Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1

HUTANG JANGKA PENDEK,PROVISI DAN KONTIJENSI

Dosen: OLIVIANE OLKE SUMAMPOUW,SE, MSA

KELOMPOK 2:

Marsena Mamahit (22304054)

Olivia VS Ticoh. (22304038)

Riski Sri Wahyuni. (22304088)

Vrinces Dorasi Sitorus (22304042)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI AKUNTANSI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan berkat dan rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
akuntansi keuangan menengah 2 dengan judul utang jangka pendek,provisi,dan
kontijensi ini dengan baik dan benar.

Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada


kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
dapat memperbaikinya. Semoga materi ini dapat dipahami dan bisa bermanfaat bagi
siapapun pembacanya.

Tondano, 25 Agustus 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan Penulisan

D. Manfaat penulisan

BAB 2 PEMBAHASAN

1. Utang Jangka Pendek

A. Pengertian utang jangka pendek

B. Perbedaan utang jangka pendek dan jangka panjang

C. Ciri -ciri utang jangka pendek

D. Jenis -jenis dan contoh utang jangka pendek

2. Provisi

A. Pengertian provisi

B. Contoh provisi

C. Pengakuan provisi
D. Jenis provisi

3. Kontijensi

A. Pengertian Kontijensi

B. Keuntungan dan kerugian kontijensi

C.Pengakuan akuntansi atas kewajiban penghentian aktiva

D. Kejadian yang membebankan kewajiban

E. Pengukuran serta pengakuan dan alokasi

F. Penyajian kewajiban lancar dan kontijensi

G. Analisis kewajiban lancar

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Proses penyusunan laporan keuangan selalu membutuhkan PSAK agar tersaji sesuai
dengan dasar atau aturan akuntansi berterima umum sehingga tidak ada keraguan
didalamnya.salah satu yang perlu dipahami dan dipelajari dalam dunia akuntansi adalah
mengetahui PSAK secara lebih rinci yang memberikan dasar memilih dan menerapkan
kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan yang eksplisit.dimana PSAK ini tidak
wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.PSAK ini bertujuan untuk
mengatur pengakuan dan pengukuran utang jangka pendek, provisi dan kontijensi serta
untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.dengan demikian, penggunaan dapat dipahami sifat,waktu,dan jumlah yang
terkait dengan informasi tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa ciri-ciri dan jenis utang jangka pendek?

2. Apa yang dimaksud provisi dan kontijensi ?

3. Bagaimana pembuatan jurnal provisi ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Dapat menambah pengetahuan tentang segala macam jenis beserta contoh yang
terdapat dalam utang jangka pendek.

2. Mengetahui apa itu provisi dan kontijensi beserta contoh,jenis dan bagaimana cara
membuat jurnalnya

3. Untuk memenuhi tugas akuntansi keuangan menengah 2.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Dapat memahami dengan baik tentang utang jangka pendek, provisi dan kontijensi

2. Dapat lebih berfikir kritis tentang utang jangka pendek, provisi dan kontijensi

3. Agar dapat membuat jurnal provisi


BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Utang Jangka Pendek

Utang jangka pendek adalah suatu pinjaman uang sebagai kewajiban yang wajib
dibayarkan dan sifatnya untuk keperluan dana darurat. Selain itu, utang ini juga
mempunyai jatuh tempo dalam jangka waktu kurang dari 12 bulan.

Berdasarkan ilmu akuntansi, utang jangka pendek adalah seringkali disebut liabilitas
lancar. Sedangkan dalam dunia bisnis, tambahan dana dari utang sudah biasa dilakukan
oleh para pemilik usaha baik itu perusahaan kecil, menengah, hingga berskala besar.

Untuk melunasi utang jangka pendek, langkah pertama yang biasanya dilakukan
perusahaan adalah melakukan perhitungan atas kepemilikan aset atau aktiva
perusahaan.

Di sisi lain, bila pemilik bisnis suatu saat tidak mampu melunasi utangnya, maka
perusahaan akan mengambil keputusan untuk memotong dividen atas profit dari para
pemegang saham atau investor.

B. Perbedaan Utang Jangka Pendek dan Utang Jangka Panjang

Perbedaan antara kedua jenis utang ini sangat terlihat dari segi cara pelunasan,
fungsi, dan bentuk pinjamannya. Utang jangka panjang memiliki jangka waktu
pelunasan yang cukup panjang yaitu bisa lebih dari 1 tahun.

Sementara untuk utang jangka pendek, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
memiliki jangka waktu pelunasan cenderung singkat. Dalam kasusnya, perusahaan
yang memiliki utang jangka pendek mempunyai kewajiban untuk sesegera mungkin
melunasinya kepada lembaga atau orang yang memberikan pinjaman.

Selain itu, dalam utang jangka panjang terdapat banyak syarat yang wajib diberikan
terlebih dahulu sebagai bentuk jaminan. Sementara itu, untuk utang jangka pendek,
tidak diperlukan berbagai macam syarat yang spesifik.
C. Ciri-ciri Utang Jangka Pendek

Utang jangka pendek biasanya mengacu pada kewajiban atau pinjaman uang
yang harus dibayarkan dan bersifat dana darurat. Pada umumnya, jenis utang ini
memiliki tanggal jatuh tempo kurang dari 12 bulan. Suatu transaksi dapat disebut
sebagai utang jangka pendek, jika memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:

Pembayaran jenis utang ini harus segera dilunasi, oleh karena itu, utang ini juga
mempunyai jatuh tempo yang telah disepakati bersama antara perusahaan dan pemberi
pinjaman dalam waktu kurang dari 1 tahun.Utang jangka pendek memiliki jumlah
nominal yang jelas.Utang jenis ini tersedia dalam 2 macam yaitu yang memiliki bunga
dan tidak berbunga, tergantung kebijakan yang diberlakukan oleh pemberi
pinjaman.Utang jangka pendek biasanya tidak perlu disertakan dengan jaminan.

D. Jenis-Jenis Utang Jangka Pendek

Ada beberapa jenis utang, berikut 5 jenis yang termasuk utang jangka pendek
contohnya:

1. Utang wesel

Utang wesel adalah sebuah pinjaman yang dilakukan oleh seseorang atau
perusahaan dengan menggunakan sebuah bukti secara tertulis yaitu surat wesel. Dalam
surat tersebut, debitur dan kreditur tidak memerlukan syarat apapun serta jaminan yang
akan digunakan.

2. Utang dagang

Utang dagang adalah salah satu jenis pinjaman uang dimana pelunasannya
dilakukan dalam waktu yang cukup singkat. Jenis utang ini terjadi bila suatu
perusahaan atau seseorang melakukan pinjaman atau kredit untuk mendapatkan jasa
atau barang tertentu.

3. Dividen

Selanjutnya ada dividen yang merupakan jenis utang yang akan diberikan bagi
investor. Investor tersebut adalah seseorang yang modalnya dihutangi untuk kebutuhan
perusahaan. Sistem pelunasannya yaitu berupa pembagian keuntungan.

4. Pendapatan diterima di muka

Pendapatan diterima dimuka adalah perusahaan mendapatkan sebagian


pelunasan sebelum barang atau jasa ada di tangan konsumen. Jenis utangnya
merupakan barang atau jasa yang harus dikirimkan sesu0ai dengan pesanan.

Perusahaan harus menentukan tanggal kesepakatan dengan konsumen untuk


pengirimannya. Nantinya saat barang atau jasa tersebut sudah diterima konsumen,
barulah konsumen akan melunasi sisa utang kepada perusahaan.

5. Utang biaya

Terakhir, utang biaya yaitu berasal dari pengakuan akuntansi atas biaya yang
sudah terjadi, namun biaya tersebut tak kunjung dilunasi perusahaan. Adapun beberapa
macam utang biaya diantaranya insentif, utang gaji dan upah, biaya sewa, dan
sebagainya.

A. Provisi

Provisi adalah liabilitas yang waktu atau jumblahnya tidak pasti jadi perusahaan
tidak bisa memperkirakan dengan tepat kapan liabilitas ini akan terjadi dan berpa
besarnya kewajiban itu harus dilunasi di masa yang akan datang karena provisi ini tidak
jelas kapan terjadinya maka bisa dilaporkan sebagai liabilitas lancar atau tidak lancar.

B. Contoh provisi:

Kewajiban terkait dengan litigasi atau permasalahan hukum

Garansi atau jaminan produk

Restrukturisasi bisnis

Kerusakan lingkungan

C. Pengakuan provisi

Perusahaan menetapkan beban dan liabiitas terkait sebagai provisi hanya jika
memenuhi tiga kondisi sebagai berikut:

1. Perusahaan memiliki kewajiban saat ini (hukum atau konstruktif) sebagai


akibat dari masa lalu;

2. Kemungkinan adanya arus keluar sember daya akan diperlukan untuk


menyelesaikan kewajiban;dan

3. Estimasi yang andal dapat dibuat penting karena ketika estimasi ini tidak
dapat dibuat secara handal maka tidak bisa diklasifikasikan sebagai provisi
dan tidak bisa di akui sebagai kewajiban atau liabilitas

D. Jenis Provisi

Provisi umum
1. Gugatan hukum

2. Garansi produk

3. Pentingnya utang

4. Lingkungan

5. Kotrak yang memberatkan

6. Restrukturisasi

Standar akuntansi mensyarakan adanya pengungkapan yang jelas terkait


provisi pada catatkan atas laporan keuangan. Perusahaan tidak mencatat
atau melaporkan dalam catatan kemungkinan risiko umum yang melekat
pada oprasi bisnis.

Provisi Litigasi

Sehubungan dengan gugatan yang belum diajukan serta klaim dan penilaian yang
belum ditagaskan,perusahaan harus menentukan:

a) Tingkat probabilitas gugatan dapat diajukan atau klaim dan penilaian dapat
ditegaskan,dan

b) Probabilitas hasil yang tidak menguntungkan

Jika keduanya memungkinkan,kerugian dapat diestimasi secara wajar,dan jika


penyebab dari tindakan tersebut bertanggal pada atau sebelum tanggal laporan
keuangan, maka perusahaan harus mengakui kewajiban tersebut.

Contoh provisi litigasi

Scorcese A.S. Terlibat dalam gugatan hukum pada 31 desember 2019.

a) Buatlah jurnal pada 31 desember dengan asumsi bahwa ada kemungkinan


scorcese harus membayar $900,000 sebagai akibat dari gugatan ini.

b) Buatlah jurnal pada 31 desember,jika ada dengan asumsi tidak ada kemungkinan
scorcese akan membayar sebagai akibat dari gugatan ini.

(a) Kerugian gugatan 900,000

Utang gugatan 900,000

(b) Tidak ada jurnal.kerugian tidak diakui karena kecil kemungkinannya bahwa
ada liabilitas yang terjadi pada 12/31/19
Provisi Garansi

Merupakan janji yang dibuat oleh penjual kepada pembeli untuk memperbaiki
kekurangan jumblah,kualitas,atau kinerja dalam suatu produk.

Jika ada kemungkinan bahwa pelanggan melakukan klaim garansi dan


perusahaan secara wajar dapat mengestimasi biaya yang terlibat,maka
perusahaan harus mencatatnya sebagai beban.

Perusahaan sering memberikan salah satu dari dua jenis garansi kepada
pelanggan:

Provisi Garansi jaminan

Garansi bertipe jaminan adalah jaminan kualitas bahwa barang atau jasa bebas
dari cacat pada penjualan.Kewajiban harus dibebankan di periode barang
diserahkan atau layanan diberikan pada titik penjualan.perusahaan harus
mencatat liabilitas garansi.

Contoh jurnal provisi garansi jaminan produk dan jasa.

PT Prahu menjual mobil pada 2 Januari 2015 dengan memberikan garansi atas
36000km pertama atau selama 3 tahun mana yang lebih dahulu.harga jual mobil
Rp 300.000.000. entitas mengestimasi biaya garansi yang akan diberikan selama
3 tahun sebesar Rp 7000.000.pelanggan juga membeli garansi jasa senilai Rp
9000.000 sehingga ada tambahan pelayanan untuk servis mobil tersebut dari
standar jaminan yang diberikan.selama 1 tahun 2015 biaya terkait dengan
jaminan asuransi yang dikeluarkan sebesar Rp 5000.000 dan tahun 2016 sebesar
Rp 1000.000.atas garansi jasa perusahaan mengakui dengan metode garis
lurus.jurnal yang dibuat perusahaan pada saat melakukan penjualan adalah:

Kas. Rp 309.000.000

Beban garansi. Rp 7000.000

Provisi garansi Rp 7000.000

Pendapatan ditangguhkan garansi jasa Rp 9000.000

Penjualan. Rp 300.000.000

Jurnal pada 2015 saat memberikan garansi jaminan dan pengakuan garansi jasa

Provisi garansi. Rp 5000.000

Kas /Persediaan Tp 5000.000

Pendapatan ditangguhkan garansi jasa. Rp 3000.000


Pendapatan garansi Rp 3000.000

Garansi layanan

Garansi layanan yang diperpanjang pada produk dengan biaya tambahan.


Biasanya dicatat sebagai akun pendapatan garansi diterima dimuka. Lalu diakui
pendapatan dengan metode garis lurus selama garansi bertipe layanan masih
berlaku

Considerations

Considerations perusahaan sering memberikan potongan kepada pelanggannya


sebagian dari strategi peningkatan pendapatan perusahaan menawarkan
premi,penawaran kupon,atau rabat untuk mendorong penjualan produk

Provisi lingkungan

Provisi lingkungan perusahaan harus mengakui liabilitas lingkunganketika


memiliki kewajiban hukum yang ada terkaitdengan penghentian aset berumur
panjang dan ketika mampu untuk mengestimasi jumblah liabilitas secara wajar.

A. Kontinjensi

Kontijensi adalah kondisi dimana terjadi ketidakpastian mengenai apakah kewajiban


untuk mentransfer kas atau aktiva yang lain telah timbul dan atau jumlah yang akan
diminta untuk melunasi kewajiban tersebut. )tau dalam arti yang lebih luas,

kontijensi adalah suatu atauserangkaian kondisi atau situasi, yang melibatkan ketidak
pastian mengenai keuntungan ataukerugian bagi perusahaan yang pada akahirnya akan
diketahui ketika satu atau lebih kejadian dimasa depan terjadi atau tidak terjadi.

B. Keuntungankontinjensi

Keuntungankontinjensi adalah klaim atau hak untuk menerima aktiva yang


keberadaannyatidak pasti, akan tetapi pada akhirnya mungkin akan menjadi sah.

Keuntungan-keuntungantersebut adalah;

1 penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dan lain-
lain.

2 Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak.

3 Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin akan menguntungkan.

4 Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan.


kerugian kontijensi

Sementara itu, kerugian kontinjensi melibatkan kemungkinan terjadinya kerugian.


Kewajibanyang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontijensi adalah pengertian dari
kewajiban kontijensi.Kewajiban kontijensi bergantung pada terjadi atau tidaknya satu
atau lebih kejadian di masadepan untuk mengkonfirmasi jumlah utang, pihak yang
dibayar, dan tanggal pembayarannya

Seuatu estimasi kerugian dari kerugian kontijensi harus diakrualkan dengan


membebankannya ke beban dan kewajiban dicatat hanya jika informasi yang tersedia
sebelum penerbitan laporankeuangan menunjukkan bahwa kemungkinan besar suatu
kewajiban telah terjadi pada laporankeuangan dan apabila jumlah kerugian dapat
diestimasi secara rasional.

C. Pengakuan Akuntansi atas Kewajiban Penghentian Aktiva

Sebuah perusahaan harus mengakui kewajiban penghentian aktiva (assets


retiremet obligation-ARO) ketika perushaan mempunyai kewajiban hukum terkait
dengan sebuah aktiva jangka panjang dan ketika perusahaan dapat secara layak
mengestimasi jumlah kewajiban itu.

D. Kejadian yang membebankan kewajiban

Contoh dari kewajiban hukum yang ada, yang memerlukan pengakuan


kewajiban, meliputi tetapi tidak terbatas pada :

1. Penutupan pabrik/fasilitas nuklir

2. Pembongkaran, pemulihan, dan reklamasi property minyak dan gas

3. Biaya penutupan, reklamasi, dan pembongkaran faslitas pertambangan

4. Biaya penutupan dan pasca penutupan tempat pembuangan sampah padat

Untuk memproleh manfaat dari aktiva jangka panjang ini, perusahaan biasanya
berkewajiban secara hukum terhadap biaya-biaya yang terkait dengan penghentian
aktiva tersebut, apakah aktivitas penghentian itu dilakukan dengan tenaga kerja dan
peralatan sendiri atau dilakukan oleh pihak lain

E. Pengukuran

Perusahaan pada awalnya mengukur ARO pada nilai wajar, yang didefinisikan
sebagai jumlah yang akan dibayar perushaan di dalam pasar aktif. Karena pasar
aktif tidak begitu banyak tersedia bagi ARO, maka perushaan mengestimasi nilai
wajarnya berdasarkan informasi terbaik yang ada seperti informasi harga pasar dan
kewajiban serupa jika ada.
Pengakuan dan Alokasi

Untuk mencatat sebuah ARO dalam laporan keuangan, sebuah perusahaan


memasukkan biaya yang terkait dengan ARO dalam jumlah yang tercatat aktiva
berjangka panjang tersebut dan mencatat kewajiban dengan jumlah yang sama. Biaya
penghentian akan dicatat sebagai bagian dari aktiva tersebut karena biaya-biaya ini
terikat pada kegiatan operasi aktiva itu dan diperlukan untuk menyiapkan aktiva itu agar
sebagaimana mestinya. Perusahaan tidak boleh mencatat biaya penghentian aktiva
yang dikapitalisasi di akun terpisah karena tidak ada manfaat ekonomis nasa depan
yang dapat dikaitkan dengan biaya- biaya ini saja.

Pada periode-periode setelahnya, perusahaan mengalokasikan biaya ARO


untuk dibebankan selama periode umur manfaat aktiva tersebut. Perusahaan dapat
menggunakan metode garis lurus untuk alokasi ini.

F. Penyajian Kewajiban Lancar

Dalam praktek kewajiban lancar biasanya dicatat dalam catatan akuntansi


dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Karena
singkatnya periode waktu yang terlibat, yang sering kali kurang dari satu tahun, maka
perbedaan antara nilai sekarang kewajiban lancar dan nilai jatuh tempo biasanya tidak
besar. Penilaian kewajiban yang sedikit terlalu tinggi akibat pencatatan kewajiban
lancar pada nilai jatuh temponya dianggap sebagai tidak material.

Terdapat pengecualianpenting apabila kewajiban yang jatuh tempo saat ini


harus dibayar dari aktiva yang diklasifikasikan sebagai jangka panjang. Jika
kewajiban jangka pendek dikeluarkan dri kewajiban lancar karena pendanaan
kembali, maka catatan laporan keuangan harus mencakup:

1. Penjelasan umum mengenai perjanjian pendanaan

2. Persyaratan dari setiap kewajiban bary yang terjadi dan akan terjadi

3. Persyaratan dari setiap sekurittas ekuitas yang diterbitkan atau akan


diterbitkan.

Penyajian Kontinjensi

Perusahaan mencatat kerugian kontinjensi dan kewajiban jika kerugiannya


adalah mungkin dan dapat diestimasi. Akan tetapi. Jika kerugiannya sangat
mungkin atau dapat diestimasi tetapi tidak keduanya, dan jika terdapat paling
sedikit kemungkinan yang layak bahwa suatu kewajiban telah terjadi, maka
pengungkapan berikut diperlukan dalam catatan :
1. Sifat Kontinjens

2. Stimasis mengenai kemungkinan kerugian atau rentang kerugian atau


suatu pernyataan bahwa estimasi tidak dapat dilakukan Beberapa
kewajiban kontinjensi lain yang harus diungkapkan meskipun perusahaan
kemungkinan kerugiannya sangat kecil. sebagai berikut :

1. Jaminan atas hutang pihak lain

2. Kewajiban Bank komersial

3. Jaminan untuk membeli kembali piutang yang telah dijual atau diberikan

G. Analisis Kewajiban Lancar

Perbedaan antara kewajiban lancar dan hutang lancar adalah penting karena
menyediakan informasi tentang likuiditas perusahaan. Likuiditas yang berhubungan
dengan kewajiban adalah waktu yang diharpkan berlalu hingga suatu kewajiban harus
dibayar. Dengan kata lain, kewajiban yang akan dibayar dengan segera merupakan
kewajiban lancar, Suatu perusahaan yang likuiditas dapat bertahan lebih baik dalam
menghadapi masalah keuangan. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki peluang
yang lebih baik dalam mengambil keuntungan dan kesempatan investasi yang
berkembang. Dua rasio yang digunakan dalam menganalisis dan menguji likuiditas
adalah rasio lancar dan acid-test ratio.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, kesimpulan utang jangka pendek terbagi dalam 5 golongan yaitu:utang


wesel,utang dagang, dividen, pendapatan diterima dimuka dan utang biaya. sedangkan
provisi dan kontijensi juga memiliki contoh dan jenisnya masing-masing.

B. Saran

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
baik dari susunan kalimat maupun kosa katanya maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi yang membaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-pakuan/konsentrasi-akuntansi-
manajemen/provisi-dan-kontinjensi/32348881

https://www.ruangmenyala.com/article/read/utang-jangka-pendek

https://jagoakuntansi.com/2016/05/12/provisi-dan-kontinjensi/

https://kledo.com/blog/liabilitas-kontinjensi/

Anda mungkin juga menyukai