PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam abad ke20, Persatuan Islam, sekalipun ia baru bergabung sekitar tiga tahun
setelah organisasi ini berdiri. Bahkan, boleh dikatakan bahwa A.Hassan lah yang
Persatuan Islam. Oleh sebab itu, tidak heran apabila membicarakan Persis,
tidak bisa dipisahkan dari organisasi yang ia ikut bergabung di dalamnya itu.
A.Hassan adalah Persis dan Persis adalah A.Hassan. Paling tidak ungkapan ini
Apa yang dilakukan A.Hassan bersama Persis juga telah memberi warna
yang khas dalam perkembangan sejarah bangsa ini. Walaupun Persis bukan
1
Tiar Anwar Bachtiar, Risalah Politik A.Hassan. (Jakarta: Pembela Islam, 2013), p.9.
Penulis ingin mengeksplorasi bagaimana pemikiran Politik A.Hassan dan
apa peran yang diberikan A.Hassan bersama Persis bagi bangsa ini.
selama ini dalam memori historis pada umumnya bangsa ini banyak yang tidak
merekam tokoh penting yang satu ini, juga gerakan persis yang di dalamnya ia
bergabung. Padahal, ada beberapa peristiwa penting dalam sejarah bangsa atau
tokoh yang dianggap penting bangsa ini yang berhubungan dengan sosok
A.Hassan dan Persis. Kedua, sampai saat ini Persis termasuk salah satu organisasi
yang masih bertahan dan cenderung brekembang dengan baik, tidak menunjukan
tren menurun menuju kehancuran. Fenomena ini menandakan bahwa Persis telah
ikut berkontribusi dalam proses “menjadi” Indonesia. Ini tentu saja tidak bisa
dilepaskan dari peran A.Hassan yang sudah meletakkan tiang pancang intelektual
bagi gerakan ini. Ketiga, dalam konteks perkembangan intelektual di negeri ini,
semestinya tidak aka nada seorang pengkaji pun yang layak untuk tidak mengupas
Untuk itu, ada beberapa isu yang akan dikupas dalam tulisan ini, antara lain
hubungannya banyak juga dengan para aktivis politik. Hanya saja karena concern-
2
Ibid hal 12
para aktivis politik pun dalam konteks yang ia geluti, yaitu pemikiran Islam.
memiliki murid yang cerdas, berbakat, dan sangat berpengaruh dalam sejarah
datang ke Bandung untuk melanjutkan studi, justru malah berubah haluan saat
bertemu dengan A.Hassan. M.Natsir pun akhirnya memutuskan untuk ikut aktif di
kemudian perlu ditanyakan apa yang telah disumbangkan A.Hassan untuk Isam di
Indonesia dan untuk Indonesia pada umumnya yang berkaitan dengan konsep
politisi dan ebih memosisikannya sebagai guru. Sebagai guru, ia telah melahirkan
3
A.Hassan, A.B.C Politik. (Bangil: Pesantren Persatuan Islam, 1939), p.33.
Masyumi setelah zaman kemerdekaan. A.Hassan sendiri memilih untuk tidak ikut
terjun dalam politik praktis dan tetap memosisikan diri sebagai guru.4
Oleh sebab itu, yang paling penting dalam melihat peran A.Hassan dalam
politik adalah menggali warisan pemikirannya. Sampai saat ini penulis baru dapat
menemukan tiga buku A.Hassan yang terkait langsung dengan politik antara lain
A.B.C Poltik, Islam dan Kebangsaan dan Kedaulatan dalam Islam. Kita akan
membaca pemikiran A.Hassan ini mulai dari pengenalannya terhadap apa yang
B. Rumusan Masalah
Demokrasi?
C. Tujuan Penelitian
4
Tiar Anwar Bachtiar dan Pepen Irfan Fauzan, Persis dan Politik; Sejarah Pemikiran dan
Aksi Politik Persis 1923-1997. (Jakarta: Pembela Isam, 2012), p.41.
1. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran politik A.Hassan tentang
D. Pembatasan Masalah
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dengan tujuan yang ditetapkan diatas, hasil penelitian ini diharapkan dapat
2. Manfaat Praktis
seluruh civitas akademika Universitas Siliwangi dan menjadi bahan rujukan atau
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Negara
mengenai Negara. Harold Laski seorang ilmuan politik asal Inggris memberikan
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih berkuasa
daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat. 5 lain
hal nya dengan Max Weber, seorang sosiolog yang paling berpengaruh dalam
sah dalam suatu wilayah. Pengertian dua imuan politik di atas menekankan pada
suatu wilayah.
5
Prof. Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008), p.49.
6
https://diahsulistiyanti.wordpress.com/2015/03/14/proses-terbentuknya-negara/
(Diakses 6 juni 2016)
Proses Terbentuknya Negara Pada umumnya ada 3 (tiga) pendekatan
1) Fase Genootschaft
bersama. Kepala suku merupakan primus interpares (orang pertama di antara yang
sederajat) dan memimpin suatu suku, yang kemudian berkembang luas baik
primus interpares kemudian menjadi seorang raja dengan cakupan wilayah yang
bersenjata yang kuat sehingga raja menjadi berwibawa. Dengan demikian lambat
Pada awalnya negara nasional diperintah oleh raja yang absolut dan
Hanya ada satu identitas kebangsaan. Fase demikian dinamakan fase nasional.
tidak ingin diperintah oleh raja yang absolut. Ada keinginan rakyat untuk
b. Pendekatan Teoritis
berdasarkan pada pendapat-pendapat para ahli yang masuk akal dan berbagai hasil
penelitian.
c. Pendekatan factual
historis).
3. . Unsur-unsur Negara7
a. Unsur Konstuktif adalah unsur yang mutlak harus ada pada saat
7
https://diahsulistiyanti.wordpress.com/2015/03/14/proses-terbentuknya-negara/
(Diakses 6 juni 2016)
b. Unsur Deklaratif adalah unsur yang tidak mutlak pada saat negara
4. Bentuk-Bentuk Negara
tangganya sendiri.
5. Tugas-Tugas Negara
B. Tentang Demokrasi8
1. Pengertian Demokrasi
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
Kata demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan
berasal dari bahasa Perancis Pertengahan dan Latin Pertengahan lama. Suatu
tirani, sehingga berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para
8
http://www.softilmu.com/2015/01/pengertian-ciri-macam-macam-demokrasi-
adalah.html?m=1 (Diakses 6 juni 2016)
2. Jenis-jenis Demokrasi
Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar.
demokrasi yang pertama adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga negara
demokrasi perwakilan muncul dari ide-ide dan institusi yang berkembang pada
Abad Pertengahan Eropa, Era Pencerahan, dan Revolusi Amerika Serikat dan
Perancis.
mendirikan negara yang umum dianggap sebagai negara demokrasi pertama pada
utama: pemilihan acak warga biasa untuk mengisi jabatan administratif dan
yudisial di pemerintahan, dan majelis legislatif yang terdiri dari semua warga
Athena. Demokrasi Athena tidak hanya bersifat langsung dalam artian keputusan
dibuat oleh majelis, tetapi juga sangat langsung dalam artian rakyat, melalui
besar warga negara terus terlibat dalam urusan publik. Meski hak-hak individu
tidak dijamin oleh konstitusi Athena dalam arti modern (bangsa Yunani kuno
tidak punya kata untuk menyebut "hak"), penduduk Athena menikmati kebebasan
tidak dengan menentang pemerintah, tetapi dengan tinggal di sebuah kota yang
tidak dikuasai kekuatan lain dan menahan diri untuk tidak tunduk pada perintah
orang lain.
pencarian landasan intelektual bagi fungsi dan peranan Negara atau pemerintahan
masyarakat. Pemikiran politik Islam dalam hal ini merupakan ijtihad dalam
rangka menemukan nilai-nilai Islam dalam konteks system dan proses yang
berkembang.
Awal mula hubungan agama dan Negara terjadi pada abad pertengahan di
dalam kehidupan bernegara. Pada saat itu muncul istilah Negara teokrasi mutlak
Negara. Hal ini terjadi karena perbedaan penafsiran terhadap teks AlQuran dan
AlHadits. Perbedaan penafsiran ini karena sifat Islam yang multi imtepretatif.
Islam memiliki prinsip-prinsip yang tetap dalam nilai serta ibadah namun dalam
zamannya. Karena itu tidak dipungkiri terdapat perdebatan panjang daam hal
penafsiran hubungan agama dan Negara. Meskipun terjadi perdebatan tersebut,
konsep ini agama dan Negara menyatu yang artinya hubungan dimana agama dan
Negara memiliki kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ini dapat diartikan bahwa
Negara merupakan lembaga politik sekaligus lembaga kenegaraan atau yang lebih
dikenal Negara Agama. Paradigm ini dianut oleh kelompok Syi’ah dengan
hubungan agama dan Negara memiliki hubungan timbal balik atau saling
secara baik, senada dengan apa yang dikatakan Mawardi kepemimpinan Negara
hubungan antara agama dan Negara dengan tidak adanya hubungan antara system
kenegaraan dan agama. Daam pandangan ini Negara adalah hubungan manusia
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian dengan menggunakan metode penelitian studi tokoh sering
digunakan dalam penelitian. Berikut ini adalah peneitian terdahulu mengenai studi
tokoh:
Metode penelitian dan model yang digunakan sama dengan yang akan
digunakan pada penelitian ini, yaitu metode penelitian studi tokoh. Perbedaan
yang mendasar dari kedua peneliti ini adalah objeknya. Dalam penelitian Agustya
terhadap penelitian ini yaitu daam hal metode penelitian studi tokoh.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
masalah sosial atau masaah manusia berdasarkan pada penciptaan gambar holistic
terperinci dan disusun dalam sebuah latar ilmiah. Penelitian kualitatif merupakan
Selain itu, penelitian ini merupakan jenis penelitian studi tokoh. Penelitian
pengaruh pemikirannya dan idenya dalam perkembangan sejarah. Dalam hal ini,
yang akan diteliti adalah Pemikiran politik A.Hassan tentang Negara dan
Demokrasi. Dengan demikian, kajian dalam penelitian ini akan difokuskan hanya
B. Pendekatan Penelitian
menginterpretasikan karya sang tokoh untuk menangkap arti dan nuansa yang
9
Hamid Patalima, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2013), p.3.
10
Irsandy Maulida. Pemikiran Politik Mohammad Natsir Mengenai Dasar Negara Isam.
(Tasikmalaya: Universitas Siliwangi Program Studi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2012),p.48.
dimaksudkan tokoh secara khas. Studi tokoh sendiri bersifat historis factual, yang
menekankan pada pemikiran sang tokoh. Objek yang diteliti dalam metode ini
dalam penelitian model ini dapat berupa pemikiran si tokoh yang diteliti, seluruh
karya atau topic karyanya, madzhab atau aliran si tokoh dan bias juga hanya satu
C. Fokus Penelitian
kajian yang akan dibahas. Ada dua tujuan dari memfokuskan penelitian, yaitu:
seorang peneliti akan dapat mengetahui dengan pasti data mana dan
data tentang apa yang perlu dikumpulkan dan data mana yang
DAFTAR PUSTAKA
11
Ibid hal 49
Bachtiar, Tiar Anwar dan Pepen Irfan Fauzan. 2012. Persis dan Politik; Sejarah
Media
Bachtiar, Tiar Anwar. 2013. Risalah Politik A. Hassan. Jakarta: Pembela Islam
Media
Utama
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Pembatasan Masalah
E. Manfaat Penelitian
1. Definisi Negara
3. Unsur-unsur Negara
4. Bentuk-bentuk Negara
5. Tugas-tugas Negara
B. Tentang Demokrasi
1. Pengertian Demokrasi
2. Jenis-jenis Demokrasi
D. Penelitian Terdahulu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Pendekatan Penelitian
C. Fokus Penelitian
DAFTAR PUSTAKA