Final Paper Desentralisasi Dan Kerjasama Global
Final Paper Desentralisasi Dan Kerjasama Global
Penulis :
Kharisma Tampang Tonapa (4521023045)
Nurul Dilla ( 452102301)
Dita Oktavia Ramadhani (4521023012)
Latar Belakang
Secara umum benchmarking merupakan standar atau tolak ukur yang dimanfaatkan
untuk membandingkan antara satu hal dengan hal lainnya yang sejenis. Sederhananya,
dengan menggunakan tolak ukur tersebut, maka berbagai hal dapat bisa diukur dengan
standar baku yang umum. Itu artinya, benchmarking adalah suatu cara yang sangat sistematis
atau suatu upaya penilaian performa pada layanan, produk atau proses perusahaan dengan
membandingkannya dengan layanan, proses, atau produk dari kompetitor lain yang dinilai
lebih baik dari perusahaan tersebut.
Terdapat berbagai definisi mengenai benchmarking oleh beberapa para ahli, yang di
antaranya:
1. Menurut Nisjar dan Winardi di dalam Tjuju menyatakan bahwa benchmarking dapat
dirumuskan sebagai aktivitas imitation with modification, dimana di dalam istilah
modification sudah terkandung makna improvement.
2. Gregory H. Watson mendefinisikan patok duga sebagai pencarian secara
berkesinambungan dan penerapan secara nyata praktik-praktik yang lebih baik yang
mengarah pada kinerja kompetitif yang unggul.
3. Goetsch dan Davis mendefinisikan patok duga sebagai proses pembandingan dan
pengukuran operasi atau proses internal organisasi terhadap mereka yang terbaik dalam
kelasnya, baik dari dalam maupun dari luar industri. (Lubis, 2016)
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan benchmarking adalah
untuk menemukan kunci dan rahasia kesuksesan dari sebuah lembaga pendidikan lain yang
kemudian di adaptasi , seleksi , dan diperbaiki untuk diterapkan pada lembaga pendidikan
yang melaksanakan benchmarking .
Strategi pembandingan ini pada awalnya digunakan di sektor korporasi hanya untuk
mengukur kinerja perusahaan relatif terhadap perusahaan lain yang lebih maju. Seperti yang
dinyatakan oleh Komite Pengarah Desain International Benchmarking Clearinghouse (IBC),
benchmarking adalah proses pengukuran yang sistematis dan berkelanjutan; Proses
pengukuran dan pembandingan proses bisnis organisasi secara terus menerus dengan para
pemimpin bisnis di seluruh dunia untuk memberikan informasi yang membantu organisasi
meningkatkan kinerjanya. (Mualifah & Sri, 2018)
Benchmarking yang benar akan mendorong kita untuk melihat lebih dekat pada
proses serupa dari pesaing kita (atau pesaing) yang dapat diterapkan dengan lebih baik dan
dapat dibuktikan menghasilkan hasil atau keluaran yang lebih baik. Benchmarking ini juga
dapat membantu untuk menemukan jalan pintas untuk mencapai tujuan (goals).
Culture Diplomacy
Diplomasi budaya adalah sebuah kumpulan dari “national policy designed to support
the export of representative sample of that nation’s culture in order to further the objectives
of foreign policy”. Definisi tersebut juga dapat diinterpretasikan sebagai, “any policies
designed to encourage public opinion to influence a foreign government and its attitudes
towards the sender”, di mana diplomasi budaya menekankan penggunaan budaya sebagai
modal utamanya dan secara natural memberikan ruang untuk pastisipasi yang lebih luas.
(Mualifah & Sri, 2018)
Diplomasi budaya menggunakan hasil-hasil kebudayaan sebagai manifestasi
utamanya, misalnya, melalui promosi kebudayaan yang dimiliki oleh suatu negara, melalui
mode pertukaran edukasi, seni dan budaya populer (literatur, musik, dan film). Banyak dari
instrumen diplomasi budaya ini yang masih dipergunakan hingga saat ini.
Keberadaan desa wisata yang menawarkan program live in akan meningkatkan
interaksi saling pemahaman antara masyarakat Indonesia dengan masyarakat internasional.
Wisatawan asing dapat melihat, terlibat dan merasakan secara langsung kehidupan sehari-hari
masyarakat Indonesia. Kegiatan ini juga merupakan salah satu upaya untuk memaksimalkan
salah satu aset power yang dimiliki Indonesia dalam kerangka soft power diplomacy yaitu
seni dan budaya. Aset ini merupakan aset paling potensial yang dimiliki Indonesia dalam
rangka membina hubungan baik dengan berbagai negara serta mempromosikan Indonesia
dalam dunia hubungan internasional. (Dewi & Sri, 2016)
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan paper ini yaitu
menggunakan studi pustaka (library research) yaitu metode dengan pengumpulan data dengan
cara memahami dan mempelajari teori-teori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan
penelitian tersebut. Adapun tujuan peneliti menggunakan metode penelitian ini untuk
menggambarkan dan mempertajam penjelasan penelitian mereka agar nantinya dapat
mempermudah dipahami oleh orang lain yang ingin mengetahui penelitian mereka. Deskriptif
digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan koneksitas antara ilmu pengetahuan dan
metode penelitian.
Ada Empat tahap studi pustaka dalam penelitian yaitu menyiapkan perlengkapan alat
yang diperlukan, menyiapkan bibliografi kerja, mengorganisasikan waktu dan membaca atau
mencatat bahan penelitian (Menurut Zed,2004). Pengumpulan data tersebut menggunakan
cara mencari sumber dan menkontruksi dari berbagai sumber contohnya seperti buku, jurnal
dan riset- riset yang sudah pernah dilakukan. Bahan pustaka yang didapat dari berbagai
referensi tersebut dianalisis secara kritis dan harus mendalam agar dapat mendukung
proposisi dan gagasannya. (Adlini et al., 2022)
Pada paper ini, peneliti juga menggunakan metode penulisan naratif-deskriptif.
Naratif- Deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk meneliti sebuah fenomena,
kemudian mendeskripsikan serta menginterpretasikan sebagai sebuah gambaran umum yang
sistematis atau memaparkan secara rinci yang faktual dan akurat. Proses pengumpulan data
yang dilakukan peneliti yaitu library research atau telaah pustaka. Menganalisis dan
mengumpulkan informasi sebanyak mungkin kemudian mengemasnya secara singkat agar
pembaca dapat memahami dan mengetahui informasi yang ingin diberikan penulis lewat
paper yang di kerjakan. (Manurung, 2022)
Metode deskriptif juga merupakan metode penelitian yang memandu peneliti agar
dapat mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial untuk dipelajari secara menyeluruh,
luas dan mendalam. Selain itu, metode deskriptif juga dapat dikatakan sebagai cerminan atau
gambaran sebuah variabel indikasi ataupun suatu kondisi. Oleh karena itu, penggunaan
metode ini diharapkan mampu memaknai secara cermat dan utuh dalam mendeskripsikan
realitas sosial yang sedang berlangsung. Yang dimaksud metode deskriptif adalah metode
penelitian yang menggambarkan fenomena.
Analisis data merupakan tahapan menginterpretasikan data yang diperoleh dari
penelitian lapangan. Analisis data adalah upaya atau langkah untuk menggambarkan data
yang diperoleh secara naratif, deskriptif, atau tabulasi. Penyimpulan atau penjelasan dari
analisis data yang dilakukan mengarah pada kesimpulan penelitian. (Asfar, 2020)
Untuk hari belajarnya sendiri dimulai dari hari Senin – Jum’at tetapi ada juga yang
sampai hari Sabtu namun biasanya itu merupakan kelas grammar. Jadwal belajar tiap hari di
Kampung Inggris Pare sekitar 2-3 kali pertemuan sehari ,untuk kelas grammar pertemuannya
3 kali sehari dan untuk kelas speaking 2 kali sehari dan setiap pertemuan durasinya 90 menit.
Program tersebut diluar dari biaya hidup dan biaya asrama. Untuk jumlah asrama sendiri ada
sekitar 200 lebih dan asrama-asrama tersebut ada kebanyakan dimilliki oleh lembaga-
lembaga kursus tetapi ada juga yang diinisiasi oleh perkumpulan pemuda yang berasal dari
suatu daerah tertentu. Kemudian ada juga pilihan lainnya yaitu asrama yang disediakan oleh
pemerintah. Harga asramanya pun cukup terjangkau yaitu berkisar Rp. 300.000 – Rp.
500.000 tergantung dari fasiltas yang ditawarkan. (Musrichah, 2020)
Kemudian ada keuntungan yang ditawarkan jika ingin tinggal diasrama yang sediakan
oleh lembaga kursus atau perkumpulan siswa daerah. Keuntungannya ialah mewajibkan
setiap orang yang tinggal diasrama tersebut untuk menggunakan bahasa Inggris 24 jam
nonstop. Tentunya hal ini sangat menguntungkan siswa agar dapat terlatih untuk
menggunakan bahasa Inggris tidak hanya pada waktu kelas saja namun dikehidupan sehari-
hari juga. Tetapi jika tidak ingin berbahas Inggirs dengan 24 jam, sangat disarankan untuk
memilih asrama atau tempat tinggal yang disediakan oleh pemerintah setempat. (Paulus &
Devie, 2013)
Transportasi yang digunakan di Pare cukup unik. Kalau di kota mungkin atau
ditempat lain ada angkot atau ojek online namun di Kampung Inggris Pare alat transportasi
utamanya ialah sepeda. Meskipun ada beberapa kendaraan roda dua dan empat seperti motor
dan mobil tapi itu merupakan kendaraan dari warga lokal. Harga sewa sepeda berkisar Rp.
80.000 – Rp. 100.000 tergantung jenis dan model sepeda. Alasan kenapa sepeda menjadi
kendaraan utama ialah, mayoritas siswa yang datang dan belajar sangat singkat yaitu paling
cepat 2 minggu dan paling lama 6 bulan tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun.
Kemudian jarak antara tempat kursus, asrama, ATM, toko buku dan sebagainya relatih dekat
dan sangat disarankan untuk menggunakan sepeda.
Selain itu, makanan juga yang ada di kampung Inggris Pare tergolong murah. Ada
berbagai macam jenis makanan yang murah namun tidak murahan seperti orek tahu, sosis,
ikan, bahkan hingga ayam. Harganya pun berkisar Rp. 500 – Rp. 7.000 lengkap dengan es teh
manis yang gratis dan bisa refill. Jika ingin hemat uang Rp. 18.000 bisa untuk tiga kali makan
namun jika ingin sedikit boros Rp. 30.000 tiga kali makan juga bisa. (Paulus & Devie, 2013)
Kehidupan di kampung Inggris Pare dapat dikatakan seperti kehidupan lingkungan
sekitar kampus karena terdapat banyak macam toko buku, tempat foto copy, laundry, warung
makan, ATM bahkan hingga tempat ibadah pun ada di sana seperti Masjid dan Gereja. Jadi
tidak heran jika kampung Inggris Pare tiap bulannya dikunjungi oleh ratusan bahkan seribuan
siswa yang ingin belajar bahasa Inggris. Tidak perlu khawatir tentang kehidupan disana
karena semua fasilitas yang ada di kota, ada juga di Kampung Inggris Pare dengan kualitas
yang sama. (Lubis, 2016)
Kesimpulan
Dampak dari implementasi desentralisasi yang dilakukan dengan baik, akan
membawa perubahan yang maju pada berbagai sektor seperti ekonomi, pariwisata,
pendidikan, budaya dan lain sebagainya. Kolaborasi pemerintah daerah dan masyarakat lokal
menghasilkan kinerja yang maksimal. Perubahan yang ingin dilakukan oleh pemerintah
daerah sudah semestinya mendapat dukungan dari masyarakat lokal. Tanpa kerja sama yang
baik, praktek desentralisasi dipastikan tidak akan mendapat hasil yang maksimal bagi
kemajuan daerah.
Praktek desentralisasi sangat membawa dampak baik bagi sebuah daerah dalam
memajukan daerahnya. Pemanfaatan SDM dan SDA sangat perlu dimaksimalkan. Oleh dan
sebab itu, perlu kiranya mempertahankan dan meningkatkan program-program yang telah
ada. Hal ini bertujuan agar, sebuah daerah dapat terus berkembang dan maju seiring dengan
perkembangan zaman.
Daftar Pustaka
Adlini, M. N., Dinda, A. H., S. Y., O. C., & Merliyana, S. J. (2022). Metode Penelitian Kualitatif
Studi Pustaka. Edumaspul, VI(1), 2-4.
Afandi, M. Y., & P. H. (2016). Pendisplinan Tubuh ( Studi Basic English Course di Kampung Inggris,
Pare, Kediri). Paradigma, IV(3), 2-4.
Asfar, A. I. (2020). Analisis Naratif, Analisis Konten, dan Analisis Semiotik. Penelitian Kualitatif, 4-
5.
Dewi, M. A., & S. I. (2016). Desa Wisata Sebagai aset soft power Indonesia. Masyarakat
Kebudayaan dan Politik, XXIX(2), 64-74.
Lubis, A. (2016). Peningkatan Kinerja Melalui Strategi Benchmarking. Benchmarking, II(1), 15-17.
Manurung, K. (2022). Mencermati Penggunaan Metode Kualitatif di Lingkungan Sekolah Tinggi
Teologi. Teologi dan Pendidikan Kristen, 287.
Mualifah, N., & S. R. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Kampung Inggris Sebagai Destinasi Wisata
Edukasi di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial,
II(1), 170-174.
Mu'arifa, N. (2020). "Kampung Inggris' dan Implikasinya Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat.
Kampung Inggris, 20-24.
Musrichah, A. P. (2020). Penanaman Lembaga Kursus di Kampung Inggris Pare Kediri. Riksa
Bahasa, 202-204.
Paulus, M., & Devie. (2013). Analisa Pengaruh Penggunaan Bencmarking Terhdap Keunggulan
Bersaing dan Kinerja Perusahaan. Bussines Accounting Review, I(2), 40-44.
Sudriman. (2016, March 2). Selain Kediri, Ada Perkampungan Bahasa Inggris di Kasintuwu Lutim.
Tribun-Timur.com: https://makassar.tribunnews.com/2016/03/23/selain-kediri-ada-
perkampungan-bahasa-inggris-di-kasintuwu-lutim