BAB IV
NO.200/Pdt/G/2015/PN.BDG
A. Kasus Posisi
Pada bab ini penulis akan menganalisa putusan Pengadilan Negeri Bandung
skripsi ini tentang perjanjian hutang piutang, adapun yang berperkara pada kasus
sebagai PENGGUGAT ;
Lawan
TERGUGAT ;
293% (dua ratus sembilan puluh tiga persen) dari besarnya modal yang
diinvestasikan dan dalam hal terjadi kegagalan panen, maka modal investasi
146.300.000,- (seratus empat puluh enam juta tiga ratus ribu rupiah), yang
mana dengan besar modal investasi yang disetorkan tersebut, Penggugat akan
Penggugat lan Tergugat, tertanggal 02 Juli 2012, yang kemudian dibubuhi cap
dan didaftarkan dalam buku pendaftaran yang diadakan khusus untuk itu oleh
Herlina Rosnawaty, S.H., Notaris di Kota Bandung, pada hari Kamis tanggal
05 Juli 2012;
3. Bahwa pada sekitar awal tahun 2013, pihak Tergugat menawarkan kepada
seratus ribu rupiah), yangmana dengan besar modal investasi yang disetorkan
dibuat oleh dan antara Penggugat dan Tergugat, tertanggal 26 Maret 2013, yang
kemudian dibubuhi cap dan didaftarkan dalam buku pendaftaran yang diadakan
khusus untuk itu oleh In-ln Inayat Aminapura, S.H., Notaris di Kota Bandung;
4. Bahwa dalam hal terjadi gagal panen, maka seharusnya Tergugat bertanggung
niat baik Penggugat tidak memperoleh tanggapan yang positif dari Tergugat
mengajukan gugatan;
dan penggantian atas segala kerugian yang timbul akibat perbuatan Tergugat;
7. Bahwa besar modal investasi yang harus dikembalikan oleh Tergugat adalah
tertanggal 02 Juli 2012, adalah sebesar Rp. 146.300.000,- (seratus empat puluh
sembilan juta seratus ribu rupiah); Total keseluruhan modal pokok investasi
9. Bahwa besar keuntungan investasi yang harus dibayarkan oleh Tergugat adalah
sebagai berikut:
Tergugat adalah sebesar Rp. 576.000.000,- (lima ratus tujuh puluh enam
juta rupiah);
ratus tujuh puluh satu juta empat ratus ribu rupiah) sehingga adalah wajar
sebagaimana tersebut;
11. Bahwa adanya sangkaan yang berasalan dari Penggugat akan niat i tidak
baik dari Tergugat untuk menunda pembayaran atas kerugian yang dialami
12. Bahwa guna menjamin Tergugat mau menyelesaikan dan mengganti seluruh
maka adalah sah dan berdasar hukum apabila Penggugat memohon kepada
Majelis Hakim yang merneriksa dan memutus perkara aquo meletakkan sita
di Jalan Kubang Selatan No. 49, Rt/Rw. 02/014, Kec. Coblong, Kel.
Kab. Bogor Jawa Barat, seluas + 16.000 M2 (enam belas ribu meter
13. Bahwa berdasarkan hal itu pula dan untuk mencegah kerugian yang lebih
besar lagi kepada Penggugat, maka Penggugat memohon agar putusan atas
14. Bahwa gugatan Penggugat aquo telah didukung oleh bulcti -bukti yang kuat
dan bersifat otentik, sehingga rnenjadi beralasan dan berdasar hukum untuk
Tentang Eksepsi:
menentukan siapa- siapa saja yang dijadikan pihak dalam gugatan ini dan hal itu
dijamin oleh azas hukum acara perdata sedangkan Tergugat menyatakan dalam
Eksepsi harus dipandang menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
sembilan puluh lima juta empat ratus ribu rupiah ). Namun hal tersebut dibantah
Menimbang, bahwa dalam pasal 162 HIR( pasal 283 Rbg) menyatakan
suatu perbuatan untuk meneguhkan haknya itu atau untuk membantah hak orang
lain haruslah membuktikan adanya hak itu atau adanya perbuatan itu ;
gugatannya ;
mengajukan alat bukti surat yang diberi tanda P - 1 s/d P - 5 dan 2( dua) orang
Tergugat mengajukan alat bukti surat yang diberi tanda T -1 dan 2( dua ) orang
dalam pasal 3 ayat 6 menyebutkan bilamana terjadi gagal panen akan menjadi
untuk uang muka bermitra budidaya singkong seluas 4 hektar tanggal 29 Juni
2012 ;
Rp.136.300.000,00 ( seratus tiga puluh enam juta tiga ratus ribu rupiah ) tanggal
06 Juli 2012 ;
sembilan juta seratus ribu rupiah ) investasi budi daya singkong seluas 2 Ha ;
menerima uang sebesar Rp.10.000.000,00( sepuluh juta rupiah )(vide bukti P.2)
dan pada tanggal 06 Juli 2012 tergugat menerima uang sebesar Rp.136.300.000,-
( seratus tiga puluh enam juta tiga uang sebesar Rp.49,100.000,oo(empat puluh
sembilan juta seratus ribu rupiah ) dari Penggugat seluruhnya berjumlah Rp.
195.400.000,00( seratus sembilan puluh lima juta empat ratus ribu rupiah );
investasi sebesar Rp.195.400.000,00( seratus sembilan puluh lima juta empat ratus
memberikan saran yang konstruktif dalam hal budi daya singkong dan Penggugat
juga tidak ada bukti mengunjungi lokasi budi daya singkong minimal 2(dua)
bulan sekali (vide bukti P.1 pasal 2).Dengan demikian gugatan Penggugat dalam
investasi yang timbul akibat adanya perkara ini sebesar Rp. 576.000.000,00( lima
ratus tujuh puluh enam juta ruoiah ) kepada Penggugat haruslah ditolak ;
Penggugat dalam petitum ke5 (lima ) menghukum tergugat untuk membayar uang
berdasarkan modal investasi dan keuntungan investasi per hari terhitung dari
Jaminan.
terlebih dahulu walaupun ada upaya hukum lain ( uit voer baar bij voorad), karena
gugatan Penggugat tidak didasarkan pada Akta otentik serta Majelis tidak
tergugat adalah pihak yang kalah maka rnenjadi kewajiban hukum Tergugat untuk
perkara ini:
MENGADILI
Dalam Eksepsi :
C. Analisa kasus
yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Menurut penulis putusan diatas telah
dalam KUHPER Dari kasus diatas dapat dinyatakan perjanjian tersebut adalah
budidaya singkong.
tersebut ternayata tidak terpenuhi akibat gagl panen, yang menjadi poin kerjasama
dalam perjnjian adalah, apabila terjadi gagal panen maka tergugat wajib
kerjasama, R. Subekti lebih lanjut menjelaskan bahwa salah satu kriterium dalam
yang dipinjamkan itu menghabis karena pemakaian atau tidak. Kalau barang yang
yang berarti menghabiskan. Dapat juga terjadi bahwa barang yang menghabis
pihak yang menerima pinjaman menjadi pemilik dari barang yang dipinjam; dan
jika barang itu musnah, dengan cara bagaimanapun, maka kemusnahan itu adalah
atas tanggungannya.
memutuskan kontrak, atau memperoleh hak untuk menerima ganti rugi. Untuk
itu, ada berbagai variasi sistem hukum di satu negara dengan negara lain. Dalam
kontrak atau dibayar suatu ganti rugi. Prinsip persyaratan unsur kesalahan ini
atau pemberian ganti rugi terwujud dalam dua bentuk sebagai berikut:
bersifat Force Majeure, yang untuk ini tidak diatur oleh hukum yang
yang lain, yakni hukum yang mengatur tentang Force Majeure dan
tentang “resiko”.