Anda di halaman 1dari 8

Permasalahan Keluarga :

Perselingkuhan
Agus Triyanto
Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi
Universitas Negeri Yogyakarta
Pendahuluan
• Pengenalan topik: Perselingkuhan dalam keluarga merupakan masalah yang sering terjadi
dan berdampak besar pada keluarga

• Tujuan presentasi: Memahami definisi, bentuk, faktor yang mempengaruhi, dan dampak
perselingkuhan pada keluarga, serta cara penanganan dan pencegahannya
• Konteks permasalahan: Perselingkuhan dapat terjadi pada pasangan yang telah menikah
atau yang belum menikah, dan dapat mempengaruhi stabilitas keluarga
Definisi
perselingkuhan dalam
keluarga
• Pengertian perselingkuhan: Perselingkuhan dalam
keluarga adalah suatu tindakan ketidaksetiaan
pasangan yang terjadi secara rahasia dengan
orang lain di luar pasangan, baik secara emosional
maupun fisik
• Bentuk-bentuk perselingkuhan: Perselingkuhan
dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti
perselingkuhan emosional, perselingkuhan fisik,
perselingkuhan online, dan sebagainya
• Faktor-faktor yang mempengaruhi
perselingkuhan: Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya perselingkuhan antara
lain ketidakpuasan dalam hubungan, kurangnya
komunikasi, ketidaksetaraan dalam hubungan,
kebosanan dalam hubungan, dan sebagainya
Dampak perselingkuhan
pada keluarga
• Dampak psikologis: Perselingkuhan dapat
menyebabkan depresi, kecemasan,
ketidakpercayaan, stres, dan sebagainya pada
pasangan yang dikhianati
• Dampak sosial: Perselingkuhan dapat
mempengaruhi reputasi keluarga di masyarakat dan
membuat hubungan antara anggota keluarga
menjadi tidak harmonis
• Dampak ekonomi: Perselingkuhan dapat
berdampak pada finansial keluarga, misalnya akibat
perceraian atau biaya yang dikeluarkan untuk
menangani masalah perselingkuhan
Penanganan
perselingkuhan
dalam keluarga
• Komunikasi: Membuka komunikasi yang jujur
dan terbuka antara pasangan untuk mengatasi
masalah perselingkuhan
• Konseling: Mencari bantuan dari ahli konseling
untuk membantu pasangan dalam mengatasi
masalah perselingkuhan
• Terapi pasangan: Melakukan terapi bersama
pasangan untuk memperkuat hubungan dan
memperbaiki masalah yang mendasari
perselingkuhan
• Terapi keluarga: Melakukan terapi bersama
keluarga untuk memperkuat hubungan antar
anggota keluarga dan memperbaiki hubungan
setelah perselingkuhan terjadi
• Peningkatan komunikasi dalam keluarga:
Pencegahan Memperkuat komunikasi dan menjaga hubungan yang
terbuka dan jujur antara pasangan
perselingkuhan dalam • Membangun kepercayaan dan menghargai
pasangan: Membangun saling percaya dan
keluarga menghargai pasangan dalam hubungan
• Menjaga keintiman dan kualitas hubungan:
Memperhatikan kualitas hubungan dan keintiman
dalam hubungan
• Mengatasi faktor risiko: Mencegah faktor-faktor risiko
yang dapat memicu perselingkuhan, seperti
kurangnya perhatian, kurangnya keintiman, dan
sebagainya
Kesimpulan
• Ringkasan presentasi: Perselingkuhan dalam keluarga
merupakan masalah serius yang dapat berdampak pada
stabilitas keluarga. Definisi, bentuk, faktor yang
mempengaruhi, dan dampak perselingkuhan harus
dipahami untuk bisa menanganinya dengan baik.
• Pentingnya mengatasi perselingkuhan dalam keluarga:
Perselingkuhan dapat merusak hubungan dan
kepercayaan dalam keluarga, sehingga sangat penting
untuk mengatasi dan mencegahnya.
• Ajakan untuk bertindak dan mengatasi permasalahan:
Setelah memahami permasalahan perselingkuhan dalam
keluarga, penting untuk bertindak dan mengatasi masalah
tersebut dengan cara yang tepat.
Daftar pustaka
• Amato, P. R., & Previti, D. (2003). People's reasons for divorcing: Gender, social class,
the life course, and adjustment. Journal of Family Issues, 24(5), 602-626. doi:
10.1177/0192513X03254507
• Blow, A. J., & Hartnett, K. (2017). Infidelity in committed relationships II: A substantive
review. Journal of Marital and Family Therapy, 43(2), 230-259. doi: 10.1111/jmft.12198

• Hall, J. A., & Fincham, F. D. (2006). Relationship dissolution following infidelity: The
roles of attributions and forgiveness. Journal of Social and Clinical Psychology, 25(5),
508-522. doi: 10.1521/jscp.2006.25.5.508
• Mark, K. P., Janssen, E., & Milhausen, R. R. (2011). Infidelity in heterosexual couples:
demographic, interpersonal, and personality-related predictors of extradyadic sex.
Archives of Sexual Behavior, 40(5), 971-982. doi: 10.1007/s10508-011-9771-z
• Solomon, M. F., & Knobloch, L. K. (2009). Theoretical perspectives on infidelity: An
introduction. Journal of Social and Personal Relationships, 26(1), 1-6. doi:
10.1177/0265407509105534
• Whisman, M. A., & Snyder, D. K. (2007). Sexual infidelity in a national survey of
American women: Differences in prevalence and correlates as a function of method of
assessment. Journal of Family Psychology, 21(2), 147-154. doi: 10.1037/0893-
3200.21.2.147
• Young, K. S. (2015). Internet infidelity: A critical review of the literature. Addictive
Behaviors, 40, 35-41. doi: 10.1016/j.addbeh.2014.09.002

Anda mungkin juga menyukai