OLEH:
NAMA : HARDIANTO
NIM : 858179066
-------------Selamat Bekerja-----------
A. Berdasarkan tujuannya
1. Pre test dan post test
Pre test merupakan kegiatan tes yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai.
Sementara itu, post test merupakan kegiatan tes yang dilakukan di akhir
pembelajaran.
2. Evaluasi diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi guna mengidentifikasi kelemahan peserta didik
untuk kemudian dicarikan solusinya.
3. Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi untuk menyaring siswa yang sesuai dengan kriteria
pada suatu program. Misalnya, seleksi untuk memilih peserta olimpiade.
4. Evaluasi penempatan
Evaluasi ini bertujuan untuk memilih siswa sesuai dengan kemampuannya untuk
kemudian ditempatkan di program yang tepat.
5. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif biasa disebut ulangan atau ujian. Evaluasi ini diadakan di setiap
akhir pembelajaran suatu materi.
6. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif diselenggarakan di setiap akhir semester atau biasa disebut ujian
akhir semester.
7. Ujian nasional
Ujian nasional memang sudah ditiadakan. Namun, bentuk ujian nasional yang dulu
selalu diselenggarakan oleh pemerintah merupakan salah satu bentuk evaluasi
B. Berdasarkan sasarannya
1. Evaluasi konteks
Evaluasi konteks adalah penilaian untuk suatu program yang ditinjau dari sisi
konteksnya, contoh latar belakang program, rasional tujuan, dan kebutuhan lainnya.
2. Evaluasi input
Evaluasi input bertujuan untuk melihat input sumber daya beserta strateginya guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3. Evaluasi proses
Evaluasi yang fokus menilai proses berlangsungnya suatu program atau kegiatan,
meliputi pelaksanaan, kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan, faktor
penghambat, dan sebagainya.
4. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai guna perbaikan di masa
mendatang.
5. Evaluasi lulusan
Evaluasi lulusan ini fokus pada penilaian peserta didik setelah lulus dan mengabdi
di masyarakatnya.
C. Berdasarkan lingkup pembelajaran
1. Evaluasi program pembelajaran
Evaluasi ini lebih fokus pada hal-hal yang berkaitan dengan program-program
pembelajaran, misalnya tujuan pembelajaran, isi, strategi, metode, dan aspek
lainnya.
2. Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi proses mengacu pada hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran
itu sendiri, misalnya kesesuaian antara tujuan dan materi, skill guru dalam
mengajar, pencapaian peserta didik di kelas, dan sebagainya.
3. Evaluasi hasil pembelajaran
Untuk evaluasi hasil ini, objek utamanya adalah peserta didik. Evaluasi hasil
merupakan penilaian terhadap tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik
terhadap proses pembelajaran.
1. Terlalu fokus pada nilai: Evaluasi pembelajaran seringkali terlalu fokus pada nilai atau
angka, sehingga terkadang aspek penting lainnya seperti kemampuan kreatifitas, sosial,
dan emosional siswa terabaikan.
2. Memunculkan persaingan yang berlebihan: Evaluasi pembelajaran seringkali
memunculkan persaingan yang berlebihan di antara siswa, yang dapat meningkatkan
stres dan tekanan pada siswa. Hal ini dapat menyebabkan siswa merasa terbebani dan
kurang termotivasi dalam belajar.
3. Kurang memperhatikan kebutuhan individu: Evaluasi pembelajaran tidak selalu
memperhatikan kebutuhan individu siswa, sehingga dapat menjadi tidak efektif dalam
menilai kemampuan dan potensi setiap siswa secara keseluruhan.
4. Tidak memperhitungkan perbedaan budaya dan latar belakang siswa: Evaluasi
pembelajaran tidak selalu memperhitungkan perbedaan budaya dan latar belakang
siswa, yang dapat memengaruhi hasil evaluasi. Siswa dengan latar belakang yang
berbeda mungkin memiliki cara belajar yang berbeda-beda, sehingga evaluasi yang
sama tidak selalu cocok untuk semua siswa.
5. Tidak memberikan umpan balik yang cukup: Evaluasi pembelajaran terkadang tidak
memberikan umpan balik yang cukup kepada siswa, sehingga siswa tidak tahu dengan
pasti apa yang perlu mereka perbaiki untuk meningkatkan kinerja belajar mereka di
masa depan.
6. Tidak menyediakan informasi yang cukup untuk guru: Evaluasi pembelajaran
terkadang tidak menyediakan informasi yang cukup untuk guru, sehingga guru
kesulitan untuk membuat keputusan yang tepat dalam mengembangkan metode
pengajaran dan kurikulum yang sesuai untuk setiap siswa