Anda di halaman 1dari 6

No.

PAUD-RA/280300/0011/12/2022

RA. Bhakti Cendikia


( NPSN 69885507 )
Perm.Villa Tangerang Regency 2 Blok FD1/11A Kec. Pasar Kemis
Kab. Tangerang Prov. Banten

TERAKREDITASI B
( BAIK )

11 Desember 2022 sampai dengan 11 Desember 2027

Jakarta, 11 Desember 2022


Lampiran Sertifikat Akreditasi No. PAUD-RA/280300/0011/12/2022

PENJELASAN HASIL AKREDITASI

Penjelasan Hasil Akreditasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
sertifikat akreditasi yang berisi tentang informasi tambahan yang berkaitan
dengan hasil akreditasi satuan pendidikan PAUD dan PNF.

Komponen 1: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Nilai Agama dan Moral

Pendidik telah menstimulasi anak untuk mempraktikkan pengalaman keagamaan


dalam konteks keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan mengucapkan
ikrar, syahadat, memberi contoh perilaku baik sesuai dengan nilai agama
dengan membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman serta kegiatan
menyayangi hewan. Pendidik juga menstimulasi agar anak dapat melakukan
praktek ibadah sesuai agama yang dianutnya seperti membiasakan berdoa dan
mengucapkan /membalas salam kepada teman serta melakukan praktek
berwudhu dan manasik haji juga pendidik menstimulasi pembiasaan perilaku
terpuji melalui kegiatan pembiasaan menghormati orang yang lebih tua dan
menolong orang lain melalui kegiatan berbagi dengan kaum duafa. Pertahankan
dan kembangkan stimulasi pada aspek nilai Agama dan Moral dengan
merancang program dan metode pembelajaran yang tepat dan kegiatan yang
lebih bervariasi untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan, moral dan kejujuran
agar anak memiliki karakter yang baik.

Komponen 2: Stimulasi Pendidik Aspek Fisik dan Motorik

Pendidik telah menstimulasi anak untuk menunjukan kemampuan motorik kasar


diantaranya berjalan, melompat, memutar meregang, menekuk, meloncat dan
lainnya melalui kegiatan senam bermain perosotan, mandi bola dan bermain
tapak gunung Pendidik menstimulasi anak untuk menunjukan kemampuan
motorik halus seperti pada kegiatan menggambar, menempel, menyusun balok
dan puzzle Pendidik juga telah menstimulasi anak dalam pembiasaan hidup bersih
dan sehat melalui kegiatan mencuci tangan, memotong kuku, membersihkan
lingkungan halaman sekolah, serta pencegahan penularan Virus Covid-19.
Pendidik belum maksimal dalam menstimulasi anak untuk melempar, menangkap,
menendang memukul dan lain-lain. Pendidik diharapkan dapat menstimulasi
aspek fisik motorik anak melalui berbagai kegiatan main yang lebih variatif agar
perkembangan fisik motorik anak dapat berkembang sesuai harapan misalnya
melalui kegiatan bermain bola atau kegiatan lainnya yang menarik bagi anak.
Pendidik diharapkan juga menstimulasi anak dengan kegiatan yang dapat
melatih motorik halus anak seperti kegiatan menggunting, membentuk melalui
kegiatan main yang disesuaikan dengan tema, pertahankan pembiasaan agar
anak selalu menjaga kebersihan dan berperilaku hidup sehat melalui berbagai
kegiatan pembiasaan secara rutin dan berkelanjutan.

Komponen 3: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif

Pendidik telah menstimulasi kemampuan anak dalam pemecahan masalah,


memberikan dukungan (scaffolding) untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi. Menstimulasi anak untuk berpikir logis, kritis dan kreatif dalam
memahami konsep persamaan, perbedaan, dan klasifikasi (bentuk, ukuran dan
warna), mengenalkan konsep menghubungkan dan konsep sebab akibat serta
menstimulasi kemampuan anak untuk berpikir simbolis sesuai dengan tingkat usia
anak dalam mengenal konsep bilangan atau huruf, menyebutkan dan
menggunakan konsep bilangan dan/atau huruf. Pendidik belum maksimal dalam
menstimulasi agar anak dapat mengidentifikasi dan mencari solusi masalah yang
dihadapi, memberikan penghargaan kepada anak apabila masalah sudah
terpecahkan. mempresentasikan berbagai benda dalam bentuk karya serta
mempresentasikan berbagai imajinasinya dalam bentuk karya. Pendidik
sebaiknya dapat menstimulasi kemampuan anak pada aspek kognitif misalnya
mencari agar dapat mencari solusi yang dihadapinya, memberikan kebebasan
agar anak dapat mempresentasikan berbagai benda dan imajinasinya sesuai
dengan tingkat usia, serta terus meningkatkan stimulasi pada aspek kognitif.
Pendidik sebaiknya dapat merencanakan kegiatan dan menstimulasi anak
melalui berbagai media dan metode pembelajaran yang tepat, guna
meningkatkan kemampuan anak pada aspek kognitif misalnya melalui kegiatan
mengenal sebab akibat atau kegiatan lainnya yang dapat menstimulasi anak
terkait kemampuan berpikir sehingga aspek kognitif anak dapat berkembang
dengan optimal.

Komponen 4: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa

Pendidik telah memfasilitasi proses pembelajaran agar anak memahami bahasa


reseptif (menyimak) dan mengungkapkan bahasa ekspresif ketika berdialog
menceritakan lomba HUT RI ke 77 dan memfasilitasi proses pembelajaran
keaksaraan (pra membaca dan pra menulis) menggunakan kartu huruf. Pendidik
belum maksimal menstimulasi agar anak dapat mengekspresikan ide dalam
bentuk coretan atau tulisan, mengamati/memegang/menyentuh bahan bacaan
dalam bentuk gambar atau tulisan cetak atau non cetak. Pendidik sebaiknya
dapat memfasilitasi semua proses pembelajaran pada aspek bahasa dengan
pendekatan yang tepat agar semua indikator pada aspek bahasa dapat
berkembang dengan optimal misalnya dengan melakukan kegiatan berdialog /
bercerita, kegiatan jurnal pagi atau melakukan kegiatan menggambar bebas
pada anak, agar anak dapat mengekspresikan perasaan/idenya dalam bentuk
coretan/tulisan serta kegiatan keaksaraan misalnya, menulis di udara, menulis di
pasir atau kegiatan lainnya yang inovatif serta perbanyak buku cerita sesuai
dengan tingkat perkembangan usia anak agar anak terangsang untuk memiliki
kegemaran membaca buku.

Komponen 5: Stimulasi Pendidik Pada Aspek Sosial Emosional

Pendidik telah menstimulasi anak dalam mengendalikan diri (pembiasaan antri,


disiplin dan bertanggung jawab) dan perilaku prososial (peduli teman/
lingkungannya, tolong menolong saling berbagi bekal, bekerja sama dan main
bergantian), menstimulasi anak dalam mengenal dan mencintai negara melalui
simbol dan lambang negara melalui menyanyi lagu nasional, tepuk bendera dan
mengenalkan Presiden dan Wakil Presiden RI, serta mengenalkan keragaman
budaya daerah berhitung dengan bahasa jawa serang, memakai pakaian adat
daerah saat lomba fashion show. Tingkatkan dan pertahankan stimulasi pada
aspek Sosial Emosional anak. Sebaiknya pendidik dapat merancang kegiatan
pembelajaran untuk mengenal dan mencintai negara misalnya dengan kegiatan
upacara kemudian dalam mengenalkan keragaman budaya daerah dengan
mengenalkan lagu-lagu daerah yang di daerah sendiri atau dari daerah lain, hal
ini untuk memunculkan rasa cinta terhadap negara dan keragaman budaya
Indonesia.

Komponen 6: Fasilitasi Pendidik Dalam Proses Pembelajaran

Pendidik telah memfasilitasi anak untuk memanfaatkan sumber belajar berbasis


potensi lingkungan sekitar (ruangan, bahan, alat serta sumber lainnya) yang ada
disekitar anak seperti kegiatan belajar di kebun, Kunjungan ke Industri,
memanfaatkan bahan yang ada disekitar sekolah seperti tanaman. Pendidik
belum menyediakan tiga pilihan main (main peran, sensorimotor, main
pembangunan) dan kebebasan/kemerdekaan anak dalam belajar, kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik belum sepenuhnya dilakukan.
Pendidik sebaiknya dapat memberikan kemerdekaan pada anak untuk
belajar/memberikan pilihan kegiatan main sesuai dengan minatnya dan
diharapkan melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
secara utuh (5M) pada setiap tema pembelajaran.

Komponen 7: Fasilitasi Satuan Pendidikan Untuk Layanan Inovatif dan


Pengembangan profesional PTK

Satuan pendidikan telah memfasilitasi layanan belajar dengan memanfaatkan


media belajar berbasis IT dengan menggunakan laptop dan proyektor, menjadi
tempat pelatihan guru, memfasilitasi pendidik untuk mengembangkan dan
meningkatkan kompetensi profesional. Satuan pendidikan menjadi tempat
kegiatan yang diselenggarakan oleh IGRA. Satuan Pendidikan belum maksimal
dalam memfasilitasi layanan belajar yang inovatif baik model atau metode
pembelajaran. diharapkan dapat mengembangkan kompetensi pendidik dan
tenaga pendidik misalnya dengan melakukan studi banding, diklat berjenjang
sehingga tercipta inovasi dan model pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan anak, perkaya pembelajaran yang terkait dengan budaya lokal
seperti permainan tradisional, serta mengagendakan rapat/pertemuan untuk
membahas rencana dan solusi dari masalah yang dihadapi dalam rangka
menjaga mutu layanan pendidikan pada lembaga.

Komponen 8: Keamanan Anak dan Lingkungan

Satuan pendidikan telah mengupayakan keamanan anak dan lingkungan terkait


safety talk atau mengkampanyekan prosedur keselamatan dan keamanan pada
anak seperti mengupayakan keamanan lingkungan dengan memagar
lingkungan sekolah menerapkan standar prosedur keamanan (SOP) keselamatan
anak. Mengupayakan kegiatan emergency drills dengan mengunjungi
DAMKAR. Terus pertahankan dan tingkatkan terkait upaya untuk keamanan
lingkungan seperti (praktik menghadapi keadaan darurat) secara berkala
(misalnya menghadapi kebakaran, banjir, gempa, gunung meletus, tsunami dan
lain sebagainya), sehingga anak sejak dini ditanamkan untuk memiliki
kewaspadaan atas keamanan diri dan lingkungannya.

Komponen 9: Dukungan Orangtua

Orang tua telah memberikan dukungan terhadap proses pembelajaran


diantaranya dengan membantu program sekolah melalui Persatuan Orang Tua
Murid dan Guru, adanya kerjasama satuan PAUD dengan orang tua seperti
kegiatan makan bersama, kegiatan pelepasan, Lomba-lomba, dan lain-lain.
Satuan pendidikan belum memfasilitasi orang tua menjadi narasumber/guru
pendamping di kelas. Satuan pendidikan sebaiknya dapat lebih memfasilitasi
orang tua untuk dapat berkontribusi terhadap kegiatan anak misalnya dengan
menjadi narasumber saat tema profesi atau membuat kue dan kegiatan lainnya
sebagai media komunikasi dengan satuan.

Komponen 10: Membiasakan Perilaku Hidup Sehat

Satuan pendidikan telah memfasilitasi pengenalan dan pembiasaan perilaku


hidup sehat antara lain makan sehat bersama, pemberian makanan tambahan
(buah-buahan), pembiasaan mencuci tangan dengan sabun, serta
membiasakan berkegiatan di luar kelas pada pagi hari untuk mendapatkan sinar
matahari. Satuan pendidikan sebaiknya dapat memfasilitasi semua pengenalan
dan pembiasaan anak terkait perilaku hidup sehat seperti kegiatan Cooking class,
kemudian memberikan menu makanan sehat sesuai jadwal atau kegiatan
pemberian makanan tambahan pada anak dengan menu sehat yang bervariasi,
serta memfasilitasi anak dengan menyediakan air minum di satuan pendidikan
agar pembiasaan perilaku hidup sehat ini dapat menjadi suatu pembiasaan bagi
anak.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai