Pembimbing:
dr. Neimy Novitasari, Sp.S
Oleh:
Agam Siswanto Hardoyo (202220401011079)
SMF Neurologi
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
2023
Hardik P. Amin, MD, Chair; Tracy E. Madsen, MD, PhD, Vice Chair; Dawn M.
Bravata, MD; Charles R. Wira, MD; S. Claiborne Johnston, MD, PhD; Susan
Ashcraft, DNP; Tamika M. Burrus, MD; Peter D. Panagos, MD; Max Wintermark,
MD, MAS; Charles Esenwa, MD, MS; atas nama American Heart Association
Emergency Neurovascular Care Committee of the Stroke Council and Council
on Peripheral Vascular Disease
Epidemiologi Fokus
Diagnosis klinis yang benar, evaluasi
240.000 individu mengalami transient
risiko, dan keputusan manajemen pasien
ischemic attack setiap tahun di Amerika
dengan dugaan transient ischemic attack
Serikat
Insiden TIA
Estimasi insiden 2002 Meningkat dengan usia
Terjadi reduksi secara umum
di Ameirka Serikat dalam insiden
Insiden TIA menurun lebih
signifikan pada pria daripada
wanita
EVALUASI KLINIS
EVALUASI
DIAGNOSTIK
Pencitraan Otak
Pencitraan Vaskular
Konsultasi Neurologi
PENCITRAAN OTAK
Fungsi di UGD
Menyingkirkan diagnosa alternatif
Membantu dalam stratifikasi risiko
Mengidentifikasi lesi
Merupakan bagian dari banyak protokol Memiliki keterbatasan pada pasien yang
stroke/TIA karena aksesibilitasnya di UGD gejalanya sudah mereda
MRI dengan DWI menunjukkan lesi pada positivitas DWI dikaitkan dengan risiko
sekitar 40% pasien yang mengalami gejala stroke berulang yang lebih dari 6 kali lipat
TIA pada 1 tahun
Jika ditemukan lesi DWI-positif, diagnosis Distribusi lesi DWI dapat membantu dalam
stroke iskemik biasanya ditegakkan identifikasi patogenesis stroke
MRI tidak dapat diperoleh secara cepat
Fungsi
Mengidentifikasi pasien dengan stenosis karotis servikalis
Kandidat untuk revaskularisasi
Berisiko terhadap stroke berulang
Pengingat bagi dokter untuk tidak terlalu agresif dalam
menurunkan tekanan darah
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Menyingkirkan DD
Tes glukosa darah
Mengidentifikasi faktor risiko
Hitung darah lengkap
Panel kimia
Hemoglobin A1c
Profil lipid
mengevaluasi arteritis temporal
Erythrocyte sedimentation rate
C-reactive protein
Dugaan diagnosis lain
Pemeriksaan lain
PEMERIKSAAN JANTUNG
Telemetri
Uji troponin
Elektrokardiografi
KONSULTASI NEUROLOGI
Bisa langsung atau melalui telemedis
Partisipasi konsultasi saraf dini telah dikaitkan dengan tingkat
kematian 90 hari dan 1 tahun yang lebih rendah
idealnya dalam 48 jam atau tidak lebih dari 1 minggu setelah TIA
STRATIFIKASI
RISIKO
Skala stratifikasi risiko TIA membantu
dalam identifikasi pasien dengan risiko
tinggi dan membantu mengarahkan
disposisi
ABCD2 menunjukkan usia/tekanan
darah/ciri klinis serangan iskemik
transien/durasi/skor diabetes; ABCD3,
ABCD2 ditambah Dual TIA; c, stenosis
karotis; d, diffusion-weighted image; I,
pencitraan; i, stenosis intrakranial; dan
N/A, tidak berlaku.
DISPOSISI PASIEN
REDUKSI RISIKO
SETELAH TIA
Pasien dengan TIA memerlukan
inisiasi segera dalam pemberian
intervensi evidence-based
Skor ABCD2 dapat membantu untuk
mengarahkan perawatan yang tepat
KESIMPULAN
TIA adalah prediktor yang kuat dari stroke di masa depan dan memerlukan evaluasi yang
cermat untuk mengidentifikasi pasien dengan risiko tinggi dengan benar. Beberapa alat tersedia
untuk membantu dalam evaluasi pasien dengan dugaan TIA, termasuk skala stratifikasi risiko,
pemindaian fase akut, dan konsultasi neurologis. Menggabungkan langkah-langkah ini dalam
jalur klinis dapat memfasilitasi disposisi yang tepat bagi pasien dengan TIA, seperti admisi rumah
sakit bagi mereka yang memiliki risiko tertinggi sambil mengurangi admisi rumah sakit yang tidak
perlu bagi pasien dengan risiko lebih rendah. Implementasi strategi pencegahan sekunder yang
spesifik pasien sangat penting untuk mencegah kejadian di masa depan. Setiap rumah sakit pusat
harus menggunakan sumber daya yang tersedia dan menciptakan jalur untuk memastikan
manajemen dan disposisi yang sukses bagi pasien dengan TIA, dengan tujuan akhir untuk
mengurangi risiko stroke di masa depan.