KUP - Kewajiban Pendaftaran Dan Pelaporan
KUP - Kewajiban Pendaftaran Dan Pelaporan
Dosen Pengampu :
Husnunnida Maharani, S.E., M.S.A.
Disusun Oleh :
Kelompok 5
2023
Kewajiban NPWP/NPPKP
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada
Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajibannya. NPWP diberikan kepada Wajib Pajak yang telah memenuhi
persyaralan subjektif dan objektif sebagaimana telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan perpajakan. NPWP tidak berubah meskipun Wajib Pajak
pindah tempat tinggal/tempat kedudukan atau mengalami pemindahan tempat
terdaftar.
Pengelompokan Wajib Pajak
2. KPP Khusus
KPP Khusus meliputi KPP BUMN, Perusahaan Penanaman Modal
Asing (PMA), WP Badan dan Orang Asing serta perusahaan yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perbedaan yang paling kentara antara KPP Wajib Besar Pajak, KPP
Pratama dan KPP Madya adalah adanya seksi ekstensifikasi pada KPP
Pratama. Seksi ekstensifikasi merupakan bagian yang berkaitan dengan
penambahan jumlah wajib pajak dan perluasan Objek Pajak dalam administrasi
Ditjen Pajak. Kegiatan ekstensifikasi ini dilakukan oleh KPP Pratama melalui
seksi ekstensifikasi perpajakan.
3. KPP Madya
KPP Madya mengurusi wajib pajak badan/perusahaan yang memiliki
penghasilan cukup besar di wilayah kabupaten/kota. Berikut ini KPP Madya
yang tersebar di seluruh Indonesia:
- KPP Madya Jakarta Pusat
- KPP Madya Semarang
- KPP Madya Surabaya
- KPP Sidoarjo
- KPP Malang
4. KPP Pratama
KPP terbanyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. KPP Pratama
juga menangani wajib pajak terbanyak. KPP Pratama memiliki fungsi utama
melaksanakan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan wajib pajak di bidang
Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Tidak Langsung lainnya dalam wilayah
wewenangnya seusai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor
206.2/PMK.01/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 167/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Pajak, berikut ini struktur KPP Pratama :
- Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal
Bertugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah
tangga, pengelolaan kinerja pegawai, pemantauan pengadilan intern,
pemantauan pengelolaan risiko, pemantuan kepatuhan terhadap kode etik
dan disiplin, tindak lanjut hasil pengawasan, dan penyusunan rekomendasi
perbaikan proses bisnis.
- Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Bertugas melakukan pengumpulan, pencairan, pengolahan data,
pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan,
perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerima perpajakan,
pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis
komputer, pemantauan aplikasi eSPT dan eFiling, pelaksanaan Sistem
Informasi dan Managemen Objek Pajak (SISMIOP) dan Sistem Informasi
Geografis (SIG) dan pengelolaan kinerja organisasi.
- Seksi Pelayanan
Tugas utamanya melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum
perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas-berkas perpajakan,
penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT), pelaksanaan
pendaftaran wajib pajak dan penerimaan surat-surat perpajakan lainnya.
- Seksi Penagihan
Tugasnya melaksanakan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan
dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan
piutang pajak dan menyimpan dokumen-dokumen penagihan.
- Seksi Pemeriksaan
Tugasnya melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan
pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak
dan administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
- Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
Bertugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan
subjek pajak, pembentukan basis data nilai objek pajak dalam menunjang
ekstensifikasi, bimbingan dan pengawasan wajib pajak baru, dan melakukan
menyuluhan tentang perpajakan.
- Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Tugasnya melakukan proses penyelesaian permohonan wajib pajak,
bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada wajib pajak dan usulan
pengurangan PBB.
- Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III, IV
Masing-masing seksi ini memiliki tugas melakukan pengawasan kepatuhan
kewajiban perpajakan wajib pajak, penyusunan profil wajib pajak, analisis
kinerja wajib pajak, rekonsiliasi data wajib pajak dalam melakukan
intensifikasi dan imbauan kepada wajib pajak.
Pembayaran Pajak
a. Batas waktu penyampaian SPT nya adalah paling lama 20 hari setelah
akhir Tahun Pajak.
Pelaporan Pajak
Beberapa jenis pajak yang biasa dilaporkan oleh individu atau perusahaan
termasuk pajak penghasilan, pajak nilai tambah, dan pajak penghasilan badan. Jika
ada ketidaksesuaian antara jumlah pajak yang dilaporkan dan jumlah yang
sebenarnya, maka otoritas pajak dapat melakukan pemeriksaan dan menuntut
pengenaan denda atau sanksi lainnya. Oleh karena itu, penting bagi seseorang atau
perusahaan untuk melakukan pelaporan pajak dengan teliti dan akurat.
2. Login ke portal e-Filing di situs web Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan
menggunakan NPWP dan password yang telah didaftarkan sebelumnya.
3. Pilih menu "Isi SPT" dan pilih jenis SPT yang ingin diisi. Isi formulir SPT dengan
data yang lengkap dan benar.
4. Setelah selesai mengisi SPT, klik tombol "Simpan" atau "Kirim". Jika klik
tombol "Simpan", data SPT akan disimpan sebagai draft. Jika klik tombol "Kirim",
SPT akan langsung terkirim ke DJP.
5. Jika sudah berhasil, wajib pajak pribadi akan menerima bukti pelaporan
elektronik melalui email yang terdaftar pada akun perpajakannya.
3. Ambil formulir SPT di kantor pajak dan isi formulir tersebut dengan data yang
lengkap dan benar.
5. Petugas pajak akan memeriksa dan memproses SPT yang telah diajukan.