Anda di halaman 1dari 36

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

DIGITAL 2023

LABORATORIUM LEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2023
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II

Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA

MEKANISME PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 2023

A. SISTEM OFFLINE
i. Rencana Praktikum Elektronika Digital OFFLINE
1. Pelaksanaan pertama praktikum hari Selasa, 12 September 2023 (13:00 WIB
- Selesai).
2. Praktikum dilaksanakan secara Luring di lab. Instrumentasi.
3. Pengerjaan praktikum secara kelompok dengan masing-masing 2 Orang
secara acak.
4. Praktikum dilakukan dengan dibagi sesi pengerjaan, masing-masing sesi
diberikan waktu selama 85 menit.
5. Presensi (resmi) lewat OCW.

ii. Tata Tertib Praktikum Elektronika Digital LURING


1. Praktikan yang terlambat lebih dari 15 menit tidak boleh mengikuti
praktikum hari itu.
2. Praktikan WAJIB membuat laporan sementara, data sheet komponen serta
sketsa rangkaian di protoboard yang dikumpulkan sebelum memasuki
ruangan (WAJIB TULIS TANGAN).
3. Praktikan harus memakai jas praktikum serta pakaian yang sopan dan rapi
selama praktikum berlangsung, tidak boleh memakai sandal jepit dan atau
kaos oblong.
4. Praktikan dilarang membawa makanan, minuman atau bahan yang sifatnya
dapat merusak alat/peralatan percobaan ke dalam lab.
5. Bagi praktikan yang berambut panjang diharapkan mengikat atau menutup
rambutnya agar tidak mengganggu jalannya praktikum.
6. Bagi mahasiswi yang berjilbab. Ujung-ujung jilbab harus diatur sehingga
tidak mengganggu pelaksanaan praktikum.
7. Dalam memakai alat-alat laboratorium, praktikan harus melakukannya
dengan baik dan benar, untuk itu pelajari dan perhatikan modul dan
prosedurnya.
8. Praktikan dilarang memulai praktikum sebelum mendapat ijin dari asisten
pembimbing.
9. Praktikan harus menjaga kebersihan, kerapihan dan keutuhan alat
laboratorium.
10. Praktikan dilarang keras bermain-mian dengan peralatan praktikum.
11. Setelah selesai melakukan praktikum, peralatan dirapikan seperti semula
12. Praktikan yang belum mengumpulkan laporan topik sebelumnya, tidak boleh
mengikuti praktikum berikutnya.
13. Praktikan yang belum mengerjakan persyaratan tidak boleh mengikuti
praktikum hari itu.
14. Jika terjadi kerusakan atau kehilangan alat dalam pelaksanaan praktikum
maka menjadi tanggung jawab pemakai.
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II

Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA

15. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum pada hari yang ditentukan,
dapat mengajukan inhall (praktikum pengganti) setelah seluruh praktikum
selesai.
16. Maksimal jumlah inhall (praktikum pengganti) dua kali.
17. Bila praktikan tidak mengikuti praktikum sebanyak tiga kali percobaan
maka praktikan diberi kesempatan mengulang tahun berikutnya.
18. Bagi peserta inhall, laporan dikumpulkan maksimal tiga hari setelah
percobaan dilakukan.
19. Praktikan dilarang membuat kegaduhan didalam Laboratorium.
20. Hal – hal yang belum tercantum dalan tata tertib ini akan diatur kemudian.

iii. Teknis praktikum


a. Pretest
1.Pelaksaan sebelum praktikum (hari kamis, Pukul 12.30 WIB dengan durasi
maksimal 15 Menit)
2.Ruangan B.109
b. Praktikum
1.Dilaksanakan pada hari praktikum (Selasa, 13.00 WIB-Selesai)
2.Dilaksanakan diruangan lab. Instrumentasi
3. TIDAK BOLEH MEMBAWA MODUL PRAKTIKUM
4.Praktikan dilarang bekerja sama dengan kelompok lain pada saat
berlangsungnya praktikum
5.Praktikan Wajib memberitahukan kepada PJ kelompok asisten terkait rangkaian
sebelum diberikan tegangan atau pengambilan data.
6.Sistematika pada saat praktikum diatur oleh masing-masing PJ Kelompok
asisten

c. Alur Praktikum
Pretest

Pengumpulan sketsa rangkaian


di protoboard, data sheet dan
laporan sementara

Praktikum

Verifikasi rangkaian/data hasil praktikum

Pengumpulan data praktikum

Pembuatan
laporan

Pengumpulan
laporan
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II

Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA

B. FORMAT PENILAIAN
1. PRETEST (10%) NILAI MIN PRETEST 60 MUTLAK
2. LAPORAN (25%)
Format Laporan Poin Penilaian
a. Judul
b. Tujuan
c. Dasteo 10
d. Metode Percobaan 10
e. Data 15
f. Analisa 35
g. Kesimpulan 5
h. Daftar Pustaka 5
i. Pengesahan
j. Lampiran 10
Laporan Sementara dikerjakan sampai Metodologi
Ketentuan Laporan
• Ditulis tangan.
• Dasteo wajib terdiri dari 5 jurnal.
• Kertas A4, Boleh kertas bekas, margin garis tepi 3,2,2,2 (kiri, atas, kanan,
bawah) berwarna merah dengan tebal garis sama.
• Maksimal 7 halaman, pembeda menggunakan angka romawi (I, II, III, dst).
• Cover (1 angkatan sama, baik itu format ataupun warna).
• Pengumpulan Hari Jum’at jam 13.00 WIB.
• Laporan terlambat, NILAI LAPORAN TIDAK MELEBIHI NILAI
TERENDAH DI KELAS.
• Minimal daftar pustaka 5 sitasi.

3. PRAKTIKUM (35%)
a. Keberhasilan,
b. Kerjasama,
c. Kerapihan,
d. Data Percobaan

4. RESPONSI (30%) (LURING)


• PRAKTIK, PENGAMBILAN DATA, dan SOAL JAWAB SINGKAT
• PER ORANGAN
• Durasi 30 Menit
• Waktu dan Tanggal diatur kemudian

C. TOPIK PRAKTIKUM
1. Transistor dan Dioda sebagai piranti nalar (Muhammad Narendra Tama)
2. Gerbang Logika (Indah Nur Fitriah Yuliana)
3. Rangkaian Kombinasi (Septian Arief Widodo)
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II

Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA

4. Penyederhanaan Fungsi Boole (Dzia Ayyu Kamila)


5. Rangkaian Adder (Melda Gian Priyanita)
6. Decoder, Multiplekser, dan Demultiplekser (Ahmad Muhaemin)
7. Flip Flop (Rafi Ichsan Laksana)
8. Counter to BCD 7 Segment (Fajar Saputra)

D. Daftar Asisten
No. Nama NIM No. Hp
1. Muhammad Narendra Tama M0221058 +62 813-9125-2599
2. Indah Nur Fitriah M0221046 +62 821-3784-8862
3. Septian Arief Widodo M0221082 +62 857-6773-9901
4. Dzia Ayyu Kamila M0221031 +62 878-6366-9952
5. Melda Gian Priyanita M0221054 +62 878-6366-9952
6. Ahmad Muhaemin M0220001 +62 896-8904-7582
7. Rafi Ichsan Laksana M0221066 +62 813-8456-7870
8 Fajar Saputra M0221034 +62 815-4236-5325

E. Kalender Bersifat dapat berubah

Pertemuan Hari/Tanggal Topik Kegiatan PJ Asisten


Kontrak Kuliah
Selasa, 5
1. Praktikum Elektronika Rafi Ichsan Laksana
September 2023
Digital
Senin, 11 Muhammad Narendra
2. Pretest Percobaan 1
Septermber 2023 Tama
Selasa, 12 Muhammad Narendra
3. Praktikum Percobaan 1
September 2023 Tama
Senin, 18
4. Pretest Percobaan 2 Indah Nur Fitriah
September 2023
Selasa, 19
5. Praktikum Percobaan 2 Indah Nur Fitriah
September 2023
Senin, 25
6. Pretest Percobaan 3 Septian Arief Widodo
September 2023
Selasa, 26
7. Praktikum Percobaan 3 Septian Arief Widodo
September 2023
Senin, 2 Oktober
8. Pretest Percobaan 4 Dzia Ayyu Kamila
2023
Selasa, 3 Oktober
9. Praktikum Percobaan 4 Dzia Ayyu Kamila
2023
Senin, 9 Oktober
10. Pretest Percobaan 5 Melda Gian Priyanita
2023
Selasa, 10
11. Praktikum Percobaan 5 Melda Gian Priyanita
Oktober 2023
Senin, 16 Oktober
12. Pretest Percobaan 6 Ahmad Muhaemin
2023
Selasa, 17
13. Praktikum Percobaan 6 Ahmad Muhaemin
Oktober 2023
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II

Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA

X 23 Oktober 2023
UTS
X 30 Oktober 2023
Senin, 6
14. Pretest Percobaan 7 Rafi Ichsan Laksana
November 2023
Selasa, 7
15. Praktikum Percobaan 7 Rafi Ichsan Laksana
November 2023
Senin, 13
16. Pretest Percobaan 8 Fajar Saputra
November 2023
Selasa, 14
17. Praktikum Percobaan 8 Fajar Saputra
November 2023
Selasa, 21
18. Inhall Rafi Ichsan Laksana
November 2023
Selasa, 28
19. Responsi Rafi Ichsan Laksana
November 2023

F. PENGESAHAN

G. DAFTAR KELOMMPOK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL

NO A C B
HEDWIG OZZY
LIA MURTIANTI MIRANDA
ROSIANA
1
FAIZAL TRI ANANG BAGAS MAHIJA PARAMA
WIDIANDIKA PRATAMA ASCARYA SUPALA
IMEVIA HER
VALENTINA COLLINS DANI SAPUTRA
REKENALITA
2
YOANES BAYU SITI MAI
ISNAWI NURJANAH
WASKITO SAPUTRO MUNAWAROH
MARIA SARITYANA
DARAFIAH RO'IKHATUL JANNAH
DAMAI SWASTIKA
3
HAIDAR SYAFIQ MUHAMMAD KHOIRUL FAHAD ADI
RAMADHAN FAHRI NUGROHO
QOIRUL LATIFAH NUR FRANCISCA VIVEKA DAISY AZIZAH ARIES
KHOTIMAH SHANTI MAYANG PUTRI
4
DEVANA NOVITHA MILA AYU SUKMA
MUHAMMAD FERDY
FITRIYANA WARDANI
5 DEWI NURHIDAYAH ROSYITA PUTRI UMARNI SAIDATUL NISYA
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II

Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA

KHOIRUNNISA AMALLIA KHANSANIA


MAHSA ASARIA SAHDA
SHALIHAH NURALIF PURNOMO
NANIA RISWANDA KHARENINA ZALFA' WINDI INDAH
NEINEZA SHALIHAH NURANI
6
MUHAMMAD ANDIRA NURY SALSABILA AVITA NURAINI
YUSUF FIRDAUSI WIBOWO
GALUH ANJANI KHOIRUNNISA VIRA OCTAVIANA
KIRANA DEWI ALHAFSAH ACHMAD
7
TOBIAS BEVAN ADITYA WISNU
ALFIANTI TRIA SAGITA
PRAMUDITO YUDHA MARSUDI
SAFITRI AMALIA
DEVINA DAMAYANTI RIZKI AMELIA
PUTRI
8
DELIA SETYA PUSPITA PUTRI SETYO
FAJAR JELANG RIYADI
ARUM WARDANI
NASYITHA LAILA KARINI KAYALA
DINI FEBRIYANTI
RAMADHANI PUTRI
9 MUHAMMAD
FERDY EKA KUSUMA
MOH. SYAEFUL AL-AMIN RAIHANRIZA
PUTRA
EKAPUTRA
KHOIFAH
CHANDRA SETYAWATI SALZA FARESABILA
10 NURROHMAH
NURIL MUBAROKAH ROUDZOTUL NAFISAH RIZKI ABD BASYID
NATA TILAWATI WAHYU RAMADANI
WIDYA PRASTIKA
NAFI'A WIDYANINGSIH
11
RAIHAN ADITYA SAYYIDA
NOVI FITRIA MAHARANI
RAMADHAN KHAIRUNNISA
NURHIKMATUL
AULIA SANDY ANANG NURJAYA
HASANAH
12
PUTRI ARTEMISIA DJAVA RAMADHAN
DINA SITI NURMALA
RAHMADANISWARA NOVENTANA
SARASWATI
NURUL RAHMAWATI SHELA PETRIK TIENSSAFRINA
13 LORENZ
RATNA MUSTIKA MUHAMMAD FIRZA DINDA RESTRIANA
WIBOWO ADIPRAMANA WULANSARI
AZZAHRA ANISA PUTRI
SUNTI NUR MEILI DWI NOPITASARI
DIMAR SEPTI PRIANDA
14
PRAMUDYA JESRIL FAJAR BIMO
MIFTAHUL RIZQY
PRATAMA WICAKSONO
MAULINA NURUL ENGGI MUDAYA
RESTI TANIA AGIESTINA
HIDAYAH EKOWATI
15
MAGHFIRA AMADEA
ANISA EKA SAPUTRI SHOLEH PUTRA UTAMA
KISWARA
SILVIA ARUM SYIFAA KHULUQI
SURYA TRISNAWATI
PRIHATIN RIANDINI FITRIANI
16
MUHAMMAD ATHAYA
GLENNARDI FARDANI HERU PRASETYO
CALIBRIA
PRATAMA AZKA
17 SAPUTRA
YULIS NUR KHUSNAH
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

PERCOBAAN I
TRANSISTOR DAN DIODA SEBAGAI PIRANTI NALAR

A. TUJUAN
1. Mengetahui konsep dasar transistor dan dioda yang berfungsi sebagai
gerbang logika.
2. Dapat menyusun gerbang logika AND, OR, NOT, NAND, dan NOR dengan
baik dan benar.
3. Mengamati perilaku transistor dan dioda pada masing-masing gerbang
logika.
4. Dapat menganalisa percobaan gerbang logika dan membandingkan
hasilnya dengan teori-teori yang sudah ada tentang gerbang logika.

B. ALAT DAN BAHAN:


1. Aplikasi Proteus 1 buah
2. Dioda 1N4001 3 buah
3. Resistor (1 K,150 ) 4 buah
4. Transistor NPN BC108 1 buah
5. Lampu LED 1 buah
6. Power Supply 5 Volt 1 buah

C. DASAR TEORI
A. Pendahuluan
Fungsi lain transistor dan dioda selain yang telah kita lakukan pada
praktikum sebelumnya, adalah memanfaatkan sifat-sifat dari transistor dan
dioda pada perlakuan tegangan, dapat menciptakan kondisi ON dan OFF pada
output sehingga karakteristik gerbang logika dapat diperoleh.

B. Bilangan Logika
Di dalam konsep gerbang logika dikenal istilah bilangan logika. Bilangan
ini hanya ada dua yaitu 0 dan 1. Makna lain dari 0 dan 1 adalah YES dan NO
atau ON dan OFF. Arti sebenarnya dari nilai 0 adalah bahwa tegangan yang
terukur berkisar antara 0 – 0,8 Volt (mendekati tegangan ground).
Sedangkan nilai 1 berarti bahwa tegangan yang terukur berkisar pada
interval 2,5 - 5 Volt (mendekati tegangan Vcc).

C. Pembagi Tegangan
Gerbang logika yang dibentuk dari resistor sebenarnya menggunakan
prinsip pembagi tegangan.

Gambar 1a.Prinsip Pembagi tegangan Gambar 1b.R2 diset mendekati tak terhingga

Tegangan yang melewati R1 diberikan dengan rumus :


R1
VR1 = Vv ……………………(1)
R1 + R 2
Dimana V adalah tegangan yang masuk pada rangkaian resistor (VCC), R1
adalah hambatan antar VCC dan titik A, sedangkan R2 adalah hambatan dari
titik A dan ground.
Sebagai contoh R1 = 900 ohm, R2 = 100 ohm dan V = 5 Volt. Maka
tegangan yang terukur pada R1 adalah :
900 9
VR1 = 5 V x = 5 V x = 4,5 V
900 + 100 10
8
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

Karena tegangan power supply yang terukur adalah 5 Volt maka dapat
dipastikan dengan menggunakan rumus yang sama tegangan pada R2 adalah
0,5 Volt. Dengan pendekatan ukuran dari hambatan, kita dapat memilih
tegangan output yang diinginkan pada titik A.
Kita andaikan R2 adalah resistor variabel dengan dua setting dasar
resistensi rendah dan tinggi. Ketika hambatannya diset pada resistensi tinggi
(mendekati tak hingga) maka seolah-olah tegangan hanya mengalir pada R1
dan tegangan yang terbaca pada R1 mendekati 5 Volt (gambar 1.b).

D. Diode Logic
Dioda adalah komponen elektronika dengan dua kutub yang bersifat
mengalirkan arus ke satu arah tetapi menghambat arus pada arah yang
berlawanan. Dioda bekerja seperti seperti pipa dengan katup yang
mengalirkan air hanya kesatu arah saja dan mencegah air mengalir kearah
sebaliknya.
Skema diagram untuk dioda dapat digambarkan sebagai berikut :
+ - + -

Anoda Katoda Anoda Katoda

Arah arus yang mengalir Arah arus yang mengalir

Komponen ini bekerja dengan cara mengalirkan arus dari anoda ke katoda.
Kita mengetahui bahwa arus didefinisikan mengalir dari tegangan yang lebih
positif ke tegangan yang lebih negatif (elektron mengalir dengan arah yang
berlawanan). Jika anoda bertegangan lebih tinggi dari katoda, dioda
dikatakan dalam keadaan forward biased, resistensinya sangat kecil dan arus
dapat mengalir. Jika anoda bertegangan lebih rendah dari katoda, maka
dioda dalam keadaan reberse biased, resistensinya mendekati tak hingga
sehingga tidak ada arus yang mengalir.
Dengan menggunakan resistor dan dioda dapat dibentuk rangkaian gerbang
logika yang sederhana dengan memanfaatkan sifat resistor dan dioda seperti
diatas

A
B
Y:A+B

A Y:AB

Gambar.3 gerbang AND dan OR menggunakan resistor dan dioda

Pada gambar 3, dapat dilihat untuk sebelah kiri adalah gerbang AND dan
disebelah kanan adalah gerbang OR. Untuk gerbang AND jika input A atau B
digroundkan (diberi tegangan rendah), maka arus mengalir melewati dioda
dan pada keluaran Y adalah tegangan rendah (0). Untuk mendapatkan
keluaran Y bertegangan tinggi (1) satu-satunya cara adalah dengan
memberikan input di A dan B dengan tegangan tinggi (1). Pada gerbang OR,
ketika salah satu atau dua-duanya bertegangan tinggi (1), maka arus
mengalir melewati kedua dioda tersebut. Hal ini akan mengakibatkan
keluaran di Y menjadi bertegangan tinggi (1).

E. Transistor Bipolar Logic


Sebuah transistor bipolar adalah komponen semi konduktor dengan 3
terminal. Dibawah pengendalian oleh salah satu terminal (yang disebut
9
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

Basis), arus dapat mengalir secara terkendali dari terminal Kolektor ke


terminal Emitor. Menggunakan transistor sebagai saklar pengontrol elektronik
adalah dasar untuk membangun sebuah logika digital modern.
Dengan menganalogikan dengan air, sebuah transistor dapat diibaratkan
keran air. Basis dapat diibaratkan seperti katup berputar dari keran tersebut.
Ketika katup tersebut ditutup, maka tidak ada air (arus) mengalir melewati
keran. Keadaan semacam itu disebut keadaan daerah operasi OFF. Bila katup
dibuka, aliran air dimulai dari kecil kemudian membesar. Pada keadaan ini
dapat dikatakan dalam keadaan daerah operasi linier. Arus bertambah secara
linier, begitu juga tegangan yang melewati transistor bertambah secara linier.
Pada akhirnya, aliran mencapai titik dimana katup yang dibuka tidak lagi
menambah derasnya arus, hal tersebut dibatasi oleh diameter dari pipa keran
tersebut. Pada keadaan ini disebut dengan daerah jenuh (saturate). Meskipun
ada perubahan tegangan yang melewati transistor, arus yang mengalir tidak
berubah. Transistor pada logika digital membebaskan secara cepat dari
keadaan OFF ke keadaan jenuh.

Interver (gerbang NOT) dasar disusun dari transistor dan resistor seperti
terlihat pada gambar 3 berikut (dalam hal ini transistor yang digunakan
dikenal dengan transistor NPN) :

Gambar.4 Gerbang NOT menggunakan resistor dan dioda

Ketika tegangan tinggi pada basis menghidupkan transistor, maka seperti


katup keran yang ditekan ke bawah, akan menghasilkan aliran arus pada
keluaran F menjadi kecil dan mendekati 0 Volt. Ketika basis diberi tegangan
rendah maka transistor akan dalam keadaan mati. Pada titik keluaran Y,
tegangan akan mendekati tegangan power supply.

F. Dioda Transistor Logic


Dioda, transistor, dan resistor dapat digunakan untuk
mengimplementasikan gerbang logika. Pada dasarnya, kita mengkombinasi
dioda logika dengan transistor inverter, untuk membentuk gerbang NAND
(Not AND). Rangkaian dan gerbang NAND dapat dilihat seperti gambar 5.

A D1 D3

B D2

Gambar.5 Gerbang logika NAND menggunakan resistor,dioda dan Transistor


10
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

Rangkaian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Dioda D1 dan D2,


bersama dengan resistor R1, membentuk dua masukan gerbang AND. Pada
input ke D3, logika 0 dipresentasikan mendekati 0,7 Volt, sementara logika 1
mempunyai interval dari 4-5 Volt. D3 menambah tegangn yang diperlukan
untuk menggerakkan transistor. Ini memberikan pemisahan yang baik antara
level tegangan logika 0 dan 1.
Agar transistor bekerja, D3 haruslah mempunyai tegangan. Hal ini terjadi
ketika tegangan anoda mencapai 1,4 Volt. Jika tegangan anoda lebih besar
dari pada 1,4 Volt, kaki basis akan bekerja pada tegangan tinggi. Transistor
akan hidup, dengan hambatan yang kecil, demikian keluaran Y akan
menghasilkan tegangan 0 Volt. Jika anoda berada pada tegangan rendah,
Basis akan bertegangan rendah pula. Hal ini menjaga transistor untuk berada
pada keadaan OFF (hambatan mendekati tak hingga), yang menghasilkan
level tegangan logika 1 pada keluaran Y.

G. Rangkaian Gerbang Logika


1. Gerbang AND
Sifat keluaran (output) dari gerbang AND adalah mengalikan antara
masukan (input) yang satu dengan yang lain sehingga hanya ada satu
keluaran dari hasil perkalian tersebut. Operasi dari gerbang ini menghasilkan
keluaran 1 jika dan hanya jika semua inputnya 1. ketika satu input 1 dan
yang lain juga 1, maka keluarannya 1. Salah satu atau semua input berharga
0 maka keluarannya pun 0.
Menurut Thomas L Floyd dalam bukunya Digital Fundamentals (tahun 1997)
gerbang AND biasanya disimbolkan dengan gambar seperti gambar berikut :

Adapun persamaan aljabar keadaannya dapat dirumuskan sebagai Y=AB.


Dengan rumus tersebut dapat dibuat tabel kebenaran untuk gerbang AND
seperti berikut :
A B Y
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1

Sedangkan gambar rangkaian gerbang AND dengan menggunkan 2 input


seperti pada gambar berikut :

Gambar 1. Rangkaian Gerbang AND

11
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

2.Gerbang OR
Gerbang OR adalah suatu rangkaian logikan yang mempunyai satu output
dan dua atau lebih input, dimana output dari gerbang OR akan mempunyai
harga 1 apabila satu atau lebih inputnya mempunyai harga satu. Perilaku
gerbang OR dapat dianalogikan dengan lampu yang dipasang saklar secara
paralel, dimana bila salah satu saklar terhubung, maka lampu akan langsung
menyala tanpa menunggu saklar yang lain terhubung.
Symbol dari gerbang pada diagram berikut :

Sedangkan diagram untuk gerbang OR adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Rangkaian Gerbang OR

3. Gerbang NOT
Floyd menjelaskan Gerbang NOT ini disebut juga dengan gerbang
INVENTER atau pembalik, karena keluaran dari gerbang ini adalah kebalikan
dari inputnya. Gerbang NOT ini sering disimbolkan seperti di bawah ini :

Menurut M. Moris dalam bukunya Digital Logic And Computer Design (tahun
1987). Aljabar Boolean untuk gerbang NOT dapat dirumuskan dengan
persamaan Y = A. sehingga tabel kebenaran dari gerbang NOT dapat
dipaparkan sebagai berikut :

A Y
0 1
1 0

Gambar rangkaian dan symbol dari gerbang NOT adalah sebagai berikut

Gambar 3. Rangkaian Gerbang NOT


12
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

4.Gerbang NAND
Gerbang NAND dibentuk oleh dua gerbang dasar yaitu NOT dan AND,
dimana keluaran dari gerbang AND kemudian diinverterkan sehingga hasilnya
adalah kebalikan dari keluaran gerbang AND (Thomas L. Floyd, 1997). Simbol
gerbang NAND seperti gerbang AND hanya saja di depan ditambah dengan
bulatan kecil simbol dari gerbang NOT.

Tabel gerbang NAND dapat dibuat dari gabungan gerbang AND dan gerbang
NOT.

A B Y=AB Y
0 0 0 1
0 1 0 1
1 0 0 1
1 1 1 0

Cara kerja dari gerbang NAND merupakan gabungan cara kerja dari gerbang
AND dan NOT. Hanya saja mengingat bahwa keadaan 0 dari output AND
sebenarnya adalah Vy, (0,2 Volt atau 0,5 Volt), maka agar dengan input
transistor T dijamin OFF, perlu dipasang sebuah dioda, sehingga dengan
penambahan dioda D, input dapat diatur alirannya. Agar transistor On
tegangan output AND harus lebih besar dari 2 kali Vy.

Gambar 4. Rangkaian Gerbang NAND

5.Gerbang NOR
Gerbang NOR atau NOT.OR dimana outputnya berlawanan dengan OR yang
berarti outputnya berharga 0 jika salah satu atau lebih inputnya berharga 1.
tabel lihat di leteratur. Symbol dari gerbang NOR sebagai berikut :

Rangkaian gerbang NOR dengan dioda dan transistor adalah sebagai berikut :

Gambar 5. Rangkaian13Gerbang NOR


Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

D. PERCOBAAN
Berlaku untuk semua rangkaian
1. Buat rangkaian seperti pada gambar (2 input) dengan baik dan benar.
2. Buat tabel kebenaran dari rangkaian (blank).
3. Tunjukkan pada asisten. (WAJIB)
4. Hubungkan rangkaian dengan Vcc = 5 volt.
5. Beri masukan pada A dan B dengan cara membuka dan menutup saklar.
Saklar buka = 0, saklar tutup = 1.
6 Catat pada tabel kebenaran perilaku LED bila diberi masukan A dan B.
7 Teruskan hingga semua input diberi masukan 1.

14
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS
P
PERCOBAAN II
GERBANG LOGIKA

A. TUJUAN
1. Memahami prinsip kerja gerbang logika dasar.
2. Memahami prinsip kerja dan mengenal berbagai macam ic.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Breadboard 1 Buah
2. IC 7400 1 Buah
3. IC 7402 1 Buah
4. IC 7404 1 Buah
5. IC 7408 1 Buah
6. IC 7432 1 Buah
7. Resistor 150  1 Buah
8. LED 1 Buah
9. Power Suply 1 Buah
10. Kabel konektor Secukupnya

C. TEORI
Ada tiga jenis operasi dasar dalam aljabar boole yaitu operasi And, Or, dan
Not mempunyai sifat:

AND OR NOT

0.0 = 0 0+0=0 0=1

0.1 = 0 0 + 1 =1 1=0

1.0 = 0 1+0=1

1.1 = 1 1 + 1 =1

Aljabar Boole
Aljabar Boole sebagai dasar perhitungan yang menggunakan 2 teori
dalam hokum logika. Hal itu diperlukan untuk memecahkan berbagai masalah
dalam merencanakan suatu rangkaian logika. Ada tiga jenis operasi dasar
didalam Aljabar Boole, yaitu operasi And, Or, dan Not. Yang mempunyai sifat
sebagai berikut:

A B AND OR
0 0 0 0
0 1 0 1
1 0 0 1
1 1 1 1

AND OR NOT
A B Y A B Y A Y
0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1

9
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS
S
ifat – sifat Aljabar Boole ini telah direalisasikan dalam rangkaian logika
dengan lambang (untuk 2 masukan).

Gerbang-gerbang diatas telah direalisasikan dalam bentuk IC. Dalam sebuah IC


7408 terdapat 4 buah gerbang AND, dalam IC 7404 terdapat 6 buah gerbang NOT
dan dalam IC 7432 terdapat 4 buah gerbang
OR.

Gerbang NAND
Gerbang NAND merupakan (Not-And), sehingga keluaran berkebalikan
dengan keluaran And, dalam rangkaian gerbang digambarkan:

Tabel Kebenaran
A B Y
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0

Gerbang NOR gerbang NOR = (NOT – OR). Gerbang logika NOR


adalah gerbang logika gabungan dari gerbang logika OR dan gerbang
logika NOT.
A

B AY

10
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

Tabel Kebenaran
A B Y
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0
D. PERCOBAAN
Buat rangkaian sebagai berikut dengan menggunakan IC AND, OR, NOT, NOR,
NAND (Tipe IC bisa mencari referensi di internet) dan tuliskan hasilnya pada
table kebenaran.

1. Rangkaian A (AND)

A B Y
0 0
0 1
1 0
1 1

2. Rangkaian B (OR)

A B Y
0 0
0 1
1 0
1 1

11
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

3. Rangkaian C (NOT)

A Y
0
1

4. Rangkaian D
A B Y
0 0
0 1
1 0
1 1

5. Rangkaian E
(NAND)

A B Y
0 0
0 1
1 0
1 1

12
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

PERCOBAAN III
RANGKAIAN KOMBINASI

A. TUJUAN
1. Mengenal dan memahami prinsip kerja beberapa rangkaian kombinasi.
2. Dapat merangkai beberapa rangkaian kombinasi.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Proto Board 1 buah
2. IC 3 Buah
3. LED 1 Buah
4. Resistor 150  1 Buah
5. Kabel konektor Secukupnya
6. Power Supply 1 Buah

C. TEORI
Rangkaian kombinasional terdiri dari gerbang logika yang memiliki output yang
selalu tergantung pada kombinasi logika yang telah dirancang. Rangkaian
kombinasional melakukan operasi yang dapat ditentukan secara logika dengan
memakai fungsi boolean.

Postulat dan Teorema Aljabar Boole


Postulat 2 (a) x+0=x (b) x.1 = x
Postulat 5 (a) x +x’ = 1 (b) x.x’= 0
Teorema 1 (a) x+x=x (b) x.x = x
Teorema 2 (a) x+1=1 (b) x.0 = 0
Teorema 3 (a) (x’)’ = x
Postulat 3 (a) x+y=y+x (b) xy = yx
Teorema 4 (a) x + (y + z) = (x + y) + z (b) x (yz) = (xy)z
Postulat 4 (a) x(y +z) = xy + xz (b) x + yz = (x + y)(x + z)
Teorema 5 (a) (x + y)’ = x’ y’ (b) (xy)’ = x’ + y’
Teorema 6 (a) x + xy = x (b) x(x + y) = x

Rangkaian kombinasi mempunyai komponen-komponen masukan, rangkaian


logika, dan keluaran, tanpa umpan balik.

D. PERCOBAAN
Percobaan 1
1. Buat Rangkaian sebagai berikut:

2. Tunjukkan pada Assisten


3. Ambil data dan buat tabel kebenarannya

A B C
0 0
1 0
0 1
1 1

13
Percobaan 2
1. Buat rangkaian berikut

2. Tunjukkan pada Assisten


3. Buat tabel kebenarannya

A B C
0 0
1 0
0 1
1 1

Percobaan 3
1. Gambarkan rangkaian dengan persamaan berikut dan buat rangkaiannya:
Y = {(A+B).A.(C+B)}
2. Tunjukan pada Asisten
3. Buat tabel kebenarannya:

A B C Y
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1

14
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elertronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

PERCOBAAN IV
PENYEDERHANAAN FUNGSI BOOLE

A. TUJUAN

1. Dapat menyederhanakan fungsi Boole.


2. Dapat mengaplikasikan fungsi Boole ke dalam bentuk rangkaian
elektronika.
3. Memahami dan dapat menganalisa prinsip kerja dari rangkaian yang dibuat.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Proto Board 1 buah
2. IC 74 series 3 buah
3. Resistor 150  1 buah
4. Lampu LED 1 buah
5. Power Supply 1 buah
6. Jumper Secukupnya

C. TEORI
Pada dasarnya rangkaian logika (digital) dibentuk dari beberapa
gabungan komponen elektronik yang terdiri dari bermacam-macam gate dan
rangkaian- rangkaian lainnya, sehingga membentuk rangkaian elektronika
yang kompleks. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakanlah beberapa
metode penyederhanaan rangkaian logika.

Penyederhanaan secara aljabar (Minterm dan Maxterm)


Persamaan Boole yang lebih sederhana berarti menghasilkan rangkaian
logika yang lebih sederhana pula. Salah satu cara untuk mengurangi penyalur
gerbang masukan adalah dengan melakukan faktorisasi persamaan Boole. Misal
persamaan Boole: 𝑌 = 𝐴̅𝐵 + 𝐴𝐵 . Melalui faktorisasi diatas, persamaan dapat
disederhanakan menjadi : 𝑌 =𝐴̅𝐵+ 𝐴𝐵 = B(𝐴̅+A) = B.
Metode minterm atau atau sering disebut metode jumlah dari hasil kali
(Sum-of Product) yaitu suatu cara untuk menyusun rangkaian logika berdasarkan
tabel kebenaran. Untuk menyusun rangkaian logika yang ekivalen dengan suatu
tabel kebenaran tertentu, dilakukan operasi OR dari hasil kali fundamental untuk
setiap keadaan masukan yang memberikan keluaran tinggi. Cara lainnya adalah
dengan menyusun rangkaian logika dari tabel kebenaran adalah dengan
menggunakan metode maksterm atau sering disebut perkalian dari hasil jumlah
(Product of Sum= POS). Cara ini berkebalikan dengan cara minterm. Untuk
menyusun rangkaian logika yang ekivalen dengan tabel kebenaran tertentu,
dilakukan operasi AND dari hasil jumlah OR fundamental untuk setiap keadaan
masukan yang memberikan keluaran rendah

Peta Karnaugh (Map Karnaugh)


Cara lain untuk menyederhanakan persamaan Boole adalah dengan
menggunakan Map Karnaugh / Peta Karnaugh. Peta Karnaugh adalah suatu
cara untuk menyederhanakan rangkaian secara grafis untuk atau diagram
berdasarkan teknik pengenalan pola. Peta Karnaugh berisi semua kombinasi
kemungkinan dari system logika. Kombinasi ini dirangkai dalam bentuk tabel. Peta
Karnaugh yang paling sederhana terdiri dari 2 buah masukan.

D. PERCOBAAN
Percobaan 1
1. Sederhanakan persamaan Boole berikut.
𝑌 = (𝐴𝐵)𝐶 + (𝐴𝐵)𝐶̅
2. Buatlah Rangkaian dari persamaan Boole diatas dan hasil penyederhanaandari
persamaan Boole tersebut
3. Tulis hasilnya pada tabel kebenaran dan bandingkan hasilnya
a. Tabel kebenaran sebelum disederhanakan
A B C Y
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1
15 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

b. Tabel kebenaran setelah disederhanakan


A B Y
0 0
1 0
0 1
1 1
Percobaan 2
1. Sederhanakan persamaan Boole berikut.
𝑌 = (𝐴 + B)(𝐵 + 𝐴̅)(𝐴 + 𝐶)(𝐴 + 𝐶̅ )
2. Buatlah Rangkaian dari persamaan Boole diatas dan hasil penyederhanaan
dari persamaan Boole tersebut
3. Tulis hasilnya pada tabel kebenaran dan bandingkan hasilnya
a. Tabel kebenaran sebelum disederhanakan
A B C Y
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
b. Tabel kebenaran setelah disederhanakan
A B Y
0 0
1 0
0 1
1 1

Percobaan 3
1. Sederhanakan persamaan Boole berikut.
̅ + 𝐵)
𝑌 = 𝐴(𝐴 + 𝐶) + 𝐵 + 𝐷 (𝐷
2. Buatlah Rangkaian dari persamaan Boole diatas dan hasil penyederhanaan
dari persamaan Boole tersebut
3. Tulis hasilnya pada tabel kebenaran dan bandingkan hasilnya
a. Tabel kebenaran sebelum disederhanakan
A B C D Y
0 0 0 0
0 0 0 1
0 0 1 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 0 1
0 1 1 0
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 0 1
1 0 1 0
1 0 1 1
1 1 0 0
1 1 0 1
1 1 1 0
1 1 1 1

16
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

b. Tabel kebenaran setelah disederhanakan


A B Y
0 0
0 1
1 0
1 1

17
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar
IILab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA

PERCOBAAN V
RANGKAIAN ADDER/PENJUMLAH

A. TUJUAN
1. Dapat membuat rangkaian Adder.
2. Mengetahui prinsip kerja rangkaian Adder.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Protoboard 1 buah
2. IC 7408 1 buah
3. IC 7400 2 Buah
4. IC 7432 1 Buah
5. Resistor 150  2 buah
6. Lampu LED 2 buah
7. Kabel konektor secukupnya
8. Power Supply 1 buah

C. DASAR TEORI
Tiap-tiap penjumlahan dimulai dengan menjumlahkan digit yang paling kanan
(LS) sebagai penjumlahan kolom pertama, diteruskan penjumlahan digit kolom
berikutnya dengan memperhatikan apakah ada nilai pindahan (Carry) yang
harus dijumlahkan. Pindahan keluaran (Carry out) adalah nilai lebih yang
dihasilkan pada masing-masing penjumlahan, disingkat (C out). Pindahan
masukan (Carry in) adalah C out yang ikut dijumlahkan pada penjumlahan digit
kolom berikutnya, disingkat (C in). C in dan C out tersebut adalah input dan
output dari suatu rangkaian.
Penjumlahan
Rangkaian logika yang berfungsi untuk menjumlahkan digit-digit biner ada 2
macam :
1. Rangkaian Half Adder
2. Rangkaian Full Adder

Rangkaian Half Adder


Rangkaian Half Adder adalah rangkaian logika yang hanya dapat
menjumlahkan dua bilangan biner yang masing-masing terdiri dari satu
bilangan saja. Rangkaian ini mempunyai dua masukan dan dua keluaran, dua
keluaran yang satu berfungsi sebagai keluaran / Cout dan satu lagi sebagai
hasil penjumlahan Sum. Rangkaian Half Adder disusun dari kombinasi
beberapa gerbang NAND seperti pada gambar 1.
2
1 4
3

Gambar 1. Rangkaian Half Adder

Rangkaian Full Adder


Rangkaian ini sudah dapat melakukan penjumlahan bilangan biner
sepenuhnya. Rangkaian ini sebagai dasar penjumlahan semua kolom dari dua
bilangan biner yang akan dijumlahkan. Pada rangkaian ini terdapat tambahan
satu jalan masukan yaitu jalan masukan untuk nilai pindahan yang harus
dijumlahkan pada penjumlahan kolom Cin. Rangkaian Full Adder adalah
gabungan dari rangkaian half adder dengan ditambah satu gerbang OR.
2
1 4 2
3 41
3

Gambar 2. Rangkaian Full Adder


17
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar
IILab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA

Tugas
1. Buatlah keluaran Sum dan Cout, serta buat tabel kebenaran.
2. Perbedaan rangkaian Half Adder dengan Full Adder

D. PERCOBAAN

Komponen : IC 7400, IC 7408, IC 7432


I.
1. Buatlah rangkaian half adder dengan gerbang NAND.
2. Tunjukkan pada asisten kalau sudah benar.
3. Isi tabel kebenaran.
A B Sum Cout
0 0
0 1
1 0
1 1

II.
1. Buat Rangkaian Full Adder dengan 2 gerbang half adder + Gerbang OR
seperti gambar.
2. Tunjukkan Asisten.
3. Isi Tabel Kebenaran.

A B C IN SUM C OUT
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1

18
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar
IILab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA

PECOBAAN VI
Decoder, Multiplekser, dan Demultiplekser

A. TUJUAN
1. Dapat membuat rangkaian decoder, multiplekser, dan demultiplekser.
2. Memahami dan mengetahui prinsip kerja rangkaian decoder, multiplekser,
dan demultiplekser.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Proton Board 1 buah
2. IC 6 Buah
3. LED 1 Buah
4. Resistor 150 Ω 1 Buah
5. Kabel konektor Secukupnya
6. Power Supply 1 Buah

C. DASAR TEORI
1. Dekoder
Salah satu aplikasi dari gerbang logika dalam sistem digital ialah sebagai
pengubah kode. Kode yang biasa digunakan adalah kode biner, BCD (8421),
oktal, heksadesimal, dan desimal. Banyak ‘misteri’ yang meliputi komputer
dan sistem digital lain, berasal dari ketidakpahaman terhadap bahasa
rangkaian digital. Peralatan digital hanya dapat mengolah bit 1 dan 0. Akan
tetapi, manusia sukar memahami deretan

Gambar dekoder 3 bit ke 8

panjang dari satuan biner. Untuk alasan ini diperlukan pengubah kode
(pengkode) yang mengubah dari bahasa manusia ke bahasa mesin.
Decoder (pengkode) ini berfungsi mengubah kode biner dari CPU menjadi
kode khusus yang menyalakan ruas yang tepat pada peraga (Seven segmen
display). Jadi decoder mengubah biner menjadi desimal atau dengan kata
lain menterjemahkan dari bahasa mesin ke bahasa manusia. Dekoder ini
merupakan dasar pembuatan multiplekser dan demultiplekser. Sebuah
dekoder 3 bit mempunyai 3 masukan yang diseut sket atau address dan 8
keluaran output. Suatu saat salah satu output akan bernilai satu (dinyatakan
dengan LED yang menyala) yang sesuai dengan address yang diberikan.

2
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar
IILab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA

2. Demultiplekser
Demultiplekser merupakan rangkaian untuk mengeluarkan data ke sebuah
jalur yang dikehendaki, yang dipilih melalui alamat tertentu.

Gambar dekoder 2 ke 4 saluran dengan masukan Enable(E) atau


demultiplekser saluran pemilih. Saluran E sebagai masukan data dan saluran
A dan B sebagai saluran pemilih. Demultiplekser sebetulnya juga merupakan
dekoder dengan masukan Enable (E).

3. Multiplekser
Multiplekser digunakan untuk memilih satu saluran dari beberapa saluran
untuk diteruskan ke sebuah saluran tunggal.

Gambar multiplekser 4 ke 1 saluran.

PERCOBAAN
1. Rangkaian Decoder
a. Berdasarkan teori mengenai decoder di atas, buat rangkaian
decoder 2 bit ke 4
b. Buat tabel kebenarannya dan catat hasil pada tabel tersebut

2. Rangkaian Demultiplekser
a. Buat rangkaian demultiplekser
b. Catat hasil pada tabel kebenaran sebagai berikut
Tabel kebenaran:
E A B D0 D1 D2 D3
1 X X
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1

3. Rangkaian Multiplekser
a. Pelajari rangkaian multiplekser dan buat rangkaian tersebut
sehingga didapat tabel kebenaran sebagai berikut
3
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar
IILab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA

Tabel kebenaran :
S1 S0 Y D10 D11 D12 D13
0 0 D10 1 x x X
0 1 D11 x 1 X x
1 0 D12 X X 1 x
1 1 D13 X x x 1

4
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar II

Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA

PERCOBAAN VII
FLIP-FLOP

A. TUJUAN
1. Dapat merangkai rangkaian SR Flip-Flop, Clock SR Flip-flop, D Flip-flop, JK
Flip-flop.
2. Memahami prinsip kerja rangkaian SR Flip-Flop, Clock SR Flip-flop, D Flip-flop,
JK Flip-flop.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Proton Board 1 buah
2. IC 7408 1 Buah
3. IC 7402 1 Buah
4. IC 7404 1 Buah
5. LED 2 Buah
6. Resistor 150 Ω 2 Buah
7. Kabel konektor Secukupnya
8. Power Supply 1 Buah

C. Dasar Teori
Nama lain dari Flip-flop adalah Bistable atau Onebit Memory. Rangkaian ini biasanya
mempunyai dua buah output Q dan Q’. yang saling berkebalikan keadaanya. Kalau
Q=1 maka Q’=0 atau kalau Q = 0 maka Q’ = 1. Harga output Q atau Q’ ditentukan
oleh keadaan input. Dikatakan bistable karena rangkaian ini dapat stabil kedudukannya
baik pada keadaan 1 maupun kedudukan 0. harga input yang menyebabkan keadaan
output Q dan Q’ tersebut dapat diketahui dari tabel kebenarannya (truth table).
Rangkaian ini banyak digunakan sebagai memori storage untuk menyimpan data-data
bilangan biner. Macam-macam flip-flop antara lain SR flip-flop, JK Master Slave Flip-
flop, D Flip-flop. D Edge Triggered Flip-flop dan T Flip-flop.

1. SR Flip-Flop
Rangkaian ini dapat dibangun dari dua buah gerbang NOR yang saling dihubungkan
menyilang yaitu output dari gerbang yang pertama masuk sebagai input gerbang kedua
dan output gerbang kedua masuk sebagai input gerbang pertama. Dibawah ini adalah
gambar rangkaian SR Flip-Flop.

2. Clock SR Flip-Flop
Rangkaian SR Flip-Flop bekerjanya tidak sinkron karena tingkah lakunya tidak dapat
diatur secara bersamaan berdasarkan saat datangnya sinyal-sinyal masuk atau dengan
kata lain, output SR flip-flop akan berubah dengan seketika ketika pada saat sinyal-
sinyal masuknya berubah.
Untuk membuat agar outputnya berubah secara bersamaan pada saat-saat tertentu yang
dikehendaki, digunakan sinyal pengontrol yang disebut Clock. Dengan adanya sinyal
pengontrol tersebut maka output akan berubah hanya pada saat sinyal clock diberkan
(clock = 1 ). Bila sinyal clock dihentikan (clock=0) maka output tak akan mengalami
perubahan.
Gambar dibawah SR flip-flop yang dilengkapi sinyal (clock SR Flip-flop)

22
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika DigitalI
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

3. D Flip-Flop (DFF)
D flip-flop merupakan kombinasi Clock SRFF. Dengan masukan clock rendah
keluaran gerbang AND rendah tanpa terpengaruh oleh masukan. Dengan tambahan
gerbang inventer, maka DFF hanya punya satu masukan. Dibawah ini merupakan
gambar rangkaian D Flip-Flop.

4. JK Flip-Flop (JKFF)
Ketiadaan tak tentu pada SRFF dapat diatasi dengna JKFF. Tabel kebenaran JKFF
seperti SRFF (masukan J merupakan Set dan masukan K merupakan Reset) kecuali
pada saat masukan J dan K keduanya tinggi yang menghasilkan keluaran Q kebalikan
(komplemen). Gambar dibawah merupakan JK Flip-Flop atau JKFF.

D. PERCOBAAN
PERINGATAN!
Pengambilan data diharuskan berurutan! Apabila terjadi kesalahan, praktikan harus
mengambil data dari awal.

1. SR Flip-Flop
Buat rangkaian SRF menggunakan gerbang NOR.
Ambil data dan isikan pada tabel berikut :

S R Qn Q’n Qn+1 Q’n+1


0 0
0 1
0 0
1 0
1 1

Tunjukkan pada Asisten

24
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika DigitalI
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

2. Clock SR Flip-flop
Kerjakan dengan tahapan yang sama dengan bagian 1 untuk Clock SRFF dan
isitabel berikut :

Clk S R Qn Q’n Qn+1 Q’n+1


0 0 0
0 0 1
0 0 0
0 1 0
0 1 1
0 1 0
0 0 0
1 0 0
1 0 1
1 0 0
1 1 0
1 1 1

3. JK Flip-Flop
Kerjakan dengan tahapan yang sama dengan bagian 1 untuk JK Flip-Flop dan isi
tabel berikut :

Clk J K Qn Q’n Qn+1 Q’n+1


0 0 0
0 0 1
0 0 0
0 1 0
0 1 1
0 1 0
0 0 0
1 0 0
1 0 1
1 0 0
1 1 0
1 1 1

4. D Flip-Flop
Kerjakan dengan tahapan yang sama dengan bagian 1 untuk D Flip-Flop dan isi
tabel berikut.

Clk D Qn Q’n Qn+1 Q’n+1


0 0
0 1
0 0
1 0
1 1

Catatan :
Qn dan Q’n = nilai keadaan sebelumnya
Qn+1 dan Q’n+1 = nilai hasil

25
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika DigitalI
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

PERCOBAAN VIII
PENCACAH (COUNTER) to BCD 7
SEGMENT

A.TUJUAN
Mengamati dan mempelajari pembentukan dari pencacah sinkron menggunakan JK
flip flop (JKFF) dan beberapa rangkaian logika.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Display Seven-Segment
2. 3 buah Led dan 3 buah Resistor 150 Ω
3. Power supply 5 volt
4. IC 7476
5. IC 7447
6. IC 7404
7. IC 7408
8. Rangkaian Clock NE555

DASAR TEORI
C.
Untuk mencacah jumlah pulsa, pada umumnya digunakan suatu rangkaian pencacah
yang dibentuk dari beberapa flip-flop, dan disusun menurut suatu cara yang tergantung
pada macam pencacahnya.
Hasil pencacah biasanya dinyatakan oleh kombinasi dari harga output flip flop
menurut suatu kode tertentu (lihat tabel 1)

Cacah I II III IV
ke QdQcQb QcQbQ QcQbQ QcQbQ
Qa a a a
0 0000 000 000 000
1 0001 001 001 001
2 0010 011 010 010
3 0011 010 011 011
4 0100 110 100 100
5 0101 111 101 101
6 0110 101 110 000
7 0111 100 111 dst
8 1000 000 000
9 1001 dst dst
10 0000
11 dst

Tabel 1

Meskipun kode yang digunakan pada umumnya adalah kode (bilangan) biner, nemun
ada beberapa pecahan yang menggunakan kode lain yang dibuat atas dasar maksud
tertentu. Pecahan I dan V keduanya adalah pecahan desimal. Pecahan I menggunakan
kode biner sehingga disebut juga dengan BCD (Binary Coded Decimal) Counter.
Pecahan V menggunakan kode “2 out of 5” yang berarti 5 bit, 2 bitnya berharga 1,
dengan kode ini kalau hasil pencacah harus dikirimkan ke tempat lain, koreksinya
kalau ada perubahan data selama transmisi, mudah dikerjakan.
Pencacah II adalah pencacah modula 8 yang menggunakan kode Gray, pencacah
seperti ini diperlukan apabila hasil pencacah akan dibandingkan dengan hasil
pengukuran kedudukan dari suatu posisi yang berputar (shalf encoder), yang biasanya
menggunakan kode ini. Sedangkan pecahan III dan IV berturut-turut adalah pecahan
biner modula-8 dan modula-6.

26
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika DigitalI
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

Jadi kalau tabel pencacah dari suatu pencacah telah ditentukan., maka bagaimana
seharusnya urutan perubahan dari output flip flop yang sudah tertentu. Pertanyaan
yang timbul adalah bagaimana menyusun sejumlah flip flop agar memenuhi urutan
perubahanyang telah ditentukn tersebut. Jawaban dari pertanyaan ini akan tergantung
dari macam pencacah, yaitu sinkron atau tak sinkron, dan juga jenis flip flop yang
digunakan. Pada percobaan ini hanya akan dibicarakan pencacah yang menggunakan
JKFF.

1. Pencacah Sinkron
Pada pencacah sinkron saat perubahan dari output FF terjadi secara serempak
sesaat setelah terjadi pulsa input. Hal ini disebabkan karena pulsa input dimasukkan
pada input klok dari setiap FF. dengan cara ini hal yang perlu dikerjakan hanyalah
mengatur harga input data dari FF yang digunakan (D, JK, SR), agar perubahan
outputnya sesuai dengan tabel pencacahan. Untuk JKFF yang tabel kebenarannya
terlihat pada tabel 2, pengaturan dari harga J dan K untuk setiap macam perubahan
terlihat pada tabel 3, (Qn dan Qn+1 berturut-turut adalah output sebelum dan sesudah
pulsa klok.

J K Qn Qn+
1
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 0
Tabel 2

Qn Qn+1 J K
0 0 0 X

0 1 1 X

1 0 x 1

1 1 x 0

Tabel 3

Agar output dari FF berubah dari 0 0 dari tabel 2 baris 1 dan 3 terlihat
bahwa harga J harus 0, sedangkan harga dari K boleh 0 atau 1. Hal ini dituliskan pada
tabel 3 baris 1 (X = boleh 0 atau 1), tabel 3 disebut tabel transisi dari JKFF. Jadi
dengan demikian kalau urutan perubahan dari output FF telah ditentukan, maka dapat
dibuat tabel harga J dan K dari setiap FF untuk setiap harga kombinasi QA, QB, QC.
dari tabel seperti ini dapat diperoleh persamaan J dan K sebagai fungsi QA, QB dan
QC.

2. Pencacah Tak Sinkron


Pada pencacah tak sinkron perubahan dari output flip flop tidak terjadi secara
serempak, karena pulsa input hanya dimasukan pada flip flop terdepan (Least
27
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika DigitalI
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

Significant Bit = LSB), sedang sebagai pulsa klok dari flip flop yang lain diperoleh
dari output flip flop didepannya. Dengan demikian perubahan dari output flip flop
akan terjadi secara beruntun dari depan kebelakang, sehingga pencacah ini disebut
“ripple counter”. Kelebihan dari pencacah ini debandingkan dengan pencacah sinkron
yaitu bentuk rangkaiannya lebih sederhana.

Hal ini disebabkan karena tidak setiap flip flop menerima pulsa klok pada saat terjadi
pulsa masuk, harga dari J dan K boleh sembarang. Semakin banyak harga sembarang x
dalam tabel kebenaran J dan K, semakin sederhana persamaan J dan K yang
diperoleh, yang berarti rangkaian counter semakin sederhana. Hanya saja tidak semua
urutan pencacah dapat direalisasikan dengan pencacah tak sinkron. Misal pada
pencacah dengan kode Gray (Pencacah II pada tabel 1), dari cacah 0 ke cacah 1 output
FF yang berubah hanyalah QC, dan ini dapat dilaksanakan pada input klok FFC
dimasukkan pulsa input. Tetapi untuk perubahan dari cacah 1 ke 2, perubahan QB
dari 0 ke 1 tidak dapat dilaksanakan karena QC yang mestinya digunakan sebagai
pulsa klok dari FFB tidak berubah.

Seven Segment
Seven segment merupakan cacah segment minimum yang dipergunakan untuk
menampilkan angka 0 sampai 9. Sejumlah karakter alphabet juga bisa disajikan
menggunakan tampilan seven segment ini.

Seven segment terdiri dari 2 konfigurasi, yaitu common anoda dan common katoda.
Pada seven segment tipe common anoda, anoda dari setiap LED dihubungkan menjadi
satu kemudian dihubungkan ke sumber tegangan positip dan katoda dari masing-
masing LED berfungsi sebagai input dari seven segment. Pada seven segment tipe
common katoda, katoda dari setiap LED dihubungkan menjadi satu kemudian
dihubungkan ke ground dan anoda dari masing-masing LED berfungsi sebagai input
dari seven segment.

TUGAS RUMAH
1. Apa perbedaan pencacah biner sinkron mod-6, mod-8, BCD
2. Apa perbedaan pencacah biner assinkron mod-6, mod-8, BCD
3. Gambar pencacah biner assinkron modulo 8
4. Gambar pencacah biner sinkron modulo 6

Catatan Untuk praktikum dan tambahan analisa laporan:


1. Jelaskan prinsip kerja tiap rangkaian
2. Analisa output yang terjadi, kenapa terjadi demikian?
3. Manakah yang menjadi bit rendah dan bit tinggi?
4. Jelaskan jenis Display Seven-segment yang digunakan!
5. Kenapa IC NE555 digunakan pada praktikum?
6. Apa perbedaan dari ketiga jenis rangkaian diatas?
7. Apa saja pengaplikasian dari rangkaian yang dibuat pada percobaan?
8. Dari analisa yang telah anda buat, apakah perngertian dari rangkaian counter itu
dan fungsinya(masukkan ke dalam kesimpulan)?
28
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika DigitalI
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

9. Apa yang menyebabkan terdapat bagian segmen pada display yang tidak menyala
saat dalam percobaan?
10. Dari percobaan yang telah anda lakukan, bagaimana cara anda untuk mengatasi
masalah counter yang urutan angkanya acak?

D. PERCOBAAN

COUNTERPercobaan
a. Buat rangkaian pencacah sinkron modulo 8 (gambar 1)
b. Buat semua keluaran QA, QB, QC = 0 pada kaki PRE dan CLR disambungkan pada
Vcc
c. Masukkan pulsa clock dan catat datanya pada tabelkebenaran.
d. Perhatikan apa yang terjadi pada Display Seven-Segmen, dan analisis hasilnya!

Cacah ke Q Q Q Gambar tampilan display*


c B A
0

1
2

7
*disertai dengan keterangan segmen yang muncul

VCC
VCC
OUTP
Output
UT

RANGKAIAN CLOCK

GND
GND

25
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika DigitalI
Lab.Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika FMIPA UNS

Gambar 1 pencacah sinkron modula-8

Gambar 2 rangkaian clock NE555

26

Anda mungkin juga menyukai