Anggota Kelompok 7
1. Uswatun Hasanah
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
Kegiatan Belajar 1
A. Hakikat dan potret evaluasi program pembelajaran di sekolah dasar
Bagi seorang guru, istilah evaluasi, baik berupa evaluasi proses dan hasil belajar maupun
evaluasi program, bukan lah seseorang yang asing. Evaluasi proses dan hasil belajar
4. Guru bersemangat
didapatnya
Bagaimana potret evaluasi program pembe;ajaran di SD? Coba anda renungkan, dan mulailah
dari sekolah anda sendiri? Apakah kegiatan seperti yang diuraikan diatas terjadi di SD? Ini
tentu pertanyaan besar yang perlu kit acari jawabannya dengan meneliti berbagai dokumen
evaluasi merupakan salah satu konponen yang selalu tercantum, meskiun Sebagian besar
Jika potret evaliasi program rutin yang dilakukan oleh guru , bagaimana pula potret evaluasi
periodic, misalnya pada akhir setiap semester? Paling tidak kita dapat mengharapkan bahwa
setiap semester ada rapat guru yang dipimpin oleh kepala sekolahuntuk mengetahui kemajuan
Sebagai satu pendekatan formal, bahkan sering disebut penelitian evaluasi, evluasi program
dapat dilakukan secara periodic, atau jika mincul kebutuhan untuk melakukannya. Misalnya, jika
suatu program diluncurkan untuk satu tahun, evaluasi program biasanya dilakukan dua atau tiga
kali.
Anda pernah mendengar istilah monitoring evaluasi? Kegiatan monitoring evaluasi sebenarnya
sama dengan evaluasi program yang dilakukan sebelum program berakhir. Tujuannya adalah
ditindaklanjuti denag perbaikan. Evaluasi seperti ini disebut evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang
digunakan untuk perbaikan. Sementara itu, evaluasi program yang dilakukan pada akhir
program, sering disebut sebagai evalasi sumatif, yang hasilnya pada umumnya digunakan untuk
mengambil keputusan.
Evaluasi, baik itu evaluasi hasil belajar mauoun program pembelajaran dilakukan secara
1. Pada awal semester, guru menginformasikan silabus mata pelajaran yang memuat
penilaian pada awal semester merupakan penerapan dari prinsip keterbukaan dalam
penilaian.
yang sesuai.
4. Melaksanakan penilaian, baik berupa tes, pengamatan, penugasan, maupun bentuk lain.
5. Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar peserta didik.
8. Melaporkan hasil penilaian kepada pimpinan satuan Pendidikan paa setiap akhir semester
Langkah-langkah untuk melakukan evaluasi program pembelajaran oleh guru dapat dibuat
seperti berikut :
1. Menilai atau mereviu rencana pembelajaran atau yang kini disebut Rencana Pelaksanaan
2. Menilai pelaksanaan atau proses pembelajaran melalui refeleksi an dialog dengan siswa.
didapat 1,2,dan 3.
2. Mengoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas.
4. Melapaorkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajatran pada
setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentu buku laporan
Pendidikan.
5. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan Pendidikan kepada dinas Pendidikan
kabupaen/kota.
Agar evaluasi program pembelajaran tingkat sekolah dapat dilakukan secara sitematis, sejumlah Langkah
harus ditempuh. Karena evaluasi program pada dasarnya merupakan penelitian evaluasi, maka Langkah-
langkah yag ditempuh tidak jauh berbeda dengan Langkah-langkah penelitian. Langkah-langkah tersebut
terdirir dari :
Sebagaimana halnya sebuah penelitian, secara seerhana desain evaluasi program mencakup :
perumusan masalah yang menyebabkan penilaian perlu dilakuakn, tujuan penilaian, model
b. Mengembangkan instrument
Setelah instrument siap digunakan, pengumpulan data atau pelaksanaan evaluasidapat dimulai
d. Menanalisis data
Setelah semua data terkumpul, dalam arti pelaksanaan penilaian program pembelajaran telah
e. Menulis laporan
Laporan merupakan salah satu dokumen penting yang bermanfaat dalam melihat perkembangan
program yang sedang dinilai, yang dalam hal ini aalah program pembelajaran. Karena pada
hakiktanya evaluasi program merupakan penelitian evaluasi, maka laporan evaluasi program
biasanya disusun berdasarkan sistematika laporan penelitian, yang dapat dibuat dengan berbagai
salah satu tujuan utama evaluasi prigram adakah mem[erbaiki program berdasarkan
hasil evaluasi.
BAB I PENDAHULUAN
Sebagai modul terakhir dalam mata kuliah perspektif, makalah ini akan memfasilitasi
anda untuk memilki pemahaman yang mantap tentang sumber daya yang berperan dalam
pendidikan SD, sehingga anda mampu menjelaskan sumber daya di SD secara komprehensif.
Sehubungan dengan itu, dalam makalah ini akan mengkaji potret sumber daya di SD, yang
SD, serta implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan SD. Anda tentu telah mengenal
berbagai sumber daya yang berperan dalam memutar roda pendidikan di SD. Srana dan
prasarana, guru, dan tenaga kependidikan lainnya, termasuk yang ada di Dinas Pendidikan,
masyarakat yang berperan melalui Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan, merupakan
contoh-contoh sumber daya yang berperan dalam penyelenggaaraan pendidikan SD, sumber
daya tersebut ada yang terdapat di SD sendiri dan ada yang berasal dari luar SD.
. Rumusan Masalah
Dari beberapa penjelasan di atas, maka dalam makalah ini penulis akan beberapa
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Persepektif Pendidikan SD
BAB II
PEMBA
HASAN
Sarana dan prasarana SD pada umumnya sangat bervariasi, dari yang paling terbatas
sampai yang paling mewah. Namun gambaran ideal sarana dan prasarana yang seyogyanya
PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 42 menetapkan bahwa
sarana dan prasarana yang harus ada pada setiap satuan pendidikan sebagai berikut :
1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai,
serta perlengkapan lain yang di perlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,ruang kelas,
ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat
bermain, tempat berekreasi dan ruang/ tempat lain yang di perlukan untuk menunjang
Sebuah SD yang ideal seyogianya mempunyai sarana dan prasarana belajar yang
lengkap seperti yang dideskripsikan di atas. Namun tidak selamanya demikian, masih banyak
SD yang serba kekurangan. Menyimak uraian diatas tidak dapat dipungkiri, bahwa peran
tergantung dari kreativitas yang memanfaatkannya, dalam ini guru, siswa, dan tentu saja
kepala sekolah, sarana dan prasarana yang melimpah tidak akan berfungsi sama sekali jika
guu dan siswa tida mau memanfaatkannya. Sebaliknya jika dimanfaatkan secara efektif akan
bahwa; “tenaga kependidikan pada SD/ MI atau bentuk lain yang sederajat sekurang-
kurangnya terdiri atas kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga
pendidik dan tenaga kepandidikan) terdiri dari guru, kepala sekoah dan penjaga sekolah yang
merangkap sebagai tenaga kebersihan. Umunya tenaga administrasi dan pustakawan tidak
ada di SD.
Menurut PP No. 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan, pasal 38 ayat 2.
1. Kompetensi kpepribadian
2. Kompetisi manajerial
3. Kompetensi Supervisi
4. Kompetisi sosial
Meskipun banyak yang mengatakan bahwa kemauan dan kemampuan adalah modal
utama dalam menjalankan satu usaha, termasuk penyelenggaraan pendidikan, namun tidak
dpat di pungkiri bahwa dana sering merupakan kunci utama berlangsung tidaknya satu
kegiatan.
1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya
operasional.
2. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia dan modal
kerja tetap.
3. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik
a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji
asuransi, dll.
Bagi SD yang sarana dan prasarana yang sangat terbatas bisa menggunakan atau
memanfaatkan lingkungan sekolah di luar SD. Kunci dari semua ini adalah prakarsa dari
kepala sekolah dan pak guru, kemudian diikuti dengan jalinan komunikasi yang baik antara
sekolah dan perangkat atau pamong desa. Tanpa adanya prakarsa, keterbatasan sarana dan
prasarana akan merampas kesempatan sisiwa untuk menghayati proses pembelajaran yang
daerah), di samping melibatkan melibatkan masyarakat untuk berperan serta. Oleh karena
itu,keberlangsungan roda pendidikan di SD juga di tentukan oleh banyak SDM, baik yang
berada di SD sendiri maupun yang berada di luar SD. SDM yang berasal dari luar SD yaitu:
pengawas SD, kepala Dinas Pendidikan (dari kecamatan sampai provinsi), Menteri
pendidikan
1. Berstatus sebagai guru sekurang – kurangnya 8 tahun atau kepala sekolah sekurang –
kurangnya 4 tahun
Kebijakan dan koordinasi yang dilakukan oleh dinas pendidikan provinsi yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di SD, antara lain meliputi hal-hal sebagai
berikut:
masyarakat
4. Penetapan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kualifikasi dan kemampuan
Kebijakan dan koordinasi yang dikeluarkan dan dilakukan oleh Dinas Pendidikan
pendidikan
Provinsi
pendidik profesional
kebutuhan masyarakat.
pendidikan nasional, sebagaimana yang ditetapkan dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasioanal, pasal 50, ayat (1). Sisitem pendidikan nasioanl berlaku bagi
seluruhjenjang dan jenis pendidikan, termasuk pendidikan SD yang berada pada jenjang
masyarakat yang peduli pendidikan. Komite sekolah adalah “lembaga mandiri yang
beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta toko masyarakat yang
peduli pendidikan” (UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1).
pendidikan hanya ada di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Peran komite sekolah
e. Dana
utama dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Di samping itu, dana pendidikan juga
berasal dari orang tua murid/masyarakat yang disalurkan melalui komite sekolah, yang
Dana BOS atau bantuan operasional sekolah merupakan program pemerintah yang
berasal dari dana subsidi BBM yang bertujuan untuk membebaskan biaya bagi siswa yang
tidak mampu dan meringankan bagi siswa lain dalam rangka menuntaskan wajib belajar 9
tahun. Yang berhak menerima dana BOS adalah semua sekolah tingkat SD dan SMP, baik
negeri maupun swasta di seluruh undonesia. Penggunaan dana BOS meliputi pembiayaan
4. Kegiatan kesiswaan.
5. Ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah, dan laporan hasil belajar siswa.
7. Perawatan sekolah.
7. Digunakan untuk membiayai segala jenis kegiatan yang telah dibiayai secara penuh
4. Pemblokiran dana
BAB
III
PENU
TUP
. KESIMPULAN
1. Keterbatasan sarana dan prasarana di SD dapat di atasi dengan berbagai cara, antara
lain dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang adad dilingkungan sekolah,
yang dapat dijangkau oleh SD. Sarana dan prasarana tersebut antara lain sumber
belajar yang ada dilingkungan seperti gejala alam, sanggar seni, balai budaya,
perpustakaan, lapangan olah raga, ruang pertemuan, kelas atau tempat ibadah. Agar
2. Disamping sumber daya manusia yang ada di SD, SDM dan lembaga yang sangat
dari pemerintah pusat berupa dana BOS. Disamping sumbangan dari orang tua siswa
. SARAN
Saran-saran yang perlu penulis kemukakan sehubungan dengan pembahasan isi makalah
iklim kerja dalam menyelenggarakan layanan pendidikan. Oleh karena itu seorang
2. Memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di lingkungan sekolah yang dapat di