Modul Praktikum Elektronika Digital 2023
Modul Praktikum Elektronika Digital 2023
DIGITAL 2023
A. SISTEM OFFLINE
i. Rencana Praktikum Elektronika Digital OFFLINE
1. Pelaksanaan pertama praktikum hari Selasa, 12 September 2023 (13:00 WIB
- Selesai).
2. Praktikum dilaksanakan secara Luring di lab. Instrumentasi.
3. Pengerjaan praktikum secara kelompok dengan masing-masing 2 Orang
secara acak.
4. Praktikum dilakukan dengan dibagi sesi pengerjaan, masing-masing sesi
diberikan waktu selama 85 menit.
5. Presensi (resmi) lewat OCW.
15. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum pada hari yang ditentukan,
dapat mengajukan inhall (praktikum pengganti) setelah seluruh praktikum
selesai.
16. Maksimal jumlah inhall (praktikum pengganti) dua kali.
17. Bila praktikan tidak mengikuti praktikum sebanyak tiga kali percobaan
maka praktikan diberi kesempatan mengulang tahun berikutnya.
18. Bagi peserta inhall, laporan dikumpulkan maksimal tiga hari setelah
percobaan dilakukan.
19. Praktikan dilarang membuat kegaduhan didalam Laboratorium.
20. Hal – hal yang belum tercantum dalan tata tertib ini akan diatur kemudian.
c. Alur Praktikum
Pretest
Praktikum
Pembuatan
laporan
Pengumpulan
laporan
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
B. FORMAT PENILAIAN
1. PRETEST (10%) NILAI MIN PRETEST 60 MUTLAK
2. LAPORAN (25%)
Format Laporan Poin Penilaian
a. Judul
b. Tujuan
c. Dasteo 10
d. Metode Percobaan 10
e. Data 15
f. Analisa 35
g. Kesimpulan 5
h. Daftar Pustaka 5
i. Pengesahan
j. Lampiran 10
Laporan Sementara dikerjakan sampai Metodologi
Ketentuan Laporan
• Ditulis tangan.
• Dasteo wajib terdiri dari 5 jurnal.
• Kertas A4, Boleh kertas bekas, margin garis tepi 3,2,2,2 (kiri, atas, kanan,
bawah) berwarna merah dengan tebal garis sama.
• Maksimal 7 halaman, pembeda menggunakan angka romawi (I, II, III, dst).
• Cover (1 angkatan sama, baik itu format ataupun warna).
• Pengumpulan Hari Jum’at jam 13.00 WIB.
• Laporan terlambat, NILAI LAPORAN TIDAK MELEBIHI NILAI
TERENDAH DI KELAS.
• Minimal daftar pustaka 5 sitasi.
3. PRAKTIKUM (35%)
a. Keberhasilan,
b. Kerjasama,
c. Kerapihan,
d. Data Percobaan
C. TOPIK PRAKTIKUM
1. Transistor dan Dioda sebagai piranti nalar (Muhammad Narendra Tama)
2. Gerbang Logika (Indah Nur Fitriah Yuliana)
3. Rangkaian Kombinasi (Septian Arief Widodo)
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
D. Daftar Asisten
No. Nama NIM No. Hp
1. Muhammad Narendra Tama M0221058 +62 813-9125-2599
2. Indah Nur Fitriah M0221046 +62 821-3784-8862
3. Septian Arief Widodo M0221082 +62 857-6773-9901
4. Dzia Ayyu Kamila M0221031 +62 878-6366-9952
5. Melda Gian Priyanita M0221054 +62 878-6366-9952
6. Ahmad Muhaemin M0220001 +62 896-8904-7582
7. Rafi Ichsan Laksana M0221066 +62 813-8456-7870
8 Fajar Saputra M0221034 +62 815-4236-5325
X 23 Oktober 2023
UTS
X 30 Oktober 2023
Senin, 6
14. Pretest Percobaan 7 Rafi Ichsan Laksana
November 2023
Selasa, 7
15. Praktikum Percobaan 7 Rafi Ichsan Laksana
November 2023
Senin, 13
16. Pretest Percobaan 8 Fajar Saputra
November 2023
Selasa, 14
17. Praktikum Percobaan 8 Fajar Saputra
November 2023
Selasa, 21
18. Inhall Rafi Ichsan Laksana
November 2023
Selasa, 28
19. Responsi Rafi Ichsan Laksana
November 2023
F. PENGESAHAN
NO A C B
HEDWIG OZZY
LIA MURTIANTI MIRANDA
ROSIANA
1
FAIZAL TRI ANANG BAGAS MAHIJA PARAMA
WIDIANDIKA PRATAMA ASCARYA SUPALA
IMEVIA HER
VALENTINA COLLINS DANI SAPUTRA
REKENALITA
2
YOANES BAYU SITI MAI
ISNAWI NURJANAH
WASKITO SAPUTRO MUNAWAROH
MARIA SARITYANA
DARAFIAH RO'IKHATUL JANNAH
DAMAI SWASTIKA
3
HAIDAR SYAFIQ MUHAMMAD KHOIRUL FAHAD ADI
RAMADHAN FAHRI NUGROHO
QOIRUL LATIFAH NUR FRANCISCA VIVEKA DAISY AZIZAH ARIES
KHOTIMAH SHANTI MAYANG PUTRI
4
DEVANA NOVITHA MILA AYU SUKMA
MUHAMMAD FERDY
FITRIYANA WARDANI
5 DEWI NURHIDAYAH ROSYITA PUTRI UMARNI SAIDATUL NISYA
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
PERCOBAAN I
TRANSISTOR DAN DIODA SEBAGAI PIRANTI NALAR
A. TUJUAN
1. Mengetahui konsep dasar transistor dan dioda yang berfungsi sebagai
gerbang logika.
2. Dapat menyusun gerbang logika AND, OR, NOT, NAND, dan NOR dengan
baik dan benar.
3. Mengamati perilaku transistor dan dioda pada masing-masing gerbang
logika.
4. Dapat menganalisa percobaan gerbang logika dan membandingkan
hasilnya dengan teori-teori yang sudah ada tentang gerbang logika.
C. DASAR TEORI
A. Pendahuluan
Fungsi lain transistor dan dioda selain yang telah kita lakukan pada
praktikum sebelumnya, adalah memanfaatkan sifat-sifat dari transistor dan
dioda pada perlakuan tegangan, dapat menciptakan kondisi ON dan OFF pada
output sehingga karakteristik gerbang logika dapat diperoleh.
B. Bilangan Logika
Di dalam konsep gerbang logika dikenal istilah bilangan logika. Bilangan
ini hanya ada dua yaitu 0 dan 1. Makna lain dari 0 dan 1 adalah YES dan NO
atau ON dan OFF. Arti sebenarnya dari nilai 0 adalah bahwa tegangan yang
terukur berkisar antara 0 – 0,8 Volt (mendekati tegangan ground).
Sedangkan nilai 1 berarti bahwa tegangan yang terukur berkisar pada
interval 2,5 - 5 Volt (mendekati tegangan Vcc).
C. Pembagi Tegangan
Gerbang logika yang dibentuk dari resistor sebenarnya menggunakan
prinsip pembagi tegangan.
Gambar 1a.Prinsip Pembagi tegangan Gambar 1b.R2 diset mendekati tak terhingga
Karena tegangan power supply yang terukur adalah 5 Volt maka dapat
dipastikan dengan menggunakan rumus yang sama tegangan pada R2 adalah
0,5 Volt. Dengan pendekatan ukuran dari hambatan, kita dapat memilih
tegangan output yang diinginkan pada titik A.
Kita andaikan R2 adalah resistor variabel dengan dua setting dasar
resistensi rendah dan tinggi. Ketika hambatannya diset pada resistensi tinggi
(mendekati tak hingga) maka seolah-olah tegangan hanya mengalir pada R1
dan tegangan yang terbaca pada R1 mendekati 5 Volt (gambar 1.b).
D. Diode Logic
Dioda adalah komponen elektronika dengan dua kutub yang bersifat
mengalirkan arus ke satu arah tetapi menghambat arus pada arah yang
berlawanan. Dioda bekerja seperti seperti pipa dengan katup yang
mengalirkan air hanya kesatu arah saja dan mencegah air mengalir kearah
sebaliknya.
Skema diagram untuk dioda dapat digambarkan sebagai berikut :
+ - + -
Komponen ini bekerja dengan cara mengalirkan arus dari anoda ke katoda.
Kita mengetahui bahwa arus didefinisikan mengalir dari tegangan yang lebih
positif ke tegangan yang lebih negatif (elektron mengalir dengan arah yang
berlawanan). Jika anoda bertegangan lebih tinggi dari katoda, dioda
dikatakan dalam keadaan forward biased, resistensinya sangat kecil dan arus
dapat mengalir. Jika anoda bertegangan lebih rendah dari katoda, maka
dioda dalam keadaan reberse biased, resistensinya mendekati tak hingga
sehingga tidak ada arus yang mengalir.
Dengan menggunakan resistor dan dioda dapat dibentuk rangkaian gerbang
logika yang sederhana dengan memanfaatkan sifat resistor dan dioda seperti
diatas
A
B
Y:A+B
A Y:AB
Pada gambar 3, dapat dilihat untuk sebelah kiri adalah gerbang AND dan
disebelah kanan adalah gerbang OR. Untuk gerbang AND jika input A atau B
digroundkan (diberi tegangan rendah), maka arus mengalir melewati dioda
dan pada keluaran Y adalah tegangan rendah (0). Untuk mendapatkan
keluaran Y bertegangan tinggi (1) satu-satunya cara adalah dengan
memberikan input di A dan B dengan tegangan tinggi (1). Pada gerbang OR,
ketika salah satu atau dua-duanya bertegangan tinggi (1), maka arus
mengalir melewati kedua dioda tersebut. Hal ini akan mengakibatkan
keluaran di Y menjadi bertegangan tinggi (1).
Interver (gerbang NOT) dasar disusun dari transistor dan resistor seperti
terlihat pada gambar 3 berikut (dalam hal ini transistor yang digunakan
dikenal dengan transistor NPN) :
A D1 D3
B D2
11
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS
2.Gerbang OR
Gerbang OR adalah suatu rangkaian logikan yang mempunyai satu output
dan dua atau lebih input, dimana output dari gerbang OR akan mempunyai
harga 1 apabila satu atau lebih inputnya mempunyai harga satu. Perilaku
gerbang OR dapat dianalogikan dengan lampu yang dipasang saklar secara
paralel, dimana bila salah satu saklar terhubung, maka lampu akan langsung
menyala tanpa menunggu saklar yang lain terhubung.
Symbol dari gerbang pada diagram berikut :
3. Gerbang NOT
Floyd menjelaskan Gerbang NOT ini disebut juga dengan gerbang
INVENTER atau pembalik, karena keluaran dari gerbang ini adalah kebalikan
dari inputnya. Gerbang NOT ini sering disimbolkan seperti di bawah ini :
Menurut M. Moris dalam bukunya Digital Logic And Computer Design (tahun
1987). Aljabar Boolean untuk gerbang NOT dapat dirumuskan dengan
persamaan Y = A. sehingga tabel kebenaran dari gerbang NOT dapat
dipaparkan sebagai berikut :
A Y
0 1
1 0
Gambar rangkaian dan symbol dari gerbang NOT adalah sebagai berikut
4.Gerbang NAND
Gerbang NAND dibentuk oleh dua gerbang dasar yaitu NOT dan AND,
dimana keluaran dari gerbang AND kemudian diinverterkan sehingga hasilnya
adalah kebalikan dari keluaran gerbang AND (Thomas L. Floyd, 1997). Simbol
gerbang NAND seperti gerbang AND hanya saja di depan ditambah dengan
bulatan kecil simbol dari gerbang NOT.
Tabel gerbang NAND dapat dibuat dari gabungan gerbang AND dan gerbang
NOT.
A B Y=AB Y
0 0 0 1
0 1 0 1
1 0 0 1
1 1 1 0
Cara kerja dari gerbang NAND merupakan gabungan cara kerja dari gerbang
AND dan NOT. Hanya saja mengingat bahwa keadaan 0 dari output AND
sebenarnya adalah Vy, (0,2 Volt atau 0,5 Volt), maka agar dengan input
transistor T dijamin OFF, perlu dipasang sebuah dioda, sehingga dengan
penambahan dioda D, input dapat diatur alirannya. Agar transistor On
tegangan output AND harus lebih besar dari 2 kali Vy.
5.Gerbang NOR
Gerbang NOR atau NOT.OR dimana outputnya berlawanan dengan OR yang
berarti outputnya berharga 0 jika salah satu atau lebih inputnya berharga 1.
tabel lihat di leteratur. Symbol dari gerbang NOR sebagai berikut :
Rangkaian gerbang NOR dengan dioda dan transistor adalah sebagai berikut :
D. PERCOBAAN
Berlaku untuk semua rangkaian
1. Buat rangkaian seperti pada gambar (2 input) dengan baik dan benar.
2. Buat tabel kebenaran dari rangkaian (blank).
3. Tunjukkan pada asisten. (WAJIB)
4. Hubungkan rangkaian dengan Vcc = 5 volt.
5. Beri masukan pada A dan B dengan cara membuka dan menutup saklar.
Saklar buka = 0, saklar tutup = 1.
6 Catat pada tabel kebenaran perilaku LED bila diberi masukan A dan B.
7 Teruskan hingga semua input diberi masukan 1.
14
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS
P
PERCOBAAN II
GERBANG LOGIKA
A. TUJUAN
1. Memahami prinsip kerja gerbang logika dasar.
2. Memahami prinsip kerja dan mengenal berbagai macam ic.
C. TEORI
Ada tiga jenis operasi dasar dalam aljabar boole yaitu operasi And, Or, dan
Not mempunyai sifat:
AND OR NOT
0.1 = 0 0 + 1 =1 1=0
1.0 = 0 1+0=1
1.1 = 1 1 + 1 =1
Aljabar Boole
Aljabar Boole sebagai dasar perhitungan yang menggunakan 2 teori
dalam hokum logika. Hal itu diperlukan untuk memecahkan berbagai masalah
dalam merencanakan suatu rangkaian logika. Ada tiga jenis operasi dasar
didalam Aljabar Boole, yaitu operasi And, Or, dan Not. Yang mempunyai sifat
sebagai berikut:
A B AND OR
0 0 0 0
0 1 0 1
1 0 0 1
1 1 1 1
AND OR NOT
A B Y A B Y A Y
0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1
9
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS
S
ifat – sifat Aljabar Boole ini telah direalisasikan dalam rangkaian logika
dengan lambang (untuk 2 masukan).
Gerbang NAND
Gerbang NAND merupakan (Not-And), sehingga keluaran berkebalikan
dengan keluaran And, dalam rangkaian gerbang digambarkan:
Tabel Kebenaran
A B Y
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
B AY
10
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS
Tabel Kebenaran
A B Y
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0
D. PERCOBAAN
Buat rangkaian sebagai berikut dengan menggunakan IC AND, OR, NOT, NOR,
NAND (Tipe IC bisa mencari referensi di internet) dan tuliskan hasilnya pada
table kebenaran.
1. Rangkaian A (AND)
A B Y
0 0
0 1
1 0
1 1
2. Rangkaian B (OR)
A B Y
0 0
0 1
1 0
1 1
11
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS
3. Rangkaian C (NOT)
A Y
0
1
4. Rangkaian D
A B Y
0 0
0 1
1 0
1 1
5. Rangkaian E
(NAND)
A B Y
0 0
0 1
1 0
1 1
12
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS
PERCOBAAN III
RANGKAIAN KOMBINASI
A. TUJUAN
1. Mengenal dan memahami prinsip kerja beberapa rangkaian kombinasi.
2. Dapat merangkai beberapa rangkaian kombinasi.
C. TEORI
Rangkaian kombinasional terdiri dari gerbang logika yang memiliki output yang
selalu tergantung pada kombinasi logika yang telah dirancang. Rangkaian
kombinasional melakukan operasi yang dapat ditentukan secara logika dengan
memakai fungsi boolean.
D. PERCOBAAN
Percobaan 1
1. Buat Rangkaian sebagai berikut:
A B C
0 0
1 0
0 1
1 1
13
Percobaan 2
1. Buat rangkaian berikut
A B C
0 0
1 0
0 1
1 1
Percobaan 3
1. Gambarkan rangkaian dengan persamaan berikut dan buat rangkaiannya:
Y = {(A+B).A.(C+B)}
2. Tunjukan pada Asisten
3. Buat tabel kebenarannya:
A B C Y
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
14
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elertronika Jurusan Fisika FMIPA UNS
PERCOBAAN IV
PENYEDERHANAAN FUNGSI BOOLE
A. TUJUAN
C. TEORI
Pada dasarnya rangkaian logika (digital) dibentuk dari beberapa
gabungan komponen elektronik yang terdiri dari bermacam-macam gate dan
rangkaian- rangkaian lainnya, sehingga membentuk rangkaian elektronika
yang kompleks. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakanlah beberapa
metode penyederhanaan rangkaian logika.
D. PERCOBAAN
Percobaan 1
1. Sederhanakan persamaan Boole berikut.
𝑌 = (𝐴𝐵)𝐶 + (𝐴𝐵)𝐶̅
2. Buatlah Rangkaian dari persamaan Boole diatas dan hasil penyederhanaandari
persamaan Boole tersebut
3. Tulis hasilnya pada tabel kebenaran dan bandingkan hasilnya
a. Tabel kebenaran sebelum disederhanakan
A B C Y
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1
15 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS
Percobaan 3
1. Sederhanakan persamaan Boole berikut.
̅ + 𝐵)
𝑌 = 𝐴(𝐴 + 𝐶) + 𝐵 + 𝐷 (𝐷
2. Buatlah Rangkaian dari persamaan Boole diatas dan hasil penyederhanaan
dari persamaan Boole tersebut
3. Tulis hasilnya pada tabel kebenaran dan bandingkan hasilnya
a. Tabel kebenaran sebelum disederhanakan
A B C D Y
0 0 0 0
0 0 0 1
0 0 1 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 0 1
0 1 1 0
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 0 1
1 0 1 0
1 0 1 1
1 1 0 0
1 1 0 1
1 1 1 0
1 1 1 1
16
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS
17
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar
IILab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA
PERCOBAAN V
RANGKAIAN ADDER/PENJUMLAH
A. TUJUAN
1. Dapat membuat rangkaian Adder.
2. Mengetahui prinsip kerja rangkaian Adder.
C. DASAR TEORI
Tiap-tiap penjumlahan dimulai dengan menjumlahkan digit yang paling kanan
(LS) sebagai penjumlahan kolom pertama, diteruskan penjumlahan digit kolom
berikutnya dengan memperhatikan apakah ada nilai pindahan (Carry) yang
harus dijumlahkan. Pindahan keluaran (Carry out) adalah nilai lebih yang
dihasilkan pada masing-masing penjumlahan, disingkat (C out). Pindahan
masukan (Carry in) adalah C out yang ikut dijumlahkan pada penjumlahan digit
kolom berikutnya, disingkat (C in). C in dan C out tersebut adalah input dan
output dari suatu rangkaian.
Penjumlahan
Rangkaian logika yang berfungsi untuk menjumlahkan digit-digit biner ada 2
macam :
1. Rangkaian Half Adder
2. Rangkaian Full Adder
Tugas
1. Buatlah keluaran Sum dan Cout, serta buat tabel kebenaran.
2. Perbedaan rangkaian Half Adder dengan Full Adder
D. PERCOBAAN
II.
1. Buat Rangkaian Full Adder dengan 2 gerbang half adder + Gerbang OR
seperti gambar.
2. Tunjukkan Asisten.
3. Isi Tabel Kebenaran.
A B C IN SUM C OUT
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
18
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar
IILab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA
PECOBAAN VI
Decoder, Multiplekser, dan Demultiplekser
A. TUJUAN
1. Dapat membuat rangkaian decoder, multiplekser, dan demultiplekser.
2. Memahami dan mengetahui prinsip kerja rangkaian decoder, multiplekser,
dan demultiplekser.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Proton Board 1 buah
2. IC 6 Buah
3. LED 1 Buah
4. Resistor 150 Ω 1 Buah
5. Kabel konektor Secukupnya
6. Power Supply 1 Buah
C. DASAR TEORI
1. Dekoder
Salah satu aplikasi dari gerbang logika dalam sistem digital ialah sebagai
pengubah kode. Kode yang biasa digunakan adalah kode biner, BCD (8421),
oktal, heksadesimal, dan desimal. Banyak ‘misteri’ yang meliputi komputer
dan sistem digital lain, berasal dari ketidakpahaman terhadap bahasa
rangkaian digital. Peralatan digital hanya dapat mengolah bit 1 dan 0. Akan
tetapi, manusia sukar memahami deretan
panjang dari satuan biner. Untuk alasan ini diperlukan pengubah kode
(pengkode) yang mengubah dari bahasa manusia ke bahasa mesin.
Decoder (pengkode) ini berfungsi mengubah kode biner dari CPU menjadi
kode khusus yang menyalakan ruas yang tepat pada peraga (Seven segmen
display). Jadi decoder mengubah biner menjadi desimal atau dengan kata
lain menterjemahkan dari bahasa mesin ke bahasa manusia. Dekoder ini
merupakan dasar pembuatan multiplekser dan demultiplekser. Sebuah
dekoder 3 bit mempunyai 3 masukan yang diseut sket atau address dan 8
keluaran output. Suatu saat salah satu output akan bernilai satu (dinyatakan
dengan LED yang menyala) yang sesuai dengan address yang diberikan.
2
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar
IILab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA
2. Demultiplekser
Demultiplekser merupakan rangkaian untuk mengeluarkan data ke sebuah
jalur yang dikehendaki, yang dipilih melalui alamat tertentu.
3. Multiplekser
Multiplekser digunakan untuk memilih satu saluran dari beberapa saluran
untuk diteruskan ke sebuah saluran tunggal.
PERCOBAAN
1. Rangkaian Decoder
a. Berdasarkan teori mengenai decoder di atas, buat rangkaian
decoder 2 bit ke 4
b. Buat tabel kebenarannya dan catat hasil pada tabel tersebut
2. Rangkaian Demultiplekser
a. Buat rangkaian demultiplekser
b. Catat hasil pada tabel kebenaran sebagai berikut
Tabel kebenaran:
E A B D0 D1 D2 D3
1 X X
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
3. Rangkaian Multiplekser
a. Pelajari rangkaian multiplekser dan buat rangkaian tersebut
sehingga didapat tabel kebenaran sebagai berikut
3
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar
IILab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA
Tabel kebenaran :
S1 S0 Y D10 D11 D12 D13
0 0 D10 1 x x X
0 1 D11 x 1 X x
1 0 D12 X X 1 x
1 1 D13 X x x 1
4
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
PERCOBAAN VII
FLIP-FLOP
A. TUJUAN
1. Dapat merangkai rangkaian SR Flip-Flop, Clock SR Flip-flop, D Flip-flop, JK
Flip-flop.
2. Memahami prinsip kerja rangkaian SR Flip-Flop, Clock SR Flip-flop, D Flip-flop,
JK Flip-flop.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Proton Board 1 buah
2. IC 7408 1 Buah
3. IC 7402 1 Buah
4. IC 7404 1 Buah
5. LED 2 Buah
6. Resistor 150 Ω 2 Buah
7. Kabel konektor Secukupnya
8. Power Supply 1 Buah
C. Dasar Teori
Nama lain dari Flip-flop adalah Bistable atau Onebit Memory. Rangkaian ini biasanya
mempunyai dua buah output Q dan Q’. yang saling berkebalikan keadaanya. Kalau
Q=1 maka Q’=0 atau kalau Q = 0 maka Q’ = 1. Harga output Q atau Q’ ditentukan
oleh keadaan input. Dikatakan bistable karena rangkaian ini dapat stabil kedudukannya
baik pada keadaan 1 maupun kedudukan 0. harga input yang menyebabkan keadaan
output Q dan Q’ tersebut dapat diketahui dari tabel kebenarannya (truth table).
Rangkaian ini banyak digunakan sebagai memori storage untuk menyimpan data-data
bilangan biner. Macam-macam flip-flop antara lain SR flip-flop, JK Master Slave Flip-
flop, D Flip-flop. D Edge Triggered Flip-flop dan T Flip-flop.
1. SR Flip-Flop
Rangkaian ini dapat dibangun dari dua buah gerbang NOR yang saling dihubungkan
menyilang yaitu output dari gerbang yang pertama masuk sebagai input gerbang kedua
dan output gerbang kedua masuk sebagai input gerbang pertama. Dibawah ini adalah
gambar rangkaian SR Flip-Flop.
2. Clock SR Flip-Flop
Rangkaian SR Flip-Flop bekerjanya tidak sinkron karena tingkah lakunya tidak dapat
diatur secara bersamaan berdasarkan saat datangnya sinyal-sinyal masuk atau dengan
kata lain, output SR flip-flop akan berubah dengan seketika ketika pada saat sinyal-
sinyal masuknya berubah.
Untuk membuat agar outputnya berubah secara bersamaan pada saat-saat tertentu yang
dikehendaki, digunakan sinyal pengontrol yang disebut Clock. Dengan adanya sinyal
pengontrol tersebut maka output akan berubah hanya pada saat sinyal clock diberkan
(clock = 1 ). Bila sinyal clock dihentikan (clock=0) maka output tak akan mengalami
perubahan.
Gambar dibawah SR flip-flop yang dilengkapi sinyal (clock SR Flip-flop)
22
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika DigitalI
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS
3. D Flip-Flop (DFF)
D flip-flop merupakan kombinasi Clock SRFF. Dengan masukan clock rendah
keluaran gerbang AND rendah tanpa terpengaruh oleh masukan. Dengan tambahan
gerbang inventer, maka DFF hanya punya satu masukan. Dibawah ini merupakan
gambar rangkaian D Flip-Flop.
4. JK Flip-Flop (JKFF)
Ketiadaan tak tentu pada SRFF dapat diatasi dengna JKFF. Tabel kebenaran JKFF
seperti SRFF (masukan J merupakan Set dan masukan K merupakan Reset) kecuali
pada saat masukan J dan K keduanya tinggi yang menghasilkan keluaran Q kebalikan
(komplemen). Gambar dibawah merupakan JK Flip-Flop atau JKFF.
D. PERCOBAAN
PERINGATAN!
Pengambilan data diharuskan berurutan! Apabila terjadi kesalahan, praktikan harus
mengambil data dari awal.
1. SR Flip-Flop
Buat rangkaian SRF menggunakan gerbang NOR.
Ambil data dan isikan pada tabel berikut :
24
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika DigitalI
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS
2. Clock SR Flip-flop
Kerjakan dengan tahapan yang sama dengan bagian 1 untuk Clock SRFF dan
isitabel berikut :
3. JK Flip-Flop
Kerjakan dengan tahapan yang sama dengan bagian 1 untuk JK Flip-Flop dan isi
tabel berikut :
4. D Flip-Flop
Kerjakan dengan tahapan yang sama dengan bagian 1 untuk D Flip-Flop dan isi
tabel berikut.
Catatan :
Qn dan Q’n = nilai keadaan sebelumnya
Qn+1 dan Q’n+1 = nilai hasil
25
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika DigitalI
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS
PERCOBAAN VIII
PENCACAH (COUNTER) to BCD 7
SEGMENT
A.TUJUAN
Mengamati dan mempelajari pembentukan dari pencacah sinkron menggunakan JK
flip flop (JKFF) dan beberapa rangkaian logika.
DASAR TEORI
C.
Untuk mencacah jumlah pulsa, pada umumnya digunakan suatu rangkaian pencacah
yang dibentuk dari beberapa flip-flop, dan disusun menurut suatu cara yang tergantung
pada macam pencacahnya.
Hasil pencacah biasanya dinyatakan oleh kombinasi dari harga output flip flop
menurut suatu kode tertentu (lihat tabel 1)
Cacah I II III IV
ke QdQcQb QcQbQ QcQbQ QcQbQ
Qa a a a
0 0000 000 000 000
1 0001 001 001 001
2 0010 011 010 010
3 0011 010 011 011
4 0100 110 100 100
5 0101 111 101 101
6 0110 101 110 000
7 0111 100 111 dst
8 1000 000 000
9 1001 dst dst
10 0000
11 dst
Tabel 1
Meskipun kode yang digunakan pada umumnya adalah kode (bilangan) biner, nemun
ada beberapa pecahan yang menggunakan kode lain yang dibuat atas dasar maksud
tertentu. Pecahan I dan V keduanya adalah pecahan desimal. Pecahan I menggunakan
kode biner sehingga disebut juga dengan BCD (Binary Coded Decimal) Counter.
Pecahan V menggunakan kode “2 out of 5” yang berarti 5 bit, 2 bitnya berharga 1,
dengan kode ini kalau hasil pencacah harus dikirimkan ke tempat lain, koreksinya
kalau ada perubahan data selama transmisi, mudah dikerjakan.
Pencacah II adalah pencacah modula 8 yang menggunakan kode Gray, pencacah
seperti ini diperlukan apabila hasil pencacah akan dibandingkan dengan hasil
pengukuran kedudukan dari suatu posisi yang berputar (shalf encoder), yang biasanya
menggunakan kode ini. Sedangkan pecahan III dan IV berturut-turut adalah pecahan
biner modula-8 dan modula-6.
26
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika DigitalI
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS
Jadi kalau tabel pencacah dari suatu pencacah telah ditentukan., maka bagaimana
seharusnya urutan perubahan dari output flip flop yang sudah tertentu. Pertanyaan
yang timbul adalah bagaimana menyusun sejumlah flip flop agar memenuhi urutan
perubahanyang telah ditentukn tersebut. Jawaban dari pertanyaan ini akan tergantung
dari macam pencacah, yaitu sinkron atau tak sinkron, dan juga jenis flip flop yang
digunakan. Pada percobaan ini hanya akan dibicarakan pencacah yang menggunakan
JKFF.
1. Pencacah Sinkron
Pada pencacah sinkron saat perubahan dari output FF terjadi secara serempak
sesaat setelah terjadi pulsa input. Hal ini disebabkan karena pulsa input dimasukkan
pada input klok dari setiap FF. dengan cara ini hal yang perlu dikerjakan hanyalah
mengatur harga input data dari FF yang digunakan (D, JK, SR), agar perubahan
outputnya sesuai dengan tabel pencacahan. Untuk JKFF yang tabel kebenarannya
terlihat pada tabel 2, pengaturan dari harga J dan K untuk setiap macam perubahan
terlihat pada tabel 3, (Qn dan Qn+1 berturut-turut adalah output sebelum dan sesudah
pulsa klok.
J K Qn Qn+
1
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 0
Tabel 2
Qn Qn+1 J K
0 0 0 X
0 1 1 X
1 0 x 1
1 1 x 0
Tabel 3
Agar output dari FF berubah dari 0 0 dari tabel 2 baris 1 dan 3 terlihat
bahwa harga J harus 0, sedangkan harga dari K boleh 0 atau 1. Hal ini dituliskan pada
tabel 3 baris 1 (X = boleh 0 atau 1), tabel 3 disebut tabel transisi dari JKFF. Jadi
dengan demikian kalau urutan perubahan dari output FF telah ditentukan, maka dapat
dibuat tabel harga J dan K dari setiap FF untuk setiap harga kombinasi QA, QB, QC.
dari tabel seperti ini dapat diperoleh persamaan J dan K sebagai fungsi QA, QB dan
QC.
Significant Bit = LSB), sedang sebagai pulsa klok dari flip flop yang lain diperoleh
dari output flip flop didepannya. Dengan demikian perubahan dari output flip flop
akan terjadi secara beruntun dari depan kebelakang, sehingga pencacah ini disebut
“ripple counter”. Kelebihan dari pencacah ini debandingkan dengan pencacah sinkron
yaitu bentuk rangkaiannya lebih sederhana.
Hal ini disebabkan karena tidak setiap flip flop menerima pulsa klok pada saat terjadi
pulsa masuk, harga dari J dan K boleh sembarang. Semakin banyak harga sembarang x
dalam tabel kebenaran J dan K, semakin sederhana persamaan J dan K yang
diperoleh, yang berarti rangkaian counter semakin sederhana. Hanya saja tidak semua
urutan pencacah dapat direalisasikan dengan pencacah tak sinkron. Misal pada
pencacah dengan kode Gray (Pencacah II pada tabel 1), dari cacah 0 ke cacah 1 output
FF yang berubah hanyalah QC, dan ini dapat dilaksanakan pada input klok FFC
dimasukkan pulsa input. Tetapi untuk perubahan dari cacah 1 ke 2, perubahan QB
dari 0 ke 1 tidak dapat dilaksanakan karena QC yang mestinya digunakan sebagai
pulsa klok dari FFB tidak berubah.
Seven Segment
Seven segment merupakan cacah segment minimum yang dipergunakan untuk
menampilkan angka 0 sampai 9. Sejumlah karakter alphabet juga bisa disajikan
menggunakan tampilan seven segment ini.
Seven segment terdiri dari 2 konfigurasi, yaitu common anoda dan common katoda.
Pada seven segment tipe common anoda, anoda dari setiap LED dihubungkan menjadi
satu kemudian dihubungkan ke sumber tegangan positip dan katoda dari masing-
masing LED berfungsi sebagai input dari seven segment. Pada seven segment tipe
common katoda, katoda dari setiap LED dihubungkan menjadi satu kemudian
dihubungkan ke ground dan anoda dari masing-masing LED berfungsi sebagai input
dari seven segment.
TUGAS RUMAH
1. Apa perbedaan pencacah biner sinkron mod-6, mod-8, BCD
2. Apa perbedaan pencacah biner assinkron mod-6, mod-8, BCD
3. Gambar pencacah biner assinkron modulo 8
4. Gambar pencacah biner sinkron modulo 6
9. Apa yang menyebabkan terdapat bagian segmen pada display yang tidak menyala
saat dalam percobaan?
10. Dari percobaan yang telah anda lakukan, bagaimana cara anda untuk mengatasi
masalah counter yang urutan angkanya acak?
D. PERCOBAAN
COUNTERPercobaan
a. Buat rangkaian pencacah sinkron modulo 8 (gambar 1)
b. Buat semua keluaran QA, QB, QC = 0 pada kaki PRE dan CLR disambungkan pada
Vcc
c. Masukkan pulsa clock dan catat datanya pada tabelkebenaran.
d. Perhatikan apa yang terjadi pada Display Seven-Segmen, dan analisis hasilnya!
1
2
7
*disertai dengan keterangan segmen yang muncul
VCC
VCC
OUTP
Output
UT
RANGKAIAN CLOCK
GND
GND
25
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika DigitalI
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS
26