNAL HOLISTICS, Volume 11, Nomor 2, Desember 2019, p-ISSN 2085-4021 │e-ISSN 2657-1897

Gambar 2. Model Plomp (Plomp, 1997)

Model Luther

Model Luther ini juga dikenal sebagai Multimedia Development Life Cycle (MDLC).
Siklus ini digunakan terutama dalam merancang produk multimedia dengan kualitas yang
tepat untuk proses pembelajaran. Saat ini, model ini telah diterapkan untuk menghasilkan
produk multimedia untuk pendidikan. Model ini mendesain sebuah model dalam enam
langkah.
1. Pembuahan
Langkah ini menentukan tujuan dan pengguna program produk. Hal ini mencerminkan
tujuan dan jenis organisasi yang ingin dicapai.
2. Merancang
Hal ini mengacu pada pembuatan spesifikasi mengenai arsitektur program, gaya,
tampilan, dan materi untuk program. Spesifikasi difokuskan pada langkah selanjutnya,
yaitu pengumpulan dan perakitan material. Langkah desain juga mencakup storyboard,
diagram Unified Modeling Language (UML), Use Case Diagram, Activity Diagram,
Sequence Diagram, flow diagram, dan Screen layout.
3. Mengumpulkan Bahan
Bahan-bahan tersebut dikumpulkan s e s u a i d e n g a n kebutuhan produk seperti
gambar clip art, foto, animasi. Semua itu dapat diperoleh secara gratis atau dengan
mendesain yang disesuaikan dengan desain.
4. Perakitan
Langkah pembuatan semua objek atau materi multimedia untuk aplikasi didasarkan pada
langkah perancangan, seperti storyboard, flowchart, dan/atau struktur navigasi.
5. Pengujian
Pengujian dilakukan setelah menyelesaikan tahap manufaktur (perakitan) dengan
menjalankan aplikasi/program produk untuk memeriksa keberadaan kesalahan.
6. Distribusi

23
JURNAL HOLISTICS, Volume 11, Nomor 2, Desember 2019, p-ISSN 2085-4021 │e-ISSN 2657-1897

Pada langkah ini, aplikasi produk akan disimpan dalam media penyimpanan dan
didistribusikan kepada pengguna.
Langkah-langkah model Luther atau Multimedia Development Life Cycle (MDLC)
dapat d i l i h a t pada Gambar 3 berikut ini. Namun, model ini dalam implementasinya
dibandingkan dengan The Waterfall Model sebagai desain model lain untuk produk
multimedia. Namun, model yang terakhir ini hampir tidak ditemukan dalam penelitian
pendidikan (Sutopo, 2009).

Gambar 3. Model Luther (Sutopo, 2003)

KESIMPULAN

Karena linearitasnya dengan beberapa bidang pendidikan, Metode R&D oleh Borg &
Gall telah diterapkan dan diimplementasikan secara luas dalam penelitian pendidikan. Hal
ini sebagai desain model untuk praktik pendidikan di semua tingkat pendidikan. Kenyataan
bahwa kesepuluh langkahnya sering kali disederhanakan atau dimodifikasi oleh para
peneliti pendidikan dalam penelitian mereka, metode ini juga mengembangkan desain
model alternatif lainnya. Beberapa alternatif tersebut juga diimplementasikan dalam bidang
pendidikan, namun masih sedikit yang menjadi bahan referensi saja.

REFERENSI

Borg, W.R. & Gall, M.D. (1983). Penelitian pendidikan: Sebuah pengantar. New York:
Longman.

Buchori, A., Setyawati. R.D. (2015). Pengembangan model pembelajaran pendidikan


karakter melalui e-komik di Sekolah Dasar. School. Jurnal Pendidikan & Penelitian,
3(9).

Buchori, A., Setyosari, P., Dasna, I. W., & Ulfa, S. (2016). Pengembangan model
pembelajaran pendidikan karakter menggunakan mobile augmented reality pada
siswa sekolah dasar di Jawa Tengah. Jurnal Matematika Murni dan Terapan, 12(4),
24
JURNAL HOLISTICS, Volume 11, Nomor 2, Desember 2019, p-ISSN 2085-4021 │e-ISSN 2657-1897

3433-3444.

25
JURNAL HOLISTICS, Volume 11, Nomor 2, Desember 2019, p-ISSN 2085-4021 │e-ISSN 2657-1897

ISSN 0973-1768 ©Research India Publications Http://Www.Ripublic


ation.Com/Gjpam.Htm
Daulay, P., & Zaman, B. (2012). Pengembangan model penelusuran diskusi tutorial online
melalui aplikasi FAQ (Frequently Ask Question). Jurnal Pendidikan Terbuka dan
Jarak Jauh, 13(2), 80-93.

Divayana, D. G. H. A., Adiarta, & Abadi, I. B. G. S. (2003). Rancangan awal model


evaluasi CSE- UCLA berdasarkan weighted product untuk mengoptimalkan layanan
perpustakaan digital di sekolah tinggi komputer di Bali. The Consortium Of Asia-
Pacific Education Universities (CAPEU) pp.1-7.IOP Publishing IOP Conf. Series:
Ilmu Pengetahuan Bahan Dan Mesin (920'1'8")" 012003 Doi:10.1088/1757-
899X/296/1/01 2003.

Febriana, R. (2016). Identifikasi komponen model pelatihan pedagogi untuk meningkatkan


profesioanalitas calon guru kejuruan. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
23(1),79-89.

Fotis, D., & Mentzas, G. (2006). Manajemen berbasis kompetensi: Sebuah tinjauan sistem
dan pendekatan. Manajemen Informasi & Keamanan Komputer, 14(1), 51-64.

Gall, M. D., Gall, P. J., & Borg, W. R. (2007). Penelitian pendidikan: Sebuah pengantar.
Boston: Pearson Education, Inc.

Garry, A., &Nancy, A. (1998). Dasar-dasar penelitian pendidikan. NY: Routledge.


ISBN 978-0-203-97822-1.

Gati, I., & Asher, I. (2001). Model PIC untuk pengambilan keputusan karier: Pra-
penyaringan, eksplorasi mendalam, dan pilihan. New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates, Penerbit Mahwah.

Gay, L. R. (1992). Kompetensi penelitian pendidikan untuk analisis dan aplikasi. New
Jersey: A Simon & Scuster Company Engliwood Cliffs.

Gay, L.R. (1991). Evaluasi dan pengukuran pendidikan: Kompetensi untuk analisis dan
aplikasi (2nd ed.).New York: Macmillan Publishing Company.

Hidayah, N., Ramli, M., & Hanafi, H. (2018). Teknik pemodelan Jawa Timur untuk
meningkatkan makna hidup siswa. Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Sosial,
Pendidikan dan Humaniora, (269), 181-185, Konferensi Internasional ke-3 tentang
Manajemen dan Administrasi Pendidikan (Coema 2018)

Kauffman. (2009). Pemodelan konseptual. New York: Prentice Hall

Law, A.M., & Kelton, W.D. (1991). Pemodelan dan analisis simulasi. New York: Mc.
Graw Hill. Inc.

26
JURNAL HOLISTICS, Volume 11, Nomor 2, Desember 2019, p-ISSN 2085-4021 │e-ISSN 2657-1897

Lodico, M. G., Spaulding, D. T., & Voegtle, K. H. (2010). Metode dalam penelitian
pendidikan: dari teori ke praktik. Wiley. ISBN 978-0-470-58869-7, diambil pada 2
Desember 2019.

Plomp, T. (1997). Penelitian Pengembangan tentang/ dalam pengembangan pendidikan.


Belanda: Universitas Twente.

Putri, R. S., & Wardoyo, C. (2017). Pengembangan perangkat pembelajaran akuntansi


keuangan dengan model Gall & Borg. Dinamika Pendidikan, 12(2), 86-97. DOI:
10.15294/Dp.V12i2.13559

Rofii, A., Murtadho, F., & Rahmat, A. (2018). Model modul pembelajaran menulis
akademik berbasis kontekstual. TINJAUAN BAHASA INGGRIS: Jurnal Pendidikan
Bahasa Inggris 6(2), 51-60. P- ISSN 2301-7554, E-ISSN 2541-3643
Https://Journal.Uniku. Ac.Id/Index.Php/ERJEE
diambil pada tanggal 1 Desember 2019.

Rosnawati, R, &Kartowagiran B., & Jailani. (2015). Model asesmen formatif berpikir kritis
dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah pertama. Jurnal Penelitian
Dan Evaluasi Pendidikan, 1(2) 186-198). Diakses dari
Http://Journal.Uny.Ac.Id/Index.Php/Reid pada tanggal 1 Desember 2019.

Suharso, A., (2012). Model pembelajaran interaktif bangun ruang 3d berbasis augmented
reality.Solusi, 11(24). 2012

Sutopo, A. H. (2003). Multimedia interaktif dengan flash. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Utomo, L.A., Muslimin, & Darsikin. (2015). Pengembangan bahan ajar berbasis
multimedia pembelajaran interaktif model Borg and Gall materi listrik dinamis kelas
X SMA negeri 1 Marawola. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), 4(2), 10-16.
ISSN 2338 3240.

Wenno, I . H . ( 2010). Pengembangan model modul IPA berbasis problem solving


method berdasarkan karakteristik siswa dalam pembelajaran di SMP/MTS.
Cakrawala Pendidikan, 2, 176-188.

Yang, M. Y., You, M., Chen, F.C. (2005). Kompetensi dan kualifikasi untuk pekerjaan
desain industri: Implikasi untuk praktik desain, pendidikan, dan bimbingan karier
mahasiswa. Elsevier Ltd.

Yates, L. (2004). Seperti apa penelitian pendidikan yang baik: menempatkan lapangan dan
praktiknya. Melakukan Penelitian Pendidikan. Mcgraw-Hill International. ISBN 978-
0-335-21199-9.

27

Anda mungkin juga menyukai