Anda di halaman 1dari 30

SKENARIO HUMANIORA

(ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI)


LAPORAN TUTORIAL
Ditujukan untuk Memenuhi Salah satu Tugas Tutorial Dosen Pengampu
: Dr. drg. Suhartini, M. Biotech

Oleh :
Kelompok Tutorial 9
Althaf Tsaqif Muhadzib Ayyuma (231610101097)
Mutia Zuhaida (231610101098)
Bunga Audri Stevani Silalahi (231610101099)
Nabila Zahida Azmi (231610101100)
Kania Pradita Madjid (231610101101)
Ilma Dias Kurniasari (231610101102)
Alya Zuhrani (231610101103)
Keylla Naumira Ghasani (231610101104)
Sherilla Putri Fahriya Ayu
(231610101105)
Raditya Pinasthika Rois Aulia (231610101106)
Nasywaa Tsabita Ihsani (231610101107)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan tutorial yang berjudul Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Informasi dengan tepat waktu. Laporan ini disusun untuk
memenuhi tugas hasil diskusi tutorial kelompok 9 pada skenario pertama.

Penulisan laporan ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. drg. Suhartini, M. Biotech selaku tutor yang telah membimbing dan memberikan
pengarahan selama jalannya diskusi tutorial kelompok 9 Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan yang
membangun demi perbaikan-perbaikan di masa mendatang agar tercapai kesempurnaan pada
laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, 27 Agustus 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Skenario...........................................................................................................................3
B. Step 1 : Identifikasi kata sulit..........................................................................................3
C. Step 2 : Merumuskan Masalah........................................................................................5
D. Step 3 : Brainstorming....................................................................................................5
E. Step 4 : Analyzing the Problem.....................................................................................7
F. Step 5 : Learning Objective.............................................................................................8
G. Step 6 : Belajar Mandiri..................................................................................................8
H. Step 7 : Pembahasan Learning Objective........................................................................8
I. Pertanyaan.....................................................................................................................19
BAB III KESIMPULAN........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Era revolusi industri 4.0 telah membawa perubahan di banyak bidang,


termasuk pendidikan. Era ini dimulai sekitar tahun 2010. Perkembangan Industri 4.0
berdampak pada banyak sektor, termasuk pendidikan. Kegiatan belajar mengajar saat
ini semuanya menggunakan teknologi digital. Hal ini berarti peran manusia seperti
cara manusia bekerja dan berinteraksi satu sama lain telah digantikan oleh teknologi.

Pada zaman ini, manusia terutama mahasiswa sebagai langkah awal menuju
dunia yang nyata dituntut untuk menjadi sosok yang mandiri, adaptif terhadap
perubahan, dan sigap dalam menanggapi suatu permasalahan. Problem Based
Learning (PBL) adalah salah satu metode pembelajaran yang diterapkan pada era
pendidikan sekarang. Menurut Sudarman (2007) menyatakan bahwa landasan PBL
adalah proses kolaboratif. Pembelajar akan menyusun pengetahuan dengan cara
membangun penalaran dari semua pengetahuan yang dimilikinya dan dari semua yang
diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesama individu. Partisipasi
siswa dalam PBL dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis
karena pada saat pembelajaran PBL siswa terlibat penuh dalam proses pembelajaran
melalui kegiatan pemecahan masalah.

Seorang peserta didik dalam mendalami ilmunya diharuskan memiliki


pegangan dasar yaitu filsafat. Filsafat dapat berperan sebagai induk atau ratu ilmu
pengetahuan. Dalam hal ini berarti filsafat menjawab semua persoalan tentang hidup
dan persoalannya yang bersifat hakiki, seperti manusia, ketuhanan, ekonomi, sosial,
pengetahuan, dan pendidikan. Selain berpedoman pada filsafat, seorang peserta didik
harus memperhatikan etika dan aturan-aturan dalam menuntut ilmu. Terlebih pada era
modern sekarang ini, banyak peserta didik yang melupakan etika dan norma dalam
kegiatan belajar mengajar. Etika ini berhubungan dengan keberlangsungan
pendidikan. Faktor ini yang mendorong peserta didik untuk menjadi pribadi yang siap
menuntut ilmu dan menerapkannya di kehidupan bermasyarakat.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan problem-based learning


2. Apa tujuan problem-based learning?
3. Bagaimana menyesuaikan diri dengan metode problem-based learning?
4. Bagaimana problem-based learning berlangsung?
5. Apa yang mengindikasikan suatu artikel sahih?
6. Apa saja ciri makalah yang bisa dijadikan rujukan ilmiah untuk memenuhi kaidah
ilmiah?

C. Tujuan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian filsafat dan ilmu (etimologis dan


terminologis), filsafat ilmu, obyek filsafat ilmu, ruang lingkup, tujuan dan manfaat
mempelajari filsafat ilmu.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan cara berpikir kritis, dan peran ilmuwan dalam
menggunakan sarana berpikir ilmiah
3. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian etika, moral, dan norma dalam
kehidupan di pendidikan tinggi
4. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian etika akademik, kebenaran dan
kejujuran, cinta ilmu, kemaslahatan dan kemudharatan, pelanggaran etika
akademik, dan kelembagaan penegakan etika akademik.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Skenario

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi


Tantangan besar Generasi milenial dan generasi Z di era industri 4.0 dan 5.0
membawa inovasi teknologi informasi dengan platform digital yang memungkinkan
penyediaan pendidikan yang lebih luas dan fleksibel diantaranya pembelajaran online
melalui media aplikasi zoom. Hampir semua aktivitas hidup sehari-hari diselesaikan
dengan menggunakan teknologi informasi termasuk dalam penyelesaian proses
pembelajaran. Daffa sebagai mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember merasa kesulitan menyesuaikan cara belajar dengan metode pembelajaran
Problem-Based Learning. Beberapa tahun sebelumnya Daffa terbiasa belajar dengan
dengan daring namun tuntutan baru belajar dengan luring. Ditambah lagi Daffa
selama ini menerapkan pembelajaran dengan metode menghafal, tetapi tuntutan baru
sekarang harus bisa berpikir kritis, logis, dan sistematis terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dengan cara mencari sumber belajar dari berbagai referensi agar dapat
memecahkan masalah secara efektif. Dia memang sering mencari artikel melalui
internet, tetapi ternyata dia kesulitan membedakan mana artikel yang sahih digunakan
sebagai rujukan ilmiah dan mana yang tidak. Saat ini dia mendapat tugas membuat
makalah. dia ingin mendapat nilai baik pada tugas tersebut namun tidak tahu harus
berbuat apa supaya makalahnya memenuhi kaidah ilmiah yang ditetapkan.

B. Step 1 : Identifikasi kata sulit

1. Platform digital :
● Alya : media akses layanan digital.

● Sherilla : ruang digital yang dimanfaatkan sebagai tempat interaksi, seperti


aplikasi.

2. Problem-based learning :

● Keylla : metode belajar yang berfokus pada studi kasus di mana kasus
dapat berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.

3
● Nasywaa : masalah-masalah di dunia nyata yang dijadikan sebagai acuan
dalam metode pembelajaran.

3. Generasi milenial :

● Bunga : sebutan bagi orang-orang yang lahir di zaman perubahan dari


yang bersifat konvensional ke modern. Generasi milenial lahir pada
rentang tahun 1980 s.d. 1995

4. Rujukan ilmiah :

● Zahida : sumber informasi yang jelas yang digunakan untuk pembuatan


karya ilmiah

5. Inovasi :

● Alya : pengembangan suatu hal baru yang memberikan manfaat bagi


kehidupan manusia.

● Kania : manusia membuat suatu hal baru yang mengembangkan hal baru
sehingga memudahkan kehidupan manusia di masa depan.

6. Generasi z :

● Ilma : generasi yang lahir setelah generasi y atau generasi milenial.

● Bunga : generasi yang dari awal kelahirannya sudah terpapar teknologi

● Altaf : masyarakat yang lahir di antara tahun 1997 s.d. 2012

7. Daring :

● Raditya : daam jaringan, pembelajaran dilakukan menggunakan jaringan


internet

8. Luring :

● Nasywaa : luar jaringan atau face to face.

● Alya : aktivitas komunikasi tanpa jaringan internet.

9. Era industry 4.0 dan 5.0 :

● Mutia : era industry yang menjadikan penggunaan teknologi sebagai focus.

4
● Keylla : Industri 4.0 cenderung berfokus terhadap IT, sedangkan industry
5.0 merupakan kolaborasi antara manusia dengan mesin.

C. Step 2 : Merumuskan Masalah


1. Sherilla : Apa yang dimaksud dengan problem-based learning?

2. Raditya : Apa tujuan problem-based learning?

3. Alya : Bagaimana menyesuaikan diri dengan metode problem-based learning?

4. Mutia : Bagaimana problem based learning berlangsung?

5. Ilma : Apa yang mengindikasikan suatu artikel sahih?

6. Kania : Apa saja ciri makalah yang bisa dijadikan rujukan ilmiah untuk memenuhi
kaidah ilmiah?

7. Althaf : Apa dampak dari kemajuan inovasi iptek dalam dunia pendidikan?

D. Step 3 : Brainstorming
1. Apa yang dimaksud dengan problem-based learning?

● Bunga : Problem Based Learning adalah suatu metode pembelajaran yang


menjadikan sebuah masalah sebagai bahan ajar. Masalah yang dijadikan
acuan adalah masalah yang sesuai dan nyata dengan kehidupan sehari-hari.

● Mutia : Proses pembelajaran Problem Based Learning menggunakan


sistem diskusi kelompok sehingga pembelajaran model ini akan berfokus
pada siswa.

2. Apa tujuan problem-based learning?

● Alya : melakukan pembelajaran secara mandiri.

● Nabila : meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk berpikir kritis, logis,


dan sistematis.

● Keylla : memahami suatu permasalahan dengan lebih baik karena


langsung disuguhi dengan kasus.

● Bunga : meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan


masalah dan mencari sumber kebenarannya.

5
● Mutia :,meningkatkan kemampuan untuk mengobservasi suatu masalah
dan menemukan solusinya

● Kania : menanggapi suatu permasalahan dengan sigap dan cepat

3. Bagaimana menyesuaikan diri dengan metode problem-based learning?

● Nasywaa : cara menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran Problem


Based Learning adalah dengan cara melatih dan membiasakan diri untuk
membaca artikel yang dijamin kredibilitasnya, bertanya dan meminta saran
kepada dosen

● Bunga : tidak tertutup pada teknologi dan terus mengikuti


perkembangannya, dan mengasah kemampuan berkomunikasi dengan
orang-orang yang ada di sekitarnya.

4. Bagaimana problem based learning berlangsung?

● Mutia : Peserta didik dituntut untuk aktif, berpikir kritis, dan logis dalam
menyelesaikan suatu masalah. Pendidik hanya menjadi fasilitator agar
tujuan pembelajaran tidak melenceng dari tema.

● Raditya : Peserta didik diharuskan membaca jurnal dan sumber-sumber


ilmiah lainnya untuk mendapatkan materi yang dibutuhkan dan aktif dalam
mencari informasi.

● Keylla : Peserta didik juga difokuskan untuk melakukan diskusi dalam


menyelesaikan suatu permasalahan.

5. Apa yang mengindikasikan suatu artikel sahih?

● Sherilla : Cara membedakan artikel yang sahih dan tidak adalah dengan
melihat sumbernya. Jika artikel tersebut sahih maka artikel tersebut
diterbirkan oleh situs yang terpercaya.

● Ilma : Artikel yang sahih harus memiliki penerbit yang kredibel,


memenuhi standar keilmuan, dan menggunakan bahasa ilmiah.

● Alya : Artikel yang sahih harus disertai dengan data yang falid dan
obyektif, dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, memiliki isi yang
sistematis, dan memiliki penalaran yang logis.
6
6. Apa saja ciri makalah yang bisa dijadikan rujukan ilmiah untuk memenuhi
kaidah ilmiah?

● Nabila : Ciri-ciri suatu makalah yang memenuhi kaidah ilmiah dan dapat
digunakan untuk rujukan adalah makalah yang memiliki sumber yang
tepat.

● Bunga : Makalah yang dipublikasikan dalam kurun waktu 5-10 tahun


sebelumnya.

● Alya : diterbitkan dari pendapat para ahli yang sudah melakukan


penelitian, dan disertai data-data yang relevan.

7. Apa dampak dari kemajuan inovasi iptek dalam dunia pendidikan?

● Alya : dampak dari inovasi IPTEK terhadap dunia Pendidikan adalah dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan akses informasi, (105)
melakukan pembelajaran yang lebih efektif dan menarik, meningkatkan
komunikasi.

● Sherilla : melakukan pembelajaran yang lebih efektif dan menarik,


meningkatkan komunikasi

● Bunga : dampak inovasi IPTEK ini dapat bersifat membawa dampak


negatif. Contohnya situs Chat gpt yang disalahgunakan untuk plagiarisme
akibat mudahnya akses informasi.

E. Step 4 : Analyzing the Problem

DEFINISI ILMU FILSAFAT

RUANG LINGKUP OBJEK ILMU FILSAFAT

DAMPAK
ETIKA, MORAL, DAN
NORMA
MANFAAT

BERPIKIR KRITIS

7
F. Step 5 : Learning Objective

1. Mampu menjelaskan pengertian filsafat dan ilmu (etimologis dan


terminologis), filsafat ilmu, obyek filsafat ilmu, ruang lingkup, tujuan dan
manfaat mempelajari filsafat ilmu.

2. Mampu menjelaskan cara berpikir kritis, dan peran ilmuwan dalam


menggunakan sarana berpikir ilmiah.

3. Mampu menjelaskan pengertian etika, moral, dan norma dalam kehidupan di


Pendidikan tinggi.

4. Mampu menjelaskan pengertian etika akademik, kebenaran dan kejujuran,


cinta ilmu, kemaslahatan dan kemudharatan, pelanggaran etika akademik, dan
kelembagaan penegakan etika akademik.

G. Step 6 : Belajar Mandiri


H. Step 7 : Pembahasan Learning Objective
1. Mampu menjelaskan pengertian filsafat dan ilmu (etimologis dan
terminologis), filsafat ilmu, obyek filsafat ilmu, ruang lingkup, tujuan dan
manfaat mempelajari filsafat ilmu.

a. Pengertian Filsafat

● Althaf : Kata filsafat berasal dari kata 'philosophia' (bahasa


Yunani), diartikan dengan 'mencintai kebijaksanaan' Sedangkan
dalam bahasa Inggris kata filsafat disebut dengan istilah
'philosophy', dan dalam bahasa Arab disebut dengan istilah
falsafah, yang biasa diterjemahkan dengan 'cinta kearifan.' Istilah
philosophia memiliki akar kata philien yang berarti mencintai dan
sophos yang berarti bijaksana. Jadi, istilah philosophia berarti
mencintai akan hal- hal yang bersifat bijaksana. Berdasarkan uraian
di atas dapat dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan.
Sedangkan orang yang berusaha mencari kebijaksanaan atau
pecinta pengetahuan disebut dengan filsuf atau filosof. Sumber dari
filsafat adalah manusia, dalam hal ini akal dan kalbu manusia yang
sehat yang berusaha keras dengan sungguh-sungguh untuk mencari
kebenaran dan akhirnya memperoleh kebenaran. (Muliati, 2019)
8
● Bunga : Plato mengatakan bahwa Filsafat adalah pengetahuan yang
berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.

● Kania : Secara terminologis, filsafat dapat dijelaskan sebagai


berikut

- Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan


sistematik dan lengkap tentang seluruh realitas;
- Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan besar
secara nyata; dan
- Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan
pengetahuannya: sumbernya, hakikatnya, keabsahanya dan
nilainya. [Husain, dkk. “Filsafat Ilmu Komputer dan Cloud
Computing Secara Etimologis”. 2018]

● Raditya : Filsafat sendiri berasal dari bahasa Arab (Falsafah), hal


tersebut disesuaikan dengan adanya tabiat dalam penyusunan kata
arab. Oleh karenanya, kata ini berasal dari sebuah kata kerja
falsafah dan filsfat. Filsafat juga sering disebut filosofi dalam
serapan bahasa belanda filosofie yang juga berakar dalam bahasa
Yunani Philosophia. (makalah Diktat filsafat ilmu, Budi
harianto,2023)

● Nasywa : Menurut Aristoteles (384-322 SM), Filsafat ialah ilmu


pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya
ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, sosial
budaya, estetika atau menyelidiki sebab dan asas segala benda.
Menurut Cicerio(106-43 SM), Filsafat ialah induk dari segala ilmu
pengetahuan, sesuatu yang diciptakan Tuhan. Menurut Al-Farrabi
(950 SM), Filsafat adalah pengetahuan tentang yang maujud dan
bertujuan menyelidiki hakikatnya yang sebenarnya. (Edi Sumanto,
2019)

b. Pengertian Ilmu

● Bunga : ilmu secara etimologi, ilmu dalam bahasa Inggris disebut


sebagai science, yang merupakan serapan dari bahasa latin scientia,
9
yang merupakan turunan dari kata scire, dan mempunyai arti

10
mengetahui (to know), yang juga berarti belajar (to learn). (Rusuli,
I. dan Daud, Z.F.M., 2015)

c. Pengertian Filsafat Ilmu

● Nabila : Pengertian dari filsafat ilmu adalah segenap pemikiran


reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang
menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala
segi dari kehidupan manusia. (The Liang Gie, 1999)

d. Obyek Filsafat Ilmu

● Alya : Objek kajian filsafat terbagi menjadi dua bagian yaitu objek
materil dan objek formal. Objek kajian dalam filsafat pendidikan
antara lain ontologi, epistimologi, meotodologi, dan aksiologi.

e. Ruang Lingkup

● Alya : Ruang lingkup filsafat pendidikan berkaitan dengan masalah


pendidikan seperti tujuan dan cita-cita filsafat pendidikan,
interpretasi tentang sifat manusia, nilai pendidikan, teori
pengetahuan dan hubungan pendidikan dan berbagai bidang
kehidupan nasional dan berbagai komponen sistem pendidikan.
(Elen Safitri, 2022)

f. Tujuan dan Manfaat Mempelajari Filsafat Ilmu

● Althaf :

- Membantu menggali pertanyaan wacana tentang asasi


manusia serta tanggung jawabnya secara terstruktur,
tersusun, filsafat menunjukkan cara terkini buat
mempelajari duduk perkara-dilema mengenai ilmu, manusia,
wacana hakikat kebenaran dan ilmiah.
- Menjadi masukan ideologi, maksudnya memiliki keahlian
untuk menganalisis secara terbuka dan respon terhadap
argumentasi agama. Ideologi, maupun pandangan dunia.
- Menjadi dasar cara dan pengetahuan lebih luas serta peka untuk
mempelajari masalah ilmu khusus.

11
- Biasanya digunakan buat berpartisipasi secara kritis pada
aktivitas intelektual dan secara khusus pada lingkungan
akademik.
- Menyampaikan pengetahuan lebih luas serta keahlian analisis
serta kritis dalam menggunakan masalah –masalah seperti
intelektual, spritual, serta ideologis.( Tamrin, 2019)

● Ilma : Tujuan filsafat adalah sebagai pondasi dalam


memahami filosofi bidang ilmunya pada saat para peserta didik
melakukan kegiatan penelitian ilmiah. (Endrawara, 2021)

● Keylla : Filsafat bukan sekedar pintu penjara tradisi yang penuh


dengan mitos dan mite, melainkan juga membebaskan manusia dari
keterkungkungan penjara itu. Filsafat membebaskan manusia dari
ketidaktahuan dan kebodohannya. Demikian pula, filsafat
membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir yang mistis dan
mitis itu. Lebih dari itu, filsafat membimbing manusia untuk
berpikir secara logis dan sistematis, secara integral dan koheren,
sehingga manusia menemukan kebenaran yang hakiki yang
menjadi persoalan yang dihadapi semua manusia. (Ritaudin, 2015)

2. Mampu menjelaskan cara berpikir kritis, dan peran ilmuwan dalam


menggunakan sarana berpikir ilmiah.

a. Pengertian cara berpikir kritis

● Nabila : Berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir secara


intelektual yang dapat menghasilkan nilai pemikiran yang
berkualitas. (Nurhikmayati & Jatisunda, 2019) Adapun yang
berpendapat bahwa berpikir kritis adalah kemampuan dalam
mendiskusikan semua sisi, mempertimbangkan semua fakta,
memutuskan apa yang relevan dan tidak relevan, dan membuat
keputusan yang bijaksana (Facione, 2011). Cara berpikir tersebut
didasarkan pada indikator berpikir kritis yaitu membuktikan
menggeneralisasi, mempertimbangkan alternatif jawaban, dan
memecahkan masalah.

12
● Kania : Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis
mampu:

- Merumuskan pertanyaan dan jawaban dari suatu masalah


dengan jelas dan akurat;
- Mengumpulkan informasi yang relevan dan menggunakan
pemikiran secara efektif;
- Menyimpulkan solusi yang baik;

b. Peran ilmuan dalam menggunakan sarana berpikir ilmiah

● Althaf : Ilmuan biasanya bekerja dengan cara kerja sistematis,


berlogika dan menghindari diri dari pertimbangan subjektif. Rasa
tidak puas terhadap pengetahuan yang berasal dari paham orang
awam, mendorong kelahiran filsafat. Filsafat menyelidik ulang
semua pengetahuan manusia untuk mendapat pengetahuan yang
hakiki. (Aji Muhammad Iqbal, 2022).

● Bunga Sarana berpikir ilmiah merupakan alat pembantu kegiatan


ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Beberapa
langkah memiliki sarana yang berbeda-beda. Adapun sarana
berpikir ilmiah adalah : bahasa, matematika dan statistika

Unsur-unsur bahasa menurut Bakhtiar (2004:177-179) adalah:

a. Simbol-simbol

b. Simbol-simbol vokal

c. Simbol-simbol vokal arbitrer

d. Suatu sistem yang terstruktur dari simbol-simbol yang arbitrer

e. Dipergunakan oleh para anggota suatu kelompok sosial sebagai


alat bergaul satu sama lain (Fathoni, 2011)

Salah satu peran ilmuwan dalam menggunakan sarana berpikir


ilmiah adalah menciptakan symbol-simbol dalam matematika,
seperti π (perbandingan keliling dengan diameter lingkaran) yang
bernilai 3.1415… .
13
Simbol π pertama kali digunakan oleh William Jones, seorang ahli
Bahasa, dalam bukunya yang terbit pada tahun 1706 berjudul
Synopsis palmariorum mathesios (Pengantar baru dalam
matematika). Namun, symbol π dipopulerkan oleh Leonhard Euler
dalam bukunya yang terbit tahun 1748 dengan judul Introductio in
Analysin Infinitorum.

● Alya : Penggunaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal


yang bersifat imperatif bagi seorang ilmuwan. Tanpa menguasai
hal ini maka kegiatan ilmiah yang baik tidak dapat dilakukan.
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka
diperlukan sarana yang berupa bahasa, matematika dan statistika,
agar dalam kegiatan ilmiah tersebut dapat berjalan dengan baik,
teratur dan cermat. (Hendri Lune, 2014).

3. Mampu menjelaskan pengertian etika, moral, dan norma dalam kehidupan di


Pendidikan tinggi.

a. Etika

● Mutia : Tata sopan santun antar sesama manusia (Sri Hudiarini,


2017)

● Sherilla : Refleksi filosofis atas nilai dan moral yg dipegang


dilakukan secara tekun dalam hidup dan menjadi dasar dalam
bertingkah laku dan bertindak (Anggoro & Sari, 2021). Menurut
KBBI, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk
dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

● Keylla : Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak


(moral). Etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma
moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya. Etika juga berarti kumpulan asas
atau nilai-nilai moral, yang dimaksud adalah kode etik.Nilai-nilai
dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau

14
suatu

15
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. (Henry Saida Flora,
2022)

b. Moral

● Radit : Kata moral berasal dari kata Mores dalam bahasa Latin.
Mores sendiri berasal dari kata mos yang berarti kesusilaan, tabiat,
atau kelakuan. Sjarkawi menyatakan moral adalah nilai kebaikan
manusia sebagai manusia (Hadi Machmud, 2014)

● Nasywa : Moral adalah istilah manusia menyebut manusia lain


yang mempunyai nilai positif. Maksudnya adalah apabila
seseorang memiliki nilai positif di mata manusia lain maka disebut
dengan manusia bermoral. (Rindi Antika, 2022)

● Nabila : Pengertian moral dapat dilihat dari berbagai sudut, K.


Bertens mengungkapkan bahwa moral itu adalah nilai-nilai dan
norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. (Mansur, 2006)

● Althaf : Moral merupakan suatu hubungan atara etika dan moral


sangat erat, tetapi keduanya memiliki sifat yang berbeda. Moral
lebih mengarah pada suatu ajaran, patokan-patokan, kumpulan
peraturan, baik lisan maupun tertulis, tentang bagaimana manusia
itu bertindak untuk menentukan langkah menuju yang baik,
sedangkan etika lebih pada kebiasaan tingkah laku manusia.
Perbuatan manusia bisa dikatakan baik apabila motivasi, tujuan
akhir dan lingkung dan juga baik. Apabila salah satu perbuatan itu
tibak baik, maka manusia itu keseluruhanya kemungkinan tidak
baik. (Handy Yoga Raharja, 2019)

● Ilma : Pengertian moral, menurut Suseno dalam (Kurnia,


2015) adalah ukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai pribadi
maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. Sedangkan
pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak
manusia bermoral dan manusiawi. Sedangkan menurut Ouska dan
Whellan (Kurnia, 2015), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada

16
dan melekat dalam diri individu/seseorang. Walaupun moral itu
berada dalam diri individu, tetapi moral berada dalam suatu sistem
yang berwujud aturan.

c. Norma

● Kania : Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus


dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam hidup sehari-hari,
berdasarkan suatu alasan (motivasi) tertentu dengan disertai sanksi.
(Widjaja, 1985: 168)

● Mutia : Norma adalah pegangan seseorang atau suatu kelompok


untuk mengatur tingkah lakunya (Niru Anita Sinaga, 2020)

4. Mampu menjelaskan pengertian etika akademik, kebenaran dan kejujuran,


cinta ilmu, kemaslahatan dan kemudharatan, pelanggaran etika akademik, dan
kelembagaan penegakan etika akademik.

a. Etika akademik

● Ilma : Etika akademik secara sederhana berarti apa yang harus


dilakukan oleh para akademisi ketika menyangkut masalah-
masalah yang berkaitan dengan pendidikan tinggi. (Dardiri, 2003)

● Alya : Jadi etika akademis merupakan nilai-nilai sosial dan budaya


yang telah disepakati masyarakat pendidikan sebagai norma yang
dipatuhi bersama itu tidak selalu sama pada semua masyarakat
pembelajaran. Etika akademis selayaknya untuk diterapkan secara
spesifik dalam berbagai kegiatan akademis maupun berbagai
unsur kegiatan yang berkaitan dengan dunia kampus. Tindakan
yang melanggar etika akademik merupakan tindakan yang tidak
semestinya dilakukan. Diantara aktivitas yang tergolong dalam
kelompok tindakan tidak pelanggaran akademis merupakan
antara lain plagiat, penyontekan/kecurangan, perjokian, pemalsuan
ijazah, penyuapan, tindakan diskriminatif, dan lain-lain.

● Sherilla : Etika adalah refleksi filosofis atas nilai dan moral yg


dipegang dilakukan secara tekun dalam hidup dan menjadi dasar

17
dalam bertingkah laku dan bertindak (Anggoro & Sari, 2021).
Menurut KBBI, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa
yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

● Nasywaa : Etika akademik adalah tata tingkah laku dalam dunia


akademik. Etika akademik mencakup etika mahasiswa yang isinya
di antara lain: etika berbusana, mengikuti peraturan yang berlaku,
saling menghormati, berperilaku baik terhadap dosen dan
mahasiswa lain, dan lain sebagainya. (Suwastati sagala, 2022)

● Nabila : Etika akademik adalah suatu sifat dan sikap yang harus
dimiliki oleh seluruh pelaku akademika di segala bidang
pendidikan termasuk perguruan tinggi. Etika memiliki pengertian
yang sama dengan moral, yakni kedua kata tersebut sama-sama
mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan atau adat. (Massofa,
2008). Etika akademik berfungsi sebagai pedoman kehidupan
masyarakat pelaku pendidikan yang dilandasi dan kearifan. Salah
satu tujuan etika bagi dosen adalah untuk membentuk citra dosen
yang berakhlak mulia dan religius serta memiliki harkat dan
martabat sebagai tenaga pendidik yang profesional. Sedangkan
tujuan etika akademik bagi mahasiswa adalah guna membentuk
citra mahasiswa yang memiliki integritas, intelektual, inovatif, dan
terbuka terhadap perubahan.

b. Kebenaran

● Raditya : Horold H. Titus menyatakan bahwa kebenaran adalah


sesuatu yang sesuai dengan faktaatau sesuatu yang selaras dengan
situasi aktual. Kebenaran ialah kesesuaian (agreement) antara
pernyataan (statement) mengenai fakta dengan fakta aktual atau
antara keputusan (judgement) dengan situasi di seputar
(environmental situatioan) yang diberikan interpretasi (Amien,
1983). (Wildana Latif Mahmudi, Faishol Luthfi, 2020)

c. Kejujuran

● Nabila : Etika dasar seorang manusia adalah memiliki sifat yang

18
jujur dan terbuka akan kebenaran. Menerima hal-hal dan informasi-

19
informasi dengan berbagai topik yang menjunjung asas kebenaran.
Begitu juga sebagai pelaku akademik, didalam dunia pendidikan
kedua sifat ini sangat dibutuhkan untuk menunjang proses
pembelajaran yang lebih baik. Jujur dan terbuka, dalam dunia
akademik kejujuran dan keterbukaan menjadi kunci pembuka
berkembangnya ilmu pengetahuan. Kejujuran dan keterbukaan juga
menjadi ciri dari pribadi yang sehat dan matang. (Sri Hudiarini,
2017)

d. Cinta ilmu

● Bunga : Cinta dalam KBBI artinya suka sekali; sayang benar. Ilmu
dalam kbbi berarti pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun
secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa Cinta ilmu berarti
kesukaan yang teramat terhadap pengetahuan tentang suatu bidang
yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang
(pengetahuan) itu.

● Keylla : Cinta ilmu terdiri dari beberapa elemen yaitu cinta


pembacaan, cinta diskusi, dan cinta berpikir. (SNA, zahrin, 2016)

e. Kemaslahatan

● Mutia : Kemaslahatan adalah segala bentuk kebaikan dan manfaat


yang berdemisi integral secara individu ataupun kolektif. (Saleha
Madjid, 2019)

f. Kemudharatan

● Raditya : Secara etimologi, kata dharar adalah antonim atau


kebalikan dari manfaat (khilaf al-naf’i). Sedangkan secara
terminologi, mengutip paparan Fakhr al-Din al-Razi, dharar adalah
sebuah perasaan sakit atau tidak nyaman yang terbersit dalam hati.
dharar adalah merasakan sakit bahkan berbentuk kesulitan yang
sangat menentukan eksistensi manusia, karena jika ia tidak
20
diselesaikan, maka akan mengancam agama, jiwa, nasab, harta
serta kehormatan manusia. (Sufriadi Ishak,2020)

g. Pelanggaran etika akademik

● Mutia : Pelanggaran etika akademik adalah tindakan kecurangan


yang dilakukan di ranah akademik. Tindakan ini salah dan tidak
semestinya dilakukan. Contoh dari tindakan pelanggaran etika
akademik adalah plagiat, perjokian, penyuapan, tindakan
diskriminatif, dan lain-lain (Mursal Aziz, 2018)

● Alya : Kecurangan akademik sebenarnya bukan hal asing di dunia


pendidikan terutama mahasiswa. Misalnya mencontek saat ujian,
baik melihat buku atau membaca catatan kecil, mencari jawaban
dengan browsing lewat handphone ataupun menyalin pekerjaan
rumah milik teman. Dengan sadar ataupun tidak mmahasiswa telah
melukan perbuatan yang mengarh pada kecurangan akademik.
Kode etik merupakan elemen paling penting untuk membantu
dalam proses pengambilan keputusan di dalam situasi yang
melibatkan pertanyaan mengenai etika (Chen & CHENOWETH,
2013) dalam Makalah Bentuk dan Dampak Pelanggaran Etika
Akademik karya Azril Desfiandra 2022.

● Sherilla : Tindakan yang melanggar etika akademis merupakan


tindakan yang tidak semestinya dilakukan. Diantara aktivitas yang
tergolong dalam kelompok tindakan tidak pelanggaran akademis
merupakan antara lain plagiat, penyontekan/kecurangan, perjokian,
pemalsuan ijazah, penyuapan, tindakan diskriminatif, dan lain-lain
(Setiadi, 2015).

h. Kelembagaan penegakan etika akademik

● Ilma : Lembaga yang bertujuan untuk memastikan bahwa nilai-


nilai etika yg telah disepakati berjalan dengan baik dan mengoreksi
dalam bentuk pemberian sanksi/hukuman bagi yang melanggarnya.

21
● Keylla : Setiap universitas mempunyai kelembagaan yang bertugas
untuk memonitor etika akademik agar semua kegiatan berjalan
dengan lancar dan tidak ada hambatan.

● Sherilla : Selain memberikan pendidikan dan pengajaran kepada


mahasiswa, perguruan tinggi juga berhak untuk mengarahkan
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan mengikuti
perkembangan-perkembangan yang telah diambil oleh peradilan
melalui berbagai inisiatif pembaruan. (Sapto Budoyo, 2018).

I. Pertanyaan
1. Pertanyaan untuk kelompok 6

- Apakah untuk berpikir kritis diwajibkan dalam kelompok?

Tidak wajib berpikir kritis secara berkelompok. Namun bisa


mendapatkan hasil pemikiran yang lebih luas dan juga dapat saling
menerima pendapat dari orang lain agar kita bisa mendapatkan
referensi melalui orang lain juga.

- Bagaimana tanggapan kalian terkait kekurangan dan tujuan PBL?

PBL pada akhirnya akan memberi solusi pada skenario yang sudah
diberikan. Jadi jika tujuan belajar siswa yaitu mencari solusi tidak
terselesaikan, itu menjadi kekurangan PBL.

2. Pertanyaan untuk kelompok 3

- Jabarkan maksud dari sistematis

Sistematis memiliki arti teratur menurut sistemnya yang diatur baik-


baik.

- Apa perbedaan etika dan moral?

Moral adalah suatu ajaran atau paham mengenai baik dan buruknya
sesuatu yang berdasarkan pada kesadaran, bahwa ia terikat oleh
keharusan untuk mencapai yang baik sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku dalam lingkungannya.

22
Etika merupakan tindakan yang didasari oleh moral tersebut, dimana
seorang individu mengetahui tindakan apa saja yang baik yang
menimbulkan moral yang baik juga. Intinya, moral adalah suatu paham
atau ajarannya. Sedangkan etika adalah tindakan atau perilakunya.

23
BAB III

KESIMPULAN

Berpikir filsafat merupakan kemampuan berpikir mendalam, sistematis, dan universal.


Berpikir filsafat ini dapat diwujudkan dengan adanya metode pembelajaran problem-based
learning, terlebih lagi didukung dengan perkembangan iptek yang pesat. Melalui metode
problem-based learning yang menerapkan prinsip berpikir kritis, dan sistematis, mahasiswa
sebagai individu juga dapat berlatih berpikir reflektif terhadap masalah konkrit dalam
kehidupan sehari-hari. Metode problem-based learning yang diterapkan dalam sarana diskusi
juga dapat membantu mahasiswa mengembangkan etika akademik, seperti menghargai
pendapat orang lain dan berargumentasi berdasarkan referensi. Teknologi informasi yang
telah berkembang ini diharapkan dapat menjadi sarana pendukung bagi mahasiswa dalam
berpikir filsafat sebagai tempat mencari referensi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, A.M., 2021. Pendidikan moral dan relevansinya dengan pendidikan Islam. Jurnal
Paris Langkis, 2(1), pp.57-67.

Anggoro, A.B. and Sari, A.G., 2021. Etika peserta didik dalam cyber system: Sebuah tinjauan
etis Alkitabiah pada pembelajaran era pendidikan 4.0. Jurnal Gamaliel: Teologi Praktika,
3(1), pp.34-46.

Antika, R., 2022. KONSEP DASAR ETIKA DAN MORAL. Jurnal Pusdansi, 2(1).

Aziz, Mursal. 2018. Etika Akademis Dalam Pendidikan. Jurnal Tarbiyah volume 25 No. 1

Budoyo, Sapto. 2018. Peranan Perguruan Tinggi Dalam Mengatasi Problematika Hukum Di
Indonesia. Jurnal Meta-Yuridis Vol.1 No.1

Dardiri, A., 2003. Etika Akademik. Naskah Publikasi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta.

Endraswara, S., 2021. Filsafat Ilmu. Media Pressindo.

Flora, H.S., 2022. Etika dan Tata Tertib Disiplin Mahasiswa. Law Pro Justitia, 4(2).

Hamdani, M., Prayitno, B.A. and Karyanto, P., 2019. Meningkatkan kemampuan berpikir
kritis melalui metode eksperimen. In Proceeding Biology Education Conference: Biology,
Science, Environmental, and Learning (Vol. 16, No. 1, pp. 139-145).

Harianto, B., 2023. Filsafat Ilmu.

Hudiarini, S., 2017. Penyertaan etika bagi masyarakat akademik di kalangan dunia
pendidikan tinggi. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 2(1), pp.1-13.

Husain, H., Zarlis, M., Nasution, Z., Sihotang, H.T. and Wahyuni, S., 2018. Filsafat Ilmu
Komputer Dan Cloud Computing Secara Etimologis. Jurnal Mantik Penusa, 2(2).

Iqbal, A.M., 2022. KAJIAN KRITIS TERHADAP EPISTIMOLOGI ILMU: TEORI


PENGETAHUAN DAN METODE ILMIAH. HIKMAH: Jurnal Pendidikan Islam, 11(1),
pp.1-11.

25
Irena P. L., dkk. 2022. Analisis Cara Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Pendidikan

Ishak, S., 2020. Kemudharatan Tidak Dihilangkan Dengan Kemudharatan. Jurnal Al-Mizan,
7(2), pp.117-126.

Luritawaty, I.P., Herman, T. and Prabawanto, S., 2022. Analisis Cara Berpikir Kritis
Mahasiswa pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Mosharafa: Jurnal Pendidikan
Matematika, 11(2), pp.191-202.

Machmud, H., 2014. Urgensi Pendidikan Moral Dalam Membentuk Kepribadian Anak. Al-
TA'DIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan, 7(2), pp.75-84.

Mahmudi, W.L. and Luthfi, F., 2020. Kebenaran Ilmiah (Perspektif Ilmu Ekonomi Islam).
Orbith: Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa dan Sosial, 16(2), pp.139-146.

Muliati, M., 2019. Pengantar Filsafat.

Paul, R. and Elder, L., 2019. The miniature guide to critical thinking concepts and tools.
Rowman & Littlefield.

Ritaudin, M.S., 2015. Mengenal filsafat dan karakteristiknya. Kalam, 9(1), pp.127-144.

Rusuli, I. and Daud, Z.F.M., 2015. Ilmu pengetahuan dari John Locke ke al-Attas. Jurnal
Pencerahan, 9(1).

Safitri, E., Yoana, L., Yani, R. and Hayani, R.N., 2022. Pengertian, Objek dan Ruang
Lingkup Filsafat, Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan dan
Konseling (JPDK), 4(6), pp.5398-5404.

Sagala, S., 2022. Etika Akademik di Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan dan Konseling
(JPDK), 4(6), pp.8359-8370.

Setiadi, A., 2015. Pelanggaran etika pendidikan pada sistem pembelajaran e-learning.
Cakrawala: Jurnal Humaniora Bina Sarana Informatika, 15(2).

Sinaga, Niru Anita. 2020. Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi. Jurnal Ilmiah
volume 10 No. 2

Sumanto, E., 2014. BUKU BAHAN AJAR FILSAFAT JILID I.

26
Tamrin. 2019. Relasi Ilmu, Filsafat dan Agama Dalam Dimensi Filsafat Ilmu . Jurnal
Sosial dan Budaya Syar-i.Volume 6 Nomor 1. 2019)

Wasahua, S., 2022. Konsep Pengembangan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Peserta Didik
di Sekolah Dasar. Horizon Pendidikan, 16(2), pp.72-82.

27

Anda mungkin juga menyukai