Kayaba Indonesia
TUGAS AKHIR
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan
Pendidikan Diploma III Politeknik Astra
Oleh:
MISBAHUL MUNIR
0520200018
POLITEKNIK ASTRA
JAKARTA
2023
Lembar Pengesahan
PEMBUATAN SISTEM ANDON MONITORING COUNTING
LIFETIME DIES CASTING DI PT KAYABA INDONESIA
Disusun oleh:
MISBAHUL MUNIR
0520200018
Lin Prasetyani, S.T., M.T. [Nama lengkap + Gelar] [Nama lengkap + Gelar]
Mengetahui,
Judul Tugas Akhir : Pembuatan Sistem Andon Monitoring Counting Lifetime Dies
Casting di PT Kayaba Indonesia
MISBAHUL MUNIR
NIM : 0520200018
PT Kayaba Indonesia adalah salah satu perusahaan pembuat shock absorber
terbesar di Indonesia yang merupakan bagian dari Astra Otoparts. Shock absorber biasa
dikenal sebagai damper/shockbreaker/peredam kejut yang merupakan alat mekanis atau
hidrolik yang dirancang untuk menyerap dan meredam tekanan kejut. Dalam
memproduksi shock absorber, PT Kayaba memiliki area casting sendiri yang digunakan
untuk mencetak komponen produk berupa outertube. Proses pencetakan terbagi menjadi
2 yaitu proses auto dan manual. Proses auto di operasikan oleh robot arm sehingga line
ini minim mengeluarkan barang gagal yang disebabkan human error sedangkan lini
Manual dioperasikan oleh operator casting. Meskipun line auto meminimalisir
kerusakan akibat human error, line ini juga masih sering menghasilkan barang yang
tidak sesuai standar atau gagal yang disebabkan oleh beberapa hal salah satunya adalah
kualitas cetakan yang sudah tidak baik. Cetakan atau dies bisa menjadi rusak karena
pemakaian yang terlalu lama yang disebabkan oleh suhu panas dari cairan yang
dituangkan dan pembakaran. Saat ini belum ada standarisasi berapa lama masa pakai
cetakan di semua line casting PT Kayaba sehingga cetakan hanya akan diganti ketika
produk yang dihasilkan tidak lagi sesuai standar. Sistem pemantauan dies yang masih
manual menggunakan catatan kertas untuk menghitung berapa kali dies menghasilkan
produk menyebabkan pemantauan masa pakai yang kurang efektif. Sistem ini dapat
dikembangkan menjadi lebih efektif jika perhitungan bisa dikerjakan secara otomatis
dan digital. Maka dari itu penulis berusaha mengatasi permasalahan ini dengan membuat
sistem digital yang berupa sistem andon monitoring counting lifetime dies casting
dengan menggunakan HMI. Dari digitalisasi ini diharapkan dapat meminimalisir
kerugian waktu, tenaga, dan cost produksi yang terbuang ketika produk yang dihasilkan
NG.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas
akhir ini dengan tepat waktu. Tugas akhir ini disusun untuk menyelesaikan salah
satu mata kuliah dan syarat kelulusan Diploma III Program studi Mekatronika,
Politeknik Astra.
Pada kesematan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai
pihak sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik, terutama kepada:
1. Bapak Ir. Tony Harley Silalahi selaku Direktur Politeknik Astra.
2. Bapak Fadli Hari Purnomo, S.T.,M.M. selaku Ketua Program Studi
Mekatronika.
3. Bapak Afianto, S.T., M.T., MSc. selaku Sekretaris Program Studi
Mekatronika
4. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan semangat,
dukungan, dan do’a kepada penulis.
5. Bapak Surawan Setiyadi, S.T., M.T. selaku pembimbing akademik yang
memberikan arahan kepada penulis dalam mengerjakan tugas akhir.
6. Bapak Alvin Ahsanul Haq, A.Md. selaku pembimbing industri yang
memberikan arahan kepada penulis dalam mengerjakan tugas akhir.
7. Seluruh dosen dan Instrukktur Politeknik Astra khususnya Mekatronika yang
telah memberikan banyak pengetahuan bagi penulis.
8. Pihak – pihak yang tidak bisa penulis sebutkan yang telah membantu
terselesaikannya tugas akhir ini secara langsung atau tak langsung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak
sangat penulis harapkan demi perbaikan tugas akhir ini. Penulis berharap tugas
akhir ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Misbahul Munir
Daftar Isi
Daftar Tabel
BAB 3
Tabel 3. 2 Data Model Modul..............................................................................15
Tabel 3. 3 Datasheet HMI....................................................................................24
BAB 4
Tabel 4. 1 Tabel Database....................................................................................47
Tabel 4. 2 Pengujian Output NG..........................................................................48
BAB I
Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian tugas akhir
dan berisi saran perbaikan atau penyempurnaan terhadap sistem yang
sudah dibuat dalam tugas akhir ini. Tujuannya yaitu agar nantinya dapat
dijadikan referensi dan dengan mudah melakukan perbaikan untuk
kedepannya.
BAB II
Landasan Teori
Andon adalah istilah bahasa Jepang yang berarti "cahaya" atau "lampu".
Andon mengacu pada alat yang digunakan untuk menginformasikan dan
memperingatkan pekerja tentang masalah yang terjadi dalam proses produksi.
Andon merupakan bagian dari penerapan Jidoka di tempat kerja. Jidoka diartikan
sebagai “otomatisasi dengan sentuhan manusia”. [1]
Dalam mengimplementasikannya harus menemukan kondisi abnormal di
jalur produksi dan menghentikan produksi sesuai kebutuhan. Andon memberdayakan
operator untuk mengenali masalah dan mengambil inisiatif untuk berhenti bekerja
tanpa menunggu manajemen mengambil keputusan. Andon berguna membantu
pekerja dengan cepat menangani masalah di lini produksi saat terjadi masalah. Pada
awalnya, andon berwujud tali yang terletak di atas lini produksi yang bisa ditarik
oleh operator saat mereka menemui masalah. Tapi kini andon bisa berupa berbagai
bentuk seperti tombol, lampu, suara, atau bentuk visual yang aktif secara otomatis
ketika masalah terdeteksi.[2]
Landasan Teori 6
Landasan Teori 7
Gambar 2. 2 Monitoring
Landasan Teori 7
Landasan Teori 8
2.2 PLC
2.2.1 Definisi PLC
Gambar 2. 3 PLC
Dalam pembuatan sistem ini, tipe PLC yang digunakan yaitu PLC Delta
DVP-12SE. Tipe PLC ini merupakan jenis PLC modular dimana nanti pengguna
bisa menambahkan modul baru sesuai kebutuhan jika diperlukan. Untuk I/O
bawaannya sendiri telah tersedia 8 input digital dan 4 output digital. Sedangkan
untuk komunikasinya sendiri, menggunakan jaringan ethernet (LAN) dan tersedia
komunikasi RS-485. PLC ini nanti akan ditambahkan program yang berfungsi untuk
menghitung lama waktu terjadinya loss time pada lini robot casting. [6]
Landasan Teori 8
Landasan Teori 9
2.3 HMI
2.3.1 Definisi HMI
HMI (human Machine Interface) adalah sebuah alat atau mesin yang
digunakan sebagai antarmuka / interface dari suatu proses tertentu yang terjadi di
PLC. Proses yang terjadi di PLC ini bisa berupa pembacaan nilai sensor atau
pengendalian Actuator, bergantung dari logika yang ditanam pada PLC. HMI ini
pada dasarnya digunakan untuk memvisualisasikan data hasil pengukuran sensor
atau proses otomasi yang terjadi pada PLC (Programmable Logic Controller). [7]
Visualisasi HMI ini bisa berupa grafik, nilai dalam bentuk angka, diagram,
tombol dan lain lain. Tujuan penggunaan HMI pada PLC ini agar data yang dikirim
oleh PLC mudah untuk dibaca dan dipahami oleh manusia. Kemudian PLC
(Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan untuk
melakukan suatu proses tertentu seperti pembacaan sensor dan pengendalian
Actuator berdasarkan logika yang ditanam pada PLC Tersebut. [8]
2.3.2 Jenis HMI
Landasan Teori 9
Landasan Teori 10
2.4 Database
2.4.1 Definisi Database
Database atau basis data adalah sekumpulan data dan informasi yang
tersimpan dan tersusun rapi pada suatu ruang penyimpanan komputer secara
sistematik sehingga dapat diperika, diolah, atau dimanipulasi dengan menggunakan
program komputer untuk mendapatkan informasi dari basis data tersebut. Menurut S.
Atte yang merupakan ahli di bidang teknologi dan informasi, database atau basis
data adalah sebuah koleksi data-data yang saling berhubungan yang ada dalam suatu
organisasi atau enterprise dengan berbagai penggunaan. [10]
2.4.2 Prinsip Kerja Database
Gambar 2. 6 Database
Landasan Teori 10
Landasan Teori 11
2.5 Ethernet
2.5.1 Definisi Ethernet
Ethernet adalah protokol komunikasi yang berfungsi untuk
mengkoneksikan/menghubungkan komputer dan perangkat lainnya dalam jaringan area
local atau Local Area Network (LAN) maupun luas atau Wide Area Network (WAN).
[13]
2.5.3 Kabel Jaringan
Kabel jaringan adalah media penyalur atau transmitor yang bertugas
menyalurkan setiap informasi yang telah diubah menjadi sinyal–sinyal listrik. Kabel ini
memiliki kemampuan yang besar dalam menyalurkan bidang frekuensi yang lebar,
sehingga sanggup mentransmisi kelompok kanal frekuensi percakapan atau program
televisi dan data komputer. Kabel koaksial biasanya digunakan untuk saluran interlokal
yang berjarak relatif dekat yakni dengan jarak maksimum 2.000 km. [14]
2.6 Pengecoran Logam (Casting)
2.6.1 Definisi Proses Pengecoran Logam
Pengecoran logam (casting) adalah proses pembuatan benda dari bahan logam
atau alloy (logam campuran) dengan cara mencairkan logam tersebut kemudian
menuangkannya atau mensentrifugasikannya ke dalam ruangan (Dies Chamber/Dies)
yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Dalam hal ini logam dicairkan dengan cara
pemanasan/peleburan dan dengan tekanan, logam cair tersebut kemudian didorong
masuk ke dalam cetakan (dies chamber). Maka terbentuklah benda dari logam yang
berbentuk sama dan sebangun dengan model malam sebelumnya (Harty dan Ogston,
1995). [15]
Pengertian Dies Chamber adalah suatu ruangan yang terdapat dalam bahan
pendam (Investment Materials) yang merupakan ruangan bekas model malam yang
sudah dicairkan atau diuapkan keluar dari bahan pendam (Harty dan Ogston, 1995).
Pengecoran pada proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk
menghasilkan parts dengan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi.
Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai
dengan bentuk yang diinginkan (Harty dan Ogston, 1995). Keunggulan dari teknik
pengecoran adalah dapat membuat benda berbentuk kompleks, baik dalam ukuran kecil
hingga besar, bagian luar maupun dalam. Sisa material yang terbuang dapat dipakai
kembali. Dan mampu memenuhi kebutuhan partai besar. [16]
Landasan Teori 11
Landasan Teori 12
BAB III
Pengumpulan Data dan Perancangan
3.1 Pengumpulan Data
Area
Casting
Pada factory plant PT Kayaba Indonesia, lini Outer Tube Casting (OTC)
adalah lini terpenting untuk proses pembuatan produk 2 roda, yaitu shock breaker.
Lini ini memiliki 2 bagian, OTC 1 adalah lini casting berbasis robot yang mana
sudah terotomasi, OTC 2 adalah lini casting yang masih mengandalkan manusia
sebagai pemeran utama proses pencetakan. Pembuatan outer tube yang beragam
sesuai dengan model yang diinginkan, ada banyak model yang dibuat dan
dibutuhkan juga cetakan yang sesuai. Pada proses casting, bahan alumunium dengan
spek AC2BM akan dipanaskan hingga mencapai titik leburnya, lalu dituang oleh
robot arm ke die yang tersedia, saat bahan sudah mengeras robot arm akan
mengambilnya dan di letakan di konveyor berjalan yang akan di cek oleh operator.
Setiap produk yang sudah dihasilkan akan dihitung menggunakan program PLC
yang mana setiap output memiliki alamatnya masing-masing.
Landasan Teori 12
Landasan Teori 13
Skema diatas merupakan gambar proses pembuatan Outer Tube, pada lini OTC
robot penyebab terjadinya barang not good karna material hanya ada 2, yaitu ketika dies
(cetakan) sudah tidak lagi bagus atau bompel maka hasil cetakan terdapat cacat fisik,
yang kedua adalah core (batang besi) yang berfungsi membuat lubang pada outer tube
mengalami masalah, ketika penjepit yang mendorong core tidak dipasang dengan baik
maka jalan masuk core untuk melubangi tube bisa miring dan menyebabkan barang NG,
core bisa bengkok karna jalan masuk tidak sesuai dengan jalurnya maka ketika core
tidak lagi bagus, core harus diganti
Landasan Teori 13
Landasan Teori 14
Landasan Teori 14
Landasan Teori 15
OTC (Outer Tube Casting) adalah area pembuatan tabung bagian luar dari pada
shock breaker yang terbuat dari bahan dasar alumunium yang di cetak menjadi bentuk
tabung yang diinginkan, pada lini OTC dibagi menjadi 2 bagian, OTC1 adalah lini yang
dikerjakan oleh robot arm maupun sistem otomatis berjalan, sehingga pada lini ini
produktifitas sangat baik. Pada lini OTC1 panggung yang dikerjakan oleh robot arm
dinamai ALFA. Sedangkan panggung yang dikerjakan oleh mesin otomatis dinamai
Gantri dan Carousel. pada lini OTC2 sebagian besar stasiun pencetakan masih
dikerjakan oleh manusia sehingga barang NG karna human error masih menjadi
penyebab utama pada lini OTC2 dan masih terus dalam pengembangan. Setiap stasiun
pencetakan memiliki nama Gravity, yang membedakan adalah kode di belakangnya
seperti Gravity 1, Gravity 2 dan seterusnya.
Robot arm memiliki peran utama dalam proses pencetakan outer tube yang
mana robot arm diprogram untuk membersihkan, menuang, mengangkat dan meletakan
produk sesuai dengan langkah-langkahnya. Pada setiap panggung alfa terdapat sebuah
robot arm yang memiliki minimal 3 stasiun pencetakan untuk dikerjakan.
Landasan Teori 15
Landasan Teori 16
Setiap gravity memiliki dies tersendiri sehingga diperlukan banyak dies untuk
mengerjakan 1 model saja, pada lini OTM setiap dies mempunyai mark masing-masing
sehingga memudahkan untuk memantau dan maintenance dies. PT Kayaba Indonesia
menyuplai produknya kebanyak konsumen dalam negeri, bahkan sudah melakukan
export produk keluar indonesia, jadi diperlukan banyak dies dengan model yang
dibutuhkan oleh konsumen. Berikut data dies yang ada di lini OTC yang saat ini aktif
digunakan
Pada model 2DP bahkan memiliki mark sampai dies ke 34, model BEJ
tersedia 5 mark, hal ini disebabkan oleh keperluan dan permintaan yang banyak oleh
konsumen.
Landasan Teori 16
Pengumpulan Data dan Perancangan 17
Gambar diatas adalah contoh cetakan dies yang digunakan. Terbuat dari bahan
metal khusus yang mempunyai lapisan pada permukaan untuk melindungi kerusakan
pada cetakan dan juga mencegah cairan menempel
Lini OTM (Outer Tube Machining) yang merupakan area proses lanjutan untuk
produk outertube. Pada area OTM, outertube akan mengalami banyak proses lagi untuk
menjadi produk outertube yang siap di rakit.
3.3 Perancangan
Sistem ini dijalankan berdasarkan output pada setiap stasiun casting yang
nantinya data output akan disimpan di database dan di monitoring pada HMI secara
langsung sehingga bisa dipantau secara visual oleh operator yang bertugas.
3.3.1 Perangkat
3.3.1.1 Hardware
1. Power Suplly AC To DC Autonics
Gambar 3. 11 Relay 24 DC
4. Kabel Ethernet/LAN
5. Sirine Peringatan
6. Lampu ANDON
3.3.1.2 Software
1. Easy Builder Pro
cMT Viewer terhubung ke mesin dengan panel atau kotak HMI Seri
cMT-X dan cMT. cMT Viewer menyediakan antarmuka operasi yang lebih intuitif
dan memungkinkan Anda memantau semua mesin secara bersamaan dan beralih
antar mesin dengan cepat.
3. Heidi SQL
3.3.1.3 Display
1. HMI Weintek CMT 3102X
Gambar 3. 20 HMI
BAB IV
Pembuatan dan Pengujian
4.1 Pembuatan
4.1.1 Desain Tampilan
4.1.1.1 Desain Layar Monitoring Utama
Pada tampilan monitoring utama terdapat label yang menampilkan data secara
realtime dan tombol. Label utamanya adalah label Gravity, Model Die, dan Counter Die
yang masing masing memiliki alamat tersendiri.
Pada tampilan pemilihan model dies menggunakan tabel sql viewer pada
aplikasi easy builder pro yang fungsinya adalah menarik dan menampilkan data tabel
yang ada pada database yang diinginkan, dan juga terdapat tombol submit untuk
memasukan data yang dipilih pada database dan tombol cancel untuk menutup tampilan
pemilihan model dies
a. Bingkai Graviti 19 adalah alamat yang akan menampilkan secara realtime data
memori output station pada PLC , contoh alamat pada plc omron adalah
alamat D, pada plc delta alamat memori yang digunakan adalah LW
b. Bingkai Model Die adalah alamat memori pada HMI yang akan menampilkan
data yang dipilih dan ditarik dari database ecomold (LW 210)
c. Bingkai Counter Die adalah alamat memori pada HMI yang akan
menampilkan data counting dari penjumlahan setiap pertambahan nilai pada
alamat Gravity 19, Nilai pada alamat Gravity 19 akan di reset setiap
pergantian shift, sedangkan nilai pada counter die akan terus bertambah dan
hanya akan di reset ketika pergantian dies (LW 10)
Program pada HMI berupa coding yang ditulis pada tab macro di
easybuilder pro , pengguna hanya perlu mengetikan kalimat atau kode sesuai dengan
apa yang diinginkan dan dapat ditentukan kapan dia akan bekerja.
Buffer
Data “a” adalah data milik plc omron pada alfa 4 dengan alamat D 882 yang
berfungsi sebagai counter utama output. Data “b” adalah data milik hmi dengan alamat
LW 20 yang berfungsi sebagai Buffer. Data “c” adalah data milik hmi dengan alamat
LW 10 yang mana menjadi alamat data tampilan counter die.
Cara kerjanya adalah ketika “a” dan “b” datanya tidak sama dan “a” datanya
adalah 1 atau lebih dari 1 maka :
Data “c” akan bertambah senilai 1, lalu data pada “a” akan dikirimkan ke
alamat data “b” sehingga data “a” dan “b” bernilai sama. Jika “a” dan “b” bernilai sama
maka program macro tidak akan berjalan sampai data “a” mengalami perubahan
C
Gambar 4. 9 Tampilan Counting Monitoring
Pada tampilan pemilihan database yang menggunakan sql viewer data yang
ditampilkan hanya berupa nama nama model dies, ketika operator memilih model maka
data yang dipilih akan dipindahkan pada alamat tampilan model die. Angka dibelakang
garis adalah mark untuk setiap modelnya, pada model BEJ terdapat sampai mark ke 5
yang berarti die untuk model BEJ terdapat 5 dies, begitu pula untuk model lainnya.
Data model dies ada pada database ecomold yang dapat dipanggil dengan
menggunakan tab database sql query
Gambar 4. 11 Database
Pada pembuatan tampilan model die sebenarnya terdapat tombol yang akan
mengirimkan nilai “1” pada LW 600 ketika ditekan, jadi ketika operator menekan bagian
tabel model die maka tombol akan ikut tertekan dan menampilkan sql viewer yang mana
telah diprogram sebelumnya.
Tampilan layar peringatan adalah layar popup yang dipicu oleh sebuah alamat
untuk mengaktifkannya (LB 70), pada layar terdapat tabel yang menyimpan data model
dies yang harus di reset dah tombol reset untuk mereset nilai counting pada alamat
counting die
Maka ketika LB 70 berstatus ON akan memicu layar peringatan untuk pop up.
4.1.3 Database
Pada sistem monitoring lifetime dies ini membutuhkan 2 database untuk
berjalan. Database 1 digunakan sebagai tempat data model dies disimpan dan database
ke 2 unutk menyimpan data output triger setiap stasiun, model yang dipakai, dan total
berapakali dies telah dipakai.
4.1.3.1 Database Model Dies
Data model dies ada pada database “ecomold” pada tabel mold_master yang
diperuntukan menyimpan daftar model dies (dies), tujuan dipisahnya database model dan
lifetime adalah agar memudahkan jika ada tambahan atau perubahan pada data model
sehingga ketika ada perubahan cukup diganti data pada database maka semua proses
penarikan data pada hmi akan berubah.
Pada tabel lifetime dies terdapat data id, tanggal, line, shift, tag, output, triger,
model, dan log time yang semuanya adalah data yang disimpan jika ada perubahan pada
setiap nilai output counter die sehingga setiap pertambahan dan perubahan masa pakai
dies akan disimpan datanya untuk riwayat penggunaan dies
4.2 Pengujian
Pengujian dibuat untuk mengetahui apakah pembuatan sistem berjalan
dengan baik atau tidak, apakah sistem terbukti menangani masalah yang ada dan kendala
apa saja yang ditemukan
4.2.1 Sistem Versi Awal Ke Versi Terbaru
Pada versi awal pembuatan sistem, proses pemilihan model die menggunakan tabel
option list sehingga setiap pembuatannya memerlukan penulisan model untuk setiap
stasiun
Layar peringatan seharusnya muncul saat counter die bernilai 1000 atau diatas
1000, lalu akan mengaktifkan lampu andon dan sirine.
Hasilnya adalah berhasil, layar peringatan muncul pada saat salah satu stasiun bernilai
1000 atau lebih.
Tampilan layar peringatan juga berhasil menghilang setelah counter die di reset
ke nilai 0 karena tidak memenuhi syarat yaitu 1000 atau diatas 1000
Tampilan layar peringatan menghilang dan counter die kembali ke nilai awal
Data setiap output akan di kirim kedatabase lifetime dies bersama dengan tag
mesin waktu dan shift untuk dapat dilihat sebagai pemantauan riwayat produksi pershift
rata rata dan pendataan total masa pakai dies sesuai model dan marknya
Maka dari itu pemilihan peringatan pada counting ke 1000 adalah tepat untuk
mencegah banyaknya NG namun juga mengoptimalkan penggunaan dies
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembuatan sistem counting lifetime and monitoring dies casting
andon pada lini OTC di PT Kayaba Indonesia, penulis mendapatkan beberapa
kesimpulan, diantaranya yaitu :
1) NG produk pada lini OTC sebagian besar disebabkan karena sering terjadinya
masalah pada dies casting yang sudah tidak standar. Dengan adanya sistem ini, akan
tercipta sistem yang tepat untuk menambah produktifitas dan menghemat waktu karena
adanya sistem counting lifetime and monitoring dies casting andon di PT. Kayaba.
2) Setiap permasalahan tersebut tidak bisa dihilangkan 100%, namun siklusnya dapat
diprediksi dan diminimalkan lebih awal, yaitu dengan menggunakan parameter data dari
sistem counting lifetime and monitoring dies casting ini. Rata-rata waktu dapat
digunakan sebagai parameter untuk mengukur lifetime dies casting.
3) Data counting lifetime dies casting yang tersimpan pada database bisa digunakan
sebagai data monitoring lifetime dies casting yang ada di lapangan.
5.2 Saran
Saran penulis dalam pembuatan dan implementasi sistem counting lifetime
and monitoring dies casting andon di PT. Kayaba Indonesia guna pengembangan ke
depannya yaitu :
Daftar Pustaka
[1] F. D. Aris Budiyarto, Gun Gun Maulana, Ridwan Ridwan, “Desain Implementasi
Andon untuk Production Monitoring System Berbasis Internet of Thing,” Desain
Implementasi Andon untuk Prod. Monit. Syst. Berbas. Internet Thing, vol. 5, p. 1,
2020, doi: https://doi.org/10.24114/cess.v5i1.14754.
[2] R. . Harmawan and Suryadhini, “Perancangan Andon dan Prosedur Kerja Untuk
Meminimasi Waste Defect pada Proses Produksi di PT. Asmar Nakama Partogi. ,”
Andon Des. Work. Proced. to minimize Waste Defect Prod. Process PT. Asmar
Namaka, 2021, Accessed: Mar. 26, 2023. [Online]. Available:
http://jim.teknokrat.ac.id/index.php/informatika/article/view/177.
[3] JURNAL RISET SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI
(JURSISTEKNI), vol. 3. Sukabumi, Jawabarat: Nusa Putra University, 2021. doi:
DOI: https://doi.org/10.52005/jursistekni.v3i1.66.
[4] Muzaki L., “Fungsi,Jenis, dan Cara Kerja Andon.”
https://www.pengadaanbarang.co.id/2020/10/ fungsi-jenis-dan-cara-kerja-andon.html.
(accessed Apr. 05, 2023).
[5] Capiel, “Programmable Logic Controller,” 1982. www.academia.edu. (accessed Apr.
15, 2023).
[6] P. KHORIYANTO, “KONTROL MESIN SEASONING DENGAN PLC DELTA
DVPSA2,” p. 21, 2021.
[7] S. Sadi, “Implementasi Human Machine Interface pada Mesin Heel Lasting Chin Ei
Berbasis Programmable Logic Controller (Implementation of Human Machine
Interface on Chin Ei’s Heel Lasting Machine Based on Programmable Logic
Controller),” vol. 9, 2020.
[8] D. Tanojo, “Kontrol Modular Production System Berbasis PLC Siemens S7-300
Dengan Menggunakan HMI Touch Panel.”
[9] K. priyanto Gilang Wibisono, “KONTROL DAN MONITOR SISTEM OTOMASI
AUTOMATIC WATER TREATMENT SYSTEM BERBASIS PLC
MENGGUNAKAN HMI WEINTEK MT8071iP,” Ed. Sept. 2020, vol. 6, 2020,
[Online]. Available: https://jurnal.sttw.ac.id/index.php/jte/article/view/29
[10] Ir. Harianto Kristanto, “Konsep Perancangan Database,” Andi, Yogyakarta, p. 12,
1994.
[11] C. Yansens, “Apa itu database server? Jenis, Cara kerja, Contoh Server Database,”
Tanya Digital. https://tanyadigital.com/database-server-adalah/#:~:text=Bagaimana
cara kerja Database Server,digital mereka melalui server database. (accessed Jul. 22,
2023).
[12] C. Muza, “Apa itu Database?,” Dicoding Intern, 2020.
https://www.dicoding.com/blog/apa-itu-database/ (accessed Jul. 23, 2023).
[13] Skola, “Ethernet: Pengertian, Jenis, dan Perbedaannya dengan Wifi,” Kompas.Com,
2020. https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/14/193000669/ethernet--
pengertian-jenis-dan-perbedaannya-dengan-wifi (accessed Jul. 23, 2023).
[14] K. Nugroho and A. Y. Kurniawan, “Uji Performasi Jaringan Menggunkan Kabel
LAN,” Media Tera, Kebumen, 2017.
[15]. T.W BHIRAWA, “PROSES PENGECORAN LOGAM DENGAN
MENGGUNAKAN SAND CASTING,” Progr. Stud. Tek. Ind. Univ. Suryadarm, p.
41.
[16] Wilisindomas, “Die Casting – Pengertian, Fungsi, Jenis,” 2021.
https://www.wilisindomas.com/english-die-casting-die-casting-process-overview/
(accessed Jul. 24, 2023).
Lampiran
2. Buat baru perintah sql query, lalu pada bagian general pilih ip alamat database server
yang dituju
3. Pada bagian command tentukan alamat untuk menyimpan program database (LW
600), lalu buat new command ID
4. Lalu akan muncul sql query command dan pilih query, pada tabel 1 akan menjadi ID
command, tabel ke 2 akan menjadi nama command dan tabel 3 adalah tabel
penulisan perintah query yang mana akan mengambil data pada tabel model_mark
dalam database dies_master.
5. Lalu pada pilihan output terdapat pilihan nama device dan alamat untuk menyimpan
data yang diambil oleh perintah query sebelumnya
2. Lalu buat baru trigger yang akan di buat, action triger hampir sama dengan macro
namun lebih mudah di buat karna berbentuk opsi dan template
3. Pilih value changed pada tabel opsi, dan masukan alamat yang akan menjadi trigger.
LW 10 (counter die) akan menjadi trigger lalu pilih syarat pemicunya. Ketika LW 10
dalam kondisi bernilai 1000 atau lebih maka :
4. LB 70 akan set ON, LB adala alamat BIT jadi ketika ON alamat akan bernilai 1
5. Lalu pada pengaturan direct window pilih nomor window layar peringatan dan
tentukan alamat yang akan menjadi pemicu dan dibaca (LB 70)
Perintah create dapat dijalankan ketika ada perubahan pada setiap data output counting
dies