Anda di halaman 1dari 10

HAKIKAT PENDEKATAN KUALITATIF DAN PENDEKATAN KUANTITATIF

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:

“Metode Penelitian Bahasa dan Sastra”

Dosen Pengampu:

Dr. Iwan Marwan, M.Hum.

Oleh:

Putriani (21207023)

Nurul Hidayah (21207029)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2023
PETA KONSEP
A. Pendekatan Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah,
dengan menggunakan metode ilmiah dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang
tertarik secara alamiah (David William, 1995).
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan
naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang
fenomena dalam suatu latar yang berkonteks khusus.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya: perilaku,
persepsi, motivasi, tidakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
1. Karakteristik Metode Kualitatif
a. Penekanan pada lingkungan yang alamiah (naturalistic setfing), berarti
bahwa data diperoleh dengan cara berada di tempat di mana penelitian itu
akan dibuat. Data tersebutditemukan secara langsungdari tangan pertama.
Singkatnya peneliti terlibat langsung dalarn penelitian tersebut baik dalam
hal pengumpulan data melalui wawancara atau observasi, begitu halnya
juga dengan analisa dan interpretasi data.
b. Induktif (inductive), cara induktif biasanya mulai dengan mengobservasi
sasaran penelitian secara rinci menuju generalisasi dan ide-ide yang
abstrak. Tujuan dari cara induktif yaitu untuk menemukan pola-pola atau
tema-tema hasil analisa data yang diperoleh lewat wawancara.
c. Fleksibel (flexible), fleksibel berarti terbuka terhadap kemungkinan
penyesuaian terhadap keadaan yang selalu berubah dan memungkinkan
perolehan pengertian yang mendalam. Peneliti harus terhindar dari
formalitas yang kaku yang menutup kemungkinan munculnya penemuan
baru.
d. Pengalaman langsung (direct experience), hal lain yang penting dalam
metode kualitatif yaitu bahwa datanya selalu diperoleh dari tangan pertama
dan berupa pengalaman langsung dari partisipan. Data tidak boleh
diperoleh melalui pihak ketiga. Begitu pula data tersebut harus benar-benar
merupakan pengalaman langsung. Data yang diperoleh harus benar-benar
mendalam dengan penuh perhatian hingga aspek-aspek yang terkecil,
konteks dan nuansanya.
e. Kedalaman (indepth), tempat pengambilan data digambarkan dengan luas
dan makin lama makin terperinci serta berusaha untuk menempatkan
pembaca dalam konteks.
f. Proses, proses berarti melihat bagaimana fakta, realita, gejala dan peristiwa
itu terjadi dan dialami. Metode ini menekankan proses karena persepsi
partisipan merupakan kunci utama. Inti dari proses yaitu memahami
dinamika internal tentang bagaimana suatu program, organisasi atau
hubungan itu terjadi.
g. Mencari pengertian yang mendalam (verstehen), artinya metode ini hendak
mempelajari bagaimana orang mengerti sesuatu. Pada prinsipnya manusia
selalu mengungkapkan diri dalam bentuk simbol-simbol. Simbol-simbol
ini memiliki arti. Untuk itu wawancara merupakan media yang penting
untuk menangkap pemahaman dan pengertian orang atas simbol-simbol
yang digunakan.

2. Keunggulan Metode Kualitatif


Ada beberapa kunggulan yang dimiliki oleh metode kualitatif.
a. Data penelitian sangat mendasar karena berdasarkan fakta, peristiwa dan
realita. Jadi bukan merupakan rekayasa peneliti.
b. Pembahasannya mendalam dan terpusat, karena datanya digali secara
mendalam.
c. Hasil penelitian tidak diasumsikan oleh peneliti di awal penelitian, tetapi
diperoleh dari partisipan dan dianalisa oleh peneliti.
d. Peneliti yang menggunakan metode ini percaya kepada dinamika dan
proses.

3. Pendekatan Dalam Penelitian Kualitatif


a. Etnografi, pendekatan etnografi dalam pengertian kualitatif terbanyak
berasal dari bidang antropologi.
Secara umum pendekatan etnografi adalah pengamatan berperan serta
sebagai bagian dari penelitian lapangan. Tidak ada pembatasan terlebih
dahulu tentang apa yang akan diamati.
b. Penelitian lapangan (field research), dianggap sebagai pendekatan luas
dalam penelitian kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data
kualitatif.
Ide pentingnya adalah bahwa peneliti berangkat ke lapangan untuk
mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan
ilmiah (pendekatan terkait erat dengan pengamatan berperan serta).
Peneliti lapangan biasanya membuat catatan lapangan secara ekstentif
yang kemudian dibuatkan kodenya dan dianalisis dalam berbagai cara.
c. Grounded Theory dikembangkan Glaser dan Strauss dimaksudkan adalah
untuk mengembangkan teori tentang minat terhadap fenomena.
Merupakan penelitian dengan proses bertahap yang cukup rumit.
Penelitian dimulai dengan memunculkan pertanyaan generatif yang
membantu penelitian, namun tidak dimaksudkan untuk tetap statis atau
menjadi dinamis. Ada berbagai strategi alias kunci:
 Koding
 Memoing
 Diagram terpadu

B. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian,
proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai
dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan,rumus dan
kepastian data numerik. Pendekatan kuantitatif merujuk kepada kata “kuantitas” itu
sendiri. Kuantitas berarti jumlah atau banyaknya sesuatu hal. Pendekatan kuantitatif
berarti pendekatan yang bersifat “menjumlahkan atau mengumpulkan”. Metode
penelitian kuantitatif adalah sebuah metode penelitian yang di dalamnya
menggunakan banyak angka.(Ibrahim N. S., 2001) Mulai dari proses pengumpulan
data hingga penafsirannya. Metode penelitian ini menerjemahkan data menjadi
angka untuk menganalisis hasil temuannya. Penelitian kuantitatif dapat bersifat
deskriptif, korelasi, dan asosiatif berdasarkan hubungan antar variabelnya.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan baik dalam ilmu alam maupun ilmu sosial,
dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga
digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah
penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk
membedakannya dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian sosial, metode
statistik merupakan representasi metode kuantitatif yang paling jelas, karena di
dalam metodeini ada proses “kuantifikasi”, yaitu proses memberi angka
terhadap“kualitas” sesuatu hal. Misalnya, orang membuat penelitian terhadap para
dosen yang mengajar di salah satu perguruan tinggi. Dosen yangmengajar sangat
baik diberi nilai dalam bentuk angka “4”; mengajar baikdiberi angka “3”; mengajar
cukup baik diberi angka “2”; mengajar kurangbaik diberi angka “1”; mengajar tidak
baik diberi angka “0” (nol). Prosesini merupakan proses “mengkuantifikasi” satu
“kualitas”, yang dalam contoh ini menyentuh kualitas atau mutu “mengajar”. Proses
inidipandang sebagai bagian hakiki dari pendekatan kuantitatif.
Latar belakang filosofis yang melahirkan pendekatan kuantitatifadalah
filsafat Positivisme. Filsafat Positivisme keluar dari kandungan Empirisme yang
dirintis oleh para filsuf empirist seperti John Locke, David Hume dan August
Comte. Basis utama pengetahuan ditemukan dalam pengalaman indrawi yang
diperoleh melalui observasi. Tetapi kekhasan aliran Positivisme terdapat dalam
pendirian dasar bahwa obyek pengalaman indrawi secara ketat hanya menyentuh
“sesuatu yang bisadiamati” (observable).81 Bila obyek pengalaman itu tidak bisa
diamati,dia tidak bisa dijadikan dasar bagi pencapaian pengetahuan ilmiah.
Konsekuensi lebih lanjut dari pendirian dasar ini ialah bahwa hasilobservasi peneliti
haruslah “bebas” dari penilaian subyektif, dalam arti bahwa apa yang diamati
haruslah sesuai dengan obyek yang diobservasi sebagaimana adanya. Itulah
karakter “positif”nya. Karena itu, Positivisme sangat mengandalkan penalaran
logis-matematis. Obyek yang diamati dikumpulkan, diberi angka dan kode,
digolongkan dan dinalarkan menurut hukum-hukum matematis.
Para ilmuwan yang menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan
alat ukur statistik menggolongkan variabel-variabel ke dalam tiga tipe skala, yaitu
skala nominal, skala ordinal dan skala metris. Skala nominal terbentuk dari proses
pengklasifikasian (pembentuk klas) item-item yang berhubungan langsung dengan
variabel yang sama, tetapi hubungan antara item-item dalam satu klas itu bersifat
eksklusif, karena masing-masing item merupakan kategori-kategori yang sudah
lengkap.
1. Ciri ciri metode kuantitatif
a. Kausalitas. Hubungan sebab akibat antara dua konsep. Variabel
independent (sebagai sebab) dan variabel dependen (sebagai akibat).
Menggunakan metode eksperimen.
b. Generalisasi. Menggunakan sampel untuk menarik keadaan populasi.
Menghadapi persoalan validitas eksternal.
c. Replikasi. Mengkaji kembali dengan cara yang sama apakah
penemuan yangterdahulu dapat diterapkan pada konteks-konteks
yang lain.
d. Individualisme. Memperlakukan individu sebagai pusat dari
penelitian empiris. Kumpulan jawaban dari individu-individuuntuk
membentuk ukuran keseluruhan(misalnya tendensi sentral,
variabilitas,
e. Probability sampling, menggunakan sampeluntuk mewakili/
representasi keadaanpopulasi. Sampel adalah perkiraan
terhadapkeadaan populasi. Setiap anggota populasimemperoleh
kesempatan yang samamenjadi anggota sample.
2. Karakteristik Penelitian Metode Kuantitatif
Karakteristik penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut (Nana
Sudjana dan Ibrahim, 2001: 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002 : 11; Johnson,
2005; dan Kasiram 2008: 149-150):
a. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau top-
down), yang berusaha memahami suatu fenomena dengan cara
menggunakan konsep-konsep yang umum untuk menjelaskan
fenomena-fenomena yang bersifat khusus.
b. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghundari hal-
hal yang bersifat subjektif.
c. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyususun ilmu
nomotetik yaitu ilmu yang berupaya membuat hokum-hukum dari
generalisasinya.
d. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang
dibutuhkan, serta alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan
apa yang telah direncanakan sebelumnya.
3. Kelebihan
a. Dapat digunakan untuk menduga atau meramal.
b. Hasil analisis dapat diperoleh dengan akurat bila digunakan sesuai
aturan.
c. Dapat digunakan untuk mengukur interaksi hubungan antara
dua atau lebihvariabel.
d. Dapat bersemangat kenyataan permasalahan yang kompleks dan
rumit dalamsebuah model.
e. Penelitian lebih berjalan sistematis.
f. Mampu memanfaatkan teori yang ada.
g. Penelitian lebih berjalan objektif.
h. Spesifik, jelas, rinci.
i. Ukuran penelitian besar, sehingga menjadi nilai tambah sendiri.
4. Kekurangan Metode Kuantitatif
a. Pengumpulan data cenderung berasal dari nilai tertinggi.
b. Penelitian tidak subyektif.
c. Orientasi hanya sebatas pada jumlah.
d. Berdasarkan anggapan-anggapan (asumsi)
e. Asumsi tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
f. Data harus berdistribusi normal dan hanya dapat digunakan untuk
menganalisis data yang populasi sampel datanya sama.
g. Tidak dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan cuplikan
(sampel) yang jumlahnya sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mm., Hariyati, T., Yudestia Pratiwi, M., & Afifah Sekolah Tinggi Agama Islam
Ibnu Rusyd Kotabumi, S. (2022). Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan
Penerapan Nya Dalam Penelitian. Education Journal.2022, 2(2).

Dr. J.R. Raco, M.E., M. S. (2018). METODE PENELlTlAN KUALlTATlF JENIS,


KARAKTERISTIK, DAN KEUNGGULANNYA. PT Grasindo.
https://osf.io/mfzuj/

Mukrimaa, S. S., Nurdyansyah, Fahyuni, E. F., YULIA CITRA, A., Schulz, N. D., ,‫غسان‬
‫د‬., Taniredja, T., Faridli, E. M., & Harmianto, S. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif. In Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Vol. 6, Issue
August).

Mulyadi, M. (2019). Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar


Menggabungkannya [Quantitative and Qualitative Research and Basic Rationale to
Combine Them]. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 15(1), 128–138.

Musianto, L. S. (2002). Perbedaan Pendekatan Kuantitatif Dengan Pendekatan


Kualitatif Dalam Metode Penelitian. Jurnal Manajemen Dan Wirausaha, 4(2),
123–136. https://doi.org/10.9744/jmk.4.2.pp.123-136

Robert, B., & Brown, E. B. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. 1,
1–14.

Anda mungkin juga menyukai