Disusun oleh :
i
DAFTAR IS
Ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Penyakit grave’s merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang gejala klinisnya khas yang
berkaitan dengan tirotoksikosis, pembesaran kelenjar tiroid, serta gejala-gejala opthalmologi
seperti eksopthalmus hingga diplopia. Peyakit grave’s terjadi pada 0.5% populasi dan sebagian
besar diderita oleh wanita. Jika dibandingkan dengan penyebab hipertiroid lainnya,penyakit
grave’s merupakan penyebab tersering dari hipertiroidisme, yaitu 70-80% dari kasus
hipertiroidisme. Penyakit ini disebabkan karena adanya antibodi yang kerjanya menyerupai
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang beredar dalam sirkulasi. Antibodi tersebut kemudian
merangsang Reseptor TSH yang berada di kelenjar tiroid, sehingga terjadi peningkatan produksi
hormon tiroid. Penyebab timbulnyapenyakit grave’s masih belum diketahui secara pasti, namun
terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan angka kejadiannyaseperti pada
seorang perokok. Gejala penyakit ini sangat khas, yang meliputi gejala dermatologis, dan gejala
opthalmologis yang disertaigejala-gejala yang muncul. Akibat terjadinyatirotoksikosis, seperti
misalnya penurunan berat badan, sulit tidur, tremor, serta pada keadaan yang berat dapat terjadi
krisis tiroid. Pada kasus tertentu gejala yang timbul juga dapat berupa kelemahan anggota badan
yang muncul secara tiba – tiba. Keluhan ini biasanya jarang ditemukan, namun jika terjadi dapat
diikuti dengan gangguan kontraki otot jantung, sehingga dapat mengancam nyawa pasien.
Terdapat dua mekanisme terjadinya kelemahan pada pasien tirotoksikosis, yaitu Thyroid
Periodic Paralysis(TPP) dan Tiroid miopati.
1.2Rumusan Masalah
1) Apa itu penyakit graves dan apa saja faktor penyebab penyakit graves?
2) Apa saja gejala dalam penyakit graves?
3) Apa saja metode untuk pengobatan penyakit graves?
4) Bagaimana cara mencegah penyakit graves?
1.3Tujuan Masalah
1) Dapat menjelaskan penyakit graves beserta faktor penyebabnya
2) Dapat menjelaskan gejala penyakit graves
3) Dapat menjelaskan metode untuk pengobatan penyakit graves
4) Dapat menjelaskan cara pencegahan penyakit graves
1
BAB II
ISI
Penyakit Graves adalah penyebab penyakit paling umum dari hipertiroidisme di Amerika
Serikat. Penyakit ini lebih sering diderita perempuan ketimbang laki-laki dengan rasio 5 : 1.
Faktor genetik yang paling rentan terkena penyakit ini. (Kahaly G.J et al, 2011). Penyakit Graves
ditandai oleh munculnya gondok, takikardia, dan eksotalamus. Beberapa faktor lain disebabkan
karena faktor stres, infeksi, riwayat kelahiran, serta riwayat pasien merokok. (Brent G, 2010 ;
Lin S et al, 2012 ; Legawa NDB, 2014).
Faktor- faktor resiko antara lain : faktor genetik, faktor imunologis, infeksi, faktor trauma
psikis, iod Basedow, penurunan berat badan secara drastis, chorionic gonadotropin, periode post
partum, kromosom X, dan radiasi eksternal.
1. Faktor genetik
Ada dua gen yang dipostulasikan berperan dalam penyakit graves. Pertama gen dari
HLA, yang kedua gen yang berhubungan dengan alotipe IgG rantai berat (IgG heavy chain)
yang disebut Gm. Adanya gen Gm menunjukkan bahwa orang tersebut mampu memproduksi
immunoglobulin tertentu. Sehingga gen HLA berparan dalam mengatur fungsi limfosit T-
supresor dan T-helper dalam memroduksi TSAb, dan Gm menunjukkan kemampuan limfosit
B untuk membuat TSAb.
2. Faktor imunologis
Penyakit graves merupakan contoh penyakit autoimun yang organ spesifik, yang ditandai oleh
adanya antibodi yang merangsang kelenjar tiroid (thyroid stimulating antibody atau TSAb).
Pada penyakit graves dapat terjadi kegagalan sistem imun pada umumnya. Terbentuknya TSAb
dapat disebabkan oleh:
Paparan infeksi atau zat lain yang menyebabkan terbentuknya antibodi yang dapat
bereaksi silang dengan jaringan tiroid. Salah satu bahan yang banyak diteliti adalah
organisme Yersinia enterocolica. Beberapa subtipe organisme ini mempunyai binding
sites untuk TSH, dan beberapa pasien dengan penyakit graves juga menunjukkan antibodi
terhadap anti-Yersinia.
Produksi TSAb diawali dengan injury yang merubah susunan normal komponen tiroid,
mungkin sebagian dari reseptor TSH berubah jadi antigenik, sehingga bertindak sebagai
stimulus bagi pembentukan TSAb.
Produksi TSAb disebabkan karena aktivasi sel limfosit B yang selama dirahim tidak
deleted. Kemampuan sel T untuk membentuk TSAb harus dirangsang dan mengalami
diferensiasi menjadi antibody- secreting cells yang secara terus-menerus distimulasi.
Aktivasi, pengembangan dan kelanjutannya mungkin terjadi karena rangsangan
interleukin atau sitokin lain yang diproduksi oleh sel T helper inducer. Secara ringkas
dapat dikatakan bahwa penyakit graves adalah kondisi autoimmun dimana terbentuk
antibody terhadap reseptor TSH. Penyakit graves adalah gangguan multifaktorial,
susceptibilitas genetik berinteraksi dengan faktor endogen dan faktor lingkungan untuk
menjadi penyakit. Termasuk dalam hal ini HLA-DQ dan HLA-DR juga gen non HLA
seperti TNF-β, CTLA 4 (Cytotoxic T Limphocyte Antigen 4), dan gen reseptor TSH.
Penyakit graves bersifat poligenik dan suseptibilitas gennya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti stress, merokok, dan beberapa faktor infeksi.
3
Penyakit Grave disebabkan oleh respon sistem kekebalan tubuh yang abnormal yang
menyebabkan kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon tiroid.
Tidak diketahui kondisi apa yang menyebabkan penyakit autoimun ini. Kelenjar tiroid adalah
organ penting dari sistem endokrin. Kelenjar ini terletak di bagian depan leher di atas tempat
tulang selangka bertemu. Kelenjar ini melepaskan hormon tiroksin (T4) dan triiodothyronine
(T3), yang mengontrol metabolisme tubuh. Kontrol metabolisme penting untuk mengatur
suasana hati, berat badan, dan tingkat energi mental dan fisik.
Gejala
Orang yang lebih muda biasanya memiliki gejala-gejala ini:
Kecemasan atau gugup, serta masalah tidur
Pembesaran payudara pada pria
Masalah berkonsentrasi
Kelelahan
Sering buang air besar
Rambut rontok
Intoleransi panas dan peningkatan keringat
Nafsu makan meningkat, meski berat badan turun
Haid tidak teratur pada Wanita
Kelemahan otot pinggul dan bahu
Kemurungan, termasuk lekas marah dan marah
Palpitasi (sensasi detak jantung yang kuat atau tidak biasa)
Detak jantung cepat atau tidak teratur
Sesak napas dengan aktivitas
Tremor (tangan gemetar).
Sementara orang yang lebih tua biasanya merasakan gejala-gejala ini:
Detak jantung cepat atau tidak teratur
Sakit dada
Kehilangan memori atau penurunan konsentrasi
Kelelahan
4
Banyak orang dengan penyakit Graves terkadang memiliki masalah dengan mata mereka,
seperti:
Bola mata tampak menonjol dan mungkin terasa sakit
Mata bisa terasa teriritasi, gatal, atau lebih sering berair
Penglihatan ganda
Penurunan penglihatan dan kerusakan pada kornea pada kasus yang parah.
Operasi
Setelah operasi, pasien akan memerlukan terapi lanjutan berupa hormon tiroid sintetis untuk
meningkatkan kadar hormon tiroid yang rendah akibat pengangkatan kelenjar tiroid.
Tindakan ini berisiko menyebabkan kerusakan pada saraf pengatur pita suara. Risiko kerusakan
juga bisa terjadi pada kelenjar paratiroid, yang berfungsi untuk menghasilkan hormon pengatur
kadar kalsium dalam darah.
Perlu diketahui, Graves’ ophtalmopathy bisa tetap bertahan walaupun penyakit Graves itu sendiri
telah berhasil diobati. Bahkan, gejala Graves’ ophtalmopathy masih bisa memburuk hingga 3–6
bulan setelah pengobatan. Kondisi ini biasanya akan bertahan hingga setahun, kemudian mulai
membaik dengan sendirinya. Jika diperlukan, Graves’ ophtalmopathy akan diobati dengan
pemberian kortikosteroid atau teprotumumab. Pada beberapa kasus, operasi mungkin dibutuhkan
untuk mencegah kebutaan.
Perawatan mandiri
Selain beberapa penanganan di atas, pasien penyakit Graves juga dianjurkan untuk mengubah
gaya hidup menjadi lebih sehat, dengan melakukan beberapa langkah sebagai berikut:
o Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan
o Berolahraga secara rutin
o Mengelola stres dengan baik
Sementara itu, penderita yang mengalami Graves’ ophtalmopathy dianjurkan untuk melakukan
hal-hal berikut:
o Menggunakan air mata buatan, yang bisa diperoleh di apotek
o Mengonsumsi obat kortikosteroid, yang telah diresepkan oleh dokter
o Menggunakan kacamata hitam agar mata terhindar dari paparan sinar matahari
o Memberikan kompres dingin di mata
o Meninggikan bagian kepala jika hendak tidur
o Tidak merokok
Pasien dengan gejala Graves’ dermopathy juga dapat melakukan perawatan dengan
menggunakan salep kortikosteroid, serta mengompres bagian kaki yang mengalami keluhan
untuk mengurangi pembengkakan.
6
2. Kelola Stres
Tak dapat dimungkiri, salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh
adalah dengan menghindari stres. Reaksi tubuh terhadap stres yang terjadi nyatanya bisa memicu
reaksi autoimun dan memperparah gejala peradangan yang sudah ada.
Maka dari itu, pastikanlah untuk selalu menjaga dan mengolola tingkat stres agar penyakit graves
tidak semakin parah. Hindarilah hal-hal yang bisa memicu perubahan suasana hati, amarah dan
emosi, serta hal lain yang berkaitan dengan stres.
3. Rutin Berolahraga
Rutin berolahraga bisa menjadi obat alami untuk mengatasi gejala penyakit graves. Pasalnya,
berolahraga bisa membantu mengendalikan stres, membuat tubuh lebih santai, dan menurunkan
peradangan dalam tubuh. Agar lebih menyenangkan, lakukanlah jenis olahraga yang disukai,
sederhana, dan tidak terlalu berat untuk tubuh.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penyakit Graves merupakan penyebab utama dari hipertiroidisme dimana lebih banyak
ditemukan pada wanita dibanding pria, Penyakit Graves dapat disebabkan oleh faktor genetik
dan faktor imunologis. Pengobatan penyakit graves bisa dilakukan dengan terapi, operasi atau
perawatan sendiri. Dan cara mencegahnya dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup yang
sehat.
8