Anda di halaman 1dari 15

Fintech

Financial Technologi

Dr. Muhamad Wildan Fawa’id, MEI


Fintech

Adalah penggabungan antara teknologi


dan sistem keuangan. Hal ini tentu saja
mengurangi jenis transaksi yang secara
langsung mempertemukan pihak-pihak
yang terlibat dalam transaksi.

Media baru yang digunakan adalah


smartphone. Kegiatan transaksi
dilakukan dengan deposito, transaksi
dalam jaringan, transfer keuangan
dengan aplikasi perbankan bergerak
maupun jenis transaksi lainnya
FINTECH HISTORY
Teknologi finansial yang paling awal dikembangkan pada abad ke-19
melalui penemuan TELEGRAF. Komersialisasi telegraf mulai dilakukan
pada tahun 1838 M. Selanjutnya, pada tahun 1869 dibuatlah sistem
keuangan global yang mencakup wilayah trans-Atlantik. Penghubung
sistem keuangan ini menggunakan teknologi kabel lintas wilayah beserta
dengan infrastruktur yang diperlukannya. Bank bernama Barclays
kemudian berhasil membuat anjungan tunai mandiri pada tahun 1967.

1966 M

Perkembangan teknologi komputer dan internet pada tahun


1966 mengawali pengembangan teknologi finansial pada
1839 M masa modern. Komputer dan internet mulai digunakan
untuk mengembangkan bisnis dalam skala global. Bank
memulai penggunaan teknologi finansial pada periode
tahun 1980an. Komputer dimanfaatkan oleh bank untuk
keperluan akuntansi
Sementara itu, pada tahun 2011 Tiongkok
menjadi negara perintis penggunaan
teknologi finansial di benua Asia

2005

Pada tahun 2005, Inggris menjadi negara


pertama yang memulai teknologi finansial skala
2011 global. Kegiatan ini kemudian menghasilkan
siklus pendanaan sebesar 40.000 dana
pinjaman. Pada tahun 2006, benua Amerika
memulai penggunaan teknologi finansial secara
global
JENIS FINTECH

Peer-to-Peer (P2P) Payment, Market Aggregator Manajemen


Lending dan Clearing, dan
Risiko Investasi
Crowdfunding Settlement Exp.
DuitPintar.com, Exp. Bibit,
Exp. kitabisa.com Exp. Doku.co, Digitalmakerter.co Bareksa atau
Midtran m, Cermati.com Rajapremi.
Fintech di Indonesia
Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) melaporkan, nilai transaksi pembayaran digital di Indonesia Rp 305,4
miliar per tahun lalu. Sebanyak 21% startup teknologi finansial (fintech) berencana menyasar pasar di
negara lain. Dari total Rp 305,4 miliar, sebanyak Rp 35 triliun di antaranya merupakan transaksi uang
elektronik. Nilainya meningkat 58,5% secara tahunan (year on year/yoy).
Ada 38 perusahaan fintech yang memperoleh izin secara
resmi. Ternyata ada pemain lama yang masuk dalam fintech
terbesar yaitu

Jenius milik BTPN, Go Moile milik CIMB, dan Sakuku milik BCA.

Meskipun gojek bukan kategori aplikasi fintech namun


kenyataannya 30% total transaksi uang digital yang ada di
Indonesia berasal dari Gojek dalam hal ini Gopay.

Alat promosi fintech yang sampai detik ini berhasil memaksa


masyarakat untuk download dan install ialah promosi
cashback, apakah itu berbentuk poin atau uang digital
Indonesia Fintech Society (IFSOC)
menyebut, kolaborasi penyaluran dana
perbankan melalui fintech lending terus
meningkat dan mendominasi selama
2022.

Hal ini dibuktikan dengan proporsi


outstanding pinjaman fintech lending
kategori lender perbankan dalam negeri
mencapai kontribusi tertinggi 46% pada
Oktober 2022.

Menurut Steering Committee IFSOC,


Dyah N.K Makhijani, kolaborasi tersebut
sejalan dengan upaya bank dalam
memenuhi kewajiban penyaluran modal
untuk UMKM paling sedikit 20% pada
tahun 2022 dan secara bertahap
meningkat menjadi 25% di tahun depan.
Dampak Negatif Fintech

1. Penyelewengan dana nasabah


2. Penipuan berkedok investasi
3. Penipuan berkedok Pinjaman
4. Perbankan terancam gulung tikar
5. Ketergantungan terhadap internet
6. Menumpukkan aplikasi fintech di
hp
Masyarakat terjebak Fintech

1. Kurangnya Pengawasan dan Regulasi


2. Minimnya Pengetahuan Masyarakat
terhadap Keamanan Data
3. Rendahnya Kesadaran Masyarakat akan
Legalitas

Anda mungkin juga menyukai