Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN ASESMEN LAPANGAN

Bentuk Pembelajaran : Magang di Lembaga

DI PSYCHOSOCIAL RECOVERY AND DEVELOPMENT IN EAST TIMOR (PRADET)


Jl. Natar lolonsia, aldeia Efaca, Suku Manleuana, Dili Timor-Leste

“EFEKTIVITAS KEGIATAN MEWARNAI SEBAGAI TERAPI PADA ODGJ DI PUSAT


REHABILITASI PSIKOSOSIAL PRADET”

Oleh :

Brigida Daniela Henriques Fernandes (802018702)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYAWACANASALATIGA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Efektivitas Kegiatan Mewarnai SebagaiTerapi Pada ODGJ Di


Pusat Rehabilitasi Psikososial PRADET
Nama : Brigida Daniela Henriques Fernandes
NIM : 802018702
Program Studi : Psikologi

Dili, 28 Februari 2023

Dosen Pembimbing Pengusul,

(Arthur Huwae, M.Psi .,Psikolog)


(Brigida Daniela Henriques Fernandes)
802018702

Menyetujui,
Pembimbing Lapangan

(Nicolau Vicenti Ximenes, S.KM)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kemampuan dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan asesmen selama
melaksanakan Pembelajaran Lapangan B di Psychosocial Recovery And Development In East
Timor (PRADET). Pembelajaran Lapangan B dilakukan oleh penulis bertujuan untuk
mendapatkan ilmu dengan cara turun lansung ke lembaga yang dituju. Laporan asesmen
lapangan dibuat untuk menuliskan apa saja yang didapat secara detail oleh
penulisselamamelaksanakanPembelajaranLapangan B di PRADET.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada direktor, bapak program manager, bapak
pembimbing lapangan, ibu HR, ibu bagian keuangan serta segenap jajaran staff di Psychosocial
Recovery And Development In East Timor (PRADET) yang telah membantu penulis selama
melaksanakan asesmen di PRADET khususnya di tempat pusat rehabilitasi psikososial pada
orang dengan gangguan mental. Ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing PL B yang
mengarahkan penulis untuk penyusunan laporan asesmen, selanjutnya tak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada klien/pasien yang selama ini berjalannya PL B sangat
membantu dan mau bersedia menjadi subjek dan juga beberapa fasilitator yang bersedia
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Asesmen Lapangan ini masih banyak
memiliki kekurangan serta kesalahan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
dari berbagai pihak sangat di perlukan. Penulis juga meminta maaf atas segala kekurangan dan
kesalahan dalam Laporan Pembelajaran Lapangan B ini.

Dili, 28 Februari 2023


DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ……………………………………...................................................... i
Kata Pengantar …………………………………………..................................................... ii
Daftar Isi …………………………………………….......................................................... iii
I. Pendahuluan ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ............................................................................................ 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 3
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 3
II. Tinjauan Teoritis ........................................................................................................... 3
2.1 Gambaran Umum Lembaga/ Instansi ............................................................... 3
2.2 Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 4
III. Kerangka Konsep Kegiatan ......................................................................................... 5
3.1 Deskripsi Kegiatan .......................................................................................... 5
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan ......................................................................... 6
IV. Pembahasan ................................................................................................................ 6
4.1 Analisa Kasus ................................................................................................. 6
4.2 Rancangan Program Pengembangan ................................................................ 8
4.3 Pelaksanaan Program Pengembangan (jika dilakukan) .................................... 8
V. Penutup ........................................................................................................................ 8
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 8
5.2 Saran ............................................................................................................... 9
VI. Daftar Pustaka ............................................................................................................ 10
VII. Lampiran-lampiran .................................................................................................... 11
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Mewarnai adalah suatu bentuk kegiatan kreativitas, dimana diajak untuk


memberikan suatu atau beberapa goresan warna pada suatu bentuk atau pola gambar,
sehingga terciptalah sebuah karya seni. (Asmarawanti & Lustyawati, 2020)Mewarnai
tidak hanya menyenangkan dan bermanfaat bagi anak-anak. Kegiatan kreatif dan
imajinatif ini memiliki manfaat kesehatan mental yang baik untuk orang
dewasa. Menurut American Art Therapy Association, terapi seni adalah proses membuat
dan menciptakan karya seni digunakan untuk mengeksplorasi perasaan, mendamaikan
konflik emosional, meningkatkan kesadaran diri, mengelola perilaku dan kecanduan,
mengembangkan keterampilan sosial, meningkatkan orientasi realitas, mengurangi
kecemasan, dan meningkatkan kepercayaan diri. Marygrace Berberian, LCAT, ATR-BC,
LCSW, seorang terapis seni bersertifikasi sekaligus clinical assistant professor di
Graduate Art Therapy Program New York University mengatakan, “Mewarnai jelas
memiliki potensi terapi untuk mengurangi kecemasan, menciptakan fokus atau
meningkatkan konsentrasi." (Lela Latifa, 2015)

Negera Timor-Leste adalah negara yang terkecil di ASEAN dimana memiliki


populasi kurang lebih 1.445.00 ribu menurutdata terakhir yang diperoleh darisensus
penduduk tahun 2022 Penduduk, seperti yang diketahui Timor-Leste merupakan orang
keturunan Austronesia (Melayu-Polinesia), Papua, sejumlah minoritas Tionghoa (Hakka)
dan beberapa keturunan Portugis Eropa yang biasa disebut Mestiços. Timor-Leste
beriklim tropis yang umumnya panas dan lembab. Terdapat dua musim yaitu musim
panas dan musim hujan. Jika musim hujan, hujan yang turun akan sangat deras, dan jika
kemarau, akan sangat jarang turun hujan. Berdasarkan konstitusi Timor-Leste memiliki 2
bahasa resmi yaitu Bahasa Tetun dan Bahasa Portugis. Selain itu dalam konstitusi
disebutkan pula bahwa Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dijadikan bahasa kerja.
Dalam praktik keseharian, masyarakat banyak menggunakan bahasa Tetun Portugis
sebagai bahasa ucap. Sementara bahasa Indonesia banyak dipakai untuk menulis. Selain
itu terdapat pula belasan bahasa daerah, diantaranya: Bekais, Bunak, Dawan, Fataluku,
Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina, Kemak, Lovaia, Makalero, Makasai, Naueti,
Waimua, Mambai, Tokodede, Midiki dan Wetarese. Mayoritas penduduk Timor-Leste
beragama Kekristenan yakni 99,53%, dimana Katolik 97,57%, diikuti Protestan sebanyak
1,96%. Sebagian kecil lainnya beragama Islam yakni 0,24%, kemudian Buddha 0,07%,
Hindu 0,02%, dan aliran kepercayaan dan kepercayaan tradisional 0,16%. Dan di Timor
Leste juga memiliki orang-orang dengan gangguan jiwa atau mental illness dan
ditemukan kurang lebih 200 orang paling banyak laki-laki dibandingkan perempuan.
(Wikipedia, 2023)
Di Timor-Leste memiliki banyaknya LSM yang membantu orang-orang dengan
gangguan jiwa salah satunya LSM PRADET dimana memiliki tujuan untuk memotivasi
masa depan yang lebih baik – bahwa orang dapat dan benar-benar mengatasi hambatan
dan rintangan yang menghadang mereka. Kesehatan mental dan pemulihan trauma tidak
hanya bermanfaat bagi penyandang disabilitas mental dengan berfokus pada kemampuan
mereka untuk hidup, bekerja, belajar, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat kita,
tetapi juga memperkaya tekstur kehidupan komunitas. Timor Leste menuai manfaat dari
kontribusi yang dapat diberikan oleh individu dengan penyakit mental dan trauma, yang
pada akhirnya menjadi negara yang lebih kuat dan lebih sehat. Harapan dari PRADET
adalah dengan memperkuat hubungan kerja kami dengan semua mitra yang relevan,
prakarsa baru akan lahir dan akan ada dorongan bersama untuk mengembangkan program
pencegahan lebih lanjut, perawatan yang lebih baik untuk semua klien, dan layanan yang
lebih baik bagi masyarakat di Timor Leste. (PRADET)

Untuk itu PRADET sendiri menyediakan tempat untuk merehabilitasi orang


dengan gangguan mental. Nama tempatnya Pusat Rehabilitasi Psikossosial (PRP) dengan
anggota atau biasa kami sebut klien kami dengan total 15, yang terdiri dari 6 laki-laki dan
9 perempuan. Klien kami datang dengan berbagai macam kasus psikososial yang terdiri
dari: kecemasan, retardasi mental, down sindrom, skizofrenia, bipolar, depresi dan lain-
lain.
I.2. Batasan Masalah
Batasan masalah yang diangkat oleh penulis adalah pemberian kegiatan mewarnai
sebagai terapi pada penderita gangguan mental di pusat rehabilitasi psikososial di
PRADET.

I.3. Tujuan
Asesmen ini bertujuan untuk membantu memperbaiki kesehatan mental dan
mengendalikan emosi melalui proses yang menuntut daya kreativitas seseorang di pusat
rehabilitasi psikososial PRADET.

I.4. Manfaat
Dari hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran dan pengetahuan
terkait penderita yang mengalami gangguan mental dan bagaimana bisa membantu klien
melalui kegiatan-kegiatan yang menguji kreativitas seseorang, dan dapat menjadi
masukan bagi pihak Psychosocial Recovery And Development In East Timor (PRADET)
terkait proses penambahan kegiatan atau pembinaan bagi klien di pusat rehabilitasi
psikososial.

II. TINJAUAN TEORITIS

2.1. Gambaran Umum Lembaga/ Instansi

Psychosocial Recovery And Development In East Timor (atau disingkat


PRADET) merupakan lembaga social masyarakat yang didirikan pada tahun 2000
sebagai konsorsium Australia dengan pendanaan AUSAID (lihat sejarah PRADET).
PRADET didirikan pada tahun 2002 sebagai sebuah LSM nasional yang memberikan
layanan kesehatan mental kepada orang-orang dengan trauma, penyakit mental dan
masalah kesehatan mental lainnya di Timor Leste. Layanan ini diberikan oleh konselor
lokal yang memiliki pengalaman kuat dalam kesehatan psikososial, dengan fokus yang
kuat dalam menanggapi stres, trauma, kesedihan, kekerasan seksual, kekerasan dalam
rumah tangga, dan penyakit mental. Selain itu, PRADET juga memberikan penyuluhan,
pemajuan hak anak, perlindungan anak, penyelesaian konflik dan advokasi untuk
meningkatkan hak klien di masyarakat.
Visi
Untuk komunitas yang kuat dan sehat yang melindungi dan mendukung orang-
orang yang paling rentan termasuk mereka yang terkena trauma, penyakit mental, dan
masalah psikososial lainnya.
Misi
Memperkuat hubungan organisasi dengan pemerintah melalui kementerian terkait
dan dinas lainnya untuk memberikan dukungan kepada masyarakat rentan yang
mengalami masalah psikososial melalui pendidikan, konseling, dukungan sosial,
rehabilitasi, pelayanan medis dan forensik.

Saat ini Psychosocial Recovery And Development In East Timor (PRADET)


dikepalai oleh Bapak Manuel dos Santos, S.Hub.Int

2.2. Tinjauan Pustaka

Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) merupakan permasalahan yang kompleks


sehingga memerlukan penanganan yang tepat. Perspektif bahwa ODGJ adalah “orang
gila” harus dihilangkan, isolasi dan perilaku lainnya seperti pemasungan dan
penelantaran turut memperburuk kondisi ODGJ. Menurut Undang – Undang No 18
Tahun 2014 tentang kesehatan Jiwa, ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan
dalam pola pikir, perilaku dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan
gejala atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan
hambatan dalam menjalankan fungsi sebagai manusia.
Gangguan jiwa merupakan suatu keadaan menyimpangnya proses pikir, alam
perasaan serta perilaku seseorang. Menurut Stuart & Sundeen 1998 gangguan jiwa
merupakan suatu masalah kesehatan yang menyebabkan ketidakmampuan psikologis atau
perilaku yang ditimbulkan akibat gangguan pada fungsisosial, psikologis, genetik,
fisik/kimiawi, serta biologis (Thong, 2011).
Gangguan jiwa menurut Aula (2019) merupakan suatu keadaan dimana individu
mengalami kesulitan dengan persepsinya terhadap kehidupan, kesulitan dalam menjalin
hubungan dengan orang lain, serta kesulitan dalam menentukan sikap bagi dirinya
sendiri.
Kegiatan mewarnai termasuk dalam terapi seni. Terapi ini bertujuan untuk
memperbaiki kesehatan mental dan mengendalikan emosi melalui proses yang menuntut
daya kreativitas seseorang. Dalam kegiatan mewarnai, pemilihan warna dapat membantu
seseorang dalam mengekspresikan perasaannya.

III. KERANGKA KONSEP KEGIATAN

3.1. Deskripsi Kegiatan

Selama masa pembelajaran lapangan B penulis menjalankan kegiatan sesuai


aturan dan jadwal yang berlaku di dalam PRADET bersama para staff yang ada di
PRADET khususnya di tempat rehabilitasi psikososial.

No. Tanggal Kegiatan UraianKegiatan


1. 17 April 2023 Asesmen Melakukan asesmen berupa
observasi kepada klien
berinisial “J”
2. 17 April 2023 Asesmen Melakukan asesmen berupa
observasi kepada WBP
berinisial “TP”
3. 18 April 2023 Asesmen Melakukan asesmen berupa
wawancara kepada WBP
berinisial “J”
4. 18 April 2023 Asesmen Melakukan asesmen berupa
wawancara kepada WBP
berinisial “TP”
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan

Metode yang digunakan dalam pengambilan data dilakukan dengan cara observasi
dan wawancara. Observasi dilakukan dengan mengamati dan mengikuti serta kegiatan
yang diberikan dari fasilitator untuk klien di pusat rehabilitasi psikososial. Setelah
observasi, selanjutanya wawancara dilakukan dengan beberapa fasilitator yang bertugas
untuk memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan keadaan yang dirasakan
para ODGJ yang ada di pusat rehabilitasi psikososial PRADET. Penulis membuat
panduan wawancara yang terdiri dari latar belakang klien, mengapa sampai mengalami
keadaan seperti sekarang, apa saja yang dirasakan, tindakan apa yang yang dilakuin
supaya terhindar dari masalah, apakah kegiatan yang diterima sudah cukup untuk klien di
PSR PRADET dan lain-lainnya.

IV. PEMBAHASAN

4.1. Analisa Kasus

Kasus yang penulis angkat ini merupakan kasus atau permasalahan yang sangat umum
terjadi disekitar yaitu ODGJ. Berdasarkan hasil observasi klien dan wawancarai fasilitator yang
dilakukan oleh penulis kepada klien berinisial “J” dan “TP” didapati bahwa klien tersebut
menjadi ODGJ dikarenakan datang dari berbagai faktor yang mengakibatkan klien dan
kurangnya kegiatan yang diterima di tempat rehabilitasi sehingga kondisi klien masih ada
beberapa yang susah diatur dan mengadaptasi kondisi diri klien.
Subjek yang dipilih penulis pertama bernisial J berumur 33 tahun, beragama Katolik. Ia
berada dalam PSR semenjak mengalami ODGJ dibawa oleh orangtuanya sendiri. Klien J sendiri
didiagnosa lansung dari RS Hospital Nasional Guido Valadares Timor-Leste bahwa klien
menggidap Skizofrenia dikarenakan mengalami halusinasi, delusi, kekacauan dalam berpikir,
dan perubahan sikap. Klien sering mendengarkan kata-kata yang sehingga membuat klien sering
mengucapkan kembali kata-kata tersebut bahkan berulang-ulang kali. Oleh karena itu membuat
orangtua klien memutuskan untuk menitipkan anaknya di pusat rehabilitasi psikososial
PRADET. Saat awal bertemu saya beberapa kali di PSR PRADET saya menjadi fasilitator klien.
Penulis melihat bahwa klien tersebut susah diatur, sangat aktif, dan banyak bicara kata-kata yang
dimana klien mengucapkan berulang-ulang kali, bahkan klien susah untuk tenang dan sabar.
Dilihat dari perilaku klien yang sering bergonta-ganti kegiatan tanpa menyelesaikan dulu
kegiatan yang pertama yang klien lakukan. Melalui observasi dan wawancara yang dilakukan
penulis mengetahui bahwa klien kurang mendapatkan kegiatan atau pembinaan dimana bias
mengontrol kondisi yang dialami oleh klien tersebut. Sehinga membuat subjek kurang bias
mengontrol emosi dan dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan fasilitator PRADET
membuat penulis memberikan saran untuk menambahkan kegiatan positif terutama untuk
mengacu kreativitas yang ada didalam diri klien.
Subjek yang dipilih penulis kedua bernisial TP berumur 36 tahun, beragama Katolik. Ia
berada dalam PSR sejak mengalami ODGJ. Klien TP sendiri didiagnosa lansung dari RS
Hospital Nasional Guido Valadares Timor-Leste bahwa klien menggidap Skizofrenia
dikarenakan adalah cenderung menarik diri dari orang lain, mudah tersinggung dan marah,
terjadinya perubahan pola tidur, kurangnya motivasi dan konsentrasi, hingga mengalami
kesulitan dalam menjalani aktivitas. Klien diperoleh dari PRADET melalui kerjasama dengan RS
HNGV. Didapatkan bahwa klien mengalami ODGJ sehingga membuat team dari PRADET turun
lansung ke lapangan untuk melakukan konseling untuk mengetahui keadaan klien dan
menjelaskan pada orangtua klien untuk bias membawa klien ke pusat rehabilitasi psikososial
PRADET. Saat awal bertemu saya beberapa kali di PSR PRADET saya menjadi fasilitator klien.
Penulis melihat bahwa klien tersebut sangat rajin, gampang marah, gampang diajak bicara
namum orangnya agak cemburuan dan kadan-kadang juga suka bicara sendiri seperti lagi bicara
sama seseorang. Dilihat dari perilaku klien bila diberi kegiatan sangat aktif melakukan dan bias
membantu yang lain tapi klien orangnya gampang cemburu sehingga membuat klien kadang
emosi tidak jelas dan susah untuk ditenangkan. Melalui observasi dan wawancara yang
dilakukan penulis mengetahui bahwa klien kurang mendapatkan kegiatan atau pembinaan
dimana bias mengontrol kondisi yang dialami oleh klien tersebut. Sehinga membuat subjek
kurang bias mengontrol emosi dan dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan
fasilitator PRADET membuat penulis memberikan saran untuk menambahkan kegiatan positif
terutama untuk mengacu kreativitas yang ada di dalam diri klien yaitu mewarnai.
4.2. Rancangan Program Pengembangan

Berdasarkan analisis kasus diatas, maka penulis melihat kegiatan positif yang bias
mengacu kreaktivitas klien di PSR PRADET yaitu Mewarnai. Kegiatan ini akan diikuti oleh 8-10
klien di pusat rehabilitasi psikososial Timor-Leste. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 18 maret
pada jam 10. Kegiatan ini dilakukan guna untuk membantu konsentrasi dan mengontrol emosi
klien. Dalam kegiatan tersebut, meredakan stress, meningkatkan kreativitas dan konsentrasi,
kerjasama, mengontrol emosi dan lainnya.

4.3. Pelaksanaan Program Pengembangan (jika dilakukan)

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi klien dan wawancarai fasilitator yang dilakukan oleh penulis
kepada klien berinisial “J” dan “TP” didapati bahwa klien tersebut menjadi ODGJ dikarenakan
datang dari berbagai faktor yang mengakibatkan klien dan kurangnya kegiatan yang diterima di
tempat rehabilitasi sehingga kondisi klien masih ada beberapa yang susah diatur dan
mengadaptasi kondisi diri klien. Klien J sendiri didiagnosa lansung dari RS Hospital Nasional
Guido Valadares Timor-Leste bahwa klien menggidap Skizofrenia dikarenakan mengalami
halusinasi, delusi, kekacauan dalam berpikir, dan perubahan sikap. Sehinga membuat subjek
kurang bisa mengontrol emosi dan dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan
fasilitator PRADET membuat penulis memberikan saran untuk menambahkan kegiatan positif
terutama untuk mengacu kreativitas yang ada di dalam diri klien. Klien TP sendiri didiagnosa
lansung dari RS Hospital Nasional Guido Valadares Timor-Leste bahwa klien menggidap
Skizofrenia dikarenakan adalah cenderung menarik diri dari orang lain, mudah tersinggung dan
marah, terjadinya perubahan pola tidur, kurangnya motivasi dan konsentrasi, hingga mengalami
kesulitan dalam menjalani aktivitas. Sehinga membuat subjek kurang bisa mengontrol emosi dan
dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan fasilitator PRADET membuat penulis
memberikan saran untuk menambahkan kegiatan positif terutama untuk mengacu kreativitas
yang ada di dalam diri klien yaitu mewarnai.
Kegiatan ini akan diikuti oleh 8-10 klien di pusat rehabilitasi psikososial Timor-Leste.
Dan kegiatan ini dilakukan guna untuk membantu konsentrasi dan mengontrol emosi klien.

5.2 Saran

Secara berkala Psychososial Recovery And Development In East Timor sudah


memberikan layanan yang terbaik untuk klien yang ada di pusat rehabilitasi psikososial akan
tetapi disarankan supaya lebih memperhatikan lagi kondisi klien. Karena seperti yang sudah kita
ketahui klien membutuhkan lebih pelayanan atau ekstra kegiatan dimana harus bervariasi supaya
klien tidak bosan dengan kegiatan yang monoton.
VI. DAFTAR PUSTAKA

Asmarawanti, & Lustyawati, S. (2020). Penerapan Terapi Bermain Mewarnai Gambar Untuk
Menurunkan Tingkat Kecemasan Hospitalisasi Anak Usia Pra Sekolah (3-6 Tahun). Jurnal
Ilmiah Kesehatan Dan Keperawatan, 83–92.
https://jurnal.ummi.ac.id/index.php/lentera/article/view/216/85

Lela Latifa. (2015). Manfaat Mewarnai untuk Kesehatan Mental. Diperoleh dari
https://www.parenting.co.id/dunia-mama/manfaat-mewarnai-untuk-kesehatan-mental.

(2023, 02, 05). Sumber: "Di Wikipedia". URL:https://id.wikipedia.org/wiki/Timor_Leste

PRADET. (2015). PRADET-EAST TIMOR. Diperoleh dari http://www.pradet.org/about.

Dinas Sosial Kab. Tegal. (26 Jun 2022). Ayoo...Peduli ODGJ....Diperoleh dari
https://dinsos.tegalkab.go.id/berita/detail/ayoopeduli-odgj#:~:text=Menurut%20Undang
%20%E2%80%93%20Undang%20No%2018,hambatan%20dalam%20menjalankan%20fungsi
%20sebagai

dr. Airindya Bella.( 11 Januari 2022). 4 Manfaat Buku Mewarnai untuk Dewasa bagi Kesehatan
Mental. Diperoleh dari https://www.alodokter.com/kabarnya-buku-mewarnai-untuk-dewasa-
bisa-hilangkan stres#:~:text=Mewarnai%20sebagai%20Terapi%20Seni,membantu%20seseorang
%20dalam%20mengekspresikan%20perasaannya.

VII. LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Foto-Foto

Hari Pertama di PRADET PROGRAM KOKOSA – member


OFFICE MANLEU pengerahan kepada aktivis untuk
workshop mereka tentang kesetaraan
gender

PROGRAM KDN - Makanan yang disediakan untuk


Pendekatan dengan klien membagikan kepada klien – dari
yang ada di pinggiran jalan program KDN
Suasana di Pusat Rehabilitasi
Psikososial PRADET
(KLIEN)

Kegiatan yang diberikan


kepada klien seperti
membuat kue, ice-cream
dan masak-masak.
Kegiatane kstra yang
diberikan kepada klien oleh
mahasiswa. (Origami)

- Bebebrapa bukti mendukung kegiatan asesmen mahasiswa:


KLIEN
Pusat Rehabilitas iPsikososial
PRADET
- Pelepasan di tempat PL B

Pemberian Kenang-kenangan
(Selendang TAIS)

Dir. PRADET Pembimbing Lapangan PL


Manuel dos Santos B Nicolau V. Ximenes

TOP MANAGER OF PRADET

Anda mungkin juga menyukai