Anda di halaman 1dari 52

TK BLAMBANGAN

NPSN 69973027
Penjelasan Hasil Akreditasi

Validasi

Komponen 1: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Nilai Agama dan Moral

Pendidik telah menstimulasi dalam mempraktikkan berbagai pengalaman keagamaan dalam


konteks keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan mengenalkan daun Ciptaan Tuhan,
helikopter buatan manusia, memberi contoh perilaku baik terhadap manusia dengan
''mengucapkan terima kasih, bersalaman terhadap pendidik'', memberi contoh perilaku baik
terhadap makhluk dengan memberi susu pada anak sapi serta menyiram tanaman. Pendidik telah
menstimulasi dalam melakukan praktek ibadah sesuai agama dan keyakinan dengan membaca
doa belajar, doa kedua orang tua, doa keluar rumah, doa wudhu, mengucap dan membalas salam,
melakukan praktek wudhu' dan Sholat Dhuha, serta pengenalan masjid dengan berkunjung ke
masjid. Pendidik telah menstimulasi dalam berperilaku terpuji/berbudi luhur dengan bersalaman
terhadap pendidik dan tamu saat datang dan pulang sekolah untuk menghormati orang yang lebih
tua, menolong orang lain dengan membantu pendidik membereskan bola setelah bermain serta
menolong menatakan sepatu temannya. Pendidik belum menstimulasi dalam menanamkan nilai
keagamaan/keimanan melalui dialog, dongeng maupun bercerita dan bersikap jujur. Pendidik
sebaiknya menguatkan aspek nilai agama dan moral melalui kegiatan mempraktekkan bercerita
kisah keteladanan Nabi yang di dalamnya terdapat contoh perilaku baik dan kejujuran yang dapat
diambil dari kisah Nabi.

Komponen 2: Stimulasi Pendidik Aspek Fisik dan Motorik

Pendidik telah menstimulasi kemampuan motorik kasar anak melalui kegiatan berjalan, berlari,
melompat dengan bermain engklek, meloncat, meluncur, skipping saat bermain di halaman
sekolah, menekuk, meregang, mendorong, menarik, mengangkat, menurunkan, memutar,
melingkar dengan melakukan senam sejola Chiba, melempar, menangkap, menendang dan
memukul bola. Pendidik telah menstimulasi kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan
mengikat batu dengan karet sehingga dapat memindahkan benda dari tangan satu ke tangan
lainnya, menggambar bebas pola batik, menyusun balok, meremas kertas, menggunting kertas
untuk membuat kolase, membentuk batik, menggunakan alat tulis spidol untuk menggambar
pola. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenalkan dan membiasakan hidup bersih dan sehat
(PHBS) melalui kegiatan cuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun, gosok gigi dan
potong kuku yang terjadwal, membuang sampah pada tempatnya, membereskan bola setelah
bermain, serta standar penanganan covid 19 dengan terbiasa cuci tangan menggunakan sabun.
Pendidik sebaiknya tetap konsisten dalam memberikan stimulasi bahkan meningkatkan stimulasi
yang sudah diberikan misalnya dengan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dalam hal upaya
pemeriksaan kesehatan tubuh termasuk gigi, kuku dan badan serta support penyediaan fasilitasi
sarana kebersihan dan kesehatan seperti sikat gigi, pasta gigi dan sabun cuci tangan.

Komponen 3: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif


Pendidik telah menstimulasi kemampuan proses pemecahan masalah dengan memberikan solusi
terhadap anak saat kesusahan mengikat batu pada kain dengan karet, serta memberikan
dukungan kepada anak untuk menyelesaikan sendiri dan memberikan penghargaan dengan
mengucap bagus setelah anak dapat mengikat dengan benar. Pendidik telah menstimulasi
kemampuan dalam berpikir logis, kritis dan kreatif melalui kegiatan memahami persamaan dan
perbedaan daun panjang dan pendek saat berjalan menuju ke sentra batik, menghubungkan
jumlah batu dan karet yang sama, memahami konsep sebab akibat saat membuat batik untuk
berhati-hati agar warnanya tidak kena pada baju, sebab akibat sound tidak menyala karena tidak
dicolokkan kepada listrik. Pendidik telah menstimulasi kemampuan berpikir simbolis melalui
kegiatan mengenalkan huruf dengan membuat kolase biji-bijian membentuk huruf rumah, pintu,
mengenal konsep angka dengan melompat sambil mengenalkan angka dan huruf pada gambar
ular tangga dihalaman sekolah, menghitung batu, mempresentasikan berbagai benda dalam
bentuk karya dengan membatik ecoprint dari daun jarak, daun yodium, daun jati, membatik
canting, membatik coletan, mempresentasikan berbagai imajinasi dengan menggambar bebas
membentuk pola batik. Pendidik belum menstimulasi dalam mengklasifikasi berdasarkan bentuk,
ukuran dan warna. Pendidik sebaiknya membuat rancangan kegiatan saintifik, praktek
eksperimen tentang air, mengklasifikasi benda yang termasuk benda cair.

Komponen 4: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa

Pendidik telah menstimulasi memahami bahasa reseptif (menyimak) melalui kegiatan bercerita
sederhana tentang kambing dan kekhasan Banyuwangi dengan menonton video melalui
TV smart, saat apersepsi, inti dan recolling sehingga terdapat pertanyaan dan pernyataan dari
pendidik dan anak. Pendidik telah menstimulasi dalam mengungkapkan bahasa ekspresif melalui
kegiatan tanya jawab dan berkomunikasi secara lisan saat kegiatan apersepsi, inti dan recolling,
mengekspresikan perasaan ide dan keinginan dengan menggambar bebas pola batik sesuai
keinginan. Pendidik telah menstimulasi pembelajaran keaksaraan dengan kegiatan pra menulis
dengan menggambar bebas pola batik sesuai keinginan. Pendidik belum menstimulasi anak
menceritakan kembali, memegang dan menyentuh bahan bacaan serta kegiatan pra membaca.
Pendidik sebaiknya menstimulasi anak untuk melakukan kegiatan bermain melalui bercerita
tentang pengalaman atau yang terkait dengan tema sehingga perkembangan pada aspek bahasa
anak akan semakin maksimal dan dapat merancang kegiatan bermain untuk memfasilitasi
kegiatan pra membaca dan menulis dengan berbagai media melalui kegiatan mengenal huruf
menggunakan kartu huruf bergambar dan menulis dengan media tepung, pasir biji-bijian dan
lain-lain.

Komponen 5: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Sosial Emosional

Pendidik telah menstimulasi dalam mengendalikan diri dengan terbiasa antri cuci tangan, antri
berwudhu, disiplin berbaris saat upacara dan membuang sampah pada tempatnya, meletakkan
sepatu pada rak dan bertanggung jawab membereskan mainan setelah bermain dan
menyelesaikan tugas yang diberikan. Pendidik telah menstimulasi berperilaku prososial dengan
peduli lingkungan membuang sampah pada tempatnya, tolong-menolong dan bekerja sama
dalam membuat batik ecoprint serta main bola dan lompat tali secara bergantian Pendidik telah
menstimulasi mengenal dan mencintai negara melalui simbol dan lambang negara dengan
melakukan upacara bendera setiap hari Senin, hormat terhadap bendera merah putih,
menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Padamu Negeri, membaca teks Pancasila, mengenalkan
presiden RI dan wakil presiden RI. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal keragaman
budaya daerah dengan mengenalkan Tari Gandrung, tari kuntulan, serta mengenalkan baju adat
Banyuwangi dengan menonton video serta anak-anak menggunakan seragam adat Banyuwangi.
Pendidik belum mengenalkan bahasa daerah dan lagu daerah. Pendidik sebaiknya mengenalkan
bahasa dan lagu daerah dengan memasukkan dalam rancangan kegiatan harian dan pada program
kerja tahunan sekolah seperti saat peringatan hari besar, hari Kartini atau pentas akhir tahun.

Komponen 6: Fasilitasi Pendidik Dalam Proses Pembelajaran

Pendidik telah memanfaatkan sumber belajar berbasis potensi lingkungan dengan berkunjung ke
damkar, sentra batik dekat sekolah, Margo Utomo, kandang kambing, lapangan, memanfaatkan
makhluk hidup tanaman kambing dan anak sapi serta bahan-bahan yang ada di lingkungan
sekitar seperti batu, daun jarak, daun yodium, daun jati, ulekan. Pendidik telah menstimulasi
dalam menyediakan berbagai pilihan kegiatan bermain sesuai dengan tahapan perkembangan
anak yaitu membatik canting, membatik coletan, membatik ecoprint, membatik tiedie serta
membuat pola batik menggunakan spidol, terkait dengan konteks lingkungan dengan membuat
batik dan mengandung tiga jenis main yaitu sensori motor dengan menggambar pola batik,
pembangunan dengan membuat batik dan main peran dengan menjadi pembatik.. Pendidik telah
memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati batik melalui
video pada TV smart, terdapat tanya jawab tentang jenis-jenis batik dan mengkomunikasikan
dengan membatik. Pendidik telah menstimulasi berkarya sesuai ide dan minatnya dengan
membuat karya sendiri membatik coletan dan membuat karya bersama teman dengan membatik
ecoprint dan memberikan kebebasan memanfatkan alat dan bahan yang ada di lingkungan dalam
membuat batik dari daun jarak , daun yodium, daun jati, kain . Pendidik telah menstimulasi
dalam memberikan dukungan scaffolding pada anak untuk melakukan kegiatan dengan menata
alat dan bahan sebelum kegiatan bermain, memberikan inspirasi awal dengan menonton video
pada TV smart, memberikan dukungan dan perluasan ide saat membatik coletan dan membuat
pola batik. Pendidik belum memberikan kemerdekaan pada anak untuk belajar karena anak
dibatasi 1 kegiatan saja dan pilihan kegiatan bermain yang mengandung tiga jenis main,
mengumpulkan informasi dan mengasosiasikan pengetahuan melalui kegiatan bermain,
memberikan kebebasan dan otonomi kepada anak untuk mengeksplorasi ide. Pendidik sebaiknya
memfasilitasi pembelajaran dengan 4 ragam main yang mengandung 3 jenis main yaitu main
sensorimotor, main peran (mikro/makro), dan main pembangunan (secara terstruktur atau sifat
cair) yang memanfaatkan alat dan bahan berbasis lingkungan sekitar dan memberikan kebebasan
main untuk mengeksplorasi bahan main. Memfasilitasi dan melakukan tahapan saintifik secara
urut dengan 5M yaitu mengamati, menanya, memberikan informasi, mengasosiasikan dan
mengkomunikasikan, memberikan kebebasan main untuk mengeksplorasi bahan main,
memfasilitasi anak untuk untuk membuat karya bersama, misal kegiatan proyek dan
memberikan scaffolding dengan menata alat/bahan sebelum pembelajaran dilaksanakan dan
memberikan inspirasi awal.

Komponen 7: Fasilitasi Satuan Pendidikan Untuk Layanan Inovatif dan Pengembangan


profesional PTK
Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam memfasilatasi layanan belajar yang inovatif dengan
melakukan inovasi model/ metode pembelajaran dari KTSP menjadi KOSP, terdapat SK
peninjauan kurikulum dari KTSP menjadi KOSP, mengaitkan pembelajaran dengan budaya lokal
yaitu ''Tari Gandrung dan Tari Kuntulan yang terjadwal'', serta memanfaatkan media belajar
berbasis IT yaitu menonton video melalui TV smart yang dilakukan setiap hari. Satuan
pendidikan telah menstimulasi dalam memfasilitasi pengembangan profesionalitas pendidik dan
tenaga kependidikan dengan mengikuti pelatihan atau workshop, serta pengembangan
profesional secara berkelanjutan dengan menganggarkan mutu peningkatan pendidik dan tenaga
kependidikan di dalam RAPBS.Pendidik belum menstimulasi dalam menjadi tempat pelatihan
dan diskusi internal berbagai praktik baik. Satuan pendidikan sebaiknya dapat menjalin
kerjasama dengan Universitas terdekat/Dinas Pendidikan / organisasi mitra dan lain-lain,
menyusun program RKT – RKJM (Rencana Kerja Jangka Menengah) tentang pengembangan
diri untuk mengikuti diklat.

Komponen 8: Keamanan dan Lingkungan

Satuan pendidikan telah mengupayakan keamanan anak dan lingkungan dengan menerapkan
standar dan prosedur keselamatan, membuat SOP P3K, melakukan safety
talk (mengkampanyekan prosedur keselamatan) dengan memperingatkan kepada anak untuk
berhati-hati terhadap orang yang tidak dikenal saat pulang sekolah, serta melakukan emergency
drills praktek menghadapi keadaan darurat dengan berkunjung ke DAMKAR dan BPBD.Satuan
pendidikan menstimulus dengan optimal akan keamanan dan lingkungan. Satuan pendidikan
sebaiknya dapat mempertahankan dan meningkatkan stimulasi dalam keamanan dan lingkungan.

Komponen 9: Dukungan Orangtua

Dukungan orang tua terhadap proses pembelajaran terbentuknya persatuan orang tua yang telah
memiliki SK penetapan, terdapat media komunikasi 'berbentuk WhatsApp group', kerjasama
dengan satuan saat kegiatan beres-beres peralatan bermain, piket kelas dan melibatkan orang tua
untuk menjadi narasumber atau guru pendamping di kelas anak pada kelas inspirasi dengan
keahlian membatik. Dukungan orangtua terstimulus secara optimal dalam proses pembelajaran.
Satuan pendidikan sebaiknya mempertahankan kerja sama dengan orang tua murid, sehingga
satuan pendidikan dapat mewujudkan program-program sekolah dengan baik.

Komponen 10: Membiasakan Perilaku Hidup Sehat

Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam memfasilitasi pengenalan dan pembiasaan perilaku
hidup sehat dengan mengenalkan makanan sehat bergizi seimbang dengan pemberian PMT
setiap 1 bulan sekali terdapat jadwal menu, makan kue tradisional yang disediakan sekolah,
pembiasaan minum air putih dalam jumlah yang cukup, cuci tangan dengan sabun dan kegiatan
di luar kelas untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup. Satuan pendidikan menstimulus
dengan optimal dalam memfasilitasi pengenalan PHBS. Satuan Pendidikan sebaiknya
mempertahankan pola hidup sehat yang sudah dilakukan secara rutinitas seperti membiasakan
minum air putih dalam jumlah yang cukup serta membiasakan anak untuk beraktivitas di luar
ruangan untuk mendapatkan sinar matahari, sehingga anak terbiasa untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat.
KB SANTO PAULUS
NPSN 69912192

Komponen 1: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Nilai Agama dan Moral

Pendidik telah menstimulasi dalam menanamkan melalui kegiatan bernyanyi dan pujian kepada
Bunda Maria, perilaku baik terhadap manusia melalui kegiatan mendoakan orang tua dan
sahabat, contoh perilaku baik terhadap tanaman dan binatang dengan memberi makan ikan.
Pendidik telah menstimulasi anak untuk dapat berdoa pagi dan sebelum belajar,
mengucapkan/membalas salam, menirukan praktik Ibadah Misa awal tahun ajaran, dan
mengenalkan tempat ibadah melalui kegiatan berkunjung ke Gereja. Pendidik telah menstimulasi
dalam pembiasaan untuk berperilaku terpuji atau berbudi luhur melalui kegiatan mengucapkan
selamat pagi saat anak masuk kemudian bersalaman dengan pendidik, menolong orang lain
dengan membereskan alat main. Pendidik belum membiasakan anak untuk bersikap jujur.
Pendidik belum terstimulasi dalam mengenalkan ciptaan Tuhan, hasil karya manusia dan
bersikap jujur. Pendidik sebaiknya dapat menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada anak dan
membedakan benda ciptaan Tuhan, benda buatan manusia, dan bersikap jujur misalnya melalui
metode bercerita dengan menggunakan multi sumber belajar seperti video pembelajaran/buku
cerita/alat peraga edukatif.

Komponen 2: Stimulasi Pendidik Aspek Fisik dan Motorik

Pendidik telah menstimulasi kemampuan motorik kasar dalam berjalan, melompat, menekuk dan
meregangkan tangan melalui kegiatan senam, melambungkan, lempar tangkap dan menendang
bola melalui kegiatan permainan luar. Pendidik telah menstimulasi kemampuan motorik halus
dalam memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya melalui kegiatan menuangkan
deterjen, mewarnai, menyusun bombik, membentuk bunga mawar, dan menggunakan alat tulis
melalui kegiatan mencoret dengan pensil. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenalkan
pembiasaan Pengenalan hidup bersih dan sehat dalam mencuci tangan dengan air mengalir
menggunakan sabun, menaruh sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan setelah
bermain. Pendidik belum membiasakan anak menggosok gigi dan memotong kuku, serta
melaksanakan standar penanganan covid-19 dengan baik. Pendidik sebaiknya dalam memberikan
stimulasi bahkan meningkatkan stimulasi yang sudah diberikan misalnya dengan bekerjasama
dengan Dinas Kesehatan dalam hal upaya pemeriksaan kesehatan tubuh termasuk gigi, kuku dan
badan serta support penyediaan fasilitasi sarana kebersihan dan kesehatan seperti sikat gigi, pasta
gigi dan sabun cuci tangan.

Komponen 3: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif

Pendidik telah menstimulasi dukungan (scaffolding) kepada anak saat anak melakukan kegiatan
praktik gunung meletus, memberikan penghargaan pada anak dengan kata "pintar". Pendidik
telah menstimulasi dalam berpikir logis, kritis dan kreatif dengan memahami persamaan dan
perbedaan melalui kegiatan berbaris sesuai dengan jenis kelamin, memahami konsep
menghubungkan melalui kegiatan dialog tentang warna merah seperti darah, mengklasifikasi
berdasarkan warna bombik, dan memahami konsep sebab-akibat melalui kegiatan eksperimentasi
gunung meletus. Pendidik telah menstimulasi berpikir simbolis dengan mengenal, menyebutkan
dan menggunakan konsep bilangan huruf melalui kegiatan berhitung. . Pendidik belum
menstimulasi anak agar bisa mengidentifikasi masalah yang dihadapi sesuai dengan tingkat usia,
menstimulasi anak untuk mencari solusi masalah yang dihadapi, dan memberikan penghargaan
kepada anak apabila masalah sudah terpecahkan, sebab akibat, konsep menghubungkan,
kemampuan anak untuk berpikir simbolis dengan Mempresentasikan berbagai benda dalam
bentuk karya. Pendidik sebaiknya memberikan dukungan main kepada anak untuk dapat
mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan mencari solusi masalah yang dihadapi dengan
meronce yaitu saat anak kesulitan memasukkan benang, guru bertanya apa yang membuatmu
kesulitan dan apa yang harus kamu lakukan. Pendidik dapat menyiapkan kegiatan yang
menstimulasi kemampuan anak dalam memahami klasifikasi melalui kegiatan mengelompokkan
benda sesuai warna, ukuran, bentuk dengan menggunakan berbagai bahan berbasis lingkungan.
Pendidik dapat menstimulasi anak untuk mempresentasikan berbagai benda dalam bentuk karya
dengan menyediakan berbagai kegiatan berbasis proyek

Komponen 4: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa


Pendidik telah memfasilitasi bahasa reseptif dengan cerita sederhana, pertanyaan, dan pernyataan
sederhana tentang orang yang kaya. Pendidik telah menstimulasi bahasa ekspresif dengan tanya-
jawab, berkomunikasi secara lisan tentang laut. Pendidik telah memfasilitasi kegiatan
mengamati/memegang bahan bacaan tentang gambar jari dan membacanya serta pra menulis
melalui kegiatan mencoret membentuk garis. Pendidik belum memfasilitasi proses pembelajaran
dalam menstimuliasi anak untuk mengungkapkan bahasa (ekspresif) dengan
bercerita/menceritakan kembali yang diketahui dan mengekspresikan perasaan/ide/keinginan
dalam bentuk coretan/tulisan. Pendidik sebaiknya menstimulasi anak melalui kegiatan dengan
metode bercerita, story telling, panggung boneka. Pendidik memberikan kesempatan pada anak
untuk menceritakan kembali pengetahuan yang sudah dialaminya dan memfasilitasi kegiatan
yang dapat memberikan kebebasan pada anak untuk mengekspresikan idenya dalam bentuk
jurnal pagi, menggambar bebas, atau berkreasi dengan berbagai benda, misal menggunakan
arang, buah naga dan lain-lain.

Komponen 5: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Sosial Emosional

Pendidik telah menstimulasi mengendalikan diri anak dengan kebiasaan antri pada kegiatan
masuk kelas, disiplin dengan menaruh sepatu di rak, bertanggungjawab dengan menyelesaikan
tugas. Pendidik telah menstimulasi dalam berperilaku prososial melalui kegiatan kotak amal
setiap hari jumat, tolong menolong teman sait main prosotan, bekerjasama membereskan mainan,
dan main prosotan bergantian. Pendidik telah menstimulasi anak untuk mengenal dan mencintai
Simbol dan Lambang Negara yaitu Lagu Nasional dengan menyanyikan lagu Garuda Pancasila,
mengucapakan sila Pancasila, bendera negara, Presiden RI dan Wakil Presiden RI dengan dialog
tanya jawab dan membuat pigora. Pendidik telah menstimulasi anak untuk mengenal keragaman
budaya daerah yaitu bahasa daerah dengan bernyanyi ''Yen Esuk Sugeng Enjing''. Pendidik
belum menstimulus dalam mengenalkan lagu-lagu, tarian, dan pakaian daerah. Pendidik
sebaiknya menstimulasi pengenalan tarian daerah, lagu daerah dan pakaian daerah kepada anak
yang terprogram pada ekstrakurikuler lembaga atau dijadwalkan setiap 1 bulan sekali di akhir
pekan dan mengenalkan pakaian daerah saat perayaan budaya daerah atau melihat pakaian
daerah dengan media video pembelajaran.

Komponen 6: Fasilitasi Pendidik Dalam Proses Pembelajaran

Pendidik telah menggunakan Gereja, Fish Garden, kampung gerabah., memanfaatkan ikan,
pasir, serbuk gergaji, deterjen, cuka, pewarna makanan dan soda sebagai potensi sumber belajar
berbasis potensi lingkungan sekitar. Pendidik telah memanfaatkan ikan, pasir, serbuk gergaji,
deterjen, cuka, pewarna makanan dan soda sebagai sumber belajar berbasis potensi lingkungan
sekitar . Pendidik telah menstimulasi pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan
mengamati tentang gunung meletus. Pendidik telah menstimulasi anak untuk membuat karya
membuat bunga mawar dari bombik yang dibuat sendiri dan membuat karya eksperimentasi
gunung meletus yang dibuat bersama dengan temannya. Pendidik telah menstimulasi dalam
memberikan inspirasi awal dengan bereksperimen dan pemberian dukungan saat menggunakan
miniatur gunung. Pendidik belum terstimulus kegiatan bermain yang memfasilitasi kemerdekaan
anak untuk belajar dan kegiatan bermain yang mengandung tiga jenis main, mengumpulkan
informasi , mengasosiasikan, bebas memanfaatkan alat/bahan untuk membuat karya, menata alat
dan bahan dan kebebasan dan mengeksplorasi ide-ide mereka dan menentukan sendiri. Pendidik
sebaiknya memfasilitasi pembelajaran yang mengandung 3 jenis yaitu main sensorimotor, main
peran (mikro/makro), dan main pembangunan (secara terstruktur atau sifat cair) yang
memanfaatkan alat dan bahan berbasis lingkungan sekitar dan memberikan kebebasan main
untuk mengeksplorasi bahan main, melakukan penataan lingkungan main sebelum pembelajaran
dan menerapkan pendekatan saintifik dengan menstimulasi anak untuk bertanya dan
mengumpulkan informasi dengan menggunakan sumber belajar yang beragam dan bersifat
kontekstual.

Komponen 7: Fasilitasi Satuan Pendidikan Untuk Layanan Inovatif dan Pengembangan


profesional PTK

Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam memfasilitasi layanan belajar yang inovatif dengan
inovasi model atau metode pembelajaran yaitu menggunakan kurikulum merdeka, memanfaatkan
media belajar berbasis IT dan digital yaitu menggunakan proyektor. Satuan pendidikan belum
mengaitkan pembelajaran dengan budaya lokal, dan menjadi
tempat .pelatihan/workshop/observasi/studi banding/pengembangan model/riset PAUD. Satuan
pendidik mengupayakan perubahan metode pembelajaran dengan menggunakan multi metode
dalam mengajar atau menggunakan model pembelajaran yang memungkinkan
diimplementasikan di Lembaga sesuai dengan potensi karakteristik yang dimiliki, memfasilitasi
dan melayani satuan untuk menjadi tempat pelatihan/magang/observasi yang disesuaikan dengan
kemampuan satuan serta dapat memulai kerjasama dengan Universitas terdekat/Dinas
Pendidikan / organisasi mitra dan lain-lain, menyusun program RKT – RKJM (Rencana Kerja
Jangka Menengah) tentang pengembangan diri untuk mengikuti diklat.

Komponen 8: Keamanan dan Lingkungan

Satuan pendidikan telah menerapkan standar dan prosedur keselamatan anak melalui kegiatan
memastikan anak dijemput oleh orangtuanya dan aman ketika main APE luar. Satuan pendidikan
belum mengadakan praktik menghadapi keadaan darurat, melakukan mengkampanyekan
prosedur kesalamatan dan keamanan secara berkala. Satuan pendidikan sebaiknya
mengkampanyekan prosedur keselamatan dengan memasang banner atau flyer tentang keamanan
dan memprogramkan praktek menghadapi keadaan darurat seperti praktek menghadapi gempa
bumi, tanah longsor, banjir yang bekerjasama dengan instansi terkait seperti polisi, DLH (Dinas
Lingkungan Hidup), Damkar/ pihak lainnya.

Komponen 9: Dukungan Orangtua

Dukungan orangtua terhadap proses pembelajaran dengan terbentuknya WAG sebagai media
komunikasi pihak sekolah dengan wali murid. Satuan pendidikan tetap menjalin kerjasama yang
baik dengan orang tua dan terus mengembangkan kegiatan yang dapat mempererat hubungan
serta menyusun jadwal kelas inspiratif yang tertuang pada program tahunan dan menyusun
program kelas inspiratif untuk menghadirkan orang tua sebagai narasumber di sekolah sesuai
dengan keahliannya /kompetensi yang dimiliki orangtua.

Komponen 10: Membiasakan Perilaku Hidup Sehat


Satuan pendidikan telah mengenalkan dan membiasakan perilaku hidup sehat melalui makanan
sehat bergizi seimbang pada kegiatan makan bersama dan pemberian PMT setiap bulan,
membiasakan minum air putih dalam jumlah yang cukup, membiasakan mencuci tangan dengan
sabun, membiasakan berkegiatan di luar kelas pada pagi hari untuk mendapatkan sinar matahari
melalui kegiatan senam pagi. Satuan pendidikan secara optimal dalam membiasakan perilaku
hidup sehat. Satuan pendidikan sebaiknya mempertahankan pola hidup sehat yang sudah
dilakukan secara rutinitas seperti membiasakan minum air putih dalam jumlah yang cukup serta
membiasakan anak untuk beraktivitas di luar ruangan untuk mendapatkan sinar matahari.
Sehingga anak terbiasa untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

KB TWINKLE
NPSN 69763398

Komponen 1: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Nilai Agama dan Moral

Pendidik telah menstimulasi dalam praktek berbagai pengalaman keagamaan dalam konteks
keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui kegiatan berdoa. Pendidik mengenalkan
makhluk ciptaan Tuhan dan mengenalkan benda hasil karya manusia memberikan contoh
perilaku baik sesuai dengan nilai agama terhadap manusia sebagai ciptaan Tuhan YME melalui
bersalaman dan memebri salam, serta meminta maaf kepada teman. Pendidik memberikan
contoh perilaku baik terhadap makhluk ciptaan Tuhan YME melalui kegiatan memelihara
tanaman kentang dan menyayangi binatang dengan memebri makan kambing. Pendidik telah
menstimulasi dalam mempraktikkan praktik ibadah dengan membaca doa harian, mengucapkan
salam, menirukan praktik ibadah dan mengenalkan gereja sebagai tempat ibadah di hari jumat.
Pendidik telah menstimulasi pembiasaan perilaku terpuji/berbudi luhur dengan menghormati
menghormati orang yang lebih tua dengan bersalaman, membiasakan bersikap jujur dengan
menjawab siapa yang mengantar anak ke sekolah, dan menolong orang lain dengan merapikan
tas. Pendidik sebaiknya terus konsisten dalam memberikan stimulasi bahkan meningkatkan
ragam stimulasi yang diberikan misalnya dengan menggunakan variasi sumber belajar dalam
menanamkan nilai-nilai keagamaan seperti video pembelajaran, buku cerita maupun kartu
gambar.

Komponen 2: Stimulasi Pendidik Aspek Fisik dan Motorik

Pendidik telah menstimulasi dalam menunjukkan kemampuan motorik kasar melalui kegiatan
bermain bola serta berlari dan melompat. Pendidik telah menstimulasi motorik halus melalui
memindahkan roti dari tangan satu ke tangan lainnya, menggambar oarng sedang membawa
balon, menyusun balok sesuai warna, menyusun leggo membentuk pohon, meremas spon dan
menggunakan alat tulis saat menggambar bebas bentuk orang. Pendidik telah menstimulasi
dalam mengenal dan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat melalui kegiatan mencuci
tangan dengan air mengalir menggunakan sabun, membuang sampah pada tempatnya,
membersihkan lingkungan setelah bermain, dan tetap menerapkan standar penanganan covid-19
dengan memakai masker. Pendidik belum menstimulasi dalam memotong kuku. Pendidik
sebaiknya dapat memprogramkan kegiatan memotong kuku secara berkala dan menerapkan
standar penanganan covid – 19 dengan menggunakan hand sanitizer, masker dan lain-lain.

Komponen 3: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif

Pendidik telah menstimulasi kemampuan anak dalam proses pemecahan masalah dengan
mendampingi selama pembelajaran dan memberikan penghargaan berupa jempol tangan setelah
anak selesai senam. Pendidik telah menstimulasi pemahaman persamaan dan perbedaan melalui
kegiatan bermain balok yang di susun mana yang lebih tinggi, menghubungkan jari tangan
dengan angka, mengklasifikasi berdasarkan warna dan bentuk mellaui kegiatan bermain balok.
Pendidik telah menstimulasi kemampuan anak untuk berpikir simbolis dengan mengenal
bilangan menggunkan jari tangan dan mengenal konsep huruf mealui kartu huruf. Pendidik
belum menstimulasi dalam identifikasi masalah dan mencari solusi masalah yang dihadapi,
memahami konsep sebab akibat, mempresentasikan berbagai benda dalam bentuk karya.
Pendidik sebaiknya dapat menstimulasi kemampuan untuk mencari solusi masalah yang
dihadapi dengan memberikan pertanyaan pemantik, melakukan percobaan saint seperti
terjadinya gunung meletus guna menjelaskan sebab akibat, mempresentasikan benda/imajinasi
dalam bentuk karya, anak perlu diberi kesempatan untuk mengkreasikan ide dengan berbagai
media beragam agar anak terstimulasi untuk berkarya dan bangga menunjukkan hasil karyanya
melalui bercerita atau mempresentasikan kepada teman/ orang lain.

Komponen 4: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa

Pendidik telah menstimulasi dalam memfasilitasi proses pembelajaran agar anak memahami
bahasa reseptif melalui cerita sederhana pertanyaan sederhana tentang rumah dan kejujuran dan
pernyataan sederhana tentang rumah. Pendidik telah menstimulasi dalam memfasilitasi proses
pembelajaran dalam menstimuliasi anak untuk mengungkapkan bahasa (ekspresif) melalui anak
menjawab pertanyaan tentang rumah serta menggambar bebas. Pendidik telah menstimulasi
dalam memfasilitasi proses pembelajaran keaksaraan dengan mengamati buku cerita serta
mengekspresikan perasaan melalui coretan atau tulisan melalui menggambar bebas. Pendidik
telah menstimulasi secara optimal dalam aspek Bahasa. Pendidik sebaiknya konsisten dalam
memberikan stimulasi pada aspek bahasa ini bahkan meningkatkan dengan ragam stimulasi yang
bervariasi seperti menambah ragam kegiatan main pada sudut baca kelas misalnya dengan
kegiatan bermain kartu gambar, kartu huruf , mendengarkan dongeng, dan coretan jurnal pagi
untuk menuangkan ide-ide dan perasaan anak.

Komponen 5: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Sosial Emosional

Pendidik telah menstimulasi pengendalian diri anak dengan membiasakan antri masuk dan keluar
kelas, disiplin meletakkan sepatu pada tempatnya, serta bertanggung jawab pada kegiatan yang
dilakukan. Pendidik telah menstimulasi berperilaku prososial anak dengan aktivitas peduli teman
dengan berbagi makanan, peduli lingkungan dengan membereskan alat main, stimulasi tolong
menolong dengan mengembalikan mainan, bekerjasama dalam bermain, serta main bergantian
saat kegiatan bermain bola dan rumah-rumahan. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal
dan mencintai negara melalui simbol dan Lambang Negara yang meliputi Bendera Negara Sang
Merah Putih, Garuda Pancasila, Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya, Presiden RI dan Wakil
Presiden RI. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal keragaman budaya daerah melalui
pakaian daerah, tarian daerah dan lagu daerah yaitu lagu Ampar-ampar Pisang. Pendidik belum
terstimulasi dalam pengenalan Bahasa. Pendidik sebaiknya menstimulasi dalam mengenal
keragaman budaya daerah seperti pengenalan bahasa dengan membuat jadwal kegiatan, misal:
kamis budaya dan menggunakan Bahasa Jawa.

Komponen 6: Fasilitasi Pendidik Dalam Proses Pembelajaran

Pendidik telah memfasilitasi dalam memanfaatkan sumber belajar berbasis potensi lingkungan
sekitar dengan memanfaatkan Legok Asri untuk outbound, ke kebun binatang, keliling sekitar
sataun pendidikan, Cooking class ke Paparon's dan pengenalan makhluk hidup sebagai sumber
belajar berupa tanaman dan binatang serta telah memanfaatkan berbagai bahan lingkungan.
Pendidik telah menstimulasi dalam memfasilitasi penyediaan berbagai pilihan kegiatan main
sesuai dengan tahap perkembangan dan minat anak antara lain dengan memfasilitasi
kemerdekaan anak untuk belajar, tersedianya berbagai pilihan kegiatan bermain yang
mengandung tiga jenis main. Pendidik telah menstimulasi dalam memfasilitasi pendekatan
saintifik sesuai dengan tingkat usia anak yang ditandai dengan mengajak anak untuk mengamati
miniatur rumah terkait pengetahuan yang akan dikenalkan. Pendidik telah menstimulasi anak
agar dapat berkarya sesuai ide dan minatnya dengan menggunakan berbagai alat dan bahan pada
saat bermain peran, main memindahkan bola, dan bersama teman bermain peran. Pendidik telah
menstimulasi dalam memfasilitasi dukungan pada anak saat melakukan kegiatan melalui
penataan alat atau bahan untuk menstimulasi pemikiran keingintahuan eksplorasi, dan
percakapan anak menginspirasi awal sebelum anak bermain melalui benda asli sesuai tema dan
kegiatan. Pendidik belum menstimulasi dalam memfasilitasi penyediaan konteks lingkungan
(kemaritiman, pertanian, industri), memfasilitasi anak untuk mengumpulkan informasi dan
mengasosiasikan menggunakan berbagai media terkait dengan pengetahuan yang akan
dikenalkan, memberi kebebasan memanfaatkan alat dan bahan yang ada disekitarnya untuk
membuat karya, memberikan kebebasan dan otonomi kepada anak untuk mengeksplorasi ide-ide
mereka dan menentukan sendiri kegiatan yang akan dilakukan oleh anak. Pendidik sebaiknya
memfasilitasi pembelajaran dengan 4 ragam main yang mengandung 3 jenis main yaitu main
sensorimotor, main peran (mikro/makro), dan main pembangunan (secara terstruktur atau sifat
cair) yang memanfaatkan alat dan bahan berbasis lingkungan sekitar dan memberikan kebebasan
main untuk mengeksplorasi bahan main. Memfasilitasi dan melakukan tahapan saintifik secara
urut dengan 5M yaitu mengamati, menanya, memberikan informasi, mengasosiasikan dan
mengkomunikasikan. Memberikan kebebasan main untuk mengeksplorasi bahan main,
memfasilitasi anak untuk untuk membuat karya bersama, misal kegiatan proyek dan memberikan
scaffolding dengan menata alat/bahan sebelum pembelajaran dilaksanakan dan memberikan
inspirasi awal.

Komponen 7: Fasilitasi Satuan Pendidikan Untuk Layanan Inovatif dan Pengembangan


profesional PTK

Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam memfasilitasi layanan belajar yang inovatif antara
lain melalui memanfaatkan media belajar berbasis IT dan digital dengan kegiatan
mempresentasikan karya, menjadi tempat observasi mahasiswa PGPAUD Narotama. Satuan
pendidikan telah menstimulus dalam memfasilitasi pengembangan profesionalitas pendidik dan
tenaga kependidikan melalui program pelatihan IKM tetapi pada diskusi internal. Satuan
pendidik belum menstimulus dalam mengupayakan adanya layanan inovatif melalui inovasi
model atau metode pembelajaran serta mengaitkan pembelajaran dengan budaya lokal dan
memfasilitasi pengembangan keprofesian berkelanjutan. Satuan pendidikan sebaiknya dapat
menciptakan program inovasi sekolah seperti mengupayakan perubahan metode pembelajaran
dengan menggunakan multi metode dalam mengajar atau menggunakan model pembelajaran
yang memungkinkan diimplementasikan sesuai dengan potensi yang dimiliki, mengaitkan
pembelajaran dengan budaya lokal, memfasilitasi dan melayani untuk menjadi tempat
pelatihan/magang/observasi yang disesuaikan dengan kemampuan satuan dan bekerjasama
dengan Universitas terdekat/Dinas Pendidikan /Oorganisasi Mitra dan lain-lain serta
merencanakan jadwal dan melakukan program diskusi internal sekolah minimal satu bulan
sekali.

Komponen 8: Keamanan dan Lingkungan

Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam mengupayakan keamanan anak dan lingkungan
dengan menerapkan standar dan prosedur keamanan dan keselamatan anak dengan menjaga anak
ketika bermain, adanya SOP Kepulangan anak, SOP Penyambutan anak, SOP istirahat, adanya
pagar dan penjaga sekolah. Satuan pendidikan belum menstimulus dalam melakukan safety
talk dan belum mengadakan emergency drills. Satuan pendidikan sebaiknya mengkampanyekan
prosedur keselamatan dengan memasang banner atau flyer tentang keamanan dan
memprogramkan praktek menghadapi keadaan darurat seperti praktek menghadapi gempa bumi,
tanah longsor, banjir yang bekerjasama dengan instansi terkait seperti polisi, DLH (dinas
lingkungan hidup), damkar/ pihak lainnya.

Komponen 9: Dukungan Orangtua


Dukungan orangtua terhadap proses pembelajaran dengan adanya komunikasi orangtua dengan
satuan melalui Whatsapp Group dan buku penghubung, melaksanakan program sekolah seperti
lomba 17 Agustus, outbound, lomba mewarnai di kebun binatang dan menjadi narasumber/guru
pendamping di kelas anak pada tema profesi. Satuan pendidik belum menstimulus dalam
membentuk POMG/komite/forum orangtua untuk menjadi media komunikasi antara orangtua
dan satuan pendidikan. Satuan pendidikan sebaiknya membuat surat keputusan ( SK )
penyusunan komite/ forum orangtua.

Komponen 10: Membiasakan Perilaku Hidup Sehat

Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam mengenalkan dan membiasakan perilaku hidup
bersih dan sehat dengan membiasakan membawa bekal makanan sehat dan bergizi, minum air
putih dalam jumlah yang cukup, kebiasaan cuci tangan dilakukan setelah selesai berkegiatan dan
ketika akan makan, membiasakan kegiatan di luar kelas dilakukan pada kegiatan pagi hari dalam
kegiatan motorik kasar dan kegiatan istirahat untuk main bebas. Satuan pendidikan telah
menstimulasi dengan optimal dalam membiasakan perilaku hidup sehat. Satuan pendidikan
sebaiknya mempertahankan pola hidup sehat yang sudah dilakukan secara rutinitas seperti
membiasakan minum air putih dalam jumlah yang cukup serta membiasakan anak untuk
beraktivitas di luar ruangan untuk mendapatkan sinar matahari. Sehingga anak terbiasa untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat.

KB BUDI LUHUR
NPSN 69894466

Komponen 1: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Nilai Agama dan Moral

Pendidik telah menstimulasi dalam praktik pengalaman keagamaan untuk percaya adanya Tuhan
melalui kegiatan membaca syahadat dan artinya, ayat kursi, memberikan contoh prilaku baik
dengan cara bersalaman kepada pendidik, tamu, mengucap terima kasih, berbagi alat main dan
berprilaku baik pada ciptaan Allah dengan memberi makan ayam. Pendidik menstimulasi anak
untuk mengenalkan ciptaan Allah (pisang ciptaan Allah). Pendidik telah menstimulasi dalam
praktik keagamaan melalui kegiatan mengucap dan membalas salam pada saat baru datang,
memulai kegiatan, setelah kegiatan, membaca doa sebelum dan sesudah belajar,sebelum makan
dan sesudah makan, doa kedua orang tua serta mau pulang. Membaca surat surat pendek seperti
Al Fatehah, Al Ikhlas, ayat kursi, sholat dhuha setiap jum’at dan mengenalkan masjid melalui
dialog. Pendidik telah menstimulasi anak dalam pembiasaan untuk berperilaku terpuji/berbudi
luhur saat bersalaman pada pendidik dan tamu di pagi hari saat datang dan pulang, menolong
pendidik membereskan peralatan bermain, bersikap jujur dengan menanyakan siapa yang sudah
sarapan dan belum, memasukkan uang sisa saku ke dalam celengan anak sendiri. Pendidik
menstimulasi secara optimal dalam aspek nilai agama dan moral. Pendidik sebaiknya terus
konsisten dalam memberikan stimulasi bahkan meningkatkan ragam stimulasi yang diberikan
misalnya dengan menggunakan variasi sumber belajar dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan
seperti video pembelajaran, buku cerita maupun kartu gambar.

Komponen 2: Stimulasi Pendidik Aspek Fisik dan Motorik

Pendidik telah menstimulasi dalam menunjukkan kemampuan motorik kasar melalui kegiatan
senam "Senam Karakter", bermain APE luar, bola kecil dan bola besar saat jam
istirahat. Pendidik telah menstimulasi motorik halus melalui kegiatan membentuk karya
menggunakan balok, lego, menempel daun pisang dengan memindah potongan daun dari tangan
satu ke tangan lainnya, mewarnai gambar pisang, menggunakan krayon, menyusun balok,
merobek, menggunting, menempel daun pisang segar dan kering, mencap pola angka,
menggunakan krayon saat mewarnai. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal dan
membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui kegiatan mencuci tangan setelah
melakukan kegiatan main dan setelah mengupas dan memotong buah pisang, membuang sampah
tisu, membersihkan alat main setelah kegiatan bermain, standar Covid-19 di pintu masuk terdapat
poster 6 langkah cuci tangan. Pendidik belum menstimulasi dalam menggosok gigi dan
memotong kuku. Pendidik sebaiknya pendidik dapat memberikan stimulasi memotong kuku dan
menggosok gigi secara berkala misalnya dengan memasukkan pada program pembiasaan yang
tertuang dalam kurikulum operasional sekolah.

Komponen 3: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif

Pendidik telah menstimulasi dalam proses pemecahan masalah saat kesulitan mengupas dan
memotong kulit pisang, memasang sepatu dan membuka mika kue. Pendidik memberi solusi dan
dukungan pada anak serta penghargaan dengan kata "pinter", "hore" dan "tepuk tangan" setelah
berhasil menyelesaikan masalahnya. Pendidik telah menstimulasi dalam berpikir logis, kritis dan
kreatif melalui kegiatan mengenal persamaan dan perbedaan warna daun pisang dan ukuran
ukuran daun pisang yang sudah dirobek atau digunting, menghubungkan jumlah gambar dengan
biji jagung yang akan ditempel, mengklasifikasi warna daun yang kering dan basah/hijau, serta
warna bola kecil, sebab akibat jika mencap dengan pelepah pisang sampai penuh, gambarnya
akan cantik. Pendidik telah menstimulasi dalam berpikir simbolis melalui kegiatan berhitung
dengan jari dan gambar pisang, menyebut dan menggunakan konsep bilangan/huruf
menggunakan biji jagung dan batu kerikil, mempresentasikan berbagai media membentuk karya
sate pisang dan pohon pisang (daun pisang kering dan basah, pelepah pisang, buah pisang, batu
kerikil dan biji jagung), mempresentasikan imajinasi anak dengan membuat rumah, menara dari
balok dan lego. Pendidik secara optimal telah menstimulus aspek kognitif. Pendidik sebaiknya
mempertahankanya serta lebih ditingkatkan dalam inovasinya.

Komponen 4: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa


Pendidik telah memfasilitasi proses pembelajaran agar anak memahami bahasa reseptif saat
pendidik memberi pernyataan dan pertanyaan pada kegiatan inspirasi awal dan recalling tentang
pohon dan buah pisang dan terdapat pojok baca. Pendidik telah memfasilitasi proses
pembelajaran dalam menstimuliasi anak untuk mengungkapkan bahasa (ekspresif) saat kegiatan
inspirasi awal, inti dan saat recalling dengan melakukan tanya jawab dan berkomunikasi lisan
tentang buah dan sayur yang ada di kebun satuan. Pendidik telah menstimulasi dalam
memfasilitasi proses pembelajaran keaksaraan (pra membaca dan pra menulis) melalui kegiatan
pra membaca dengan menyebut huruf dari kata pisang, kegiatan pra menulis dengan menyusun
batu kerikil membentuk huruf' P I S A N G'. Namun belum menstimulasi anak untuk memegang,
mengamati buku cerita bergambar/bahan bacaan lainnya. Pendidik belum menstimulasi dalam
menyimak dengan bercerita, menceritakan kembali yang diketahui dan mengeskpresikan
perasaan melalui coretan/tulisan. Pendidik sebaiknya memberi kebebasan kepada anak untuk
mengungkapkan imajinasinya melalui menggambar bebas, mempresentasikan imajinasinya
dalam bentuk karya dengan menggunakan bahan alam yang ada di sekitar lingkungan dengan
lebih kreatif.

Komponen 5: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Sosial Emosional

Pendidik telah menstimulasi dalam mengendalikan diri pada kegiatan mengantri cuci tangan,
disiplin saat berbaris dan saat mengaji, meletakkan sepatu di rak dan membuang sampah pada
tempatnya, bertanggungjawab menyelesaikan kegiatan main yang disediakan pendidik dan
merapikan kembali mainan pada tempatnya. Pendidik telah menstimulasi dalam berperilaku
prososial melalui kegiatan peduli teman dengan berbagi bekal, menolong pendidik dan
bekerjasama teman membereskan mainan yang telah digunakan, bergantian saat bermain lempar
tangkap bola. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal dan mencintai negara melalui simbol
dan lambang negara melalui kegiatan upacara bendera tiap hari Senin memberi hormat pada
bendera Merah Putih, mengenal lambang negara dengan membaca teks Sila Pancasila, menyanyi
lagu kebangsaan Indonesia Raya. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal keragaman
budaya daerah melalui kegiatan berkomunikasi dengan anak dan mengucap pari’an/pantun
berbahasa Jawa, menyanyi lagu dan menari tari “Umbul-Umbul Blambangan”. Pendidik belum
menstimulasi dalam mengenalkan Presiden dan Wakil Presiden RI dan pakaian daerah. Pendidik
sebaiknya mengenalkan nama Presiden dan Wakil Presiden menggunakan media gambar, atau
melalui video HUT RI dan pakaian daerah kepada anak yang dijadwalkan secara rutin setiap satu
minggu sekali pada tema Negaraku atau di hari Kartini. Pendidik juga bisa menjadwalkan secara
rutin setiap 1 bulan sekali sesuai kebijakan satuan pendidikan.

Komponen 6: Fasilitasi Pendidik Dalam Proses Pembelajaran

Pendidik telah menstimulasi pemanfaatan sumber belajar berbasis potensi lingkungan sekitar
(ruangan, bahan, alat, serta sumber lainnya) telah dilakukan dengan ke kebun, ke sawah dan ke
pantai Gumuk Kantong. Menggunakan daun pisang kering dan basah, pelepah dan buah pisang,
batu kerikil yang bersumber dari lingkungan sekitar. Pendidik telah menstimulasi dalam
menyediakan berbagai pilihan kegiatan bermain sesuai dengan tahap perkembangan dan minat
anak melalui kegiatan merobek, menggunting dan menempel menggunakan daun pisang kering
dan basah, pelepah dan buah pisang (konteks lingkungan sekitar). Tersedia tiga jenis main
/sensori: menyusun daun pisang kering dan basah menciptakan pohon dan daun pisang,
pembangunan: menyusun huruf 'P I S A N G ' menggunakan batu kerikil bermain peran:
memotong dan menusuk potongan pisang seperti pedagang sate. Pendidik telah menstimulasi
dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui kegiatan
pengenalan dan mengamati buah pisang, menanyakan pisang ciptaan siapa dan siapa yang suka
makan buah pisang, mengumpulkan informasi menyebut bagian-bagian dari pohon pisang,
mengasosiasikan pengetahuan dengan kegiatan main membuat sate buah, mengkomunikasikan
pada kegiatan merobek, menggunting, menempel daun pisang kering dan basah. Pendidik telah
menstimulasi dalam berkarya sesuai ide dan minatnya dengan menggunakan berbagai alat dan
bahan dengan membuat karya sendiri menggunakan balok dan lego membentuk rumah dan
menara, membentuk kata 'P I S A N G' bersama teman menggunakan batu kerikil. Pendidik telah
menstimulasi dalam memberikan dukungan (scaffolding) pada anak saat melakukan kegiatan
dengan menata 3 kegiatan main anak yaitu: merobek dan menggunting dan menempel, mengecap
dan membentuk angka, menghitung gambar pisang, menghubungkan gambar dengan biji jagung,
mengupas kulit dan memotong buah pisang. Pendidik menata, memberikan inspirasi awal dan
memberikan dukungan serta perluasan ide saat merobek, menggunting dan menempel daun
pisang kering serta basah. Saat memotong dan menusuk potongan buah pisang, memberikan
kebebasan pada anak untuk menentukan sendiri kegiatan main yang akan dilakukan. Pendidik
belum menstimulasi dalam memanfaatkan makhluk hidup sebagai sumber belajar serta memberi
kebebasan pada anak menggunakan alat dan bahan untuk membuat karya. Pendidik sebaiknya
lebih mengoptimalkan pemanfaatan tempat dan makhluk hidup di sekitar lingkungan seperti
mengajak anak berkunjung ke sawah dan mengenal tanaman yang ada di sawah, pendidik juga
diharapkan dapat mengimplementasikan pendekatan saintifik melalui kegiatan eksperimen
sederhana. menyediakan pilihan kegiatan bermain yang terkait dengan konteks lingkungan, dan
mengoptimalkan kegiatan membuat karya serta memanfaatkan alat dan bahan yang ada di sekitar
lingkungan dengan lebih kreatif.

Komponen 7: Fasilitasi Satuan Pendidikan Untuk Layanan Inovatif dan Pengembangan


profesional PTK

Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam memfasilitasi layanan belajar yang inovatif dengan
mengenalkan budaya lokal lagu Umbul-Umbul Blambangan dengan Bahasa Jawa. Satuan
pendidikan telah menstimulasi dalam memfasilitasi pengembangan profesionalitas pendidik dan
tenaga kependidikan dengan mengikuti pelatihan/workshop (Keterampilan Digital untuk Masa
Depan yang Cerah). Satuan pendidikan belum menstimulasi dalam melakukan inovasi metode
atau model pembelajaran, memanfaatkan IT dan belum pernah menjadi tempat
pelatihan/workshop serta memfasilitasi diskusi internal dan pengembangan profesionalitas secara
berkelanjutan. Satuan pendidikan sebaiknya dapat menciptakan program inovasi sekolah seperti
mengupayakan perubahan metode pembelajaran dengan menggunakan multi metode dalam
mengajar atau menggunakan model pembelajaran yang memungkinkan diimplementasikan
sesuai dengan potensi yang dimiliki, mengaitkan pembelajaran dengan budaya lokal,
memanfaatkan IT dalam pembelajaran serta optimalisasi digitalisasi sekolah, memfasilitasi dan
melayani untuk menjadi tempat pelatihan/magang/observasi yang disesuaikan dengan
kemampuan satuan dan bekerjasama dengan universitas terdekat/dinas Pendidikan / organisasi
mitra dan lain-lain serta merencanakan jadwal dan melakukan program diskusi internal sekolah
minimal satu bulan sekali.
Komponen 8: Keamanan dan Lingkungan

Satuan pendidikan telah menstimulus dalam mengupayakan keamanan anak dan lingkungan
dengan tersedianya pagar halaman, menjemput anak saat datang, mengantar anak pada oarangtua
saat anak pulang. Satuan pendidikan belum menstimulus dalam melakukan emergency drills.
Satuan pendidikan sebaiknya memprogramkan kegiatan pengenalan emergency drill kepada
anak-anak saat tema lingkungan/ bencana alam atau dengan model pembelajaran sentra main
peran tentang beberapa profesi yang terkait dengan tema penanggulangan bencana dan bekerja
sama dengan instansi terkait, misal: damkar, polisi, BPBD dan lain-lain.

Komponen 9: Dukungan Orangtua

Dukungan orangtua terhadap proses pembelajaran telah dilakukan dengan adanya SK persatuan
orangtua “PAGUYUBAN KB BUDI LUHUR KALIGONDO”, komunikasi melalui WAG,
bekerjasama dalam kegiatan lomba agustusan. Satuan pendidikan belum menjadi narasumber
atau guru pendamping di kelas anak. Satuan pendidikan sebaiknya menyusun program kelas
inspiratif untuk menghadirkan orang tua sebagai narasumber di sekolah sesuai dengan
keahliannya /kompetensi yang dimiliki orangtua.

Komponen 10: Membiasakan Perilaku Hidup Sehat

Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam mengenalkan dan membiasakan Perilaku Hidup
Sehat dengan mencuci tangan, senam kegiatan di luar lingkungan satuan mendapat sinar
matahari yang cukup. Satuan pendidikan belum menstimulus dalam mengenalkan makanan
sehat bergizi seimbang dan membiasakan minum air putih dalam jumlah yang cukup.Satuan
pendidikan sebaiknya dapat konsisten bahkan meningkatkan fasilitasi stimulasi ini misalnya
dengan menyediakan menu makanan tambahan dari sekolah yang dianggarkan pada BOP regular
sekolah dan tidak hanya anjuran membawa bekal sehat dari rumah saja.

KB DHARMA WANITA
NPSN 69878538

Komponen 1: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Nilai Agama dan Moral

Pendidik telah menstimulasi dalam mempraktikkan berbagai pengalaman keagamaan dalam


konteks keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui kegiatan cerita keagamaan bulan
Ramadhan, mengenakan makhluk ciptaan Tuhan melalui dialog proses terbentuknya ayam dari
telor dan berperilaku baik dengan bersalaman pada guru dan memberi makan sapi. Pendidik
telah menstimulasi dalam melakukan praktik ibadah dengan pembiasaan membaca doa harian
dan surat pendek, mengucap dan membalas salam, melakukan kegiatan praktek sholat di kelas
dan mengenalkan masjid sebagai tempat ibadah dengan datang langsung. Pendidik telah
menstimulasi dalam pembiasaan berperilaku terpuji/ berbudi luhur dengan mengucap dan
menjawab salam, bersalaman terhadap guru saat datang dan akan pulang, sikap jujur melalui
dialog/tanya jawab siapa yang mempunyai ayam di rumah, guru juga menstimulasi perilaku
terpuji anak melalui kesepakatan kelas. Pendidik sebaiknya terus konsisten dalam memberikan
stimulasi bahkan meningkatkan ragam stimulasi yang diberikan misalnya dengan menggunakan
variasi sumber belajar dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan seperti video pembelajaran,
buku cerita maupun kartu gambar.

Komponen 2: Stimulasi Pendidik Aspek Fisik dan Motorik

Pendidik telah menstimulasi kemampuan motorik kasar anak melalui kegiatan senam Banana
Chacha, senam Cikicikibum setiap jumat, berjalan di atas papan titian, bergelantungan dan
permainan APE luar lainnya, melempar dan menangkap bola. Pendidik telah menstimulasi
kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan membentuk dengan plastisin, kolase telur,
bermain balok, kolase menggunakan stik es krim, mengambar bebas bentuk ayam dan
menggunting bentuk ayam. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal dan membiasakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan pembiasaan cuci tangan saat datang, sebelum
makan, setelah bermain, membuang sampah pada tempatnya, membersihkan ligkungan main,
simulasi menggosok gigi, potong kuku, membuang sampah dan meletakkan mainan setelah
digunakan. Pendidik sebaiknya tetap konsisten dalam memberikan stimulasi bahkan
meningkatkan stimulasi yang sudah diberikan misalnya dengan bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan dalam hal upaya pemeriksaan kesehatan tubuh termasuk gigi, kuku dan badan serta
support penyediaan fasilitasi sarana kebersihan dan kesehatan seperti sikat gigi, pasta gigi dan
sabun cuci tangan.

Komponen 3: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif

Pendidik telah menstimulasi kemampuan anak dalam memecahkan masalah melalui pertanyaan
mengapa bangunan baloknya bisa roboh, bagaimana agar tidak roboh, serta identifikasi
bagaimana agar telur ayamnya bisa menetas, anak mencoba untuk mencari induk ayam dengan
meminta temannya membuatkan dari plastisin agar bisa mengerami telurnya dan memberi
penghargaan berupa tos dan tepuk tangan. Pendidik telah menstimulasi kemampuan berpikir
logis, kritis dan kreatif sesuai dengan tingkat usia dilakukan dengan kegiatan memahami
persamaan warna geometri, membedakan ayam jantan dan betina, memahami konsep
menghubungkan antara telur dengan ayam pada proses perkembang biakan ayam,
mengelompokkan balok sesuai warna dan pemahaman sebab akibat saat menonton video.
Pendidik telah menstimulasi kemampuan berpikir simbolis sesuai dengan tingkat usia dilakukan
dengan menghitung banyak geomitri warna, meronce huruf, mengeja kata, menggambar telur,
mempresentasikan berbagai benda (plastisin, kertas) menjadi karya ayam dan berkarya dari balok
dan plastisin. Pendidik sebaiknya dapat lebih variatif lagi dalam merancang kegiatan main
seperti melakukan kegiatan eksperimen sederhana tentang resapan air atau tiupan balon.

Komponen 4: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa

Pendidik telah menstimulasi dalam memfasilitasi memahami bahasa reseptif melalui kegiatan
menyimak video dan tanya jawab setelah menonton vudeo serta anak dapat memberikan
pernyataan sederhana tentang ayam bisa menetas. Pendidik telah menstimulasi dalam
mengungkapkan bahasa (ekspresif) melalui kegiatan tanya jawab setelah menyimak video dan
menceritakan kembali kegiatan yang telah dilakukan melalui kegiatan recalling,
mengekspresikan ide dalam bentuk coretan belum dilakukan. Pendidik telah menstimulasi
pembelajaran keaksaraan (pra membaca dan pra menulis) melalui membaca huruf pada kata
‘’kamis’’, membaca nama teman yang tidak masuk, membuat nama sendiri dan menyusun balok
angka. Pendidik belum tesrtimulus dalam mengamati/memegang bahan bacaan. Pendidik
sebaiknya dapat memaksimalkan peran sudut baca kelas untuk menstimulasi kemampuan anak
dalam mengamati/memegang/menyentuh bahan bacaan dalam bentuk gambar/tulisan cetak
maupun non cetak dengan ragam main yang bervariasi seperti membaca buku cerita,
mendengarkan dongeng atau bermain kartu kata dan kartu huruf.

Komponen 5: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Sosial Emosional

Pendidik telah menstimulasi dalam mengendalikan diri melalui pembiasaan antri cuci tangan,
antri masuk kelas, antri saat pulang, disiplin meletakkan sepatu dan tas pada tempatnya, disiplin
membuang sampah pada tempatnya dan bertanggung jawab membereskan mainan setelah
digunakan, meletakkan bekal, melepas serta memakai sepatu, menuntaskan bermanin kolase dan
membentuk ayam. Pendidik telah menstimulasi perilaku prososial peduli teman berbagi hasil
karya, peduli lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya, membantu guru merapikan
alat main, bekerjasama membuat karya dari balok dan mau bermain bergantian. Pendidik telah
menstimulasi mengenal dan mencintai negara melalui simbol dan lambang negara dilakukan
melalui kegiatan hormat bendera saat upacara, mewarnai gambar bendera, menyanyikan lagu
Garuda Pancasila, memperdengarkan lagu-lagu Nasional saat anak datang serta mengenalkan
Presiden dan Wakilnya melalui dialog dengan media gambar. Pendidik telah menstimulasi
mengenal keragaman Budaya Daerah melalui kegiatan pembelajaran menggunakan penganyar
Bahasa Daerah, mengenalkan baju adat saat kegiatan karnaval. Pendidik belum terstimulus
dalam mengenalkan lagu daerah dan tari daerah. Pendidik sebaiknya dapat mengenalkan lagu
daerah dan tarian daerah kepada anak misalnya dengan memasukkan program pengenalan tarian
daerah pada program ekstrakurikuler sekolah.

Komponen 6: Fasilitasi Pendidik Dalam Proses Pembelajaran

Pendidik telah menstimulasi dalam memanfaatkan potensi lingkungan sekitar melalui kegiatan
ke masjid untuk mengenalkan tempat ibadah, ke laut, menggunakan bahan yang ada di sekitar
anak seperti kardus bekas, stik es krim, beras jagung, biji jagung, rumput kering, kulit telur, sapi,
keong dan kulit kacang sebagai sumber belajar. Pendidik telah menstimulasi dalam
memfasilitasi penyediaan berbagai pilihan kegiatan bermain sesuai dengan tahap perkembangan
dan minat anak dengan adanya kegiatan yang bebas dipilih oleh anak, adanya kegiatan terkait
konteks lingkungan dengan bermain membentuk proses ayam mengerami serta adanya kegiatan
main yang mengandung 3 jenis main. Pendidik telah menstimulasi pendekatan saintifik melalui
kegiatan mengamati video, tanya jawab tentang ayam, mengumpulkan informasi melalui
berbagai bahan main dan mengkomunikasikan melalui kegiatan anak. Pendidik telah
menstimulasi berkarya sesuai ide dan minatnya dilakukan dengan membuat karya yang dibuat
sendiri berupa karya kue dari balok, ayam dari plastisin, karya bersama berupa karya dari balok,
menara dari balok serta kebebasan memanfaatkan alat dan bahan yang ada disekitar anak.
Pendidik telah menstimulasi dalam memfasilitasi dukungan (scaffolding) pada anak saat
melakukan kegiatan dengan melakukan penataan pada alat dan bahan main, memberikan
inspirasi awal melalui video, memberikan dukungan dan perluasan ide saat anak berkegiatan dan
memberikan kebebasan pada anak.Pendidik sebaiknya lebih mengoptimalkan pemanfaatan
tempat dan makhluk hidup di sekitar lingkungan seperti mengajak anak berkunjung ke sawah
dan mengenal tanaman yang ada di sawah, pendidik juga diharapkan dapat
mengimplementasikan pendekatan saintifik melalui kegiatan eksperimen sederhana.
menyediakan pilihan kegiatan bermain yang terkait dengan konteks lingkungan, dan
mengoptimalkan kegiatan membuat karya serta memanfaatkan alat dan bahan yang ada di sekitar
lingkungan dengan lebih kreatif.

Komponen 7: Fasilitasi Satuan Pendidikan Untuk Layanan Inovatif dan Pengembangan


profesional PTK

Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam memfasilitasi layanan belajar yang inovatif dengan
mengenalkan budaya lokal kerapan sapi dan makanan Khas Sepudi, memanfaatkan media IT
berupa LCD proyektor dan video pembelajaran buatan guru. Satuan pendidikan belum
menstimulasi dalam inovasi pada model atau metode dan menjadi tempat pelatihan. Satuan
pendidikan sebaiknya dapat menciptakan program inovasi sekolah seperti mengupayakan
perubahan metode pembelajaran dengan menggunakan multi metode dalam mengajar atau
menggunakan model pembelajaran yang memungkinkan diimplementasikan sesuai dengan
potensi yang dimiliki, memfasilitasi dan melayani untuk menjadi tempat
pelatihan/magang/observasi yang disesuaikan dengan kemampuan satuan dan bekerjasama
dengan Universitas terdekat/Dinas Pendidikan / Organisasi Mitra dan lain-lain serta
merencanakan jadwal dan melakukan program diskusi internal sekolah minimal satu bulan
sekali.

Komponen 8: Keamanan dan Lingkungan

Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam mengupayakan keamanan anak dan lingkungan
berupa adanya pagar di lingkungan sekolah, adanya SOP penjemputan dan kedatangan anak
yang diterapkan serta melakukan safety talk melalui sosilisasi pada orang tua. Satuan pendidikan
belum menstimulus dalam emergency drill. Satuan pendidikan sebaiknya memprogramkan
kegiatan pengenalan emergency drill kepada anak-anak saat tema lingkungan/ bencana alam atau
dengan model pembelajaran sentra main peran tentang beberapa profesi yang terkait dengan
tema penanggulangan bencana dan bekerja sama dengan instansi terkait, misal: Damkar, Polisi,
BPBD dan lain-lain.

Komponen 9: Dukungan Orangtua

Dukungan orangtua terhadap proses pembelajaran berupa adanya forum orang tua yaitu komite
yang disahkan, adanya media komunikasi dua arah berupa grup WA, kerjasama orang tua dengan
satuan melalui kegiatan karnaval 17 Agustus, kegiatan makan bersama, kegiatan pembelajaran
proyek, kegiatan bagi takjil saat ramadhon serta menjadi narasumber pada kegiatan 1 Muharrom.
Satuan pendidikan sebaiknya mempertahankan kerja sama dengan orang tua murid, Sehingga
satuan pendidikan dapat mewujudkan program-program sekolah dengan baik.

Komponen 10: Membiasakan Perilaku Hidup Sehat


Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam mengenalkan dan membiasakan Perilaku Hidup
Sehat melalui pengenalan makanan sehat bergizi seimbang, pembiasaan cuci tangan dan
berkegiatan di luar melalui bermain bebas dan senam. Satuan pendidikan belum menstimulus
dalam membiasakan minum air putih. Satuan pendidikan sebaiknya diharapkan memfasilitasi
penyediaan galon air minum di setiap kelas yang mudah dijangkau oleh anak.

TK HIDAYATUL ULUM
NPSN 20560336

Komponen 1: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Nilai Agama dan Moral

Pendidik telah menstimulasi pengalaman keagamaan dalam konteks keimanan kepada Tuhan
Yang Maha Esa dengan membaca Syahadat, mengenalkan matahari, awan dan tanah sebagai
ciptaan Tuhan, bola sebagai buatan manusia, berperilaku baik mengucap dan menjawab salam,
bersalaman terhadap pendidik, menanam dan menyiram tanaman di halaman sekolah dan
memberi makan kucing. Pendidik telah menstimulasi dalam praktek ibadah sesuai
agama/keyakinan yang dianut melalui membaca doa sebelum dan sesudah kegiatan, membaca Al
Fatihah, membaca doa sebelum belajar, mengucap dan membalas salam, praktek wudhu dan
mengenalkan tempat ibadah melalui kegiatan praktek sholat di Musholla. Pendidik telah
menstimulasi pembiasaan berperilaku terpuji dalam menghormati orangtua dan pendidik melalui
bersalaman, menolong orang lain dan membantu teman melepas sepatu. Pendidik belum
menstimulasi berperilaku jujur. Pendidik sebaiknya mengenalkan sikap jujur melalui berbagai
kegiatan dan metode pembelajaran yang menarik seperti menggunakan buku cerita atau video
pembelajaran dengan tema sesuai aspek tersebut sehingga pemahaman anak terkait aspek nilai
agama dan moral bisa lebih baik.

Komponen 2: Stimulasi Pendidik Aspek Fisik dan Motorik

Pendidik telah menstimulasi motorik kasar dalam bermain bola, berlari, berjalan dan
menggerakkan angota tubuh lainya. Pendidik telah menstimulasi kemampuan motorik halus
dalam memindahkan benda dari tangan satu ke lainya saat bermain bola dan menggunakan pensil
saat menuliskan nama Tamara. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal dan membiasakan
perilaku hidup bersih dan sehat melalui kegiatan mengosok gigi saat ada kunjungan petugas
kesehatan, membuang sampah pada tempatnya dan membereskan lingkungan setelah bermain.
Pendidik belum menstimulasi dalam menggambar, menyusun balok dan menggunting, mencuci
tangan dan standart covid-19. Pendidik sebaiknya dapat menyediakan permainan tradisional dan
memberi kesempatan anak melakukan kegiatan bermain balok sesuai ide anak.

Komponen 3: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif

Pendidik telah menstimulasi kemampuan proses pemecahan masalah dengan memberikan


dukungan saat anak menjumlahkan bilangan di buku dan memberikan bantuan saat ada anak
yang berbadan gemuk kesulitan melepas sepatunya. Pendidik telah menstimulasi kemampuan
anak untuk berpikir simbolis dengan menghitung batu sesuai dengan angka yang tertera dan
menggunakan konsep bilangan saat bernyanyi tentang angka seraya menunjukkan jarinya dan
menyebut bunyi pancasila seraya menunjukkan jarinya serta menjumlah angka di buku
menggunakan sempoa. Pendidik belum menstimulasi dalam identifikasi dan mencari solusi
masalah yang dihadapi, kemampuan anak untuk berpikir logis, kritis dan kreatif, presentasi
benda sesuai imajinasinya. Pendidik sebaiknya dapat menstimulasi kemampuan untuk
mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak dengan cara memverbalkan aktivitas yang
dilakukan, kemudian memberikan pertanyaan terbuka atas masalah yang dihadapi anak dengan
kata pemantik dan memberikan apresiasi dengan kalimat positif yang disertai dengan pencapaian
kegiatan yang sudah berhasil dilakukan oleh anak. Untuk mempresentasikan benda/imajinasi
dalam bentuk karya, anak perlu diberi kesempatan untuk mengkreasikan ide dengan berbagai
media beragam agar anak terstimulasi untuk berkarya dan bangga menunjukkan hasil karyanya
melalui bercerita atau mempresentasikan kepada teman/ orang lain.

Komponen 4: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa

Pendidik telah menstimulasi bahasa reseptif melalui bercerita dan tanya jawab akan siapa yang
menciptakan matahari, awan dan tanah ciptaan Tuhan dan bola sebagai buatan manusia. Pendidik
telah menstimulasi bahasa ekspresif melalui kegiatan bercerita dan bertanya jawab serta
berkomunikasi secara lisan tentang ciptaan Tuhan dan buatan manusia. Pendidik telah
menstimulasi pembelajaran keaksaraan melalui pembelajaran sempoa dengan berhitung angka 1-
20. Pendidik belum menstimulasi dalam pernyataan, menceritakan kembali dan ekspresi dalam
coretan. Pendidik sebaiknya menstimulasi anak melalui kegiatan dengan metode bercerita, story
telling, panggung boneka. Pendidik memberikan kesempatan pada anak untuk menceritakan
kembali pengetahuan yang sudah dialaminya dan memfasilitasi kegiatan yang dapat memberikan
kebebasan pada anak untuk mengekspresikan idenya dalam bentuk jurnal pagi, menggambar
bebas, atau berkreasi dengan berbagai benda, misal menggunakan arang, buah naga dan lain-lain.

Komponen 5: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Sosial Emosional

Pendidik telah menstimulasi dalam mengendalikan diri melalui kegiatan berbaris sat hendak
masuk kelas dan hendak keluar kelas, melepas dan menaruh sepatu dan tas di rak, dan
bertanggungjawab membuang sampah pada tempatnya serta membereskan alat mainnya.
Pendidik telah menstimulasi perilaku prososial dalam peduli teman dan tolong menolong dalam
membantu teman memasang tali sepatu.Pendidik telah menstimulasi mengenal dan mencintai
negara melalui simbol dan lambang negara melalui upacara Hari Jadi Bangkalan dan
menyebutkan Sila-Sila dalam Pancasila. Pendidik belum menstimulasianak dalam bekerjasama
dan main bergantian, Bendera Merah Putih, Lagu Kebangsaan, Presiden RI dan Wakil Presiden
RI serta keragaman budaya daerah. Pendidik sebaiknya mengembangkan tema pembelajaran,
kegiatan yang menumbuhkan kerjasama team sperti sepak bola, bermain games kerjasama dan
kekompakan, menstimulasi ragam informasi terkait aspek mencintai negara dan keragaman
daerah dengan memasukkan unsur pengenalan bendera, lagu kebangsaan dan lambang negara,
tarian, bahasa dan pakaian daerah misalnya melalui program upacara rutin dan program pekan
berbudaya.

Komponen 6: Fasilitasi Pendidik Dalam Proses Pembelajaran

Pendidik telah menstimulasi pemanfatan sumber belajar berbasis lingkungan sekitar dengan
memanfaatkan halaman sekolah sebagai tempat upacara dan bermain, praktek shalat di Mushola
yang ada di sekitar sekolah. Pendidik belum menstimulasi pemanfaatan bahan di lingkungan
sekitar, menyediakan berbagai pilihan kegiatan bermain sesuai dengan tahap perkembangan dan
minat anak, pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik , berkarya sesuai ide dan minatnya
dengan menggunakan berbagai alat dan bahan, memberikan dukungan (scaffolding) pada anak
saat melakukan kegiatan. Pendidik sebaiknya memfasilitasi pembelajaran dengan 4 ragam main
yang mengandung 3 jenis main yaitu main sensorimotor, main peran (mikro/makro), dan main
pembangunan yang memanfaatkan alat. Pendidik memfasilitasi dan melakukan tahapan saintifik
secara urut dengan 5M. Pendidik memberikan kebebasan main untuk mengeksplorasi bahan
main, memfasilitasi anak untuk untuk membuat karya bersama, misal kegiatan proyek dan
memberikan scaffolding dengan menata alat/bahan sebelum pembelajaran dilaksanakan dan
memberikan inspirasi awal.

Komponen 7: Fasilitasi Satuan Pendidikan Untuk Layanan Inovatif dan Pengembangan


profesional PTK

Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam memfasilitasi layanan belajar yang Inovatif dengan
menggunakan layar HP untuk menanyangkan cerita dan mengaitkan budaya lokal dengan menari
tarian khas daerah "Ole Olang". Satuan pendidikan memfasilitasi pengembangan profesionalitas
pendidik dan tenaga kependidikan dengan mengikuti pelatihan/diklat pengelola PAUD. Satuan
pendidikan belum menstimulus dalam inovasi dan menjadi tempat pelatihan, diskusi internal dan
pengembangan profesional berkelanjutan. Satuan pendidikan sebaiknya dapat menciptakan
program inovasi sekolah seperti mengupayakan perubahan metode pembelajaran dengan
menggunakan multi metode dalam mengajar atau menggunakan model pembelajaran yang
memungkinkan diimplementasikan sesuai dengan potensi yang dimiliki, mengaitkan
pembelajaran dengan budaya lokal, memanfaatkan IT dalam pembelajaran serta optimalisasi
digitalisasi sekolah, memfasilitasi dan melayani untuk menjadi tempat
pelatihan/magang/observasi yang disesuaikan dengan kemampuan satuan dan bekerjasama
dengan Universitas terdekat/Dinas Pendidikan / Organisasi Mitra dan lain-lain serta melakukan
program diskusi.

Komponen 8: Keamanan dan Lingkungan

Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam mengupayakan keamanan anak dan lingkungan
dengan memiliki SOP kedatangan dan kepulangan . Satuan pendidikan belum melakukan safety
talk dan emergency drills. Satuan pendidikan sebaiknya mengkampanyekan prosedur
keselamatan dengan memasang banner atau flyer tentang keamanan dan memprogramkan
praktek menghadapi keadaan darurat seperti praktek menghadapi gempa bumi, tanah longsor,
banjir yang bekerjasama dengan instansi terkait seperti polisi, DLH (Dinas Lingkungan Hidup),
Damkar/ pihak lainnya.

Komponen 9: Dukungan Orangtua

Dukungan orangtua terhadap proses pembelajaran dengan membantu program satuan


pendidikan melalui komite dan bekerja sama dalam kegiatan mendampingi anak saat rekreasi,
menggunakan whatsapp group sebagai media komunikasi. Orangtua belum menjadi nara
sumber/ guru pendamping di kelas. Satuan pendidikan sebaiknya menyusun program kelas
inspiratif untuk menghadirkan orang tua sebagai narasumber di sekolah sesuai dengan
keahliannya /kompetensi yang dimiliki orangtua.

Komponen 10: Membiasakan Perilaku Hidup Sehat

Satuan pendidikan telah memfasilitasi pengenalan/pembiasaan perilaku hidup sehat dengan


membuang sampah pada tempatnya dan membiasakan anak untuk mendapatkan sinar matahari
secara langsung dengan bermain di halaman satuan pendidikan, senam. Satuan pendidikan belum
memfasilitasi pengenalan makanan sehat bergizi seimbang, membiasakan minum air putih dan
mencuci tangan dengan sabun. Satuan pendidikan sebaiknya membuat program PMT dan
menyusun jadwal menu, menyediakan air putih dari rumah, membiasakan kegiatan mencuci
tangan dengan air mengalir menggunakan sabun terutama saat kegiatan makan dan setelah
melakukan kegiatan pembelajaran.
KB FI DHILALIL QURAN
NPSN 69935874

Komponen 1: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Nilai Agama dan Moral

Pendidik telah menstimulasi dalam mempraktikkan pengalaman beragama melalui menceritakan


kisah nabi Muhammad yang jujur tanpa menggunakan media, mengucapkan kalimat Thoyyibah,
membaca Syahadat, serta menyanyikan lagu Siapa Tuhanmu. Mengenalkan ikan sebagai ciptaan
Allah dan boneka sebagai buatan manusia. Berperilaku baik kepada manusia dengan bersalaman
kepada pendidik serta mengucapkan terima kasih, perilaku baik terhadap binatang dan tanaman
dengan kegiatan menyiram tanaman dan memberi makan ikan. Pendidik telah menstimulasi
praktik ibadah melalui : membaca surat Al Fatihah, surat Al Ikhlas, surat Al Ashr, doa sebelum
dan sesudah belajar, doa sebelum makan, dan doa untuk kedua orangtua, mengucap dan
membalas salam, praktek mengaji setiap pagi, praktik wudhu di masjid Al Ikhlas dan sholat di
mushola Al Muniri. Pendidik telah menstimulasi anak untuk menghormati orang yang lebih tua
melalui bersalaman terhadap pendidik saat datang dan pulang, membiasakan anak untuk bersikap
jujur dengan adanya "kotak kejujuran", menolong orang lain dengan membantu pendidik untuk
mengangkat meja dan menyapu kelas. Sebaiknya pendidik konsisten dalam memberikan
stimulasi aspek nilai agama dan moral bahkan meningkatkan ragam stimulasi yang diberikan
misalnya dengan menggunakan variasi sumber belajar dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan
seperti video pembelajaran, buku cerita maupun kartu gambar.

Komponen 2: Stimulasi Pendidik Aspek Fisik dan Motorik

Pendidik telah menstimulasi motorik kasar melalui senam Karakter dan senam Popolo serta
menstimulasi anak bermain lempar tangkap dan menendang bola ke gawang. Pendidik telah
menstimulasi anak untuk memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain melalui
kegiatan menggunting sedotan, merobek daun nangka kering, bermain lego, bermain balok
membentuk kereta api, menyusun puzzle mobil, menggambar bebas dan bermain plastisin
membentuk ular. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal dan membiasakan perilaku hidup
bersih dan sehat melalui kegiatan : kegiatan mencuci tangan sebelum makan, memeriksa
dan memotong kuku setiap Jumat, praktek menggosok gigi, adanya sikat gigi, pasta dan gelas
untuk masing-masing anak di satuan pendidikan, membuang tisu bekaske tempat sampah,
membersihkan alat dan bahan main setelah digunakan. Pendidik sebaiknya tetap konsisten dalam
memberikan stimulasi bahkan meningkatkan stimulasi yang sudah diberikan misalnya dengan
bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dalam hal upaya pemeriksaan kesehatan tubuh termasuk
gigi, kuku dan badan serta support penyediaan fasilitasi sarana kebersihan dan kesehatan seperti
sikat gigi, pasta gigi dan sabun cuci tangan.

Komponen 3: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif

Pendidik telah menstimulasi kemampuan anak dalam proses pemecahan masalah saat bermain
menyusun puzzle, memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi saat anak kesulitan untuk
menyusun bentuk puzzle, memberikan dukungan terhadap anak untuk melakukannya sendiri dan
memberikan penghargaan dengan mengucap pintar. Pendidik telah menstimulasi berpikir logis
kritis melalui membedakan boneka laki-laki dan perempuan dengan menunjukkan anggota tubuh
boneka-boneka tersebut serta perbedaan warna dan jumlah ikan besar dan ikan kecil, persamaan
dan konsep menghubungkan warna dan angka yang sesuai dengan warna dan angka yang tertulis,
mengklasifikasi bola kecil dan jepitan berdasarkan warna, konsep sebab akibat kenapa harus
memberi makan ikan. Pendidik telah menstimulasi berpikir simbolik melalui kegiatan : melalui
kegiatan menghubungkan angka yang sesuai dengan tulisan pada alat main, mengenalkan
bilangan melalui menyanyi lagu Jari-Jari, menempel sedotan dan atau daun nangka kering pada
pola huruf awal nama anak, menggambar sesuai imajinasi anak yaitu gambar rumah, layangan,
dan orang, belum mempresentasikan berbagai benda dalam bentuk karya. Pendidik
sebaiknya memberikan kesempatan anak untuk melakukan kegiatan sendiri dengan sesuai ide
anak dan memberi kesempatan untuk mempresentasikan karya yang dibuat serta menyiapkan
kegiatan bentuk proyek.

Komponen 4: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa

Pendidik telah menstimulasi bahasa reseptif melalui cerita tentang kisah Nabi Muhammad dan
cerita tentang diri sendiri, bertanya tentang sikap jujur yang dicontohkan Nabi Muhammad.
Pendidik telah menstimulasi bahasa ekspresif dalam memfasilitasi proses pembelajaran melalui
kegiatan tanya jawab dan komunikasi lisan tentang kisah Nabi Muhammad yang jujur,
menggambar perahu, rumah dan kolam renang sesuai imajinasi anak. Pendidik telah
menstimulasi pembelajaran keaksaraan melalui kegiatan membaca di pojok baca, mengenalkan
huruf awal nama anak dan kolase huruf awal nama anak dari sedotan atau daun nangka
kering. Pendidik belum menstimulasi dalam pernyataan memberi kesempatan anak untuk
bercerita/menceritakan kembali apa yang diketahui. Pendidik sebaiknya menstimulasi anak untuk
menceritakan apa yang diketahui melalui kegiatan tanya jawab dan recolling.

Komponen 5: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Sosial Emosional

Pendidik telah menstimulasi antri saat keluar dan masuk kelas, cuci tangan dan bermain bola,
disiplin saat berbaris sebelum masuk kelas, meletakkan sepatu dan tas di tempatnya, dan
bertanggung jawab melalui kegiatan senam Karakter, beres-beres setelah bermain. Pendidik telah
menstimulasi berperilaku prososial melalui kegiatan peduli teman dengan berbagi kue dan buah
melon, peduli lingkungan dan menolong pendidik dengan beres-beres alat dan lingkungan main,
bekerjasama mengangkat meja, dan main bola bergantian. Pendidik telah menstimulasi dalam
mengenal dan mencintai Negara melalui simbol dan lambang negara dengan melakukan Upacara
Bendera sesuai dengan jadwal yaitu setiap Senin, mengenalkan Garuda Pancasila memakai
poster dilanjutkan dengan membaca teks Pancasila, menyanyi lagu Indonesia Raya, serta
mengenalkan Presiden dan Wakil Presiden menggunakan poster. Pendidik telah menstimulasi
dalam mengenal keragaman budaya daerah melalui membilang angka pakai bahasa Jawa,
mengenalkan lagu Gundul Pacul dan menyanyikan lagu Umbul-umbul Blambangan sambil
menari. Pendidik belum terstimulus dalam pakaian. Pendidik sebaiknya mengenalkan pakaian
daerah saat perayaan budaya daerah atau melihat pakaian daerah dengan media video
pembelajaran.

Komponen 6: Fasilitasi Pendidik Dalam Proses Pembelajaran

Pendidik telah menstimulasi dalam memanfaatkan halaman sekolah untuk senam dan bermain
bola serta tempat meletakkan pot bunga untuk kegiatan menyiram tanaman dan Mushola, sebagai
tempat praktek Ibadah, melakukan karya wisata ke Stasiun Sempu menuju ke Stasiun
Banyuwangi dilanjutkan ke Pelabuhan, menggunakan bahan yang ada di loingkungan
sekitar berupa sedotan dan daun nangka kering sebagai sumber belajar. Pendidik telah
memfasilitasi kemerdekaan anak untuk belajar dengan mengelompokkan bola sesuai warna dan
angka yang sama, kolase huruf awal nama anak, dan kegiatan pengaman
berupa permainan puzzle, menara donat, lego dan plastisin. Pendidik telah menstimulasi anak
untuk berkarya sesuai ide dan minatnya dengan menggambar bebas dan memanfaatkan berbagai
alat dan bahan untuk membuat kolase huruf memakai daun nangka kering dan sedotan. Pendidik
telah menata alat dan bahan sebelum proses pembelajaran dimulai, memberikan dukungan pada
anak saat kegiatan kolase menggunakan sedotan dan daun nangka kering, dan memberikan
kebebasan kepada anak untuk memilih sendiri kegiatan main yang akan dilakukan anak.
Pendidik belum menstimulasi anak terkait dengan konteks lingkungan dan bermain yang
mengandung tiga jenis main, pembelajaran dengan pendekatan saintifik, membuat karya
bersama teman, dan memberikan inspirasi awal sebelum anak bermain. Pendidik sebaiknya lebih
mengoptimalkan pemanfaatan tempat dan makhluk hidup di sekitar lingkungan seperti mengajak
anak berkunjung ke sawah dan mengenal tanaman yang ada di sawah, pendidik juga diharapkan
dapat mengimplementasikan pendekatan saintifik melalui kegiatan eksperimen sederhana
menyediakan pilihan kegiatan bermain yang terkait dengan konteks lingkungan, dan
mengoptimalkan kegiatan membuat karya serta memanfaatkan alat dan bahan yang ada di sekitar
lingkungan dengan lebih kreatif.

Komponen 7: Fasilitasi Satuan Pendidikan Untuk Layanan Inovatif dan Pengembangan


profesional PTK

Satuan pendidikan memfasilitasi pengembangan profesionalitas pendidik dan tenaga


kependidikan dengan mengikuti pelatihan dan magang di TK Muslimat NU Khadijah 157
Rogojampi, dilengkapi sertifikat dan foto kegiatan. Satuan pendidikan belum memfasilitasi
layanan belajar yang inovatif, diskusi Internal dan pengembangan profesional secara
berkelanjutan bagi pendidik/tenaga kependidikan. Satuan pendidik sebaiknya dapat lebih
komprehensif dalam merancang program kegiatannya dalam KTSP dengan memuat rancangan
program inovasi model atau metode pembelajaran, pemanfaatan IT untuk mendukung proses
pembelajaran misalnya dengan pembuatan video pembelajaran dan pengelolaan e-dokumen,
serta melakukan program diskusi internal konsisten dengan perencanaan yang dibuat pada
program kerja sekolah.

Komponen 8: Keamanan dan Lingkungan

Satuan pendidik telah menstimulasi keamanan anak dan lingkungan dengan kepemilikan SOP
Penyambutan, SOP P3K, SOP Kepulangan, pendidik telah menyampaikan kepada anak agar
pulang dengan orang tua serta menyampaikan anggota tubuh yang boleh disentuh melalui lagu
Sentuhan Boleh dan mengadakan emergency drills yaitu praktek menghadapi keadaan
darurat seperti terjadinya gempa. Satuan pendidik sebaiknya secara
berkala memprogramkan praktik menghadapi kondisi darurat seperti kondisi menghadapi
kebakaran dan gempa bumi".

Komponen 9: Dukungan Orangtua

Dukungan orangtua diberikan melalui pembentukan paguyuban dan adanya jadwal piket
kelas, komunikasi melalui media grup WhatsApp, kerjasama dalam peringatan 1 Muharram,
orangtua menemani anak saat karya wisata ke Stasiun dan ke Pelabuhan, menyediakan menu
PMT sesuai jadwal dan orangtua pernah menjadi narasumber pada kegiatan demonstrasi
memasak sayur bening dan menggoreng nugget tempe. Satuan pendidikan sebaiknya
mempertahankan kerjasama dengan orangtua, Sehingga satuan pendidikan dapat mewujudkan
program-program sekolah dengan baik.

Komponen 10: Membiasakan Perilaku Hidup Sehat

Satuan pendidikan telah memfasilitasi pengenalan dan pembiasaan perilaku hidup sehat dengan
mengadakan pemberian makanan sehat bergizi seimbang, terdapat jadwal menu pemberian
makanan tambahan (PMT), membiasakan anak untuk minum air putih dalam jumlah yang cukup,
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta kegiatan senam di luar kelas untuk
mendapatkan sinar matahari yang cukup. Sebaiknya satuan pendidikan menguatkan perilaku
hidup bersih dan sehat dengan menyediakan air putih di setiap kelas menjadwalkan kegiatan
beraktifitas di luar kelas setiap pagi.

KB LENTERA HATI
NPSN 70011794

Komponen 1: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Nilai Agama dan Moral

Pendidik telah menstimulasi dalam mempraktikkan berbagai pengalaman keagamaan melalui


pembacaan Syahadat beserta artinya, mengenalkan manusia ciptaan Allah sedangkan baju buatan
manusia. Berperilaku baik kepada manusia dengan bersalmaan kepada pendidikserta
mengucapkan terima kasih, perilaku baik terhadap binatang dengan memberi makan
sapi.Pendidik telah menstimulasi dalam praktek ibadah sesuai agama/keyakinan yang dianut
melalui membaca doa sebelum dan sesudah kegiatan, membaca Al Fatihah, membaca doa
sebelum belajar, mengucap dan membalas salam, mengenalkan tempat ibadah melalui media
gambardan praktek sholat di Musholla. Pendidik telah menstimulasi pembiasaan berperilaku
terpuji dalam menghormati orangtua dan pendidik melalui bersalaman, menolong orang lain
membuka tutup botol air minum dan membereskan maina setelah bermain. Pendidik belum
menstimulasi berperilaku jujur. Pendidik sebaiknya mengenalkan sikap jujur melalui berbagai
kegiatan dan metode pembelajaran yang menarik seperti menggunakan buku cerita atau video
pembelajaran dengan tema sesuai aspek tersebut sehingga pemahaman anak terkait aspek nilai
agama dan moral bisa lebih baik.

Komponen 2: Stimulasi Pendidik Aspek Fisik dan Motorik

Pendidik telah menstimulasi dalam menunjukkan kemampuan motorik kasar melalui kegiatan
senam irama, berjalan menuju kelas, gerak lagu dan bertepuk-tepuk, melempar dan menangkap
bola. Pendidik telah menstimulasi kemampuan motorik halus melalui kegiatan bermain balok,
bermain lego, merobek dan menempel daun kering, memegang crayon untuk mewarnai. Pendidik
telah menstimulasi mengenal dan membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
melalui kegiatan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, praktik gosok gigi dan
memotong kuku, membuang sampah di tempat sampah, membersihkan lingkungan main dengan
kegiatan beres-beres. Pendidik sebaiknya tetap konsisten dalam memberikan stimulasi bahkan
meningkatkan stimulasi yang sudah diberikan misalnya dengan bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan dalam hal upaya pemeriksaan kesehatan tubuh termasuk gigi, kuku dan badan serta
support penyediaan fasilitasi sarana kebersihan dan kesehatan seperti sikat gigi, pasta gigi dan
sabun cuci tangan.

Komponen 3: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif

Pendidik telah menstimulasi kemampuan dalam proses pemecahan masalah dalam memberi
dukungan penghargaan melalui kegiatan kolase meja menggunakan daun kering. Pendidik telah
menstimulasi kemampuan anak untuk berpikir logis, kritis dan kreatif melalui kegiatan
membandingkan ukuran besar dan kecil pada bola yang dibawa guru, memahami konsep
menghubungkan akan kegunaan mata dan mulut, serta kegunaan meja. Pendidik telah
menstimulasi kemampuan berpikir simbolis melalui kegiatan mengenal konsep angka dengan
menunjukkan jumlah jari, bermain balok membentuk gedung dan ular. Pendidik belum
menstimulus dalam identifikasi masalah dan mencari solusi, klasifikasi warna, bentuk, ukuran
dan konsep sebab akibat, mempresentasikan berbagai imajinasinya dalam bentuk karya. Pendidik
sebaiknya Pendidik sebaiknya dapat menstimulasi kemampuan untuk mengidentifikasi masalah
yang dihadapi anak dengan cara memverbalkan aktivitas yang dilakukan, untuk
mempresentasikan benda/imajinasi dalam bentuk karya, anak perlu diberi kesempatan untuk
mengkreasikan ide dengan berbagai media beragam agar anak terstimulasi untuk berkarya dan
bangga menunjukkan hasil karyanya melalui bercerita atau mempresentasikan kepada teman/
orang lain.

Komponen 4: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa

Pendidik telah menstimulasi dalam bahasa reseptif melalui kegiatan bercerita tentang perabot
rumah dengan media gambar, pendidik juga memberikan pertanyan dan pernyataan sederhana
dari cerita tersebut. Pendidik memfasilitasi proses pembelajaran dalam menstimuliasi anak untuk
mengungkapkan bahasa (ekspresif) melalui kegiatan dialog tanya jawab tentang kegiatan anak,
menceritakan pengalaman bermain anak, pendidik dan anak berkomunikasi secara lisan dengan
baik. Pendidik memfasilitasi proses pembelajaran keaksaraan (pra membaca dan pra menulis)
melalui kegiatan pra membaca anak berupa menyebutkan angka sesuai dengan jumlah jari dan
menghitung jumlah kaki meja, kegiatan pra menulis anak berupa merobek daun, mewarnai,
bermain menyusun balok dan lego, kolase. Pendidik belum menstimulasi dalam
mengekspresikan ide/perasaan/keinginan dalam bentuk coretan, mengamati/memegang bacaan.
Pendidik sebaiknya dapat memaksimalkan peran sudut baca kelas untuk menstimulasi
kemampuan anak dalam mengamati/memegang/menyentuh bahan bacaan dalam bentuk
gambar/tulisan cetak maupun non cetak dengan ragam main yang bervariasi seperti membaca
buku cerita, mendengarkan dongeng atau bermain kartu kata dan kartu huruf.

Komponen 5: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Sosial Emosional

Pendidik telah menstimulasi anak dalam mengendalikan diri melalui kegiatan antri masuk kelas,
berbaris rapi sebelum pulang, meletakkan sepatu di rak sepatu, bertanggung jawab membereskan
mainan setelah bermain, mengembalikan kotak pensil miliknya di loker ATK. Pendidik
menstimulasi anak untuk berperilaku prososial melalui kegiatan peduli teman dengan berbagi
kue, membantu pendidik membereskan mainan, bekerjasama bermain lego, bergantian
menggunakan lem. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal dan mencintai Negara melalui
simbol dan lambang Negara melalui menyanyikan lagu Indonesia Raya, melafalkan Pancasila,
mengenalkan gambar Presiden dan Wakil Presiden serta Garuda Pancasila. Pendidik telah
menstimulasi dalam mengenalkan pakaian dan tarian melalui tarian Mentok dan tarian Ampar-
ampar Pisang. Pendidik belum menstimulasi dalam mengenalkan Bendera Negara RI, bahasa
daerah dan lagu daerah. Pendidik sebaiknya menstimulasi ragam informasi terkait aspek
mencintai Negara dan keragaman daerah dengan memasukkan unsur pengenalan Bendera, lagu
daerah dan bahasa daerah misalnya melalui program upacara rutin dan program pekan
berbudaya.

Komponen 6: Fasilitasi Pendidik Dalam Proses Pembelajaran

Pendidik telah menstimulasi dalam memanfaatan halaman sekolah buat senam, Masjid sebagai
praktek Ibadah, menggunkana bahan lingkungan sekitar daun untuk kolase, memberi makan sapi.
Pendidik telah menstimulasi dalam menyediakan kegiatan bermain yang terkait dengan konteks
lingkungan melalui kunjungan ke peternakan sapi. Pendidik telah memfasilitasi pendekatan
saintifik antara lain mengajak anak mengamati gambar yang disediakan pendidik dengan dialog
tanya jawab .Pendidik telah menstimulasi dalam membuat karya sesuai ide melalui menyusun
lego menjadi tembak, membuat karya bersama teman melalui bermain lego membuat menara.
Pendidik telah menstimulasi inspirasi awal melalui cerita dengan gambar. Pendidik belum
memfasilitasi kemerdekaan belajar dan kegiatan bermain yang mengandung tiga jenis ,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan, kebebasan memanfaatkan alat
dan bahan yang ada disekitarnya untuk membuat karya, menata alat dan bahan bermain,
dukungan penguatan, dan kebebasan eksplorasi ide sesuai keinginan anak. Pendidik sebaiknya
memfasilitasi pembelajaran dengan 4 ragam main yang mengandung 3 jenis main yaitu main
sensorimotor, main peran (mikro/makro), dan main pembangunan (secara terstruktur atau sifat
cair) yang memanfaatkan alat dan bahan berbasis lingkungan sekitar dan memberikan kebebasan
main untuk mengeksplorasi bahan main. Memfasilitasi dan melakukan tahapan saintifik secara
urut dengan 5M yaitu mengamati, menanya, memberikan informasi, mengasosiasikan dan
mengkomunikasikan. Memberikan kebebasan main untuk mengeksplorasi bahan main,
memfasilitasi anak untuk untuk membuat karya bersama, misal kegiatan proyek dan memberikan
scaffolding dengan menata alat/bahan sebelum pembelajaran dilaksanakan dan memberikan
inspirasi awal.

Komponen 7: Fasilitasi Satuan Pendidikan Untuk Layanan Inovatif dan Pengembangan


profesional PTK

Satuan pendidik telah menstimulus dalam mengaitkan dengan budaya lokal melalui kegiatan ke
peternak sapi perah (susu sapi merupakan khas desa setempat). Satuan pendidikan memfasilitasi
pengembangan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan dengan mengikuti pelatihan
IKM. Satuan pendidik belum memfasilitasi layanan belajar yang inovatif , pemanfaatan IT,
menjadi tempat pelatihan, diskusi Internal dan pengembangan professional secara berkelanjutan.
Satuan pendidikan sebaiknya dapat lebih komprehensif dalam merancang program inovasi model
atau metode pembalajaran, pemanfaatan IT untuk mendukung proses pembelajaran misalnya
dengan pembuatan video pembelajaran dan pengelolaan e-dokumen, serta melakukan program
diskusi internal konsisten dengan perencanaan yang dibuat pada program kerja sekolah.

Komponen 8: Keamanan dan Lingkungan

Satuan pendidikan telah mengupayakan keamanan anak dan lingkungan dengan


mengkampanyekan kepada anak saat sebelum pulang melalui lagu’ Sentuhan Boleh’. Satuan
pendidikan belum memilikinya SOP dan praktek mengahadapi keadaan darurat. Satuan pendidik
sebaiknya merancang SOP keselamatan dan keamanan serta memprogramkan kegiatan
pengenalan emergency drill kepada anak-anak saat tema lingkungan/ bencana alam atau dengan
model pembelajaran sentra main peran tentang beberapa profesi yang terkait dengan tema
penanggulangan bencana dan bekerja sama dengan Instansi terkait, misal: Damkar, Polisi, BPBD
dan lain-lain.

Komponen 9: Dukungan Orangtua

Dukungan orangtua terhadap proses pembelajaran ditunjukkan dengan adanya paguyuban orang
tua murid yang disahkan dengan SK Kepala sekolah, Memanfaatkan grop WhatsApp dan buku
penghubung sebagai media komunikasi guru dan orang tua. Orang tua juga terlibat di beberapa
kegiatan sekolah diantaranya acara akhir tahun, outing class ke peternakan sapi, kegiatan SOTH
Sekolah orangtua Hebat dan kegiatan PMT Satuan pendidikan belum menstimulus dalam
menjadi nara sumber di kelas. Satuan pendidikan diharapkan menyusun program kelas inspiratif
untuk menghadirkan orang tua sebagai narasumber di sekolah sesuai dengan keahliannya
/kompetensi yang dimiliki orangtua.

Komponen 10: Membiasakan Perilaku Hidup Sehat

Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam mengenalkan dan membiasakan perilaku hidup
sehat yaitu pemberian makanan tambahan sayur bayam, pembiasaan minum air putih,
pembiasaan mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir, dan berkegiatan motorik kasar di
halaman kelas untuk mendapatkan sinar matahari. Sebaiknya satuan pendidikan menguatkan
perilaku hidup bersih dan sehat dengan menyediakan air putih di setiap kelas dan menjadwalkan
kegiatan beraktifitas di luar kelas setiap pagi.
KB Al Barakah
NPSN 69959603

Komponen 1: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Nilai Agama dan Moral

Pendidik telah menstimulasi pengalaman keagamaan dalam konteks keimanan kepada Tuhan
Yang Maha Esa dengan membaca Sholawat Nabi, berdoa sehari-hari, bercerita baik tentang
hormat pada orangtua seperti "Malin Kundang", mengenalkan ciptaan Tuhan melalui lagu "Aku
Diriku Sendiri", bersalaman terhadap pendidik, mengucapkan Alhamdulillah ketika lagi senang,
menyanyikan lagu tentang ciptaan Allah, mengajak anak tepuk anak sholeh, dan memberikan
makan hewan saat kunjungan ke kebun binatang Surabaya. Pendidik telah menstimulasi praktik
ibadah melalui pembiasaan membaca doa sebelum dan sesudah kegiatan, mengucap dan
membalas salam, mengenalkan tempat ibadah melalui kegiatan praktek shalat di Musholla.
Pendidik telah menstimulasi berperilaku terpuji/ berbudi luhur melalui bersalaman terhadap
pendidik dan tamu, menolong orang lain saat merapikan mainan secara bersama-sama. Pendidik
belum menstimulasi dalam bersikap jujur. Pendidik sebaiknya menstimulasi pengenalan sikap
jujur melalui berbagai kegiatan dan metode pembelajaran yang menarik seperti menggunakan
buku cerita atau video pembelajaran dengan tema sesuai aspek tersebut sehingga pemahaman
anak terkait aspek nilai agama dan moral bisa lebih baik.

Komponen 2: Stimulasi Pendidik Aspek Fisik dan Motorik

Pendidik telah menstimulasi motorik kasar dalam bermain bola di halaman sekolah, berlari,
berjalan dan menggerakkan angota tubuh lainnya. Pendidik telah menstimulasi motorik halus
teramati dalam memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain saat bermain balok
membuat bangunan, menggunting kertas, menggambar bebas dan mewarnainya. Pendidik telah
menstimulasi dalam mengenal dan membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
melalui kegiatan : mencuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun, membuang sampah
pada tempatnya, membersihkan alat dan bahan main setelah digunakan. Pendidik belum
menstimulasi dalam menggosok gigi dan penanganan standart covid-19. Pendiidk sebaiknya
dapat memprogramkan kegiatan menggosok gigi secara berkala dan menerapkan standar
penanganan covid – 19 dengan menggunakan hand sanitizer, masker dan lain-lain.

Komponen 3: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif

Pendidik telah menstimulasi kemampuan anak dalam proses pemecahan masalah saat bermain
puzzle angka dan puzzle kardus, memberikan solusi dan masalah yang dihadapi saat anak
kesulitan untuk menyusun bentuk puzzle dan memberikan dukungan terhadap anak untuk
melakukannya sendiri dan memberi penghargaan dengan jempol. Pendidik telah menstimulasi
berpikir logis kritis melalui membedakan warna dan ukuran balok dan puzzle, konsep sebab
akibat melalui bercerita, konsep menghubungkan melalui menarik garis. Pendidik telah
menstimulasi berpikir simbolis melalui kegiatan menghitung dengan bernyanyi, mengenalkan
bilangan dan huruf dengan berbagai media, menggambar sesuai imajinasi saat menjiplak tangan.
Pendidik belum menstimulasi mengidentifikasi masalah, mengklasifikasi benda berdasarkan
ukuran dan warna serta sebab akibat, mempresentasikan berbagai benda dalam bentuk karya.
Pendidik sebaiknya dapat menstimulasi kemampuan untuk mengidentifikasi masalah yang
dihadapi anak dengan cara memverbalkan aktivitas yang dilakukan, kemudian memberikan
pertanyaan terbuka atas masalah yang dihadapi anak dengan pemantik dan memberikan apresiasi
dengan kalimat positif yang disertai dengan pencapaian kegiatan yang sudah berhasil dilakukan
oleh anak. Untuk mempresentasikan benda/imajinasi dalam bentuk karya, anak perlu diberi
kesempatan untuk mengkreasikan ide dengan berbagai media beragam agar anak terstimulasi
untuk berkarya dan bangga menunjukkan hasil karyanya melalui bercerita atau
mempresentasikan kepada teman/ orang lain.

Komponen 4: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa

Pendidik telah menstimulasi bahasa reseptif melalui cerita dan bertanya jawab tentang kisah
Malin Kundang. Pendidik telah menstimulasi bahasa ekspresif dalam memfasilitasi proses
pembelajaran melalui kegiatan tanya jawab dan komunikasi lisan tentang kisah Malin Kundang
dan penjelasan tema hari ini. Pendidik telah menstimulasi pembelajaran keaksaraan melalui
kegiatan bermain menggunakan media kartu serta APE indoor. Pendidik belum menstimulasi
dalam menceritakan kembali dan mengekspresikan ide dalam coretan, mengamati atau
menyentuh bahan bacaan. Pendidik sebaiknya menstimulasi anak melalui kegiatan dengan
metode bercerita, story telling, panggung boneka. Pendidik memberikan kesempatan pada anak
untuk menceritakan kembali pengetahuan yang sudah dialaminya dan memfasilitasi kegiatan
yang dapat memberikan kebebasan pada anak untuk mengekspresikan idenya dalam bentuk
jurnal pagi, menggambar bebas, atau berkreasi dengan berbagai benda, misal menggunakan
arang, buah naga dan lain-lain.

Komponen 5: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Sosial Emosional

Pendidik telah menstimulasi antri keluar dan masuk kelas, cuci tangan, disiplin datang tepat
waktu, meletakkan sepatu dan tas ditempatnya dan bertanggung jawab melalui kegiatan
membuang sampah ditempatnya dan beres-beres setelah bermain. Pendidik telah menstimulasi
berperilaku prososial melalui kegiatan peduli teman dengan berbagi mainan APE, tolong
menolong dan bekerjasama mengangkat keranjang mainan untuk dikembalikan ke tempatnya.
Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal dan mencintai Negara melalui simbol dan lambang
negara dengan melakukan Upacara Bendera, mengenalkan Garuda Pancasila dengan membaca
teks Pancasila dan menyanyi lagu Indonesia Raya. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal
keragaman budaya daerah melalui memakai pakaian adat saat karnaval dan berhitung
menggunakan bahasa Madura. Pendidik belum terstimulus dalam mengenal President dan Wakil
Presiden, lagu daerah dan tarian daerah. Pendidik sebaiknya mengenalkan nama Presiden dan
Wakil Presiden menggunakan media gambar atau melalui video HUT RI, mengenalkan lagu
daerah dan tarian daerah melalui program kerja tahunan sekolah seperti saat peringatan hari
besar, hari Kartini atau pentas akhir tahun.

Komponen 6: Fasilitasi Pendidik Dalam Proses Pembelajaran

Pendidik telah menstimulasi dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dengan
melakukan karya wisata ke kebun binatang Surabaya, memanfaatkan bunga dan daun sebagai
sumber belajar. Pendidik belum menstimulasi dalam menyediakan berbagai pilihan kegiatan
bermain sesuai dengan tahap perkembangan dan minat anak. Pendidik telah memfasilitasi
pendekatan saintifik melalui kegiatan mengamati alat masak panci untuk memasak nasi, tanya
jawab kegiatan menanak nasi, kemudian mengkomunikasikan melalui kegiatan main memasak
nasi dengan media miniatur,menyusun puzzle panci, mewarnai gambar panci. Pendidik telah
menstimulasi anak untuk berkarya sesuai ide dan minatnya dengan bermain balok dan menyusun
puzzle bersama temannya. Pendidik telah menata alat dan bahan sebelum proses pembelajaran
dimulai, memberikan inspirasi awal dengan membawa alat penanak nasi, memberikan dukungan
pada anak saat anak kegiatan mewarnai gambar panci. Pendidik belum menstimulasi dalam
menyediakan berbagai pilihan kegiatan bermain sesuai dengan tahap perkembangan dan minat
anak, mengumpulkan informasi dan mengkomunikasikan pengetahuan anak dalam kegiatan main
secara optimal, memanfaatkan bahan sekitar dalam membuat karya dan berekplorasi sesuai ide.
Pendidik sebaiknya memfasilitasi pembelajaran yang mengandung 3 jenis yaitu main
sensorimotor, main peran (mikro/makro), dan main pembangunan (secara terstruktur atau sifat
cair) yang memanfaatkan alat dan bahan berbasis lingkungan sekitar dan memberikan kebebasan
main untuk mengeksplorasi bahan main, melakukan penataan lingkungan main sebelum
pembelajaran dan menerapkan pendekatan saintifik dengan menstimulasi anak untuk bertanya
dan mengumpulkan informasi dengan menggunakan sumber belajar yang beragam dan bersifat
kontekstual

Komponen 7: Fasilitasi Satuan Pendidikan Untuk Layanan Inovatif dan Pengembangan


profesional PTK

Satuan pendidikan memfasilitasi layanan belajar yang inovatif melalui penggunanan baju adat
daerah dan bahasa Madura, memanfaatkan IT saat senam mengambil dari youtube menggunakan
HP. Satuan pendidikan memfasilitasi pengembangan profesionalitas pendidik dan tenaga
kependidikan dengan mengikuti pelatihan yang dilengkapi dengan sertifikat. Satuan pendidik
belum memfasilitasi layanan belajar yang inovatif , menjadi tempat pelatihan, diskusi Internal
dan pengembangan profesionalsecara berkelanjutan. Satuan pendidikan sebaiknya dapat lebih
komprehensif dalam merancang program inovasi model atau metode pembalajaran, pemanfaatan
IT untuk mendukung proses pembelajaran misalnya dengan pembuatan video pembelajaran dan
pengelolaan e-dokumen, serta melakukan program diskusi internal konsisten dengan
perencanaan yang dibuat pada program kerja sekolah.

Komponen 8: Keamanan dan Lingkungan

Satuan pendidik telah menstimulasi keamanan anak dan lingkungan dengan menyampaikan
kepada anak-anak agar pulang bersama orangtua. Satuan pendidik belum memiliki SOP dan
praktek mengahadapi bencana. Satuan pendidik sebaiknya merancang SOP keselamatan dan
keamanan serta memprogramkan kegiatan pengenalan emergency drill kepada anak-anak saat
tema lingkungan/ bencana alam atau dengan model pembelajaran sentra main peran tentang
beberapa profesi yang terkait dengan tema penanggulangan bencana dan bekerja sama dengan
Instansi terkait, misal: Damkar, Polisi, BPBD dan lain-lain.

Komponen 9: Dukungan Orangtua

Dukungan orangtua diberikan melalui pembentukan SK komite dan adanya media komunikasi
melalui media group WhatsApp, kerjasama dalam kegiatan kerja bakti, perlombaan, pentas seni,
karya wisata. Satuan pendidik belum menstimulus dalam menjadi narasumber atau guru
pendamping. Satuan pendidik sebaiknya merancang program “orangtua berbagi” sebagai wadah
orangtua untuk berbagi informasi dan keahlian di kelas anak.

Komponen 10: Membiasakan Perilaku Hidup Sehat

Satuan pendidikan telah memfasilitasi pengenalan dan pembiasaan perilaku hidup sehat dengan
mengenalkan makanan sehat bergizi seimbang melalui pembiasaan membawa bekal dan air
putih, membiasakan anak mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, serta kegiatan
senam diluar kelas untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup. Sebaiknya satuan pendidikan
menguatkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan menyediakan air putih di setiap kelas
menjadwalkan kegiatan beraktifitas di luar kelas setiap pagi.
POS PAUD TAMAN HARAPAN BANGSA 1
NPSN 69855012

Komponen 1: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Nilai Agama dan Moral

Pendidik telah menstimulasi dalam mempraktikkan berbagai pengalaman keagamaan melalui


kegiatan mengenal Tuhan YME dengan berdoa menurut agama yang dianut, mengenalkan
makhluk ciptaan Tuhan dan benda hasil karya manusia, contoh perilaku baik dengan bersalaman
kepada pendidik serta menolong orang lain dan memberi makan kambing dan menyiram
tanaman. Pendidik telah menstimulasi praktek ibadah melalui kegiatan berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan, mengucap dan membalas salam dan praktik sholat disekolah. Pendidik telah
menstimulasi anak untuk menghormati orang yang lebih tua melalui bersalaman terhadap
pendidik saat datang dan pulang, membiasakan anak untuk bersikap jujur melalui bercerita saat
berangkat ke sekolah dengan siapa, dan menolong orang lain dengan berbagi makanan. Pendidik
belum menstimulasi dalam mengenalkan tempat ibadah. Pendidik sebaiknya menstimulasi anak
melalui kegiatan mengajak anak untuk praktek sholat di Masjid/Musholla sekaligus sebagai
stimulasi pengenalan tempat ibadah dan menstimulasi pengenalan sikap jujur melalui berbagai
kegiatan dan metode pembelajaran yang menarik seperti menggunakan buku cerita atau video
pembelajaran.

Komponen 2: Stimulasi Pendidik Aspek Fisik dan Motorik

Pendidik telah menstimulasi motorik kasar dalam bermain bola, berlari, berjalan dan
menggerakkan angota tubuh lainya. Pendidik telah menstimulasi kemampuan motorik halus
dalam memindahkan benda dari tangan satu ke lainya saat bermain lego dan bombik membentuk
bangunan, merobek dan meremas koran,membuang sampah ke tempatnya dan menggambar
bebas. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal dan membiasakan perilaku hidup bersih dan
sehat melalui kegiatan mencuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun, membuang
sampah pada tempatnya dan membereskan lingkungan setelah bermain. Pendidik belum
menstimulasi dalam menggosok gigi. Pendidik sebaiknya memberikan stimulasi memotong
kuku dan menggosok gigi secara berkala misalnya dengan memasukkan pada program
pembiasaan yang tertuang dalam kurikulum operasional sekolah.

Komponen 3: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif

Pendidik telah menstimulasi kemampuan proses pemecahan masalah dengan memberikan


dukungan saat anak bermain pohon angka dan memberikan penghargaan dengan mengucap anak
hebat dan jempol. Pendidik telah menstimulasi berpikir logis kritis melalui membedakan laki-
laki dan perempuan dengan berbaris/perbedaan posisi dan perbedaan warna serta jumlah ikan
besar dan ikan kecil, persamaan dan konsep menghubungkan warna dan angka yang sesuai
dengan yang tertulis, mengklasifikasi bola kecil dan jepitan berdasarkan warna, konsep sebab
akibat kenapa harus memberi makan ikan dan ketiak terjatuh. Pendidik telah menstimulasi
berpikir simbolis melalui kegiatan bnerhitung dengan pohon angka, mengenalkan bilangan dan
huruf dengan berbagai media. Pendiidk belum menstimulasi dalam identifikasi masalah dan
mencari solusi, mempresentasikan berbagai benda dan imajinasinya dalam bentuk karya.
Pendidik sebaiknya dapat menstimulasi kemampuan untuk mengidentifikasi masalah yang
dihadapi anak dengan cara memverbalkan aktivitas yang dilakukan, kemudian memberikan
pertanyaan terbuka atas masalah yang dihadapi anak dengan kata pemantik dan memberikan
apresiasi dengan kalimat positif yang disertai dengan pencapaian kegiatan yang sudah berhasil
dilakukan oleh anak. Untuk mempresentasikan benda/imajinasi dalam bentuk karya, anak perlu
diberi kesempatan untuk mengkreasikan ide dengan berbagai media beragam agar anak
terstimulasi untuk berkarya dan bangga menunjukkan hasil karyanya melalui bercerita atau
mempresentasikan kepada teman/ orang lain.

Komponen 4: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa

Pendidik telah menstimulasi bahasa ekspresif dalam memfasilitasi proses pembelajaran melalui
kegiatan tanya jawab dan komunikasi lisan tentang sekolah. Pendidik telah menstimulasi
pembelajaran keaksaraan melalui kegiatan bermain menggunakan media kartu huruf dan
membuat garis tegak dan tidur. Pendidik belum memfasilitasi proses pembelajaran dalam
memahami bahasa reseptif, menceritakan kembali dan mengekspresikan ide dalam coretan dan
mengamati atau menyentuh bahan bacaan. Pendidik sebaiknya menstimulasi anak melalui
kegiatan dengan metode bercerita, story telling, panggung boneka. Pendidik memberikan
kesempatan pada anak untuk menceritakan kembali pengetahuan yang sudah dialaminya dan
memfasilitasi kegiatan yang dapat memberikan kebebasan pada anak untuk mengekspresikan
idenya dalam bentuk jurnal pagi, menggambar bebas, atau berkreasi dengan berbagai benda,
misal menggunakan arang, buah naga dan lain-lain.

Komponen 5: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Sosial Emosional

Pendidik telah menstimulasi antri keluar dan masuk kelas, cuci tangan, disiplin dalam
meletakkan sepatu dan tas serta bertanggung jawab melalui kegiatan membuang sampah
ditempatnya serta beres-beres setelah bermain. Pendidik telah menstimulasi berperilaku prososial
melalui kegiatan peduli teman berbagi bekal kepada teman yang tidak membawa, tolong
menolong dan bekerjasama mengangkat keranjang mainan untuk dikembalikan ke tempatnya.
Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal dan mencintai Negara melalui simbol dan lambang
negara dengan melakukan Upacara Bendera, mengenalkan Garuda Pancasila dengan membaca
teks Pancasila dan menyanyi lagu Indonesia Raya. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal
keragaman budaya daerah melalui pengenalan angka menggunakan bahasa Jawa. Pendidik
belum menstimulasi dalam mengenal President dan Wakil President, lagu daerah, tarian daerah
dan pakaian daerah. Pendidik sebaiknya mengenalkan nama Presiden dan Wakil Presiden
menggunakan media gambar atau melalui video HUT RI, mengenalkan lagu daerah, tarian
daerah dan pakaian daerah melalui program kerja tahunan sekolah seperti saat peringatan hari
besar, hari Kartini atau pentas akhir tahun.

Komponen 6: Fasilitasi Pendidik Dalam Proses Pembelajaran

Pendidik telah menstimulasi dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dengan
melakukan karya wisata ke Kebun Binatang Surabaya, memanfaatkan kambing dan koran
sebagai sumber belajar. Pendidik telah memfasilitasi pendekatan saintifik melalui kegiatan
mengamati benda-benda yang ada di sekolah/ tema hari ini dan bertanya jawab. Pendidik belum
menstimulasi berkarya sesuai ide dan minatnya dengan menggunakan berbagai alat dan bahan.
Pendidik telah menata alat dan bahan sebelum proses pembelajaran dimulai, memberikan
inspirasi awal dengan membawa bola dan mengenalkan warna, memberikan dukungan pada
anak saat kegiatan menyebutkan warna bola. Pendidik belum menstimulasi dalam menyediakan
berbagai pilihan kegiatan bermain sesuai dengan tahap perkembangan dan minat anak,
mengkomunikasikan, mengasosiasi dan mengomunikasikan, kebebasan dan otonomi
mengeksplorasi ide. Pendidik sebaiknya memfasilitasi pembelajaran yang mengandung 3 jenis
yaitu main sensorimotor, main peran (mikro/makro), dan main pembangunan (secara terstruktur
atau sifat cair) yang memanfaatkan alat dan bahan berbasis lingkungan sekitar dan memberikan
kebebasan main untuk mengeksplorasi bahan main, melakukan penataan lingkungan main
sebelum pembelajaran dan menerapkan pendekatan saintifik dengan menstimulasi anak untuk
bertanya dan mengumpulkan informasi dengan menggunakan sumber belajar yang beragam dan
bersifat kontekstual.

Komponen 7: Fasilitasi Satuan Pendidikan Untuk Layanan Inovatif dan Pengembangan


profesional PTK

Satuan pendidikan memfasilitasi pengembangan profesionalitas pendidik dan tenaga


kependidikan dengan mengikuti diklat tekhnis inovasi pembelajaran GTK PAUD. Satuan
pendidikan belum memfasilitasi layanan belajar yang inovatif, diskusi Internal dan
pengembangan profesional secara berkelanjutan bagi pendidik/tenaga kependidikan. Satuan
pendidik sebaiknya dapat lebih komprehensif dalam merancang program kegiatannya dalam
KTSP dengan memuat rancangan program inovasi model atau metode pembelajaran,
pemanfaatan IT untuk mendukung proses pembelajaran misalnya dengan pembuatan video
pembelajaran dan pengelolaan e-dokumen, serta melakukan program diskusi Internal konsisten
dengan perencanaan yang dibuat pada program kerja sekolah.

Komponen 8: Keamanan dan Lingkungan

Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam mengupayakan keamanan anak dan lingkungan
dengan memiliki SOP kedatangan dan kepulangan . Satuan pendidikan belum melakukan safety
talk dan emergency drills. Satuan pendidikan sebaiknya mengkampanyekan prosedur
keselamatan dengan memasang banner atau flyer tentang keamanan dan memprogramkan
praktek menghadapi keadaan darurat seperti praktek menghadapi gempa bumi, tanah longsor,
banjir yang bekerjasama dengan Instansi terkait seperti Polisi, DLH (Dinas Lingkungan Hidup),
Damkar/ pihak lainnya.

Komponen 9: Dukungan Orangtua

Dukungan orangtua diberikan melalui pembentukan paguyuban, komunikasi melalui media grup
WhatsApp, kerjasama dalam kegiatan lomba mewarnai,makan bersama yang tersedia jadwal
menu, outbond, karya wisata ke Kebun Binatang Surabaya, jlana sehat 17 Agustus. . Orangtua
belum menjadi nara sumber/ guru pendamping di kelas. Satuan pendidikan sebaiknya menyusun
program kelas inspiratif untuk menghadirkan orang tua sebagai narasumber di sekolah sesuai
dengan keahliannya /kompetensi yang dimiliki orangtua.

Komponen 10: Membiasakan Perilaku Hidup Sehat


Satuan pendidikan telah memfasilitasi pengenalan dan pembiasaan perilaku hidup sehat dengan
mengenalkan makanan sehat bergizi seimbang melalui pembiasaan membawa bekal dan air
putih, membiasakan anak mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, serta kegiatan
senam diluar kelas untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup. Sebaiknya satuan pendidikan
menguatkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan menyediakan air putih di setiap kelas
menjadwalkan kegiatan beraktifitas di luar kelas setiap pagi.
Revisi di tgl 29 nov 2023
KB LENTERA HATI
NPSN 70011794

Komponen 1: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Nilai Agama dan Moral

Pendidik telah menstimulasi dalam mempraktikkan berbagai pengalaman keagamaan melalui


pembacaan Syahadat beserta artinya, mengenalkan manusia ciptaan Allah sedangkan baju buatan
manusia. Berperilaku baik kepada manusia dengan bersalaman kepada
pendidik dan mengucapkan terima kasih. Pendidik telah menstimulasi dalam praktek ibadah
sesuai agama/keyakinan yang dianut melalui membaca doa sebelum dan sesudah kegiatan,
membaca Al Fatihah, membaca doa sebelum belajar, mengucap dan membalas salam,
mengenalkan tempat ibadah melalui media gambardan praktek sholat di Musholla. Pendidik
telah menstimulasi pembiasaan berperilaku terpuji dalam menghormati orangtua dan pendidik
melalui bersalaman, menolong orang lain membuka tutup botol air minum dan membereskan
maina setelah bermain. Pendidik belum menstimulasi berperilaku jujur. Pendidik sebaiknya
mengenalkan sikap jujur melalui cerita kisah Rasulullah sebagai Al Amin dan membacakan buku
cerita tentang kejujuran

Komponen 2: Stimulasi Pendidik Aspek Fisik dan Motorik

Pendidik telah menstimulasi dalam menunjukkan kemampuan motorik kasar melalui kegiatan
senam irama, berjalan menuju kelas, gerak lagu dan bertepuk-tepuk, melempar dan menangkap
bola. Pendidik telah menstimulasi kemampuan motorik halus melalui kegiatan bermain balok,
bermain lego, merobek dan menempel daun kering, memegang crayon untuk mewarnai. Pendidik
telah menstimulasi mengenal dan membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
melalui kegiatan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, praktik gosok gigi dan
memotong kuku, membuang sampah di tempat sampah, membersihkan lingkungan main dengan
kegiatan beres-beres. Pendidik sebaiknya tetap konsisten dalam memberikan stimulasi bahkan
meningkatkan stimulasi yang sudah diberikan misalnya dengan bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan dalam hal upaya pemeriksaan kesehatan tubuh termasuk gigi, kuku dan badan serta
support penyediaan fasilitasi sarana kebersihan dan kesehatan seperti sikat gigi, pasta gigi dan
sabun cuci tangan.

Komponen 3: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif

Pendidik telah menstimulasi kemampuan dalam proses pemecahan masalah dalam memberi
dukungan penghargaan melalui kegiatan kolase meja menggunakan daun kering. Pendidik telah
menstimulasi kemampuan anak untuk berpikir logis, kritis dan kreatif melalui kegiatan
membandingkan ukuran besar dan kecil pada bola yang dibawa guru, memahami konsep
menghubungkan akan kegunaan mata dan mulut, serta kegunaan meja. Pendidik telah
menstimulasi kemampuan berpikir simbolis melalui kegiatan mengenal konsep angka dengan
menunjukkan jumlah jari, bermain balok membentuk gedung dan ular. Pendidik belum
menstimulus dalam identifikasi masalah dan mencari solusi, klasifikasi warna, bentuk, ukuran
dan konsep sebab akibat, mempresentasikan berbagai imajinasinya dalam bentuk karya. Pendidik
sebaiknya Pendidik sebaiknya dapat menstimulasi kemampuan untuk mengidentifikasi masalah
yang dihadapi anak dengan cara memverbalkan aktivitas yang dilakukan, untuk
mempresentasikan benda/imajinasi dalam bentuk karya, anak perlu diberi kesempatan untuk
mengkreasikan ide dengan berbagai media beragam agar anak terstimulasi untuk berkarya dan
bangga menunjukkan hasil karyanya melalui bercerita atau mempresentasikan kepada teman/
orang lain.

Komponen 4: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa

Pendidik telah menstimulasi dalam bahasa reseptif melalui kegiatan bercerita tentang perabot
rumah dengan media gambar, pendidik juga memberikan pertanyan dan pernyataan sederhana
dari cerita tersebut. Pendidik memfasilitasi proses pembelajaran dalam menstimuliasi anak untuk
mengungkapkan bahasa (ekspresif) melalui kegiatan dialog tanya jawab tentang kegiatan anak,
menceritakan pengalaman bermain anak, pendidik dan anak berkomunikasi secara lisan dengan
baik. Pendidik memfasilitasi proses pembelajaran keaksaraan (pra membaca dan pra menulis)
melalui kegiatan pra membaca anak berupa menyebutkan angka sesuai dengan jumlah jari dan
menghitung jumlah kaki meja, kegiatan pra menulis anak berupa merobek daun, mewarnai,
bermain menyusun balok dan lego, kolase. Pendidik belum menstimulasi dalam
mengekspresikan ide/perasaan/keinginan dalam bentuk coretan, mengamati/memegang bacaan.
Pendidik sebaiknya dapat memaksimalkan peran sudut baca kelas untuk menstimulasi
kemampuan anak dalam mengamati/memegang/menyentuh bahan bacaan dalam bentuk
gambar/tulisan cetak maupun non cetak dengan ragam main yang bervariasi seperti membaca
buku cerita, mendengarkan dongeng atau bermain kartu kata dan kartu huruf.

Komponen 5: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Sosial Emosional

Pendidik telah menstimulasi anak dalam mengendalikan diri melalui kegiatan antri masuk kelas,
berbaris rapi sebelum pulang, meletakkan sepatu di rak sepatu, bertanggung jawab membereskan
mainan setelah bermain, mengembalikan kotak pensil miliknya di loker ATK. Pendidik
menstimulasi anak untuk berperilaku prososial melalui kegiatan peduli teman dengan berbagi
kue, membantu pendidik membereskan mainan, bekerjasama bermain lego, bergantian
menggunakan lem. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal dan mencintai Negara melalui
simbol dan lambang Negara melalui menyanyikan lagu Indonesia Raya, melafalkan Pancasila,
mengenalkan gambar Presiden dan Wakil Presiden serta Garuda Pancasila. Pendidik telah
menstimulasi dalam mengenalkan pakaian dan tarian melalui tarian Mentok dan tarian Ampar-
ampar Pisang. Pendidik belum menstimulasi dalam mengenalkan Bendera Negara RI, bahasa
daerah dan lagu daerah. Pendidik sebaiknya menstimulasi ragam informasi terkait aspek
mencintai Negara dan keragaman daerah dengan memasukkan unsur pengenalan Bendera, lagu
daerah dan bahasa daerah misalnya melalui program upacara rutin dan program pekan
berbudaya.

Komponen 6: Fasilitasi Pendidik Dalam Proses Pembelajaran

Pendidik menfasilitasi pemanfaatan halaman sekolah sebagai tempat kegiatan senam, masjid
sebagai praktek ibadah, menggunkana daun untuk kolase, mengunjungi peternakan
sapi dan memberi makan sapi. Pendidik telah menstimulasi dalam menyediakan kegiatan
bermain yang terkait dengan konteks lingkungan melalui kunjungan ke peternakan sapi. Pendidik
telah memfasilitasi pendekatan saintifik antara lain mengajak anak mengamati gambar meja
yang disediakan pendidik dengan dialog tanya jawab akan fungsi meja dan berkolase meja
menggunkan daun kering. Pendidik telah menstimulasi dalam membuat karya sesuai ide melalui
menyusun lego menjadi tembak, membuat karya bersama teman melalui bermain lego membuat
menara. Pendidik telah menstimulasi inspirasi awal melalui cerita dengan gambar. Pendidik
belum memfasilitasi kemerdekaan belajar dan kegiatan bermain yang mengandung tiga jenis ,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan, kebebasan memanfaatkan alat
dan bahan yang ada disekitarnya untuk membuat karya, menata alat dan bahan bermain,
dukungan penguatan, dan kebebasan eksplorasi ide sesuai keinginan anak. Pendidik sebaiknya
memfasilitasi pembelajaran dengan 4 ragam main yang mengandung 3 jenis main yaitu main
sensorimotor, main peran (mikro/makro), dan main pembangunan (secara terstruktur atau sifat
cair) yang memanfaatkan alat dan bahan berbasis lingkungan sekitar dan memberikan kebebasan
main untuk mengeksplorasi bahan main. Memfasilitasi dan melakukan tahapan saintifik secara
urut dengan 5M yaitu mengamati, menanya, memberikan informasi, mengasosiasikan dan
mengkomunikasikan. Memberikan kebebasan main untuk mengeksplorasi bahan main,
memfasilitasi anak untuk untuk membuat karya bersama, misal kegiatan proyek dan memberikan
scaffolding dengan menata alat/bahan sebelum pembelajaran dilaksanakan dan memberikan
inspirasi awal.

Komponen 7: Fasilitasi Satuan Pendidikan Untuk Layanan Inovatif dan Pengembangan


profesional PTK

Satuan pendidik mengaitkan pembelajaran dengan budaya lokal melalui kegiatan ke peternak
sapi perah (susu sapi merupakan khas desa setempat). Satuan pendidikan memfasilitasi
pengembangan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan dengan mengikuti pelatihan
IKM. Satuan pendidik belum memfasilitasi layanan belajar yang inovatif , pemanfaatan IT,
menjadi tempat pelatihan, diskusi Internal dan pengembangan professional secara berkelanjutan.
Satuan pendidikan sebaiknya dapat lebih komprehensif dalam merancang program inovasi model
atau metode pembalajaran, pemanfaatan IT untuk mendukung proses pembelajaran misalnya
dengan pembuatan video pembelajaran dan pengelolaan e-dokumen, serta melakukan program
diskusi internal konsisten dengan perencanaan yang dibuat pada program kerja sekolah.

Komponen 8: Keamanan dan Lingkungan

Satuan pendidikan telah mengupayakan keamanan anak dan lingkungan dengan


mengkampanyekan kepada anak saat sebelum pulang melalui lagu’ Sentuhan Boleh’. Satuan
pendidikan belum memilikinya SOP dan praktek mengahadapi keadaan darurat. Satuan pendidik
sebaiknya merancang SOP keselamatan dan keamanan serta memprogramkan kegiatan
pengenalan emergency drill kepada anak-anak saat tema lingkungan/ bencana alam atau dengan
model pembelajaran sentra main peran tentang beberapa profesi yang terkait dengan tema
penanggulangan bencana dan bekerja sama dengan Instansi terkait, misal: Damkar, Polisi, BPBD
dan lain-lain.

Komponen 9: Dukungan Orangtua


Dukungan orangtua terhadap proses pembelajaran ditunjukkan dengan adanya paguyuban orang
tua murid yang disahkan dengan SK Kepala sekolah, Memanfaatkan grop WhatsApp dan buku
penghubung sebagai media komunikasi guru dan orang tua. Orang tua juga terlibat di beberapa
kegiatan sekolah diantaranya acara akhir tahun, outing class ke peternakan sapi, kegiatan SOTH
Sekolah orangtua Hebat dan kegiatan PMT Satuan pendidikan belum menstimulus dalam
menjadi nara sumber di kelas. Satuan pendidikan diharapkan menyusun program kelas inspiratif
untuk menghadirkan orang tua sebagai narasumber di sekolah sesuai dengan keahliannya
/kompetensi yang dimiliki orangtua.

Komponen 10: Membiasakan Perilaku Hidup Sehat

Satuan pendidikan menfasilitasi dalam mengenalkan dan membiasakan perilaku sehat yaitu
pemberian makanan tambahan sayur bayam, pembiasaan minum air putih, pembiasaan mencuci
tangan dengan sabun dengan air mengalir, dan berkegiatan motorik kasar di halaman kelas untuk
mendapatkan sinar matahari. Sebaiknya satuan pendidikan menguatkan perilaku hidup bersih
dan sehat dengan menyediakan air putih di setiap kelas dan menjadwalkan kegiatan beraktifitas
di luar kelas setiap pagi.
TK ROUDLATUL ULUM
NPSN 69727008

Komponen 1: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Nilai Agama dan Moral

Pendidik telah menstimulasi bercerita tentang macam-macam jari tangan melalui nyanyian 1-5,
berperilaku baik melalui mengucap dan menjawab salam, bersalaman dengan pendidik. Pendidik
telah menstimulasi dalam praktek ibadah sesuai agama/keyakinan yang dianut melalui membaca
doa sebelum dan sesudah belajar, membaca Al-Fatihah, mengucap dan membalasa salam.
Pendidik telah menstimulasi pembiasaan perilaku terpuji/berbudi luhur dengan menghormati
menghormati orang yang lebih tua dengan bersalaman, menunduk jika lewat didepan orang yang
lebih tua dan menolong orang lain dengan membersihkan lingkungan bermain. Pendidik belum
menstimulasi dalam praktek shalat, mengenalkan tempat ibadah dan bersikap jujur. Pendidik
sebaiknya menstimulasi anak melalui kegiatan mengajak anak untuk praktek sholat di
Masjid/Musholla sekaligus sebagai stimulasi pengenalan tempat ibadah dan menstimulasi
pengenalan sikap jujur melalui berbagai kegiatan dan metode pembelajaran yang menarik seperti
menggunakan buku cerita atau video pembelajaran.

Komponen 2: Stimulasi Pendidik Aspek Fisik dan Motorik

Pendidik telah menstimulasi dalam menunjukkan kemampuan motorik kasar melalui kegiatan
senam , bermain bola serta berlari dan melompat. Pendidik telah menstimulasi motorik halus
melalui kegiatan menirukan gerakan tulisan/mencoret angka 3, 5 dan menggunakan alat tulis
saat menuliskan huruf. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal dan membiasakan perilaku
hidup bersih dan sehat melalui kegiatan mencuci tangan dengan air mengalir menggunakan
sabun, membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan setelah bermain.
Pendidik belum menstimulasi dalam memindahkan benda dan bermain balok/lego, menggosok
gigi dan penanganan standart covid-19. Pendiidk sebaiknya dapat memprogramkan kegiatan
menggosok gigi secara berkala dan menerapkan standar penanganan covid – 19 dengan
menggunakan hand sanitizer, masker dan lain-lain

Komponen 3: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif

Pendidik telah menstimulasi kemampuan anak dalam proses pemecahan masalah dengan
mendampingi selama pembelajaran melipat kertas dan memberikan penghargaan berupa anak
hebat. Pendidik telah menstimulasi pemahaman persamaan dan perbedaan melalui kegiatan
melipat kertas lipat. Pendidik telah menstimulasi kemampuan anak untuk berpikir simbolis
dengan mengenal bilangan dan menghitung dengan angka 1-1- dalam bahasa indonesia dan
madura dan mengenal konsep huruf melalui menuliskan di buku. Pendidik belum menstimulasi
dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapi sesuai dengan tingkat usia dan mencari solusi,
konsep menghubungkan, klasifikasi warna dan sebab akibat. Pendidik sebaiknya dapat
menstimulasi kemampuan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak dengan cara
memverbalkan aktivitas yang dilakukan, kemudian memberikan pertanyaan terbuka atas masalah
yang dihadapi anak dengan pemantik dan memberikan apresiasi dengan kalimat positif yang
disertai dengan pencapaian kegiatan yang sudah berhasil dilakukan oleh anak. Untuk
mempresentasikan benda/imajinasi dalam bentuk karya, anak perlu diberi kesempatan untuk
mengkreasikan ide dengan berbagai media beragam agar anak terstimulasi untuk berkarya dan
bangga menunjukkan hasil karyanya melalui bercerita atau mempresentasikan kepada teman/
orang lain.

Komponen 4: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa

Pendidik telah menstimulasi dalam memfasilitasi proses pembelajaran dalam menstimuliasi


anak untuk mengungkapkan bahasa (ekspresif) melalui anak menghitung angka 1-10 dalam
bahasa Indonesia dan Madura. Pendidik telah menstimulasi dalam memfasilitasi proses
pembelajaran keaksaraan melalui kegiatan menyebutkan dan menuliskan bilangan 1-10 dengan
bahasa Indonesia. Pendidik belum menstimulasi dalam memahami bahasa reseptif, bercerita dan
ekspresi dalam bentuk coretan. Pendidik sebaiknya menstimulasi anak melalui kegiatan dengan
metode bercerita, story telling, panggung boneka. Pendidik memberikan kesempatan pada anak
untuk menceritakan kembali pengetahuan yang sudah dialaminya dan memfasilitasi kegiatan
yang dapat memberikan kebebasan pada anak untuk mengekspresikan idenya dalam bentuk
jurnal pagi, menggambar bebas, atau berkreasi dengan berbagai benda, misal menggunakan
arang, buah naga dan lain-lain.

Komponen 5: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Sosial Emosional

Pendidik telah menstimulasi pengendalian diri anak dengan membiasakan antri masuk dan keluar
kelas, disiplin meletakkan sepatu pada tempatnya, serta bertanggung jawab pada kegiatan yang
dilakukan. Pendidik telah menstimulasi berperilaku prososial anak dengan aktivitas peduli
lingkungan dengan membereskan alat main, stimulasi tolong menolong dengan mengembalikan
mainan dan bekerjasama dalam bermain. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal dan
mencintai negara melalui simbol dan Lambang Negara melalui membuat Bendera. Pendidik telah
menstimulasi dalam mengenal keragaman budaya daerah melalui berhitung angka 1-10
menggunakan bahasa Indonesia dan Madura dan menggunakan pakaian Marlena. Pendidik
belum terstimulus dalam lingkungan dan maen bergantian, Garuda Pancasila, Lagu kebangsaan
yaitu Indonesia Raya, Presiden RI dan Wakil Presiden RI, lagu daerah dan tarian daerah..
Pendidik sebaiknya mengenalkan nama Presiden dan Wakil Presiden menggunakan media
gambar atau melalui video HUT RI, mengenalkan lagu daerah dan tarian daerah melalui program
kerja tahunan sekolah seperti saat peringatan hari besar, hari Kartini atau pentas akhir tahun.

Komponen 6: Fasilitasi Pendidik Dalam Proses Pembelajaran

Pendidik telah memfasilitasi dalam memanfaatkan sumber belajar berbasis potensi lingkungan
sekitar melalui kegiatan jalan-jalan di sekitar sekolah. Pendidik telah menstimulasi dalam
memfasilitasi pendekatan saintifik sesuai dengan tingkat usia anak yang ditandai dengan
mengajak anak untuk mengamati dan bertanya jawab gambar Bendera Merah Putih terkait
pengetahuan yang akan dikenalkan. Pendidik telah menstimulasi anak agar dapat berkarya sesuai
ide dan minatnya dengan menggunakan berbagai alat dan bahan pada saat menuliskan angka 3
dan 5. Pendidik telah menstimulasi dalam memfasilitasi dukungan pada anak saat melakukan
kegiatan melalui penataan alat atau bahan untuk menstimulasi pemikiran keingintahuan
eksplorasi, dan percakapan anak menginspirasi awal sebelum anak bermain melalui bernyanyi
balonku ada lima. Pendidik belum menyediakan pilihan kegiatan bermain sesuai dengan tahap
perkembangan dan minat anak, mengumpulkan, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan,
membuat karya bersama teman dan kebebasan memanfaatkan alat dan memberikan dukungan.
Pendidik sebaiknya memfasilitasi pembelajaran yang mengandung 3 jenis yaitu main
sensorimotor, main peran (mikro/makro), dan main pembangunan (secara terstruktur atau sifat
cair) yang memanfaatkan alat dan bahan berbasis lingkungan sekitar dan memberikan kebebasan
main untuk mengeksplorasi bahan main, melakukan penataan lingkungan main sebelum
pembelajaran dan menerapkan pendekatan saintifik dengan menstimulasi anak untuk bertanya
dan mengumpulkan informasi dengan menggunakan sumber belajar yang beragam dan bersifat
kontekstual.

Komponen 7: Fasilitasi Satuan Pendidikan Untuk Layanan Inovatif dan Pengembangan


profesional PTK
Satuan pendidikan belum memfasilitasi layanan belajar yang inovatif.. Satuan pendidik belum
menstimulus dalam mengupayakan adanya layanan inovatif melalui inovasi model atau metode
pembelajaran serta mengaitkan pembelajaran dengan budaya lokal dan memfasilitasi
pengembangan keprofesian berkelanjutan.. Sebaiknya satuan pendidikan dapat merancang
program inovasi sekolah, mengoptimalkan digitalisasi sekolah dengan pemanfaatan IT sehingga
nantinya bisa menjadi sekolah rujukan untuk kegiatan pelatihan atau studi observasi. Satuan
dapat menciptakan program inovasi sekolah seperti mengupayakan perubahan metode
pembelajaran dengan menggunakan multi metode dalam mengajar atau menggunakan model
pembelajaran yang memungkinkan diimplementasikan sesuai dengan potensi yang dimiliki,
mengaitkan pembelajaran dengan budaya lokal, memfasilitasi dan melayani untuk menjadi
tempat pelatihan/magang/observasi yang disesuaikan dengan kemampuan satuan dan
bekerjasama dengan Universitas terdekat/Dinas Pendidikan /Organisasi Mitra dan lain-lain serta
merencanakan jadwal dan melakukan program diskusi internal sekolah minimal satu bulan
sekali.

Komponen 8: Keamanan dan Lingkungan

Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam mengupayakan keamanan anak dan lingkungan
dengan menerapkan standar dan prosedur keamanan dan keselamatan anak dengan kepemilikian
SOP. Satuan pendidikan belum menstimulus dalam melakukan safety talk dan belum
mengadakan emergency drills. Satuan pendidikan sebaiknya mengkampanyekan prosedur
keselamatan dengan memasang banner atau flyer tentang keamanan dan memprogramkan
praktek menghadapi keadaan darurat seperti praktek menghadapi gempa bumi, tanah longsor,
banjir yang bekerjasama dengan instansi terkait seperti Polisi, DLH (Dinas Lingkungan Hidup),
Damkar/ pihak lainnya.

Komponen 9: Dukungan Orangtua


Dukungan orangtua terhadap proses pembelajaran dengan terbentuknya WAG sebagai media
komunikasi pihak sekolah dengan wali murid dan kerjasama melalui acara kegiatan haflah
bersama semua wali murid. Satuan pendidik belum menstimulus dalam membentuk
POMG/komite/forum orangtua dan menjadi tempat pelatihan. Satuan pendidikan tetap menjalin
kerjasama yang baik dengan orang tua dan terus mengembangkan kegiatan yang dapat
mempererat hubungan serta menyusun jadwal kelas inspiratif yang tertuang pada program
tahunan dan menyusun program kelas inspiratif untuk menghadirkan orang tua sebagai
narasumber di sekolah sesuai dengan keahliannya /kompetensi yang dimiliki orangtua.

Komponen 10: Membiasakan Perilaku Hidup Sehat

Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam memfasilitasi pengenalan dan pembiasaan perilaku
hidup sehat mellaui kegiatan cuci tangan dengan sabun dan kegiatan di luar kelas untuk
mendapatkan sinar matahari yang cukup. Satuan pendidikan belum menstimulasi pengenalan
makanan sehat dan membiasakan minum air putih. Satuan pendidikan diharapkan membuat
program PMT dan menyusun jadwal menu atau menghimbau wali murid untuk membawakan
anak bekal makanan sehat bergizi seimbang dan menyediakan galon air minum di setiap kelas
yang mudah dijangkau oleh anak.
TK RAUDLATUL ULUM
NPSN 69984331

Komponen 1: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Nilai Agama dan Moral

Pendidik telah menstimulasi dalam mempraktikkan berbagai pengalaman keagamaan melalui


kegiatan mengenal Tuhan YME dengan berdoa menurut agama yang dianut, mengenalkan
makhluk ciptaan Tuhan dan benda hasil karya manusia, contoh perilaku baik dengan bersalaman
kepada pendidik serta menolong orang lain dan memberi makan kambing dan menyiram
tanaman. Pendidik telah menstimulasi dalam melakukan praktek ibadah sesuai agama dan
keyakinan dengan membaca doa belajar, doa makan, doa kaamr mandi, doa memakai sepatu,
mengucap dan menjawab salam, mengucapkan surat An Nas, Al Ikhlas, Al Falaq, An Nasr, Al
Lahab dan melakukan Sholat di Mushola Lembaga. Pendidik telah menstimulasi dalam
pembiasaan untuk berperilaku terpuji atau berbudi luhur melalui kegiatan mengucapkan dan
menjawab salam, bersalaman dengan pendidik, menolong orang lain dengan membuka crayon.
Pendidik belum menstimulus bersikap jujur. Pendidik sebaiknya menstimulasi pengenalan sikap
jujur melalui berbagai kegiatan dan metode pembelajaran yang menarik seperti menggunakan
buku cerita atau video pembelajaran dengan tema sesuai aspek tersebut sehingga pemahaman
anak terkait aspek nilai agama dan moral bisa lebih baik

Komponen 2: Stimulasi Pendidik Aspek Fisik dan Motorik

Pendidik telah menstimulasi kemampuan motorik kasar dalam bermain engklek,memutar tangan
saat kegiatan senam bersama siswa MI, mengangkat dan menurunkan tangan saat baris sebelum
masuk kelas, dan melempar bola. Pendidik telah menstimulasi kemampuan motorik halus dalam
memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya melalui kegiatan mewarnai gambar
benda-benda didalam kamar, merobek tisu dan memberi warna pada gambar pohon beringin,
mozaik pada gambar pohon, menyusun puzzle, menggunting dan menempel pola pakaian serta
menuliskan nama. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenalkan pembiasaan Pengenalan
hidup bersih dan sehat dalam mencuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun,
membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan setelah bermain. Pendidik belum
menstimulasi dalam menggososk gigi. . Pendiidk sebaiknya dapat memprogramkan kegiatan
menggosok gigi secara berkala dan menerapkan standar penanganan covid – 19 dengan
menggunakan hand sanitizer, masker dan lain-lain.

Komponen 3: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif

Pendidik telah menstimulasi pemahaman persamaan dan perbedaan melalui kegiatan


mengelompokkan warna dan bentuk geometri, menghubungkan suku kata menjadi menjadi kata
dengan media roda pintar. Pendidik telah menstimulasi kemampuan anak untuk berpikir
simbolis mengenal dan menyebutkan lambang bilangan dan huruf, menulis dan membaca kata,
serta mempresentasikan berbagai benda seperti menempel tisu dan pewarna pada gambar pohon
beringin, menempel kertas origami membentuk pola orang. Pendidik belum menstimulasi
kemampuan anak dalam proses pemecahan masalah, memahami konsep sebab akibat. Pendidik
sebaiknya dapat menstimulasi kemampuan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak
dengan cara memverbalkan aktivitas yang dilakukan, kemudian memberikan pertanyaan terbuka
atas masalah yang dihadapi anak dengan kata pemantik dan memberikan apresiasi dengan
kalimat positif yang disertai dengan pencapaian kegiatan yang sudah berhasil dilakukan oleh
anak. Untuk mempresentasikan benda/imajinasi dalam bentuk karya, anak perlu diberi
kesempatan untuk mengkreasikan ide dengan berbagai media beragam agar anak terstimulasi
untuk berkarya dan bangga menunjukkan hasil karyanya melalui bercerita atau
mempresentasikan kepada teman/ orang lain.

Komponen 4: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa

Pendidik telah menstimulasi dalam memfasilitasi proses pembelajaran agar anak memahami
bahasa reseptif melalui pertanyaan sederhana tentang rumah dan kejujuran serta pernyataan
sederhana tentang rumah. Pendidik telah menstimulasi dalam memfasilitasi proses pembelajaran
dalam menstimuliasi anak untuk mengungkapkan bahasa (ekspresif) melalui tanya jawab benda
yang ada di dalam kamar dan mengekspresikan idenya melalui kegiatan mewarnai gambar benda
yang terdapat dalam kamar. Pendidik telah memfasilitasi proses pembelajaran keaksaraan (pra
membaca dan pra menulis) melalui kegiatan mengamati gambar benda-benda di dalam kamar,
membaca suku kata dan menulis kata pada media roda pintar. Pendidik belum terstimulus dalam
cerita dan menceritakan kembali. Pendidik sebaiknya menstimulasi anak melalui kegiatan
dengan metode bercerita, story telling, panggung boneka. Pendidik memberikan kesempatan
pada anak untuk menceritakan kembali pengetahuan yang sudah dialaminya dan memfasilitasi
kegiatan yang dapat memberikan kebebasan pada anak untuk mengekspresikan idenya dalam
bentuk jurnal pagi, menggambar bebas, atau berkreasi dengan berbagai benda, misal
menggunakan arang, buah naga dan lain-lain.

Komponen 5: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Sosial Emosional

Pendidik telah menstimulasi anak dalam mengendalikan diri melalui kegiatan antri masuk
kelas, antri mengikuti urutan bermain roda pintar, disiplin merapikan alat yang telah digunakan,
dan bertanggung jawab menyelesaikan kegiatan. Pendidik menstimulasi anak untuk berperilaku
prososial melalui kegiatan peduli lingkungan dan bekerjasama saat kegiatan kerja bakti,
menolong teman membuka krayon, bekerjasama menyusun puzzle, dan main bergantian ketika
bermain roda pintar. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenal dan mencintai Negara melalui
simbol dan lambang Negara melalui kegiatan memindahkan bendera dan menyanyikan lagu
Indonesia Raya. Pendidik telah menstimulasi dalam mengenalkan pakaian dan tarian
melalui berhitung 1-10 dengan bahasa Jawa dan bahasa Madura, mengenakan pakaian daerah
Sakera dan Marlena saat kegiatan karnaval. Pendidik belum menstimulus lambang Negara dan
Presiden RI serta wakil Presiden RI, lagu daerah dan tarian daerah. Pendidik sebaiknya
menstimulasi ragam informasi terkait aspek mencintai Negara dan keragaman daerah dengan
memasukkan unsur pengenalan Bendera, lagu daerah dan bahasa daerah misalnya melalui
program upacara rutin dan program pekan berbudaya, mengenalkan lagu daerah dan tarian
daerah melalui program kerja tahunan sekolah seperti saat peringatan hari besar, hari Kartini atau
pentas akhir tahun.

Komponen 6: Fasilitasi Pendidik Dalam Proses Pembelajaran


Pendidik menfasilitasi pemanfaatan halaman sekolah sebagai tempat kegiatan senam, musholla
yayasan sebagai praktek ibadah, berkunjung ke sawah untuk mengenalkan tanaman dan cara
merawatnya, menggunakan tisue, pewarn adan kardus dalam membuat roda pintar. Pendidik
telah memfasilitasi pendekatan saintifik antara lain mengajak anak mengamati gambar meja
yang disediakan pendidik dengan dialog tanya jawab akan fungsi meja dan berkolase meja
menggunkan daun kering. Pendidik telah menstimulasi dalam membuat karya sesuai ide
melalui mewarnai gambar, menempel tisu pada gambar pohon beringin, dan mozaik pada
gambar pohon. Pendidik telah menata alat dan bahan sebelum proses pembelajaran dimulai,
memberikan inspirasi awal dengan membawa benda-benda yang ada di kamar dan memberikan
dukungan dalam bentuk pertanyaan saat anak melakukan kegiatan mewarnai gamba r benda-
benda yang ada dikamar. Pendidik belum menyediakan berbagai pilihan kegiatan bermain sesuai
dengan tahap perkembangan dan minat anak, membuat karya bersama teman, menata alat/ bahan
dan kebebasan eksplorasi kepada anak. Pendidik sebaiknya memfasilitasi pembelajaran yang
mengandung 3 jenis yaitu main sensorimotor, main peran (mikro/makro), dan main
pembangunan (secara terstruktur atau sifat cair) yang memanfaatkan alat dan bahan berbasis
lingkungan sekitar dan memberikan kebebasan main untuk mengeksplorasi bahan main,
melakukan penataan lingkungan main sebelum pembelajaran dan menerapkan pendekatan
saintifik dengan menstimulasi anak untuk bertanya dan mengumpulkan informasi dengan
menggunakan sumber belajar yang beragam dan bersifat kontekstual
Komponen 7: Fasilitasi Satuan Pendidikan Untuk Layanan Inovatif dan Pengembangan
profesional PTK
Satuan pendidikan telah memfasilitasi pengembangan profesional secara berkelanjutan bagi
pendidik/tenaga kependidikan dengan mengikuti workshop Pengembangan Seni. Satuan
pendidikan belum memfasilitasi layanan belajar yang inovatif, diskusi internal dan
pengembangan professional secara berkelannjutan. Sebaiknya satuan pendidikan dapat
merancang program inovasi sekolah, mengoptimalkan digitalisasi sekolah dengan pemanfaatan
IT sehingga nantinya bisa menjadi sekolah rujukan untuk kegiatan pelatihan atau studi observasi.
Satuan dapat menciptakan program inovasi sekolah seperti mengupayakan perubahan metode
pembelajaran dengan menggunakan multi metode dalam mengajar atau menggunakan model
pembelajaran yang memungkinkan diimplementasikan sesuai dengan potensi yang dimiliki,
mengaitkan pembelajaran dengan budaya lokal, memfasilitasi dan melayani untuk menjadi
tempat pelatihan/magang/observasi yang disesuaikan dengan kemampuan satuan dan
bekerjasama dengan Universitas terdekat/Dinas Pendidikan /Organisasi Mitra dan lain-lain serta
merencanakan jadwal dan melakukan program diskusi internal sekolah minimal satu bulan
sekali.
Komponen 8: Keamanan dan Lingkungan
Satuan pendidikan telah menerapkan standar dan prosedur keselamatan anak melalui kegiatan
memastikan anak dijemput oleh orangtuanya. Satuan pendidikan belum menstimulus dalam
melakukan safety talk dan belum mengadakan emergency drills. Satuan pendidikan sebaiknya
mengkampanyekan prosedur keselamatan dengan memasang banner atau flyer tentang keamanan
dan memprogramkan praktek menghadapi keadaan darurat seperti praktek menghadapi gempa
bumi, tanah longsor, banjir yang bekerjasama dengan instansi terkait seperti polisi, DLH (dinas
lingkungan hidup), damkar/ pihak lainnya.
Komponen 9: Dukungan Orangtua
Dukungan orangtua terhadap proses pembelajaran dengan terbentuknya WAG sebagai media
komunikasi pihak sekolah dengan wali murid dan kerjasama melalui kegiatan karnaval peringatan HUT
RI, kegiatan Haflatul Imtihan, serta kerja bakti. Satuan pendidik belum menstimulus dalam
membentuk POMG/komite/forum orangtua dan menjadi tempat pelatihan. Satuan pendidikan
tetap menjalin kerjasama yang baik dengan orang tua dan terus mengembangkan kegiatan yang
dapat mempererat hubungan serta menyusun jadwal kelas inspiratif yang tertuang pada program
tahunan dan menyusun program kelas inspiratif untuk menghadirkan orang tua sebagai
narasumber di sekolah sesuai dengan keahliannya /kompetensi yang dimiliki orangtua.
Komponen 10: Membiasakan Perilaku Hidup Sehat

Satuan pendidikan telah menstimulasi dalam memfasilitasi pengenalan dan pembiasaan perilaku
hidup sehat mellaui kegiatan cuci tangan dengan sabun dan kegiatan di luar kelas untuk
mendapatkan sinar matahari yang cukup. Satuan pendidikan belum menstimulasi pengenalan
makanan sehat dan membiasakan minum air putih. Satuan pendidikan diharapkan membuat
program PMT dan menyusun jadwal menu atau menghimbau wali murid untuk membawakan
anak bekal makanan sehat bergizi seimbang dan menyediakan galon air minum di setiap kelas
yang mudah dijangkau oleh anak.

Anda mungkin juga menyukai