OLEH :
SUHERMAN
AHRIANTO
2023/2024
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari makalah ini ini jauh dari kata sempurna dan banyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya
Makassar, 2023
ttd
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………..2
DAFTAR ISI……………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………..4
LATAR BELAKANG…………………………………….………..4
RUMUSAN MASALAH………………………………………..…5
TUJUAN PENULISAN……………………………………..…..…6
BAB II PEMBAHASAN……………………………………….…..7
ILA’…..………………………………………....…………….……12
KESIMPULAN…………………………………..…………………18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
A. Khulu’
a. Pengertian khulu’
Khulu yang terdiri dari lafaz kha-la-a yang berasal dari bahasa arab yang
berarti menanggalkan atau membuka pakaian. Dihubungkannya kata khulu
dengan perkawinan karena dalam alquran disebutkan suami itu sebagai
pakaian istriunya dan istri itu merupakan pakaian bagi suaminya yang
dijelaskan pada potongan ayat dalam surah al baqarah ayat 187
Khulu’ atau talak tebus ialah bentuk perceraian atas persetujuan suami
isteri dengan jatuhnya talak satu dari suami kepada isteri dengan tebusan
harta atau uang dari pihak isteri yang menginginkan cerai dengan khulu itu.
Adanya kemungkinan bercerai dengan jalan khulu ini ialah untuk
mengimbangi hak talak yang ada pada suami. Dengan khulu ini si isteri
dapat mengambil inisiatif untuk memutuskan hubungan perkawinan
dengan cara penembusan. Penembusan atau pengganti yang diberikan isteri
pada suaminya disebut juga dengan kata “iwad”.
B. ILA’
1
Prof. Dr. Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqh Munakahat dan undang-
undang perkawinan, hal 231-234
a. Pengertian ila’
2
Prof. Dr. Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqh Munakahat dan undang-
undang perkawinan, hal 275-278
)٢٢٦( يمٞ َّح ٞ ُم تَ َربُّصُ َأ ۡربَ َع ِة َأ ۡشه ۖ ُٖر فَِإن فَٓا ُءو فَِإ َّن ٱهَّلل َ َغفvۡلِّلَّ ِذينَ ي ُۡؤلُونَ ِمن نِّ َسٓاِئ ِه
ِ ور ر
artinya
Dan jika mereka ber’azam (bertetap hati untuk) talak, maka sesungguhnya
Allah Mahamendengar lagi Mahamengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 227)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan