Anda di halaman 1dari 14

X11 Media Pembelajaran

D. Media Berbasis Audio-Visual 94


E. Media Berbasis Komputer 96 I
F. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber
Belajar 101 PENGEKTIAN MEDIA
VI. PENGEMBANGAN MEDIA 105
A. Media Berbasis Visual 106
B. Media Berbasis Audio-Visual 148
C. Media Berbasis Komputer 157
D. Multimedia Berbasis Komputer dan
Interactive Video 170 A. P E N D A H U L U A N
V I I . E V A L U A S I M E D I A PEMBELAJARAN 173 Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang ter-
jadi pada d i r i setiap orang sepanjang hidupnya. Proses
DAFTAR PUSTAKA 189 belajar i t u terjadi karena adanya interaksi antara sese-
orang dengan lingkungannya. Oleh karena i t u , belajar
dapat terjadi kapan saja dan d i mana saja. Salah satu per-
tanda bahwa seseorang i t u telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada d i r i orang i t u yang mung-
kin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Apabila proses belajar i t u diselenggarakan secara
formal d i sekolah-sekolah, tidak lain i n i dimaksudkan
untuk mengarahkan perubahan pada d i r i siswa secara
terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses be-
lajar tersebut d i p e n g a r u h i oleh l i n g k u n g a n n y a , yang
antara lain terdiri atas m u r i d , guru, petugas perpusta-
kaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku,
m o d u l , selebaran, majalah, rekaman video atau audio,
dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan
fasilitas (proyektor overhead, perekam pita audio dan
video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, labora-
torium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).
2 Media Pembelajarmi
Pengertian Media 3

Perkembangan i l m u pengetahuan dan leknologi se-


mengajar d e m i tercapainya t u j u a n p e n d i d i k a n pada
m a k i n mendorong upaya-upay.i pembaharuan dalam
u m u m n y a dan t u j u a n pembelajaran d i sekolah pada
pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar.
khususnya.
Para g u r u dituntut agar mampu menggunakan alat-alat
yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup
k e m u n g k i n a n bahwa alat-alattersebutsesuai dengan B. PENGERTIAN M E D I A
perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang- Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang
kurangnya dapat menggunakan alal yang murah dan secara harfiah berarti 'tengah', 'perantara' atau 'pengantar'.
efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi Dalam bahasa Arab, media adalah perantara ( JJCJ )
merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan atau pengantar pesan dari p e n g i r i m kepada penerima
pengajaran yang diharapkan. D i samping m a m p u pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media
menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut
apabila d i p a h a m i secara garis besar adalah manusia,
u n t u k dapat mengembangkan keterampilan membuat
materi, atau kejadian yang membangun k o n d i s i yang
media pembelajaran yang akan digunakannya apabila
m e m b u a t siswa m a m p u m e m p e r o l e h p e n g e t a h u a n ,
media tersebut belum tersedia. Untuk i t u guru harus me-
keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian i n i , g u r u ,
m i l i k i pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994:6): b u k u teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
a. media sebagai alat k o m u n i k a s i guna lebih meng-
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat
efektifkan proses belajar mengajar;
grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
b. fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pen-
memproses, dan m e n y u s u n kembali informasi visual
didikan;
atau verbal.
c. seluk-beluk proses belajar;
Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli
d. hubungan antara metode mengajar dan media pendi- yang sebagian d i antaranya akan diberikan berikut i n i .
dikan; AECT {Association of Education and Communication Tech-
e. nilai atau manfaat media pendidikan dalam peng- nology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai
ajaran; segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk me-
f. pemilihan dan penggunaan media pendidikan; nyampaikan pesan atau informasi. D i samping sebagai
sistem penyampai atau pengantar, media yang sering
g. berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
diganti dengan kata mediator m e n u r u t Fleming (1987:
h. media pendidikan dalam setiap mata pelajaran; 234) adalah penyebab atau alat y a n g t u r u t c a m p u r
i. usaha inovasi dalam media pendidikan. tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan
istilah mediator media m e n u n j u k k a n f u n g s i atau pe-
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media
rannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar
dua pihak utama dalam proses belajar—siswa dan isi
2 Media Pembelajarmi
Pengertian Media 3

Perkembangan i l m u pengetahuan dan leknologi se-


mengajar d e m i tercapainya t u j u a n p e n d i d i k a n pada
m a k i n mendorong upaya-upay.i pembaharuan dalam
u m u m n y a dan t u j u a n pembelajaran d i sekolah pada
pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar.
khususnya.
Para g u r u dituntut agar mampu menggunakan alat-alat
yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup
k e m u n g k i n a n bahwa alat-alattersebutsesuai dengan B. PENGERTIAN M E D I A
perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang- Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang
kurangnya dapat menggunakan alal yang murah dan secara harfiah berarti 'tengah', 'perantara' atau 'pengantar'.
efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi Dalam bahasa Arab, media adalah perantara ( JJCJ )
merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan atau pengantar pesan dari p e n g i r i m kepada penerima
pengajaran yang diharapkan. D i samping m a m p u pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media
menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut
apabila d i p a h a m i secara garis besar adalah manusia,
u n t u k dapat mengembangkan keterampilan membuat
materi, atau kejadian yang membangun k o n d i s i yang
media pembelajaran yang akan digunakannya apabila
m e m b u a t siswa m a m p u m e m p e r o l e h p e n g e t a h u a n ,
media tersebut belum tersedia. Untuk i t u guru harus me-
keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian i n i , g u r u ,
m i l i k i pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994:6): b u k u teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
a. media sebagai alat k o m u n i k a s i guna lebih meng-
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat
efektifkan proses belajar mengajar;
grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
b. fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pen-
memproses, dan m e n y u s u n kembali informasi visual
didikan;
atau verbal.
c. seluk-beluk proses belajar;
Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli
d. hubungan antara metode mengajar dan media pendi- yang sebagian d i antaranya akan diberikan berikut i n i .
dikan; AECT {Association of Education and Communication Tech-
e. nilai atau manfaat media pendidikan dalam peng- nology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai
ajaran; segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk me-
f. pemilihan dan penggunaan media pendidikan; nyampaikan pesan atau informasi. D i samping sebagai
sistem penyampai atau pengantar, media yang sering
g. berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
diganti dengan kata mediator m e n u r u t Fleming (1987:
h. media pendidikan dalam setiap mata pelajaran; 234) adalah penyebab atau alat y a n g t u r u t c a m p u r
i. usaha inovasi dalam media pendidikan. tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan
istilah mediator media m e n u n j u k k a n f u n g s i atau pe-
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media
rannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar
dua pihak utama dalam proses belajar—siswa dan isi
4 Media Pembelajaran Pengertian Media 5

pelajaran. D i samping i t u , mediator dapat pula mencer- sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
m i n k a n pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran materi instruksional d i l i n g k u n g a n siswa yang dapat
yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai merangsang siswa untuk belajar. D i lain pihak, National
kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Education Association memberikan definisi media se-
Pvingkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau bagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak m a u p u n
mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. audio-visual dan peralatannya; dengan demikian, media
Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca.
istilah m e d i u m sebagai perantara yang mengantar i n - Istilah "media" bahkan sering dikaitkan atau diper-
formasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, f i l m , gantikan dengan kata "teknologi" yang berasal dari kata
foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, latin tekne (bahasa Inggris art) dan logos (bahasa Indo-
bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media ko- nesia "ilmu").
munikasi. Apabila media i t u membawa pesan-pesan atau Menurut Webster (1983: 105), "arf adalah keteram-
informasi yang bertujuan instruksional atau mengan- p i l a n {skill) yang diperoleh lewat pengalaman, s t u d i
d u n g m a k s u d - m a k s u d pengajaran maka m e d i a i t u dan observasi. Dengan demikian, teknologi tidak lebih
disebut media pembelajaran. Sejalan dengan batasan i n i , dari suatu i l m u yang membahas tentang keterampilan
H a m i d j o j o d a l a m L a t u h e r u (1993) m e m b e r i batasan yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi.
media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan Bila dihubungkan dengan pendidikan dan pembelajaran,
oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, maka teknologi mempunyai pengertian sebagai:
gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pen-
dapat yang dikemukakan i t u sampai kepada penerima perluasan konsep tentang media, d i mana tek-
yang dituju. nologi b u k a n sekadar benda, alat, bahan atau
perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan,
Acapkali kata media pendidikan digunakan secara
organisasi dan manajemen yang berhubungan
bergantian dengan istilah alat bantu atau media k o m u -
dengan penerapan i l m u . (Achsin, 1986: 10)
nikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1986) d i
mana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan ber- Erat hubungannya dengan istilah "teknologi", kita
jalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila meng- juga mengenal kata teknik. Teknik dalam bidang pem-
gunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. belajaran bersifat apa yang sesungguhnya terjadi antara
Sementara i t u , Gagne' dan Briggs (1975) secara implisit g u r u dan m u r i d . Ia merupakan suatu strategi khusus
mengatakan bahwa media pembelajaran m e l i p u t i alat ( A n t h o n y , 1963: 96). Bahkan Richards d a n Rodgers
yang secara fisik digunakan u n t u k menyampaikan isi (1982: 154) menjelaskan pula bahwa "teknik" adalah
materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain b u k u , prosedur dan praktek yang sesungguhnya dalam kelas.
tape recorder, kaset, video camera, video recorder, f i l m , D a r i s i n i , tampak jelas bahwa " t e k n o l o g i " b u k a n l a h
slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan hanya pembuatan kapal terbang model mutakhir dan
komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen semisalnya saja, tetapi melipat-lipat kertas jadi kapal
4 Media Pembelajaran Pengertian Media 5

pelajaran. D i samping i t u , mediator dapat pula mencer- sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
m i n k a n pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran materi instruksional d i l i n g k u n g a n siswa yang dapat
yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai merangsang siswa untuk belajar. D i lain pihak, National
kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Education Association memberikan definisi media se-
Pvingkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau bagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak m a u p u n
mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. audio-visual dan peralatannya; dengan demikian, media
Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca.
istilah m e d i u m sebagai perantara yang mengantar i n - Istilah "media" bahkan sering dikaitkan atau diper-
formasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, f i l m , gantikan dengan kata "teknologi" yang berasal dari kata
foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, latin tekne (bahasa Inggris art) dan logos (bahasa Indo-
bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media ko- nesia "ilmu").
munikasi. Apabila media i t u membawa pesan-pesan atau Menurut Webster (1983: 105), "arf adalah keteram-
informasi yang bertujuan instruksional atau mengan- p i l a n {skill) yang diperoleh lewat pengalaman, s t u d i
d u n g m a k s u d - m a k s u d pengajaran maka m e d i a i t u dan observasi. Dengan demikian, teknologi tidak lebih
disebut media pembelajaran. Sejalan dengan batasan i n i , dari suatu i l m u yang membahas tentang keterampilan
H a m i d j o j o d a l a m L a t u h e r u (1993) m e m b e r i batasan yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi.
media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan Bila dihubungkan dengan pendidikan dan pembelajaran,
oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, maka teknologi mempunyai pengertian sebagai:
gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pen-
dapat yang dikemukakan i t u sampai kepada penerima perluasan konsep tentang media, d i mana tek-
yang dituju. nologi b u k a n sekadar benda, alat, bahan atau
perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan,
Acapkali kata media pendidikan digunakan secara
organisasi dan manajemen yang berhubungan
bergantian dengan istilah alat bantu atau media k o m u -
dengan penerapan i l m u . (Achsin, 1986: 10)
nikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1986) d i
mana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan ber- Erat hubungannya dengan istilah "teknologi", kita
jalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila meng- juga mengenal kata teknik. Teknik dalam bidang pem-
gunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. belajaran bersifat apa yang sesungguhnya terjadi antara
Sementara i t u , Gagne' dan Briggs (1975) secara implisit g u r u dan m u r i d . Ia merupakan suatu strategi khusus
mengatakan bahwa media pembelajaran m e l i p u t i alat ( A n t h o n y , 1963: 96). Bahkan Richards d a n Rodgers
yang secara fisik digunakan u n t u k menyampaikan isi (1982: 154) menjelaskan pula bahwa "teknik" adalah
materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain b u k u , prosedur dan praktek yang sesungguhnya dalam kelas.
tape recorder, kaset, video camera, video recorder, f i l m , D a r i s i n i , tampak jelas bahwa " t e k n o l o g i " b u k a n l a h
slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan hanya pembuatan kapal terbang model mutakhir dan
komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen semisalnya saja, tetapi melipat-lipat kertas jadi kapal
Pengertian Media 7
6 Media Pembelajaran
kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat
terbang mainan i t u juga hasil teknologi; karena i t u juga
keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan
merupakan suatu keterampilan dan seni (skill), Barang-
kepada siswa.
kali inilah yang menyebabkan beberapa kalangan lantas
3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual
membagi pengertian teknologi menjadi dua macam;
ada yang disebut teknologi tinggi (canggih), ada pula dan audio.
yang disebut teknologi tradisional. Teknologi pembe- 4. Media p e n d i d i k a n m e m i l i k i pengertian alat bantu
lajaran agama sementara masih heavy ke wawasan pe- pada proses belajar baik d i dalam maupun d i luar
ngertian teknologi tradisional. kelas.
Dengan demikian, kalau ada teknologi pembelajaran 5. Media Pendidikan digunakan dalam rangka k o m u -
agama misalnya, maka i t u akan membahas masalah nikasi dan interaksi g u r u dan siswa dalam proses
bagaimana kita memakai media dan alat bantu dalam pembelajaran.
proses mengajar agama, akan membahas masalah ke- 6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal
terampilan, sikap, perbuatan, dan strategi mengajarkan (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan ke-
agama. lompok kecil (misalnya f i l m , slide, video, OHP), atau
Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pema- perorangan (misalnya: m o d u l , komputer, radio tape/
kaset, video recorder).
kaian kata media pembelajaran atau ( o « *\*' )IJjL»jJI )
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manaje-
digantikan dengan istilah-istilah seperti alat pandang-
men yang berhubungan dengan penerapan suatu
dengar, bahan pengajaran (instructional material), ko-
ilmu.
munikasi pandang-dengar (audio-visual communication),
pendidikan alat peraga pandang (visual education), tek- C. L A N D A S A N TEORETIS P E N G G U N A A N M E D I A
nologi p e n d i d i k a n (educational technology), alat peraga PENDIDIKAN
( c'-"** ^'J- i ^ - *J ) dan media penjelas
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, per-
( V^^JIJiU^JI ). ubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi kare-
Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media na interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman
d i atas, berikut dikemukakan ciri-ciri u m u m yang ter- yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner (1966:
kandung pada setiap batasan itu. 10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu
1. Media p e n d i d i k a n m e m i l i k i pengertian fisik yang pengalaman langsung (enactive), pengalaman p i k t o r i a l /
dewasa i n i dikenal sebagai hardware (perangkat ke- gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic).
Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya
ras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, dide-
arti kata ' s i m p u l ' dipahami dengan langsung membuat
ngar, atau diraba dengan pancaindera.
'simpul'. Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic
2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang (artinya gambar atau image), kata 'simpul' dipelajari dari
dikenal sebagai software (perangkat l u n a k ) , y a i t u
Pengertian Media 7
6 Media Pembelajaran
kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat
terbang mainan i t u juga hasil teknologi; karena i t u juga
keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan
merupakan suatu keterampilan dan seni (skill), Barang-
kepada siswa.
kali inilah yang menyebabkan beberapa kalangan lantas
3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual
membagi pengertian teknologi menjadi dua macam;
ada yang disebut teknologi tinggi (canggih), ada pula dan audio.
yang disebut teknologi tradisional. Teknologi pembe- 4. Media p e n d i d i k a n m e m i l i k i pengertian alat bantu
lajaran agama sementara masih heavy ke wawasan pe- pada proses belajar baik d i dalam maupun d i luar
ngertian teknologi tradisional. kelas.
Dengan demikian, kalau ada teknologi pembelajaran 5. Media Pendidikan digunakan dalam rangka k o m u -
agama misalnya, maka i t u akan membahas masalah nikasi dan interaksi g u r u dan siswa dalam proses
bagaimana kita memakai media dan alat bantu dalam pembelajaran.
proses mengajar agama, akan membahas masalah ke- 6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal
terampilan, sikap, perbuatan, dan strategi mengajarkan (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan ke-
agama. lompok kecil (misalnya f i l m , slide, video, OHP), atau
Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pema- perorangan (misalnya: m o d u l , komputer, radio tape/
kaset, video recorder).
kaian kata media pembelajaran atau ( o « *\*' )IJjL»jJI )
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manaje-
digantikan dengan istilah-istilah seperti alat pandang-
men yang berhubungan dengan penerapan suatu
dengar, bahan pengajaran (instructional material), ko-
ilmu.
munikasi pandang-dengar (audio-visual communication),
pendidikan alat peraga pandang (visual education), tek- C. L A N D A S A N TEORETIS P E N G G U N A A N M E D I A
nologi p e n d i d i k a n (educational technology), alat peraga PENDIDIKAN
( c'-"** ^'J- i ^ - *J ) dan media penjelas
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, per-
( V^^JIJiU^JI ). ubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi kare-
Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media na interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman
d i atas, berikut dikemukakan ciri-ciri u m u m yang ter- yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner (1966:
kandung pada setiap batasan itu. 10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu
1. Media p e n d i d i k a n m e m i l i k i pengertian fisik yang pengalaman langsung (enactive), pengalaman p i k t o r i a l /
dewasa i n i dikenal sebagai hardware (perangkat ke- gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic).
Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya
ras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, dide-
arti kata ' s i m p u l ' dipahami dengan langsung membuat
ngar, atau diraba dengan pancaindera.
'simpul'. Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic
2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang (artinya gambar atau image), kata 'simpul' dipelajari dari
dikenal sebagai software (perangkat l u n a k ) , y a i t u
8 Media Pembelajaran Pengertian Media 9

gambar, lukisan, foto, atau f i l m . Meskipun siswa belum inderanya. G u r u berupaya u n t u k menampilkan rang-
pernah mengikat tali untuk membuat 'simpul' mereka sangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai
dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, l u - indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan u n -
kisan, foto, atau f i l m . Selanjutnya, pada tingkatan simbol, tuk menerima dan mengolah informasi semakin besar
siswa membaca (atau mendengar) kata ' s i m p u l ' d a n kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat
mencoba mencocokkannya dengan 'simpul' pada image dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa
mental atau mencocokkannya dengan pengalamannya diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan
membuat 'simpul'. Ketiga tingkat pengalaman i n i saling mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disa-
berinteraksi d a l a m upaya memperoleh 'pengalaman' jikan.
(pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru.
Levie & Levie (1975) yang membaca kembali hasil-
Tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar hasil penelitian tentang belajar meialui stimulus gambar
seperti i t u digambarkan oleh Dale (1969) sebagai suatu dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan
proses komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang
diinginkan siswa dapat menguasainya disebut sebagai lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, menge-
pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan nali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan
ke dalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan siswa se- fakta dan konsep. D i lain pihak, stimulus verbal mem-
bagai penerima menafsirkan s i m b o l - s i m b o l tersebut beri hasil belajar yang lebih apabila pembelajaran i t u
sehingga dipahami sebagai pesan (decoding). Cara peng- melibatkan ingatan yang berurut-urutan (sekuensial). H a l
olahan pesan oleh guru dan m u r i d dapat digambarkan i n i merupakan salah satu b u k t i dukungan atas konsep
pada Gambar 1.1. dual coding hypothesis (hipotesis koding ganda) dari Paivio
Uraian d i bawah memberikan petunjuk bahwa agar (1971). Konsep i t u mengatakan bahwa ada dua sistem
proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, sis- ingatan manusia, satu u n t u k mengolah simbol-simbol
wa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua. alat verbal kemudian menyimpannya dalam bentuk propo-
sisi image, dan yang lainnya u n t u k mengolah image
nonverbal yang kemudian disimpan dalam bentuk pro-
Pesan d i p r o d u k s i dengan: Pesan dicerna dan diinter-
pretasi dengan: posisi verbal.
Belajar dengan menggunakan indera ganda —pan-
Berbicara, m e n y a n y i , memainkan <—> Mendengarkan
alat musik, dsb.
dang dan dengar—berdasarkan konsep d i atas akan
Memvisualisasikan m e i a l u i f i l m , <—> Mengamati memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar
foto, lukisan, gambar, m o d e l , lebih banyak daripada jika materi pelajaran disajikan
patung, grafik, k a r t u n , gerakan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan sti-
nonverbal
mulus dengar. Para ahli memiliki pandangan yang se-
Menulis atau mengarang <—> Membaca
arah mengenai hal i t u . Perbandingan pemerolehan hasil
G A M B A R 1.1. Pesan Dalam Komunikasi belajar meialui indera pandang dan indera dengar sangat
8 Media Pembelajaran Pengertian Media 9

gambar, lukisan, foto, atau f i l m . Meskipun siswa belum inderanya. G u r u berupaya u n t u k menampilkan rang-
pernah mengikat tali untuk membuat 'simpul' mereka sangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai
dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, l u - indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan u n -
kisan, foto, atau f i l m . Selanjutnya, pada tingkatan simbol, tuk menerima dan mengolah informasi semakin besar
siswa membaca (atau mendengar) kata ' s i m p u l ' d a n kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat
mencoba mencocokkannya dengan 'simpul' pada image dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa
mental atau mencocokkannya dengan pengalamannya diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan
membuat 'simpul'. Ketiga tingkat pengalaman i n i saling mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disa-
berinteraksi d a l a m upaya memperoleh 'pengalaman' jikan.
(pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru.
Levie & Levie (1975) yang membaca kembali hasil-
Tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar hasil penelitian tentang belajar meialui stimulus gambar
seperti i t u digambarkan oleh Dale (1969) sebagai suatu dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan
proses komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang
diinginkan siswa dapat menguasainya disebut sebagai lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, menge-
pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan nali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan
ke dalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan siswa se- fakta dan konsep. D i lain pihak, stimulus verbal mem-
bagai penerima menafsirkan s i m b o l - s i m b o l tersebut beri hasil belajar yang lebih apabila pembelajaran i t u
sehingga dipahami sebagai pesan (decoding). Cara peng- melibatkan ingatan yang berurut-urutan (sekuensial). H a l
olahan pesan oleh guru dan m u r i d dapat digambarkan i n i merupakan salah satu b u k t i dukungan atas konsep
pada Gambar 1.1. dual coding hypothesis (hipotesis koding ganda) dari Paivio
Uraian d i bawah memberikan petunjuk bahwa agar (1971). Konsep i t u mengatakan bahwa ada dua sistem
proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, sis- ingatan manusia, satu u n t u k mengolah simbol-simbol
wa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua. alat verbal kemudian menyimpannya dalam bentuk propo-
sisi image, dan yang lainnya u n t u k mengolah image
nonverbal yang kemudian disimpan dalam bentuk pro-
Pesan d i p r o d u k s i dengan: Pesan dicerna dan diinter-
pretasi dengan: posisi verbal.
Belajar dengan menggunakan indera ganda —pan-
Berbicara, m e n y a n y i , memainkan <—> Mendengarkan
alat musik, dsb.
dang dan dengar—berdasarkan konsep d i atas akan
Memvisualisasikan m e i a l u i f i l m , <—> Mengamati memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar
foto, lukisan, gambar, m o d e l , lebih banyak daripada jika materi pelajaran disajikan
patung, grafik, k a r t u n , gerakan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan sti-
nonverbal
mulus dengar. Para ahli memiliki pandangan yang se-
Menulis atau mengarang <—> Membaca
arah mengenai hal i t u . Perbandingan pemerolehan hasil
G A M B A R 1.1. Pesan Dalam Komunikasi belajar meialui indera pandang dan indera dengar sangat
10 Media Pembelajaran Pengertian Media 11

menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar


seseorang diperoleh meialui indera pandang, dan hanya
sekitar 5% diperoleh meialui indera dengar dan 5% lagi
dengan indera lainnya (Baugh dalam A c h s i n , 1986).
Sementara i t u , Dale (1969) memperkirakan bahwa pe-
merolehan hasil belajar meialui indera pandang berkisar
75%, meialui indera dengar sekitar 13%, dan meialui i n -
dera lainnya sekitar 12%.
Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan
acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam
proses belajar adalah Dale's Cone of Experience (Kerucut-
Pengalaman Dale) (Dale, 1969). Kerucut i n i (Gambar 1.2)
merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga ting-
katan pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner seba-
gaimana diuraikan sebelumnya. Hasil belajar seseorang
diperoleh mulai dari pengalaman langsung (kongkret),
kenyataan yang ada d i lingkungan kehidupan seseorang
kemudian meialui benda tiruan, sampai kepada l a m -
bang verbal (abstrak). Semakin ke atas d i puncak kerucut
semakin abstrak media penyampai pesan i t u . Perlu d i -
catat bahwa urut-urutan i n i tidak berarti proses belajar
dan interaksi mengajar belajar harus selalu d i m u l a i dari
p e n g a l a m a n l a n g s u n g , t e t a p i d i m u l a i d e n g a n jenis
pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan G A M B A R 1.2. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
k e m a m p u a n k e l o m p o k siswa yang d i h a d a p i dengan
mempertimbangkan situasi belajarnya.
peraba. I n i dikenal dengan learning by doing misalnya
Dasar pengembangan kerucut d i bawah bukanlah keikutsertaan dalam menyiapkan makanan, membuat
tingkat kesulitan, melainkan tingkat keabstrakan—jum- perabot r u m a h tangga, m e n g u m p u l k a n perangko,
lah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi melakukan percobaan d i laboratorium, d a n lain-lain.
pengajaran atau pesan. Pengalaman langsung akan mem- Yang kesemuanya i t u memberi dampak langsung ter-
berikan kesan paling u t u h dan paling bermakna menge- hadap pemerolehan d a n p e r t u m b u h a n pengetahuan,
n a i i n f o r m a s i d a n gagasan y a n g t e r k a n d u n g d a l a m keterampilan, dan sikap.
p e n g a l a m a n i t u , o l e h karena ia m e l i b a t k a n i n d e r a Tingkat keabstrakan pesan akan semakin tinggi ke-
penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan tika pesan i t u dituangkan ke dalam lambang-lambang
10 Media Pembelajaran Pengertian Media 11

menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar


seseorang diperoleh meialui indera pandang, dan hanya
sekitar 5% diperoleh meialui indera dengar dan 5% lagi
dengan indera lainnya (Baugh dalam A c h s i n , 1986).
Sementara i t u , Dale (1969) memperkirakan bahwa pe-
merolehan hasil belajar meialui indera pandang berkisar
75%, meialui indera dengar sekitar 13%, dan meialui i n -
dera lainnya sekitar 12%.
Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan
acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam
proses belajar adalah Dale's Cone of Experience (Kerucut-
Pengalaman Dale) (Dale, 1969). Kerucut i n i (Gambar 1.2)
merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga ting-
katan pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner seba-
gaimana diuraikan sebelumnya. Hasil belajar seseorang
diperoleh mulai dari pengalaman langsung (kongkret),
kenyataan yang ada d i lingkungan kehidupan seseorang
kemudian meialui benda tiruan, sampai kepada l a m -
bang verbal (abstrak). Semakin ke atas d i puncak kerucut
semakin abstrak media penyampai pesan i t u . Perlu d i -
catat bahwa urut-urutan i n i tidak berarti proses belajar
dan interaksi mengajar belajar harus selalu d i m u l a i dari
p e n g a l a m a n l a n g s u n g , t e t a p i d i m u l a i d e n g a n jenis
pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan G A M B A R 1.2. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
k e m a m p u a n k e l o m p o k siswa yang d i h a d a p i dengan
mempertimbangkan situasi belajarnya.
peraba. I n i dikenal dengan learning by doing misalnya
Dasar pengembangan kerucut d i bawah bukanlah keikutsertaan dalam menyiapkan makanan, membuat
tingkat kesulitan, melainkan tingkat keabstrakan—jum- perabot r u m a h tangga, m e n g u m p u l k a n perangko,
lah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi melakukan percobaan d i laboratorium, d a n lain-lain.
pengajaran atau pesan. Pengalaman langsung akan mem- Yang kesemuanya i t u memberi dampak langsung ter-
berikan kesan paling u t u h dan paling bermakna menge- hadap pemerolehan d a n p e r t u m b u h a n pengetahuan,
n a i i n f o r m a s i d a n gagasan y a n g t e r k a n d u n g d a l a m keterampilan, dan sikap.
p e n g a l a m a n i t u , o l e h karena ia m e l i b a t k a n i n d e r a Tingkat keabstrakan pesan akan semakin tinggi ke-
penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan tika pesan i t u dituangkan ke dalam lambang-lambang
12 Media Pembelajaran Pengertian Media 13

seperti bagan, grafik, atau kata. Jika pesan terkandung jadian atau objek yang telah d i r e k a m atau d i s i m p a n
dalam lambang-lambang seperti i t u , indera yang d i l i - dengan format media yang ada dapat digunakan setiap
batkan u n t u k menafsirkannya semakin terbatas, yakni saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali (dalam satu
indera penglihatan atau indera pendengaran. Meskipun dekade atau satu abad) dapat diabadikan dan disusun
tingkat partisipasi fisik berkurang, keterlibatan imaji- kembali untuk keperluan pembelajaran. Prosedur labora-
n a t i f semakin bertambah d a n berkembang. Sesung- t o n u m yang r u m i t dapat direkam dan diatur untuk kemu-
guhnya, pengalaman konkret dan pengalaman abstrak dian direproduksi berapa kali p u n pada saat diperlukan.
d i a l a m i s i l i h berganti; hasil belajar d a r i pengalaman Demikian p u l a kegiatan siswa dapat d i r e k a m u n t u k
langsung mengubah dan memperluas jangkauan abs- kemudian dianalisis dan d i k r i t i k oleh siswa sejawat baik
traksi seseorang, dan sebaliknya, kemampuan interpretasi secara perorangan m a u p u n secara kelompok.
lambang kata membantu seseorang u n t u k memahami
pengalaman yang d i dalamnya ia terlibat langsung. b. Ciri Manipidatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkin-
D. CIRI-CIRI M E D I A P E N D I D I K A N kan karena media m e m i l i k i ciri manipulatif. Kejadian
Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang memakan w a k t u berhari-hari dapat disajikan ke-
yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan pada siswa dalam w a k t u dua atau tiga menit dengan tek-
dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang nik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya,
m u n g k i n g u r u tidak m a m p u (atau kurang efisien) mela- bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian
kukannya. menjadi k u p u - k u p u dapat dipercepat dengan teknik
rekaman fotografi tersebut. D i samping d a p a t diper-
(

cepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat


a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misal-
C i r i i n i menggambarkan k e m a m p u a n media me- nya, proses loncat galah atau reaksi kimia dapat diamati
rekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi meialui bantuan kemampuan manipulatif dari media.
suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek Demikian pula, suatu aksi gerakan dapat direkam dengan
dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti foto kamera u n t u k foto. Pada rekaman gambar hidup
fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan (video, m o t i o n film) kejadian dapat diputar m u n d u r .
film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (dire- Media (rekaman video atau audio) dapat diedit sehingga
kam) dengan kamera atau video kamera dengan m u d a h guru hanya menampilkan bagian-bagian penting/utama
dapat direproduksi dengan m u d a h kapan saja diperlu- dari ceramah, pidato, atau urutan suatu kejadian dengan
kan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan. Kemam-
rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu wak- puan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian
tu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal w a k t u . sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam
Ciri i n i amat penting bagi guru karena kejadian-ke- pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan
12 Media Pembelajaran Pengertian Media 13

seperti bagan, grafik, atau kata. Jika pesan terkandung jadian atau objek yang telah d i r e k a m atau d i s i m p a n
dalam lambang-lambang seperti i t u , indera yang d i l i - dengan format media yang ada dapat digunakan setiap
batkan u n t u k menafsirkannya semakin terbatas, yakni saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali (dalam satu
indera penglihatan atau indera pendengaran. Meskipun dekade atau satu abad) dapat diabadikan dan disusun
tingkat partisipasi fisik berkurang, keterlibatan imaji- kembali untuk keperluan pembelajaran. Prosedur labora-
n a t i f semakin bertambah d a n berkembang. Sesung- t o n u m yang r u m i t dapat direkam dan diatur untuk kemu-
guhnya, pengalaman konkret dan pengalaman abstrak dian direproduksi berapa kali p u n pada saat diperlukan.
d i a l a m i s i l i h berganti; hasil belajar d a r i pengalaman Demikian p u l a kegiatan siswa dapat d i r e k a m u n t u k
langsung mengubah dan memperluas jangkauan abs- kemudian dianalisis dan d i k r i t i k oleh siswa sejawat baik
traksi seseorang, dan sebaliknya, kemampuan interpretasi secara perorangan m a u p u n secara kelompok.
lambang kata membantu seseorang u n t u k memahami
pengalaman yang d i dalamnya ia terlibat langsung. b. Ciri Manipidatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkin-
D. CIRI-CIRI M E D I A P E N D I D I K A N kan karena media m e m i l i k i ciri manipulatif. Kejadian
Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang memakan w a k t u berhari-hari dapat disajikan ke-
yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan pada siswa dalam w a k t u dua atau tiga menit dengan tek-
dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang nik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya,
m u n g k i n g u r u tidak m a m p u (atau kurang efisien) mela- bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian
kukannya. menjadi k u p u - k u p u dapat dipercepat dengan teknik
rekaman fotografi tersebut. D i samping d a p a t diper-
(

cepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat


a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misal-
C i r i i n i menggambarkan k e m a m p u a n media me- nya, proses loncat galah atau reaksi kimia dapat diamati
rekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi meialui bantuan kemampuan manipulatif dari media.
suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek Demikian pula, suatu aksi gerakan dapat direkam dengan
dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti foto kamera u n t u k foto. Pada rekaman gambar hidup
fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan (video, m o t i o n film) kejadian dapat diputar m u n d u r .
film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (dire- Media (rekaman video atau audio) dapat diedit sehingga
kam) dengan kamera atau video kamera dengan m u d a h guru hanya menampilkan bagian-bagian penting/utama
dapat direproduksi dengan m u d a h kapan saja diperlu- dari ceramah, pidato, atau urutan suatu kejadian dengan
kan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan. Kemam-
rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu wak- puan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian
tu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal w a k t u . sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam
Ciri i n i amat penting bagi guru karena kejadian-ke- pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan
14 Media Pembelajaran
15
bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesa-
lahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan
dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap II
mereka ke arah yang tidak diinginkan.
Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan meng- FUNGSI D A N MANFAAT M E D I A
edit hasil rekaman dapat menghemat w a k t u . Proses pe-
nanaman d a n panen g a n d u m , pengolahan g a n d u m
PENDIDIKAN
menjadi tepung, dan penggunaan tepung untuk membuat
roti dapat dipersingkat waktunya dalam suatu urutan
rekaman video atau f i l m yang m a m p u menyajikan i n -
formasi yang cukup bagi siswa untuk mengetahui asal-
usul dan proses dari penanaman bahan b a k u tepung
hingga menjadi roti.
D a l a m suatu proses belajar mengajar, dua unsur
yang amat penting adalah metode mengajar dan media
c. Ciri Distributif (Distributive Property)
pembelajaran. Kedua aspek i n i saling berkaitan. Pemilihan
C i r i d i s t r i b u t i f d a r i media m e m u n g k i n k a n suatu salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaru-
objek atau kejadian ditransportasikan m e i a l u i ruang, h i jenis media pembelajaran yang sesuai, m e s k i p u n
dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan
sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang dalam m e m i l i h media, antara lain tujuan pembelajaran,
relatif sama mengenai kejadian i t u . Dewasa i n i , distri- jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai
busi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembela-
beberapa kelas pada sekolah-sekolah d i dalam suatu w i - jaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian,
layah tertentu, tetapi juga media i t u misalnya rekaman dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media
video, audio, disket komputer dapat disebar ke seluruh pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang
penjuru tempat yang diinginkan kapan saja. t u r u t m e m p e n g a r u h i i k l i m , k o n d i s i , dan l i n g k u n g a n
Sekali informasi direkam dalam format media apa belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
saja, ia dapat direproduksi seberapa kali p u n dan siap Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian
digunakan secara bersamaan d i berbagai tempat atau media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
digunakan secara berulang-ulang d i suatu tempat. Kon- membangkitkan keinginan dan minat yang baru, mem-
sistensi informasi yang telah direkam akan terjarnin sama bangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
atau hampir sama dengan aslinya. bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terha-
dap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap
orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan

Anda mungkin juga menyukai