Nama : IPAN, ST Nomor Peserta PPG : 201800353689 LPTK PPG : Universitas Sebelas Maret
No Masalah yang Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis
Eksplorasi Penyebab Diidentifikasi Masalah Masalah 1 Motivasi belajar 1. Kemampuan peserta didik Setelah dianalisis, rendahnya peserta didik rendah pasif dalam kegiatan motivasi belajar peserta didik pembelajaran karena : 2. Kemampuan peserta didik 1. Kurangnya pendekatan untuk memahami materi personal terhadap peserta pelajaran rendah didik dalam pembelajaran 3. Kondisi lingkungan dan 2. Kurangnya konsentrasi unsur – unsur dinamis dalam peserta didik selama proses pembelajaran rendah pembelajaran 3. Rendahnya pemahaman Kajian literatur konsep dan kurangnya 1. Lingkungan sosial yang tidak kedisiplinan peserta didik menunjukan kebiasaan 4. Tujuan pembelajaran belum belajar dan tidak mendukung tercapai kegiatan belajar akan menyebabkan motivasi belajar siswa yang rendah (Siregar dan Hartini, 2011). 2. Menurut Sudaryono dalam Moslem, dkk (2019:259-260) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa diantaranya. a. Faktor Internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa seperti kondisi jasmani dan rohani, cita-cita atau aspirasi, kemampuan siswa dan perhatian. b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa seperti kondisi lingkungan siswa, unsur- unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru dalam mengelola kelas. 3. Upaya meningkatkan motivasi siswa dapat dilakukan dengan: (1) optimalisasi prinsip belajar; (2) optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran; (3) optimalisas pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa dan (4) pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2013: 101-108).
Wawancara dengan Kepala
Sekolah : 1. Pembelajaran yang cenderung didonimasi oleh guru, sehingga proses pembelajaran kurang aktif 2. Tingkat keaktifan peserta didik dalam pembelajaran rendah 3. Peserta didik jarang mengajukan pertanyaan, sehingga pserta didik sulit memahami materi yang mereka pelajari 4. Peserta didik belum mencapai hasil belajar yang diinginkan
2 Kurangnya kompetensi 1. Peserta didik sulit memahami Setelah dianalisis,
kurangnya peserta didik dalam materi kompetensi peserta didik dalam menjelaskan 2. Kurangnya minat dan menjelaskan pemrograman CNC pemrograman CNC motivasi peserta didik dalam Bubut dan CNC Frais karena : Bubut dan CNC Frais mengikuti pelajaran 1. Kurangnya perencanaan, 3. Materi pembelajaran yang persiapan, dan pelaksanaan dilakukan oleh guru kurang dalam pembelajaran sesuai 2. Simulator tidak tersedia 3. Kurangnya peserta didik Kajian literatur kolaboratif dengan guru 1. Menurut Abrori (2019), dalam meningkatkan Lesson study dapat kompetensi peserta didik membantu guru atau pendidik dalam belajar dalam meningkatkan program yang akan dilakukan selama proses pembelajaran, agar program pembelajaran yang direncanakan lebih efektif, kreatif serta inovatif dan dapat memberi balikan yang baik bagi peserta didik maupun pendidik. 2. Berdasarkan hasil penelitian dari Mustofa,dkk (2016), terlihat bahwa pembelajaran meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah atau problem solving dan juga meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas. 3. Meningkatkan kinerja pendidik, yang tentunya dapat meningkatkan kompetensi belajar peserta didik (Jamaluddin, 2019).
Wawancara dengan Wakil
Kepala Sekolah : 1. Kompetensi pembelajaran peserta didik masih pasif 2. Kompetensi peserta didik dan pendidik di bidang Teknik Pemesinan NC/CNC & CAM Kelas XI masih cukup rendah. 3. Kurangnya variasi stimulus dalam proses pembelajaran juga menjadi pemicu awal menurunnya kompetensi belajar peserta didik. 3 Guru belum maksimal 1. Proses pemanfaatan model Setelah dianalisis, guru belum dalam pemanfaatan pembelajaran yang menitik maksimal dalam pemanfaatan model – model beratkan dalam pembelajaran model – model pembelajaran pembelajaran inovatif inovatif inovatif berdasarkan berdasarkan 2. Kendala yang dihadapi guru karakteristik karakteristik dalam berbagai macam karena : model – model pembelajaran 1. Pemahaman dan penguasaan 3. Terkendala dalam tentang model – model mengarahkan peserta didik pembelajaran inovatif masih untuk bekerja sama dalam kurang suatu kelompok 2. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang Kajian literatur variatif sesuai dengan 1. Menurut Trianto karakteristik materi (Gunarto, 2013:15) model pembelajaran pembelajaran mengacu pada 3. Minimnya pelatihan dalam pendekatan pembelajaran memaksimalkan yang akan digunakan, pemanfaatan model – model termasuk didalamnya tujuan pembelajaran inovatif – tujuan pengajaran, tahap – berdasarkan karakteristik tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. 2. Manfaat model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Karena itu pemilihan model sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan siswa (Mulyono, 2018:90)
3. Hasil penelitian Mirdanda
(2013) juga menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran inovasi mampu meningkatkan karakteristik belajar peserta didik.
Wawancara dengan Wakil
Kepala Sekolah : 1. Guru belum menyesuaikan metode pembelajaran sesuai kemampuan siswa 2. Guru kurang melakukan variasi metode pembelajaran 3. Penguasaan guru terhadap model, strategi, metode dan teknik pembelajaran inovatif masih rendah
4 Pembelajaran yang 1. Tidak memahami secara utuh Setelah dianalisis,
pembelajaran dilakukan dikelas tentang HOTS yang dilakukan dikelas masih masih belum HOTS 2. Tidak mampu merancang dan belum HOTS karena : melaksanakan pembelajaran 1. Kurangnya HOTS mengembangkan 3. Terbatasnya waktu, kemampuan yang dimiliki pemahaman yang kurang 2. Kesulitan dalam tetang pembelajaran berbasis merumuskan soal dan HOTS penilaian berbasis HOTS 3. Kurangnya pemahaman Kajian literatur guru tentang konsep dan 1. Pembelajaran didesain untuk penerapan HOTS mencapai tujuan pembelajaran dengan melibatkan aktivitas membahagiakan bagi peserta didik (Nugroho, 2018: 10) 2. Yousef Abosalem (2016: 4) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Assessment Techniques and Students’ Higher Order Thinking Skills” menyatakan “the use of higher-level questions which require the student to integrate and use different ideas levels ranging from simple to sophisticated ideas will improve students learning which is considered as the process of acquiring knowledge or skills or attitudes toward subjects which consequently involves changes in behavior.” 3. Peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan mode SCL (Student Center Learning) dan mendapatkan tantangan tantangan selama mereka belajar terbukti menunjukkan pertumbuhan otan 25% lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan perlakuan tersebut (Jakobs, 1993; Conklin & Manfro, 2012).
Wawancara dengan Wakil
Kepala Sekolah : 1. Pengadaan kegiatan sosialisasi dan workshop tentang pembelajaran berbasis HOTS 2. Gerakan literasi sekolah 3. Pengetahuan guru tentang HOTS dalam pembelajaran masih minim
5 Guru tidak maksimal 1. Guru masih belum banyak Setelah dianalisis,
guru tidak dalam memanfaatkan mengenali pembelajaran maksimal dalam memanfaatkan teknologi / inovasi berbasis teknologi dan teknologi / inovasi dalam dalam pembelajaran inovasi pembelajaran karena : 2. Guru belum mengetahui cara 1. Kurang memiliki menggunakan dan membuat wawasan implementasi media pembelajaran yang teknologi dalam berbasis teknologidan inovasi pembelajaran 3. Belum adanya seminar / 2. Guru kurang mencoba pelatihan pemanfaatan menggunakan berbagai teknologi / inovasi teknologi dalam pembelajaran terkait pembelajaran 3. Guru malas untuk Kajian literatur menerapkan hal baru 1. Hal ini sejalan dengan hasil dalam pembelajaran yang penelitian yang menyatakan dianggap rumit bahwa dengan dilakukannya pelatihan dan pembiasaan berkaitan dengan pemanfaatan teknologi dapat membuat iklim akademik yang sesuai dengan revolusi industry 4.0 dapat terealisasikan dengan baik (Setiawan et al., 2019, p.156) 2. Praktik dan kemauan guru untuk belajar dan mengikuti perkembangan yang ada menjadi kunci terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien (Purnasari & Sadewo, 2020, p.8) 3. Dampak baik ini harus dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk terus meningkatkan pendidikan melalui inovasi-inovasi pendidikan karena peningkatan pada pendidikan akan berdampak pada meningkatnya kualiats sumber daya manusianya (Wu & Liu, 2021, p. 1) 4. Sistem pendidikan abad 21 berfokus pada inovasi yang dapat mengubah sistem pendidikan dengan kualitas lebih baik (Litster et al., 2020, p. 149)
Wawancara dengan Kepala
Sekolah : 1. Minimnya pelatihan dalam memanfaatkan teknologi / inovasi pembelajaran 2. Kolaboratif dengan guru lain dalam memanfaatkan teknologi / inovasi pembelajaran 3. Meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan teknologi / inovasi pembelajaran