SKRIPSI
Diajukan Oleh
ALIFA ASHARI BOOY
2015 – 73 – 088
FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2020
LEMBARAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh :
ALIFA ASHARI BOOY
2015 – 73 – 088
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui Oleh:
Ketua Jurusan Teknik Perkapalan
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan berkatNya, sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi penelitian
yang berjudul “Tinjauan Penerapan Sistem Manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) terhadap produktivitas pekerja (Studi Kasus: Proyek
Penataan Bangunan kawasan Dermaga Tawiri (Lantamal) Kota Ambon”
dengan baik. Penulisan skripsi penelitian ini juga bertujuan untuk menyelesaikan
studi dalam perguruan tinggi Universitas Pattimura Ambon khususnya pada mata
kuliah tugas akhir.
Dalam kesempatan penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak
bantuan, dukungan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak.Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada Bpk/Ibu Dosen:
Imran Oppier, S.T, M.T Selaku Dosen Pembimbing 1
Felix Taihuttu, S.T, M.T Selaku Dosen Pembimbing 2
Meidy Kempa, S.T, M.T Selaku Dosen Penguji 1
C. G. Buyang, S.T, M.T Selaku Dosen Penguji 2
Teman-teman seperjuangan yang sangat membantu
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa selama berlangsungnya
penulisan skripsi peneitian ini, masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala
masukan dalam bentuk kritik ataupun saran yang membangun dari semua pihak
yang membaca skiripsi ini sangat kami harapkan guna untuk kesempurnaan
penelitian ini. Harapan saya semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat,
khususnya bagi saya sendiri dan bagi para pembaca untuk menambahkan ilmu.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih semoga skripsi penelitian ini dapat
diterima dan dipergunakan sebagaimana mestinya akhir kata kiranya Tuhan
senantiasa melimpahkan anugerah-Nya bagi kita semua.
Ambon, 07 November 2020
Penulis
i
ABSTRAK
Kata Kunci : SMK3, Produktivitas, SPSS, Regresi Linier Berganda, Kota Ambon
ii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
ABSTRAK........................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................v
DAFTAR GRAFIK.........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.............................................................................................. Latar Belakang 1
1.2...................................................................................... Perumusan Masalah 3
1.3.......................................................................................... Tujuan Penelitian 3
1.4..................................................................................... Pembatasan Masalah 3
1.5........................................................................................ Manfaat Penelitian 4
1.6.......................................................................................... Penelitian Sejenis 4
BAB II TINJAUAN PISTAKA
2.1.................................................................................................. Kajian Teori 6
2.2........................................................................................ Produktivitas Kerja 12
2.3............................................... Pengertian Keselamatan dan kesehatan Kerja 16
2.4................................................................................................ Disiplin Kerja 25
2.5................................................................................ Penelitian yang Relavan 28
2.6..................................................................... Pengolahan Data dengan SPSS 29
2.7................................................................................ Uji Prasyaratan Analisis 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1........................................................................................... Lokasi Penelitian 34
3.2.................................................................................... Rancangan Penelitian 35
3.3..................................................................................... Populasi dan Sampel 36
3.4............................................................................ Teknik Pengumpulan Data 36
3.5............................................................................... Teknik Pengolahan Data 40
3.6..................................................................................... Teknik Analisis Data 40
3.7.......................................................................... Alur Pelaksanaan Penelitian 43
iii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1........................................................................................ Analisis Deskriptif 44
4.2................................................................................................... Pembahasan 49
BAB V PENUTUP
5.1................................................................................................... Kesimpulan 91
5.2.............................................................................................................. Saran 92
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................93
iv
DAFTAR TABEL
v
Tabel. 4.22 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test aturan keselamatan (X5)..
..........................................................................................................................72
vi
DAFTAR GRAFIK
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2018: 2”). Pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
memiliki hal-hal penting untuk diperhatikan sehingga penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dapat dikatakan baik dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri PU Nomor 9 Tahun 2008 Pasal 4 pada
faktor pendukung seperti faktor lingkungan, faktor manajemen, faktor
pelaksanaan SMK3, dan faktor individu yang ada pada proyek konstruksi terkait
(“Grace Christine Lelapary, 2019 : 2”). Karena dengan adanya faktor pendukung
yang baik maka pelaksanaan SMK3 berjalan dengan baik, begitu pula sebaliknya.
Dilihat dari data observasi di lapangan penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) dalam proyek penataan bangunan di
tawiri kurang baik, sehingga yang dilihat dari produktivitas pekerja menurun
dikarenakan dari kurangnya pengawasan yang ketat sehingga dapat merusak
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) di perusahaan
terkait. Maka dari itu dapat menimbulkan kelalaian pada pekerja, yang dilihat dari
segi kelalaian pekerja yang tidak terlalu paham tentang keselamatan dan
kesehatan kerja sehingga ada yang berkerja dengan tidak memakai APD atau tidak
nyaman dengan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (k3) tersebut.
Misalnya bagi pekerja campuran yang sudah disiapkan kelengkapan k3 seperti
sarung tangan tetapi tidak memakai saat berkerja, pekerjaan pengecoran atap
sudah disiapkan helem untuk menghindari diri dari kecelakaan kerja tetapi
pekerja selalu lalai dalam hal itu di karenakan ada yang tidak nyaman memakai
alat pelindung diri (APD).
Karena kendala-kendala yang ada maka perlu melakukan penelitian mengenai
penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) terhadap
produktivitas pekerja. Sehingga peneliti pengambil judul “Tinjauan Penerapan
Sistem Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) terhadap
produktivitas pekerja (Studi Kasus: Proyek Penataan Bangunan kawasan
Dermaga Tawiri (Lantamal) Kota Ambon)”.
2
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apa yang menjadi penghambat mendasar dalam presentasi penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek Penataan Bangunan
Kawasan Dermaga Tawiri (Lantamal) Kota Ambon sehingga pencegahan apa
yang dapat dilakukan untuk mengatasinya ?
3
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian meliputi :
1. Manfaat Teoritis
Memberikan informasi untuk membantu peningkatan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek penataan bangunan kawasan
dermaga Tawiri Lantamal kota Ambon sehingga pekerjaan proyek berjalan
dengan lancar
2. Manfaat praktis
a. Bagi Pemerintah
Memberikan masukan dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah
dan instansi terkait mengenai pelaksanaan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja pada proyek penataan bangunan kawasan dermaga
Tawiri Lantamal kota Ambon
b. Bagi Akademis
Memberikan pengetahuan kepada akademis dalam memahami sejauh
mana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
pekerjaan proyek penataan bangunan kawasan dermaga Tawiri Lantamal
kota Ambon yang sedang dilaksanakan serta dapat dijadikan referensi bagi
penelitian lanjutan yang berhubungan dengan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.
4
3. Murni widaningrum / 2019 Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap prouktivitas kerja dengan disiplin kerja sebagai variabel intervening.
(Kripsi,IAIN Surakarta)
4. Renaldo Andreyanto / 2018 Pengaruh k3 (kesehatan dan keselamatan kerja)
terhadap produktivitas kerja karyawan. (Skripsi,Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta)
5. Faradillah Ramadhany1, Yahya Thamrin2, Arman3 / 2019 Pengaruh sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja
karyawan PT. Maruki Internasional Indonesia. (Jurnal,UMI)
6. Agnes Ferusgel / 2018 Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
produktivitas pekerja. (Jurnal, Yayasan akrab pekan baru)
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2. Tujuan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Adapun tujuan dari penerapan SMK3 antara lain :
a. meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi.
b. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan atau serikat
pekerja/serikat buruh.
c. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efesien untuk
mendorong produktivitas.
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka penerapan
SMK3 diwajibkan bagi :
a. perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100
(seratus) orang.
b. perusahaan yang mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi, (ketentuan
mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sesuai dengan ketentuaan
peraturan perundang-undangan).
c. penerapan SMK3 memperhatikan ketentuan peraturan perundang
-undangan serta konvensi atau standar internasional.
(Ariviana.L.Kakerissa, ST.,MT. 2007: 118-119)
7
kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang
berkaitan dengan keselamatan
penilaian efesiensi dan efektivitas sumber daya yang sediakan.
2. memperhatikan peningkatan kinerja manajemen k3 secara terus menerus
3. memperhatikan masukan bagi pekerja/buruh dan atau serikat pekerja/
serikat buruh.
b. Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menyusun rencana k3 antara
lain :
1. hasil penelaahan awal
2. identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian resiko
3. peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
4. sumber daya yang memiliki (Ariviana.L.Kakerissa, ST.,MT. 2007: 119)
c. Pelaksanaan rencana keselamatan dan kesehatan kerja
dalam melaksanakan rencana k3 didukung oleh sumber daya manusia di
bidang k3, prasarana, dan sarana.
1. sumber daya manusia harus memiliki :
kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat.
kewenangan di bidang k3 yang dibuktikan dengan surat izin
kerja/operasi dan / surat penunjukkan dari instansi yang berwenang
2. prasarana dan sarana paling sedikit terdiri dari :
organisasi / unit yang bertanggun jawab di bidang k3
anggaran yang memadai
prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta dokumentasi.
instruksi kerja.
1. tindakan pengendalian
2. perancangan (design) dan rekayasa
3. prosedur dan intruksi kerja
4. penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
8
5. pembelian / pengadaan barang dan jasa
6. produk akhir
7. upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri
8. rencana dan pemulihan keadaan darurat
Kegiatan a – f dilaksanakan berdasarkan identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko. sedangkan kegiatan g dan h dilaksanakan berdasakan
potensi bahaya, investigasi dan analisa kecelakaan. Agar seluruh kegiatan
tersebut bisa berjalan, maka harus :
menunjuk SDM yang kompoten dan berwenang dibidang k3
melibatkan seluruh pekerja / buruh
membuat petunjuk k3
membuat prosedur informasi
membuat prosedur informasi
membuat prosedur pelaporan
memdokumentasikan seluruh kegiatan (Ariviana.L.Kakerissa, ST.,MT.
2007: 120)
9
e. Peninjauan dan peningkatan kinerja sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja
Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 dilakukan dengan tujuan
untuk menjamin kesesuaian dan efektifas penerapan SMK3, dilakukan
peninjauan terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan evaluasi. hasi peninjauan digunakan untuk perbaikan dan peningkatan
kinerja. Perbaikan dan peningkatan kinerja diaksanakan dalam hal :
terjadi perubahan peraturan perundang-undangan
tadanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar
adanya perusahan produk dan kegiatan perusahaan
terjadi perubahan sturktur organisasi perusahaan
adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk
epidemiologi
adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja
adanya pelaporan
adanya masukan dari pekerja / buruh
10
standar pemantauan
pelaporan dan perbaikan kekurangan
pengolaan material dan perpisahannya
pengumpulan dan penggunaan data
pemeriksaan SMK3
pengembangan keterampilan dan kemampuan
Hasil audit dilaporkan kepada manteri dengan tembusan disampaikan kepada
materi pembina sektor usaha, gubernur, dan bupati / walikota
(Ariviana.L.Kakerissa, ST.,MT. 2007: 121-122)
4. Sanksi Administratif
Sesuai pasal 190 UU No. 13/03, pelanggaran pasal 87 dikenakan sanksi
administratif, berupa :
teguran
peringatan tertulis
pembatasan kegiatan usaha
pembekuan kegiatan usaha
11
pembatalan penaftaran
penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi
pencabutan ijin (Ariviana.L.Kakerissa, ST.,MT. 2007:122)
12
(ILO) menyatakan perbandingan antara elemen-elemen produktivitas dengan yang
dihasilkan merupakan ukuran produktivitas (“Murni widaningrum 2019: 12-25”).
Menurut (Darmayanti,Elmira,2016) produktivitas didefinisikan sebagai
perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas
masukan selama periode tersebut. Produktivitas dapat diukur dengan dua standar
utama, yaitu produktivitas fisik dan produktivitas nilai. Produktivitas fisik diukur
dari aspek kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan, sedangkan produktivitas
nilai diukur atas dasar nilai-nilai kemampuan, sikap, perilaku, disiplin, motivasi,
dan komitmen terhadap 13 pekerjaan. Oleh karena itu mengukur tingkat
produktivitas tidaklah mudah, disamping banyaknya variabel yang harus diukur,
juga alat ukur yang digunakannya sangat bervariasi. Secara umum Produktivitas
Kerja dapat diartikan sebagai suatu tingkat perbandingan antara besarnya keluaran
dengan besarnya masukan. Pada dasarnya setiap masukan bila dikualifikasikan
dapat digunakan sebagai faktor pembagi dan ukuran produktivitas.
13
menyebutkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja
adalah sebagai berikut:
a. Tenaga kerja Kenaikan sumbangan tenaga kerja pada produktivitas adalah
karena adanya tenaga kerja yang lebih sehat, lebih terdidik dan lebih giat.
Produktivitas dapat meningkat karena hari kerja yang lebih pendek. Imbalan
dari pengawas dapat mendorong karyawan lebih giat dalam mencapai
prestasi. Dengan demikian jelas bahwa tenaga kerja berperan penting dalam
produktivitas. Faktor tenaga kerja meliputi:
1. Pendidikan
Pada umumnya orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan
mempunyai wawasan yang lebih luas terutama penghayatan akan arti
pentingnya produktivitas dapat mendorong pegawai / pekerja yang
bersangkutan melakukan tindakan yang produktif. Pendidikan, baik formal
maupun informal, akan mendorong karyawan bertindak produktif.
2. Disiplin
Disiplin kerja, yaitu sikap patuh, taat, dan sadar pada peraturan lembaga
atau organisai. Disiplin kerja dapat membuat pekerjaan cepat terselesaikan.
3. Motivasi
Motivasi, yaitu dorongan kehendak yang mempengaruhi perilaku
karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Apabila pekerja
mendapatkan motivasi, maka akan menimbulkan psikologis untuk
meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk
meningkatkan produktivitas kerja.
4. Keterampilan dan Pengalaman
Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil dan berpengalaman,
maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan
baik. Oleh karena itu tujuan perusahaan dapat dicapai.
14
penerapan teknologi dan pemanfaatan pengetahuan yang memerlukan
pendidikan dan penelitian.
c. Modal
Modal merupakan landasan gerak suatu usaha perusahaan, karena dengan
modal perusahaan dapat menyediakan peralatan bagi manusia yaitu untuk
membantu melakukan pekerjaan dalam meningkatkan produktivitas kerja.
Fasilitas yang memadai akan membuat semangat kerja bertambah secara tidak
langsung produktivitas kerja dapat meningkat. Sedang Tjutju Yuniarsi dalam
Alimuddin (2012) mengelompokkan faktor faktor yang mempengaruhi
produktivitas dalam dua kelompok yaitu:
a. Faktor Internal
1. Komitmen kuat terhadap visi dan misi institusional
2. Struktur dan desain pekerjaan
3. Motivasi, disiplin, dan etos kerja yang mendukung ketercapaian target
4. Dukungan sumber daya yang bisa digunakan untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas
5. Kebijakan perusahaan yang bisa merangsang kreativitas dan inovasi
6. Perlakuan yang menyenangkan yang bisa diberikan oleh pimpinan dan
atau rekan kerja
7. Praktik manajemen yang diterapkan oleh pimpinan
8. Lingkungan kerja yang ergonomis
9. Kesesuaian antara tugas yang diemban dengan latar belakang pendidikan,
pengalaman, minat, keahlian, dan keterampilan yang dikuasai
10. Komunikasi inter dan antar individu dalam membangun kerja sama.
b. Faktor Eksternal
1. Peraturan perundangan, kebijakan pemerintah, dan situasi politis
2. Kemitraan (networking) yang dikembangkan
3. Kultur dan mindset lingkungan di sekitar organisasi
4. Dukungan masyarakat dan stakeholders secara keseluruhan
5. Tingkat persaingan
6. Dampak globalisasi
15
2.2.4 Manfaat Produktivitas Kerja
Menurut Sinungan (2003) manfaat dari pengukuran produktivitas kerja
adalah sebagai berikut:
a. Umpan balik pelaksanaan kerja untuk memperbaiki produktivitas kerja
karyawan.
b. Evaluasi produktivitas kerja digunakan untuk penyelesaian misalnya:
pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
c. Untuk keputusan-keputusan penetapan, misalnya: promosi, transfer dan
demosi.
d. Untuk kebutuhan latihan dan pengembangan.
e. Untuk perencanaan dan pengembanga karier.
f. Untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan proses staffing.
g. Untuk mengetahui ketidak akuratan informal
h. Untuk memberikan kesempatan kerja yang adil.
16
a. Komitmen dan tanggung jawab perusahaan Inti manajemen keselamatan
kerja adalah komitmen perusahaan dan usaha-usaha keselamatan kerja yang
komperhensif. Usaha ini sebaiknya dikoordinasikan dari tingkat manajemen
paling tinggi untuk melibatkan seluruh anggota perusahaan. Begitu
komitmen dibuat untuk adanya keselamatan kerja, usaha usaha perencanaan
harus dikoordinasikan dengan tugas-tugas yang diberikan oleh para atasan,
manajer, spesialis keselamatan kerja dan spesialis sumber daya manusia.
b. Kebijakan dan disiplin keselamatan kerja Mendesain kebijakan dan
peraturan keselamatan kerja serta mendisiplinkan pelaku pelangaran,
merupakan komponen penting usaha-usaha keselamatan kerja. Dukungan
yang sering terhadap perlunya perilaku kerja yang aman dan memberikan
umpan balik terhadap praktik-praktik keselamatan kerja yang positif, juga
sangat penting dalam meningkatkan keselamatan para pekerja.
c. Komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja Satu cara untuk mendorong
keselamatan kerja pekerja adalah dengan melibatkan seluruh pekerja di
setiap kesempatan dalam sesi pelatihan tentang keselamatan kerja dan dalam
pertemuan-pertemuan komite, di mana pertemuan ini juga diadakan secara
rutin. Sebagai tambahan dalam keselamatan kerja, komunikasi yang terus-
menerus dalam membangun kesadaran keselamatan kerja juga penting.
d. Komite keselamatan kerja Para pekerja sering kali dilibatkan dalam
perencanaan keselamatan kerja melalui komite keselamatan kerja,
kadangkala terdiri dari para pekerja yang berasal dari berbagai tingkat
jabatan dan departemen. Komite keselamatan kerja biasanya secara reguler
memiliki jadwal meeting, memiliki tanggung jawab spesifik untuk
mengadakan tinjauan keselamatan kerja, dan membuat rekomendasi dalam
perubahan-perubahan yang diperlukan untuk menghindari kecelakaan kerja
di masa mendatang.
e. Inspeksi, penyelidikan kecelakaan kerja, dan pelatihan pada saat terjadi
kecelakaan, maka harus diselidiki oleh komite keselamatan kerja perusahaan
atau oleh koordinator keselamatan kerja. Dalam menyelidiki lokasi
kecelakaanadalah penting untuk menetapkan kondisi fisik dan lingkungan
yang turut menyumbang terjadinya kecelakaan itu. Selain itu penyelidikan
17
dengan wawancara terhadap karyawan yang mengalami kecelakaan, dengan
atasan langsungnya, dan para saksi kecelakaan itu.
Dalam penyelidikan kecelakaan kerja ada kaitan eratnya dengan
penelitian, untuk menetapkan cara-cara mencegah terjadinya kecelakaan.
Kemudian rekomendasi harus dibuat tentang bagaimana kecelakaan tersebut
dapat dicegah, dan perubahan-perubahan apa yang diperlukan untuk
mencegah kecelakaan yang sama. Mengidentifikasikan sebab-sebab
kecelakaan terjadi sangat berguna, namun mengambil langkah-langkah
dalam mencegah kecelakaan yang sama juga sangat penting.
f. Evaluasi terhadap usaha-usaha keselamatan kerja Perusahaan harus
mengawasi dan mengevaluasi usaha-usaha keselamatan kerjanya. Sama
seperti catatan akuntansi perusahaan yang diaudit, usaha-usaha keselamatan
kerja perusahaan juga harus diaudit secara periodik. Analisis ini harus
dirancang untuk mengukur kemajuan dalam manajemen keselamatan kerja.
Sedangkan kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dan perlu
diperhatikan oleh perusahaan. Karena dengan adanya program kesehatan kerja
yang baik akan menguntungkan para pekerja secara material,karena pekerja akan
lebih jarang absen dikarenakan sakit akibat tertular teman sekerja atau luar teman
sekerja. Bekerja dengan lingkungan yang lebih nyaman dan menyenangkan,
sehingga secara keseluruhan pekerja akan mampu bekerja lebih lama dan
meningkatkan produktivitas lebih baik lagi.
Menurut (Tsania,2013), masalah kesehatan pekerja sangat beragam dan
kadang tidak tampak. Penyakit ini dapat berkisar mulai dari penyakit ringan
seperti flu hingga penyakit yang serius yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Beberapa karyawan memiliki masalah kesehatan emosional, lainnya memiliki
masalah obat-obatan dan minuman keras. Beberapa persoalan kesehatan ini
kronis, lainnya hanya sementara. Akan tetapi,semua penyakit tersebut dapat
mempengaruhi operasi perusahaan dan produktivitas individual pekerja.
Menurut Mangkunegara (2005), bekerja diperlukan usaha-usaha untuk
meningkatkan kesehatan kerja. Adapun usaha-usaha untuk meningkatkan
kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
18
a. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna ruangan
kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkan, dan mencegah
kebisingan.
b. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit.
c. Memelihara kebersihan, ketertiban dan keserasian lingkungan kerja.
Sesuai uraian di atas, maka Mangkunegara (2005), mendefinisikan
keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja. Sedang pengertian secara keilmuan adalah sebagai ilmu dan penerapan
teknologi pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (Yusuf, 2002).
19
manajemen perlu segera mengatasi masalah keselamatan dan kesehatan kerja
setelah suatu kejadian timbul.
d. Pihak manajemen dapat menggunakan tingkat drajat keselamatan dan
kesehatan kerja yang tinggi sebagai faktor promosi perusahaan ke khalayak
luas. Artinya perusahaan sangat peduli dengan keselamatan dan kesehatan
kerja para karyawannya. Untuk menentukan apakah suatu strategi efektif atau
tidak, perusahaan dapat membandingkan insiden, kegawatan dan frekueni
penyakit-penyakit dan kecelakaan sebelum dan sesudah strategi tersebut \
diberlakukan.
20
Peraturan Pemerintah Tentang Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun
1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang merupakan bukti tentang disadarinya arti
penting keselamatan kerja di dalam perusahaan (Ibrahim, 2010:4) Penerapan
program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan landasan hukum
penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebutlah yang menjadi
pijakan utama dalam menafsirkan aturan dalam menentukan seperti apa ataupun
bagaimana program K3 tersebut harus diterapkan. Rizky Argama dalam Ibrahim
(2010:50) menjelaskan, sumber-sumber hukum yang menjadi dasar penerapan
program K3 di Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang jaminan Sosial Tenaga Kerja
c. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
d. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul
karena Hubungan Kerja
e. Peraturan Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan
dan Pelayan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
f. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
21
e. Memelihara kebersihan dan ketertiban serta keserasian lingkungan kerja
f. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja karyawan
22
b. Adanya Tenaga Kerja yang bekerja di sana
c. Adanya bahaya kerja di tempat itu.
3. Dalam Penjelasan UU No. 1 tahun 1970 pasal 1 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2918, tidak hanya bidang Usaha bermotif
Ekonomi tetapi Usaha yang bermotif sosial pun (usaha Rekreasi, Rumah
Sakit, dll) yang menggunakan Instalasi Listrik dan atau Mekanik, juga
terdapat bahaya (potensi bahaya tersetrum, korsleting dan kebakaran dari
Listrik dan peralatan Mesin lainnya).
4. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenaga kerjaan Khususnya Paragraf 5
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pasal 86 dan 87. Pasal 86 ayat 1
berbunyi: “Setiap Pekerja/ Buruh mempunyai Hak untuk memperoleh
perlindungan atas (a) Keselamatan dan Kesehatan Kerja.” Aspek Ekonominya
adalah Pasal 86 ayat 2” Untuk melindungi keselamatan Pekerja/ Buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.” Sedangkan Kewajiban penerapannya ada
dalam pasal 87: “Setiap Perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan Sistem
Manajemen Perusahaan.”
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen K3 Dalam Permenakertrans yang terdiri dari 10 bab dan 12 pasal
ini, berfungsi sebagai Pedoman Penerapan Sistem Manajemen K-3 (SMK3),
mirip OHSAS 18001 di Amerika atau BS 8800 di Inggris. Undang-Undang
No.14 tahun 1969 Pasal 9 Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan atas:
1. Keselamatan
2. Kesehatan
3. Kesusilaan
4. pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia & moral agama
23
Pasal 10 Pemerintah membina norma perlindungan tenaga kerja yang
meliputi :
24
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja dipandang sebagai
kecelakaan.
9. Surat Edaran Menteri Nomor 66/SE/M/2015 tentang Biaya Penyelenggaraan
istem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum.
25
karyawan,semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapai. Tanpa disiplin
karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang
optimal.
26
b. Disiplin korektif
Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani
pelanggaran terhadap peraturan-peraturan dan mencoba menghindari
pelanggaran pelanggaran lebih lanjut. Sebagai contoh tindakan ini dapat
berupa peringatan atau skorsing. Adapun sasaran tindakan pendisiplinan
adalah untuk memperbaiki pelanggaran dan untuk mencegah para pekerja
yang lain supaya tidak melakukan hal serupa.
c. Disiplin progesif
Disiplin progesif adalah memberikan hukuman yang lebih berat
terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang, sebagai contoh sistem
disiplin progesif adalah sebagai berikut:
1. teguran secara lisan oleh pengawas
2. teguran tertulis, dengaan catatan dalam file personalia
3. skorsing
4. diturunkan pangkatnya (demosi)
5. pemutusan hubungan kerja atau dipecat.
27
2.4.4 Indikator-indikator Kedisiplinan
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan
pekerja karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.
pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta
sesuai kata dengan perbuatan. dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan
bawahan pun akan ikut baik. jika teladan pimpinan kurang baik (kurang
berdisiplin), para bawahan pun akan kurang disiplin Hasibuan dalam Nawa dan
Kempa (2017) menyebutkan terdapat indikator disiplin, diantaranya:
a. Para pegawai/pekerja datang dengan tertib, tepat waktu dan teratur
b. Berpakaian rapih
c. Mampu menggunakan perlengkapan dengan hati-hati
d. Mematuhi cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan
e. Memiliki tanggung jawab yang tinggi
Sedang indikator disiplin menurut Sutrisno 2011 dalam Parashakti,
Krismadewi dan Juniarti (2017), yaitu:
a. Kepatuhan waktu
b. Kepatuhan pada peraturan perusahaan
c. Kepatuhan peraturan kerja
d. Kepatuhan pada peraturan yang tidak tertulis
28
48% jelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam peneitian ini
dan kesehatan yang mempengaruhi produktivitas kerja.
29
sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data
yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes
yang memiliki validitas rendah Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek
kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid dapat menjalankan fungsi
ukurnya dengan tepat, juga memiliki kecermatan tinggi. Arti kecermatan disini
adalah dapat mendeteksi perbedaan - perbedaan kecil yang ada pada atribut yang
diukurnya. Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2,
yaitu validitas faktor dan validitas item.
Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari satu
faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran
validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara skor faktor
(penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan
faktor). Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan
terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila kita menggunakan
lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan cara
mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari
beberapa faktor).
Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan
apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau
tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi
koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid
jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.
Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS. Teknik
pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah
menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis
ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total.
Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang
berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut
mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap
30
à Valid. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka
instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan valid)
(Sugiyono,2011)
31
pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut
reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur
di dalam pengukur gejala yang sama.
Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan
sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil
pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan
kemantapan. Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran
dari alat ukur yang sama ( tes dengan tes ulang ) akan memberikan hasil
yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang
penilai memberikan skor yang mirip ( reliabilitas antar penilai ). Reliabilitas
tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan
mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya
diukur. Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu
tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam
kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan hasil
yang konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak bisa diandalkan bila
pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang berbeda-beda.
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu
angka yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi
ditunjukan dengan nilai rxx mendekati angka.
1. Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap sudah cukup
memuaskan jika ≥ 0.600.
Tabel 2.2 Nilai Alpha Cronbach
(Ghozali, 2005;42)
32
2.7.3 Persamaan Regresi Linear Berganda
Pengujian ini merupakan suatu metode atau teknik analisis hipotesis
penelitian untuk menguji ada tidaknya pengaruh antar variabel satu dengan
variabel lain yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik (regresi).
Analisis linear berganda berfungsi untuk mencari pengaruh dari dua atau lebih
variabel independent (variabel bebas atau X) terhadap variabel dependent
(variabel terikat atau Y) .
Dengan Persamaan sebagai berikut :
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6
Keterangan:
Y = Variabel dependen (produktivitas SMK3)
a = Konstanta nilai Y jika X1 sampai X6 = 0
33
BAB III
METODE PENELITIAN
34
3.1.2 Waktu Penelitian
Pengumpulan data dan informasi yang akurat sangat dibutuhkan sehingga
waktu penelitian pengambilan data yang dibutuhkan mulai dari september –
November
Tabel 3.1 Rencana Waktu Pengambilan Data Penelitian
RENCANA WAKTU PENGAMBILAN DATA PENELITIAN
Nama : Alifa Ashari Booy
NIM : 2015-73-088
Judul Penelitian : Tinjauan Penerapan (SMK3) Terhadap Produktivitas Pekerja (Studi kasus:
Proyek penataan bangunan kawasan dermaga tawiri (Lantamal) Kota
Ambon
2019
September Oktober November
No Kegiatan
Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengambilan Data Awal:
1. Observasi
2. Dokumentasi
3. Struktur Organisasi
2 Pegambilan Data Selanjutnya :
1. Pembagian Data kuesioner
2. Wawancara
35
kajian kepustakaan, data perusahaan, skripsi, dan dokumentasi atau majalah
yang terkait dengan penelitian ini.
36
Faktor-Faktor yang mempengaruhi produktivitas pekerja :
1. Komunikasi dan dukungan
2. Peraturan keselamatan kerja
3. Alat pelindung diri
4. Beban kerja
5. Aturan keselamatan
6. Hubungan
Kerena masih bersifat kualitatif maka dikuantitatifkan dengan cara memberi
nilai/skor masing-masing variabel, dengan menggunakan skala likert. Adapun
nilai / skor sebagai berikut :
1. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1
2. Untuk jawaban Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2
3. Untuk jawaban Setuju (S) diberi nilai 3
4. Untuk jawaban Sangat setuju (SS) diberi nilai 4
Kuesioner ini diantar langsung oleh peneliti ke lokasi yang dituju serta
memberikan penjelasan mengenai hal – hal yang berkaitan dengan penelitian.
Adapun variabel penelitian sebagai berikut :
37
(Z5)
f. Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang ditentukan
(Z6)
2. Peraturan keselamatan kerja (X2)
a. Penerapan manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dapat
mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja (Z7)
b. Poster-poster K3 dan rambu-rambu K3 (safety sign) di Lingkungan
kerja membantu mengingatkan pekerja untuk bekerja secara aman
(Z8)
c. Standar operasi prosedur kerja yang telah ditetapkan perusahaan (Z9)
d. Arti dari setiap pelabelan yang dibuat untuk bahan - bahan berbahaya
di tempat kerja (Z10)
e. Cara kerja dan posisi kerja yang baik dapat mengurangi kecelakaan
(Z11)
f. Perusahaan memberikan pelatihan dan pendidikan bagi setiap pekerja
untuk bertindak dengan aman dalam menyelesaikan pekerjaan (Z12)
3. Alat pelindung diri (X3)
a. Kelengkapan isi kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
sangat penting (Z13)
b. di perusahan terdapat peraturan yang mewajibkan anda untuk
menggunakan APD (Z14)
c. Prosedur menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara benar (Z15)
d. Penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD) untuk kepentingan kesehatan
dan keselamatan pekerja (Z16)
e. perusahaan telah menyediakan APD sesuai dengan resiko bahaya dan
jenis pekerjaan di tempat kerja anda (Z17)
f. Perusahaan telah memberikan instruksi tentang pentingnya
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam bekerja (Z18)
4. Beban kerja (X4)
a. Saya suka melimpahkan tugas kepada rekan kerja karena saya tidak
mampu mengerjakannya (Z19)
38
b. Kerusakan teknis terhadap alat atau mesin kerja membuat kerja
menjadi tidak maksimal (Z20)
c. Fisik saya selama bekerja baik (Z21)
d. Potensi bahaya dari setiap alat, bahan dan mesin yang digunakan
pada saat bekerja (Z22)
e. Cara kerja dan posisi kerja yang salah dapat menyebabkan keluhan
berupa gangguan nyeri otot dan kelelahan fisik (Z23)
f. Saya bekerja sesuai standar mutu yang telah ditetapkan perusahaan
(Z24)
5. Aturan keselamatan (X5)
a. Adanya pemeriksaan kesehatan awal dan berkala (Z25)
b. Penerapan manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dapat
mencegah dan mengurangi penyakit akibat kerja (Z26)
c. Tingkat kebersihan lingkungan kerja saya baik (Z27)
d. Jaminan kesehatan saya di perhatikan oleh perusahaan (Z28)
e. Adanya pelayanan kesehatan di tempat kerja saya (Z29)
f. Perusahaan memberikan pendidikan mengenai pentingnya kesehatan
dalam menyelesaikan pekerjaan (Z30)
6. Hubungan (X6)
a. Suasana dan hubungan kerja yang dibangun di tempat kerja sangat
mendukung untuk bekerja (Z31)
b. Hubungan kerja saya dengan sesama rekan kerja baik (Z32)
c. Hubungan kerja antara atasan dengan bawahan baik (Z33)
d. Sikap saya selama bekerja baik (Z34)
e. Suasana kekeluargaan dalam kerja terbina dengan baik (Z35)
f. Saya selalu terbuka menerima kritik dan saran atas hasil kerja saya
(Z36)
39
Dependen dalam penelitian ini adalah Produktivitas kerja. L.Greenberg dalam
Sinungan (2008) mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan antara
totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama
periode tertentu.
40
1. Uji Parametrik
Uji parametrik digunakan jika data memenuhi asumsi statistik, yaitu jika
terdistribusi data populasi yang digunakan untuk menguji hipotesis mendekati
normal dan memiliki variansi yang homogen. Untuk menguji beda rata-rata
pada data statistik parametrik dapat menggunakan uji-t. Pengambilan
keputusannya yaitu apabila nilai sig < a = 0,05 maka HA diterima (Abdul
Malik, 2013:47)
2. Uji Non Parametrik
Jika distribusi datanya tidak normal, pngujian hipotesis dilakukan dengan
uji statistik non parametrik. Uji statistik non parametrik yang akan digunakan
jika asumsi parametrik tidak terpenuhi adalah uji Mann-Whitney U.
Pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai sig < a = 0,05 maka HA
diterima (Abdul Malik, 2013:48)
41
3.7 Alur Pelaksanaan Penelitian
Mulai
Pendahuluan
Perumusan Masalah
Tinjauan Pustaka
Pengumpulan Data
primer sekunder
- survey - jurnal
-\ koesioner - kajian pustaka
- skripsi
- dokumentasi
Analisis dan Pengolahan -
Data Dengan Metode
SPSS
42
Uji Validitas dan Realibilitas Tidak
da
Ya
Selesai
BAB IV
Laki-laki 27 27,00
Perempuan 3 3,00
Jumlah 30 30,00
43
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa 27 % responden yang berjumlah 27
orang adalah laki-laki dan 3 % responden dengan jumlah 3 orang adalah
perempuan. Dari data tersebut diketahui bahwa responden terbesar adalah laki-
laki.
30
25
20
15 LAKI-LAKI
10 PEREMPUAN
5
0
Jumlah Responden Prosentase (%)
2. Usia
Adapun karakteristik usia responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Karakteristik Usia
20 – 30 7 7,00
31 – 40 9 9,00
41 – 50 11 11,00
51 – 60 3 3,00
Jumlah 30 30,00
44
12
10
8
6 Jumlah Responden
4 Prosentase (%)
2
0
20 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60
3. Masa kerja
Adapun karakteristik masa kerja responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Masa Kerja
1–5 17 17,00
6 – 10 9 9,00
10 – 15 4 4,00
Jumlah 30 30,00
45
18
16
14
12
10
Jumlah Responden
8
Prosentase (%)
6
4
2
0
1 –5 6 – 10 10 – 15
4. Tingkat Pendidikan
Adapun karakteristik tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan
D3 17 17,00
S1 11 11,00
S2 2 2,00
Jumlah 30 30,00
46
18
16
14
12
10
Jumlah Responden
8
Prosentase (%)
6
4
2
0
D3 S1 S2
Kontraktor 1 1,00
Pengawas 14 14,00
Staf 11 11,00
Admin 2 2,00
Logistik 2 2,00
Jumlah 30 30,00
47
atau jabatan sebagai admin, 2 % responden dengan jumlah 2 orang dengan
posisi atau jabatan sebagai logistik..
16
12
8
4 Jumlah Responden
Prosentase (%)
0
4.2 Pembahasan
4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas ini menggunakan metode Pearson Corelation, Pedoman
suatu model dinyatakan valid jika tingkat signifikannya dibawah 0,05 maka butir
pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukan hasil uji
validitas dari 6 faktor penting yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Faktor
Komunikasi dan Dukungan, Faktor Peraturan Keselamatan Kerja, Faktor Alat
Pelindung Diri, Faktor Beban Kerja, Faktor Aturan Kesehatan, Faktor Hubungan
Kerja.
Tujuan: Untuk mengetahui kevaliditan Angket
Dasar Pengambilan Keputusan :
r hitung ≥ r tabel = Valid
r hitung ≤ r tabel = Tidak Valid
R tabel = 0,05
= 0,361
48
a. Uji Validitas Komunikasi dan Dukungan (X1)
Tabel. 4.6 Hasil Uji Validitas Komunikasi dan Dukungan
49
Corre la tio ns
z1 z2 z3 z4 z5 z6 T.X1
z1 Pears on
Correlatio 1 ,236 .473 ** .401* .434 * ,191 .729**
n
Sig. (2-
,209 ,008 ,028 ,016 ,312 ,000
tailed)
N
30 30 30 30 30 30 30
z2 Pears on
Correlatio ,236 1 ,189 ,141 ,342 ,144 .535**
n
Sig. (2-
,209 ,317 ,456 ,064 ,447 ,002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
z3 Pears on
Correlatio .473 ** ,189 1 0,000 ,259 ,355 .606**
n
Sig. (2-
,008 ,317 1,000 ,167 ,055 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
z4 Pears on
Correlatio .401 * ,141 0,000 1 ,208 .680 ** .648**
n
Sig. (2-
,028 ,456 1,000 ,271 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
z5 Pears on
*
Correlatio .434 ,342 ,259 ,208 1 ,056 .605**
n
Sig. (2-
,016 ,064 ,167 ,271 ,767 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
z6 Pears on
Correlatio ,191 ,144 ,355 .680 ** ,056 1 .647**
n
Sig. (2-
,312 ,447 ,055 ,000 ,767 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
T.X1 Pears on
Correlatio .729 ** .535 ** .606 ** .648 ** .605 ** .647 ** 1
n
Sig. (2-
,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is s ignificant at the 0.05 level (2-tailed).
50
Corre la tions
z7 z8 z9 z10 z11 z12 T.X2
z7 Pearson
Correlatio 1 .446 * ,189 ,141 ,342 ,144 .607**
n
Sig. (2-
,014 ,317 ,456 ,064 ,447 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
z8 Pearson
Correlatio .446 * 1 ,116 .394* ,071 ,290 .609**
n
Sig. (2-
,014 ,542 ,031 ,710 ,121 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
z9 Pearson
Correlatio ,189 ,116 1 0,000 ,259 ,355 .536**
n
Sig. (2-
,317 ,542 1,000 ,167 ,055 ,002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
z10 Pearson
Correlatio ,141 .394 * 0,000 1 ,208 .680 ** .668**
n
Sig. (2-
,456 ,031 1,000 ,271 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
z11 Pearson
Correlatio ,342 ,071 ,259 ,208 1 ,056 .535**
n
Sig. (2-
,064 ,710 ,167 ,271 ,767 ,002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
z12 Pearson
Correlatio ,144 ,290 ,355 .680 ** ,056 1 .701**
n
Sig. (2-
,447 ,121 ,055 ,000 ,767 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
T.X2 Pearson
Correlatio .607** .609 ** .536 ** .668 ** .535** .701 ** 1
n
Sig. (2-
,000 ,000 ,002 ,000 ,002 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is s ignificant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Su
mber : Data Menggunakan SPSS 2.2
51
Co rre la tio ns
Z13 Z14 Z15 Z16 Z17 Z18 T.X3
Z13 Pearson
Correlatio 1 ,117 .464 ** ,261 .397 * ,062 .635**
n
Sig. (2-
,539 ,010 ,164 ,030 ,743 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z14 Pearson
Correlatio ,117 1 ,059 ,161 ,257 ,117 .453 *
n
Sig. (2-
,539 ,755 ,394 ,171 ,539 ,012
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z15 Pearson
** *
Correlatio .464 ,059 1 ,247 .367 ,191 .641**
n
Sig. (2-
,010 ,755 ,188 ,046 ,312 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z16 Pearson
**
Correlatio ,261 ,161 ,247 1 ,172 .800 .731**
n
Sig. (2-
,164 ,394 ,188 ,363 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z17 Pearson
* *
Correlatio .397 ,257 .367 ,172 1 -,018 .591**
n
Sig. (2-
,030 ,171 ,046 ,363 ,923 ,001
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z18 Pearson
Correlatio ,062 ,117 ,191 .800 ** -,018 1 .597**
n
Sig. (2-
,743 ,539 ,312 ,000 ,923 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
T.X3 Pearson
Correlatio .635 ** .453 * .641 ** .731 ** .591** .597** 1
n
Sig. (2-
,000 ,012 ,000 ,000 ,001 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
52
Co rre la tio ns
Z19 Z20 Z21 Z22 Z23 Z24 T.X4
Z19 Pears on
Correlatio 1 ,074 -,023 ,208 -,023 -,023 .419 *
n
Sig. (2-
,698 ,904 ,271 ,904 ,904 ,021
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z20 Pears on
Correlatio ,074 1 .802 ** .802 ** ,356 ,356 .758 **
n
Sig. (2-
,698 ,000 ,000 ,053 ,053 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z21 Pears on
Correlatio -,023 .802 ** 1 .630 ** .630 ** .630 ** .816 **
n
Sig. (2-
,904 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z22 Pears on
** **
Correlatio ,208 .802 .630 1 ,259 ,259 .730 **
n
Sig. (2-
,271 ,000 ,000 ,167 ,167 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z23 Pears on
Correlatio -,023 ,356 .630 ** ,259 1 1.000 ** .730 **
n
Sig. (2-
,904 ,053 ,000 ,167 0,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z24 Pears on
Correlatio -,023 ,356 .630 ** ,259 1.000 ** 1 .730 **
n
Sig. (2-
,904 ,053 ,000 ,167 0,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
T.X4 Pears on
* ** ** ** ** **
Correlatio .419 .758 .816 .730 .730 .730 1
n
Sig. (2-
,021 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is s ignificant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumbe
r : Data Menggunakan SPSS 2.2
53
Tabel. 4.10 Hasil Uji Validitas Aturan Kesehatan
Corre la tio ns
Z25 Z26 Z27 Z28 Z29 Z30 T.X5
Z25 Pears on
Correlatio 1 .364* .471 ** ,333 .484 ** ,202 .736**
n
Sig. (2-
,048 ,009 ,072 ,007 ,285 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z26 Pears on
Correlatio .364* 1 ,161 ,218 .408 * ,132 .573**
n
Sig. (2-
,048 ,394 ,247 ,025 ,486 ,001
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z27 Pears on
Correlatio .471** ,161 1 ,067 ,312 ,357 .613**
n
Sig. (2-
,009 ,394 ,724 ,094 ,052 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z28 Pears on
Correlatio ,333 ,218 ,067 1 ,208 .740 ** .666**
n
Sig. (2-
,072 ,247 ,724 ,271 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z29 Pears on
Correlatio .484** .408* ,312 ,208 1 ,107 .642**
n
Sig. (2-
,007 ,025 ,094 ,271 ,574 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z30 Pears on
Correlatio ,202 ,132 ,357 .740 ** ,107 1 .660**
n
Sig. (2-
,285 ,486 ,052 ,000 ,574 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
T.X5 Pears on
Correlatio .736** .573 ** .613 ** .666 ** .642 ** .660 ** 1
n
Sig. (2-
,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumb
er : Data Menggunakan SPSS 2.2
54
f. Uji Validitas Hubungan Kerja (X6)
Tabel. 4.11 Hasil Uji Validitas Hubungan Kerja
Co rre la tio ns
Z31 Z32 Z33 Z34 Z35 Z36 T.X6
Z31 Pearson
Correlatio 1 .408 * .598 ** ,261 .472 ** ,205 .824 **
n
Sig. (2-
,025 ,000 ,164 ,008 ,276 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z32 Pearson
*
Correlatio .408 1 ,262 ,015 ,309 ,175 .592 **
n
Sig. (2-
,025 ,161 ,939 ,097 ,355 ,001
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z33 Pearson
Correlatio .598** ,262 1 -,144 ,331 ,339 .671 **
n
Sig. (2-
,000 ,161 ,448 ,074 ,067 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z34 Pearson
Correlatio ,261 ,015 -,144 1 -,048 .413 * .426 *
n
Sig. (2-
,164 ,939 ,448 ,803 ,023 ,019
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z35 Pearson
**
Correlatio .472 ,309 ,331 -,048 1 -,189 .513 **
n
Sig. (2-
,008 ,097 ,074 ,803 ,317 ,004
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
Z36 Pearson
Correlatio ,205 ,175 ,339 .413 * -,189 1 .554 **
n
Sig. (2-
,276 ,355 ,067 ,023 ,317 ,002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
T.X6 Pearson
** ** ** * ** **
Correlatio .824 .592 .671 .426 .513 .554 1
n
Sig. (2-
,000 ,001 ,000 ,019 ,004 ,002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed).
55
4.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini menggunakan metode Cronbach alpha dengan bantuan
program statistic. Suatu variabel dapat dikatakan reliabel apabila Cornbach alpha
> 0,6 (Ghozali, 2005) atau reabilitas adalah alat Untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari peubah atau konstruk (Ghozali 2009). Berikut
adalah hasil dari uji reabilitas dari masing – masing faktor yang mempengaruhi
sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).
Tujuan : untuk mengetahui kosistensi / reliabel angket
Dasar pengambilan keputusan:
Alpha > R tabel = Reliabel
56
b. Uji Reliabilitas Peraturan Keselamatan Kerja (X2)
Tabel. 4.13 Hasil Uji Reliabiitas Peraturan Keselamatan Kerja
Re liability S tatis tic s
Cronbach'
s Alpha
Based on
Cronbach' Standardiz
s Alpha ed Items N of Items
,744 ,790 7
57
d. Uji Reliabilitas Beban Kerja (X4)
Tabel. 4.15 Hasil Uji Reliabiitas Beban Kerja
Re liability S tatis tic s
Cronbach'
s Alpha
Based on
Cronbach' Standardiz
s Alpha ed Items N of Items
,761 ,867 7
58
f. Uji Reliabilitas Hubungan Kerja (X6)
Tabel. 4.17 Hasil Uji Reliabiitas Hubungan Kerja
Re liability S tatis tic s
Cronbach'
s Alpha
Based on
Cronbach' Standardiz
s Alpha ed Items N of Items
,739 ,777 7
59
Histogram ini menggambarkan distribusi data. Maka dapat disimpulkan
Histogram 4.1 menggambarkan garis yang mengikuti diagram atau batang yang
berbentuk kerucut. Maka dari segi data dilihat normal
Histogram. 4.2
Histogram. 4.3
60
Histogram ini menggambarkan distribusi data. Maka dapat disimpulkan
Histogram 4.3 menggambarkan titik-titik yang menyebar atau terpisah keseluruh
histogram. Maka dari segi data dilihat normal
Histogram. 4.4
61
Tabel. 4.18 Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test komunikasi dan
dukungan (X1)
One -S ample Kolmogo ro v-
S mirno v Te s tUns tandar
dized
Residual
N 30
Normal Mean ,0000000
Param eter Std.
,76784907
s a,b Deviation
Most Absolute ,124
Extreme Pos itive ,116
Difference
Negative -,124
s
Tes t Statistic ,124
Asym p. Sig. (2-tailed) .200 c,d
a. Test dis tribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance
Correction.
d. This is a lower bound of the
true significance.
Sumber : Data Menggunakan SPSS 2.2
62
Sumber : Data Menggunakan SPSS 2.2
Histogram. 4.6
Histogram. 4.7
63
Histogram ini menggambarkan distribusi data. Maka dapat disimpulkan
Histogram 4.7 menggambarkan titik-titik yang menyebar atau terpisah keseluruh
histogram. Maka dari segi data dilihat normal
Histogram. 4.8
64
Tabel ini menggambarkan distribusi data. Maka dapat disimpulkan tabel
4.19 dilihat dari Asymp. Sig. (2-tailed) 0,2 > 0,05. Maka dari segi data dilihat
normal.
Histogram. 4.10
65
Sumber : Data Menggunakan SPSS 2.2
Histogram ini menggambarkan distribusi data. Maka dapat disimpulkan
Histogram 4.10 menggambarkan titik-titik yang mengikuti garis atau berdekatan
dengan garis. Maka dari segi data dilihat normal
Histogram. 4.11
Histogram. 4.12
66
Histogram ini menggambarkan distribusi data. Maka dapat disimpulkan
Histogram 4.12 menggambarkan titik-titik yang menyebar atau terpisah keseluruh
histogram. Maka dari segi data dilihat normal.
67
Sumber : Data Menggunakan SPSS 2.2
Histogram ini menggambarkan distribusi data. Maka dapat disimpulkan
Histogram 4.13 menggambarkan garis yang mengikuti diagram atau batang yang
berbentuk kerucut. Maka dari segi data dilihat normal
Histogram. 4.13
Histogram. 4.14
68
Histogram ini menggambarkan distribusi data. Maka dapat disimpulkan
Histogram 4.14 menggambarkan titik-titik yang menyebar atau tidak terpisah
keseluruh histogram. Maka dari segi data dilihat tidak normal
Histogram. 4.15
69
Sumber : Data Menggunakan SPSS 2.2
Tabel ini menggambarkan distribusi data. Maka dapat disimpulkan tabel
4.21 dilihat dari Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05. Maka dari segi data dilihat
tidak normal
Histogram. 4.17
70
Sumber : Data Menggunakan SPSS 2.2
Histogram ini menggambarkan distribusi data. Maka dapat disimpulkan
Histogram 4.17 menggambarkan titik-titik yang mengikuti garis atau berdekatan
dengan garis. Maka dari segi data dilihat normal
Histogram. 4.18
Histogram. 4.19
71
Sumber : Data Menggunakan SPSS 2.2
Histogram ini menggambarkan distribusi data. Maka dapat disimpulkan
Histogram 4.19 menggambarkan titik-titik yang menyebar atau terpisah keseluruh
histogram. Maka dari segi data dilihat normal
72
Sumber : Data Menggunakan SPSS 2.2
Histogram ini menggambarkan distribusi data. Maka dapat disimpulkan
Histogram 4.20 menggambarkan garis yang mengikuti diagram atau batang yang
berbentuk kerucut. Maka dari segi data dilihat normal
Histogram. 4.21
Histogram. 4.22
73
Sumber : Data Menggunakan SPSS 2.2
Histogram ini menggambarkan distribusi data. Maka dapat disimpulkan
Histogram 4.22 menggambarkan titik-titik yang menyebar atau terpisah keseluruh
histogram. Maka dari segi data dilihat normal
Histogram. 4.23
74
Sumber : Data Menggunakan SPSS 2.2
Tabel ini menggambarkan distribusi data. Maka dapat disimpulkan tabel
4.23 dilihat dari Asymp. Sig. (2-tailed) 0,2 > 0,05. Maka dari segi data dilihat
normal
(T.X4) Total 30
a. Im pact produktivitas (T.Y4) < Beban kerja (T.X4)
b. Im pact produktivitas (T.Y4) > Beban kerja (T.X4)
c. Impact produktivitas (T.Y4) = Beban kerja (T.X4)
75
Negative 11,21 > 6,39 Ranks Positive Ranks dan Ties. Jadi simbol N menunjukan
jumlahnya, mean rank adalah peringkat rata-ratanya dan sum of ranks adalah
jumlah dari peringkatnya
Berdasarkan hasil dari perhitungan wilcoxom signed rank test, maka nilai
Z yang di dapat sebesar -0,551 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar
0.581 > 0,05 sehingga keputusan hipotesis H4 diterima.
76
a : Nilai Konstanta
b1 : Koefisien Regresi dari Komunikasi dan Dukungan
b2 : Koefisien Regresi dari Peraturan Keselamatan Kerja
b3 : Koefisien Regresi dari Alat Pelindung Diri
b4 : Koefisien Regresi dari Beban Kerja
b5 : Koefisien Regresi dari Aturan Kesehatan
b6 : Koefisien Regresi dari Hubungan Kerja
2. Uji F
a. jika nilai sig < 0,05, atau F hitung > F tabel maka terdapat pengaruh
variabel X secara simultan terhadap variabel Y
b. jika nilai sig > 0,05, atau F hitung < F tabel maka tidak terdapat pengaruh
variabel X secara simultan terhadap variabel Y
F tabel = F (k ; n-k) = F (6 ; 24) = 2,51
77
B. Pengujian Hipotesis H1 dan H6 dengan Uji t
a. Komunikasi dan dukungan (X1)
Komunka
si dan
,596 ,145 ,614 4,121 ,000
dukungan
(T.X1)
a. Dependent Variable: Impact produktivitas (T.Y1)
Peraturan
keselamat
,699 ,137 ,694 5,097 ,000
an kerja
(T.X2)
a. Dependent Variable: Impact produktivitas (T.Y2)
78
c. Alat pelindung diri (X3)
Alat
pelindung ,629 ,149 ,625 4,238 ,000
diri (T.X3)
a. Dependent Variable: Impact produktivitas (T.Y3)
Beban
kerja -,365 ,258 -,259 -1,419 ,167
(T.X4)
a. Dependent Variable: Impact produktivitas (T.Y4)
79
e. Aturan keselamatan (X5)
Aturan
kesehatan ,560 ,158 ,557 3,545 ,001
(T.X5)
a. Dependent Variable: Impact produktivitas (T.Y5)
Hubungan
kerja ,422 ,173 ,419 2,445 ,021
(T.X6)
a. Dependent Variable: Impact produktivitas (T.Y6)
80
(X5) = 9.020 + 0,596 + 0,699 + 0,629 + -0,365 + 0,560 + 0,422
81
6. Pengujian Hipotesis Keenam (H6)
Diketahui nilai sig untuk pengaruh X6 terhadap Y adaah sebesar 0,021 < 0,05
dan nilai t hitung 2,445 > t tabel 2,069, sehingga dapat disimpulkan bahwa H6
diterima yang berarti terdapat pengaruh variable independen (X6) terhadap
variable dependen Y sehingga ada penurunan pada produktivitas.
82
c. Alat pelindung diri (X3
Tabel. 4.35 ANOVAa Alat pelindung diri (X3
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regressio
11,477 1 11,477 17,964 .000b
n
Residual 17,890 28 ,639
Total 29,367 29
a. Dependent Variable: Impact produktivitas (T.Y3)
b. Predictors: (Constant), Alat pelindung diri (T.X3)
83
f. Hubungan Kerja (X6)
Tabel. 4.38 ANOVAa Hubungan Kerja (X6)
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regressio
5,166 1 5,166 5,978 .021b
n
Residual 24,200 28 ,864
Total 29,367 29
a. Dependent Variable: Impact produktivitas (T.Y6)
b. Predictors: (Constant), Hubungan kerja (T.X6)
84
10. Pengujian Hipotesis Kesepuluh (H10)
Berdasarkan output diatas diketahui nilai signifikan untuk pengaruh X4 secara
simultan terhadap Y adalah sebesar 0,167 > 0,05 dan nilai F hitung 2,014 < F
tabel 2,51, sehingga dapat disimpulkan bahwa H10 ditolak yang berarti tidak
terdapat pengaruh variabel independen X4 secara simultan terhaap variabel
dependen Y sehingga produktivitas meningkat.
D. Koefisien Determinasi
a. Komunikasi dan dukungan (X1)
Tabel. 4.39 Model Summaryb Komunikasi dan dukungan (X1)
b
Mode l SummaryAdjusted Std. Error
Model R R Square R Square of the
1 a
.614 ,377 ,355 ,78144
a. Predictors: (Constant), Komunkasi dan dukungan
(T.X1)
b. Dependent Variable: Impact produktivitas (T.Y1)
85
Hasil analisis SPSS model summary menunjukkan bahwa besarnya R square
adalah 0,377 atau 37,7%. Variabel produktivitas dapat dijelaskan oleh
Komunikasi dan dukungan (X1) sebesar 62,3% (naik).
86
d. Beban kerja (X4)
Tabel. 4.42 Model Summaryb Beban kerja (X4)
Mode l S ummaryb
Std. Error
Adjusted of the
Model R R Square R Square Estimate
1 .259 a ,067 ,034 1,82411
a. Predictors: (Constant), Beban kerja (T.X4)
b. Dependent Variable: Impact produktivitas (T.Y4)
87
f. Hubungan Kerja (X6)
Tabel. 4.44 Model Summaryb Hubungan Kerja (X6)
Mode l S ummaryb
Std. Error
Adjusted of the
Model R R Square R Square Estimate
1 .419 a ,176 ,146 ,92967
a. Predictors: (Constant), Hubungan kerja (T.X6)
b. Dependent Variable: Impact produktivitas (T.Y6)
88
berbahaya seharusnya menggunakan alat pelindung diri (APD) yang dapat
mengurangi terjadinya kecelakaan kerja
3. Faktor Lingkungan Proyek
Lingkungan proyek yang seharusnya dibuat aman dan nyaman bagi seluruh
karyawan, rata –rata jawaban responden untuk faktor lingkungan sudah
sangat baik hanya saja perusahaan tidak menyediakan pintu darurat dan alat
pemadam kebakaran, memang sejauh ini tidak ada kecelakaan besar yang
terjadi namun sebaiknya diantisipasi mengingat dalam proyek lebih dari 50
orang selalu ada setiap harinya dan juga material yang digunakan sangat
mudah terbakar. Pencegahan yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah
perusahaan lebih memperhatikan jalur aman bagi seluruh karyawan dalam hal
ini menyediakan pintu darurat dan alat pemadam kebakaran.
4. Faktor Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Dari setiap variabel yang diberikan pada responden faktor manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja dengan indikator pekerja mendapatkan
sosialisasi . Dampak dari hambatan – hambatan yang terjadi ini adalah
banyak karyawan yang merasa beresiko mengalami kecelakaan kerja dan
tidak sedikit yang telah megalami luka ringan dan luka sedang solusinya PPK
( Pejabat Pembuat Keputusan ) berkerja sama dengan penyedia jasa
memberikan training dan pengarahan tentang K3 sehingga dapat memberi
pengetahuan terhadap karyawan mengenai K3 dengan mengadakan safety
talk semingu sekali agar masalah – masalah tentang keselamatan dan
kesehatan kerja dapat didiskusikan kemudian dapat diterapkan di lapangan,
selain itu PPK juga harus melakukan pengawasan secara langsung mengenai
K3 di lapangan dengan melibatkan seluruh petugas K3 yang ada pada proyek
terkait
5. Faktor Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Berdasarkan penelitian yang dilakukan presentasi yang sangat kurang
sehingga menjadi penghambat penerapan K3, adalah tidak ada pemeriksaan
sebelum dan setelah bekerja ( berkala) dampaknya karyawan yang telah
menderita sakit bawaan sebelum bekerja atau memiliki penyakit akibat kerja
tidak ditangani secara khusus dan diberi tugas yang tidak sesuai dengan
89
keadaan tubuh sehingga kinerja karyawan buruk dan berdampak juga pada
pelaksanaan proyek, selain itu para karyawan memaksakan diri untuk bekerja
dalam arti mereka memaksakan agar dapat melakukan segala sesuatu diatas
kemampuan dan lebih dari peraturan yang telah ada sehingga memberatkan
pekerja dan berdampak juga pada kondisi mereka. Pencegahan yang dapat
dilakukan adalah PPK ( pejabat pembuat keputusan ) membuat surat yang
berisikan syarat – syarat bagi perusahaan yang akan melakukan pekerjaan
agar melaksanakan pemeriksaan kesehatan pekerja di lapangan dan
keseluruhan sebaiknya perusahaan menyediakan tenaga medis khusus untuk
dapat memeriksa kondisi perkerja dengan menggunakan hak pekerja yang
telah diatur pemerintah dengan menggunakan BPJS Ketenagakerjaan dan
secara rutin mengadakan evaluasi mengenai kondisi pekerja.
90
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bersadarkan Faktor-faktor yang tertera dapat dilihat pada indikator penerapan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja diantaranya :
Dengan menggunakan Uji Regresi Linear Berganda dengan Uji Model
Summaryb yang dilihat dari nilai R Square Faktor Komunikasi dan dukungan
(X1) dengan nilai 37,7%, dengan tingkat produktivitas sebesar 62,3%. Faktor
Peraturan keselamatan (X2) dengan nilai 48,1%, dengan tingkat produktivitas
sebesar 51,9%. Faktor Alat pelindung diri (X3) dengan nilai 39,1%, dengan
tingkat produktivitas sebesar 60,9%. Faktor Beban kerja (X4) dengan nilai 6,7%,
tingkat produktivitas sebesar 93,3%. Faktor Aturan keselamatan (X5) dengan nilai
31,0%, dengan tingkat produktivitas sebesar 69%. Faktor Hubungan Kerja (X6)
dengan nilai 17,6% dengan tingkat produktivitas sebesar 82,4%. Jadi yang dilihat
pada data variabel independen (SMK3 X1-X6) menurun sehingga, variabel
dependen (Produktivitas Y) mengalami peningkatan.
Dari hasil data yang ada maka dapat di simpulkan penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang baik saat diterapkan
sehingga produktivitas pekerja dengan nilai rata-rata 50%-100% berarti ada
peningkatan produktivitas pada proyek Penataan Bangunan Kawasan Dermaga
Tawiri (Lantamal) Kota Ambon.
Dari hasil wawancara didapati beberapa pencegahan yang dapat dilakukan,
diantaranya :
Pemerintah atau Instansi yang terkait menegur secara langsung perusahaan
yang menjalankan proyek saat melakukan pelanggaran, perusahaan seharusnya
mempekerjakan pekerja sesuai dengan keahlian masing-masing, peningkatan
kedisiplinan pekerja, perusahaan harus memperhatikan jalur aman bagi seluruh
pekerja, mengadakan safety morning talk seminggu sekali dengan pengawasan
langsung petugas K3 yang ada, serta menyediakan tenaga medis khusus agar
pemeriksaan kesehatan dapat rutin diadakan.
91
5.2 Saran
Setelah penulis melakukan penelitian tentang tinjauan penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) terhadap produktivitas
pekerja pada proyek Penataan Bangunan Kawasan Dermaga Tawiri (Lantamal)
Kota Ambon, ada beberapa saran penulis untuk pembaca sekalian yang mungkin
dapat dijadikan pertimbangan dan masukan pada masa mendatang yakni :
1. Agar penelitian ini lebih akurat di masa mendatang, hendaknya peneliti
selanjutnya dapat menambah variasi dari faktor penerapan sistem manajemen
keselamtan dan kesehatan kerja, menambah responden, menambah wilayah
penelitian
2. Mengingat pentingnya pengaruh program pelaksanaan keselamatan dan
keselamatan kerja terhadap produktivitas tenaga kerja, maka dimasa
mendatang sangat diharapkan perusahaan jasa konstruksi atau kontraktor
dapat lebih menerapkan pelaksanaan program ini untuk mengurangi angka
kecelakaan kerja
3. Setiap penyedia jasa konstruksi sebaiknya memberi pelatihan program
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sehingga terdapat tenaga ahli disetiap
proyek konstruksi
4. Pemerintah hendaknya mengeluarkan peraturan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja yang baru yang lebih jelas agar program ini berjalan dengan
baik
92
DAFTAR PUSTAKA
Friend & Khon, 2007. Keselamatan kerja rendah maka akan berpengaruh buruk
terhadap kesehatan sehingga berakibat pada produktivitas yang menurun. Dalam
beberapa tahun terakhir telah terjadi lebih dari 5.000 kematian saat bekerja.
Jurnal Teknik Sipil, 2018:2
Ibrahim J.K , 2010: 45. Strategi yang perlu diterapkan perusahaan. Jurnal Ilmiah
Manajemen bisnis dan terapan , 2017
Reski, 2015 definisi produktivitas kerja adalah sebagai pengukuran output berupa
barang atau jasa dalam hubungannya dengan input yang berupa karyawan, modal,
materi atau bahan baku dan peralatan. Tugas Akhir, 2019 Iain Surakarta
93
Sumarsono, 2003. Berdasarkan teori produktivitas, dikemukakan bahwa
produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor. Tugas Akhir, 2019
Iain Surakarta.
Sinungan (2003) manfaat dari pengukuran produktivitas kerja. Tugas Akhir, 2019
Iain Surakarta
Tjutju Yuniarsi dalam Alimuddin (2012). Fasilitas yang memadai akan membuat
semangat kerja bertambah secara tidak langsung produktivitas kerja dapat
meningkat. Tugas Akhir, 2019 Iain Surakarta
Tsania, 2013) , program manajemen keselamatan kerja yang efektif. Tugas Akhir,
2019 Iain Surakarta
Yusuf, 2002. Pengertian secara keilmuan adalah sebagai ilmu dan penerapan
teknologi pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Tugas Akhir,
2019 Iain Surakarta
94
LAMPIRAN
Lokasi : Tawiri
No kontrak : HK.02.03/PPW/2019/01/PBL
95
DIREKTUR
PROJECT MANAGER
MARSEL PELAMONIA, ST
SURVEYOR
REYONS PARIAMA
ADMINISTRASI
SHERLY SEKOMENA, SE
DRAFTER LOGISTIK
96
Sedangkan untuk gambar eksistensi proyek, sebagai berikut:
97
Gambar 1.4 Pekerjaan Dinding pada Bangunan Gereja Katolik dan Protestan
98
Gambar 1.7 Pekerjaan Rumput Pada Gelar Pasukan
99
KUESIONER PENELITIAN
TINJAUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP PRODUKTIVITAS
PEKERJA PADA PROYEK PENATAAN BANGUNAN KAWASAN
DERMAGA TAWIRI (LANTAMAL) KOTA AMBON
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Usia : .........Tahun
Jenis Kelamin : L P
Masa Kerja : 1-5 Thn 6-10 Thn 11-15 Thn
Tingkat Pendidikan : D3 S1 S2
Posisi / Jabatan :
100
4 = Sangat setuju (SS)
4. Setiap pernyataan hanya memebutuhkan satu jawaban saja.
5. Mohon memberikan jawaban yang sebenarnya.
6. Setelah melakukan pengisian, mohon Bapak/Ibu mengembalikan kepada yang
menyerahkan kuesioner.
101
1 Tingkat Pengaruh Produktivitas 5 - 25 %
2 Tingkat Pengaruh Produktivitas 10 - 50 %
3 Tingkat Pengaruh Produktivitas 50 - 75 %
4 Tingkat Pengaruh Produktivitas 75 - 100 %
102
1 Tingkat Pengaruh Produktivitas 5 - 25 %
2 Tingkat Pengaruh Produktivitas 10 - 50 %
3 Tingkat Pengaruh Produktivitas 50 - 75 %
4 Tingkat Pengaruh Produktivitas 75 - 100 %
103
Tabel 5.1 Distribusi nilai r tabel Signifikan 5% dan 1%
5% 1% 5% 1%
104
N 5% 1% N 5 1%
%
22 0,432 0,537 85 0,432 0,278
105
Tabel 5.2 Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40)
106
Tabel 5.3 Titik Presentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
107