dan sistem keuangan. Hal ini tentu saja mengurangi jenis transaksi yang secara langsung mempertemukan pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi.
Media baru yang digunakan adalah
smartphone. Kegiatan transaksi dilakukan dengan deposito, transaksi dalam jaringan, transfer keuangan dengan aplikasi perbankan bergerak maupun jenis transaksi lainnya FINTECH HISTORY Teknologi finansial yang paling awal dikembangkan pada abad ke-19 melalui penemuan TELEGRAF. Komersialisasi telegraf mulai dilakukan pada tahun 1838 M. Selanjutnya, pada tahun 1869 dibuatlah sistem keuangan global yang mencakup wilayah trans-Atlantik. Penghubung sistem keuangan ini menggunakan teknologi kabel lintas wilayah beserta dengan infrastruktur yang diperlukannya. Bank bernama Barclays kemudian berhasil membuat anjungan tunai mandiri pada tahun 1967.
1966 M
Perkembangan teknologi komputer dan internet pada tahun
1966 mengawali pengembangan teknologi finansial pada 1839 M masa modern. Komputer dan internet mulai digunakan untuk mengembangkan bisnis dalam skala global. Bank memulai penggunaan teknologi finansial pada periode tahun 1980an. Komputer dimanfaatkan oleh bank untuk keperluan akuntansi Sementara itu, pada tahun 2011 Tiongkok menjadi negara perintis penggunaan teknologi finansial di benua Asia
2005
Pada tahun 2005, Inggris menjadi negara
pertama yang memulai teknologi finansial skala 2011 global. Kegiatan ini kemudian menghasilkan siklus pendanaan sebesar 40.000 dana pinjaman. Pada tahun 2006, benua Amerika memulai penggunaan teknologi finansial secara global JENIS FINTECH
Lending dan Clearing, dan Risiko Investasi Crowdfunding Settlement Exp. DuitPintar.com, Exp. Bibit, Exp. kitabisa.com Exp. Doku.co, Digitalmakerter.co Bareksa atau Midtran m, Cermati.com Rajapremi. Fintech di Indonesia Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) melaporkan, nilai transaksi pembayaran digital di Indonesia Rp 305,4 miliar per tahun lalu. Sebanyak 21% startup teknologi finansial (fintech) berencana menyasar pasar di negara lain. Dari total Rp 305,4 miliar, sebanyak Rp 35 triliun di antaranya merupakan transaksi uang elektronik. Nilainya meningkat 58,5% secara tahunan (year on year/yoy). Ada 38 perusahaan fintech yang memperoleh izin secara resmi. Ternyata ada pemain lama yang masuk dalam fintech terbesar yaitu
Jenius milik BTPN, Go Moile milik CIMB, dan Sakuku milik BCA.
Meskipun gojek bukan kategori aplikasi fintech namun
kenyataannya 30% total transaksi uang digital yang ada di Indonesia berasal dari Gojek dalam hal ini Gopay.
Alat promosi fintech yang sampai detik ini berhasil memaksa
masyarakat untuk download dan install ialah promosi cashback, apakah itu berbentuk poin atau uang digital Indonesia Fintech Society (IFSOC) menyebut, kolaborasi penyaluran dana perbankan melalui fintech lending terus meningkat dan mendominasi selama 2022.
Hal ini dibuktikan dengan proporsi
outstanding pinjaman fintech lending kategori lender perbankan dalam negeri mencapai kontribusi tertinggi 46% pada Oktober 2022.
Menurut Steering Committee IFSOC,
Dyah N.K Makhijani, kolaborasi tersebut sejalan dengan upaya bank dalam memenuhi kewajiban penyaluran modal untuk UMKM paling sedikit 20% pada tahun 2022 dan secara bertahap meningkat menjadi 25% di tahun depan. Dampak Negatif Fintech
1. Penyelewengan dana nasabah
2. Penipuan berkedok investasi 3. Penipuan berkedok Pinjaman 4. Perbankan terancam gulung tikar 5. Ketergantungan terhadap internet 6. Menumpukkan aplikasi fintech di hp Masyarakat terjebak Fintech
1. Kurangnya Pengawasan dan Regulasi
2. Minimnya Pengetahuan Masyarakat terhadap Keamanan Data 3. Rendahnya Kesadaran Masyarakat akan Legalitas