Hemostasis adalah proses fisiologis dalam tubuh untuk menghentikan perdarahan
pada lesi vaskular. Komponen - komponen yang berperan dalam proses hemostasis yaitu pembuluh darah, trombosit, faktor - faktor pembekuan darah, protein antikoagulasi dan enzim fibrinolisis. Perubahan dalam keseimbangan antara aktivasi dan inhibisi pada sistem hemostasis akan menyebabkan kelainan berupa perdarahan atau trombosis (Benyamin, 2006) Peran sistem vaskuler dalam mencegah perdarahan meliputi proses kontraksi pembuluh darah ( vasokonstriksi ), aktivasi trombosit dan pembekuan darah. Sel endotel pembuluh darah yang utuh bersifat antikoagulan dengan menghasilkan inhibitor trombosit ( Nitrogen oksida, prostasiklin, ADP-ase), inhibitor bekuan darah/lisis (trombomodulin, heparan, tissue plasminogen activator, urokinase plasminogen aktivator, inhibitor jalur faktor jaringan). Sel endotel ini dapat terluka karena berbagai rangsangan seperti asidosis, hipoksia, endotoksin, oksidan, sitokin dan shear stress. Jika lapisan endotel rusak, maka jaringan ikat dibawah endotel seperti serat kolagen, serat elastin dan membrana basalis terbuka, sehingga di mulainya aktivasi trombosit ( adesi, agregrasi sehingga terjadi sumbat trombosit ). Endotel pembuluh darah yang tidak utuh akan bersifat prokoagulan dengan menyebabkan vasokonstriksi lokal, menghasilkan faktor koagulasi (tromboplastin, faktor von Willebrand, aktivator dan inhibitor protein C, inhibitor aktivator plasminogen tipe 1),serta mengaktifkan faktor XI dan XII (Tambunan, 2006) (Furie, 2008) Fibrinolisis adalah proses penghancuran deposit fibrin, sehingga aliran darah akan t erbuka kembali. Sistem fibrinolisis mulai bekerja sesaat setelah terbentuknya bekuan fibrin. Sistem fibrinolisis terdiri dari 3 komponen utama yaitu : plasinogen yang akan diakt ifkan menjadi plasmin, akt ifator plasminogen dan inhibitor plasmin.Deposisi fibrin akan merangsang aktivasi plasminogen menjadi plasmin oleh akt ivator plasminoge n seperti tissue plasminogen aktivator (t-PA), urokinase plasminogen aktivator (u-PA), F.XIIa dan kallikrein. Plasmin yang terbentuk akan memecah fibrinogen dan fibrin menjadi fibrinogen degradation product (FDP). Dengan proses ini fibrin yang tidak diperlukan dilarutkan sehingga hambatan terhadap aliran darah dapat dicegah. Untuk menghindari terjadinya aktivitas fibrinolisis yang berlebihan, tubuh mempunyai mekanisme kontrol berupa inhibitor aktivator plasminogen (PAI-1) yang akan menginaktivasi t-PA maupun u-PA, dan alfa 2 antiplasmin yang akan menetralkan aktivitas plasmin yang masuk ke sirkulasi (Tambunan, 2006) (Roberts, 2006)