Anda di halaman 1dari 5

Catatan butir :

1. Pendidik selalu telah menstimulasi anak dalam mengembangkan nilai agama serta


praktek berbagai pengalaman keagamaan dalam konteks keimanan kepada Tuhan
dengan berbagai cara, dengan membiasakan perilak baik terhadap makhluk ciptaan
Tuhan, guru mengingatkan anak untuk sayang temannya, serta pada waktu-waktu
tertentu membacakan buku cerita terkait dengan perilaku yang harus dimiliki oleh
Satuan Pendidikan.
2. Mendidik stimulasi anak untuk mempraktikkan kegiatan ibadah sesuai agama mereka
yaitu Islam dengan berbagai kegiatan seperti membaca doa sebelum melakukan
kegiatan pembiasaan membaca ayat dan hadis, guru juga mengingatkan anak untuk
mengucap atau menjawab, serta menstimulasi anak untuk dapat menirukan praktik
ibadah seperti melaksanakan salat dan mengambil wudhu. Selain itu guru juga
menyatakan bahwa anak laki-laki sebaiknya salat di masjid.
3. Pendidik menstimulasi anak agar perilaku terpuji. Seperti menjawab salam, meminta
anak menjawab dengan jujur dan membuat kegiatan yang membuat anak jadi bekerja
sama seperti dalam menyiapkan ruang yang lebih luas untuk digunakan sebagai area
salat. 
4. Stimulasi yang diberikan guru dalam merangsang kemampuan motorik kasar anak
dengan memberikan kesempatan pada anak bermain di luar ruangan dengan
menggunakan alat permainan edukatif. Guru juga menemani dan melayani anak untuk
melakukan gerakan-gerakan atau kegiatan-kegiatan yang membuat anak melakukan
kegiatan seperti berjalan, berlari, melompat mengangkat, melingkar, melambungkan,
serta melempar dan menangkap juga menendang bola.
5. Guru menstimulasi anak untuk mengembangkan kemampuan motorik halus melalui
kegiatan walaupun masih belum dalam bentuk bermain. Kegiatan masih dominan
berpusat pada guru. Ada jga kegiatan untuk mencoret-coret melalui kegiatan
mewarnai, menggunting, dan menggunakan alat tulis saat anak-anak menulis angka
atau huruf nama mereka di Lembar kerja yang diberikan guru.
6. Pendidik menstimulasi anak untuk mengenal dan pembiasaan perilaku hidup bersih
dan sehat melalui kegiatan mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan
sabun, membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, guru juga menstimulasi anak
untuk mengikuti standar penanganan covid 19. Namun guru mengakui bahwa di
Satuan Pendidikan tidak melakukan kegiatan menggosok gigi dan memotong kuku
secara rutin di Satuan Pendidikan.
7. Satuan Pendidikan pendidikan mengupayakan keamanan anak dan lingkungan dengan
memagar berkeliling di halaman. Selain itu, guru selalu mengingatkan bahwa
penerapan standar dan prosedur keselamatan anak dilaksanakan dengan mengingatkan
anak-anak dan juga orang tua saat pengantaran dan penjemputan anak. Namun Satuan
Pendidikan belum melakukan safety talk, dan belum pernah melakukan praktek untuk
menghadapi keadaan darurat secara berkala.
8. Pendidik belum optimal dalam menstimulasi kemampuan anak dalam proses
pemecahan masalah untuk mengidentifikasi masalah, mencari solusi masalah, dan
memberikan dukungan yang tepat kepada anak sesuai dengan masalah yang mereka
hadapi. Proses pembelajaran masih dominan berpusat pada guru. Namun guru selalu
memberikan penghargaan kepada anak bila sudah menyelesaikan tugas mereka atau
menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan tepat, dengan cara memberikan
pujian dengan kata-kata yang mulia sambil mengacungkan jempol.
9. Pendidik menstimulasi anak untuk berpikir logis kritis dan kreatif tentang bagaimana
anak memahami perbedaan dan persamaan walaupun tanpa disadari, seperti dengan
memperlihatkan bentuk-bentuk huruf yang guru tuliskan di papan tulis, sehingga anak
memahami konsep bentuk dan bunyi. Selain itu guru juga secara tidak langsung
memberikan atau menstimulasi terkait dengan konsep hubungan pada anak seperti
saat anak menghubungkan antara lambang Pancasila dengan bunyi ayat dari setiap
sila. Namun masih belum terlihat bahwa guru memberi stimulasi terkait dengan
Bagaimana anak memahami persamaan, mengklasifikasi, serta pemahaman terhadap
konsep sebab akibat.
10. Guru menstimulasi berpikir simbolis anak untuk dapat mengenal konsep bilangan
dengan cara menuliskan di papan tulis, selanjutnya anak menyebutkan, serta huruf
anak diminta untuk menuliskan nama mereka di lembar kerjanya. Anak-anak juga
menyebutkan huruf atau bilangan yang ditunjuk oleh guru namun belum terlihat
adanya guru menstimulasi anak untuk mereka dapat mempresentasikan berbagai
benda dan berbagai imajinasinya dalam bentuk karya.
11. Stimulasi guru pada proses pembelajaran dalam menstimulasi anak untuk
dapat memahami bahasa reseptif adalah dengan cara cerita sederhana, seperti tentang
Pancasila sebagai lambang negara, serta memberikan pertanyaan sederhana yang
membuat anak mampu untuk menjawabnya, serta pernyataan-pernyataan sederhana
terkait dengan apa yang boleh dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan.
12. Stimulasi bahasa ekspresif oleh guru ke anak adalah dengan cara tanya jawab,
melemparkan pertanyaan, berkomunikasi secara lisan dengan anak serta bercerita.
Namun guru masih belum memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat
mengekspresikan perasaan atau keinginan sendiri dalam bentuk coretan atau tulisan.
13. pendidik menstimulasi pembelajaran keaksaraan melalui kegiatan yang membuat anak
mengamati atau menyentuh bahan bacaan yang digunakan. Namun untuk kegiatan pra
membaca dan pra menulis masih dengan menggunakan lembar kerja belum terlihat
bahwa guru menstimulasi hal tersebut melalui kegiatan bermain
14. Pendidik menstimulasi anak dalam hal mengendalikan diri dengan pembiasaan seperti
antri, berbaris dan juga mengingatkan anak untuk mematuhi aturan, serta bertanggung
jawab dengan tugas mereka.
15. Pendidik telah menstimulasi anak untuk berperilaku prososial diantaranya peduli
teman, tolong-menolong dan bekerja sama seperti pada saat anak-anak memindahkan
meja dan kursi saat menyediakan ruang yang akan digunakan untuk salat bersama.
16. Pendidik menstimulasi anak untuk dapat mengenal dan mencintai negara melalui
pengenalan bendera merah putih, Garuda Pancasila sebagai lambang
negara,menyanyikan lagu Indonesia Raya, mengenal Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia yang dibuktikan dengan adanya RPPH.
17. Dalam wawancara guru menyatakan bahwa belum ada kegiatan yang secara langsung
mengenalkan kepada anak tentang keragaman budaya daerah yang ada di Indonesia.
18. sumber belajar berbasis potensi lingkungan yang digunakan oleh guru hanya berupa
menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar seperti daun-daun atau
ranting sebagai bahan belajar anak. Namun belum ada pemanfaatan ruangan atau
tempat lingkungan di sekitar Satuan Pendidikan serta pemanfaatan makhluk hidup di
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar anak. Jika kegiatan di luar biasanya pergi
ke tempat rekreasi yang tempatnya membutuhkan kendaraan untuk pergi ke sana.
(bukan lingkungan di sekitar Satuan Pendidikan)
19. Berdasarkan Pengamatan dan wawancara Pendidik bahwa proses pembelajaran masih
bersifat klasikal tidak tersedia berbagai pilihan kegiatan main.
20. Pendidik memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang
belum optimal. Yang terlaksana adalah mengamati gambar, serta bertanya terkait
dengan pengetahuan yang akan dikenalkan yaitu tentang Garuda Pancasila. Guru
masih belum menstimulasi anak dengan kegiatan yang membuat anak dapat
mengumpulkan informasi dari berbagai media terkait tema yang dibahas,
mengasosiasikan pengetahuan, serta mengomunikasikan pengetahuan yang anak-anak
dapatkan dengan berbagai kegiatan main.
21. Pendidik belum secara optimal menstimulasi anak untuk dapat berkarya sesuai
ide dan minatnya, dikarenakan kegiatan dalam proses pembelajaran masih berpusat
pada guru. Namun guru sudah memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat
membuat karya yang dibuat secara bersama-sama dengan temannya, masih banyak
instruksi dari guru dalam mengerjakan tugas.
22. Pendidik memberikan inspirasi awal sebelum melaksanakan pekerjaan yang mereka
berikan. Namun dalam proses pembelajaran pendidik belum menata alat dan bahan
main untuk dapat menstimulasi pemikiran keingetahuan eksplorasi, dan percakapan
anak. Guru juga belum terlihat memberikan dukungan serta perluasan ide kepada anak
dan memberikan kebebasan dan otonomi kepada anak dalam bereksplorasi. Hal ini
terlihat pada saat anak-anak mengerjakan pekerjaan mereka guru selalu
memperhatikan untuk memberikan instruksi yang dianggap perlu dilakukan oleh
anak.
23. Satuan Pendidikan pendidikan menggunakan model classical sebagai metode
pembelajaran. Guru menyatakan bahwa pembelajaran masih belum mengaitkan
dengan budaya lokal. Selain itu belum memanfaatkan media belajar berbasis IT dan
digital sebagai sumber belajar. Namun Satuan Pendidikan telah menjadi tempat
pelatihan atau workshop atau observasi dari pengembangan metode pembelajaran
anak yang berbasis Quran.
24. Satuan Pendidikan mengakui bahwa belum memiliki kelompok khusus untuk
perSatuan Pendidikan orang tua. Untuk berkomunikasi antara Satuan Pendidikan
pendidikan dengan orang tua media yang digunakan adalah WAG, terdapat pula
kegiatan-kegiatan yang menunjukkan terjadi kerjasama antara Satuan Pendidikan
PAUD dengan orang tua. Satuan Pendidikan belum melibatkan Orang tua sebagai
narasumber pendamping anak di kelas.
25. Satuan Pendidikan pendidikan memfasilitasi pengembangan profesionalitas pendidik
dan tenaga kependidikan Satuan Pendidikan melakukan diskusi internal secara
berkala dan berbagi praktek baik dalam lingkungan Satuan Pendidikan PAUD dan
mengizinkan guru untuk mengikuti diklat.
26. Satuan Pendidikan pendidikan mengenalkan dan membiasakan perilaku hidup
sehat bagi anak didik dengan cara membiasakan minum air putih dalam jumlah yang
cukup, dengan boleh minum kapan saja. Selain itu, anak juga dibiasakan untuk
mencuci tangan dengan sabun. Satuan Pendidikan masih belum melaksanakan
kegiatan pembiasaan yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mendapatkan
sinar matahari pagi dan melakukan pengenalan makanan sehat kecuali saat tema
makanan.

Temuan :
1. Pendidik membiarkan anak berdoa dengan suara yang keras, tinggi.sekali.
2.
3.

PHA

1. Pendidik telah menstimulasi keseluruhan aspek Nilai Agama dan Moral. Namun
pendidik masih membiarkan anak berdoa dengan nada suara yang tinggi. Pendidik
perlu menguatkan pembiasaan dengan nada santun terutama saat anak-anak berdoa.
2. Pendidik telah menstimulasi pengembangan aspek fisik motorik anak. Namun pada
stimulasi motorik halus kegiatan yang digunakan masih belum bermain. Pendidik
perlu merancang dan memberikan aktivitas bermain dengan berbagai alat dana bahan,
terutama memanfaatkan bahan yang berasal dari lingkungan sekitar.
3. Pendidik telah menstimulasi aspek kognitif anak dengan memberikan apresiasi,
mengenal dan menyebutkan konsep huruf/bilanagn. Namun stimulasi untuk anak
dapat memahami persamaan, perbedaan, dan hubungan masih sangat lemah, serta
anak belum mendapatkan penguatan terhadap penyelesaian masalah dengan
scaffolding, klasifikasi, konsep sebab akibat, serta mempresesntasikan berbagai benda
dan imajinasi mereka ke dalam bentuk karya. Guru perlu mengikuti diklat terutama
tentang pengelolaan kelas dan cara belajar anak usia dini.
4. Pendidik telah menstimulasi aspek bahasa anak dengan cara bercerita, tanya jawab,
dan membuat pernyataan. Namun, stimulasi bahasa masih belum dilaksanakan dengan
cara bermain dan menggunakan media APE. Guru perlu mengikuti diklat terutama
tentang pengelolaan kelas dan cara belajar anak usia dini agar dapat menstimulasi
bahasa anak secara optimal.
5. Pendidik telah menstimulasi aspek sosial emosional anak dengan kegiatan
pembiasaan antri, disiplin, bertanggungjawab, peduli, tolong menolong, dan berkerja
sama, serta mengenal dan mencintai negara RI. Namun belum terlihat stimulasi untuk
anak dapat main bergantian karena setiap anak main bekerja sendiri-sendiri. Pendidik
perlu merancang kegiatan main yang memberikan kesempatan pada anak untuk
bergantian baik dalam menggunakan alat dan bahan yang dilakukan saat proses
pembelajaran.
6. Pendidik telah menstimulasi kegiatan anak dengan menggunakan bahan yang ada di
lingkungan seperti daun-daun, dan memberikan kesempatan untuk mengamati,
bertanya terkait pengetahuan yang dibahas, membuat satu pekerjaan bersama, serta
memberikan inspirasi awal dengan memanfaatkan gambar. Namun, belum ditemukan
pendidik memanfaatkan lingkungan dan makhluk hidup di sekitar sebagai sumber
belajar, memberikan berbagai pilihan kegiatan main yang mengandung 3 jenis main,
mengoptimalkan pendekatan saintifik, serta membuat hasil karya sendiri yang sesuai
pikiran dengan ide anak. Selain itu, pendidik juga belum melakukan penataan
lingkungan main, memberikan dukungan sesuai kebutuhan anak, dan belum
membrikan kebebasan pada anak dalam bereksplorasi. Guru perlu mengikuti diklat
terutama tentang pengelolaan kelas dan cara belajar anak usia dini.
7. Satuan Pendidikan telah memfasilitasi Satuan Pendidikan lain untuk menjadi tempat
diklat tentang penerapan pembelajaran quran terhadap anak usia dini serta
melaksanakan diskusi dan diklat internal atau eksternal secara berkala bagi para
pendidik. Namun pembelajaran masih dilaksanakan dengan model klasikal, belum
mengaitkan dengan budaya lokal ataupun memanfaatkan IT dan digital. Selain itu,
pendidik masih belum mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri secara
profesional sebagai pendidik PAUD. Satuan Pendidikan perlu memberikan
kesempatan pada semua guru untuk mengikuti diklat khususnya terkait dengan
pengelolaan pembelajaran AUD dan memanfaatkan IT dan Digital untuk proses
pembelajaran ataupun untuk pengembangan profesional pendidik dalam
mengembangkan pembelajaran PAUD di Satuan Pendidikan.
8. Satuan Pendidikan memagari lingkungan sekolah demi menjaga keamanan dan
kenyamana anak-anak dikarenakan Satuan Pendidikan berada di pinggir jalan raya.
Namun Satuan Pendidikan masih belum melakukan safety talk pada seluruh orang tua
dan PTK dan  mengadakan emergency drills secara berkala.
9. Satuan Pendidikan memiliki media komunikasi dengan orang tua melalui WAG, dan
melakukan kerja sama untuk berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan
Pendidikan. Namun Satuan Pendidikan belum memiliki organisasi perSatuan
Pendidikan orang tua, serta belum melibatkan orang tua dalam pendampingan anak di
kelas saat proses pembelajaran berlangsung. Satuan Pendidikan perlu mengupayakan
terbentuknya perSatuan Pendidikan orang tua yang dapat mendukung dan
menguatkan Satuan Pendidikan, serta secara berkala meibatkan orang tua sebagai
pendamping di kelas agar orang tua juga memahami tentang memberikan stimulasi
yang tepat pada anak saat mereka di rumah.
10. Satuan Pendidikan telah membudayakan pembiasaan minum air putih dan mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir pada anak. Namun masih belum melakukan
pengenalan makanan sehat bergizi dan seimbang pada anak eculai pada saat
membahas tema makanan. Selain itu, Satuan Pendidikan masih belum bisa
menerapkan pembiasaan berkegiatan di pagi hari yang membuat anak terpapar
matahari dikarenakan semua halaman ditutupi dengan kanopi. Satuan Pendidikan
dapat mengenalkan tentang makanan  yang sehat begizi dan seimbang setiap hari
melali makanan yang dibawa anak-anak, dan menemukan cara agar anak-anak secara
berkala dapat terpapar matahari pagi.

Anda mungkin juga menyukai