NIM : F0222021
Manajemen A
CHAPTER 4 DAN 5
Untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang bermakna
dengan mereka, pemasar pertama-tama harus mendapatkan wawasan yang segar dan mendalam
mengenai apa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan. Kebutuhan dan motif pembelian
pelanggan sering kali tidak memberi tahu dengan jelas dan tepat apa yang mereka butuhkan dan
alasan mereka membeli.
A. Marketing Informasi and Today’s “Big Data”
Dunia pemasaran dipenuhi dengan penuh dengan informasi dari berbagai sumber
bukan hanya data yang dikumpulkan dari riset pemasaran perusahaan dan data transaksi
pelanggan internal, namun juga data real-time yang mengalir dari pemantauan media
sosial, perangkat yang terhubung, dan data digital lainnya.
Big Data adalah kumpulan data yang sangat besar dan kompleks yang dihasilkan
oleh teknologi pembuatan, pengumpulan, penyimpanan, dan analisis informasi yang
canggih saat ini. Bukannya kekurangan informasi, sebagian besar manajer pemasaran
kelebihan beban dengan data dan sering kali kewalahan karenanya.
Big data memberi pemasar peluang dan tantangan besar. Perusahaan yang secara
efektif memanfaatkan data yang melimpah ini dapat memperoleh wawasan pelanggan
yang kaya dan tepat waktu. Namun, mengakses dan memilah begitu banyak data adalah
tugas yang berat. Dengan demikian, pemasar tidak memerlukan informasi lebih lanjut;
mereka membutuhkan informasi yang lebih baik . Dan mereka perlu memanfaatkan
informasi yang mereka miliki dengan lebih baik.
B. Managing Marketing Information
Wawasan pelanggan adalah pemahaman dasar dalam pemasaran yang didukung
oleh informasi, dan nilai dari informasi pemasaran terletak pada penggunaannya untuk
menciptakan nilai, keterlibatan, dan hubungan pelanggan yang lebih baik. Perusahaan
perlu memiliki sistem informasi pemasaran (MIS) yang efektif untuk memberikan
informasi yang relevan pada waktu yang tepat kepada manajer, sehingga mereka dapat
memanfaatkannya untuk meningkatkan hubungan dan keterlibatan pelanggan. MIS
melibatkan orang dan prosedur yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan informasi,
mengembangkan informasi yang dibutuhkan, dan membantu pengambil keputusan dalam
menghasilkan wawasan yang berharga tentang pelanggan dan pasar.
Riset pemasaran adalah proses desain, pengumpulan, analisis, dan pelaporan data yang
relevan untuk situasi pemasaran organisasi. Ini membantu perusahaan memahami motivasi
pelanggan, perilaku pembelian, dan kepuasan pelanggan. Banyak perusahaan besar memiliki
departemen riset yang bekerja sama dengan manajer pemasaran dalam proyek riset pemasaran.
Menurut model ini, rangsangan pemasaran (4 P) dan kekuatan besar lainnya (ekonomi,
teknologi, politik, budaya) memasuki “kotak hitam” konsumen dan menghasilkan tanggapan
tertentu. Setelah dimasukkan ke dalam kotak hitam, masukan ini menghasilkan respons pembeli
yang dapat diamati, seperti pilihan merek, lokasi dan waktu pembelian, serta keterlibatan merek
dan perilaku hubungan.
a. Need Recognition adalah tahap pertama dari proses pengambilan keputusan pembeli,
dimana konsumen mengenali suatu masalah atau kebutuhan.
b. Information search, tahap proses keputusan pembeli di mana konsumen termotivasi untuk
mencari informasi lebih lanjut. Konsumen yang tertarik mungkin atau mungkin tidak
mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang
memuaskan sudah dekat, kemungkinan besar dia akan membelinya. Jika tidak, konsumen
dapat menyimpan kebutuhannya dalam memori atau melakukan pencarian informasi
c. Evaluation of alternatives, tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen
menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif diantara kumpulan pilihan.
Cara konsumen mengevaluasi alternatif pembelian bergantung pada konsumen individu
dan situasi pembelian spesifik. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan
perhitungan yang cermat dan pemikiran logis.
d. Purchase decision, keputusan pembeli tentang merek mana yang akan dibeli. namun ada
dua faktor yang bisa muncul di antara niat membeli dan keputusan pembelian . Faktor
pertama adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak
terduga.
e. Postpurchase behavior, tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen mengambil
langkah lebih lanjut tindakan setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau
ketidakpuasan mereka.
C. The Customer Journey
Customer journey adalah rangkaian pengalaman konsumen yang memengaruhi
perilaku mereka setelah pembelian. Seluruh pengalaman ini membentuk sikap konsumen
terhadap merek. Selain melacak perjalanan pelanggan, pemasar harus memahami
alasannya dengan mengumpulkan data konsumen. Dengan pemahaman ini, pemasar
dapat menciptakan pengalaman merek yang mendorong perilaku positif, keterlibatan, dan
advokasi konsumen seiring waktu.
langsung laris manis. Misalnya, iPod, iPhone, dan iPad dari Apple langsung laku keras
sejak pertama kali diperkenalkan. Ada lima karakteristik kunci yang sangat memengaruhi
tingkat adopsi inovasi antara lain :
1. Keunggulan Relatif: Sejauh mana inovasi lebih baik daripada produk yang sudah
ada. Mobil listrik lebih ramah lingkungan dan lebih ekonomis karena tidak
memerlukan bahan bakar. Namun, jangkauan berkendara yang terbatas dan biaya
awal yang tinggi dapat memperlambat adopsi.
2. Kesesuaian: Sejauh mana inovasi sesuai dengan nilai dan pengalaman konsumen.
Meskipun mobil listrik dikendarai seperti mobil bensin, ketersediaan stasiun
pengisian listrik masih terbatas.
3. Kompleksitas: Sejauh mana inovasi sulit dipahami atau digunakan. Meskipun mobil
listrik mudah digunakan, kompleksitas konsep teknologi baru dan kekhawatiran
tentang kinerjanya dapat memperlambat adopsi.
4. Dapat Dibagi: Sejauh mana inovasi dapat diuji secara terbatas. Kemampuan untuk
menguji coba mobil listrik positif terhadap adopsi, meskipun biaya awal yang tinggi
dapat menjadi hambatan.
5. Komunikabilitas: Sejauh mana hasil penggunaan inovasi dapat ditunjukkan atau
dijelaskan kepada orang lain. Kemampuan untuk mendemonstrasikan dan
menjelaskan mobil listrik dapat mempercepat adopsi di kalangan konsumen.