Anda di halaman 1dari 27

Laporan Layanan Konseling Perorangan

Terhadap Permasalahan yang dihadapi Siswa di


SMP Negeri 95 Jakarta

Dosen Pengampu:

Anggia Evitarini M.Pd

Disusun Oleh :
Alfiyyah Dalilah Wahyudin
202002500557

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULAS ILMU PENDIDIKAN & PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Bantuan, yang melimpahkan Rahmat dah kasihNya sehingga laporan Studi Kasus siswa

ini dapat selesai tepat pada waktunya. Studi kasus ini disusun sebagai salah satu

persyaratan yang harus dipenuhi dalam Observasi di SMP Negeri 95 Jakarta. Penulis

menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Akhirnya teriring ucapan terima kasih atas segala bantuan

dan bimbingannya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, maka laporan studi kasus dapat terselesaikan dengan

lancar dan baik.

2. Ibu Anggia Evitarini M.Pd, selaku Dosen di Mata Kuliah Studi Kasus.

3. Bapak dan Ibu guru serta staf karyawan SMP Negeri 95 Jakarta yang telah

banyak memberikan masukan selama Observasi.

4. Kelompok saya yang selalu kompak dan bertanggungjawab selama berjalannya

Observasi.

5. Maboi saya Owen, yang sudah membantu dan menemani membuat laporan ini.

Depok, 20 Maret 2023

Alfiyyah Dalilah Wahyudin


DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................1

Daftar isi...............................................................................................................................2

BAB 1: PENDAHULUAN

A. Latar belakang.............................................................................................................3

B. Pengertian Layanan Konseling Perorangan.................................................................

C. Tujuan Layanan Konseling Perorangan Bagi Siswa ...................................................4

D. Waktu dan Tempat......................................................................................................

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data...........................................................................

BAB 2: PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah...........................................................................................5

B. Diagnosa............................................................................................................7

C. Prognosa.............................................................................................................8

D. Pemberian Bantuan (Treatment).......................................................................10

E. Follow Up (Tindak Lanjut)...............................................................................11

BAB 3: PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................14

B. Saran................................................................................................................14

LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konseling merupakan salah satu teknik bimbingan. Melalui metode ini

upaya pemberian bantuan diberikan secara individu dan langsung tatap muka

(berkomunikasi) antara pembimbing (konselor) dengan klien. Dengan perkataan lain

pemberian bantuan yang dilakukan melalui hubungan yang bersifat face to face

relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara

pembimbing (konselor) dengan klien.

Layanan konseling perorangan atau individu adalah jantung hatinya

pelayanan konseling secara menyeluruh. Sebagai suatu pekerjaan profesional,

seorang konselor/guru bimbingan dan konseling dituntut memiliki sejumlah

kompetensi dan keterampilan tertentu untuk menunjang keberhasilan konseling.

Dengan demikian, agar pelaksanaan konseling berjalan sebagaimana mestinya, di

sekolah harus mempunyai guru bimbingan dan konseling yang memiliki

keterampilan atau menguasai teknik-teknik konselingSekolah merupakan

lingkungan pendidikan formal. Dikatakan formal karena disekolah terlaksana

serangkaian kegiatan terencana dan terorganisasi, termasuk kegiatan dalam rangka

proses belajar-mengajar didalam kelas.

Kegiatan itu bertujuan menghasilkan perubahan-peruabahan positif didalam

diri peserta didik yang sedang dalam proses menuju kedewasaan, sejauh berbagai

perubahan itu dapat diusahakan melalui usaha belajar. Dengan belajar terarah dan

terpimpin, peserta didik memperoleh pengetahuan,pemahaman, sikap dan nilai yang

mengantarnya ke kedewasaan. Maka penentuan perumusan tujuan pendidikan

nasional menentukan hasil-hasil apa yang seharusnya diperoleh dibidang kognitif,


belajar motorik, dan belajar afektif, baik yang mencakup semua jenjang dan jenis

pendidikan sekolah, maupun yang khusus mengenai jenjang dan jenis pendidikan

sekolah tertentu.

Disekolah selain melakukan kewajiban belajar, peserta didik juga melakukan

interaksi dengan warga sekolah lainnya seperti guru, sesama peserta didik, petugas

sekolah, karyawan dan lainnya. Setiap sekolah pasti mempunyai peserta didik yang

mengalami kesulitan, seperti kesulitan penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah,

kesulitan dalam belajar serta kesulitan-kesulitan lainnya. Bahkan lingkungan

keluarga dan lingkungan masyarakat ikut menimbulkan masalah bagi peserta didik

di sekolah. Kesulitan-kesulitan tersebut dapat menjadi penghambat bagi peserta

didik untuk mencapai prestasi yang optimal.

B. Pengertian Layanan Konseling Perorangan

Layanan Konseling Perorangan memegang peranan penting bagi siswa dalam

memecahkan masalah yang dihadapi sehingga dengan adanya layanan konseling

perorangan, perkembangan siswa berjalan sesuai dengan harapan. Konseling

Perorangan (KP) merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang

konselor terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien.

Dalam suasana tatap muka dilaksanakan interaksi langsung antara klien dan Konselor,

membahas berbagai hal tentang masalah yang dialami klien. Pembahasan tersebut

bersifat mendalam menyentuh hal-hal penting tentang diri klien (bahkan sangat

penting yang boleh jadi penyangkut rahasia pribadi klien) bersifat meluas meliputi

berbagai sisi yang menyangkut permasalahan klien; namun juga bersifat spesifik

menuju ke arah pengentasan masalah.


Layanan KP adalah jantung hatinya pelayanan konseling secara menyeluruh.

Dalam layanan KP konselor memberikan ruang dan suasana yang memungkinkan

klien membuka diri setransparan mungkin. Dalam suasana seperti itu, ibaratnya klien

sedang berkaca. Melalui “kaca” itu klien memahami kondisi diri sendiri (dan

lingkungannya) dan permasalahan yang dialami, kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki, serta kemungkinan upaya untuk mengatasi masalahnya itu. Hasil “berkaca”

itu mengarahkan dan menggerakkan klien untuk segera dan secermat mungkin

melakukan tindakan pengentasan atas kekurangan dan kelemahan yang ada pada

dirinya.

Konseling Perorangan menurut Tolbert dalam (Syamsu Yusuf 2016: 49)

adalah hubungan tatap muka antara konselor dan konseli, dimana konselor sebagai

seorang yang memiliki kompetensi khusus memberikan suatu situasi belajar kepada

konseli sebagai seorang yang normal, membantu konseli mengenali dirinya, situasi

yang akan dihadapi dimasa depan, sehingga konseli dapat menggunakan potensinya

untuk mencapai kebahagiaan pribadi maupun sosial, dan lebih lanjut dia dapat belajar

tentang bagaimana memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan di masa depan.

C. Tujuan Layanan Konseling Perorang Bagi Siswa

A. Tujuan Umum

Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar konseli memahami

kondisi dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialaminya, kekuatan

dan kelemahan dirinya sehingga konseli mampu menyelesaikan

permasalahannya. Dengan perkataan lain, konseling perorangan bertujuan untuk

mengentaskan masalah yang dialami oleh konseli.


B. Tujuan Khusus

Secara khusus layanan konseling perorang bertujuan untuk membantu

agar siswa mampu melakukan atau meraih hal-hal berikut :

1. Pelaksanaan konseling perorangan untuk mengarahkan dan membantu

peserta didik dalam mengatasi permasalahan yang ia alami.

2. Mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi

hasil belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti.

3. Memiliki motivasi dalam pengarahan diri, pemecahan masalah,

pengambilan keputusan dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan.

4. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam semua bidang pelajaran.

D. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan observasi sebagai berikut :

1. Waktu

Pelaksanaan studi ini dilaksanakan selama 1 hari mulai dari pukul 12:30-

17:00. Kegiatan dan waktu berkunjung di tentukan dari kesepakatan bersama

teman-teman dan staf guru di SMP Negeri 95 Jakarta, salah satunya guru BK.

2. Tempat

Kegiatan ini berlangsung di SMP Negeri 95 Jakarta Utara, yang beralamat di

Jl. Ganggeng III No. 3, Sungai Bambu Tanjung Priuk.


E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Untuk menentukan data yang yang diperlukan maka dibutuhkan adanya

prosedur dalam pengumpulan data agar bukti-bukti dan fakta-fakta yang diperoleh

berfungsi sebagai data obyektif dan tidak terjadi penyimpangan dari keadaan yang

sebenarnya. Untuk menggali data dari sumber yang telah ditentukan, maka

diperlukan alat kerja untuk mengumpulkan data yang disebut dengan teknik atau

metode pengumpulan data. Adapun metode-metode yang diperlukan tersebut di

antaranya adalah :

1. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan pengamatan

langsung terhadap siswa yang dilakukan didalam dan diluar kelas

menyangkut berbagai perilaku dan kegiatan yang dilakukan siswa.

2. Wawancara Metode ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengadakan wawancara dengan siswa yang bersangkutan, teman siswa,

guru dan juga pihak lain yang mengetahu tentang diri siswa.

3. Angket Daftar cek masalah adalah suatu jenis tes instrumentasi yang berupa

statement tentangmasalah yang umumnya di alami oleh individu dan untuk

penelitian dengan cara memberikan daftar pertanyaan pada orang yang

sengaja diminta memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut,

baik berupa pendapat, keyakinan, maupun tanggapan untuk menceritakan

tentang dirinya atau keadaan orang lain.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah suatu cara untuk mencari, menetapkan dan

mendapatkan siswa mana yang tergolong mengalami kesulitan belajar. Langkah ini

berusaha mencari siapa yang mengalamni kesulitan belajar, diperlukan adanya

ukuran yang berupa kriteria atau norma tertentu, sehingga dengan demikian siswa

yang mengalami kesulitan belajar adalah benar-benar siswa yang tidak mencapai

kriteria yang ditentukan.

Tahap analisis data adalah tahap pengumpulan data dan pengorganisasian

data dengan baik yang berupa data pribadi maupun data tentang lingkungan

sekitarnya secara menyeluruh. Semua data yang telah diperoleh adalah dengan

menggunakan metode observasi angket melalui daftar cek masalah dan wawancara.

 Identitas Pribadi

1. Nama Lengkap : Rizky Pandapotan

2. Alamat : Jl. Warakas 196, No 6

Tanjung Priok, Jakarta Utara

3. Kelas : 7E

4. Sekolah : SMP Negeri 95 Jakarta

5. Kewarganegaraan : Indonesia

6. Jenis Kelamin : Laki-Laki

7. Tinggi Badan : 158 cm

8. Berat Badan : 48 kg

9. Warna Kulit : Sawo Matang

10. Agama : Kristen


11. Anak ke- : 1/Pertama

12. Jumlah Sodara : 2 (dua)

13. Tinggal Bersama : Nenek

14. Cita-Cita : Hukum

15. Status Dalam Keluarga : Anak Kandung

 Latar Belakang Masalah

Seorang siswa di SMP Negeri 95 Jakarta, bernama Rizky Pandapotan, ia

memiliki masalah kesulitan belajar yang mengakibatkan absen kehadiranya di

sekolah terganggu. Guru BK memberi info dan menjelaskan bahwa anak

tersebut dari kecil memiliki orang tua yang kurang akur hingga baru-baru ini

orang tua Rizky bercerai. Sehingga Rizky tinggal bersama nenek, tante dan adik

kecilnya yang masih berumur 6 tahun. Sehingga Rizky mengalami kurangnya

perhatian dari keluarganya melainkan dengan neneknya yang sudah tua. Dan

tidak hanya itu permasalahannya, bahkan Rizky memiliki fisik yang lemah dan

sering sakit, salah satu hal ini dapat di mempengaruhi absen kehadirannya di

sekolah.
Catatan Observasi
Alternatif
No Tingkah laku yang diamati Kadang- Tidak Catatan
Sering
Kadang Pernah
Siswa merasa lesu dan tidak
- √ -
1 semangat sekolah
Pada saat dirumah siswa merasa
√ - -
2 kesepian
Siswa kurang mendapat
√ - -
3 perhatian dari orang tua
Siswa sulit dalam menghadapi
- √ -
4 belajar
Siswa merasa marah dan sedih
√ - -
5 keadaan yang ia rasakan
Siswa dapat menyelesaikan
- √ -
6 suatu masalah
Pada saat dirumah siswa
- - √
7 bertengkar dengan adik
8 Siswa mudah marah dan sedih - √ -
Siswa memiliki penyamangat
√ - -
9 hidup
Pada sat di kelas siswa suka
- √ -
10 bertengkar

Catatan Rekaman Wawancara

1. Dirumah kamu tinggal dengan siapa?

Jawab : Saya tinggal dengan nenek dari ayah, tante, dan adik saya.

2. Apa yang membuat kamu jarang untuk bersekolah?

Jawab : Kadang saya merasa lemas dan sering sakit.

3. Bagaimana perasaan kamu mengetahui orang tua kamu sibuk bekerja, sering

bertengkar dan bercerai?

Jawab : Saya sangat sedih, karena saya masih membutuhkan mereka bhakan

dengan adik saya yang masih kecil.

4. Bagaimana hubungan kamu dengan orang tua kamu?


Jawab : Untuk kabar Ibu, saya tidak tahu sama sekali kabar dia. Dan untuk

kabar ayah, ayah masih tinggal di jakarta tetapi sudah memiliki keluarga lain.

5. Apabila kamu sedang memiliki masalah, tindakan apa yang kamu lakukan untuk

memecahkan masalah tersebut?

Jawab : Saya kadang memilih untuk diam dan menahan semua masalah, dan

kadang mencari jalan keluarnya.

6. Apa yang kamu lakukan jika kamu sedang marah dan sedih?

Jawab : Saya mengunjungi teman saya dan bermain gitar. Hal itu dapat

membuat diri saya menjadi tenang

7. Jika kamu sedang punya masalah, kepada siapa kamu curhat?

Jawab : Saya memiliki 1 sahabat di rumah yang bernama farhan.

8. Apakah kamu sulit dalam menghadapi pelajaran di sekolah?

Jawab : Iya kadang-kadang, apalgi pelajar matematik.

Catatan Daftar Cek Masalah (DCM)

Data Berdasarkan Daftar Cek Masalah (DCM) Dari daftar cek masalah,
didapatkan data siswa sebagai berikut :
A. KESEHATAN
 Sering sakit ketika di SD
 Sering sakit ketika di SMP
 Jantung sering berdebar-bedar
 Kesehatan saya sering terganggu
 Merasa terlalu kurus
 Sering merasa ngantuk
 Pendengaran saya kurang baik
 Sering merasa pusing
 Sering merasa gugup
B. KEADAAN EKONOMI
 Banyak adik/kakak yang masih menjadi tanggungan orang tua
 Tidak tahu bagaimana cara memberoleh tambahan biaya untuk sekolah
 Selalu jalan kaki kesekolah, padahal rumah jauh
 Saya mengharapkan memperoleh bea siswa
 Saya ikut saudara yang penghasilannya pas-pasan

C. KEHIDUPAN KELURGA
 Dirumah hampir tidak ada waktu untuk diri sendiri, selalu sibuk dengan
tugas rumah
 Pertengakaran ayah dan ibu idurmah menggangu pikiran saya
 Mata percaharian orang tua menggangu pikiran saya
 Saya merasa kurang mendapatkan perhatian orang tua
 Orang tua saya terlalu banyak berpergian
 Orang tua sering mencampuri urusan saya
 Saya mengadakan perubahan dirumah
 Ayah dan ibu berpisah
 Keluarga kami berantakan (broken home, tidak harmonis)

D. AGAMA DAN MORAL

E. REKREASI DAN HOBI (KEGEMARAN)


 Keinginan untuk rekreasi sering terhalang
 Suka olah raga, tetapi tidak mempunyai alat
 Saya lebih suka membaca buku-buku hiburan daripada buku-buku pelajaran
 Kesenangan saya membaca majalah dan sering menghabiskan wakti belajar
saya
 Orang tuaku tidak pernah mengajak rekreasi
 Senang menyanyi, tetapi tidak ada kesempatan
 Waktu belajar syaa habis untuk bermain-main

F. HUBUNGAN PRIBADI
 Tidak suka bergaul dengn orang yang kedudukannya lebih tinggi
 Sering merasa iri hari atas prestasi orang lain
 Sukar untuk mendapat kawan
 Tidak suka bertamu
 Sering merasa curiga terhadap orang lain
 Bersifat dingin dalam pergaulan
 Sering menyesali diri sendiri
 Sayang ingin sekali dikagumi
 Saya ingin tampak leih menarik
 Saya merasa diri saya tidak sebaik orang lain
 Saya ingin hidup lebih tenang

G. KEHIDUPAN SOSIAL
 Sering gagal dalam usaha mencari kawan dekat
 Merasa tidak disenangi kawan-kawan di luar sekolah
 Saya terlalu aktif dalam organisasi
 Saya sukar menyesuaikan diri
 Takur bergaul dengan orang yang lebih tua
 Tidak pernah mengemukakan pendapat
 Sering bertentang pendapat dengan orang lain
 Saya sering bingung bila berhadapan dengan orang banyak
 Merasa malu jika berhadapan dengan orang banyak
 Sering ditegur karenga kurang sopan

H. MUDA-MUDI/MASALAH REMAJA
 Sering melamun memikirkan si dia
 Saya ragu-ragu terhadap pacar saya
 Pacarku selalu mengajakku keluar rumah
 Saya mudah merasa cemburu terhadap temen putra/putri
 Saya bersikap terbuka/jujur terhadap pacar saya
I. PENYESUAIAN TERHADAP SEKOLAH
 Saya sering data terlambat

 Saya sering absen (tidak masuk sekolah)

 Saya sering tidak dapat menyelesaikan tugas sekolah

J. PENYESUAIAN TERHADAP KURIKULUM


 Sulit mengerti isi buku pelajaran
 Saya sering takut/cemas menghadapi ulangan
 Saya tidak tertarik dengan buku-buku pelajaran
 Saya sering mendapat nilai rendah
 Sukar menangkap dan mengikuti pelajaran Matematika dan Fisika
 Sering kuatir kalau-kalau mendapat giliran mengerjakan soal di papan tulis
 Sering mendapat kesukaran dalam menyelesaikan tugas pekerjaan rumah
 Sukar mempelajari Biologi
 Merasa kurang memiliki pengetahuan dasar (membaca, menulis, berhitung)
 Sukar menyesuaikan diri dengan suasana belajar di kelas
 Sulit mengerti isi buku pelajaran yang saya baca
 Merasa beban pelajaran terlalu berat

K. KEBIASAAN BELAJAR
 Saya belajar kalau ada ulangan
 Saya belajar tidak teratur waktunya
 Saya belajar hanya waktu malam hari
 Saya sukar mengingat pelajaran yang telat di hafal
 Saya sulit memulai belajar
 Kalau belajar saya sering mengantuk
 Saya belajar dengan cara menghafal
 Saya belajar dengan cara membayangkan
 Saya belajar dengan cara meringkas
 Saya sering menyalin PR teman
 Sayang sering merasa kebisingan di sekitar rumah ketika belajar
L. MASA DEPAN DAN CITA-CITA PENDIDIKAN/JABATAN

 Saya khawatir tidak dapat berdiri sendiri kelak


 Saya tidak tahu berbuat apa setelah lulus
 Saya ingin melanjutkan sekolah, tetapi juga ingin bekerja
 Saya sukar untuk menetapkan pilihan SLTA/Perguruan Tinggi
 Bagi saya sulit untuk memilih pekerjaan
 Bagi saya sulit untuk menetapkan pilihan jurusan
 Khawatir tidak diterima di SLTA/Perguruan Tinggi
 Saya ingin mengetahui bakat dan kemampuan saya
 Ingin melanjutkan sekolah, tetapi tidak ada biaya
 Cita-citaku tidak sama dengan teman-temanku
 Tidak ada orang yang membantu menenali cita-citaku
 Cita-citaku selalu goyah/berubah
 Koneksi (KKN) adalah unsur yang menentukan masa depan saya

Analisis hasil dari daftar cek masalah dengan menggunakan rumus:

NM X 100 %
N
Keterangan :
NM : Jumlah butir yang dipilih oleh siswa pada satu topik permasalahan.
N : Jumlah item dari aspek masalah. (20)

Kemudian di informasikan kedalam predikat nila A, B, C, D, dan E sebagai berikut :

KRITERIA KONVERSI
Persen Predikat Keterangan
0% A Baik Sekali
1% - 10% B Baik
11% - 25% C Cukup baik
26 – 50% D Kurang baik
51%-100% E Kurang sekali

Adapun hasil yang diperoleh dari item yang dicek pada setiap aspek masalah dari
problem cheklist yakni :
No Topik Masalah NM (NM:N) Predikat
x100%
1 Aspek kesehatan 9 45% D
2 Aspek ekonomi 5 25% C
3 Aspek kehidupan keluarga 9 45% D
4 Aspek agama dan moral 0 0 A
5 Aspek rekreasi dan hobi 7 35% D
6 Aspek hubungan pribadi 11 55% E
7 Aspek kehidupan sosisal – keaktifan 10 50% C
berorganisasi
8 Aspek muda mudi / masalah remaja 5 25% C
9 Aspek penyesuaian terhadap sekolah 3 15% C
10 Aspek penyesuaian terhadap kurikulum 12 60% E
11 Aspek penyesuaian kebiasaan belajar 11 55% E
12 Aspek masa depan dan 13 65% E
cita – cita pendidikan / jabatan

Dari analisis daftar cek masalah di atas diperoleh bahwa Aspek masa depan dan cita – cita

pendidikan / jabatan memiliki persentase yang tinggi di banding dengan aspek yang lainnya,

yakni sebesar 65 %. Dan jika di masukkan ke dalam predikat nilai maka aspek masa depan

cita-cita menempati nilai E yakni dengan kategori kurang sekali.


B. Diagnosis

Saat bertemu dengan Rizky, saya mewawancarainya tentang permasalahan

yang dialaminya. Diagnosa merupakan upaya untuk menemukan faktor penyebab

atau menyebabkan masalah peserta didik. Dua faktor yang menyebab kan kesulitan

belajar atau kegagalan siswa yaitu :

 Faktor internal, faktor yang bersumber peserta didik dalam dirinya

sendiri seperti kondisi fisik dan kesehatan, kecedasan, bakat, emosi,

sikap dan lainnya psikologis kondisi

 Faktor eksternal, seperti lingkungan rumah, lingkungan sekolah

termasuk guru dan faktor lingkungan sosial dan jenisnya.

Oleh karena itu, berikut akan dijabarkan mengenai hasil dari diagnosa yang

diperoleh yakni gejala yang sering timbul sebagai berikut :

a) Merasa pusing

b) Lesu/lemas

c) Mood yang tidak terkontrol

d) Tidak paham dengan materi

e) Fisik yang terganggu

f) Sulit mengatasi masalah

g) Sulit mendapat kawan

h) Selalu merasa sepi

i) Ekonomi yang kurang memadai

j) Nilai yang kurang


C. Prognosis

Proses mengambil keputusan pada tahap ini harus dilaksanakan konferensi

kasus pertama, melibatkan pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang dihadapi

siswa untuk diminta bekerja sama untuk membantu menangani kasus-kasus di

tangan. Kemungkinan yang akan terjadi jika klien segera mendapatkan bantuan :

a. Masalah Kesehatan

- Konseli dapat menjalankan pola hidup sehat. Berupa makanan, olah

raga dan lain sebagainya agar tubuh menjadi sehat.

- Konseli mengurangi aktifitas yang menganggu kesehatannya. Seperti

begadang. Agar tubuh menjadi tidak mudah lemas/lesu.

b. Masalah Keluarga

- Konseli akan menjadi anak yang rajin dan tidak merasa tertekan serta

merasa nyaman berada dirumah sendiri bersama nenek dan tantenya

karena sudah tidak ada masalah lagi dalam lingkungan keluarga.

- Jika berada di rumah waktu luang klien akan lebih banyak di gunakan

hal yang positif.

c. Masalah Belajar

- Akan meningkatkan semangat belajar klien dan menambahkan

potensi yang klien miliki.

- Daftar kehadiran yang baik. Dan meningkatkan nilai-nilai mata

pelajaran.
D. Treatmen

Treatment dalam konseling perorang merupakan proses yang dilakukan oleh

konselor untuk membantu individu mengatasi masalah atau kondisi psikologis yang

mempengaruhi kesejahteraannya secara pribadi. Treatment dapat berupa terapi atau

intervensi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik individu tersebut.

Konseling Perorang yang diberikan kepada klien agar konseli menjadi

pribadi yang sehat, klien harus bisa menjalani hidup sehat dan lebih menyayangi

keluarga agar belajar di sekolah tidak terganggu. Memberikan teknik Terapi

penerimaan dan komitmen : Teknik ini bertujuan untuk membantu individu

menerima situasi dan mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan

kesejahteraannya.

Membantu klien untuk meningkatakan dan memelihara perilaku baru yang

telah terbentuk. Memeberi motivasi agar klien merasa di perhatikan dan mendapat

dukungan moral. Di harapkan dengan adanya motivasi ini konseli memperoleh

semnaagt baru untuk belajar. Konselor memberikan dorongan kepada konseli

sehingga konseli bisa lebih optimis dalam memandang masa depannya.

E. Evaluasi

Mengevaluasi terhadap layanan yang telah di laksanakan oleh konseli dan

menjaga apa yang telah di capai dalam konseling atau menjaga perilaku konseli

yang telah berhasil dirubah setelah mengikuti proses konseling. Hasil dari evaluasi

yaitu konseli bisa berkembang secara positif, lebih giat sekolah dan belajar, lebih

bisa menyayangi keluarganya, dan memiliki fisik yang sehat. Sehingga tidak ada

lagi absen yang tertinggal dan meningkatnya nilai pelajaran dan cita-cita yang ia
inginkan segera tercapai.

F. Tindak lanjut

Untuk mencapai hasil yang maksimal terhadap usaha bantuan dalam bentuk

pelimpahan dan tindak lanjut ini diperlukan untuk mengetahui dan mengikuti

perkembangan atas kemajuan konseli nantinya, berhubungan dengan keterbatasan

waktu maka penulis dalam melaksanakan tugas mata kuliah studi kasus ini.

Tindak lanjut dari usaha bantuan yang telah di laksanakan adalah langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Melakukan pengamatan secara berkala terhadap kegiatan konseli tentang

perubahan di sekolah.

2. Usaha lain yaitu dalam bentuk wawancara baik dengan konseli, teman

konseli, guru, wali kelas, maupun BKnya, yang di harapkan konseli tetap

ada yang menguasai dan memperhatikan serta mengarahkan


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan langkah – langkah yang telah dikemukan sebelumnya, dapat

disimpulkan bahwa keberadaan layanan konselin perorang bagi siswa adaalah sangat

penting, terutama untuk membantu siswa yang mengalami permasalahan individu

yang mengakibatkan kesulitan belajar agar dapat menyelsaikan masalahnya sendiri

dengan kemampuannya dan meningkatkan prestasi belajarnya yang optimal. Dan

layanan konseling perorang ini sangt membantu untuk mengatatai permasalahan yang

koseli alami. Dari layanan konseli perorang yang telah penulis lakukan dapat

disimpulkan bahwa:

 Keadaan siswa yang sukar untuk berkonsentarsi karena fisik yang kurang

sehat sehingga jarangya untuk masuk sekolah. Dengan adanya layanan

konseling perorang ini dapat amambntu siswa untuk menjalani pola hidup

sehat.

 Pola kehidupan siswa yang selalu terpendam akan menciptakan pola pikir

yang baik, memiliki semangat belajar agar mendapatkan nilai yang

maksimal.

 Keadaan siswa di rumah yang memiliki kurangnya perhatian orang tua,

melainkan dengan siswa yang tinggal bersama nenek dan tantenya. Siswa

akan lebih menyayangi mereka.


B. Saran

Dari hasil layanan bimbigan siswa yang telah dilakukan disarankan untuk

klien dapat mengubah cara pergaulan terhadap teman dan keluarga, Klien selalu

terbuka dan membuka kepada teman dan guru, Klien hendaknya mampu

menumbuhkan motifasi dalam diri pribadi untuk dapat meningkatkan kualitas,

interakasi dan tindakan sosial.

Kepada para guru diharapkan mampu memberikan perhatian yang merata

kepada siswa dikelas, terutama siswa yang mengalami masalah. Guru hendaknya

menjadi mitra Bimbingan dan Konseling dalam memberikan bantuan pengarahan

yang berkaitan dengan cara belajar yang baik dan efisien serta menekankan pada

pentingnya pendidikan bagi masa depan anak didik.

Guru BK diharapkan selalu mampu menjalin komunikasi dengan siswa

sehingga dapat mengetahui perkembangan siswa yang telah mendaptkan bantuan.

Secaraumum guru BK diharapakan menjadi penghubung antara iswa, guru dan

orang tua, sehingga permasalahan siswa dapat segera diketahui dan diselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/nur-arifaizal-basri/studi-kasus-diagnosisprognosis-treatment-

follow-up

https://lp3l.unikama.ac.id/wp-content/uploads/sites/19/2015/10/Contoh-Studi-Kasus.pdf
LAMPIRAN-LAMPIRAN

 Dokumentasi proses observasi


 Format DCM Klien

Anda mungkin juga menyukai