Anda di halaman 1dari 4

MY BEAST FRIEND

Namaku malika.Aku lahir dibali.Tapi ,sekarang aku tinggal diyogyakarta bersama


kedua orangtuaku.Yasmin dan andri prtama mereka adalah orang hebat yang telah
membesarkanku selama 15 tahun ini.Aku seorang anak satu-satunya
(tunggal),jadi.Ketika aku berada dirumah aku tak mempunyai teman untuk bermain
dan semenjak waktu itulah aku memanfaatkan waktuku untuk belajar dan membantu
meringankan beban kedua orngtuaku saat mereka bekerja.Papahku seorang
pelukis,namun pendapatan tidak seberapa,ia mulai melukis lukisan tergantung pada
konsumen yang ingin memesan lukisannya.Mamahku seorang pengrajin batik.Batik
yang mamahku jual adalah batik tradisional.Penghasilan mamahku sedikit lebih besar
dibandingkan dengan papahku.Diwilayah yogyakarta ini.Banyak sekali peminat
batik.Sebagai ciri khasnya.Pada kesempatan inilah mamahku mulai memanfaatkan
keadaan.

Aku memang suka sekali membantu kedua orangtuaku,tetapi aku juga tak lupa
dengan tugas utamaku sebagai seorang pelajar untuk menuntut ilmu.Jika ada waktu-
waktu luangku.Aku habiskan untuk mengisi, menjawab soal-soal atau pun mengulang
pelajaran yang baruku pelajari disekolah.

Aku adalah seorang anak yang lugu,aku tak mempunyai banyak teman.Teman
sekolahku banyak yang menjauhiku,mereka enggan bermain denganku.Apa karena
aku miskin? Entahlah aku tak mengerti apa yang mereka pikirkan dariku,mereka
menemuiku hanya ketika mereka membutuhkan dan memanfaatkan kecerdsanku,aku
tidak mmempermasalahkan semua ini.Aku tak mau mempunyai banyak musuh.Hanya
ada seorang gadis lugu yang ingin menjadi teman baikku dia adalah azkia.Teman
sebangkuku.Azkia seorang gadis yang baik.Rajin dan cerdas.Tapi sayangnya dia
memiliki sifat ceroboh.Azkia sangat lincah dan lihai dalam menggerakan tubuhnya saat
menari.Jari-jarinya sangat lentik.Maka tidak heran jika azkia selalu muncul difestival-
festival tarian tradisional diyogyakarta.

Tiba-tiba ponselku bergetar dan kuluangkan waktuku untuk membaca pesan


singkat.Karena penasaran “lika,tugas untuk besok sudah kamu kerjakan?” ternyata
pesan yang singkat itu berasal dari teman sebangkuku azkia.”sudah azkia tugasku
sudah selesai dua hari yang lalu.Kalau kamu gimana? Kamu sudah selesai belum?”
tanyaku penasaran.” Belum lika,baru beberapa nomor yang sudah aku
kerjakan.Sepertinya hari ini akan aku selesaikan”.”kebetulan sekali bagaimana kalau
aku bantu kamu selesaikan tugasnya?”.”tidak usah lika.Aku tidak mau merepotkan
mu.”tidak masalah untukku azkia”.”gak papa lika aku bisa mengerjakannya sendiri
lagi pula hanya beberapa nomor yang belum aku isi .Itung-itung aku belajar melatih
otakku.Hehehee”.”oke kalau begitu sampai bertemu besok yah azkia”.Kataku
mengakhiri percakapan yang singkat.
Keesokan harinya.Seperti biasa aku berjalan kaki menuju sekolah.Aku memang
rutin melakukan hal ini.Karena orangtuaku tak mempunyai kendaraan.Penghasilan
orangtuaku hanya bisa untuk makan sehari-hari.

Detik demi detik telahku lewatkan.Menit demi menit telahku lalui.Sebentar lagi telah
tiba waktuku untuk memasuki lingkungan sekolah.Aku sudah tak sabar ingin segera
mendapatkan ilmu baru.Aku sangat-sangat tak sabar bertemu dengan teman dan
guruku.

Setibanya aku dikelas.Keadaan kelas sangat gaduh ada beberapa teman yang
mengusikku.”yaa,eellaa.Ngapain si siudik dateng.Padahal udah bagus-bagus tadi dia
gak ada dikelas ini.Ya gak”.”tau nih,bikin suasana kelas jadi panas aja!” ya.Itu adalah
contoh cacian dari teman sekelasku.Mereka memandangku sebelah mata tapi aku
selalu mengiraukan itu.Aku tidak mau mencari masalah kepada mereka.

Seketika itu suasana kelas yang gaduh beralih menjadi hening ya,benar
saja.Pelajaran akan segera dimulai.Pelajaran seni budaya pelajaran yang sangat aku
gemari.”Selamat pagi anak-anak”.”pagi buuu”.ujar kami,”Hari ini ibu akan
mengambil nilai seni kerajinan batik yang sudah ibu berikan tugasnya pada minggu-
minggu yang lalu.Yang tidak mengumpulkan tugasnya terpaksa ibu kosongkan
nilainya”.”astaga lika.....gimana ini.Aku lupa....Tugasnya belum aku selesaikan.”ko
bisa?” iya kemaren aku baru ngerjain tugas dari ibu neli pelajaran matematika dan
setelah itu aku ketiduran”.”tuh kan kamu mah ceroboh.

Aku tak tega dengan keadaan azkia.Meskipun ini kesalahan dia.Aku tetap tidak
tega.Aku sodorkan kain batik dengan balutan plastik hitam yang sudah aku buat.”apa
ini?” Tanya azkia.”sudah ambil saja ini.Nanti akanku buat lagi kok.”tapiiii.....” ujar
azkia.”sudah ambil saja aku tidak apa-apa”.Bukan itu masalahnya lika,tapiii.....”.”Hey
kalian yang dibelakang dari tadi yang ibu dengar suara kalian,kalau kamu berdua
tidak ikut pelajaran ibu ya sudah keluar kamu! Dan yang tidak membawa tugas batik
silahkan ikut keluar!”ujar bu gina,guru seni budaya.Lantas aku dengan sigapnya
beranjak keluar meninggalkan kelas.

Setibanya waktu pulang sekolah.Aku masih memikul tas dan dalam perjalanan
pulang sekolah aku masaih dalam keadaan yang sama aku berjalan kaki sampai rumah
.

Sesampainya aku dirumah ibuku bertanya kepadaku.”kenapa muka kamu murung


seperti itu nak”.ujar mamahku.”tidak kenapa-kenapa ko mah”.ya sudah kalo begitu
nak.Kamu ganti baju istirahat saja yah”.”iya,mah”.Ucapku.

Hari kehari telah berlalu.Masih seperti sudah kala aku rutin berjalan kaki
kesekolah.Hingga suatu hari,aku mendengar kabar akan ada festival budaya yang akan
dilaksanakan minggu-minggu ini.Aku tertarik mendengar kabar bagus ini.Lantas
kabar ini akan aku bagikan kepada teman dekatku.Siapa lagi kalo bukan
azkia.”azkia...!!” Aku memanggilnya”. Iya lika kenapa? Sepertinya kamu hari ini
terlihat sangat bersemangat?! Ada apa. Sebentar lagi akan ada festival seni dikawasan
yogyakarta kamu harus ikut nih.Jelasku kepada azkia”.wah kalau begitu temani aku
yah untuk mendaftarkan diri sekarang! Kamu juga harus ikut”. Tegas azkia .”pasti
aku ikut,aku ingin sekali menjuarai festival itu! Kataku dengan penuh semangat.

Setibanya aku dan temanku diruang pendaftaran,aku tidak membawa uang


saku.Jangankan uang sakuku sehari-hari saja tidak cukup untuk
mendaftar.Bagaimana bisa aku mendaftar acara festival itu.Aku gelisah dan
bingung.Azkia tampak mengetahui permasalahanku .”kamu kenapa lika? Sepertinya
kamu kelihatan sangat gelisah.Oohhhh.Aku tau kamu kenapa.Kamu tidak punya uang
bukan?”Tanya azkia.Aku menundukan kepalaku sebagai bahasa isyarat,’iya’.”sudah
kamu tidak perlu khawatir.Aku punya uang lebih untuk kita mendaftar
bersama.Karena kamu sudah membantu aku kemarin,sekarang waktunya aku yang
membalas kebaikan kamu”.”Terimakasih azkia”.ucapku”sama-sama lika” ujar azkia

Tiga hari sudah berlalu.Besok adalah puncak acaranya.Aku sudah mempersiapkan


diri untuk berlaga besok.Begitu pula dengan festival budaya tahun ini dilaksanakan
selama dua belas jam WITA.Festival budaya tahun ini diikuti oleh lebih dari ratusan
ribu peserta aku dan azkia sangat antusias.Walaupun kami tau kesempatan untuk
menang terlalu kecil.

Keesokan harinya.Aku dan azkia pergi bersama kekawasan dimana festival itu
digelar dengan didampingi oleh orangtua masing-masing.Aku sudah mempersiapkan
dan membawa perlengkapan tarinya.Tak terasa waktu cepat berlalu.

Pembukaan acara festival sangat meriah semua penonton memberikan tepuk tangan
yang meriah pada akhir pertunjukan.

Hari-hari,terus berlalu tiba saatnya azkia menampilkan bakat menarinya didepan


panggung.Dari kejauhan aku melihat azkia menari azkia yang menari sangat lihai.Ia
menarikan tarian.Ia tampak lebih anggun.Orang-orang banyak yang mengambil
gambarnya.Ketika itu pula aku terus membuat batik karyaku.

Tepat pukul tujuh WITA,proses pewarnaan sudah ku lakukan.Yang ku lakukan saat


ini adalah menanti gersangnya air pada kain batikku.Ya,memang sangat lama bukan?
Aku tetap bersabar dan aku sangat semangat pada hari ini.Aku tak merasakan letih
sama sekali.

Akhirnya waktu yang ku tunggu-tunggu telah tiba.Kain batikku sudah


sering.Kupandangi dan terus kupandangi batik karyaku.Begitu tampak indahnya jika
dalam keadaan kering.Aku segera memberikan batikku ini kepada dewan juri beratas
namakan malika pratama putri.Harapanku semakin besar untuk menjuarai festifal ini.

Saatnya momenn yang ditunggu-tunggu telah tiba.Sebentar lagi akan ada penutupan
serta pemenang lomba acara festival yang dipandu oleh bapak wali kota
yogyakarta.Hadiahnya tak tanggung-tanggung.Juara utama akan diberikan uang tunai
sebesar Rp 7.000.000.00 – dan berhak untuk mengikuti lomba festival budaya tingkat
nasional.Di sinilah harapan terbesarku.Aku ingin terus berkarya hingga negri
seberang.Aku ingin orang-orang yang sudah mengucilkanku tak memandangku sebelah
mata lagi.

“Baiklah,saya akan membacakan hadiah kepada hadiah kepada pemenang pada


malam ini.”Tutur pak walikota.”Untuk pemenang kategori penari terbaik jatuh kepada
azkia natasya.Kepada pemenang silahkan menaiki panggung.”Lanjut pak
walikota.”Waaaahhhhh,selamat azkia,akhirnya yang kamu nantikan tercapai juga
yah.”kataku.”Iya terimakasih,semoga kamu bisa menyusulku nanti!”seruan azkia
memberikan semangat kepadaku.”Dan untuk pemenang pembatikan favorit jatuh
kepada nika.”Tutur pak walikota.Disini harapanku sudah mulai pupus.Ya,nika. Dia
adalah orang yang selama ini mengucilkanku. Di atas panggung kulihat dari kejauhan
matanya mengarah pada diriku. Tapi ini semua kuhiraukan. Aku tak perduli walau
aku tak menang. Dan aku memutuskan untuk pulang saja.

“Dan juara pertama kategori pembatik terbaik dan terfavorit jatuh kepada .....malika
pratama putri....Selamat untuk malika, silahkan menyusul temannya diatas
panggung.”Ucap pak walikota melanjutkan.Seketika itu, sontak aku menghentikan
langkahku. Berlari menyusuri jalan yang minim. Raut mukaku yang penuh dengan
penyesalan berubah menjadi berseri-seri. Sungguh aku tak menyangka akan menjadi
seperti ini.”Waaah,apa yang ku bilang,pasti kamu akan menyusulku disini.”Ucap azkia
menyemangati.”Heeehee trimakasih yah azkia.” Kataku kehabisan kata-kata.

Selanjutnya adalah acara penyerahan hadiah. Hadiah ini akan ku persembahkan


untuk kedua orangtuaku. Agar mereka bangga kepada ku. Lantas itu aku menyalami
kedua temanku dengan ekspresi wajah yang sangat gembira.

Setelah selesai dari acara festival itu aku segera pulang kerumahku,aku sudah tidak
sabar ingin memberitahu kepada kedua orangtuaku.” Nak kamu habis dari mana ko
kamu baru pulang”.Tanya mamahku.”mamah ini ada sesuatu untuk mamah dan
papah”. Ucapku sambil menyodorkan hadiahnya kepada kedua orangtuaku yang
berupa amplop yang berisikan uang.”ya allah nak,ini uang dari mana”.Tanya kedua
orangtuaku “tadi aku ikut perlombaan seni festival membatik, dan alhamdulillah aku
memenangkan perlombaannya, dan ini hadiahnya”. Ucapku sambil tersenyum kepada
kedua orangtuaku.

Itu merupakan kisah yang ku alami sejak tujuh tahun yang lalu, sekarang aku
menjadi mahasiswa di oxford university, inggris dengan jurusan seni. Aku tak ingin
saja melepas bakatku. Aku akan selalu mengasah bakatku ini. Sebab, karena seni-lah
aku belajar sambil berdagang batik. Kuluangkan waktuku untuk membuat batik
diwaktu senggangku, aku mendapatkan banyak keuntungan di tempat ini. Dan aku
akan terus mengikis ilmu ditempat ini. Bersama dengan azkia,teman terbaikku. Inilah
akhir cerita ku.

Anda mungkin juga menyukai