Anda di halaman 1dari 6

No.

PAUD-KB/20700/0300/12/2022

KB RAUDHATUL ISTIQOMAH
( NPSN 69992476 )
Jl. Mangunsarkoro Gg. RInjani RT.002 RW.014 Kec. Cianjur
Kab. Cianjur Prov. Jawa Barat

TERAKREDITASI C
( CUKUP )

11 Desember 2022 sampai dengan 11 Desember 2027

Jakarta, 11 Desember 2022


Lampiran Sertifikat Akreditasi No. PAUD-KB/20700/0300/12/2022

PENJELASAN HASIL AKREDITASI

Penjelasan Hasil Akreditasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
sertifikat akreditasi yang berisi tentang informasi tambahan yang berkaitan
dengan hasil akreditasi satuan pendidikan PAUD dan PNF.

Komponen 1. Stimulasi Pendidik Pada Aspek Nilai Agama Dan Moral

Pendidik telah melakukan stimulasi pada aspek perkembangan nilai agama dan
moral melalui kegiatan mempraktikkan berbagai pengalaman keagamaan
dalam konteks keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, seperti menanamkan
nilai-nilai agama melalui ‘Kisah Nabi dan Rasul’, mengenalkan makhluk-makluk
ciptaan Allah seperti binatang dan tumbuhan ketika kegiatan pengantar tema,
memberikan contoh perilaku baik pada sesama melalui pembiasaan salam.
Pendidik melatih anak untuk mempraktikkan kegiatan ibadah sesuai agama yang
dianut anak, seperti terbiasa melafalkan doa-doa harian, mengucapkan salam,
mengenalkan tata cara wudhu dan sholat. Pendidik juga menanamkan
pembiasaan untuk berperilaku terpuji pada diri anak melalui kegiatan salam dan
berjabat tangan ketika bertemu dengan guru dan orangtua untuk menumbuhkan
rasa hormat, menanamkan sikap jujur dalam melakukan kebiasaan harian anak
dan melatih anak untuk membantu orang lain, seperti membantu guru
merapihkan lingkungan kelas setelah digunakan. Pendidik belum optimal dalam
membiasakan perilaku baik terhadap makhluk ciptaan Tuhan dan mengenalkan
tempat ibadah yang dianut anak. Pendidik sebaiknya membiasakan anak untuk
menyayangi makhluk hidup lainnya seperti memelihara tanaman atau
menyayangi binatang melalui kegiatan rutin menyiram tanaman pagi hari,
merawat binatang peliharaan di rumah, atau diintegrasikan dalam tema
pembelajaran yang tercatat dalam program satuan pendidikan. Pendidik juga
dapat mengenalkan tempat ibadah kepada anak dengan cara melakukan
kegiatan keagamaan rutin di masjid terdekat atau dengan menggunakan media
maket, poster, puzzle tempat ibadah.

Komponen 2. Stimulasi Pendidik Pada Aspek Fisik Motorik

Pendidik telah melakukan stimulasi pada aspek perkembangan motorik kasar


anak melalui kegiatan rutin senam irama, gerak dan lagu, olah-tubuh seperti
bermain bola serta bermain APE luar. Pendidik telah melakukan stimulasi pada
kemampuan motorik halus anak dengan menyusun kegiatan main di kegiatan
pembelajaran seperti kegiatan main mengkoordinasikan kedua tangan
(memindahkan benda) ketika anak menyusun batu-batu untuk menirukan pola
garis, melatih kemampuan menggambar dan menyusun pada anak dengan
memberikan kesempatan pada anak untuk menggambar dan membangun
dari balok, membentuk kata dari menyusun huruf-huruf dan menggunakan alat
tulis ketika kegiatan menggambar dan melukis. Selain itu, pendidik telah
mengenalkan dan membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
anak di lingkungan sekolah melalui kegiatan pembiasaan mencuci tangan,
pemeriksaan rutin kebersihan kuku, menaruh sampah pada tempatnya,
merapikan lingkungan main setelah digunakan. Pendidik belum melakukan
pembiasaan menggosok gigi dan adanya pelonggaran mengabaikan standar
penanganan covid-19 di area lingkungan sekolah. Pendidik diharapkan dapat
melaksanakan kembali protokol kesehatan di sekolah serta membiasakan anak
untuk menggosok gigi dengan cara membuat jadwal rutin menggosok gigi di
sekolah dan bekerjasama dengan orangtua agar menjadi pembiasaan anak di
rumah.

Komponen 3. Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif

Pendidik telah melakukan stimulasi pada aspek perkembangan kognitif anak


melalui kegiatan bermain yang dapat mengembangkan kemampuan proses
pemecahan masalah yang dihadapi anak dalam kegiatan pembelajaran
dengan memberikan dukungan berupa pertanyaan, perluasan ide agar anak
dapat menyelesaikan kesulitan dalam kegiatan belajar dan memberikan
penghargaan berupa kata-kata pujian seperti ‘bagus, ‘hebat’, ‘keren’ ketika
anak berhasil mengerjakan kegiatan mainnya atau menjawab sesuatu ketika
berdiskusi. Pendidik juga melakukan stimulasi pada kemampuan berpikir logis, kritis,
dan kreatif anak untuk memahami konsep perbedaan, konsep menghubungkan,
dan pengelompokkan benda berdasarkan dengan ukuran/warna ketika kegiatan
belajar yang sesuai dengan tema pembelajaran. Pendidik juga melatih
pengembangan kemampuan berpikir simbolis pada anak dengan
memanfaatkan APE seperti kartu huruf yang dibuat sendiri, puzzle angka dan
bilangan pada anak, serta mengembangkan kemampuan mempresentasikan
‘sebuah benda’ dalam kegiatan membangun rumah dari balok’. Pendidik belum
melakukan stimulasi pada anak agar dapat mengidentifikasi masalah saat
berkegiatan. Pendidik diharapkan dapat memberikan kesempatan yang cukup
kepada anak agar dapat mengidentifikasi masalah dengan cara memberikan
pertanyaan terbuka saat anak bermain.

Komponen 4. Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa

Pendidik telah melakukan stimulasi pada aspek perkembangan bahasa anak,


seperti mengembangkan kemampuan memahami bahasa reseptif anak melalui
kegiatan menyimak pengantar tema. Mengembangkan kemampuan
mengungkapkan bahasa ekspresif anak dengan melakukan kegiatan diskusi
tanya jawab, berdialog dan menceritakan kembali apa yang anak ketahui dari
tema kegiatan. Selain itu, pendidik telah memfasilitasi proses pembelajaran
keaksaraan dengan menyusun kegiatan pra membaca dan menulis dengan
memanfaatkan bahan bacaan yang ada di sekolah seperti kartu-kartu huruf,
kata, angka dan area pojok baca. Pendidik belum memberikan kesempatan
pada anak untuk mengekspresikan ide/gagasan/pendapat dalam bentuk
tulisan/coretan. Pendidik diharapkan dapat mendukung kemampuan anak
dalam menuangkan ide menjadi bentuk coretan atau tulisan sesuai dengan
tahap perkembangan dan minat anak melalui kegiatan menggambar bebas
atau menuliskan/menggambarkan kegiatan harian anak dalam kegiatan jurnal
pagi.

Komponen 5. Stimulasi Pendidik Pada Aspek Sosial Emosional

Pendidik telah melakukan stimulasi pada aspek perkembangan sosial emosional


anak melalui kegiatan pembiasaan harian untuk menstimulasi kemampuan
pengendalian pada diri anak seperti terbiasa antri ketika kegiatan berbaris keluar-
masuk ruang kelas, disiplin menaruh sepatu pada raknya dan menunggu giliran
mencuci tangan. Pendidik juga menstimulasi anak untuk memiliki perilaku prososial
seperti peduli dengan lingkungan dan bekerjasama dalam kegiatan main bebas.
Pendidik mengenalkan simbol dan lambang negara serta keragaman budaya
daerah pada diri anak melalui kegiatan di tema pembelajaran untuk
mengenalkan bendera, lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan bahasa daerah
pada anak dengan menggunakan bahasa sunda sebagai pengantar kegiatan
pembelajaran. Pendidik belum melakukan stimulasi pada anak untuk
mengembangkan kemampuan tolong menolong, mengenal tari,lagu dan
pakaian daerah lainnya diluar budaya sunda. Pendidik diharapkan dapat
menyusun kegiatan ‘bakti sosial’ untuk mengembangkan kemampuan tolong
menolong dan menyusun tema kegiatan secara khusus yang berkaitan dengan
‘budaya daerah’ untuk mengenalkan keragaman budaya daerah yang ada di
Indonesia.

Komponen 6. Fasilitasi Pendidik Dalam Proses Pembelajaran

Pendidik telah memfasilitasi proses pembelajaran di satuan melalui kegiatan


pemanfaatan sumber belajar berbasis potensi lingkungan melalui kegiatan
mengunjungi kebun pisang dan menggunakan halaman sekolah untuk kegiatan
olahraga, dan bermain di APE luar. Pendidik juga telah memfasilitasi kegiatan
belajar yang terkait dengan menyediakan ragam pilihan main untuk kegiatan
main di ruang kelas. Pendidik memfasilitasi kegiatan belajar dengan menerapkan
tahapan pendekatan saintifik dalam kegiatan belajar dengan memberikan
kesempatan pada anak untuk mengamati, mengumpulkan informasi dan
mengasosiasikan kegiatan main dengan tema yang disampaikan, melatih anak
untuk berkarya sesuai ide dan minatnya khususnya untuk menghasilkan karya
sendiri sesuai dengan kegiatan main. Selain itu, pendidik telah
memberikan scaffolding dengan menata alat main sebelum berkegiatan,
memberikan inspirasi awal dan perluasan ide melalui kegiatan tanya jawab
sebelum anak memulai aktifitas main. Pendidik belum memberikan kebebasan
bereksplorasi pada diri anak terkait tema pembelajaran dan memaksimalkan
tahapan pendekatan saintifik dengan kegiatan tanya jawab mengkomunikasikan
kembali pengetahuan yang anak dapat dalam kegiatan. Pendidik diharapkan
dapat memberikan kesempatan lebih banyak pada anak untuk
mengkomunikasikan kembali pengetahuan yang telah di dapat dalam kegiatan
tanya jawab ketika ‘pengantar tema’ maupun ‘recalling’. Menjadikan anak
sebagai pusat, bukan lagi ‘teacher center’ agar dapat memberikan kebebasan
bereksplorasi ketika tema kegiatan diberikan pada anak.

Komponen 7. Fasilitasi Satuan Pendidikan Untuk Layanan Belajar Inovatif Dan


Pengembangan Profesionalitas PTK

Satuan pendidikan memfasilitasi layanan belajar yang inovatif dengan


memanfaatkan media pembelajaran berbasis IT dan teknologi untuk kegiatan
penyampaian tema. Satuan pendidikan juga memfasilitasi pengembangan
profesionalitas PTK dengan mengikutsertakan tenaga pendidik dan
kependidikannya dalam kegiatan seminar, pelatihan, workshop untuk
pengembangan diri PTK di bidang PAUD. Satuan pendidikan belum memiliki
metode pembelajaran yang khas yang dapat menjadi ciri khusus dari gaya
belajar sekolah, belum menjadi tempat penyelenggara pelatihan/diskusi
terbatas/observasi untuk kalangan yang membutuhkan informasi terkait bidang
PAUD, dan belum memfasilitasi PTK untuk melakukan kegiatan diskusi internal.
Satuan pendidikan diharapkan dapat menyusun metode pembelajaran yang
benar-benar sesuai kebutuhan dan kondisi sekolah dan melakukan kerjasama
dengan gugus ataupun organisasi mitra untuk membuat kegiatan ke-PAUD-an
yang dapat dilakukan di satuan. Satuan pendidikan juga dapat melakukan diskusi
terfokus secara terprogram guna meningkatkan kompetensi PTK dalam
pembelajaran.

Komponen 8. Keamanan Lingkungan

Satuan pendidikan telah mengupayakan keamanan dan keselamatan anak di


sekolah dengan memastikan pagar keluar masuk anak tertutup ketika kegiatan
pembelajaran, menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap
pendampingan ketika proses kegiatan antar jemput sekolah dan melakukan
kampanye keselamatan melalui lagu-lagu perlindungan diri, seperti ‘sentuhan’
dan ‘tepuk mobil’mengenalkan rambu-rambu lalu lintas. Satuan pendidikan
belum memaksimalkan upaya keamanan diri anak terkait praktik tanggap
darurat bencana (emergency drill). Satuan pendidikan diharapkan dapat
memanfaatkan kegiatan bermain peran untuk melakukan simulasi praktik
bencana darurat seolah pendidik dan anak menghadapi situasi ‘gempa’, ‘banjir’,
‘melakukan pertolongan pertama’ dan ‘kebakaran’ atau menyusun program
kerjasama dengan pihak yang dapat mendeskripsikan ‘praktik bahaya darurat’
ini, seperti puskesmas, tim pemadam kebakaran dan dinas penanggulangan
bencana untuk melakukan kegiatan pemberian informasi dan simulasi khusus
terkait penanggulangan darurat bencana tersebut.

Komponen 9. Dukungan Orangtua

Satuan pendidikan telah memfasilitasi orang tua untuk melakukan dukungan


terhadap proses pembelajaran dengan membentuk Persatuan Orangtua Murid
dan Guru (POMG) untuk membantu sekolah menjalankan program sekolah
seperti melaksanakan kegiatan parenting, pendampingan outing class dan
kegiatan pentas di akhir tahun ajaran. Satuan pendidikan juga membangun
sarana komunikasi dua arah dengan orangtua melalui
platform whatsapp dengan membuat grup bersama ataupun dalam kegiatan
rapat rutin pertemuan orangtua untuk mengkomunikasikan laporan
perkembangan anak dan informasi sekolah. Satuan pendidikan belum
melibatkan orangtua untuk menjadi narasumber atau guru pendamping di kelas
anak. Satuan pendidikan diharapkan dapat menyusun program bersama seperti
‘Kelas Inspirasi Orangtua’ atau ‘Parent’s Teaching’ untuk melibatkan orangtua
menjadi guru di kelas anak dengan berbagi pengalaman secara langsung
terkait profesi yang ditekuni atau menyampaikan suatu tema kegiatan di kelas
anak.

Komponen 10. Membiasakan Perilaku Hidup Sehat

Satuan pendidikan memfasilitasi anak untuk membiasakan perilaku hidup sehat di


lingkungan sekolah melalui penyediaan fasilitas untuk mencuci tangan,
berkegiatan di halaman sekolah ketika pagi hari untuk mendapatkan sinar
matahari secara langsung, dan memberikan kesempatan kepada anak untuk
minum air putih di setiap transisi kegiatan. Namun, satuan pendidikan belum
mengenalkan anak dengan makan sehat bergizi seimbang. Satuan pendidikan
diharapkan dapat menyusun program bersama dengan orangtua seperti
menjadwalkan kegiatan pengenalan makanan sehat gizi seimbang dan
menyusun menu makan sehat bergizi di dalamnya sehingga pembiasaan hidup
bersih dan sehat pada anak dapat terstimulasi optimal.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai