Anda di halaman 1dari 2

JAWABAN DISKUSI PERTEMUAN KE – 9 PSIKOLOGI SOSIAL

Nama : M. Ekky Wahyu Mumpuni

NIM : 22310420017

Kelas : SP

1. Sebagai anggota baru dalam kelompok yang terpecah menjadi kelompok penguasa dan
kelompok tertindas, saya perlu mempertimbangkan nilai-nilai pribadi, tujuan saya, pengaruh
yang dapat saya berikan, dan potensi perubahan yang dapat dicapai. Saya akan memilah
kelompok yang sejalan dengan nilai-nilai saya, membantu saya mencapai tujuan saya,
memungkinkan saya memberikan kontribusi yang signifikan, dan memiliki potensi untuk
berkembang dan berubah menjadi entitas yang lebih inklusif dan adil.

2. Alasan saya untuk tidak bergabung dengan si-X adalah karena perbedaan pendekatan, keinginan
menjaga keharmonisan kelompok, rasa hormat terhadap pimpinan, fokus pada konsistensi, dan
menghindari konflik yang tidak perlu. Saya ingin tetap mempertahankan hubungan baik dengan
anggota kelompok dan menjaga integritas pribadi saya dalam menjaga stabilitas dan
keharmonisan dalam kelompok tersebut.

3. Jika nilai pelajaran sangat berarti bagi saya, saya mungkin akan bernegosiasi dengan dosen
untuk menjelaskan bahwa meskipun saya menjadi bagian dari kelompok yang mengerjakan
tugas dengan praktik tidak sehat, saya merasa bertanggung jawab secara individu dan ingin
memastikan bahwa nilai yang saya terima mencerminkan usaha dan kemampuan saya sendiri.
Saya akan mengakui kesalahan dalam tugas yang diserahkan oleh si-X, tetapi berharap agar
dosen mempertimbangkan penilaian individu yang adil berdasarkan kontribusi dan kualitas kerja
setiap anggota kelompok, dengan mempertimbangkan situasi yang tidak sehat yang terjadi. Saya
akan menekankan niat saya untuk belajar dari pengalaman ini dan memastikan agar tugas
kelompok di masa depan dikerjakan dengan lebih seimbang dan adil oleh semua anggota
kelompok.

4. Ketika mengalami konsekuensi negatif dari perilaku konform yang merugikan diri sendiri, respon
yang dapat dilakukan adalah mengungkapkan ketidakpuasan kepada pimpinan dan teman satu
rombongan, mencari dukungan dari mereka, dan mengevaluasi seberapa pentingnya kita dalam
kelompok berdasarkan respons yang diberikan.

5. Keputusan untuk berperilaku anti konform atau konform tergantung pada konteks dan situasi
yang spesifik. Dalam beberapa kasus, perilaku anti konform dapat memiliki nilai positif karena
dapat mendorong inovasi, pemikiran kritis, dan perubahan yang diperlukan. Namun, dalam
situasi lain, perilaku konform dapat menjadi penting untuk menjaga harmoni sosial,
menghormati norma-norma yang berlaku, atau menghindari konflik yang tidak perlu. Keputusan
untuk berperilaku anti konform atau konform seharusnya didasarkan pada pertimbangan nilai-
nilai pribadi, tujuan, dan dampak yang diinginkan.

6. Sebagai manusia, dalam beberapa situasi, mungkin ada kebutuhan untuk berperilaku konform
dan tidak konform secara bersamaan. Dalam konteks menjadi seorang entrepreneur melalui
media sosial, beberapa strategi kreatif atau berbeda dari yang lain dapat membantu
meningkatkan penjualan dan menarik perhatian pelanggan. Namun, saat bergabung dengan
asosiasi entrepreneur, penting untuk mematuhi peraturan yang ada agar organisasi dapat
berjalan dengan baik.

Tidak selalu berarti seseorang menjadi hipokrit ketika mengikuti aturan dalam sebuah
organisasi, meskipun memiliki perilaku tidak konform di tempat lain. Seseorang dapat
beradaptasi dengan situasi dan memilih perilaku yang sesuai dengan konteks yang berbeda. Ini
adalah bagian dari dinamika sosial dan kebutuhan untuk menavigasi peran yang berbeda dalam
kehidupan sehari-hari. Penting untuk mencermati nilai-nilai dan tujuan pribadi serta
mempertimbangkan dampak dari perilaku kita terhadap orang lain dan kelompok di sekitar kita.

Anda mungkin juga menyukai