Anda di halaman 1dari 10

KALIBRASI INSTRUMENTASI

“Restroke Control Valve”

Disusun Oleh:

Kelompok 6
Nama Anggota : Puji Ladaia
: Nur Adilah Safitri
: Rialdy Rahmatan
Kelas : TRIK 4A

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI REKAYASA INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2021
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang


Control valve merupakan jenis valve yang digunakan untuk pengendalian
aliran, tekanan, temperature, dan level cairan dengan cara membuka dan menutup
penuh atau membuka/menutup sebagian sebagai respon terhadap sinyal yang diterima
dari pengendalian yang membandingkan ‘‘set point“ untuk ‘‘variabel proses‘‘ yang
nilainya diberikan oleh sensor yang dapat memantau perubahan.

I.2 Fungsi Control Valve


Control valve berfungsi sebagai bagian akhir loop pengendalian yang
merepresentasikan sebuah signal controller agar tercapai proses yang diinginkan.
Ada juga valve yang mempunyai fungsi sebagai control untuk mengatur suatu aliran
agar mengalir searah dan tidak bisa mengalir balik. Dimana valve ini sering disebut
dengan no return valve atau check valve. Valve seperti ini yang merupakan komponen
dari control valve sering dinamakan one way valve atau check valve.

I.3 Sistem Kerja (ATO, FTC dan ATC, FTO)

a. ATO (Air To Open ), FTC (File To Close)


Air To open adalah jenis valve yang posisi normalnya adalah tertutup NC
(Normally Close) dan terbuka jika diberi supply pada control valve itu
sendiri. Air To Open yaitu memerlukan supply udara untuk membuka
control valve tersebut dan pada saat failure control valve tertutup karena
hilangnya supply udara.
b. ATC ( Air To Close ), FTO (File To Open)
Air To close adalah jenis valve yang posisi normalnya adalah terbuka NO
(Normally Open) dan tertutup jika diberi supply pada control valve itu
sendiri. Air To Close yaitu memerlukan supply udara untuk menutup
control valve tersebut dan pada saat failure control valve terbuka karena
hilangnya supply udara.
BAB II
DASAR TEORI

II.1 Pengertian Positioner


Positioner adalah alat yang dipasang pada aktuator valve yang berfungsi
sebagai pengontrol pergerakkan control valve dengan mengubah sinyal input
yang di terima dari 4 – 20mA menjadi 3 – 15 psi.

Gambar 1.1 Positioner

II.2 Fungsi Positioner

 Positioner berfungsi sebagai pengontrol pergerakkan control valve agar dapat


bergerak secara linier.
 Positioner berfungsi sebagai pengatur (naik dan turun) pada instrument air
yang masuk ke actuator sampai pada level tertentu sesuai dengan output
variable instrument controller.
II.3 Restroke/Kalibrasi Control Valve

Di lakukan pada plant shutdown agar tidak mengganggu proses yang sedang
berlangsung atau dapat di lakukan pada saat plant normal jika ada line by pass di
dekat control valve yang ingin di restroke.

II.4 Tujuan Restroke/Kalibrasi Control Valve

Diperlukan untuk memastikan bahwa control valve dapat menghasilkan respon


aktuasi sebagaimana di kehendaki oleh sistem control pada suatu proses.

II.5 Manfaat Setelah Restroke/Kalibrasi Control Valve

1. Agar control valve tidak hunting


2. Agar pergerakan control valve linier
3. Agar proses yang di harapkan dapat tercapai
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Perlengkapan dan Peralatan Restroke/Kalibrasi

1. Obeng
2. Source 4 – 20mA
3. Kunci Inggris

III.2 Langkah - Langkah Restroke/Kalibrasi

1. Pertama yang harus dilakukan adalah kita disconnect kabel I/P transducer
lalu kita connect dengan source 4 – 20mA.

2. Kemudian pastikan supply udara untuk ke valve mencukupi sesuai dengan


size aktuator nya.
3. Pada saat restroke diberikan sinyal 4mA, 8mA, 12mA, 16mA, dan 20 mA.
Jika sudah diberikan nilai sesuai standar namun bukaan valve tidak linear
sesuai dengan tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3. 1 Hasil Langkah Restroke

mA %

4 0

8 25

12 50

16 75

20 100

4. Maka yang harus dilakukan adalah adjustment pada positioner nya, kita
adjust pada zero adjustment dengan menggunakan obeng screw minus
serta pada span adjustment dengan menggunakan kunci inggris.
5. Jika opening valve tidak linier maka dapat di adjust pada positioner.
Bila di berikan sinyal 8 mA dan opening valve 35%, maka dapat di
adjust pada zero di positioner dengan cara memutar pakai obeng screw
minus hingga tercapai bukaan 25% .
6. Biasanya pada saat kita adjustment pada posisi 25% maka nanti di
posisi 75% pasti akan tidak sesuai, biasanya akan turun ataupun naik.
Maka bila di berikan sinyal 16 mA dan opening valve 90%, maka dapat
di adjust pada span di positioner dengan menggunakan kunci inggris
hingga tercapai bukaan 75%.
7. Setelah selesai direstroke dan opening valve nya telah linear maka dapat
kita lepas kembali source yang di I/P transducer.

III.3 Hasil Perhitungan

PV −ZERO
%= x 100
SPAN

Contoh :
4 mA −4
1. %= x 100
16
= 0 x 100
= 0%

8 mA−4
2. %= x 100
16
= 0,25 x 100
= 25 %
12mA −4
3. %= x 100
16
= 0.5 x 100
= 50%

16 mA−4
4. %= x 100
16
= 0.75 x 100
= 75%

20 mA−4
5. %= x 100
16
= 1 x 100
= 100%
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

1. Control valve biasa digunakan untuk mengontrol dan di bantu oleh


positioner.
2. Restroke yang di lakukan pada control valve harus secara teratur untuk bisa
memastikan respon aktuasi nya.
3. Pada saat melakukan perawatan atau restroke di lakukan pada plant
shutdown agar tidak mengganggu proses yang sedang berlangsung atau
dapat di lakukan pada saat plant normal jika ada line by pass di dekat
control valve yang ingin di restroke.

IV.2 Saran

1. Control valve yang beroperasi sebaiknya dilakukan restroke secara berkala


agar kinerjanya selalu akurat dan respon aktuasi.
2. Sebelum melakukan perawatan dan restroke yakinkan posisi sistem
kendali nya pada posisi manual.
3. Operasikan lah stroke valve secara bertahap hindari stroke yang mendadak
pada valve.
DAFTAR PUSTAKA
https://arita.co.id/definisi-control-valve. https://sponsoriklan.wordpress.com/
2010/12/31/control-valve/. https://rekayasalistrik.wordpress.com/2019/12/05/apa-itu-
silinder-pneumatik/
Manual Book, “Operasi Pabrik Ammonia PIM-2”, 2004

Anda mungkin juga menyukai