pelajaran. D i samping i t u , mediator dapat pula mencer- sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
m i n k a n pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran materi instruksional d i l i n g k u n g a n siswa yang dapat
yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai merangsang siswa untuk belajar. D i lain pihak, National
kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Education Association memberikan definisi media se-
Pvingkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau bagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak m a u p u n
mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. audio-visual dan peralatannya; dengan demikian, media
Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca.
istilah m e d i u m sebagai perantara yang mengantar i n - Istilah "media" bahkan sering dikaitkan atau diper-
formasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, f i l m , gantikan dengan kata "teknologi" yang berasal dari kata
foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, latin tekne (bahasa Inggris art) dan logos (bahasa Indo-
bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media ko- nesia "ilmu").
munikasi. Apabila media i t u membawa pesan-pesan atau Menurut Webster (1983: 105), "arf adalah keteram-
informasi yang bertujuan instruksional atau mengan- p i l a n {skill) yang diperoleh lewat pengalaman, s t u d i
d u n g m a k s u d - m a k s u d pengajaran maka m e d i a i t u dan observasi. Dengan demikian, teknologi tidak lebih
disebut media pembelajaran. Sejalan dengan batasan i n i , dari suatu i l m u yang membahas tentang keterampilan
H a m i d j o j o d a l a m L a t u h e r u (1993) m e m b e r i batasan yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi.
media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan Bila dihubungkan dengan pendidikan dan pembelajaran,
oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, maka teknologi mempunyai pengertian sebagai:
gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pen-
dapat yang dikemukakan i t u sampai kepada penerima perluasan konsep tentang media, d i mana tek-
yang dituju. nologi b u k a n sekadar benda, alat, bahan atau
perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan,
Acapkali kata media pendidikan digunakan secara
organisasi dan manajemen yang berhubungan
bergantian dengan istilah alat bantu atau media k o m u -
dengan penerapan i l m u . (Achsin, 1986: 10)
nikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1986) d i
mana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan ber- Erat hubungannya dengan istilah "teknologi", kita
jalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila meng- juga mengenal kata teknik. Teknik dalam bidang pem-
gunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. belajaran bersifat apa yang sesungguhnya terjadi antara
Sementara i t u , Gagne' dan Briggs (1975) secara implisit g u r u dan m u r i d . Ia merupakan suatu strategi khusus
mengatakan bahwa media pembelajaran m e l i p u t i alat ( A n t h o n y , 1963: 96). Bahkan Richards d a n Rodgers
yang secara fisik digunakan u n t u k menyampaikan isi (1982: 154) menjelaskan pula bahwa "teknik" adalah
materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain b u k u , prosedur dan praktek yang sesungguhnya dalam kelas.
tape recorder, kaset, video camera, video recorder, f i l m , D a r i s i n i , tampak jelas bahwa " t e k n o l o g i " b u k a n l a h
slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan hanya pembuatan kapal terbang model mutakhir dan
komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen semisalnya saja, tetapi melipat-lipat kertas jadi kapal
4 Media Pembelajaran Pengertian Media 5
pelajaran. D i samping i t u , mediator dapat pula mencer- sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
m i n k a n pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran materi instruksional d i l i n g k u n g a n siswa yang dapat
yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai merangsang siswa untuk belajar. D i lain pihak, National
kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Education Association memberikan definisi media se-
Pvingkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau bagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak m a u p u n
mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. audio-visual dan peralatannya; dengan demikian, media
Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca.
istilah m e d i u m sebagai perantara yang mengantar i n - Istilah "media" bahkan sering dikaitkan atau diper-
formasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, f i l m , gantikan dengan kata "teknologi" yang berasal dari kata
foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, latin tekne (bahasa Inggris art) dan logos (bahasa Indo-
bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media ko- nesia "ilmu").
munikasi. Apabila media i t u membawa pesan-pesan atau Menurut Webster (1983: 105), "arf adalah keteram-
informasi yang bertujuan instruksional atau mengan- p i l a n {skill) yang diperoleh lewat pengalaman, s t u d i
d u n g m a k s u d - m a k s u d pengajaran maka m e d i a i t u dan observasi. Dengan demikian, teknologi tidak lebih
disebut media pembelajaran. Sejalan dengan batasan i n i , dari suatu i l m u yang membahas tentang keterampilan
H a m i d j o j o d a l a m L a t u h e r u (1993) m e m b e r i batasan yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi.
media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan Bila dihubungkan dengan pendidikan dan pembelajaran,
oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, maka teknologi mempunyai pengertian sebagai:
gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pen-
dapat yang dikemukakan i t u sampai kepada penerima perluasan konsep tentang media, d i mana tek-
yang dituju. nologi b u k a n sekadar benda, alat, bahan atau
perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan,
Acapkali kata media pendidikan digunakan secara
organisasi dan manajemen yang berhubungan
bergantian dengan istilah alat bantu atau media k o m u -
dengan penerapan i l m u . (Achsin, 1986: 10)
nikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1986) d i
mana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan ber- Erat hubungannya dengan istilah "teknologi", kita
jalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila meng- juga mengenal kata teknik. Teknik dalam bidang pem-
gunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. belajaran bersifat apa yang sesungguhnya terjadi antara
Sementara i t u , Gagne' dan Briggs (1975) secara implisit g u r u dan m u r i d . Ia merupakan suatu strategi khusus
mengatakan bahwa media pembelajaran m e l i p u t i alat ( A n t h o n y , 1963: 96). Bahkan Richards d a n Rodgers
yang secara fisik digunakan u n t u k menyampaikan isi (1982: 154) menjelaskan pula bahwa "teknik" adalah
materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain b u k u , prosedur dan praktek yang sesungguhnya dalam kelas.
tape recorder, kaset, video camera, video recorder, f i l m , D a r i s i n i , tampak jelas bahwa " t e k n o l o g i " b u k a n l a h
slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan hanya pembuatan kapal terbang model mutakhir dan
komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen semisalnya saja, tetapi melipat-lipat kertas jadi kapal
Pengertian Media 7
6 Media Pembelajaran
kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat
terbang mainan i t u juga hasil teknologi; karena i t u juga
keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan
merupakan suatu keterampilan dan seni (skill), Barang-
kepada siswa.
kali inilah yang menyebabkan beberapa kalangan lantas
3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual
membagi pengertian teknologi menjadi dua macam;
ada yang disebut teknologi tinggi (canggih), ada pula dan audio.
yang disebut teknologi tradisional. Teknologi pembe- 4. Media p e n d i d i k a n m e m i l i k i pengertian alat bantu
lajaran agama sementara masih heavy ke wawasan pe- pada proses belajar baik d i dalam maupun d i luar
ngertian teknologi tradisional. kelas.
Dengan demikian, kalau ada teknologi pembelajaran 5. Media Pendidikan digunakan dalam rangka k o m u -
agama misalnya, maka i t u akan membahas masalah nikasi dan interaksi g u r u dan siswa dalam proses
bagaimana kita memakai media dan alat bantu dalam pembelajaran.
proses mengajar agama, akan membahas masalah ke- 6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal
terampilan, sikap, perbuatan, dan strategi mengajarkan (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan ke-
agama. lompok kecil (misalnya f i l m , slide, video, OHP), atau
Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pema- perorangan (misalnya: m o d u l , komputer, radio tape/
kaset, video recorder).
kaian kata media pembelajaran atau ( o « *\*' )IJjL»jJI )
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manaje-
digantikan dengan istilah-istilah seperti alat pandang-
men yang berhubungan dengan penerapan suatu
dengar, bahan pengajaran (instructional material), ko-
ilmu.
munikasi pandang-dengar (audio-visual communication),
pendidikan alat peraga pandang (visual education), tek- C. L A N D A S A N TEORETIS P E N G G U N A A N M E D I A
nologi p e n d i d i k a n (educational technology), alat peraga PENDIDIKAN
( c'-"** ^'J- i ^ - *J ) dan media penjelas
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, per-
( V^^JIJiU^JI ). ubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi kare-
Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media na interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman
d i atas, berikut dikemukakan ciri-ciri u m u m yang ter- yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner (1966:
kandung pada setiap batasan itu. 10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu
1. Media p e n d i d i k a n m e m i l i k i pengertian fisik yang pengalaman langsung (enactive), pengalaman p i k t o r i a l /
dewasa i n i dikenal sebagai hardware (perangkat ke- gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic).
Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya
ras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, dide-
arti kata ' s i m p u l ' dipahami dengan langsung membuat
ngar, atau diraba dengan pancaindera.
'simpul'. Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic
2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang (artinya gambar atau image), kata 'simpul' dipelajari dari
dikenal sebagai software (perangkat l u n a k ) , y a i t u
Pengertian Media 7
6 Media Pembelajaran
kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat
terbang mainan i t u juga hasil teknologi; karena i t u juga
keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan
merupakan suatu keterampilan dan seni (skill), Barang-
kepada siswa.
kali inilah yang menyebabkan beberapa kalangan lantas
3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual
membagi pengertian teknologi menjadi dua macam;
ada yang disebut teknologi tinggi (canggih), ada pula dan audio.
yang disebut teknologi tradisional. Teknologi pembe- 4. Media p e n d i d i k a n m e m i l i k i pengertian alat bantu
lajaran agama sementara masih heavy ke wawasan pe- pada proses belajar baik d i dalam maupun d i luar
ngertian teknologi tradisional. kelas.
Dengan demikian, kalau ada teknologi pembelajaran 5. Media Pendidikan digunakan dalam rangka k o m u -
agama misalnya, maka i t u akan membahas masalah nikasi dan interaksi g u r u dan siswa dalam proses
bagaimana kita memakai media dan alat bantu dalam pembelajaran.
proses mengajar agama, akan membahas masalah ke- 6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal
terampilan, sikap, perbuatan, dan strategi mengajarkan (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan ke-
agama. lompok kecil (misalnya f i l m , slide, video, OHP), atau
Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pema- perorangan (misalnya: m o d u l , komputer, radio tape/
kaset, video recorder).
kaian kata media pembelajaran atau ( o « *\*' )IJjL»jJI )
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manaje-
digantikan dengan istilah-istilah seperti alat pandang-
men yang berhubungan dengan penerapan suatu
dengar, bahan pengajaran (instructional material), ko-
ilmu.
munikasi pandang-dengar (audio-visual communication),
pendidikan alat peraga pandang (visual education), tek- C. L A N D A S A N TEORETIS P E N G G U N A A N M E D I A
nologi p e n d i d i k a n (educational technology), alat peraga PENDIDIKAN
( c'-"** ^'J- i ^ - *J ) dan media penjelas
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, per-
( V^^JIJiU^JI ). ubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi kare-
Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media na interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman
d i atas, berikut dikemukakan ciri-ciri u m u m yang ter- yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner (1966:
kandung pada setiap batasan itu. 10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu
1. Media p e n d i d i k a n m e m i l i k i pengertian fisik yang pengalaman langsung (enactive), pengalaman p i k t o r i a l /
dewasa i n i dikenal sebagai hardware (perangkat ke- gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic).
Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya
ras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, dide-
arti kata ' s i m p u l ' dipahami dengan langsung membuat
ngar, atau diraba dengan pancaindera.
'simpul'. Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic
2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang (artinya gambar atau image), kata 'simpul' dipelajari dari
dikenal sebagai software (perangkat l u n a k ) , y a i t u
8 Media Pembelajaran Pengertian Media 9
gambar, lukisan, foto, atau f i l m . Meskipun siswa belum inderanya. G u r u berupaya u n t u k menampilkan rang-
pernah mengikat tali untuk membuat 'simpul' mereka sangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai
dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, l u - indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan u n -
kisan, foto, atau f i l m . Selanjutnya, pada tingkatan simbol, tuk menerima dan mengolah informasi semakin besar
siswa membaca (atau mendengar) kata ' s i m p u l ' d a n kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat
mencoba mencocokkannya dengan 'simpul' pada image dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa
mental atau mencocokkannya dengan pengalamannya diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan
membuat 'simpul'. Ketiga tingkat pengalaman i n i saling mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disa-
berinteraksi d a l a m upaya memperoleh 'pengalaman' jikan.
(pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru.
Levie & Levie (1975) yang membaca kembali hasil-
Tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar hasil penelitian tentang belajar meialui stimulus gambar
seperti i t u digambarkan oleh Dale (1969) sebagai suatu dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan
proses komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang
diinginkan siswa dapat menguasainya disebut sebagai lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, menge-
pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan nali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan
ke dalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan siswa se- fakta dan konsep. D i lain pihak, stimulus verbal mem-
bagai penerima menafsirkan s i m b o l - s i m b o l tersebut beri hasil belajar yang lebih apabila pembelajaran i t u
sehingga dipahami sebagai pesan (decoding). Cara peng- melibatkan ingatan yang berurut-urutan (sekuensial). H a l
olahan pesan oleh guru dan m u r i d dapat digambarkan i n i merupakan salah satu b u k t i dukungan atas konsep
pada Gambar 1.1. dual coding hypothesis (hipotesis koding ganda) dari Paivio
Uraian d i bawah memberikan petunjuk bahwa agar (1971). Konsep i t u mengatakan bahwa ada dua sistem
proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, sis- ingatan manusia, satu u n t u k mengolah simbol-simbol
wa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua. alat verbal kemudian menyimpannya dalam bentuk propo-
sisi image, dan yang lainnya u n t u k mengolah image
nonverbal yang kemudian disimpan dalam bentuk pro-
Pesan d i p r o d u k s i dengan: Pesan dicerna dan diinter-
pretasi dengan: posisi verbal.
Belajar dengan menggunakan indera ganda —pan-
Berbicara, m e n y a n y i , memainkan <—> Mendengarkan
alat musik, dsb.
dang dan dengar—berdasarkan konsep d i atas akan
Memvisualisasikan m e i a l u i f i l m , <—> Mengamati memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar
foto, lukisan, gambar, m o d e l , lebih banyak daripada jika materi pelajaran disajikan
patung, grafik, k a r t u n , gerakan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan sti-
nonverbal
mulus dengar. Para ahli memiliki pandangan yang se-
Menulis atau mengarang <—> Membaca
arah mengenai hal i t u . Perbandingan pemerolehan hasil
G A M B A R 1.1. Pesan Dalam Komunikasi belajar meialui indera pandang dan indera dengar sangat
8 Media Pembelajaran Pengertian Media 9
gambar, lukisan, foto, atau f i l m . Meskipun siswa belum inderanya. G u r u berupaya u n t u k menampilkan rang-
pernah mengikat tali untuk membuat 'simpul' mereka sangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai
dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, l u - indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan u n -
kisan, foto, atau f i l m . Selanjutnya, pada tingkatan simbol, tuk menerima dan mengolah informasi semakin besar
siswa membaca (atau mendengar) kata ' s i m p u l ' d a n kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat
mencoba mencocokkannya dengan 'simpul' pada image dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa
mental atau mencocokkannya dengan pengalamannya diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan
membuat 'simpul'. Ketiga tingkat pengalaman i n i saling mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disa-
berinteraksi d a l a m upaya memperoleh 'pengalaman' jikan.
(pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru.
Levie & Levie (1975) yang membaca kembali hasil-
Tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar hasil penelitian tentang belajar meialui stimulus gambar
seperti i t u digambarkan oleh Dale (1969) sebagai suatu dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan
proses komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang
diinginkan siswa dapat menguasainya disebut sebagai lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, menge-
pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan nali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan
ke dalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan siswa se- fakta dan konsep. D i lain pihak, stimulus verbal mem-
bagai penerima menafsirkan s i m b o l - s i m b o l tersebut beri hasil belajar yang lebih apabila pembelajaran i t u
sehingga dipahami sebagai pesan (decoding). Cara peng- melibatkan ingatan yang berurut-urutan (sekuensial). H a l
olahan pesan oleh guru dan m u r i d dapat digambarkan i n i merupakan salah satu b u k t i dukungan atas konsep
pada Gambar 1.1. dual coding hypothesis (hipotesis koding ganda) dari Paivio
Uraian d i bawah memberikan petunjuk bahwa agar (1971). Konsep i t u mengatakan bahwa ada dua sistem
proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, sis- ingatan manusia, satu u n t u k mengolah simbol-simbol
wa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua. alat verbal kemudian menyimpannya dalam bentuk propo-
sisi image, dan yang lainnya u n t u k mengolah image
nonverbal yang kemudian disimpan dalam bentuk pro-
Pesan d i p r o d u k s i dengan: Pesan dicerna dan diinter-
pretasi dengan: posisi verbal.
Belajar dengan menggunakan indera ganda —pan-
Berbicara, m e n y a n y i , memainkan <—> Mendengarkan
alat musik, dsb.
dang dan dengar—berdasarkan konsep d i atas akan
Memvisualisasikan m e i a l u i f i l m , <—> Mengamati memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar
foto, lukisan, gambar, m o d e l , lebih banyak daripada jika materi pelajaran disajikan
patung, grafik, k a r t u n , gerakan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan sti-
nonverbal
mulus dengar. Para ahli memiliki pandangan yang se-
Menulis atau mengarang <—> Membaca
arah mengenai hal i t u . Perbandingan pemerolehan hasil
G A M B A R 1.1. Pesan Dalam Komunikasi belajar meialui indera pandang dan indera dengar sangat
10 Media Pembelajaran Pengertian Media 11
seperti bagan, grafik, atau kata. Jika pesan terkandung jadian atau objek yang telah d i r e k a m atau d i s i m p a n
dalam lambang-lambang seperti i t u , indera yang d i l i - dengan format media yang ada dapat digunakan setiap
batkan u n t u k menafsirkannya semakin terbatas, yakni saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali (dalam satu
indera penglihatan atau indera pendengaran. Meskipun dekade atau satu abad) dapat diabadikan dan disusun
tingkat partisipasi fisik berkurang, keterlibatan imaji- kembali untuk keperluan pembelajaran. Prosedur labora-
n a t i f semakin bertambah d a n berkembang. Sesung- t o n u m yang r u m i t dapat direkam dan diatur untuk kemu-
guhnya, pengalaman konkret dan pengalaman abstrak dian direproduksi berapa kali p u n pada saat diperlukan.
d i a l a m i s i l i h berganti; hasil belajar d a r i pengalaman Demikian p u l a kegiatan siswa dapat d i r e k a m u n t u k
langsung mengubah dan memperluas jangkauan abs- kemudian dianalisis dan d i k r i t i k oleh siswa sejawat baik
traksi seseorang, dan sebaliknya, kemampuan interpretasi secara perorangan m a u p u n secara kelompok.
lambang kata membantu seseorang u n t u k memahami
pengalaman yang d i dalamnya ia terlibat langsung. b. Ciri Manipidatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkin-
D. CIRI-CIRI M E D I A P E N D I D I K A N kan karena media m e m i l i k i ciri manipulatif. Kejadian
Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang memakan w a k t u berhari-hari dapat disajikan ke-
yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan pada siswa dalam w a k t u dua atau tiga menit dengan tek-
dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang nik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya,
m u n g k i n g u r u tidak m a m p u (atau kurang efisien) mela- bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian
kukannya. menjadi k u p u - k u p u dapat dipercepat dengan teknik
rekaman fotografi tersebut. D i samping d a p a t diper-
(
seperti bagan, grafik, atau kata. Jika pesan terkandung jadian atau objek yang telah d i r e k a m atau d i s i m p a n
dalam lambang-lambang seperti i t u , indera yang d i l i - dengan format media yang ada dapat digunakan setiap
batkan u n t u k menafsirkannya semakin terbatas, yakni saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali (dalam satu
indera penglihatan atau indera pendengaran. Meskipun dekade atau satu abad) dapat diabadikan dan disusun
tingkat partisipasi fisik berkurang, keterlibatan imaji- kembali untuk keperluan pembelajaran. Prosedur labora-
n a t i f semakin bertambah d a n berkembang. Sesung- t o n u m yang r u m i t dapat direkam dan diatur untuk kemu-
guhnya, pengalaman konkret dan pengalaman abstrak dian direproduksi berapa kali p u n pada saat diperlukan.
d i a l a m i s i l i h berganti; hasil belajar d a r i pengalaman Demikian p u l a kegiatan siswa dapat d i r e k a m u n t u k
langsung mengubah dan memperluas jangkauan abs- kemudian dianalisis dan d i k r i t i k oleh siswa sejawat baik
traksi seseorang, dan sebaliknya, kemampuan interpretasi secara perorangan m a u p u n secara kelompok.
lambang kata membantu seseorang u n t u k memahami
pengalaman yang d i dalamnya ia terlibat langsung. b. Ciri Manipidatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkin-
D. CIRI-CIRI M E D I A P E N D I D I K A N kan karena media m e m i l i k i ciri manipulatif. Kejadian
Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang memakan w a k t u berhari-hari dapat disajikan ke-
yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan pada siswa dalam w a k t u dua atau tiga menit dengan tek-
dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang nik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya,
m u n g k i n g u r u tidak m a m p u (atau kurang efisien) mela- bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian
kukannya. menjadi k u p u - k u p u dapat dipercepat dengan teknik
rekaman fotografi tersebut. D i samping d a p a t diper-
(