Anda di halaman 1dari 12

HARTA BENDA WAKAF (MAUQUF BIH) DALAM PERSPEKTIF FUQAHA DAN

UNDANG-UNDANG
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perwakafan di Indonesia
Dosen pengampun : Mubarok, Lc., MSI

Disusun Oleh :
Meilia Risqiana (1119126)
Kelas : HKI D

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
yang selalu tercurahkan kepada kita. Sholawat serta salam kita tunjukan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, yang selalu kita nantikan syafa’atnya di yaumul akhir.
Makalah ini saya susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perwakafan
di Indonesia dengan judul “Harta benda wakaf (mauquf bih) dalam perspektif fuqoha dan
undang-undang”. Juga dimaksudkan untk memberikan wawasan kepada pembaca untuk lebbih
mengetahui tentang segala sesuatu mengenai harta benda wakaf (mauquf bih) dalam perspektif
fuqoha dan undang-undang.
Saya sangat menyadari bahwa dalam penyususnan makalah ini banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kebaikan dan kesempurnaan yang selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat
dan berguna bagi kita semua.

Batang, 4 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................................II
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................................III
BAB I............................................................................................................................................................................IV
PENDAHULUAN........................................................................................................................................................1V
A. Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan.......................................................................................................................................................................IV
BAB II...........................................................................................................................................................................IV
PEMBAHASAN..........................................................................................................................................................VII
1. Harta benda wakaf (mauquf bih)..............................................................................................................................VI
2.Perspektif harta benda wakaf (mauquf bih) menurut fuqaha.....................................................................................VI
3.Pesrspektif harta benda wakaf (mauquf bih) menurut undang-undang.....................................................................IX
BAB III.........................................................................................................................................................................XI
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran.........................................................................................................................................................................XI
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................................XII
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau sekelompok orang atau badan hukum
yang memisahkan sebagian dari harta miliknya dan melembagakannya untuk selama-
lamanya guna kepentingan ibadat atau kepentingan umum lainnya sesuai dengan ajaran
Islam. Unsur dan Cara Wakaf. Wakaf dilaksanakan dengan memenuhi unsur wakaf sebagai
berikut, Wakif, Nazhir, Harta benda wakaf, Ikrar wakaf, Peruntukan harta benda wakaf dan
Jangka waktu wakaf.
Harta benda wakaf adalah segala benda baik benda bergerak atau tidak bergerak yang
memiliki daya tahan yang tidak hanya sekali pakai dan bernilai menurut ajaran Islam. Benda
wakaf harus merupakan benda milik yang bebas segala pembebanan, ikatan, sitaan dan
sengketa. Harta benda wakaf hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai oleh
Wakif (pihak yang mewakafkan harta benda miliknya) secara sah.
Harta benda wakaf terdiri dari:
a. benda tidak bergerak
b. benda bergerak selain uang
c. benda bergerak berupa uang

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud harta benda wakaf (mauquf bih)?


2. Bagaimana perspektif harta benda wakaf (mauquf bih) menurut fuqaha?
3. Bagaimana perspektif harta benda wakaf (mauquf bih) menurut undang-undang)?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud harta benda wakaf (mauquf bih).


2. Untuk mengetahui perspektif harta benda wakaf (mauquf bih) menurut fuqaha.
3. Untuk mengetahui perspektif harta benda wakaf (mauquf bih) menurut undang-
undang
BAB II

PEMBAHASAN

A. Harta benda wakaf (mauquf bih)

1. Pengertian
Mauquf bih adalah harta yang diwakafkan. Mayoritas umat Islam di Indonesia
mengenal harta yang diwakafkan hanya berupa tanah dan bangunan untuk Masjid,
Musolla, Madrasah (Pesantren) dan Kuburan atau benda-benda untuk kepentingan
masjid seperti Al-Quran, Jam Lonceng, Sajadah, Mimbar dll.Benda yang dapat
diwakafkan tidak hanya tanah dan bangunan dan semacamnya tetapi bisa berupa apa
saja asal bernilai dan bermanfaat dan tidak sekali pakai.1
2. Macam-macam harta benda wakaf atau mauquf bih
Benda Wakaf
Benda wakaf adalah segala benda baik benda bergerak atau tidak bergerak yang
memiliki daya tahan yang tidak hanya sekali pakai dan bernilai menurut ajaran Islam.
Benda wakaf harus merupakan benda milik yang bebas segala pembebanan, ikatan,
sitaan dan sengketa. Harta benda wakaf hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki dan
dikuasai oleh Wakif (pihak yang mewakafkan harta benda miliknya) secara sah.
Harta benda wakaf terdiri dari:
a. benda tidak bergerak
b. benda bergerak selain uang
c. benda bergerak berupa uang.

Benda tidak bergerak meliputi:


a. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar
b. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana
dimaksud pada huruf.
c. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah
d. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
e. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

1 Ahmad Nur Hakim, “Mengenal tentang mauquf bih”, https://bwitangsel.or.id/Home/Artikel/ngajiwakaf-


mengenaltentangmauqufbih , (Diakses pada 4 April 2021 pukul 08.08)
Hak atas tanah yang dapat diwakafkan terdiri dari :
a. Hak milik atas tanah baik yang sudah atau belum terdaftar.
b. Hak guna bangunan, hak guna usaha atau hak pakai di atas tanah negara
c. Hak guna bangunan atau hak pakai di atas hak pengelolaan atau hak milik wajib
mendapat izin tertulis pemegang hak pengelolaan atau hak milik.
d. Hak milik atas satuan rumah susun.

Benda bergerak adalah harta benda yang tidak bisa habis karena dikonsumsi,
meliputi:
a. Uang
b. Logam dan batu mulia
c. Surat berharga
d. Kendaraan (kapal, pesawat terbang, kendaraan bermotor)
e. Mesin atau alat industri yang tidak tertancap pada tanah
f. Hak atas kekayaan intelektual
g. Hak sewa
h. Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku karena sifatnya dan memiliki manfaat jangka panjang.

Benda bergerak selain uang karena Peraturan Perundang-undangan yang dapat


diwakafkan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagai berikut:
a. Surat berharga yang berupa:
1. Saham
2. Surat Utang Negara
3. Obligasi pada umumnya
4. Surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang.

b. Hak Atas Kekayaan intelektual yang berupa:


1. Hak cipa
2. Hak merk
3. Hak paten
4. Hak desain industri
5. Hak rahasia dagang
6. Hak sirkuit terpadu
7. Hak perlindungan varietas tanaman
8. Hak lainnya.
c. Hak atas benda bergerak lainnya yang berupa:
1. Hak sewa, hak pakai dan hak pakai hasil atas benda bergerak
2. Perikatan, tuntutan atas jumlah uang yang dapat ditagih atas benda bergerak

Jadi, benda yang bisa diwakafkan tidak hanya berupa benda tidak bergerak
seperti hak atas tanah saja, tetapi bisa juga benda tidak bergerak lainnya seperti
bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah, hak milik atas satuan
rumah susun, atau benda bergerak seperti uang, logam mulia, kendaraan, hak atas
kekayaan intelektual, dan sebagainya.

Cara Mewakafkan Benda Bergerak Berupa Uang


Wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui lembaga
keuangan syariah yang ditunjuk oleh Menteri Agama. Wakaf benda bergerak
berupa uang dilaksanakan oleh Wakif dengan pernyataan kehendak Wakif yang
dilakukan secara tertulis. Wakaf benda bergerak berupa uang diterbitkan dalam
bentuk sertifikat wakaf uang. Sertifikat wakaf uang diterbitkan dan disampaikan
oleh lembaga keuangan syariah kepada Wakif dan Nazhir (pihak yang menerima
harta benda wakaf dari Wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan
peruntukannya) sebagai bukti penyerahan harta benda wakaf. Lembaga keuangan
syariah atas nama Nazhir mendaftarkan harta benda wakaf berupa uang kepada
Menteri selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterbitkannya Sertifikat
Wakaf Uang.2

B. Perspektif harta benda wakaf (mauquf bih) menurut fuqaha

Mauquf (Harta Benda Wakaf) Perbincangan fiqh mengenai benda wakaf, bertolak pada,
pertama, jenis harta, apakah benda bergerak atau tidak bergerak, atau bisa keduanya.
Madzhab Syafi’iyah dan Hanbaliyah tergolong konservatif dengan hanya membolehkan harta
tak bergerak sebagai objek wakaf. Sementara Hanafiyah dan Malikiyah cenderung
membolehkan wakaf harta bergerak. Perbedaan ini muncul dari perbedaan menafsirkan
apakah yang diwakafkan adalah dzat benda atau manfaat benda. Bila dzat benda maka
cenderung benda tidak bergerak yang ternyata jumlah jenisnya sedikit, sedangkan bila man-
faat benda cenderung benda bergerak yang jumlah jenisnya sangat banyak. Keterkaitan
antara status kepemili-kan wakif terhadap benda wakaf setelah diwakafkan berimplikasi pada
kewenangan atas perlakuan wakif ter-hadap benda wakaf tersebut yang oleh hadis riwayat
umar memuat tiga tindakan yaitu dijual, dihibahkan dan diwariskan. Terhadap hal tersebut
Abu Hanifah menyatakan bahwa harta wakaf masih milik wakif, maka wakif boleh
memperlakukan apa saja ter-hadap harta wakaf seperti menjual, menghibakan, dan
mewariskan termasukmengagunkanharta benda wakaf. Berbeda dengan Hanafi, Maliki
sekalipun menyatakan bahwa harta wakaf milik wakif, tetapi wakif tidak punya hak untuk
mendayagunakan harta wakaf secara pribadi dalam bentuk apapun. Sedangkan Syafi’I dan
Hanbali menyatakan putusnya kepemilikan harta wakaf dengan wakif sehingga wakif
terputus haknya terhadap harta wakaf. Kedua, kelanggengan atau keabadian objek wakaf
yang terkait erat dengan objek wakaf yang bergerak. Oleh karena itu mewakafkan harta
bergerak harus melekat dengan harta tak bergerak seperti wakaf alat pertanian terkait dengan
sawah, dan sebagainya.
Hal yang menarik lagi adalah perubahan peruntukan. Jika suatu ketika benda wakaf itu
sudah tidak ada manfaatnya atau sudah berkurang manfaatnya, kecuali ada perubahan pada
2 Sovia Hasna, S.H, “Benda-benda yang dapat diwakafkan selain tanah”,
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt58eb00aaae826/benda-benda-yang-dapat-diwakafkan-
selain-tanah/, (Diakses pada 4 April 2021 pukul 08.46)
benda wakaf tersebut, seperti menjual, merubah bentuk asal, memindahkan ke tempat lain,
atau menukar dengan benda lain,Ternyata dalam hal tersebut para ulama fiqh berbeda
pendapat. Sebagian ulama berpendapat bahwa kalau benda wakaf sudah tidak ber-fungsi
(tidak dapat dipergunaka) atau kurang berfungsi, maka benda tersebut tidak boleh dijual,
tidak boleh diganti/ tukar, tidak boleh dipindahkan, tapi benda tersebut dibiarkan tetap dalam
keadaannya. Pendapat ini adalah pendapat yang dikemukakan oleh Syafi’i dan Malik.
Alasannya adalah hadis riwayat Ibn Umar, yang tersurat bahwa bendawakaftidak boleh
dijual, dihibah-kan, dan diwariskan. Perubahanstatus, penggantian benda dan tujuan wakaf,
sangat ketat peng-aturannya dalam madzhab Syafi’i. namun demikian, berdasarkan keadan
darurat dan prinsip mashlahah, dikalangan para ulama fiqh perubahan itu dalam dilakukan.
Ini disandarkan pada pandangan agar manfaat wakaf itu tetap terus berlangsung sebagai
sadaqah jariyah, tidak mubadzir karena rusak, tidak berfungsi lagi dan sebagainya. Imam
Ahmad berpendapat bahwa boleh menjual benda wakaf atau menukarnya, menggantinya,
memin-dahkannya, dan menggunakan hasil penjualan tersebut untuk kemudian digunakan
lagibagi kepentingan wakaf. Abu Yusuf, murid Hanafi, berpendapat bahwa benda wakaf
tersebut boleh dijual dan menggunakan hasil pen-jualan tersebut.Sedangkan Muhammad,
murid Hanafi juga, berpendapat bahwa kalau benda wakaf tersebut sudah tidak berfungsi lagi
atau rusak, maka benda tersebut kembali kepada pemilik pertama atau wakif.3

C. Perspektif harta benda wakaf (mauquf bih) menurut undang-undang

Mauquf (Harta Benda Wakaf) Perbincangan fiqh mengenai benda wakaf, bertolak
pada, pertama, jenis harta, apakah benda bergerak atau tidak bergerak, atau bisa
keduanya. Madzhab Syafi’iyah dan Hanbaliyah tergolong konservatif dengan hanya
membolehkan harta tak bergerak sebagai objek wakaf.. Harta benda wakaf yang telah
dirubah statusnya wajib ditukar dengan harta benda yang bermanfaat dan nilai tukar
sekurang-kurangnya sama dengan harta benda wakaf semula. Penukaran dapat dilakukan
oleh Menteri Agama RI setelah mendapat rekomendasi dari pemerintah daerah
kabupaten/kota, kantor pertanahan kabupaten/kota, Majelis Ulama Indonesia
kabupaten/kota, kantor Departemen Agama Kabupaten/kota, dan Nazhir tanah wakaf
yang bersangkutan. Pada tahun 2004 Pemerintahan Republik Indonesia mengeluarkan
Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf dan perwakafan di Indonesia.
Undang-undang ini menjelaskan secara rinci tentang tata cara pendaftaran harta wakaf,
pola pengembangan harta wakaf dan organisasi harta wakaf yang ada di Indonesia.
Kelahiran undang-undang ini atas dasar beberapa pertimbangan untuk kesejaheraan
masyarakat umum. Kata tukar sendiri dilihat menurut Perarturan Pemerintah Republik
Indoneisa Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan tanah milik (LNRI Nomor 38
Tahun 1977; TLNRI Nomor 3107 adalah mengekalkan manfaat benda wakaf sesuai
dengan tujuan wakaf. Dalam buku Wabah Al-Zuhaili menyebutkan bahwa terhadap kata
ganti, yang menyebutkan mengganti barang wakaf dan menjualnya ketika rusak.

3 Muh Sudirman Sese, “Jurnal hukum diktum”, https://media.neliti.com/media/publications/285590-wakaf-dalam-


perspektif-fikhi-dan-hukum-n-c4733710.pdf, vol. 8 no.2, parepare sulsel, hal. 143-160
WabahAz zzuhaili juga menyebutkan pergantian dengan cara penjualan dan digantikan
dnegan yang baru. 4

4 Ida Isti Iqlima DLL, “Syiah kuala law jurnalF” https://media.neliti.com/media/publications/281849-penukaran-harta-wakaf-


menurut-hukum-isla-decfc94f.pdf , vol. 1 no.1, Kuala Lumpur, hal 145-146
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau sekelompok orang atau badan hukum
yang memisahkan sebagian dari harta miliknya dan melembagakannya untuk selama-
lamanya guna kepentingan ibadat atau kepentingan umum lainnya sesuai dengan ajaran
Islam. Mauquf (Harta Benda Wakaf) Perbincangan fiqh mengenai benda wakaf, bertolak
pada, pertama, jenis harta, apakah benda bergerak atau tidak bergerak, atau bisa
keduanya. Madzhab Syafi’iyah dan Hanbaliyah tergolong konservatif dengan hanya
membolehkan harta tak bergerak sebagai objek wakaf. Mauquf (Harta Benda Wakaf)
Perbincangan fiqh mengenai benda wakaf, bertolak pada, pertama, jenis harta, apakah
benda bergerak atau tidak bergerak, atau bisa keduanya. Madzhab Syafi’iyah dan
Hanbaliyah tergolong konservatif dengan hanya membolehkan harta tak bergerak sebagai
objek wakaf.

B. SARAN

Dalam makalah ini masih banyak kekurangan, dari kapasitas materinya yang kurang.
Mohon Saran dan kritik untuk saya membuat mkalah yang lebih baik lagi kedepanya.
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Ahmad NUR.( 2019). Tangerang Selatan. “Mengenal tentang mauquf bih.
https://bwitangsel.or.id/Home/Artikel/ngajiwakaf-mengenaltentangmauqufbih . (Diakses pada 4 April 2021 pukul
08.08)

Iqlima, Ida Isti, DLL. (2017). Kuala Lumpur. “Syiah kuala law jurnalF” https://media.neliti.com/media/publications/281849-
penukaran-harta-wakaf-menurut-hukum-isla-decfc94f.pdf , vol. 1 no.1, Kuala Lumpur, hal 145-146

Muh. Sese, Sudirman. (2010). Parepare Sulsel. “Jurnal hukum diktum”.


https://media.neliti.com/media/publications/285590-wakaf-dalam-perspektif-fikhi-dan-hukum-n-c4733710.pdf,.
vol. 8 no.2,, hal. 143-160

Hasna, Sovia. (2017). Jakarta. “Benda-benda yang dapat diwakafkan selain tanah”.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt58eb00aaae826/benda-benda-yang-dapat-
diwakafkan-selain-tanah/. (Diakses pada 4 April 2021 pukul 08.46)

Anda mungkin juga menyukai