LANDASAN TEORI
pengukuran adalah proses kuantifikasi dan tindakan mengarah pada kinerja 1. Sistem
pengukuran kinerja secara historis berkembang sebagai cara untuk memonitor dan
menjaga kontrol organisasi yang merupakan proses untuk memastikan bahwa organisasi
diharapkan mampu bertahan dan mengikuti persaingan dan perkembangan yang ada.
ynag paling baik (advanced), yang mana banyak kebutuhan yang harus
1
Andy Neely, et. Al.,”Performance measurement system design: A literature review and research
agenda”’ International Journal of Operation and Production Management, Vol. 15 No. 4, 1995, pp.80
Sistem ini mampu melihat kinerja dari pandangan yang multidimensi dan
perspektif dan horizon waktu yang berbeda. Sistem ini mendukung inovasi dan
pembelajaran dan berorientasi pelanggan. Tujuan daris sistem ini adalah lebih
aliran kas, dan produktivitas pekerja. Sistem ini berorientasi pada profit dan
tujuan organisasi yang berhubungan dengan tujuan primer dan tujuan sekunder,
kekayaan.
implementasi konsep tersebut. Balanced Scorecard terdiri dari dua kata: kartu skor
(scorecard) dan berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk
mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk
merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel di masa depan 2. Melalui
kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel di masa depan dibandingkan dengn
evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk
menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek:
keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern.
Oleh karena itu, jika kartu skor personel digunakan untuk merencanakan skor yang
jangka pendek dan kinerja jangka panjang, serta antara kinerja yang bersifat intern dan
Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi perusahaan.
Tujuan dan ukuran kinerja dalam Balanced Scorecard lebih dari sekumpulan ukuran
kinerja keuangan dan non keuangan khusus, semua tujuan dan ukuran ini diturunkan
dari suatu proses atas ke bawah (top down) yang digerakkan oleh misi dan strategi unit
bisnis, seperti pada Gambar 3.1. Balanced Scorecard menekankan bahwa semua ukuran
2
Mulyadi, balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan
Perusahaan, Penerbit Salemba Empat, 2001, hlm 4
Finansial
“Untuk berhasil
secara finansial, apa
if
n
an
yang harus kita
ra
ra
at
ju
sa
ku
isi
Tu
Sa
In
U
perlihatkan kepada
para pemegang saham
kita?”
if
if
n
n
an
an
ra
ra
ra
ra
at
at
ju
ju
pelanggan kita, proses
sa
sa
ku
isi
ku
isi
Tu
Tu
Sa
Sa
In
In
U
U
harus kita STRATEGI bisnis apa yang harus
perlihatkan pada kita kuasai dengan
pelanggan kita?” baik?”
if
n
an
ra
ra
at
ju
kita memlihara
sa
ku
isi
Tu
Sa
In
U
kemampuan kita
untuk berubah dan
meningkatkan diri?”
Strategis
strategis, sejak tahap perumusuan stratetgi sampai dengan tahap implementasi dan
Perencanaan Strategik
Penyusunan Anggaran
Implementasi
Pemantauan
Manajemen Strategis
terhadap trend perubahan lingkungan makro dan lingkungan industry ke perspektif yang
luas: keuangan, pelanggan (customer), proses bisnis internal, dan pembelajaran dan
menfasirkan dampak trend perubahan lingkungan bisnis yang kompleks terhadap misi,
visi, dan tujuan (goals) perusahaan. Di samping itu, pada tahap perumusan strategi,
perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan di masa depan.
menjanjikan efektifitas misi, visi, dan tujuan yang dipilih untuk membangun masa
efektivitas strategi yang dipilih untuk mewujudkan misi, visi, dan tujuan perusahaan.
komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur. Dalam tahap perencanaan strategis ini
untuk menilai secara komprehensif kinerja personel. Oleh karena sejak perencanaan
maka penindaklanjutan rencana dan penilaian kinerja personel perlu dilakukan secara
komprehensif.
untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting 3 seperti Gambar 3.3, yaitu:
tujuan strategis yang lebih spesifik. Untuk berbagai tujuan keuangan, tim scorecard
dan pasar, profitabilitas atau menghasilkan arus kas (cash flow). Untuk perspektif
pelanggan, tim manajemen harus menyatakan dengan jelas pelanggandan segmen pasar
3
Kaplan, Robert S., Norton, David P.,”Balanced Scorecard: Menerjemahkan Strategi Menjadi Aksi”, alih
bahasa Peter R. yossi Pasla, Erlangga 2000, hlm 11
Strategis
terkahir, tujuan pertumbuhan dan pembelajaran, memberi alasan logis terhadap adanya
kebutuhan investasi yang besar untuk melatih ulang para pekerja, dalam teknologi dan
organisasi melalui surat edaran, papan bulletin, video dan bahkan secara elektronik
mengenai tujuan penting yang harus dicapai agar strategi organisasi berhasil. Scorecard
juga memberi dasar untuk mengkomunikasikan strategi unit bisnis untuk mendapatkan
memahami tujuan- tujuan jangka panjang unit bisnis dan juga strategi untuk mencapai
Stategis
untuk mendorong terjadinya perubahan. Untuk itu para eksekutif senior harus
menentukan sasaran bagi berbagai ukuran scorecard untuk tiga atau lima tahunan, jika
mencerminkan adanya perubahan dalam kinerja unit bisnis. Bila sasaran untuk ukuran
manajer dapat memadukan inisiatif mutu strategis, waktu tanggap dan rekayasa ulang
perusahaan untuk:
tersebut.
nonkeuangan.
dalam suatu kerangka kerja pembelajaran strategi. Proses ini adalah yang paling inovatif
dan merupakan aspek yang paling penting dari seluruh proses manajemen scorecard.
perusahaan. Perbaikan- perbaikan ini tercermin dalam sasaran- sasaran yang secara
khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, pertumbuhan usaha, dan nilai
pemegang saham.
1. Growth (bertumbuh)
2. Sustain (bertahan)
3. Harvest (menuai)
memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik.
Di sini, manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau
jasa baru, membangun dan mengembangkan suatu produk/ jasa dan fasilitas produksi,
distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta membina dan megembangkan
beroperasi dengan arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang
rendah. Dengan demikian, tolak ukur kinerja yang cocok dalam tahap ini adalah,
misalnya, tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam segmen pasar yang
telah ditargetkan.
dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini,
besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. Tolak ukur yang kerap
digunakan pada tahap ini, misalnya, Return On Investment (ROI), Return On Capital
menuai hasil investasi di tahap- tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik
pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan utama dalam tahap ini,
sehingga diambil sebagai tolak ukur, adalah memaksimumkan arus kas masuk dan
segmen pasar yang akan dimasuki. Segmen pasar merupakan sumber yang menjadikan
Indikator utama perspektif pelanggan pada umunya sama untuk semua jenis
1. Pangsa pasar
2. Retensi pelanggan
3. Akuisisi pelanggan
4. Kepuasan pelanggan
5. Profitabilitas pelanggan
PANGSA PASAR
KEPUASAN
PELANGGAN
Pangsa pasar menggambarkan proporsi bisnis yang dijual oleh sebuah unit bisnis
di pasar tertentu (dalam bentuk jumlah pelanggan, uang yang dibelanjakan, atau volume
pelanggan baru. Akuisisi pelanggan dapat diukur dengan banyaknya jumlah pelanggan
baru atau jumlah penjualan kepada pelanggan baru di segmen yang ada. Perusahaan
dapat mengukur biaya yang dikeluarkan untuk satu pelanggan baru yang diperoleh, dan
rasio pendapatan dari pelanggan baru untuk setiap usaha penjualan atau untuk setiap
kriteria kinerja tertentu di dalam proporsi nilai, misalnya dengan membandingkan antara
kualitas produk yang didapat oleh pelanggan (ekspektasi pelanggan) dengan kebutuhan
diperoleh dari pelanggan atau segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran
memungkinkan manajer untuk megetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan
apakah produk dan atau jasa mereka sesuai dengan speisifikasi pelanggan. Kaplan dan
1. Proses Inovasi
2. Proses Operasi
4
Kaplan, Robert S., Norton, David P.,”Balanced Scorecard: Menerjemahkan Strategi Menjadi Aksi”, alih
bahasa Peter R. yossi Pasla, Erlangga 2000, hlm 80
adalah:
1. Kapabilitas pekerja
faktor kunci sukses bagi suatu organisasi. KPI dapat berbeda tergantung pada organisasi
yang bersangkutan. Suatu bisnis bisa memiliki persentase pendapatan yang didapat dari
pelanggan yang kembali sebagai KPI-nya. Suatu sekolah bisa memfokuskan KPI-nya
pada jumlah murid yang tamat. Suatu departemen customer service perusahaan
telekomunikasi dapat menggunakan jumlah panggilan yang terjawab pada satu menit
melambangkan tujuan (goals) dari organisasi tersebut, kunci sukses organisasi, dan
harus dapat terukur (quantifiable/ measurable). KPI biasanya merupakan suatu rencana
5
Kaplan, Robert S., Norton, David P.,”Balanced Scorecard: Menerjemahkan Strategi Menjadi Aksi”, alih
bahasa Peter R. yossi Pasla, Erlangga 2000, hlm 110
peride 1971-1975 ketika di Wharton School. Dalam perkembangannya, AHP tidak saja
seluruh masalah kerumitan. Hal ini dimungkinkan karena AHP cukup mengandalkan
pada intuisi sebagai input utamanya, namun intuisi harus datang dari pengambilan
keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah keputusan yang dihadapi.
Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran. Ia digunakan
untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang diskrit maupun
kontinu. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari
suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan preferensi relatif. AHP
3.7.1. Decomposition
pemecahan persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya sampai tidak mungkin lagi
dilakukan pemecahan lebih lanjut. Ada dua jenis hierarki, yaitu lengkap dan tidak
6
T.L. Saaty, Decision Making for Leaders – the Analytic Hierarchy Process for Decisions in a Complex
World, RWS Publications, Pittsburgh, 1999, hlm. 5
penilaian ini akan tampak lebih rapi apabila disajikan dalam bentuk matriks yang
elemen-elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteria atau tujuan yang
artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka elemen j harus sama
dengan 1/3 kali pentingnya dibanding elemen i. Di samping itu perbandingan dua
elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting. Jika terdapat n elemen, maka
mendapatkan local priority. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap
tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesa diantara local
setting.
kriteria yang berbeda. Prosedur normal AHP untuk membuat komparasi pasangan ini
adalah : para pewawancara membuat skala preferensi verbal dari para pengambil
keputusan itu. Namun, bila para pengambil keputusan harus membuat perbandingan
yang cukup banyak (tiga atau lebih), ia dapat saja kehilangan telusuran tentang respon
sebelumnya. Oleh karena AHP dibuat berdasarkan respon-respon ini, adalah penting
sekali untuk menjaga agar respon tersebut absah (valid) serta konsisten. Artinya,
preferensi yang diberikannya pada suatu set komparasi pasangan haruslah konsisten
Ketidakkonsistenan ini bisa saja menyusup ke dalam AHP jika para pengambil
keputusan diminta untuk membuat respon verbal untuk komparasi pasangan yang
banyak. Secara umum memang hal ini tidak menjadi masalah yang serius; sampai batas
tertentu sedikit inkonsistensi dapat saja terjadi. Namun, kita perlu menghitung sebuah
ini.
λ maks − n
CI =
n −1
Keterangan :
diterima. Untuk ini, bandingkan CI dengan indeks random yakni indeks konsistensi dari
matriks komparasi pasangan secara random. Harga RI ditunjukkan pada tabel 3.2.
CR = CI / RI
Keterangan :
CR : Consistency Ratio
CI : Consistency Index
CI / RI < 0,10
n 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pada dasarnya suatu model hirarki dari masalah sosial dimulai dari suatu fokus
atau tujuan menyeluruh turun kepada kriteria dan bahkan mungkin turun sampai ke sub-
kriteria yang pada akhirnya kepada alternatif-alternatif di mana pilihan akan dibuat dan
ditentukan.
untuk mengurutkan prioritas keempat pilihan dengan kriteria itu. Pertanyaan yang harus
diajukan untuk keperluan dalam menyusun matriks komparasi pasangan adalah: Berapa
kali kriteria no. 1 lebih penting dibanding kriteria no 2, 3 dan 4? Jawaban ini akan
mengisi elemen matriks. Misalnya kriteria no. 3 itu 3 kali lebih disukai dibanding
kriteria no. 1 maka angka 3 akan mengisi posisi (3,1) dan berdasarkan aksioma
reciprocal angka 1/3 = 0.3333 dengan sendirinya akan mengisi posisi transpose yaitu
posisi (1,3). Sebagai contoh diperoleh matriks komparasi pasangan pada tabel 3.3.
berikut:
Kriteria 1 2 3 4
1 1 1 0.3333 1
2 1 1 0.3333 1
3 3 3 1 1
4 1 1 1 1
antara masing-masing kriteria yang ada. Langkah ini di dalam AHP disebut langkah
angka preferensi yang cukup baik untuk masing-masing keputusan di dalam masing-
masing kriteria.
1 =1
pembobotan untuk masing-masing elemen yang ditunjukkan dalam Tabel 3.4 dibawah
ini.
Kriteria 1 2 3 4
1 1 1 0.5774 1
2 1 1 0.5774 1
3 1.7321 1.7321 1 1
4 1 1 1 1
Dari hasil penjumlahan matrik banding berpasangan untuk tiap elemen, unsur dan
produk di atas, selanjutnya dihitung matriks normalisasi dengan cara membagi masing-
masing angka di setiap kolom dengan jumlah kolom masing-masing dan dilanjutkan
Tabel 3.5. Matrik Normalisasi dan Rata-Rata Baris untuk Elemen Level 2
sebagai berikut :
0.86274/0..2139 4.0331
0.86274/0..2139 4.0331
=
1.31319/0..3248 4.0436
1.00000/0.2474 4.0419
n adalah jumlah orde matrik, pada kasus ini adalah matriks berorde 4,
λ maks − n 4.0379 − 4
CI = = = 0.01264
n −1 4 −1
Random Index (RI) dengan n = 4 adalah 0.90 (diperoleh dari tabel random index),
Ini menunjukan bahwa konsistensi baik, karena nilai CR ≤ 0,1 . Maka dapat
METODOLOGI PENELITIAN
untuk pabrik kelapa sawit. Produk yang dihasilkan berupa mesin-mesin dalam
pembuatan minyak kelapa sawit. Perusahaan berlokasi di Jalan MG. Manurung I No. 8
1. Melakukan studi perusahaan serta pengidentifikasian visi, misi, nilai dasar dan
3. Melakukan pengukuran kinerja berdasarkan KPI untuk tiap perspektif dalam skema
Balanced Scorecard.
Microsoft Excel.
6. Melakukan analisa terhadap kinerja perusahaan. Dari analisa kinerja ini dirumuskan
Langkah- langkah dalam penelitian ini juga dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Objek penelitian yang diteliti adalah kinerja PT. Putra Tunas Megah.
Adapun variabel yang mempengaruhi kinerja PT. Putra Tunas Megah adalah
sebagai berikut:
7. Perspektif pelanggan
8. Perspektif keuangan
Pengumpulan Data
Data Sekunder:
Data Primer: 1. Data keuangan
1. Profil Perusahaan 2. Data pelanggan
2. Visi, Misi dan Strategi 3. Data incoming material
3. Penentuan kriteria masing- masing 4. Data ketepatan pengiriman
Perspektif 5. Data tingkat absensi
6. Data pelatihan karyawan
Tidak
Relevan dengan Tujuan
Ya
Key
Pemgukuran Kinerja Perusahaan Performance
Indicator (KPI)
Kesimpulan
Selesai
Pelaksanaan Penelitian dilakukan selama kurun waktu satu bulan setelah Surat
Balanced Scorecard
Microsoft Excel..
Block Diagram pengolahan data dapat dilihat pada gambar 4.2. berikut:
Mulai
Menghitung Indikator
Perspektif Keuangan
Menghitung Indikator
Perspektif Pelanggan
Menghitung Indikator
Perspektif Proses Bisnis
Internal
Menghitung Indikator
Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran
Selesai
Balanced Scorecard. Dari analisis kinerja ini dirumuskan inisiatif strategis yang dapat
dilakukan perusahaan.
PT. Putra Tunas Megah merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak
dalam bidang konstruksi dan pembuatan mesin-mesin untuk keperluan pabrik kelapa
sawit. Pada awalnya, perusahaan ini memproduksi mesin-mesin pabrik kelapa sawit
dalam skala kecil. Namun seiring dengan meningkatnya permintaan pasar, maka
pemasarannya. Dan saat ini, perusahaan Putra Tunas Megah telah mengembangkan
Produk yang dihasilkan PT. Putra Tunas Megah ini berupa mesin-mesin untuk
keperluan pabrik kelapa sawit. Produk yang dihasilkan adalah berdasarkan order dari
konsumen. Produk utama dari perusahaan ini adalah sterilizer dan pintu sterilizer
konsumen. Konsumen perusahaan ini berasal dari perkebunan milik negara maupun
Daerah pemasaran hasil-hasil produksi PT. Putra Tunas Megah tidak hanya
mencakup pabrik-pabrik kelapa sawit di Sumatera Utara tetapi juga telah mencapai
seluruh wilayah Sumatera mulai dari Aceh hingga Pekan baru dan juga wilayah
Kalimantan serta Sulawesi. PT. Putra Tunas Megah ini sudah cukup terkenal dikalangan
Karena sistem produksinya yang bersifat make to order (dibuat berdasarkan datangnya
pesanan), maka daerah pemasaran hasil produksi PT. Putra Tunas Megah ini tidak
1.4. Identifikasi Visi, Misi dan Strategi PT. Putra Tunas Megah
menyusun perencanaan bisnis dan menetapkan visi dan misi perusahaan, yang
Untuk mewujudkan visinya, PT. Putra Tunas Megah memiliki misi sebagai
berikut:
1. Secara aktif berpartisipasi di dalam tender pembangunan pabrik kelapa sawit dan
permintaan.
4. Menjaga kualitas produksi dengan melakukan pengawasan yang ketat terhadap para
1. Strategi keuangan
2. Strategi pemasaran
3. Strategi operasional
Keempat strategi perusahaan tersebut akan dipaparkan lebih lanjut pada subbab
berikut.
berada dalam jumlah yang dapat diterima oleh pihak manajemen. Upaya ini berupa
penekanan biaya operasional dan melakukan pembelian bahan baku produksi pada
pemasok yang dapat memberikan harga yang paling kompetitif dengan kualitas bahan
pengirimannya.
pengiriman produk kepada pelanggan. Oleh karena produk sterilizer door PT. Putra
Tunas Megah adalah dengan menggunakan sistem make to order, maka ketepatan
waktu pengiriman produk menjadi kunci sukses bagi perusahaan di dalam bersaing.
Selain ketepatan waktu pengiriman, perusahaan juga memfokuskan pada faktor kualitas
produk. Produk sterilizer door yang berkualitas adalah produk yang sesuai dengan
spesifikasi permintaan pelanggan dan dapat digunakan dengan baik setelah proses
fabrikasi selesai.
mesin sterilizer (alat untuk melakukan proses perebusan tandan buah sawit). Tanpa
adanya sterilizer door, proses perebusan buah tidak akan mungkin dapat berjalan dan
karenanya ketepatan waktu pengiriman sterilizer door merupakan hal yang sangat
signifikan.
strategi yang memfokuskan pada efisiensi proses produksi dari segi waktu dan biaya.
yang dilakukan adalah terhadap kualitas bahan baku yang dipasok dan ketepatan waktu
pengiriman bahan baku dari sejak pemesanan dilakukan. Hal ini merupakan upaya
perusahaan untuk menjaga agar Jadwal Induk Produksi (JIP) tidak mengalami
Strategi PT. Putra Tunas Megah untuk bidang Sumber Daya Manusia (SDM)
pemberian pelatihan.
Dalam kerangka Balanced Scorecard, visi dan misi perusahaan dapat dipetakan
ke dalam masing- masing perspektif Balanced Scorecard. Pemetaan visi dan misi ke
yang terpercaya di Indonesia dan produsen sterilizer door yang dominan di pasar pabrik
Perspektif Visi
Keuangan -
Produsen sterilizer door yang dominan di
Pelanggan
pasar pabrik kelapa sawit
Menjadi kontraktor pabrik kelapa sawit
Proses Bisnis Internal
yang terpercaya di Indonesia
Pertumbuhan dan Pembelajaran -
Dari pemetaan di atas dapat dilihat bahwa visi perusahaan belum mencerminkan
perusahaan belum menetapkan visi yang yang lengkap dalam kerangka Balanced
Scorecard.
1. Secara aktif berpartisipasi di dalam tender pembangunan pabrik kelapa sawit dan
permintaan.
Perspektif Misi
Mengelola dan menjaga biaya operasional
perusahaan sehingga margin keuntungan
Keuangan
perusahaan dapat maksimal.
Pertumbuhan dan
-
Pembelajaran
terhadap strategi- strategi fungsional perusahaan yaitu strategi bidang keuangan, strategi
Perspektif Strategi
Peningkatan pendapatan melalui pengelolaan biaya
Keuangan
operasional
1. Selektif pada pemilihan pemasok
Pelanggan
2. Fokus pada pengiriman produk
1. Fokus pada ketepatan penyelesaian produk
Proses Bisnis Internal
2. Efisiensi produksi dari segi waktu dan biaya
Pertumbuhan dan
Meningkatkan kualitas dan produktivitas SDM
Pembelajaran
Pada subbab ini akan dijabarkan sasaran strategis PT. Putra Tunas Megah untuk
1. Peningkatan profitabilitas (net margin) perusahaan: rasio antara laba bersih dengan
(utilisasi) berbagai aktiva yang telah diinvestasikan pada perusahaan: rasio antara
per tahun.
waktu.
3. Penurunan permasalahan bahan baku: penurunan jumlah kasus retur semua bahan
baku produksi.
terlambat penyelesaiannya.
perusahaan:
1. Peningkatan kepuasan pekerja: penurunan tingkat absensi rata- rata karyawan per
tahun.
4. Training coverage yaitu persentase karyawan yang mendapat pelatihan dalam satu
tahun.
ukuran kinerja dari sasaran- sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Pada subbab berikut akan dijabarkan indikator- indikator pengukuran kinerja PT.
Putra Tunas Megah dengan metode Balanced Scorecard, yakni perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran.
Key Performance Indicator dan target yang ditetapkan PT. Putra Tunas Megah
dari tiap- tiap sasaran strategis pada perspektif keuangan dapat dilihat pada Tabel 5.4.
berikut ini.
Key Performance Indicator dan target yang ditetapkan PT. Putra Tunas Megah
dari tiap- tiap sasaran strategis pada perspektif pelanggan dapat dilihat pada Tabel 5.5.
berikut ini.
Key Performance Indicator dan target yang ditetapkan PT. Putra Tunas Megah
dari tiap- tiap sasaran strategis pada perspektif proses bisnis internal dapat dilihat pada
Key Performance Indicator dan target yang ditetapkan PT. Putra Tunas Megah
dari tiap- tiap sasaran strategis pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dapat
Pengukuran kinerja PT. Putra Tunas Megah dilakukan untuk tahun operasional
2009 yaitu dengan cara membandingkan hasil yang dicapai perusahaan terhadap target
yang telah ditetapkan pada tahun yang bersangkutan. Pengukuran kinerja ini dilakukan
penggunaan anggaran.
Semakin besar rasio menunjukkan profitabilitas perusahaan yang lebih baik seperti
Investment) yang merupakan rasio antara laba bersih dengan total aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio ROI, semakin baik tingkat
Indikator yang digunakan untuk mengukur utilisasi aktiva perusahaan adalah rasio
penjualan terhadap total aktiva perusahaan. Semakin tinggi rasio, semakin tinggi
tingkat penggunaaan aktiva perusahaan yang dapat dilihat pada tabel 5.10.
dianggarkan.
2008 1.053.354.476,15
2009 1.247.450.529,67
Untuk mengukur kualitas produk yang digunakan oleh pelanggan, indikator yang
digunakan adalah persentase produk yang dikembalikan (retur) atau jumlah produk
baru yang harus diservis setelah pemasangan terhadap jumlah produk yang
Indikator yang digunakan untuk mengukur komplain mutu adalah banyaknya kasus
komplain kualitas produk yang terjadi pada satu bulan. Tabel 5.13 berikut
menunjukkan jumlah kasus komplain mutu produk perusahaan pada tahun 2009.
Januari 2
Februari 1
Maret 0
April 0
Mei 0
Juni 0
Juli 1
Agustus 1
Oktober 0
November 0
Desember 0
3. Mempertahankan pelanggan
Indikator yang digunakan untuk mengukur sasaran ini adalah persentase pelanggan
lama (pelanggan yang melakukan pembelian pada tahun 2008) yang melakukan
pembelian ulang pada tahun 2009 dibandingkan dengan jumlah pelanggan total
Tabel 5.14. Jumlah Pelanggan Lama dan Pelanggan Baru pada Tahun 2009
2008 8 5 13
Indikator yang digunakan adalah jumlah pertambahan pelanggan per tahun pada
tahun 2009. Pada tahun 2009, perusahaan memiliki 5 pelanggan baru yang membeli
bahan baku
Indikator yang digunakan adalah rata- rata waktu kecepatan pengiriman terhadap
permintaan semakin baik. Tabel 5.15. menunjukkan rata- rata waktu respon
I
16
II
18
III
20
IV
20
Rata- rata 19
satu produk lebih lama dibandingkan dengan waktu yang telah ditetapkan manajer
produksi. Pada tahun 2009, PT. Putra Tunas Megah mengalami 3 (tiga) kasus
keterlambatan.
yang digunakan adalah tingkat ketepatan waktu pengiriman (on time delivery).
Januari 6 0 0%
Februari 6 1
16.67%
Maret 5 1
20.00%
April 5 2
40.00%
Mei 5 2
40.00%
Juni 6 1
16.67%
Juli 6 0
0.00%
Agustus 6 0
0.00%
87,50%.
Indikator yang digunakan adalah banyaknya frekwensi rata- rata kasus retur bahan
baku kepada pemasok per tahun yang dapat dilihat pada tabel 5.17.
Januari 1
Februari 0
Maret 0
April 0
Mei 0
Juni 1
Agustus 0
Semptember 4
Oktober 0
November 0
Desember 1
Total 7
Indikator yang digunakan pada sasaran strategis ini adalah frekwensi keterlambatan
waktu penerimaan material per bulan yang dapat dilihat pada tabel 5.18.
Januari 7
Februari 4
Maret 0
April 0
Mei 1
Juni 3
Juli 5
Semptember 2
Oktober 2
November 1
Desember 1
Total 29
training coverage.
Indikator yang digunakan untuk mengukur kepuasan bekerja para karyawan adalah
dengan perhitungan tingkat absensi rata- rata karyawan per tahun yang dapat dilihat
Bulan % Absen
Januari
11.25%
Bulan % Absen
November
1.25%
Desember
3.75%
Rata- rata 4.90%
Indikator yang digunakan pada sasaran strategis ini adalah pendapatan rata- rata
karyawan per tahun. Pendapatan rata- rata karyawan PT. Putra Tunas Megah adalah
Rp. 1.106.250.
4. Training coverage.
Indikator yang digunakan pada sasaran strategis ini adalah persentase realisasi
pelatihan untuk karyawan terhadap rencana yang telah disusun oleh pihak
Januari
1 1
Februari
5 4
November 5 5
Desember 5 5
Total 45 33
Dari tabel 5.21. di atas dapat dilihat bahwa 33 dari 45 rencana pelatihan telah terealisasi.
dilihat pada Tabel 5.22. Tabel tersebut menunjukkan kesimpulan dari pengukuran
kinerja yaitu apakah kinerja yang diharapkan (target) sudah tercapai atau tidak tercapai.
Dari 18 indikator yang digunakan, ada sebanyak 3 indikator yang tidak tercapai yaitu
Peta strategi merupakan hubungan sebab akibat antara sasaran strategis pada
setiap perspektif Balanced Scorecard. Sasaran pada satu perspektif tertentu dapat
pada perspektif lainnya, seperti perspektif proses bisnis internal, perspektif pelanggan
Penentuan hubungan sebab akibat antar sasaran strategis akan menghasilkan peta
strategi perusahaan. Peta strategi PT. Putra Tunas Megah dapat dilihat pada Gambar
5.1.
Pengunaan Anggaran
Keuangan Tingkat Profitabilitas
yang Optimal
Utilisasi Aktiva
Peningkatan kualitas
produk
Penurunan permasalahan
bahan baku
Peningkatan ketepatan
waktu pengiriman produk
Peningkatan ketepatan
waktu penyelesaian produk
Pertumbuhan
Tingkat Perputaran Tingkat Pendapatan
dan Kepuasan Karyawan Training coverage
Pembelajaran Karyawan Karyawan
oleh seorang responden ahli. Responden ahli diminta untuk membobotkan kriteria dan
sub kriteria penilaian kinerja perusahaan dalam skema Balanced Scorecard dengan
secara berpasangan tingkat kepentingan relative kriteria dan sub kriteria penilaian
kinerja.
berupa:
a. Bobot lokal/ global untuk setiap kriteria dalam hierarki (untuk level kriteria, bobot
local memiliki nilai yang sama dengan bobot global). Bobot tersebut
b. Bobot lokal untuk setiap sub kriteria dalam hierarki. Bobot tersebut
kriteria lain yang masih berada dalam kriteria yang sama. Hal ini berguna untuk
1. Kuisioner dibuat untuk setiap level pada model hierarki sasaran strategis. Contoh:
level dua yang terdiri dari perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal
2. Elemen pada satu level dibandingkan dengan elemen lain pada level yang sama
Saaty. (1991)
Berikut hasil perolehan data kueisioner yang dimuat dalam bentuk tabel matriks
banding berpasangan.
Kriteria 1 2 3 4
1 1 1 0.3333 3
2 1 1 5 3
3 3 0.2 1 1
4 0.3333 0.3333 1 1
Keterangan:
Unsur
antara masing-masing kriteria yang ada. Langkah ini di dalam AHP disebut langkah
angka preferensi yang cukup baik untuk masing-masing keputusan di dalam masing-
masing kriteria.
Setelah itu, maka diperoleh rata-rata pembobotan untuk masing-masing elemen pada
Kriteria 1 2 3 4
1 1 1 0.5774 1.7321
2 1 1 2.2361 1.7321
3 1.7321 0.4472 1 1
4 0.5774 0.5774 1 1
Total 4.3094 3.0246 4.8134 5.4641
Dari hasil penjumlahan matrik banding berpasangan untuk tiap elemen, unsur dan
produk di atas, selanjutnya dihitung matriks normalisasi dengan cara membagi masing-
masing angka di setiap kolom dengan jumlah kolom masing-masing dan dilanjutkan
Tabel 5.25. Matrik Normalisasi dan Rata-Rata Baris untuk Elemen Level 2
sebagai berikut :
n adalah jumlah orde matrik, pada kasus ini adalah matriks berorde 4,
λ maks − n 4.2011 − 4
CI = = = 0.06703
n −1 4 −1
Random Index (RI) dengan n = 4 adalah 0.90 (diperoleh dari tabel random index),
Ini menunjukan bahwa konsistensi baik, karena nilai CR ≤ 0,1 . Maka dapat
perspektif) ini, maka perhitungan yang sama juga dilanjutkan pada unsur-unsur dari
Tabel 5.26. Bobot Kepentingan untuk Setiap Perspektif dan Sasaran Strategis
(lanjutan)
Peta Strategi PT. Putra Tunas Megah (gambar 5.1) adalah berdasarkan pada visi
dan misi, serta strategi perusahaan. Peta strategi ini dibagi ke dalam empat perspektif
bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Peta strategi ini
menunjukkan hubungan sebab akibat antara sasaran strategis perusahaan. Setiap sasaran
tingkat pengembalian investasi (ROI). Meningkatnya ROI itu tentunya harus didukung
oleh peningkatan tingkat profitabilitas, utilisasi aktiva dan penggunaan anggaran yang
optimal. Sasaran- sasaran strategis keuangan tersebut tentunya harus didukung oleh
jumlah komplain mutu yang tentunya akan dapat meningkatkan tingkat profitabilitas
pelanggan yang sudah ada dan menambah jumlah pelanggan baru yang potensial.
ketepatan waktu penyelesaian produk menjadi titik awal dalam pencapaian sasaran
strategis perspektif proses bisnis internal. Apabila sasaran strategis ini dapay dicapai,
pelanggan, dan perspektif proses bisnis internal tentunya harus didukung dengan
Secara keseluruhan, sasaran strategis PT. Putra Tunas Megah terdiri dari 18
buah, yaitu:
Dari gambar diatas, terlihat bahwa sasaran strategis perspektif keuangan dan
pertumbuhan dan pembelajaran dan keuangan memiliki persentase yang sama besarnya
(28%). Namun hal ini tidak berarti bahwa perusahaan lebih menitikberatkan pencapaian
yang dapat diukur dan mampu merepresentasikan sasaran strategis yang hendak dicapai
oleh perusahaan. KPI diperoleh melalui studi serta hasil diskusi dengan pihak
dipilih benar- benar mampu merepresentasikan sasaran strategis yang ada. Hal ini
internal perusahaan. KPI antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya belum tentu
sama disebabkan karena visi, misi dan strategis suatu perusahaan berbeda dengan
perusahaan lain, sehingga sasaran strategisnya juga berbeda. Secara keseluruhan KPI
Scorecard.
Tujuan dari hierarki pembobotan dalam penelitian ini adalah penilaian kinerja
perusahaan secara keseluruhan, yang terbagi ke dalam empat kriteria yakni empat
1. Perspektif keuangan
2. Perspektif pelanggan
Keempat kriteria tersebut memiliki sub kriteria yaitu sasaran strategis untuk
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kriteria pelanggan memiliki bobot
kepentingan yang paling tinggi yakni 0,3361. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
memandang bahwa untuk mencapai sasarn strategis pada perspektif lain, maka
dalam batasan lebih kecil atau sama dengan 0,1, sehingga pembobotan kriteria ini
konsisten.
Dari gambar diatas terlihat bahwa bobot kepentingan yang paling tinggi dalam
Rasio konsistensi pada sub kriteria ini adalah sebesar 0,01404, sehingga
Dari gambar diatas terlihat bahwa bobot kepentingan yang paling tinggi dalam
Rasio konsistensi pada sub kriteria ini adalah sebesar 0,04597, sehingga
Internal
Dari gambar diatas terlihat bahwa bobot kepentingan yang paling tinggi dalam
produk dengan bobot kepentingan sebesar 0,2651 yang dilanjutkan dengan peningkatan
bahan baku.
Rasio konsistensi pada sub kriteria ini adalah sebesar 0,02467, sehingga
Pembelajaran
Pembelajaran
Dari gambar diatas terlihat bahwa bobot kepentingan yang paling tinggi dalam
karyawan (voluntarily dan involuntarily) dengan bobot kepentingan yang sama yakni
Rasio konsistensi pada sub kriteria ini adalah sebesar 0,01909, sehingga
untuk dilakukan perusahaan dalam rangka mewujudkan sasaran strategis yang telah
terwujud. Berikut adalah inisiatif- inisiatif strategis pada keempat perspektif Balanced
adalah dengan mengefisiensikan sumber daya yang ada untuk meningkatkan laba bersih
Untuk perspektif pelanggan, upaya- upaya yang dapat dilakukan antara lain:
yang potensial.
mendapat bobot kepentingan yang terbesar. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
kepada ketepatan waktu penyelesaian produk. Oleh karena itu pemilihan pemasok selain
memperhatikan harga, faktor ketepatan waktu pengiriman bahan baku juga harus
diperhatikan. Upaya lain adalah dengan membuat suatu penjadwalan produksi yang
dilakukan adalah:
manajemen perusahaan.
7.1. Kesimpulan
1. Setelah dilakukan pengukuran kinerja, dari 18 indikator yang diukur, ada sebanyak
2. Pada perspektif keuangan, indikator yang tidak capai target adalah target
profitabilitas perusahaan sebesar 18%. Tingkat yang dicapai oleh perusahaan adalah
sebesar 16,76%.
lainnya.
7.2. Saran
1. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti lain untuk menyelasaikan
Scorecard.
3. Key Performance Indicator (KPI) yang digunakan tidak terbatas pada KPI yang