Anda di halaman 1dari 12

CREATED BY DEVITO

IMANDA W, (01051220155).

PERJANJIAN WESTPHALIA
PERJANJIAN
WESTPHALIA
Perjanjian Westphalia adalah kesepakatan
damai pada 1648 yang mengakhiri perang
30 tahun di Kekaisaran Romawi Suci (1618–
1648) serta perang 80 tahun antara Spanyol
dan Republik Belanda (1568–1648).
Perundingan dalam Perjanjian Westphalia
melibatkan 109 delegasi, perwakilan dari
sejumlah entitas politik di Eropa masa itu.
PERJANJIAN
WESTPHALIA
Kesepakatan damai tersebut terdiri atas 2
perjanjian yang ditandatangani di 2 kota
dalam wilayah Westphalia, sebuah kawasan
di Jerman. Dua perjanjian itu dibuat di
Osnabruck (15 Mei 1648) dan Munster (24
Oktober 1648).
LATAR BELAKANG
SEJARAH

Perang Tiga Puluh Tahun (1618-1648) muncul karena


konflik agama, peningkatan sentimen nasionalisme,
serta ambisi kekuasaan di Eropa. Perang ini dimulai
dengan pemberontakan Protestan di Bohemia
terhadap penguasa Katolik Habsburg dan berkembang
menjadi konflik yang melibatkan berbagai negara.
Akhirnya, Perjanjian Westphalia diadakan pada 1648
untuk mengakhiri perang ini
PIHAK-PIHAK
YANG TERLIBAT
1. Kekaisaran Romawi Suci (The Holy
Roman Empire)
2. Kerajaan Prancis (The Kingdom of
France)
3. Kerajaan Swedia (The Kingdom of
Sweden)
4. Kerajaan Spanyol (The Kingdom of Spain)
5. Republik Belanda (The Dutch Republic)
6. Negara-Negara Kekaisaran (Imperial
States)
7. Negara-Negara Pihak Ketiga (Mediators)
seperti Swedia, Denmark, dan Inggris.
Isi utama Perjanjian Westphalia adalah:

Pengakuan terhadap Perdamaian


1.
Augsburg tahun 1555 yang
menyatakan bahwa setiap pangeran
berhak menentukan agama yang
dianut di wilayahnya sendiri, dengan
pilihan agama Katolik, Lutheran, dan
sekarang Calvinisme, sesuai dengan
prinsip "cuius regio, eius religio." Ini
berarti pangeran dapat menentukan
agama resmi wilayah mereka.
ISI
Isi utama Perjanjian Westphalia adalah:

Memberikan hak kepada umat Kristen


2.
di kepangeranan yang menganut aliran
agama yang tidak resmi untuk
mempraktikkan keyakinan mereka
secara terbuka pada waktu tertentu
dan secara tertutup sesuai dengan
keinginan mereka sendiri. Ini mengakui
hak kebebasan beragama dalam
beberapa konteks

ISI
Isi utama Perjanjian Westphalia adalah:

Pengakuan luas terhadap kedaulatan


3.
wilayah, rakyat, dan agen asing masing-
masing pihak secara eksklusif, serta
pengakuan terhadap tanggung jawab
atas serangan yang dilakukan oleh
warga negara atau agen-agennya.
Selain itu, diberlakukan larangan
terhadap penerbitan surat marka dan
pembalasan tanpa batas oleh tentara
bayaran.
ISI
TUJUAN UTAMA
PERJANJIAN WESTPHALIA

Tujuan utama dari Perjanjian Westphalia adalah untuk mengakhiri dua


konflik panjang dan merusak, yaitu Perang Tiga Puluh Tahun dan Perang
Delapan Puluh Tahun, yang telah menghancurkan Eropa. Dengan
mengakui kedaulatan negara-negara yang terlibat, mengatur isu agama
dengan prinsip "cuius regio, eius religio," memulihkan wilayah yang telah
direbut selama perang, mengatur status kota-kota bebas, pertukaran
tawanan perang, dan menciptakan dasar untuk toleransi agama.
METODE DIPLOMASI DALAM
PERJANJIAN WESTPHALIA

Perundingan Perjanjian Westphalia menggunakan metode


diplomasi melalui konferensi diplomatik intensif, mediasi
oleh negara pihak ketiga seperti Swedia dan Prancis,
pendekatan multilateral yang melibatkan berbagai
negara dengan berbagai kepentingan, pembagian ulang
wilayah Eropa dengan pengakuan perbatasan baru, dan
kesepakatan mengenai kebebasan beragama .
Gabungan metode ini memungkinkan penyelesaian konflik
Perang Tiga Puluh Tahun dan Perang Delapan Puluh
Tahun, menciptakan fondasi bagi stabilitas dan perubahan
geopolitik di Eropa pada abad ke-17.
KESIMPULAN

Perjanjian Westphalia membawa banyak


perubahan signifikan dalam perkembangan
Perjanjian Westphalia juga membantu
negara modern. Ini mencakup munculnya
menggiring masyarakat dari keadaan di
pemerintahan representatif, munculnya
mana mereka patuh kepada otoritas dan
revolusi industri, pertumbuhan yang penting kebijakan yang dikeluarkan oleh kerajaan
dalam hukum internasional, perkembangan dan gereja, menuju masyarakat yang lebih
metode diplomasi yang berarti, serta berdaulat dan memahami makna hak-hak
terjalinnya saling ketergantungan dan yang melekat pada individu dan negara
dalam mengambil kebijakan mereka.
koordinasi antara negara-negara, baik dalam
aspek ekonomi, politik, budaya, dan lainnya.
THANK
YOU
I hope you can get
helpful knowledge
from this presentation.

Anda mungkin juga menyukai