FAKULTAS TEKNIK
2023/2024
KATA PENGANTAR
Perwakilan kelompok 5
i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 5
BAB III.................................................................................................................. 17
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 17
B. SARAN ...................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Pengoperasian pembangkit yang menyangga beban dasar ditinjau dari sifat
operasinya yaitu pembangkit yang dioperasikan secara terus-menerus dengan
pembebanan yang cukup tinggi / optimal dan ditinjau dari respon perubahan daya
terhadap waktu ( yaitu pembangkit yang dengan karakteristrik respon perubahan
daya terhadap waktu ( yang rendah seperti PLTU.
1
Sedangkan pengoperasian pembangkit yang menyangga beban puncak
ditinjau dari sifat operasinya yaitu pembangkit yang dioperasikan tidak secara
terus- menerus hanya beberapa jam selama beban puncak berlangsung dan ditinjau
dari dari respon perubahan daya terhadap waktu ( yaitu pembangkit yang dengan
karakteristik respon perubahan daya terhadap waktu ( yang tinggi seperti PLTA dan
PLTG. Untuk dapat memperhitungkan kebutuhan produksi masing-masing jenis
pembangkit tersebut perlu diketahui / diprediksi karakteristik beban dari sisi
penjualan. Adapun permasalahan yang akan dibahas antara lain Bagaimana proses
perencanaan pengembangan sistem pembangkit listrik di Pulau Jawa tahun 2015 –
2024, Berapa
besar daya mampu di Pulau Jawa tahun 2015 - 2024 dan Berapa besar penambahan
kapasitas pembangkit yang diperlukan di Pulau Jawa tahun 2015 - 2024.
Energi listrik merupakan energi utama yang digunakan hampir di seluruh sisi
kehidupan manusia saat ini, dimana semua aktifitas manusia berhubungan dengan
listrik. Seiring kemajuan zaman, permintaan akan energi lsitrik semakin meningkat.
Perusahaan Listrik Negara atau biasa disebut PT. PLN sebagai penyedia jasa listrik
harus bisa men-supply kebutuhan listrik rumah tangga maupun perkantoran yang
sangat besar dengan tetap meperhatikan daya listrik yang dihantarkan ke kosumen
(Pramnamto, 2008).
Kini tenaga listrik merupakan landasan bagi kehidupan era modern dan perlu
tersedianya dalam jumlah dan mutu yang cukup, sebagai syarat bagi suatu
masyarakat yang memiliki taraf kehidupan yang baik dan perkembangan industri
yang maju. Produksi dilakukan untuk pembangkitan berupa produksi tenaga listrik
yang dilakukan dalam pusat tenaga listrik dengan menggunakan penggerak mula
dan generator. Selesai produksi dilakukan penyaluran yang memindahkan tenaga
listrik dari pusat tenaga listrik secara besar-besaran ke gardu induk. Gardu induk
terletak berdekatan dengan suatu pusat pemakaian berupa kota atau industri besar.
Kemudian dari gardu induk didistribusikan ke gardu distribusi dan ke para
pengguna atau konsumen (Abdul Kadir, 1996).
2
Dalam PLTU, energi primer yang dikonversikan menjadi energi listrik adalah
bahan bakar. Bahan bakar yang dapat digunakan dapat berupa (padat), minyak
(cair), atau gas. Ada kalanya PLTU menggunakan kombinasi beberapa macam
bahan bakar. Sehingga berdasarkan uraian diatas kita dapat mengetahui pada PLTU
menggunakan uap hasil pembakaran bahan bakar yang digunakan untuk dapat
menggerakkan turbin yang ada pada PLTU (Djiteng Marsudi, 2005).
PT. PLN merupakan Badan Usaha Milik Negara yang mengurusi semua aspek
kelistrikan yang ada di Indonesia. Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Tanjung Jati B, PT. PLN mempercayakan operasi dan pemeliharaan kepada PT.
TJB Power Services. Yang merupakan anak perusahaan dari Medco Energi Power
Indonesia, serta bekerjasama dengan perusahaan asing dari Finlandia yaitu Fortum.
Sebagai objek vital negara yang memasok kebutuhan listrik untuk Jawa dan
Bali, tentunya PLN Tanjung Jati B sering melakukan pembelian barang dan jasa
guna kebutuhan operasional. Untuk itu PT. PLN memiliki beberapa pesyaratan
administratif untuk mendaftar menjadi vendor. Yaitu dengan menyerahkan
company profile yang berisi SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), NPWP (nomor
Pokok Wajib Pajak), TDP (Tanda Daftar Perusahaan), akta pendirian perusahaan,
surat penunjukan agensi, laporan keuangan yang telah diaudit, serta dokumen
pendukung lainnya. Namun kelengkapan dokumen administratif tidak dapat
menjamin vendor tersebut dapat diundang dalam sebuah tender atau bidding. Hal
ini dikarenakan user dapat menuliskan vendor kandidat pada purchase requisition
(PR) yang telah mereka ajukan kepada team procurement and purchasing.
Penunjukan langsung kepada sebuah vendor bisa terjadi karena beberapa faktor.
Yaitu karena sebelumnya sudah melakukan pemesanan barang atau jasa yang sama
3
kepada vendor tersebut, kemudian mutu barang atau jasa yang dipesan sesuai
dengan harapan user sebagai pengguna. Namun timbul pula penilaian bahwa
adanya gratifikasi. Dengan begitu tentunya buyer kesulitan dalam menentukan
vendor mana saja yang akan diundang. Jika pembelian barang atau jasa langsung
ditujukan kepada vendor yang telah dituliskan oleh user pada PR, maka tentunya
hal tersebut adalah bersifat subjektif. Namun buyer sendiri hanya berurusan dengan
dokumen, hal tersebut juga yang membuat buyer makin kesulitan. Apabila vendor
yang dipilih bukanlah sesuai dengan permintaan user, maka apabila barang yang
sudah dipesan ternyata cepat rusak atau tidak sesuai dengan yang diharapkan, dalam
hal ini user dapat menyalahkan buyer.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pembangkit tenaga listrik?
2. Bagaiamana cara kerja atau proses dari pengoperasian pembangkit tenaga
listrik?
3. Apa saja jenis-jenis sistem Pembangkit Tenaga Listrik?
4. Apa saja jenis-jenis pembangkit energi listrik?
5. Apa saja masalah utama dalam pembangkit energi listrik?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Pembangkit listrik tenaga panas bumi menggunakan uap panas yang berasal dari
dalam perut bumi untuk memutar turbin atau untuk memanaskan air seperti pada
PLTU. Sedangkan PLTS menggunakan sel surya untuk mengubah energi panas
matahari menjadi energi listrik.Masing-masing jenis pembangkit mempunyai sifat
dan karakteristik yang berbeda-beda, sehingga pembangunannya disesuaikan
dengan keadaan dan kebutuhannya.
6
.
Keterangan:
I. Pembangkit dengan energi primer tak terbarukan. Energi Primer tak terbarukan
merupakan bahan bakar fosil. (Non renewable seperti : Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga
Gas dan Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
7
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
(PLTB), dan lain-lain). Sehubungan dengan bahan bakar fosil di Indonesia semakin
menipis, untuk itu Pemerintah Indonesia merencanakan penggunaan energi primer
terbarukan untuk meningkatkan penggunaan energi primer yang terbarukan yang
masih berpotensi untuk dikembangkan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Thermal
dengan menggunakan biofuel, PLTP,
Ditinjau dari respon perubahan daya terhadap waktu ( , untuk itu jenis pembangkit
bisa dikategorikan menjadi 2 yaitu :
8
1. Sistem Transmisi
Sistem transmisi yaitu sistem penyaluran yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga
listrik dengan tegangan operasi tegangan tinggi (TT), tegangan ekstra tinggi, atau
tegangan ultra tinggi. Saluran transmisi terhubung antara gardu induk (Bay GI
pembangkit atau GI beban) ke GI yang lain (Bay GI pembangkit atau GI beban).
2. Sistem Distribusi
Menengah (TM) Saluran distribusi tegangan menengah (TM) atau yang biasa
disebut dengan sistem distribusi primer berfungsi untuk menyalurkan tegangan
listrik dengan operasi tegangan menengah (TM) yaitu dari busbar tegangan
menengah (TM) di gardu induk (GI) sampai sisi tegangan menengah (TM) trafo
distribusi di gardu distribusi yang terjauh atau sampai sisi tengangan menengah
(TM) trafo pelanggan tegangan menenga (TM).
Rendah (TR) Saluran distribusi tegangan rendah (TR) atau biasa disebut dengan
sistem distribusi sekunder berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dengan
operasi
tengangan rendah (TR) yaitu dari sisi sekunder trafo distribusi sampai titik
pelanggan terjauh.
9
matahari. Menurut jenis prosesnya, ada pembangkit termis dan pembangkit non
termis.
A. Pembangkit Termis
Energi primer untuk pusat pembangkit listrik thermal berupa bahan bakar.
Penyediaan bahan bakar harus optimal, meliputi: pengadaan bahan bakar,
transportasi bahan bakar, dan penyimpanan bahan bakar serta faktor keamanan dari
resiko terjadinya kebakaran karena kebakaran dapat diakibatkan oleh faktor
kelalaian manusia dalam menyimpan bahan bakar maupun akibat terjadinya reaksi
kimia dari bahan bakar itu sendiri Energi primer pada PLTA adalah air, proses
10
pengadaanya dapat berasal asli dari alam dan dapat berasal dari sungai-sungai dan
air hujan yang ditampung pada waduk atau bendungan. Pada PLTA, diperlukan
daerah konservasi hutan pada daerah aliran sungai (DAS) agar supaya hutan
berfungsi sebagai penyimpan air sehingga tidak timbul banjir di musim hujan dan
sebaliknya tidak terjadi kekeringan pada saat musim kemarau.
3. Masalah Limbah
Pusat Listrik Tenaga Uap yang menggunakan bahan bakar batu bara,
menghasilkan limbah abu batu bara dan asap yang mengandung gas S02, C02, dan
NO. Semua PLTU menghasilkan limbah bahan kimia dari air ketel (blow down).
Pada PLTD dan PLTG menghasilkan limbah yang berupa minyak pelumas. PLTA
tidak menghasilkan limbah, tetapi limbah yang berasal dari masyarakat yang masuk
ke sungai sering menimbulkan gangguan pada PLTA.
4. Masalah Kebisingan
Pada pusat listrik thermal dapat menimbulkan suara keras yang merupakan
kebisingan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya, sehingga tingkat kebisingan
yang ditimbulkan harus dijaga supaya tidak melampaui standar kebisingan yang
ditetapkan.
11
5. Operasi
Operasi pusat pembangkit listrik sebagian besar 24 jam sehari. Selain itu
biaya penyediaan tenaga listrik sebagian besar (±60%) untuk operasi pusat
pembangkit listrik, khususnya untuk pengadaan bahan bakar, sehingga perlu
dilakukan operasi pusat pembangkit listrik yang efisien. Apabila pusat pembangkit
listrik beroperasi dalam sistem interkoneksi, (yaitu pusat listrik yang beroperasi
paralel dengan pusat-pusat pembangkit listrik lain melalui saluran transmisi), maka
pusat pembangkit listrik harus mengikuti dan memenuhi pola operasi sistem
interkoneksi.
6. Pemeliharaan
12
Pada persoalan teknis yang perlu diperhatikan adalah tindakan apa yang
harus dilakukan untuk memeliharaatau merawat dan atau memperbaiki/mereparasi
mesin atau peralatan yang rusak, serta alat-alat atau komponen apa saja yang harus
dibutuhkan dan harus disediakan agar tindakan pada pekerjaan pemeliharaan atau
merawat dan atau memperbaiki mesin atau peralatan yang rusak dapat dilakukan.
meliputi:
a) Pemeliharaan bangunan
13
a) Bagian-bagian yang bergeser, seperti: bantalan, cincin pengisap
e) listrik.
a) Inspeksi (Inspection)
meliputi:
14
2. Penggunaan mesin dan atau peralatan harus sesuai dengan fungsi atau
kegunaan
efisien adalah:
b) perusahaan.
15
7. Gangguan dan Kerusakan
8. Pengembangan Pembangkit
Pada umumnya, pusat listrik yang berdiri sendiri maupun yang ada dalam
Jika gedung pusat listrik yang ada masih memungkinkan untuk penambahan
unit pembangkit, maka pengembangan pembangkitan dapat dilakukan dengan
menambah unit pembangkit dalam gedung pusat listrik yang telah ada tersebut.
Tetapi jika tidak ada lagi kemungkinan memperluas gedung pusat listrik yang ada,
maka harus dibangun pusat listrik yang baru. Pengembangan pembangkitan
khususnya dalam sistem interkoneksi, selain harus memperhatikan masalah
gangguan dan kerusakan juga harus memperhatikan masalah saluran transmisi
dalam sistem.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah energi listrik dibangkitkan oleh pusat pembangkit listrik, energi ini
disalurkan melalui jaringan transmisi dan distribusi untuk mencapai konsumen
akhir. Proses konversi energi primer menjadi energi listrik dilakukan di pusat
pembangkit listrik, yang kemudian mengubahnya menjadi energi mekanik untuk
menggerakkan generator listrik. Tegangan listrik kemudian dinaikkan sebelum
disalurkan melalui jaringan transmisi menggunakan tegangan tinggi, seperti 70 kV,
150 kV, 275 kV, dan 500 kV. Sistem distribusi kemudian menyalurkan energi listrik
dengan tegangan menengah (TM) atau tegangan rendah (TR) kepada konsumen.
B. SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Pramnamto. (2008). Peran dan Tantangan PLN dalam Mensuplai Kebutuhan Listrik
di Era Modern. Jurnal Energi dan Kelistrikan, 12(2), 75-84.
18