Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENYAKIT AUTOIMUN “GRAVES”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi
Dosen Pengampu: Ns. Ahmad Fahri, M.Kep

Disusun oleh :

Deanov Yoanisa Ramadanti (22002)

Dhira Widia Devisa (22003)

Zaira Ayu Syafitri (22005)

Ade Putri Kurnia Sari (22006)

Adinda Fitria Effendi (22008)

Ajeng Prihandini (22009)

Amelia Putri (22010)

Annisa Dian Rafina (22011)

Ayu Nur Haliza (22012)

Azizah Nur Mahmudah (22013)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

BERKALA WIDYA HUSADA 2022-2023


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
tuntunan-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah dan merupakan salah satu bentuk usaha penulis untuk menambah wawasan
mengenai “PENYAKIT AUTOIMUN GRAVES”. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Mengingat banyaknya kekurangan yang
penulis miliki, baik dari segi isi, penyajian maupun penulisan itu sendiri.Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan pendapat, saran dan kritik yangmembangun demi kesempurnaan laporan ssssssssini.
Semoga laporan ini dapat menjadi inspirasidan memberikan manfaat bagi kita semua.

Jakarta, 12 June 2023

i
DAFTAR IS
Ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Penyakit grave’s merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang gejala klinisnya khas yang
berkaitan dengan tirotoksikosis, pembesaran kelenjar tiroid, serta gejala-gejala opthalmologi
seperti eksopthalmus hingga diplopia. Peyakit grave’s terjadi pada 0.5% populasi dan sebagian
besar diderita oleh wanita. Jika dibandingkan dengan penyebab hipertiroid lainnya,penyakit
grave’s merupakan penyebab tersering dari hipertiroidisme, yaitu 70-80% dari kasus
hipertiroidisme. Penyakit ini disebabkan karena adanya antibodi yang kerjanya menyerupai
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang beredar dalam sirkulasi. Antibodi tersebut kemudian
merangsang Reseptor TSH yang berada di kelenjar tiroid, sehingga terjadi peningkatan produksi
hormon tiroid. Penyebab timbulnyapenyakit grave’s masih belum diketahui secara pasti, namun
terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan angka kejadiannyaseperti pada
seorang perokok. Gejala penyakit ini sangat khas, yang meliputi gejala dermatologis, dan gejala
opthalmologis yang disertaigejala-gejala yang muncul. Akibat terjadinyatirotoksikosis, seperti
misalnya penurunan berat badan, sulit tidur, tremor, serta pada keadaan yang berat dapat terjadi
krisis tiroid. Pada kasus tertentu gejala yang timbul juga dapat berupa kelemahan anggota badan
yang muncul secara tiba – tiba. Keluhan ini biasanya jarang ditemukan, namun jika terjadi dapat
diikuti dengan gangguan kontraki otot jantung, sehingga dapat mengancam nyawa pasien.
Terdapat dua mekanisme terjadinya kelemahan pada pasien tirotoksikosis, yaitu Thyroid
Periodic Paralysis(TPP) dan Tiroid miopati.

1.2Rumusan Masalah
1) Apa itu penyakit graves dan apa saja faktor penyebab penyakit graves?
2) Apa saja gejala dalam penyakit graves?
3) Apa saja metode untuk pengobatan penyakit graves?
4) Bagaimana cara mencegah penyakit graves?
1.3Tujuan Masalah
1) Dapat menjelaskan penyakit graves beserta faktor penyebabnya
2) Dapat menjelaskan gejala penyakit graves
3) Dapat menjelaskan metode untuk pengobatan penyakit graves
4) Dapat menjelaskan cara pencegahan penyakit graves
1

BAB II

ISI

2.1 Penyakit Graves dan Beberapa Faktor Penyebab

Penyakit Graves adalah penyebab penyakit paling umum dari hipertiroidisme di Amerika
Serikat. Penyakit ini lebih sering diderita perempuan ketimbang laki-laki dengan rasio 5 : 1.
Faktor genetik yang paling rentan terkena penyakit ini. (Kahaly G.J et al, 2011). Penyakit Graves
ditandai oleh munculnya gondok, takikardia, dan eksotalamus. Beberapa faktor lain disebabkan
karena faktor stres, infeksi, riwayat kelahiran, serta riwayat pasien merokok. (Brent G, 2010 ;
Lin S et al, 2012 ; Legawa NDB, 2014).

Faktor- faktor resiko antara lain : faktor genetik, faktor imunologis, infeksi, faktor trauma
psikis, iod Basedow, penurunan berat badan secara drastis, chorionic gonadotropin, periode post
partum, kromosom X, dan radiasi eksternal.

1. Faktor genetik
Ada dua gen yang dipostulasikan berperan dalam penyakit graves. Pertama gen dari
HLA, yang kedua gen yang berhubungan dengan alotipe IgG rantai berat (IgG heavy chain)
yang disebut Gm. Adanya gen Gm menunjukkan bahwa orang tersebut mampu memproduksi
immunoglobulin tertentu. Sehingga gen HLA berparan dalam mengatur fungsi limfosit T-
supresor dan T-helper dalam memroduksi TSAb, dan Gm menunjukkan kemampuan limfosit
B untuk membuat TSAb.
2. Faktor imunologis
Penyakit graves merupakan contoh penyakit autoimun yang organ spesifik, yang ditandai oleh
adanya antibodi yang merangsang kelenjar tiroid (thyroid stimulating antibody atau TSAb).

Teori imunologis penyakit graves :


 Persistensi sel T dan sel B yang autoreaktif
 Diwariskannya HLA khusus dang en lain yang berespon immunologic khusus
 Rendahnya sel T dengan fungsi suppressor
 Adanya cross reacting epitope
2

 Adanya ekspresi HLA yang tidak tepat


 Adanya klon sel T atau B yang mengalami mutasi
 Stimulus poliklonal dapat mengaktifkan sel T
 Adanya reeksposure antigen oleh kerusakan sel tiroid.

Pada penyakit graves dapat terjadi kegagalan sistem imun pada umumnya. Terbentuknya TSAb
dapat disebabkan oleh:

 Paparan infeksi atau zat lain yang menyebabkan terbentuknya antibodi yang dapat
bereaksi silang dengan jaringan tiroid. Salah satu bahan yang banyak diteliti adalah
organisme Yersinia enterocolica. Beberapa subtipe organisme ini mempunyai binding
sites untuk TSH, dan beberapa pasien dengan penyakit graves juga menunjukkan antibodi
terhadap anti-Yersinia.

 Produksi TSAb diawali dengan injury yang merubah susunan normal komponen tiroid,
mungkin sebagian dari reseptor TSH berubah jadi antigenik, sehingga bertindak sebagai
stimulus bagi pembentukan TSAb.

 Produksi TSAb disebabkan karena aktivasi sel limfosit B yang selama dirahim tidak
deleted. Kemampuan sel T untuk membentuk TSAb harus dirangsang dan mengalami
diferensiasi menjadi antibody- secreting cells yang secara terus-menerus distimulasi.
Aktivasi, pengembangan dan kelanjutannya mungkin terjadi karena rangsangan
interleukin atau sitokin lain yang diproduksi oleh sel T helper inducer. Secara ringkas
dapat dikatakan bahwa penyakit graves adalah kondisi autoimmun dimana terbentuk
antibody terhadap reseptor TSH. Penyakit graves adalah gangguan multifaktorial,
susceptibilitas genetik berinteraksi dengan faktor endogen dan faktor lingkungan untuk
menjadi penyakit. Termasuk dalam hal ini HLA-DQ dan HLA-DR juga gen non HLA
seperti TNF-β, CTLA 4 (Cytotoxic T Limphocyte Antigen 4), dan gen reseptor TSH.
Penyakit graves bersifat poligenik dan suseptibilitas gennya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti stress, merokok, dan beberapa faktor infeksi.
3

2.2 Gejala penyakit graves

Penyakit Grave disebabkan oleh respon sistem kekebalan tubuh yang abnormal yang
menyebabkan kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon tiroid.
Tidak diketahui kondisi apa yang menyebabkan penyakit autoimun ini. Kelenjar tiroid adalah
organ penting dari sistem endokrin. Kelenjar ini terletak di bagian depan leher di atas tempat
tulang selangka bertemu. Kelenjar ini melepaskan hormon tiroksin (T4) dan triiodothyronine
(T3), yang mengontrol metabolisme tubuh. Kontrol metabolisme penting untuk mengatur
suasana hati, berat badan, dan tingkat energi mental dan fisik.

 Gejala
Orang yang lebih muda biasanya memiliki gejala-gejala ini:
 Kecemasan atau gugup, serta masalah tidur
 Pembesaran payudara pada pria
 Masalah berkonsentrasi
 Kelelahan
 Sering buang air besar
 Rambut rontok
 Intoleransi panas dan peningkatan keringat
 Nafsu makan meningkat, meski berat badan turun
 Haid tidak teratur pada Wanita
 Kelemahan otot pinggul dan bahu
 Kemurungan, termasuk lekas marah dan marah
 Palpitasi (sensasi detak jantung yang kuat atau tidak biasa)
 Detak jantung cepat atau tidak teratur
 Sesak napas dengan aktivitas
 Tremor (tangan gemetar).
Sementara orang yang lebih tua biasanya merasakan gejala-gejala ini:
 Detak jantung cepat atau tidak teratur
 Sakit dada
 Kehilangan memori atau penurunan konsentrasi
 Kelelahan
4

Banyak orang dengan penyakit Graves terkadang memiliki masalah dengan mata mereka,
seperti:
 Bola mata tampak menonjol dan mungkin terasa sakit
 Mata bisa terasa teriritasi, gatal, atau lebih sering berair
 Penglihatan ganda
 Penurunan penglihatan dan kerusakan pada kornea pada kasus yang parah.

2.3 Metode perawaran penyakit graves


Pengobatan penyakit Graves bertujuan untuk mengurangi kelebihan produksi hormon tiroid dan
dapaknya bagi tubuh. Beberapa pilihan pengobatannya adalah:
 Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat diberikan oleh dokter untuk menangani penyakit Graves di
antaranya:
o Obat antitiroid, seperti methimazole dan propylthiouracil, untuk menghambat
produksi hormon tiroid
o Obat penghambat beta, seperti propranolol, metoprolol, atenolol, dan nadolol,
untuk mengurangi efek hormon tiroid pada tubuh, seperti detak jantung tidak
beraturan, gelisah, tremor, keringat berlebihan, dan diare

 Terapi yodium radioaktif


Terapi yodium radioaktif dilakukan dengan cara mengonsumsi pil yang mengandung yodium
radioaktif dosis rendah. Pil tersebut berfungsi menghancurkan sel tiroid yang terlalu aktif,
serta mengecilkan kelenjar tiroid, sehingga gejala akan berkurang secara bertahap selama
beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Terapi yodium radioaktif tidak direkomendasikan pada penderita yang mengalami Graves’
ophtalmopathy karena dapat membuat gejala semakin memburuk. Selain itu, terapi ini juga
tidak boleh digunakan pada wanita hamil dan ibu menyusui. Mengingat terapi ini bekerja
dengan cara menghancurkan sel tiroid, pasien kemungkinan besar akan memerlukan
tambahan hormon tiroid untuk meningkatkan jumlah hormon tiroid yang berkurang akibat
terapi ini.
5

 Operasi
Setelah operasi, pasien akan memerlukan terapi lanjutan berupa hormon tiroid sintetis untuk
meningkatkan kadar hormon tiroid yang rendah akibat pengangkatan kelenjar tiroid.
Tindakan ini berisiko menyebabkan kerusakan pada saraf pengatur pita suara. Risiko kerusakan
juga bisa terjadi pada kelenjar paratiroid, yang berfungsi untuk menghasilkan hormon pengatur
kadar kalsium dalam darah.
Perlu diketahui, Graves’ ophtalmopathy bisa tetap bertahan walaupun penyakit Graves itu sendiri
telah berhasil diobati. Bahkan, gejala Graves’ ophtalmopathy masih bisa memburuk hingga 3–6
bulan setelah pengobatan. Kondisi ini biasanya akan bertahan hingga setahun, kemudian mulai
membaik dengan sendirinya. Jika diperlukan, Graves’ ophtalmopathy akan diobati dengan
pemberian kortikosteroid atau teprotumumab. Pada beberapa kasus, operasi mungkin dibutuhkan
untuk mencegah kebutaan.

 Perawatan mandiri
Selain beberapa penanganan di atas, pasien penyakit Graves juga dianjurkan untuk mengubah
gaya hidup menjadi lebih sehat, dengan melakukan beberapa langkah sebagai berikut:
o Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan
o Berolahraga secara rutin
o Mengelola stres dengan baik
Sementara itu, penderita yang mengalami Graves’ ophtalmopathy dianjurkan untuk melakukan
hal-hal berikut:
o Menggunakan air mata buatan, yang bisa diperoleh di apotek
o Mengonsumsi obat kortikosteroid, yang telah diresepkan oleh dokter
o Menggunakan kacamata hitam agar mata terhindar dari paparan sinar matahari
o Memberikan kompres dingin di mata
o Meninggikan bagian kepala jika hendak tidur
o Tidak merokok
Pasien dengan gejala Graves’ dermopathy juga dapat melakukan perawatan dengan
menggunakan salep kortikosteroid, serta mengompres bagian kaki yang mengalami keluhan
untuk mengurangi pembengkakan.
6

2.4 Cara mencegah penyakit graves


Dalam kondisi graves, sistem kekebalan tubuh menyerang dan memengaruhi kelenjar tiroid.
Padahal, sistem kekebalan tubuh harusnya berperan dalam melindungi tubuh dari serangan virus
dan bakteri penyebab penyakit. Penyakit graves menyebabkan kelenjar tiroid menghasilkan
hormon tiroid dalam jumlah yang lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh.
Di dalam tubuh manusia, hormon tiroid berperan untuk mengatur banyak hal. Mulai dari fungsi
sistem saraf, perkembangan otak, serta suhu tubuh. Kabar buruknya, saat kadar hormon ini
terlalu banyak di dalam tubuh, maka risiko terjadinya gangguan yang serius pada jantung, otot,
tulang, mata, kulit, hingga siklus menstruasi dan masalah kesuburan.

Berikut adalah cara untuk mencegah penyakit graves:


1. Makanan Sehat
Salah satu cara alami untuk mengatasi penyakit graves adalah mengonsumsi makanan sehat.
Kamu bisa mencoba untuk menjalani dietnya dengan mengonsumsi jenis makanan tertetu, mulai
dari sayuran, buah segar, bumbu rempah, makanan probiotik, dan lemak omega-3.
Tujuan menjalani diet ini adalah untuk mengurangi peradangan didalam tubuh, meningkatkan
fungsi kekebalan tubuh agar lebih baik, hingga menjaga kesehatan usus. Pasalnya, peradangan
pada usus bisa memicu gangguan sistem kekebalan tubuh dan bisa disebabkan oleh kekurangan
nutrisi.

2. Kelola Stres
Tak dapat dimungkiri, salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh
adalah dengan menghindari stres. Reaksi tubuh terhadap stres yang terjadi nyatanya bisa memicu
reaksi autoimun dan memperparah gejala peradangan yang sudah ada.
Maka dari itu, pastikanlah untuk selalu menjaga dan mengolola tingkat stres agar penyakit graves
tidak semakin parah. Hindarilah hal-hal yang bisa memicu perubahan suasana hati, amarah dan
emosi, serta hal lain yang berkaitan dengan stres.

3. Rutin Berolahraga
Rutin berolahraga bisa menjadi obat alami untuk mengatasi gejala penyakit graves. Pasalnya,
berolahraga bisa membantu mengendalikan stres, membuat tubuh lebih santai, dan menurunkan
peradangan dalam tubuh. Agar lebih menyenangkan, lakukanlah jenis olahraga yang disukai,
sederhana, dan tidak terlalu berat untuk tubuh.
7

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Penyakit Graves merupakan penyebab utama dari hipertiroidisme dimana lebih banyak
ditemukan pada wanita dibanding pria, Penyakit Graves dapat disebabkan oleh faktor genetik
dan faktor imunologis. Pengobatan penyakit graves bisa dilakukan dengan terapi, operasi atau
perawatan sendiri. Dan cara mencegahnya dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup yang
sehat.
8

Anda mungkin juga menyukai