Anda di halaman 1dari 50

KOMPONEN 1.

STIMULASI PENDIDIK PADA ASPEK NILAI AGAMA DAN MORAL

Pendidik menstimulasi kemampuan nilai agama dan moral anak dalam mempraktikkan
berbagai pengalaman keagamaan dalam konteks keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa
melalui kegiatan membaca surah-surah pendek, mengenalkan makhluk ciptaan Tuhan lewat
lagu/nyanyian, dan dialog tentang benda-benda buatan manusia, dan mengenalkan tempat ibadah
umat muslim dengan melakukan kunjungan ke masjid, namun pendidik belum
memperkenalkan tempat ibadah agama lainnya, diharapkan pendidik juga dapat
memperkenalkan tempat ibadah agama lainnya walaupun hanya dengan menggunakan alat
peraga seperti maket rumah ibadah, poster atau bahan bacaan dari media cetak maupun digital,
agar wawasan anak menjadi lebih luas tentang keragaman umat beragama yang ada di Indonesia,
selain itu untuk meningkatkan perkembangan aspek nilai agama dan moral satuan pendidikan
juga dapat menyediakan lingkungan PAUD yang mendukung pengembangan nilai agama dan
moral seperti dinding ruangan, perpustakaan, dan sarana lainnya bisa dihias dengan gambar-
gambar yang berkaitan dengan agama, nilai-nilai moral, atau cerita-cerita agama yang sederhana,
pendidik juga dapat melakukan kegiatan sosial, seperti mengunjungi panti asuhan atau
membantu orang yang membutuhkan sehingga dapat membantu anak-anak memahami nilai-nilai
kebaikan dan kepedulian kepada sesama.

KOMPONEN 2. STIMULASI PENDIDIK PADA ASPEK FISIK MOTORIK

Dalam menstimulasi kemampuan motorik kasar anak, pendidik melaksanakan senam bersama
dan bermain bebas/terpimpin di halaman, kemampuan motorik halus distimulasi dengan bermain
balok, mencoret-coret, merangkai lego dan kegiatan memerah kelapa parut, pendidik
menerapkan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan membiasakan anak mencuci
tangan dengan sabun, menggosok gigi, menaruh sampah pada tempatnya, membersihkan
lingkungan main, namun belum terlihat stimulasi memotong kuku, diharapkan pendidik
dapat membuat jadwal kegiatan pemeriksaan/memotong kuku anak pada hari-hari tertentu
secara rutin misal setiap hari senin dan kamis, selain itu untuk mengembangkan fisik motorik
anak pendidik juga bisa melibatkan musik dan tari yang dapat membantu anak-anak
mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus sambil bersenang-senang.

KOMPONEN 3. STIMULASI PENDIDIK PADA ASPEK KOGNITIF

Pendidik terlihat memgarahkan anak untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapinya


ketika kegiatan mengoles roti, sambil dibimbing pendidik, anak dapat memecahkan masalahnya,
pendidik terlihat menstimulasi anak untuk memahami persamaan, perbedaan, mengklasifikasi
bentuk, mengenalkan dan menggunakan konsep bilangan/huruf, namun pendidik belum
menstimulasi konsep menghubungkan, konsep sebab akibat dan mempresentasikan imajinasi,
diharapkan pendidik menstimulasi anak agar memahami konsep menghubungkan melalui
bermain puzzle sederhana yang menampilkan gambar-gambar atau bentuk yang harus
dipasangkan, ini dapat membantu anak mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan
pemahaman tentang bagaimana berbagai kepingan dapat terkait satu sama lain, atau dengan
mengajak anak-anak bermain permainan kata yang merangsang pemikiran asosiatif, misalnya,
sebutkan satu kata, dan minta mereka untuk menyebutkan kata lain yang terkait dengan kata
tersebut, ini membantu mereka mengaitkan konsep dan membuat hubungan antara kata-kata,
untuk meningkatkan pemahaman anak tentang konsep sebab akibat misalnya melalui
penjelasan/cerita tentang penyebab terjadinya hujan dan banjir dengan memanfaatkan sarana TIK
yang ada atau melakukan berbagai kegiatan eksperimen / percobaan sederhana sepeti melelehkan
es, melempar benda ringan dan berat, melarutkan gula/garam dalam air dan lainnya.

KOMPONEN 4. STIMULASI PENDIDIK PADA ASPEK BAHASA

Pendidik terlihat memfasilitasi anak dalam kemampuan bahasa melalui kegiatan bercerita dan
melakukan tanya jawab setelahnya, dan anak dapat berkomunikasi secara lisan dengan teman
atau pendidik, pengembangan keaksaraan dengan cara membiarkan anak-anak untuk mengamati
buku bacaan, menggunakan huruf sebagai bentuk pra membaca serta menggunakan alat tulis
sebagai kegiatan pra menulis, namun belum terlihat adanya stimulasi untuk membuat
pernyataan, menceritakan kembali apa yang telah didapatnya, diharapkan pendidik melakukan
kegiatan membuat jurnal harian dilanjutkan kegiatan anak bercerita, menanyakan kepada anak
tentang perasaannya terhadap kegiatan pembelajaran/permainan yang telah diikutinya, selain itu
untuk meningkatkan kemampuan bahasa/keaksaraan anak satuan pendidikan dapat menyediakan
pojok baca dengan koleksi buku cerita bergambar yang menarik sehingga dapat menumbuhkan
minat baca sedari dini dan pendidik juga bisa menempelkan aneka tulisan huruf/angka pada
benda-benda yang ada dalam ruang kelas.

KOMPONEN 5. STIMULASI PENDIDIK PADA ASPEK SOSIAL EMOSIONAL

Pendidik menstimulasi aspek sosial dan emosional anak melalui kegiatan pembiasaan antri,
disiplin dan bertanggungjawab, membiasakan anak berbagi, peduli, tolong menolong,
bekerjasama, main bergantian, pendidik mengenalkan dan menanamkan rasa cinta tanah air
kepada anak melalui simbol dan lambang negara, namun pendidik belum mengenalkan
keragaman budaya daerah seperti tarian dan pakaian daerah, diharapkan pendidik dapat
mengenalkan tarian dan pakaian daerah melalui kegiatan latihan tarian daerah tertentu yang akan
tampil dengan pakaian daerahnya di acara pentas seni akhir tahun pelajaran, atau melalui poster
atau menonton tayangan video tarian daerah, atau dengan melakukan kunjungan ke museum
daerah.

KOMPONEN 6. FASILITASI PENDIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Pendidik memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dengan mengajak anak ke
masjid, memanfaatkan hewan dan tanaman sebagai sumber belajar, menyediakan berbagai
pilihan kegiatan main yang mengandung tiga jenis main, pendidik memberikan dukungan
(scaffolding) pada anak saat berkegiatan main, namun pendidik belum menyediakan kegiatan
main yang terkait konteks lingkungan, belum maksimal menerapkan pendekatan saintifik dalam
proses pembelajaran, memanfaatkan bahan yang ada di sekitar, memberikan kebebasan sendiri
untuk kegiatan yang akan dilakukan anak, diharapkan pendidik menyediakan kegiatan main
yang terkait konteks lingkungan dengan memanfaatkan dedaunan, biji-bijian untuk kegiatan
pembelajaran, diharapkan dapat melaksanakan pendekatan saintifik secara utuh, memberikan
kebebasan sendiri pada anak untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukannya.

KOMPONEN 7. FASILITASI SATUAN PENDIDIKAN UNTUK LAYANAN BELAJAR


INOVATIF DAN PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS PTK

Satuan pendidikan telah memfasilitasi layanan belajar yang inovatif dengan melakukan
inovasi yaitu melakukan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an (buku Iqra), mengaitkan
pembelajaran dengan budaya lokal seperti penggunaan bahasa Banjar, menyanyi lagu daerah,
satuan pendidikan mengikutsertakan pendidik dan tenaga kependidikan dalam berbagai
pelatihan, namun satuan pendidikan belum memfasilitasi layanan belajar Inovatif seperti
memanfaatkan media belajar berbasis IT dan digital, belum melaksanakan diskusi internal dan
belum memfasilitasi pengembangan profesionalitas pendidik secara berkelanjutan,
diharapkan satuan pendidikan mencoba memfasilitasi layanan belajar yang inovatif dengan
menggunakan IT dan digital dalam pembelajaran, melakukan diskusi/rapat internal antar
pendidik untuk membahas hal-hal yang memajukan satuan pendidikan atau saling berbagi
praktik baik tentang pembelajaran.

KOMPONEN 8. KEAMANAN DAN LINGKUNGAN

Satuan Pendidikan terlihat mengupayakan keamanan anak dan lingkungannya dengan


pemagaran satuan pendidikan serta orangtua diwajibkan untuk antar jemput anak satuan
pendidikan, namun untuk safety talk dan emergency drill masih belum terlihat, diharapkan
satuan pendidikan dapat membuat standar prosedur keselamatan dan keamanan lingkungan
dan mengkampanyekannya kepada pendidik/tenaga kependidikan serta orangtua/wali murid
secara berkala, satuan pendidikan juga diharapkan dapat melakukan kegiatan bermain peran
simulasi penanganan bencana banjir atau kebakaran, atau melakukan kunjungan ke kantor
pemadam kebakaran, kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk
mengenalkan cara penanganan bencana sedari dini.

KOMPONEN 9. DUKUNGAN ORANGTUA

Adanya dukungan orangtua terlihat dari adanya komunikasi antara pendidik dengan orangtua
melalui WhatsApp Group, namun orangtua belum terlihat membantu program satuan
pendidikan melalui persatuan orangtua anak, belum adanya kerjasama antara orangtua dengan
pendidik di lapangan dan belum pernah ada orangtua yang bersedia dilibatkan menjadi
narasumber di kelas, diharapkan satuan pendidikan lebih meningkatkan lagi kerjasama
dengan orangtua melalui pembentukan dan pengesahan komite/paguyuban orangtua, aktif
mengundang orangtua untuk menghadiri rapat/sosialisasi/parenting yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan, melakukan kegiatan sosial seperti bergotong royong pada acara perpisahan
dan pentas seni, serta berbagai macam profesi yang dimiliki oleh orangtua/wali murid dapat
dimanfaatkan secara maksimal oleh satuan pendidikan untuk dijadikan narasumber dalam
pembelajaran secara bergantian (kelas inspirasi).

KOMPONEN 10. MEMBIASAKAN PERILAKU HIDUP SEHAT

Dalam mengenalkan dan membiasakan perilaku hidup sehat dilaksanakan dengan


membiasakan minum air putih yang cukup, mencuci tangan dengan sabun, serta berkegiatan di
luar kelas guna mendapatkan sinar matahari pagi yang cukup, namun masih belum terlihat
adanya pengenalan makanan sehat dan bergizi yang terprogram, belum ada program pemberian
makanan tambahan, diharapkan satuan pendidikan dapat lebih meningkatkan pengenalan
makanan sehat dan bergizi kepada anak melalui kegiatan pemberian makanan tambahan 1-2 kali
dalam sebulan dengan menu yang sudah disusun untuk 1 (satu) semester/tahun, dan dapat
melakukan kerjasama dengan pihak puskesmas/posyandu untuk mendukung program perilaku
hidup sehat.

VALIDSI

Komponen 1: Stimulasi Pendidik pada aspek Nilai Agama dan Moral

Pendidik sudah melakukan stimulasi kepada anak dengan memberikan contoh perilaku
baik sesuai dengan agama yang dianut dengan mengucap dan menjawab salam,
menanamkan nilai-nilai keagaman melalui cerita Nabi Ayub AS, serta dialog sebelum
kegiatan belajar, mengucapkan terima kasih, menghormati orang tua dengan
bersalaman, pendidik telah mengenalkan mahluk ciptaan Tuhan melalui kegiatan
menyayangi binatang dengan mengelus-ngelus kucing, mempraktikkan ibadah sesuai
agama/ keyakinan yang dianut dengan mengajarkan doa-doa pendek, mengajak anak
untuk kunjungan ke musholla dan melakukan praktik Sholat berjama'ah,. Membiasakan
anak untuk selalu bersalaman kepada orang tua dan pendidik, tanggung jawab serta
serta tolong menolong.

Namun demikian pendidik belum maksimal dalam menanamkan pembiasaan bersikap jujur
pada anak.

Diharapkan dalam banyak kegiatan pendidik menanamkan perilaku tersebut. Bisa melalui
kegiatan berbagi makanan, cerita tentang sikap jujur ataupun tanya jawab yang mengarah
kesana, agar tercipta generasa yang selain berakhlak mulia juga kejujuran yang terpatri dalam
sikap dan perbuatanya.

Komponen 2:Stimulasi Pendidik pada aspek Fisik Motorik


Pada kemampuan aspek fisik motorik dan PHBS sudah berjalan dengan cukup baik meliputi: berjalan,
berlari, melompat, meluncur, melempar, menagkap, menendang, menyusun balok, menggunting,
menulis dengan menggunakan alat tulis dengan benar. Membiasakan anak anak untuk mencuci tangan
sebelum atau sesudah makan, gosok gigi, menaruh sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan
dengan membereskan mainan selesai digunakan

. Diharapkan kegiatan fisik motorik kasar dan fisik motorik halus kiranya lebih
ditingkatkan lagi, agar pertumbuhan dan perkembangan anak berkembang secara
keseluruhan.

Komponen 3: Stimulasi Pendidik pada aspek Kognitif

Stimulasi Pendidik agar anak bisa mengidentifikasi masalah yang dihadapi saat
membuat bangunan dari balok agar tidak roboh , pendidik memberikan dukungan saat
anak mampu membuat bangunan tersebut dan memberi penghargaan .Dalam
kemapuan berfikir logis kritis dan kreatif pendidik menstimulasi anak agar bisa
memahami konsep sebab akibat melalui tanya jawab ketika mengupas mangga, konsep
persamaan, perbedaan dan menghubungkan juga pengenalan konsep bilangan dan
huruf menggunakan media. Pendidik juga memberikan stimulasi agar anak dapat
mengklasifikan baik warna, urutan ataupun bentuk. Stimulasi pendidik terhadap aspek
kognitif berfikir simbolis dalam mengenal dan menyebutkan huruf,bilangan dengan
anak maju kedepan.

Namun pendidik kurang menstimulasi anak dalam mengklasifikasikan bentuk, ukuran


dan warna serta kurang mengeksplor imajinasi anak dalam berbagai bentuk
karya.Pendidik diharapkan dapat mengenalkan konsep sebab akibat secara kongkrit
melalui penjelasan/cerita/tayangan, misal tentang penyebab terjadinya hujan, banjir
atau melakukan berbagai kegiatan eksperimen / percobaan sederhana lain yang lebih
bervariasi serta menarik bagi anak, seperti percobaan mencampur warna, balon ditiup
kemudian dilepaskan dan lain-lain.

Komponen 4 : Stimulasi Pendidik pada aspek Bahasa

Pendidik telah memfasilitasi proses pembelajaran untuk memahami bahasa reseptif


melalui bercerita dimana Pendidik melakukan tanya jawab tentang persahabatan
beruang dan anak memberi tanggapan dari pertanyaan pendidik, stimulasi pendidik
terhadap aspek Bahasa terutama dalam memahami bahasa ekspresif seperti
berkomunikasi dan memperlihatkan karya yang di buatnya ,menceritakan hasil
karyanya perasaan melalui tulisan dan proses pembelajaran keaksaraan baik pra
membaca atau pra menulis sudah diterapkan cukup baik kepada anak dengan anak
mengamati buku bacaan ,menyebut huruf yang ada didinding.
Belum terlihat pendidik dalam menstimulasi terkait pernyataan dari cerita yan sudah
dibacakan.

Diharapkan pendidik lebih meningkatkan keragaman alat dan bahan untuk stimulasi
kegiatan pra membaca dan pra menulis dengan menyediakan berbagai media baik
buatan guru ataupun pabrik seperti puzzle huruf, kartu kata dan aneka buku cerita
bergambar, pada kegiatan pra menulis pendidik juga bisa menyediakan alat dan bahan
seperti pensil, spidol, kuas, arang, dan kegiatan menulis di tepung dan pasir, serta
memberikan kesempatan lebih banyak agar anak mampu bercerita di depan kelas,
memancing anak agar dapat membuat pernyataan dari kegiatan yang sudah dilakukan..

Komponen 5 :Stimulasi Pendidik pada aspek Sosial Emosional

Stimulasi pendidik terhadap aspek sosial Emosional dengan membiasakan anak


mengendalikan diri dalam pembiasaan antri ketika mencuci tangan, displin dengan
meletakkan sepatu dan sendal di tempatnya serta bertanggung jawab mengembalikan
mainan ketempatnya, berperilaku prososial dengan peduli pada teman saling tolong
menolong, membuang sampah di tempatnya, bekerjasama membuat bangunan dari
balok, pengenalan dan sikap mencintai negara melalui simbol dan dengan
mengenalkan bendera merah putih, presiden dan wakil presiden, menyanyi lagu
kebangsaan , serta mengenal keragaman budaya dengan menggunakan bahasa banjar
saat bertanya pada anak ,mengenalkan tarian daerah.

Tidak terlihat pendidik stimulasi anak untuk mengenalkan pakaian dan lagu daerah.

Diharapkan pendidik meningkatkan pengenalan keragaman budaya seperti lagu, tarian


dan pakaian daerah, hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan pentas akhir tahun dengan
menampilkan kebudayaan daerah setempat, seperti tarian dan lagu, mengikuti karnaval
anak dalam rangka peringatan hari nasional guna mengenalkan ragam pakaian daerah.

Komponen 6 : Fasilitasi Pendidik dalam Proses Pembelajaran

Pendidik telah memanfaatkan sumber lingkungan sekitar terutama halaman sekolah,


Mushala, dan benda-benda yang ada di sekitar sebagai bahan dan sumber belajar
anak, pendidik juga telah menata lingkungan bermain dengan menyiapkan 4 ragam
main, memberikan inspirasi awal.

Namun pendekatan saintifik belum terlihat maksimal, kegiatan main sudah ditentukan
hingga belum terlihat adanya kebebasan anak dalam memilih ragam main sesuai minat
dan idenya.

Diharapkan pendidik terus memanfaatkam alat dan bahan yang ada di sekitar anak
seperti batu, ranting, pasir dan biji-bijian untuk memfasiltasi agar anak dapat berkarya
sesuai minatnya ,selalu menyiapkan dalam satu hari minimal 4 ragam kegiatan main
berbeda yang mengadung 3 jenis main yakni main sensorimotor, main peran, dan main
pembangunan, dimana dalam satu kegiatan main disiapkan alat dan bahan dengan
berbagai inspirasi seperti benda asli, buku dan gambar dan menerapkan pendekatan
saintifik lebi ditingkatkan lagi sehingga anak mempunyai pengalaman yang berarti.

Komponen 7: Fasilitasi Satuan Pendidikan untuk Layanan Belajar Inovatif dan


Pengembangan Profesionalitas PTK

Fasilitasi satuan pendidikan untuk layanan belajar inovatif seperti menjadi tempat
pelatihan atau pengembangan model dan pengembangan profesionalitas PTK telah
dilaksanakan dengan cukup baik, begitu pula penggunaan IT dalam kegiatan
pembelajaran. serta mengkaitkan pembelajaran dengan kebudayaan lokal yaitu bahasa
banjar. Satuan telah memfasilitasi pengembangan profesional PTK dengan adanya
kegiatan diskusi internal memfasilitasi pengembangan profesionalitas pendidik dan
tenaga kependidikan. Namun tidak terlihat kegiatan yang mengembangkan inovasi
model dan pengembangan metode pembelajaran,agar bisa mengembangkan inovasi
model pembelajaran dengan membuat perencanaan pengembangan profesionalitas
secara berkelanjutan, bisa dengan mengikuti ataupun mengadakan pelatihan secara
mandiri, mengikuti pelatihan melalui SIM PKB ataupun melalui platform merdeka
mengajar dengan menggunakan akun belajar id.

Komponen 8:Keamanan dan Lingkungan

Satuan PAUD telah melaksanakan standar dan prosedur keselamatan dan keamanan
anak dengan memfasilitasi adanya pagar keliling, menjaga keamanan anak saat
bermain di luar kelas.

Namun satuan belum mengkampanyekan prosedur keselamatan dan keamanan


peserta didik secara berkala dan belum mengadakan praktik menghadapi keadaan
darurat seperti, apa yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan/banjir/kebakaran.

Diharapkan satuan memprogramkan kampanye safety talk dan kegiatan menghadapi


keadaan darurat atau emergency drill jika terjadi bencana sesuai tingkat usia anak
PAUD baik secara mandiri ataupun dengan menjalin kerjasama kepada pihak terkait
seperti pihak Plantas,puskesmas. DAMKAR, BPBD juga diharapkan memprogramkan
kegiatan tersebut secara berkala pada program tahunan ataupun kalender pendidikan
satuan pendidikan.

Komponen 9: Dukungan Orangtua


Dukungan orang tua terhadap proses pembelajaran anak seperti adanya media
komunikasi antara satuan dan orang tua, adanya kerjasama serta bentuk dukungan
orang tua saat kegiatan keagamaan atau nasional sudah serta dukungan orang tua
terhadap program sekolah melalui persatuan orang tua murid seperti komite.

Orang tua belum terlibat untuk menjadi narasumber ataupun menjadi guru pendamping
guna mendukung aktifitas pembelajaran di kelas anak.

Diharapakan satuan agar dapat melibatkan orangtua untuk menjadi narasumber


ataupun guru tamu sesuai dengan profesi mereka guna mendukung proses
pembelajaran di kelas seperti pengenalan profesi pada puncak tema, menjadi
narasumber untuk kegiatan rapat, sosialisasi ataupun parenting yang diadakan di
satuan pendidikan.

Komponen 10: Membiasakan prilaku hidup sehat

Satuan telah mengupayakan untuk membiasakan anak berperilaku hidup bersih dan
sehat dengan kegiatan mencuci tangan menggunakan sabun, makanan sehat dan
bergizi, membiasakan berkegiatan diluar ruangan untuk mendapatkan sinar matahari
serta membiasakan minum air putih dalam jumlah yang cukup dengan memfasilitasi
galon di dalam kelas telah diterapkan dengan baik.

Diharapkan satuan pendidikan mempertahankan penerapan hidup sehat dalam


kehidupan sehari hari baik di sekolah maupun di rumah untuk mencegah dari berbagai
kuman penyakit maupun mencegah stunting pada anak.

Komponen 1. Stimulasi Pendidik pada Aspek Nilai Agama dan Moral

Pendidik sudah menstimulasi anak untuk mempraktikkan berbagai pengalaman


keagamaan seperti menanamkan nilai keagamaan melalui bercerita, bercakap-cakap,
mengenalkan ciptaan Tuhan, mengucap/membalas salam, berdo’a sebelum belajar,
menirukan praktik ibadah membaca surah pendek, membaca doa, dan menstimulasi
anak untuk menolong orang lain dan pembiasaan bersalaman untuk menghormati
orang yang lebih tua.

Pendidik belum terlihat memberikan contoh baik kegiatan memelihara tanaman atau
menyanyangi binatang peliharaan dan stimulasi anak untuk bersikap jujur masih belum
maksimal dilakukan..

Diharapkan pendidik mengembangkan aspek nilai keagamaan dan moral secara


berkesinambungan melalui kegiatan bercakap-cakap/praktek langsung/melalui cerita
juga dapat menyediakan lingkungan PAUD yang mendukung pengembangan nilai agama dan
moral seperti dinding ruangan, perpustakaan, dan sarana lainnya bisa dihias dengan gambar-
gambar yang berkaitan dengan agama, nilai-nilai moral, atau cerita-cerita agama yang sederhana,
pendidik juga dapat melakukan kegiatan sosial, seperti mengunjungi panti asuhan atau
membantu orang yang membutuhkan sehingga dapat membantu anak-anak memahami nilai-nilai
kebaikan dan kepedulian kepada sesama.

Komponen 2. Stimulasi Pendidik pada Aspek Fisik Motorik

Pendidik sudah menstimulasi kemampuan motorik kasar anak melalui kegiatan


berjalan, berlari, menekuk, meregang,meluncur, melempar bola dan Senam. Untuk
motorik halus anak yaitu melalui kegiatan memindahkan benda dari tangan satu ke
tangan lainnya, menyusun lego, menggambar dan menggunakan alat tulis/krayon serta
mengenalkan dan membiasakan anak berperilaku hidup bersih dan sehat seperti
mencuci tangan, memotong kuku dan membersihkan lingkungan main

disarankan pendidik terus menstimulasi pengembangan motorik kasar dan motorik halus anak,
terus melaksanakan pembiasaan kebersihan diri anak seperti kegiatan menggosok gigi, kegiatan
memotong kuku, dan tetap menerapkan upaya standar penanganan copid-19 dengan cara selalu
menyampaikan kepada anak setiap hari jika bersin dan batuk agar menutup mulut.

Komponen 3. Stimulasi Pendidik pada Aspek Kognitif

Pendidik sudah menstimulasi aspek kognitif anak melalui kegiatan memahami


persamaan dan perbedaan warna, mengklasifikasikan warna balok yang
sama,pemecahan masalah, mengenal dan menyebutkan konsep bilangan melalui
media.

Pendidik belum menstimulasi konsep menghubungkan, sebab akibat dan belum


menstimulasi anak dalam mempresentasikan benda/imajinasi anak dalam bentuk karya
juga stumulasi dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapi

Diharapkan pendidik dapat memvariasikan media bermain anak agar kognitif


terstimulasi dengan baik dan untuk menarik minat anak dalam bermain/belajar melalui
penyediaan alat/bahan dari bahan sekitar untuk membuat bentuk karya.

Komponen 4. Stimulasi Pendidik pada Aspek Bahasa

Pendidik sudah memfasilitasi pembelajaran agar anak memahami bahasa dan


mengungkapkan bahasa melalui bercerita, memberikan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan, dan berkomunikasi secara lisan, megekspresikan ide melalui menggambar
bebas serta kegiatan pra membaca dan pra manulis dengan mengenal huruf melalui
media.

Pendidik belum menstimulasi anak untuk dapat menceritakan kembali


cerita/pengalaman yang diketahui anak.
. Diharapkan pendidik terus menstimulasi anak melalui bercakap-cakap atau bercerita
dengan alat/tanpa alat.menayakan kebiasaan anak atau kegiatan anak dirumah.

Komponen 5. Stimulasi Pendidik pada Aspek Sosial Emosional

Pendidik sudah menstimulasi anak dalam mengendalikan diri dan pro sosial seperti
pembiasan antri saat mencuci tangan, disiplin meletakkan sepatu dan tas ke raknya,
bertanggung jawab membereskan mainan setelah digunakan, peduli teman,perduli
lingkungan/beres-beres lingkungan main,tolong menolong, bekerjasama. Pendidik juga
sudah mengenalkan negara melalui pengenalan bendera negara dan mengenalkan
bahasa daerah.

Pendidik belum mengenalkan pada anak terkait garuda pancasila, lagu


kebangsaan/nasional, presiden/wakilnya, lagu, tarian dan pakaian daerah.

diharapkan satuan pendidikan dapat mengenalkan Lambang Negara,


Presiden/wakilnya dan lagu kebangsaan, bisa melalui berdialog atau menonton
video/photo secara langsung. Mengenalkan tarian dan pakaian daerah melalui kegiatan
latihan tarian daerah tertentu yang akan tampil dengan pakaian daerahnya di acara pentas seni
akhir tahun pelajaran, atau melalui poster, menonton tayangan video tarian daerah, atau dengan
melakukan kunjungan ke museum daerah.

Komponen 6. Fasilitasi Pendidik dalam Proses Pembelajaran

Pendidik sudah memfasilitasi anak untuk memamfaatkan sumber belajar berbasis


lingkungan sekitar terlihat pendidik membawa anak kesebuah mesjid, kebun dan sungai
sebagai sumber belajar,memanfatkan bahan sekitar. Pendidik sudah menstimulasi anak
agar dapat berkarya sesuai ide baik karya sendiri maupun bersama temannya,
memberikan inspirasi awal ,memberikan dukungan menyediakan tiga jenis main.

Pendidik belum menyediakan mainan dengan konteks lingkungan, pendekatan saintifik


belum maksimal,menata alat dan bahan serta memanfaatkan makhluk hidup disekitar
belum terlihat.

Diharapkan Pendidik bisa memfasilitasi pembelajaran dengan menyediakan lebih


banyak ragam main seperti kemaritiman dan industri serta pembelajaran dengan
pendekatan saintifik melalui memanfaatkan makhluk hidup sekitar seperti tanaman dan
binatang yang ada disekitar.

Komponen 7: Fasilitasi Satuan Pendidikan untuk Layanan Belajar Inovatif dan


Pengembangan Profesionalitas PTK

Satuan Pendidikan sudah memfasilitasi layanan belajar yang inovatif seperti


memanfaatkan media belajar berbasis IT/digital pada saat melakukan kegiatan senam,
satuan pendidik memfasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan melalui mengikuti
pelatihan/diklat.

Pendidik belum terlihat mengaitkan pembelajaran dengan budaya lokal, menjadi


tempat pelatihan/observasi.

Diharapkan Satuan Pendidikan menjadwalkan kegiatan tersebut dengan terkoordinir


secara baik dengan bekerjasama dengan pihak terkait.

Komponen 8 : Keamanan dan Lingkungan

Keamanan lingkungan sekolah di katakan aman terlihat dengan pendampingan


pendidik saat anak bermain dan selalu mengingatkan anak berhati – hati dalam
bermain.

Pendidik belum melakukan safety talk ( mengkampanyekan ) dan emergensy drill


( praktik ) menghadapi keadaan darurat

. Diharapkan satuan dapat menjadwalkannya secara berkala. membuat standar prosedur


keselamatan dan keamanan lingkungan dan mengkampanyekannya kepada pendidik/tenaga
kependidikan serta orangtua/wali murid secara berkala, satuan pendidikan juga diharapkan dapat
melakukan kegiatan bermain peran simulasi penanganan bencana banjir atau kebakaran, atau
melakukan kunjungan ke kantor pemadam kebakaran, kantor Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) untuk mengenalkan cara penanganan bencana sedari dini.

Komponen 9: Dukungan Orangtua

Dukungan orangtua terhadap proses pembelajaran seperti adanya komunikasi 2 arah


melalui grup wa, kerjasama dalam kegiatan di sekolah saat acara tertentu.

. Orangtua belum pernah menjadi nara sumber/ pendamping dan belum terbentuknya
komite sekolah

. Diharapkan Satuan bersama orangtua dapat mengadakan rapat untuk pembentukan


komite dan memberikan kepercayaan pada orangtua untuk menjadi nara sumber
dalam pembelajaran secara bergantian (kelas inspirasi).

Komponen 10: Membiasakan perilaku hidup sehat

Satuan Pendidikan sudah mengenalkan dan membiasakan perilaku hidup sehat seperti
membiasakan anak membawa air putih,menyediakan air putih di satuan, membiasan
mencuci tangan dengan sabun, dan kegiatan di luar kelas untuk mendapatkan sinar
matahari.

Pendidik tidak terlihat mengenalkan makanan sehat bergizi seim


COOKING CLASS

PRAKTEK SHOLAT

PERTUMBUHAN KACANG HIJAU

MENULIS
PERTUMBUHAN KACANG HIJAU

PERINGATAN HARI GURU


PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU
PERINGATAN HARI GURU

PERINGATAN HARI GURU


PERINGATAN HARI GURU

PERINGATAN HARI GURU


PERINGATAN HARI GURU

Anda mungkin juga menyukai