Case Angioedema
JUDUL
PENYUSUN
PEMBIMBING
dr. Eko Rini Puji Rahayu, Sp. KK
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik FK UMS
CASE REPORT
Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui
Kepala Program Studi Profesi
Dokter Fakultas Kedokteran UMS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. ADP
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Sukoharjo
Tanggal Pemeriksaan : 27 Januari 2022
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Kulit terasa gatal dan membengkak pada bagian tangan
dan muka.
A. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Seorang laki-laki berusia 39 tahun, datang ke Poli
Spesialis Kulit dan Kelamin dengan keluhan gatal dan
kulitnya membengkak dibagian tangan dan muka.
Keluhan tersebut sudah dirasakan sejak 2 bulan yang
lalu. Awal mula muncul keluhan pasien merasakan
pembengkakan dan rasa penebalan pada bagian mulut,
lalu menyebar hingga keseluruh muka serta tangan.
Keluhan disertai rasa gatal dan panas. Pasien mengatakan
keluhan tersebut tiba-tiba muncul begitu saja tanpa ada
penyebab yang jelas, keluhan muncul setiap 2-3 hari
sekali. Munculnya keluhan tidak menentu, dapat terjadi
pada pagi hari, sore hari, bahkan malam hari. Pasien
A. STATUS GENERALIS
- Kepala : Normochepal.
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikhterik
(-/-), odem periorbital (+/-)
- Leher : Pembesaran KGB (-)
- Jantung:
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi :
i. kanan atas SIC II linea parasternalis dextra
ii. kanan bawah SIC IV linea parasternalis dextra
iii. kiri atas SIC II linea parsternalis sinistra
iv. kiri bawah SIC V linea midclavicularis sinista
Auskultasi : BJ I-II regular, bising jantung abnormal
(-)
- Paru-paru:
Inspeksi : Pengembangan dada kanan - kiri
simetris Palpasi : Fremitus teraba simetris
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
- Abdomen:
Inspeksi : Terdapat medikasi post SC
Auskultasi : Peristaltik / bising usus (+)
Palpasi : Nyeri tekan luka post SC
Perkusi : Tidak dilakukan
- Ekstremitas
Atas : Edem (-/-) ,akral dingin (-/-)
Batas : Edema (-/-), akral dingin (-/-)
Regio Fasialis et
antebrachii tampak
urtikaria, jumlah
multiple, ukuran plakat,
bentuk irreguler, simetris,
batas tegas, tersusun
berkelompok, tersebar
universalis
Laporan Dokumentasi
Gambar 1.
Gambar 2.
- Darah Rutin
- Scracth test
- Skin Prick Test
V. DIAGNOSIS BANDING
- Angioedema
- Urtikaria akut
VII. PENATALAKSANAAN
Tatalaksana :
Cetirizine 10mg 10 tablet
methylprednisolone 8 mg 10 tablet
VIII. Edukasi
- Menncari faktor pencetus terjadinya angioedema
- Mengedukasi pasien agar tidak menggaruk
- Memilih makanan atau obat yang akan dikonsumsi
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Angioedema adalah edema yang melibatkan lapisan yang lebih
dalam dari kulit yaitu dermis, jaringan subkutan, mukosa dan
submukosa karena terjadinya peningkatan permeabilitas kapiler akibat
mediator inflamasi. Angioedema sering juga disebut dengan Quincke
edema. Pada angioedema, edema yang timbul adalah non-pitting,
berbatas tegas, pucat dan tidak gatal namun angioedema dapat juga
timbul bersamaan dengan urtikaria sehingga bisa disertai gatal-gatal
dan kemerahan.
Angioedema dapat terjadi pada daerah wajah terutama di daerah
bibir dan mata, telinga, saluran pernafasan, saluran pencernaan,
kardiovaskuler, tangan, kaki dan alat kelamin. Apabila terjadi pada
lidah dan saluran pernafasan bagian atas serta berlangsung dengan
cepat, dapat mengancam nyawa karena terjadinya obstruksi jalan
nafas. Gejala angioedema terkadang sangat mirip dengan beberapa
kelainan yang lain. Pengetahuan mengenai cara mendiagnosis
angioedema sangat penting sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan
yang tepat.
EPIDEMIOLOGI
Angioedema dapat terjadi pada semua usia tetapi paling sering
terjadi pada usia dewasa muda. Sekitar 10 - 20% penduduk di seluruh
dunia akan mengalami angioedema dalam masa kehidupan mereka,
kejadiannya sama antara wanita dan laki-laki, sedangkan di Amerika
angka kejadiannya sekitar 15–25 % dari seluruh penduduk.
Angioedema dapat muncul dengan ataupun tanpa urtikaria. Sekitar 50%
pasien mengalami angioedema bersamaan dengan urtikaria, 10% pasien
mengalami angioedema tanpa disertai urtikaria dan 40% pasien
mengalami urtikaria tanpa adanya angioedema.
KLASIFIKASI
Angioedema dapat diklasifikasi berdasarkan durasinya yaitu akut
jika berlangsung kurang dari 6 minggu dan kronis jika berlangsung
lebih dari 6 minggu. Berdasarkan penyebabnya, angioedema
diklasifikasikan menjadi angioedema didapat dan angioedema herediter.
Angioedema didapat yang terjadi akut dapat disebabkan oleh reaksi
alergi yang dimediasi oleh Ig E dan sering terjadi pada orang yang
memiliki riwayat atopi. Beberapa alergen yang menyebabkan reaksi
alergi diantaranya adalah obat- obatan, makanan, gigitan serangga, bulu
binatang, serbuk sari, spora jamur dan lain-lain. Angioedema didapat
yang terjadi kronis dapat terjadi pada defisiensi C1-esterase inhibitor,
adanya gangguan sistem kekebalan tubuh seperti pada kanker,
gangguan autoimun contohnya pada sistemik lupus eritematous, adanya
penyakit sistemik, penyakit infeksi serta angioedema yang terjadi akibat
rangsangan fisik seperti dingin, panas, sinar matahari, gesekan dan
getaran yang disebut dengan vibratory angioedema
ETIOLOGI
Angioedema dapat terjadi karena reaksi alergi dan non alergi yang
dimediasi oleh histamin maupun bradikinin.9 Beberapa pemicu
terjadinya angioedema akibat reaksi alergi diantaranya adalah obat-
obatan, makanan, bulu binatang, serbuk sari, spora jamur, gigitan
serangga dan lain-lain. Obat- obatan yang sering mengakibatkan
terjadinya angioedema contohnya adalah obat tekanan darah yaitu ACE
inhibitor, ibuprofen, antibiotik seperti penisillin dan sulfa, aspirin,
morfin, kodein serta NSAID. Beberapa makanan yang dapat menjadi
pemicu terjadinya angioedema diantaranya yaitu buah-buahan, ikan,
udang, daging babi, kerang, produk susu, kacang-kacangan serta
cokelat.
PATOGENESIS
Sel Mast merupakan efektor utama terjadinya angioedema yang
diakibatkan oleh reaksi alergi maupun nonalergi. Sel-sel ini terletak di
dalam dermis dan menyebar di sekitar pembuluh darah, limfosit serta
saraf. Aktivasi sel mast akibat reaksi alergi adalah melalui antibodi
immunoglobulin E atau Ig E di permukaan sel mast menyebabkan
terjadinya degranulasi sel mast sehingga terjadinya pelepasan berbagai
mediator antara lain histamin, prostaglandin D2, leukotrien C4,
DIAGNOSIS BANDING
- Angioedema
- Urtikaria akut
- Dermatitis Alergika
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Darah Rutin
- Scracth test
- Skin Prick Test
TATALAKSANA
Angioedema ringan biasanya tidak membutuhkan pengobatan
khusus, karena umumnya kondisi angioedema tersebut hilang dengan
sendirinya. Namun, mereka yang mengalami gejala sedang atau berat
mungkin memerlukan Pengobatan. Tujuan dari pengobatan tersebut
adalah untuk meredakan sensasi rasa gatal dan rasa tidak nyaman jika
gejala menetap dalam waktu yang lama. Nah, berikut adalah beberapa
jenis pengobatan yang dapat diberikan, antara lain:
ED
UKASI
- Menghindari kontak dengan faktor pencetus terjadinya penyakit
- Mengedukasi pasien agar tidak menggaruk
- Memilih makanan atau obat yang akan dikonsumsi
DAFTAR PUSTAKA
L APORAN KASUS
Oleh: Pembimbing:
Candrama Jalu Kumara dr. Eko Rini Puji Rahayu, Sp. KK
K E PA N I T E R A A N K L I N I K I l m u P e n y a k i t K u l i t d a n K e l a m i
nRSUD IR SOEKARNO SUKOHARJO
FA K U L T A S K E D O K T E R A N
U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I YA H S U R A K A R T A
20 21
Downloaded by iPhune (iphune@gmail.com)
lOMoARcPSD|30990426
Keluhan Utama
•Kulit pelipis kanan terasa panas,
gatal, perih , mata kanan terasa
mengganjal.
Kulit pelipis kanan terasa panas, gatal, perih, kemudian meluas dan terasa mengganjal pada
RPS mata kanan post SC minggu pagi 28 novenmber 2021
Luka serupa (-), gigitan serangga (-), garukan (-), Trauma (-) benda/cairan asing (-)
Demam (-) malaise (-) nyerikepala (-),
Status : baik
Generalis :GCS: E4M6V5 = 15 (komposmentis)
Keadaan Umum
Kesadaran
Tanda Vital :
Tekanan Darah :116/96
mmHg Frekuensi Nafas :20x
/menit,
Frekuensi :94x /menit,
Nadi Suhu :36,00C
Saturasi Oksigen: 97%
- Abdomen:
Inspeksi : medikasi post
SC Auskultasi: peristaltik (+)
Palpasi : Nyeri tekan darah post
SC Perkusi : Tidak dilakuakn
Wajah
- UKK Primer : ad regio periorbita temporalis dextra
terdapat patch eritem jumlah multipel berukuran plakat bentuk
irreguler batas tegas asimetris penyebaran linear unilateral.
- UKK Sekunder : Central nekrosis.
- UKK Primer : ad regio palpebra superior dextra terdapat
patch eritem, vesikel jumlah multiple berukuran plakat bentuk
irreguler batas tegas asimetris penyebaran diskret-konfluens
unilateral dengan odem periorbita.
- UKK Sekunder : Tidak ada
Hematologi
Leukosit 17.0 (H) 10^3/uL 3.6-11.0
Eritrosit 3.82 10^6/uL 3.80-5.20
Hemoglobin 11.1 (L) g/dL 11.7-15.5
Hematokrit 33.2 (L) % 35-47
Trombosit 292 10^3/uL 150-450
Dermatitis Venenata
Phytophotodermatitis
Obgyn :
Inj. Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam
Inj. As tranexsamat 500 mg / 8 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
Mata :
Cendo tobroson 4x 15 ml (OD) Tetes
setiap jam 6-12-18-21
1)Cendo confers 6x15 ml (OD) Tetes
setiap jam 6-9-12-15-18-21
Fase akut
Singkirkan agen penyebabnya.
Balutan kasa yang direndam larutan Burow, di ganti 2 – 3 jam.
Preparat glukokortikoid kelas I topical,
jika terdapat kasus yang lebih parah, dapat digunakan glukokortikoid sistemik
Prednison ; khusus 2 minggu, dengan dosis inisiasi 60mg, diturunkan bertahap 10mg.
- Topikal
Kompres luka dengan NaCl 0.9%
Kortikosteroid topikal : Bethamethason 0,1% cream tube No. I (2x1)
- Sistemik
Antibiotik, untuk infeksi sekunder
Kortikosteroid oral : Pemberian kortikosteroid oral untuk mengurangi dan
mencegah berkembangnya semakin luas dan untuk mengurangi peradangan.
Antihistamin : Pemberian antihistamin untuk keadaan pruritus pasien
dengan mencegah degranulasi sel mast.
R/ Methilprednisolon 3x4 mg
cetirizine tab 1x10 mg
Bethametason valerat 0.1 % cream tube No I (2x1)
Kulit :
Methilprednisolon 3x4 mg 3 hari
Cetirizine tab 1x10 mg 3 hari
Bethametason valerat 0.1 % cream tube No I (2x1)
Keluhan lain ;
Nyeri setelah SC
hilang timbul, mual (-), muntah (-), pusing (-), flatus
(-), asi keluar sedikit, alergi (-).
Keluhan lain ;
Nyeri setelah SC
hilang timbul, mual (-), muntah (-),
pusing (-), flatus (-), asi keluar sedikit,
alergi (-).
Lab.
Darah
Tzank Test
Patch Test
-Non medikamentosa
-Menghindari pajanan bahan
iritan
-Menghindari garukan
-Memakai alat pelindung diri
Downloaded by iPhune (iphune@gmail.com)
lOMoARcPSD|30990426
TINJAUAN PUSTAKA
DERMATITIS VENENATA
Downloaded by iPhune (iphune@gmail.com)
lOMoARcPSD|30990426
Segera, as.
Gigitan, liur, bulu, toksin
fat, basa kuat, Na, kalium hidroksida
era, Famili Staphylinidae, Genus Paederus, dan Spesies Paederus fuscipes cairan hemoliphe (pederin) C2
Jawa Tengah
Lesi
Denaturasi
keratin epidermal
Efek toksik secara Sentuhan/ kontak lansung
langsung
Hilangnya membrane
lemak
Kerusakan dari selemak Tidak langsung
tematos diatasnya terdapat vesikel papul, pustule, bentuk polimorf, multiple, tersebar tergantu
ng lesi kulit yang sama terjadi akibat lesi kulit pertama menempel pa
Dermatitis Venenata
Phytophotodermatitis
Gejala Prodoromal ; sensasi abnormal atau nyeri otot local, nyeri tulang,
pegal, parestesia sepanjang dermatome, gatal, rasa terbakar,
Gejala konsttitusi ; berupa malaise, demam, nyeri kepala,
Erupsi kulit macula eritem terbatas dalam 1 dermatom papul vesikel
jernih berkelompok isi vesikel menjadi keruh vesikel pecah krusta
involusi,
bercak eritematosa berbatas tegas, diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bulla. Ves
eaksi kulit ketika kulit terkena sinar ultraviolet setelah kontak sebelumnya dengan sen
mbelliferae
Lab. Darah
Tzank Test
Patch Test
Downloaded by iPhune (iphune@gmail.com)
lOMoARcPSD|30990426
Pencegahan
• menghindari kontak dengan manusia yang
mengalami iritasi serta menghindari kontak
dengan serangga,
• ika ada serangga yang hinggap di kulit
jauhkan serangga dari badan dengan cara
meniup atau menggunakan selembaran kertas,
• kemudian mencuci daerah yang di hinggapi
dengan menggunakan air dan sabun serta
mencuci pakaian yang digunakan.
• Beberapa serangga tertarik dengan cahaya
terang, maka disarankan untuk tidur dengan
mematikan lampu kamar.
Downloaded by iPhune (iphune@gmail.com)
lOMoARcPSD|30990426
Edukasi
Fase akut
Singkirkan agen penyebabnya.
Balutan kasa yang direndam larutan Burow, di ganti 2 – 3 jam.
Preparat glukokortikoid kelas I topical,
jika terdapat kasus yang lebih parah, dapat digunakan glukokortikoid sistemik
Prednison ; khusus 2 minggu, dengan dosis inisiasi 60mg, diturunkan bertahap 10mg.
- Topikal
Kompres luka dengan NaCl 0.9%
Kortikosteroid topikal : Bethamethason 0,1% cream tube No. I (2x1)
- Sistemik
Antibiotik, untuk infeksi sekunder
Kortikosteroid oral : Pemberian kortikosteroid oral untuk mengurangi dan
mencegah berkembangnya semakin luas dan untuk mengurangi peradangan.
Antihistamin : Pemberian antihistamin untuk keadaan pruritus pasien
dengan mencegah degranulasi sel mast.
R/ Methilprednisolon 3x4 mg
cetirizine tab 1x10 mg
Bethametason valerat 0.1 % cream tube No I (2x1)