Anda di halaman 1dari 4

Komponen 1.

Stimulasi pendidik terhadap perkembangan nilai agama dan


moral

Pendidik telah menstimulasi aspek perkembangan nilai agama dan moral, seperti
mempraktekkan berbagai pengalaman agama, mempraktekkan ibadah sesuai
keyakinan dan agama seperti pembiasaan membaca do’a ketika akan memulai
pembelajaran, menghormati orang tua dan guru dan berprilaku jujur, menolong
teman, gotong royong membersihkan halaman sekolah, serta merawat tanaman di
sekitar sekolah. Namun satuan tidak memuat dokumen dalam KPA. Diharapkan
satuan pendidikan melampirkan dokumen perencanaan pembelajaran yang memuat
strategi pengembangan nilai moral dan agama peserta didik yang dan diupload pada
KPA (Klasifikasi Permohonan Akreditasi). Pendidik juga dapat mengupayakan
berbagai strategi/metode untuk memaksimalkan perkembangan nilai agama dan
moral melalui kegiatan lainnya, seperti bercerita/strory telling tentang nilai-nilai
keagamaan dan moral, serta mencontohkan berbagai prilaku baik dan terpuji.
Sebaiknya juga satuan pendidikan melampirkan dokumen perencanaan
pembelajaran yang memuat strategi pengembangan nilai moral dan agama dan
diupload pada KPA (Klasifikasi Permohonan Akreditasi).

Komponen 2. Stimulasi pendidik terhadap perkembangan Fisik Motorik

Pendidik telah menstimulasi anak terhadap aspek perkembangan fisik motorik kasar
melalui berbagai kegiatan main seperti berjalan, berlari, merangkak, memanjat,
berjalan, meloncat, melompat, memutar, menendang bola, senam, dan bermain
prosotan, pendidik juga menstimulasi motorik halus dilakukan melalui kegiatan
memindahkan berbagai benda dari tangan satu ke tangan lainnya, meremas,
menggunting, menggunakan alat tulis, dan mewarnai. Pendidik juga telah
mengenalkan dan membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat seperti mencuci
tangan dengan air mengalir, dan membuang sampah pada tempatnya, memeriksa
kebersihan kuku, dan merapikan lingkungan main. Diharapkan kepada pendidik agar
dapat menyediakan kegiatan main yang lebih beragam lagi, sehingga dapat
menstimulasi kemampuan motorik kasar dan motorik halus anak. Sebaiknya juga
satuan pendidikan melampirkan dokumen perencanaan pembelajaran yang memuat
strategi pengembangan fisik motorik dan diupload pada KPA (Klasifikasi
Permohonan Akreditasi).

Komponen 3. Stimulasi pendidik terhadap perkembangan kognitif

Pendidik telah menstimulasi anak untuk berfikir kognitif dalam menunjukkan berpikir
logis, kritis, kreatif, berpikir simbolis, memahami persamaan dan perbedaan,
memahami konsep menghubungkan dan mengklasifikasi bentuk dan ukuran,
pendidik juga menstimulasi anak untuk berfikir simbolis dengan cara mengenalkan
dan meminta anak menyebutkan angka dan huruf. Namun pendidik belum
menstimulasi kemampuan anak dalam proses pemecahan masalah, mencari solusi
masalah yang dihadapi, memberi dukungan saat anak melakukan kegiatan dan
memberi penghargaan saat anak berhasil menyelesaikan masalahnya, menjelaskan
konsep sebab akibat, dan pendidik juga belum menstimulasi anak untuk dapat
mempresentasikan benda-benda dan imajinasi dalam bentuk suatu karya.
Diharapkan pendidik menyusun perencanaan pembelajaran maupun kegiatan main
anak yang dapat mendorong kemampuan anak pada proses pemecahan masalan
dalam kegiatan bermain, seperti mengidentifikasi, mencari solusi, yang selanjutnya
mendapat dukungan dan penghargaan dari pendidik atas penyelasaian masalahnya,
menstimulasi anak untuk memahami konsep sebab akibat melalui kegiatan
eksperimen sederhana, serta melatih keberanian anak agar mampu
mempresentasikan benda-benda berdasarkan imajinasinya dalam suatu bentuk
karya, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Sebaiknya satuan
pendidikan melampirkan dokumen perencanaan pembelajaran yang memuat strategi
pengembangan kognitif dan diupload pada KPA (Klasifikasi Permohonan Akreditasi).

Komponen 4. Stimulasi Pendidik Terhadap Perkembangan Bahasa

Pendidik telah memfasilitasi proses pembelajaran dalam menstimuliasi anak untuk


mengungkapkan bahasa ekspresif dengan cara bertanya/menjawab pertanyaan,
berkomunikasi lisan kepada anak, pendidik juga memfasilitasi proses pembelajaran
keaksaraan seperti mengamati buku bacaan serta kegiatan pra membaca dan pra
menulis. Namun pendidik belum menstimulasi anak untuk mengungkapkan bahasa
reseptif, belum menstimulasi anak untuk menceritakan kembali apa yang
diketahuinya, belum menstimulasi anak untuk dapat mengekspresikan diri dalam
bentuk coretan. Diharapkan pendidik memfasilitasi kemampuan bahasa reseftif anak
melalui kegiatan mendongeng, bercerita, membacakan buku cerita baik cetak
maupun non cetak untuk melatih keberanian dan memberi kesempatan pada anak
untuk dapat menceritakan kembali apa yang di dengar dan diketahui anak, dan
menjadwalkan kegiatan menggambar bebas agar anak dapat mengekspresikan
dirinya dalam bentuk coretan. Sebaiknya satuan pendidikan melampirkan dokumen
perencanaan pembelajaran yang memuat strategi pengembangan bahasa dan
diupload pada KPA (Klasifikasi Permohonan Akreditasi).

Komponen 5. Stimulasi Pendidik Terhadap Perkembangan Sosial Emosional

Pendidik telah menstimulasi anak dalam mengendalikan diri dengan


membiasakan antri, disiplin ketika meletakkan tas dan sepatu ditempatnya, serta
anak bertanggung jawab merapikan mainannya setelah bermain. Pendidik juga
mengajarkan untuk saling tolong menolong, bekerjasama merapikan mainannya dan
anak mau untuk main secara bergantian. Pendidik juga mengenalkan simbol dan
lambang negara dengan cara mengenalkan bendera merah putih, lambang negara,
lagu Indonesia raya, presiden dan wakilnya. Pendidik juga mengenalkan keragaman
budaya daerah dengan mengenalkan, lagu dan tari. Namun pendidik belum
menstimulasi anak untuk perduli dengan teman/lingkungannya, belum mengenalkan
bahasa dan pakaian daerah. Diharapkan pendidik dapat menstimulasi anak agar
perduli dengan temannya melalui pembiasaan saling berbagi, mengenalkan bahasa
daerah dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, dan mengenalkan pakaian daerah
saat kegiatan wisuda/pelepasan. Sebaiknya satuan pendidikan melampirkan
dokumen perencanaan pembelajaran yang memuat strategi pengembangan sosial
emosional dan diupload pada KPA (Klasifikasi Permohonan Akreditasi).

Komponen 6. Stimulasi Pendidik Terhadap Fasilitasi pada Proses


Pembelajaran

Pendidik telah memanfaatkan sumber belajar berbasis potensi lingkungan dengan


memanfaatkan makhluk hidup berupa pohon rambutan dalam kegiatan
pembelajaran. Menerapkan pendekatan saintifik melalui kegiatan mengamati dan
bertanya jawab tentang pohon rambutan, pendidik mengajak anak berkarya sendiri
dengan membuat anyaman dari daun pisang. Namun pendidik belum menggunakan
ruangan atau tempat di lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, belum
memanfaatkan makhluk bahan-bahan sekitar sebagai sumber belajar, belum
menyediakan berbagai pilihan kegiatan bermain sesuai dengan tahap perkembangan
dan minat anak, belum menstimulasi anak agar dapat berkarya sesuai ide dan
minatnya dengan menggunakan berbagai alat dan bahan. Pendidik juga belum
menata alat/bahan untuk menstimulasi pemikiran, memberikan dukungan,
penguatan, dan perluasan ide pada saat anak melakukan kegiatan dan memberikan
kebebasan dan otonomi serta dukungan, penguatan dan perluasan ide kepada anak
untuk mengeksplorasi ide-ide mereka dan menentukan sendiri kegiatan yang akan
dilakukan oleh anak. Diharapkan pendidik dapat memanfaatkan lingkungan sekitar
seperti kebun, sawah, pasar, dan lain-lain sebagai sumber belajar, memanfaatkan
bahan-bahan sekitar, seperti daun, bunga, lidi, kerikil dan lain-lain sebagai sumber
belajar, menyediakan berbagai pilihan kegiatan bermain yang memfasilitasi
kemerdekaan anak untuk belajar, menyajikan permainan yang mengandung tiga
jenis main (main peran, main pembangunan dan main sensori motor), mengajak
anak untuk dapat membuat karya bersama teman dengan memanfaatkan alat dan
bahan yang ada disekitar, memberi dukungan saat anak berkegiatan seperti menata
alat main sebelum digunakan, memberi dukungan saat anak melakukan kegiatan
dan memberi penghargaan saat berhasil mengerjakan sesuatu. Sebaiknya satuan
pendidikan melampirkan dokumen perencanaan pembelajaran yang memuat strategi
dan pengembangan kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah dan diupload
pada KPA (Klasifikasi Permohonan Akreditasi).

Komponen 7. Fasilitasi Pendidik untuk Layanan Belajar yang Inovatif

Satuan pendidikan telah memiliki inovasi model atau metode pembelajaran dengan
mengaitkan pembelajaran dengan budaya lokal, memanfaatkan IT dalam kegiatan
pembelajaran, memfasilitasi pengembangan profesionalitas pendidik dan tenaga
kependidikan dengan adanya kegiatan diskusi internal dan pendidik yang mengikuti
pelatihan eksternal yang dibuktikan dengan adanya sertifikat. Namun satuan belum
belum menjadi tempat pelatihan/workshop/observasi/studi banding/pengembangan
model/riset PAUD baik diadakan mandiri, kerjasama maupun pemerintah, belum
memastikan adanya pengembangan profesional secara berkelanjutan bagi
pendidik/tenaga kependidikan. Diharapkan satuan pendidikan dapat menjadikan
satuan sebagai tempat pelatihan, magang/ sejenisnya dan memastikan adanya
pengembangan profesional secara berkelanjutan bagi pendidik/tenaga kependidikan
dengan mengikutsertakan pada kegiatan pelatihan yang linier dengan PAUD.
Sebaiknya satuan pendidikan melampirkan dokumen perencanaan pembelajaran
yang memuat strategi dan pengembangan layanan belajar yang inovatif yang
diupload pada KPA (Klasifikasi Permohonan Akreditasi).

Komponen 8. Keamanan dan lingkungan

Satuan pendidikan belum mengupayakan keamanan anak dan lingkungan, belum


melakukan kegiatan safety talk (mengkampanyekan prosedur keselamatan dan
keamanan), belum melakukan praktek simulasi keadaan darurat atau emergency
drill. Diharapkan satuan pendidikan dapat mengupayakan keselamatan anak
dengan membuat SOP keselamatan, melakukan safety talk dan melakukan
emergency drills (praktik menghadapi keadaan darurat) secara berkala dengan
menjalin kerjasama dengan instansi terkait agar kegiatan tersebut berjalan dengan
baik. Sebaiknya satuan pendidikan melampirkan dokumen perencanaan
pembelajaran yang memuat strategi pengembangan keamanan anak dalam
lingkungan satuan dan diupload pada KPA (Klasifikasi Permohonan Akreditasi).

Komponen 9. Dukungan Orang Tua

Orang tua telah memberikan dukungan terhadap proses pembelajaran dengan


membentuk persatuan orang tua, memiliki media komunikasi berupa WA grup, ikut
berpartisipasi dalam kegiatan sekolah seperti rapat dan rekreasi. Namun orang tua
belum dapat menjadi narasumber di kelas. Diharapkan satuan dapat menjadwalkan
orang tua untuk bisa menjadi narasumber atau guru pendamping di kelas. Sebaiknya
satuan pendidikan melampirkan dokumen perencanaan keterlibatan dan dukungan
orang tua dan diupload pada KPA (Klasifikasi Permohonan Akreditasi).

Komponen 10. Pembiasaan Prilaku Hidup Sehat dan Bersih

Satuan pendidikan telah mengenalkan dan membiasakan Perilaku Hidup Sehat


dengan membiasakan mencuci tangan dengan sabun, serta membiasakan
berkegiatan diluar kelas pada pagi hari dengan melaksanakan senam pagi. Namun
satuan belum mengenalkan makanan bergizi seimbang dan pembiasaan minum air
putih. Diharapkan pendidik dapat terus melakukan pembiasaan hidup bersih dan
sehat pada anak dalam setiap kegiatan belajar dengan mengenalkan makanan
sehat, dan pembiasaan minum air putih yang cukup. Sebaiknya satuan pendidikan
melampirkan dokumen perencanaan pembelajaran yang memuat strategi
pembiasaan hidup bersih dan sehat dan diupload pada KPA (Klasifikasi Permohonan
Akreditasi).

Anda mungkin juga menyukai