Pendidik menstimulasi kemampuan nilai agama dan moral anak dalam mempraktikkan
berbagai pengalaman keagamaan dalam konteks keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa
melalui kegiatan membaca surah-surah pendek, mengenalkan makhluk ciptaan Tuhan lewat
lagu/nyanyian, dan dialog tentang benda-benda buatan manusia, dan mengenalkan tempat ibadah
umat muslim dengan melakukan kunjungan ke masjid, namun pendidik belum
memperkenalkan tempat ibadah agama lainnya, diharapkan pendidik juga dapat
memperkenalkan tempat ibadah agama lainnya walaupun hanya dengan menggunakan alat
peraga seperti maket rumah ibadah, poster atau bahan bacaan dari media cetak maupun digital,
agar wawasan anak menjadi lebih luas tentang keragaman umat beragama yang ada di Indonesia,
selain itu untuk meningkatkan perkembangan aspek nilai agama dan moral satuan pendidikan
juga dapat menyediakan lingkungan PAUD yang mendukung pengembangan nilai agama dan
moral seperti dinding ruangan, perpustakaan, dan sarana lainnya bisa dihias dengan gambar-
gambar yang berkaitan dengan agama, nilai-nilai moral, atau cerita-cerita agama yang sederhana,
pendidik juga dapat melakukan kegiatan sosial, seperti mengunjungi panti asuhan atau
membantu orang yang membutuhkan sehingga dapat membantu anak-anak memahami nilai-nilai
kebaikan dan kepedulian kepada sesama.
Dalam menstimulasi kemampuan motorik kasar anak, pendidik melaksanakan senam bersama
dan bermain bebas/terpimpin di halaman, kemampuan motorik halus distimulasi dengan bermain
balok, mencoret-coret, merangkai lego dan kegiatan memerah kelapa parut, pendidik
menerapkan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan membiasakan anak mencuci
tangan dengan sabun, menggosok gigi, menaruh sampah pada tempatnya, membersihkan
lingkungan main, namun belum terlihat stimulasi memotong kuku, diharapkan pendidik
dapat membuat jadwal kegiatan pemeriksaan/memotong kuku anak pada hari-hari tertentu
secara rutin misal setiap hari senin dan kamis, selain itu untuk mengembangkan fisik motorik
anak pendidik juga bisa melibatkan musik dan tari yang dapat membantu anak-anak
mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus sambil bersenang-senang.
Pendidik terlihat memfasilitasi anak dalam kemampuan bahasa melalui kegiatan bercerita dan
melakukan tanya jawab setelahnya, dan anak dapat berkomunikasi secara lisan dengan teman
atau pendidik, pengembangan keaksaraan dengan cara membiarkan anak-anak untuk mengamati
buku bacaan, menggunakan huruf sebagai bentuk pra membaca serta menggunakan alat tulis
sebagai kegiatan pra menulis, namun belum terlihat adanya stimulasi untuk membuat
pernyataan, menceritakan kembali apa yang telah didapatnya, diharapkan pendidik melakukan
kegiatan membuat jurnal harian dilanjutkan kegiatan anak bercerita, menanyakan kepada anak
tentang perasaannya terhadap kegiatan pembelajaran/permainan yang telah diikutinya, selain itu
untuk meningkatkan kemampuan bahasa/keaksaraan anak satuan pendidikan dapat menyediakan
pojok baca dengan koleksi buku cerita bergambar yang menarik sehingga dapat menumbuhkan
minat baca sedari dini dan pendidik juga bisa menempelkan aneka tulisan huruf/angka pada
benda-benda yang ada dalam ruang kelas.
Pendidik menstimulasi aspek sosial dan emosional anak melalui kegiatan pembiasaan antri,
disiplin dan bertanggungjawab, membiasakan anak berbagi, peduli, tolong menolong,
bekerjasama, main bergantian, pendidik mengenalkan dan menanamkan rasa cinta tanah air
kepada anak melalui simbol dan lambang negara, namun pendidik belum mengenalkan
keragaman budaya daerah seperti tarian dan pakaian daerah, diharapkan pendidik dapat
mengenalkan tarian dan pakaian daerah melalui kegiatan latihan tarian daerah tertentu yang akan
tampil dengan pakaian daerahnya di acara pentas seni akhir tahun pelajaran, atau melalui poster
atau menonton tayangan video tarian daerah, atau dengan melakukan kunjungan ke museum
daerah.
Pendidik memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dengan mengajak anak ke
masjid, memanfaatkan hewan dan tanaman sebagai sumber belajar, menyediakan berbagai
pilihan kegiatan main yang mengandung tiga jenis main, pendidik memberikan dukungan
(scaffolding) pada anak saat berkegiatan main, namun pendidik belum menyediakan kegiatan
main yang terkait konteks lingkungan, belum maksimal menerapkan pendekatan saintifik dalam
proses pembelajaran, memanfaatkan bahan yang ada di sekitar, memberikan kebebasan sendiri
untuk kegiatan yang akan dilakukan anak, diharapkan pendidik menyediakan kegiatan main
yang terkait konteks lingkungan dengan memanfaatkan dedaunan, biji-bijian untuk kegiatan
pembelajaran, diharapkan dapat melaksanakan pendekatan saintifik secara utuh, memberikan
kebebasan sendiri pada anak untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukannya.
Satuan pendidikan telah memfasilitasi layanan belajar yang inovatif dengan melakukan
inovasi yaitu melakukan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an (buku Iqra), mengaitkan
pembelajaran dengan budaya lokal seperti penggunaan bahasa Banjar, menyanyi lagu daerah,
satuan pendidikan mengikutsertakan pendidik dan tenaga kependidikan dalam berbagai
pelatihan, namun satuan pendidikan belum memfasilitasi layanan belajar Inovatif seperti
memanfaatkan media belajar berbasis IT dan digital, belum melaksanakan diskusi internal dan
belum memfasilitasi pengembangan profesionalitas pendidik secara berkelanjutan,
diharapkan satuan pendidikan mencoba memfasilitasi layanan belajar yang inovatif dengan
menggunakan IT dan digital dalam pembelajaran, melakukan diskusi/rapat internal antar
pendidik untuk membahas hal-hal yang memajukan satuan pendidikan atau saling berbagi
praktik baik tentang pembelajaran.
Adanya dukungan orangtua terlihat dari adanya komunikasi antara pendidik dengan orangtua
melalui WhatsApp Group, namun orangtua belum terlihat membantu program satuan
pendidikan melalui persatuan orangtua anak, belum adanya kerjasama antara orangtua dengan
pendidik di lapangan dan belum pernah ada orangtua yang bersedia dilibatkan menjadi
narasumber di kelas, diharapkan satuan pendidikan lebih meningkatkan lagi kerjasama
dengan orangtua melalui pembentukan dan pengesahan komite/paguyuban orangtua, aktif
mengundang orangtua untuk menghadiri rapat/sosialisasi/parenting yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan, melakukan kegiatan sosial seperti bergotong royong pada acara perpisahan
dan pentas seni, serta berbagai macam profesi yang dimiliki oleh orangtua/wali murid dapat
dimanfaatkan secara maksimal oleh satuan pendidikan untuk dijadikan narasumber dalam
pembelajaran secara bergantian (kelas inspirasi).
VALIDSI
Pendidik sudah melakukan stimulasi kepada anak dengan memberikan contoh perilaku
baik sesuai dengan agama yang dianut dengan mengucap dan menjawab salam,
menanamkan nilai-nilai keagaman melalui cerita Nabi Ayub AS, serta dialog sebelum
kegiatan belajar, mengucapkan terima kasih, menghormati orang tua dengan
bersalaman, pendidik telah mengenalkan mahluk ciptaan Tuhan melalui kegiatan
menyayangi binatang dengan mengelus-ngelus kucing, mempraktikkan ibadah sesuai
agama/ keyakinan yang dianut dengan mengajarkan doa-doa pendek, mengajak anak
untuk kunjungan ke musholla dan melakukan praktik Sholat berjama'ah,. Membiasakan
anak untuk selalu bersalaman kepada orang tua dan pendidik, tanggung jawab serta
serta tolong menolong.
Namun demikian pendidik belum maksimal dalam menanamkan pembiasaan bersikap jujur
pada anak.
Diharapkan dalam banyak kegiatan pendidik menanamkan perilaku tersebut. Bisa melalui
kegiatan berbagi makanan, cerita tentang sikap jujur ataupun tanya jawab yang mengarah
kesana, agar tercipta generasa yang selain berakhlak mulia juga kejujuran yang terpatri dalam
sikap dan perbuatanya.
. Diharapkan kegiatan fisik motorik kasar dan fisik motorik halus kiranya lebih
ditingkatkan lagi, agar pertumbuhan dan perkembangan anak berkembang secara
keseluruhan.
Stimulasi Pendidik agar anak bisa mengidentifikasi masalah yang dihadapi saat
membuat bangunan dari balok agar tidak roboh , pendidik memberikan dukungan saat
anak mampu membuat bangunan tersebut dan memberi penghargaan .Dalam
kemapuan berfikir logis kritis dan kreatif pendidik menstimulasi anak agar bisa
memahami konsep sebab akibat melalui tanya jawab ketika mengupas mangga, konsep
persamaan, perbedaan dan menghubungkan juga pengenalan konsep bilangan dan
huruf menggunakan media. Pendidik juga memberikan stimulasi agar anak dapat
mengklasifikan baik warna, urutan ataupun bentuk. Stimulasi pendidik terhadap aspek
kognitif berfikir simbolis dalam mengenal dan menyebutkan huruf,bilangan dengan
anak maju kedepan.
Diharapkan pendidik lebih meningkatkan keragaman alat dan bahan untuk stimulasi
kegiatan pra membaca dan pra menulis dengan menyediakan berbagai media baik
buatan guru ataupun pabrik seperti puzzle huruf, kartu kata dan aneka buku cerita
bergambar, pada kegiatan pra menulis pendidik juga bisa menyediakan alat dan bahan
seperti pensil, spidol, kuas, arang, dan kegiatan menulis di tepung dan pasir, serta
memberikan kesempatan lebih banyak agar anak mampu bercerita di depan kelas,
memancing anak agar dapat membuat pernyataan dari kegiatan yang sudah dilakukan..
Tidak terlihat pendidik stimulasi anak untuk mengenalkan pakaian dan lagu daerah.
Namun pendekatan saintifik belum terlihat maksimal, kegiatan main sudah ditentukan
hingga belum terlihat adanya kebebasan anak dalam memilih ragam main sesuai minat
dan idenya.
Diharapkan pendidik terus memanfaatkam alat dan bahan yang ada di sekitar anak
seperti batu, ranting, pasir dan biji-bijian untuk memfasiltasi agar anak dapat berkarya
sesuai minatnya ,selalu menyiapkan dalam satu hari minimal 4 ragam kegiatan main
berbeda yang mengadung 3 jenis main yakni main sensorimotor, main peran, dan main
pembangunan, dimana dalam satu kegiatan main disiapkan alat dan bahan dengan
berbagai inspirasi seperti benda asli, buku dan gambar dan menerapkan pendekatan
saintifik lebi ditingkatkan lagi sehingga anak mempunyai pengalaman yang berarti.
Fasilitasi satuan pendidikan untuk layanan belajar inovatif seperti menjadi tempat
pelatihan atau pengembangan model dan pengembangan profesionalitas PTK telah
dilaksanakan dengan cukup baik, begitu pula penggunaan IT dalam kegiatan
pembelajaran. serta mengkaitkan pembelajaran dengan kebudayaan lokal yaitu bahasa
banjar. Satuan telah memfasilitasi pengembangan profesional PTK dengan adanya
kegiatan diskusi internal memfasilitasi pengembangan profesionalitas pendidik dan
tenaga kependidikan. Namun tidak terlihat kegiatan yang mengembangkan inovasi
model dan pengembangan metode pembelajaran,agar bisa mengembangkan inovasi
model pembelajaran dengan membuat perencanaan pengembangan profesionalitas
secara berkelanjutan, bisa dengan mengikuti ataupun mengadakan pelatihan secara
mandiri, mengikuti pelatihan melalui SIM PKB ataupun melalui platform merdeka
mengajar dengan menggunakan akun belajar id.
Satuan PAUD telah melaksanakan standar dan prosedur keselamatan dan keamanan
anak dengan memfasilitasi adanya pagar keliling, menjaga keamanan anak saat
bermain di luar kelas.
Orang tua belum terlibat untuk menjadi narasumber ataupun menjadi guru pendamping
guna mendukung aktifitas pembelajaran di kelas anak.
Satuan telah mengupayakan untuk membiasakan anak berperilaku hidup bersih dan
sehat dengan kegiatan mencuci tangan menggunakan sabun, makanan sehat dan
bergizi, membiasakan berkegiatan diluar ruangan untuk mendapatkan sinar matahari
serta membiasakan minum air putih dalam jumlah yang cukup dengan memfasilitasi
galon di dalam kelas telah diterapkan dengan baik.
Pendidik belum terlihat memberikan contoh baik kegiatan memelihara tanaman atau
menyanyangi binatang peliharaan dan stimulasi anak untuk bersikap jujur masih belum
maksimal dilakukan..
disarankan pendidik terus menstimulasi pengembangan motorik kasar dan motorik halus anak,
terus melaksanakan pembiasaan kebersihan diri anak seperti kegiatan menggosok gigi, kegiatan
memotong kuku, dan tetap menerapkan upaya standar penanganan copid-19 dengan cara selalu
menyampaikan kepada anak setiap hari jika bersin dan batuk agar menutup mulut.
Pendidik sudah menstimulasi anak dalam mengendalikan diri dan pro sosial seperti
pembiasan antri saat mencuci tangan, disiplin meletakkan sepatu dan tas ke raknya,
bertanggung jawab membereskan mainan setelah digunakan, peduli teman,perduli
lingkungan/beres-beres lingkungan main,tolong menolong, bekerjasama. Pendidik juga
sudah mengenalkan negara melalui pengenalan bendera negara dan mengenalkan
bahasa daerah.
. Orangtua belum pernah menjadi nara sumber/ pendamping dan belum terbentuknya
komite sekolah
Satuan Pendidikan sudah mengenalkan dan membiasakan perilaku hidup sehat seperti
membiasakan anak membawa air putih,menyediakan air putih di satuan, membiasan
mencuci tangan dengan sabun, dan kegiatan di luar kelas untuk mendapatkan sinar
matahari.
PRAKTEK SHOLAT
MENULIS
PERTUMBUHAN KACANG HIJAU