Anda di halaman 1dari 22

PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD

Modul 11 Evaluasi Program Pembelajaran di Sekolah Dasar

Modul 12 Sumber Daya di Sekolah Dasar

Nama Tutor : BERRY DEVANDA,S.Pd,M.,Ed

Anggota Kelompok 7

1. Uswatun Hasanah

2. Yap mulya sari

3. Yarma surya ningsih

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR – BIDANG ILMU

(PGSD-BI) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2022

Kegiatan Belajar 1
A. Hakikat dan potret evaluasi program pembelajaran di sekolah dasar

Bagi seorang guru, istilah evaluasi, baik berupa evaluasi proses dan hasil belajar maupun

evaluasi program, bukan lah seseorang yang asing. Evaluasi proses dan hasil belajar

dilakukan guru sebagai bagian dari tugas mengajarnya.

Tujuan evaluasi program pembelajaran, Untuk mengetahui apakah :

1. Lingkungan sekolah menunjang terjadinya pembelajaran

2. Rencana pembelajaran yg dibuat guru dapat dilaksanakan

3. Siswa terlibat secara aktif

4. Guru bersemangat

5. Penilaian proses pembelajaran secara sistematis

6. Hasil belajar siswa memenuhi harapan guru

Manfaat evaluasi program pembelajaran

1. Siswa mendapat pelayanan pendidikan yg lebih baik

2. Guru mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan

3. Sekolah berani menjamin keandalan program pembelajaranyang ditawarkan

4. Masyarakat akan merasakan kepuasan terhadap pelayanan pendidikan yang

didapatnya

B. Potret evaluasi pembelajaran di SD

Bagaimana potret evaluasi program pembe;ajaran di SD? Coba anda renungkan, dan mulailah

dari sekolah anda sendiri? Apakah kegiatan seperti yang diuraikan diatas terjadi di SD? Ini

tentu pertanyaan besar yang perlu kit acari jawabannya dengan meneliti berbagai dokumen

dan tentu saja mengamati langsung kondisi di SD.


Jika diperhatikan secara cermat, dalam setiap rencana pembelajaran (RP) yang dibuat guru,

evaluasi merupakan salah satu konponen yang selalu tercantum, meskiun Sebagian besar

evaluasi yang dirancang adalah evaluasi pada akhir proses pembelajaran.

Jika potret evaliasi program rutin yang dilakukan oleh guru , bagaimana pula potret evaluasi

program di tingkat sekolah? Apakah SD melakukan evaluasi program pembelajaran secara

periodic, misalnya pada akhir setiap semester? Paling tidak kita dapat mengharapkan bahwa

setiap semester ada rapat guru yang dipimpin oleh kepala sekolahuntuk mengetahui kemajuan

hasil belaja setiap kelas.


Kegiatan Belajar 2

A. Langkah-langkah Evaluasi program pembelajaran di SD

1. Kapan evaluasi program dilakukan?

Sebagai satu pendekatan formal, bahkan sering disebut penelitian evaluasi, evluasi program

dapat dilakukan secara periodic, atau jika mincul kebutuhan untuk melakukannya. Misalnya, jika

suatu program diluncurkan untuk satu tahun, evaluasi program biasanya dilakukan dua atau tiga

kali.

Anda pernah mendengar istilah monitoring evaluasi? Kegiatan monitoring evaluasi sebenarnya

sama dengan evaluasi program yang dilakukan sebelum program berakhir. Tujuannya adalah

menemukan kekuatan dan kelemahan pelaksanaan program, yang kemudian segera

ditindaklanjuti denag perbaikan. Evaluasi seperti ini disebut evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang

digunakan untuk perbaikan. Sementara itu, evaluasi program yang dilakukan pada akhir

program, sering disebut sebagai evalasi sumatif, yang hasilnya pada umumnya digunakan untuk

mengambil keputusan.

2. Bagaimana cara melakukan evaluasi program pembelajaran?

Evaluasi, baik itu evaluasi hasil belajar mauoun program pembelajaran dilakukan secara

sistematis dengan mengikuti Langkah-langkah tertentu.


Berikut disajikan Langkah-langkah melakukan evaluasi program pembelajaran :

1. Pada awal semester, guru menginformasikan silabus mata pelajaran yang memuat

rancangan dan kriteria penilaian. Kegiatan menginformasikan rancangan dan kriteria

penilaian pada awal semester merupakan penerapan dari prinsip keterbukaan dalam

penilaian.

2. Mengembangkan indicator pencapaian kompetensi dasar dan memilih Teknik penilaian

yang sesuai.

3. Mengembangkan instrument dan pedoman penilaian. Instrument merupakan alat

pengumpul data yang harus dipercaya dan valid.

4. Melaksanakan penilaian, baik berupa tes, pengamatan, penugasan, maupun bentuk lain.

5. Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar peserta didik.

6. Mengembalikan hasil pekerjaan yang sudah diberi balikan atau komentar

7. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaika pembelajaran.

8. Melaporkan hasil penilaian kepada pimpinan satuan Pendidikan paa setiap akhir semester

dalam bentuk nilai prestasi belajar dan deskripsi engkap.

Langkah-langkah untuk melakukan evaluasi program pembelajaran oleh guru dapat dibuat

seperti berikut :

1. Menilai atau mereviu rencana pembelajaran atau yang kini disebut Rencana Pelaksanaan

Pembelajarn (RPP) dengan menggunakan format telaah RPP.

2. Menilai pelaksanaan atau proses pembelajaran melalui refeleksi an dialog dengan siswa.

3. Menganalisis hasil belajar siswa.

4. Menyimpulkan kualitas (kekuatan dan kelemahan) pembelajaran berdasarkan hasil yang

didapat 1,2,dan 3.

5. meninjak lanjuti temuan pada no.4 ketika merencanakan pembelajaran berikutnua.

3. Evaluasi program pembelajaran


Kegiatan atau Langkah-langkah yang harus ditempuh sekolah, yang terkait dengan evaluasi

program pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Menentukan kriteria ketuntasan maksimal untuk setiap mata pelajaran.

2. Mengoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan

kelas.

3. Menentukan kriteria kenaikan kelas.

4. Melapaorkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajatran pada

setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentu buku laporan

Pendidikan.

5. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan Pendidikan kepada dinas Pendidikan

kabupaen/kota.

Agar evaluasi program pembelajaran tingkat sekolah dapat dilakukan secara sitematis, sejumlah Langkah

harus ditempuh. Karena evaluasi program pada dasarnya merupakan penelitian evaluasi, maka Langkah-

langkah yag ditempuh tidak jauh berbeda dengan Langkah-langkah penelitian. Langkah-langkah tersebut

terdirir dari :

a. Mengembangkan desain evaluasi

Sebagaimana halnya sebuah penelitian, secara seerhana desain evaluasi program mencakup :

perumusan masalah yang menyebabkan penilaian perlu dilakuakn, tujuan penilaian, model

penilaian yang akan digunakan, responden/sasaran oenilaian,Teknik dan instrument untuk

mengumpulkan data, serta analisis data.

b. Mengembangkan instrument

Sebeum mengembangkan istrumen, terlebih dahulu harus dikembangkan kisi-kisi instrumren.

c. Mengumpulkan data atau melaksanakan instrument

Setelah instrument siap digunakan, pengumpulan data atau pelaksanaan evaluasidapat dimulai

sesuai dengan Teknik pengumpulan data yang telah ditentukan.

d. Menanalisis data
Setelah semua data terkumpul, dalam arti pelaksanaan penilaian program pembelajaran telah

selesaia dilakukan , Langkah selanjutnya adalah mengolah atau menganalisis data.

e. Menulis laporan

Laporan merupakan salah satu dokumen penting yang bermanfaat dalam melihat perkembangan

program yang sedang dinilai, yang dalam hal ini aalah program pembelajaran. Karena pada

hakiktanya evaluasi program merupakan penelitian evaluasi, maka laporan evaluasi program

biasanya disusun berdasarkan sistematika laporan penelitian, yang dapat dibuat dengan berbagai

cara, antara lain sebagai beriukut :


B. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Program Pembelajaran

Hasil penilaian program pembelajaran tentulah harus ditindaklanjuti karena memang

salah satu tujuan utama evaluasi prigram adakah mem[erbaiki program berdasarkan

hasil evaluasi.

BAB I PENDAHULUAN
Sebagai modul terakhir dalam mata kuliah perspektif, makalah ini akan memfasilitasi

anda untuk memilki pemahaman yang mantap tentang sumber daya yang berperan dalam

pendidikan SD, sehingga anda mampu menjelaskan sumber daya di SD secara komprehensif.

Sehubungan dengan itu, dalam makalah ini akan mengkaji potret sumber daya di SD, yang

mencakup jenis-jenisnya, cara pengadaannya perannya, dalam penyelenggaraan pendidikan

SD, serta implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan SD. Anda tentu telah mengenal

berbagai sumber daya yang berperan dalam memutar roda pendidikan di SD. Srana dan

prasarana, guru, dan tenaga kependidikan lainnya, termasuk yang ada di Dinas Pendidikan,

masyarakat yang berperan melalui Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan, merupakan

contoh-contoh sumber daya yang berperan dalam penyelenggaaraan pendidikan SD, sumber

daya tersebut ada yang terdapat di SD sendiri dan ada yang berasal dari luar SD.

. Rumusan Masalah

Dari beberapa penjelasan di atas, maka dalam makalah ini penulis akan beberapa

masalah, sebagai berikut:

1. Apa saja jenis-jenis sumber daya yang tersedia di SD?

2. Bagaimana profil dan peran sarana dan prasarana di SD?

3. Bagaimana profil dan sumber daya manusia di SD?

4. Bagaimana profil dan peran sumber dana di SD?

. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Persepektif Pendidikan SD

2. Untuk mengetahui jenis-jenis sumber daya yang tersedia di SD

3. Untuk mengetahui bagaimana profil dan peran sarana dan prasarana di SD

4. Untuk mengetahui bagaimana profil dan sumber daya manusia di SD

5. Untuk mengetahui bagaimana profil dan peran sumber dana di SD

BAB II

PEMBA

HASAN

. Potret sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana SD pada umumnya sangat bervariasi, dari yang paling terbatas

sampai yang paling mewah. Namun gambaran ideal sarana dan prasarana yang seyogyanya

tersedia sesuai dengan yang di tetapkan dalam perundangan.

PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 42 menetapkan bahwa

sarana dan prasarana yang harus ada pada setiap satuan pendidikan sebagai berikut :

1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan

pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai,

serta perlengkapan lain yang di perlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang

teratur dan berkelanjutan.

2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,ruang kelas,

ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang

perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat

bermain, tempat berekreasi dan ruang/ tempat lain yang di perlukan untuk menunjang

proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Sebuah SD yang ideal seyogianya mempunyai sarana dan prasarana belajar yang

lengkap seperti yang dideskripsikan di atas. Namun tidak selamanya demikian, masih banyak

SD yang serba kekurangan. Menyimak uraian diatas tidak dapat dipungkiri, bahwa peran

sarana dan prasarana di SD sebgai penunjang berlangsungnya pembelajaran, sangat

tergantung dari kreativitas yang memanfaatkannya, dalam ini guru, siswa, dan tentu saja

kepala sekolah, sarana dan prasarana yang melimpah tidak akan berfungsi sama sekali jika

guu dan siswa tida mau memanfaatkannya. Sebaliknya jika dimanfaatkan secara efektif akan

mampu memernkan fungsi maksimal sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.

. Potret Sumber Daya Manusia Di SD

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 35 menetapkan

bahwa; “tenaga kependidikan pada SD/ MI atau bentuk lain yang sederajat sekurang-

kurangnya terdiri atas kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga

kebersihan sekolah/madrasah”. Pada kenyataannya, Sumber Daya Manusia (SDM) di SD (

pendidik dan tenaga kepandidikan) terdiri dari guru, kepala sekoah dan penjaga sekolah yang
merangkap sebagai tenaga kebersihan. Umunya tenaga administrasi dan pustakawan tidak

ada di SD.

Menurut PP No. 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan, pasal 38 ayat 2.

Kriteria untuk menjadi kepala SD/MI adalah sebagai berikut :

1. Berstatus sebagai guru SD/MI

2. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagi agen pembelajaran sesuai

ketentuan perundang-undangan yang berlaku

3. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun di SD/MI

4. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang kependidikan.

Standar Kopetensi kepala sekolah di pilah menjadi 4 rumpun sebagai berikut :

1. Kompetensi kpepribadian

2. Kompetisi manajerial

3. Kompetensi Supervisi

4. Kompetisi sosial

. Potret Sumber Dana Di Sd

Meskipun banyak yang mengatakan bahwa kemauan dan kemampuan adalah modal

utama dalam menjalankan satu usaha, termasuk penyelenggaraan pendidikan, namun tidak

dpat di pungkiri bahwa dana sering merupakan kunci utama berlangsung tidaknya satu

kegiatan.

Standar pembiayaan yang merupakan pasal 62 Peraturan Pemerintah Nomor 19/2005

tentang standar Nasional pendidikan mencantumkan ketentuan-ketentuan berikut :

1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya

operasional.

2. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia dan modal

kerja tetap.

3. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik

untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

4. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi :

a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada

gaji

b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai


c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa biaya ar, jasa telekomunikasi,

pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,

asuransi, dll.

. Sarana Dan Prasarana Dari Luar SD

Bagi SD yang sarana dan prasarana yang sangat terbatas bisa menggunakan atau

memanfaatkan lingkungan sekolah di luar SD. Kunci dari semua ini adalah prakarsa dari

kepala sekolah dan pak guru, kemudian diikuti dengan jalinan komunikasi yang baik antara

sekolah dan perangkat atau pamong desa. Tanpa adanya prakarsa, keterbatasan sarana dan

prasarana akan merampas kesempatan sisiwa untuk menghayati proses pembelajaran yang

menantang, dan semestinya dihayati.

. Sumber Daya Manusia

Penyelenggaraan pendidikan SD menjadi tanggung jawab pemerintah (pusat dan

daerah), di samping melibatkan melibatkan masyarakat untuk berperan serta. Oleh karena

itu,keberlangsungan roda pendidikan di SD juga di tentukan oleh banyak SDM, baik yang

berada di SD sendiri maupun yang berada di luar SD. SDM yang berasal dari luar SD yaitu:

pengawas SD, kepala Dinas Pendidikan (dari kecamatan sampai provinsi), Menteri

Pendidikan Nasional, Komite Sekolah, dan dewan pendidikan.


a. Kriteria minimal menjadi pengawas satuan

pendidikan

1. Berstatus sebagai guru sekurang – kurangnya 8 tahun atau kepala sekolah sekurang –

kurangnya 4 tahun

2. Memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai pengawas satuan pendidikan

3. Lulus seleksi sebagai pengawas satuan pendidikan.

b. Kepala Dinas Pendidikan

Kebijakan dan koordinasi yang dilakukan oleh dinas pendidikan provinsi yang

berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di SD, antara lain meliputi hal-hal sebagai

berikut:

1. Penetapan kalender akademik

2. Penetapan kebijakan yang berkaitan dengan penjaminan mutu pendidikan

3. Penetapan kebijakan dalam peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan

masyarakat
4. Penetapan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kualifikasi dan kemampuan

guru sebagai pendidik profesional

Kebijakan dan koordinasi yang dikeluarkan dan dilakukan oleh Dinas Pendidikan

kabupaten/kota, antara lain sebagai berikut :

1. Mengoordinasikan dan mensupervisi pengembangan kurikulum tingkat satuan

pendidikan

2. Menetapkan kalender akademik dengan berpedoman pada kebijakanDinas Pendidikan

Provinsi

3. Mengoordinasi berbagai upaya peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan

4. Mengoordinasi berbagai upaya peningkatan kualifikasi dan kemampuan guru sebagai

pendidik profesional

5. Menetapkan muatan lokal dalam rangka meningkatkan relevansi pendidikan dengan

kebutuhan masyarakat.

c. Menteri Pendidikan Nasional

Menteri Pendidikan Nasional bertanggung jawab terhadap pengelolaan sistem

pendidikan nasional, sebagaimana yang ditetapkan dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasioanal, pasal 50, ayat (1). Sisitem pendidikan nasioanl berlaku bagi

seluruhjenjang dan jenis pendidikan, termasuk pendidikan SD yang berada pada jenjang

pendidikan dasar. Dengan demikian, tanggung jawab tertinggi penyelengaraan pendidikan

SD juga berada di tangan Mendiknas.

d. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur

masyarakat yang peduli pendidikan. Komite sekolah adalah “lembaga mandiri yang
beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta toko masyarakat yang

peduli pendidikan” (UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1).

Setiap sekolah, termasuk SD mempunyai komite sekolah, sedangkan dewan

pendidikan hanya ada di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Peran komite sekolah

ini sangat sentral dalam penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah

e. Dana

Dana penyelenggaraan pendidikan di SD berasal dari berbagai sumber, yaitu yang

utama dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Di samping itu, dana pendidikan juga
berasal dari orang tua murid/masyarakat yang disalurkan melalui komite sekolah, yang

peruntukkannya sudah dirancang terlebih dahulu.

Dana BOS atau bantuan operasional sekolah merupakan program pemerintah yang

berasal dari dana subsidi BBM yang bertujuan untuk membebaskan biaya bagi siswa yang

tidak mampu dan meringankan bagi siswa lain dalam rangka menuntaskan wajib belajar 9

tahun. Yang berhak menerima dana BOS adalah semua sekolah tingkat SD dan SMP, baik

negeri maupun swasta di seluruh undonesia. Penggunaan dana BOS meliputi pembiayaan

kegiatan berikut ini :

1. Kegiatan penerimaan siswa baru.

2. Pembelian buku teks pelajaran.

3. Pembelian bahan-bahan habis pakai.

4. Kegiatan kesiswaan.

5. Ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah, dan laporan hasil belajar siswa.

6. Pengembangan profesi guru.

7. Perawatan sekolah.

8. Langganan daya dan jasa.

9. Honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer sekolah.

10. Bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin.

11. Biaya asrama/pondokan dan pembelian peralatan inadah.

12. Pengelolaan BOS

Dana BOS tidak boleh :

1. Disimpan dengan tujuan mendapatkan bunga.

2. Dipinjamkan kepihak lain.

3. Digunakan untuk membayar bonus.


4. Digunakan untuk membangun gedung/ruangan baru.

5. Dugunakan untuk membeli peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran.

6. Di tanam sebagai saham.

7. Digunakan untuk membiayai segala jenis kegiatan yang telah dibiayai secara penuh

dari sumber dana pemerintah pusat atau daerah.

Munitoring dan pengawasan dana BOS dilakukan oleh:

1. Tim monitoring Independen

2. Unsur masyarakat dari unsur Dewan Pendidikan

3. Unit-unit pengaduan masyarakat yang terdapat di sekolah


Sanksi penyalahgunaan dana BOS:

1. Penerapan sanksi kepegawaian

2. Penerapan tuntunan perbendaharaan dan ganti rugi

3. Penerapan proses hukum

4. Pemblokiran dana

BAB

III

PENU

TUP

. KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan sebagai hasil pembahasan dari permasalahan yang terdapat

dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan sarana dan prasarana di SD dapat di atasi dengan berbagai cara, antara

lain dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang adad dilingkungan sekolah,

yang dapat dijangkau oleh SD. Sarana dan prasarana tersebut antara lain sumber

belajar yang ada dilingkungan seperti gejala alam, sanggar seni, balai budaya,

perpustakaan, lapangan olah raga, ruang pertemuan, kelas atau tempat ibadah. Agar

dapat memanfaatkan sarana dan prasarana tersebut, sekolah harus menjalin

komunikasi profesional dengan pihak-pihak yang memiliki aau bertanggung jawab


terhadap sarana dan prasarana yang akan dimanfaatkan. Prakarsa dari guru dan kepala

sekolah merupakan awal proses pemanfaatan tersebut.

2. Disamping sumber daya manusia yang ada di SD, SDM dan lembaga yang sangat

berperan dalam penyelenggaraan pendidikan SD, meliputi pengawas SD, kepala

Dinas Pendidikan, Menteri Pendidikan Nasional, yang semuanya merupakan pejabat

pemerintah, serta dewan pendidikan dan komite sekolah yang anggota-anggotanya

merupakan representasi dari masyarakat yang peduli pendidikan.

3. Dana penyelenggaraan pendidikan di SD berasal dari pemerintah daerah berupa DOP,

dari pemerintah pusat berupa dana BOS. Disamping sumbangan dari orang tua siswa

yang disalurkan Komite Sekolah.

. SARAN

Saran-saran yang perlu penulis kemukakan sehubungan dengan pembahasan isi makalah

ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kepala sekolah merupakan pimpinan satuan pendidikan yang sangat menentukan

iklim kerja dalam menyelenggarakan layanan pendidikan. Oleh karena itu seorang

kepala sekolah hendaknya berpengalaman sebagai guru SD minimal selama 5 tahun

dan memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang pendidikan

dan harus menguasai standar kompetensi kepala sekolah.

2. Memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di lingkungan sekolah yang dapat di

jangkau oleh SD untuk mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana.


3. Pengelolaan BOS dengan benar sesuai denga ketentuan-ketentuan yang sudah
ditetapkan, karena jika pengelolaan dana BOS sudah dilakukan dengan benar maka
semestinya siswa SD bebas dari segala pungutan.

Anda mungkin juga menyukai