Anda di halaman 1dari 81

BAB III

LANDASAN TEORI

1.2. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dapat diartikan sebagai proses kuantifikasi tindakan, dimana

pengukuran adalah proses kuantifikasi dan tindakan mengarah pada kinerja 1. Sistem

pengukuran kinerja secara historis berkembang sebagai cara untuk memonitor dan

menjaga kontrol organisasi yang merupakan proses untuk memastikan bahwa organisasi

mengikuti strategi yang membawa pada tercapainya tujuan secara keseluruhan.

Pengukuran kinerja yang baik adalah sekumpulan ukuran kinerja yang

menyediakan perusahaan dengan informasi yang berguna, sehingga membantu

mengelola, mengontrol, merencanakan dan melaksanakan aktivitas- aktivitas yang

dilakukan oleh perusahaan. Dengan adanya pengukuran kinerja maka perusahaan

diharapkan mampu bertahan dan mengikuti persaingan dan perkembangan yang ada.

Sistem pengukuran kinerja dikelompokkan menjadi tiga sistem, yaitu:

1. Kelompok pertama “Fully Integrated”

Sistem pengukuran kinerja pada kelompok ini merupakan sistem pengukuran

ynag paling baik (advanced), yang mana banyak kebutuhan yang harus

dipenuhi. Sistem ini mampu menjelaskan hubungan kausal yang melintasi

organisasi. Kebutuhan dari seluruh pihak- pihak yang berkepentingan

1
Andy Neely, et. Al.,”Performance measurement system design: A literature review and research
agenda”’ International Journal of Operation and Production Management, Vol. 15 No. 4, 1995, pp.80

Universitas Sumatera Utara


(stakeholders) dipertimbangkan. Database dan sistem pelaporan harus

terintegrasi satu dengan yang lainnya.

2. Kelompok kedua “Balanced”

Sistem ini mampu melihat kinerja dari pandangan yang multidimensi dan

perspektif dan horizon waktu yang berbeda. Sistem ini mendukung inovasi dan

pembelajaran dan berorientasi pelanggan. Tujuan daris sistem ini adalah lebih

kepada memperbaiki (improve) dibandingkan dengan memonitor.

3. Kelompok ketiga “Mostly Financial”

Kelompok ketiga merepresentasikan sistem pengukuran kinerja yang

berbasiskan pengukuran kinerja tradisional seperti Return On Investment (ROI),

aliran kas, dan produktivitas pekerja. Sistem ini berorientasi pada profit dan

dioptimasi berdasarkan efisiensi biaya dan umumnya hasilnya berorientasi

jangka pendek. Walaupun kelompok ketiga mempunyai keterbatasan, namun

harus tetap dipenuhi.

3.2. Konsep Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukuran Kinerja

Balanced Scorecard merupakan seperangkat target kinerja dan sebuah

pendekatan kepada pengukuran kinerja dengan menekankan pada pencapaian semua

tujuan organisasi yang berhubungan dengan tujuan primer dan tujuan sekunder,

sehingga tercapai keseimbangan. Balanced Scorecard merupakan tools manajemen

modern yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam

melipatgandakan kinerja keuangan. Oleh karena organisasi pada dasarnya adalah

institusi pencipta kekayaan, penggunaan Balanced Scorecard dalam pengelolaan

Universitas Sumatera Utara


menjanjikan peningkatan signifikan kemampuan organisasi dalam menciptakan

kekayaan.

Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan

implementasi konsep tersebut. Balanced Scorecard terdiri dari dua kata: kartu skor

(scorecard) dan berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk

mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk

merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel di masa depan 2. Melalui

kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel di masa depan dibandingkan dengn

hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan

evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk

menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek:

keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern.

Oleh karena itu, jika kartu skor personel digunakan untuk merencanakan skor yang

hendak diwujudkan di masa depan, personel tersebut harus memperhitungkan

keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan nonkeuangan, antara kinerja

jangka pendek dan kinerja jangka panjang, serta antara kinerja yang bersifat intern dan

kinerja yang bersifat ekstern.

Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi perusahaan.

Tujuan dan ukuran kinerja dalam Balanced Scorecard lebih dari sekumpulan ukuran

kinerja keuangan dan non keuangan khusus, semua tujuan dan ukuran ini diturunkan

dari suatu proses atas ke bawah (top down) yang digerakkan oleh misi dan strategi unit

bisnis, seperti pada Gambar 3.1. Balanced Scorecard menekankan bahwa semua ukuran

2
Mulyadi, balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan
Perusahaan, Penerbit Salemba Empat, 2001, hlm 4

Universitas Sumatera Utara


keuangan dan non keuangan harus menjadi sistem informasi untuk para pekerja di

semua tingkat pada perusahaan.

Finansial
“Untuk berhasil
secara finansial, apa

if
n
an
yang harus kita

ra
ra

at
ju

sa
ku

isi
Tu

Sa

In
U
perlihatkan kepada
para pemegang saham
kita?”

“Untuk Pelanggan “Untuk Proses Bisnis Internal


mewujudkan visi menyenangkan para
VISI DAN pemegang saham dan
kita, apa yang
n

if

if
n

n
an

an
ra

ra
ra

ra
at

at
ju

ju
pelanggan kita, proses
sa

sa
ku

isi

ku

isi
Tu

Tu
Sa

Sa
In

In
U

U
harus kita STRATEGI bisnis apa yang harus
perlihatkan pada kita kuasai dengan
pelanggan kita?” baik?”

Pembelajaran dan Pertumbuhan


“Untuk mewujudkan
visi kita, bagaimana

if
n
an

ra
ra

at
ju
kita memlihara

sa
ku

isi
Tu

Sa

In
U
kemampuan kita
untuk berubah dan
meningkatkan diri?”

Sumber: Robert S. Kaplan dan David P. Norton (1996)

Gambar 3.1. Hubungan antara Visi dan Strategi dengan Keempat

Perspektif Balanced Scorecard

3.3. Pemanfaatan Balanced Scorecard dalam Setiap Tahap Sistem manajemen

Strategis

Balanced Scorecard dimanfaatkan untuk setiap tahap sistem manajemen

strategis, sejak tahap perumusuan stratetgi sampai dengan tahap implementasi dan

pemantauan. Gambar 3.2. memperlihatkan pemanfaatan kerangka Balanced Scorecard

dalam setiap tahap sistem manajemen strategis.

Universitas Sumatera Utara


Balanced Scorecard diterapkan
untuk menafsirkan dampak
Perumusan Strategi hasil analisis limgkungan
makro dan industri dan untuk
analisis SWOT

Perencanaan Strategik

Balanced Scorecard digunakan


untuk menerjemahkan strategi
Penyusunan Program
ke dalam action plans yang
komprehensif dan koheren

Penyusunan Anggaran

Implementasi

Balanced Scorecard digunakan


untuk pengukuran secara
komprehensif kinerja personel

Pemantauan

Sumber: Mulyadi (2001)

Gambar 3.2. Peran Balanced Scorecard dalam Setiap Tahap Sistem

Manajemen Strategis

Pada tahap perumusan strategi (strategic formulation) Balanced Scorecard

digunakan untuk memperluas cakrawala dalam menafsirkan hasil penginderaan

terhadap trend perubahan lingkungan makro dan lingkungan industry ke perspektif yang

luas: keuangan, pelanggan (customer), proses bisnis internal, dan pembelajaran dan

pertumbuhan. Melalui empat perspektif Balanced Scorecard, manajemen mampu

menfasirkan dampak trend perubahan lingkungan bisnis yang kompleks terhadap misi,

visi, dan tujuan (goals) perusahaan. Di samping itu, pada tahap perumusan strategi,

Universitas Sumatera Utara


kerangka Balanced Scorecard juga dimanfaatkan untuk melakukan analisis SWOT

(strengths, weaknesses, opportunities and threats). Analisis SWOT dilaksanakan

melalui empat perspektif Balanced Scorecard tersebut, manajemen dapat secara

komprhensif memperoleh gambaran kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh

perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan di masa depan.

Kekomprehensivan wawasan manajemen tentang trend yang terjadi di lingkungan

makro dan lingkungan industri serta kekomprehensivan analisis SWOT akan

menjanjikan efektifitas misi, visi, dan tujuan yang dipilih untuk membangun masa

depan perusahaan. Di samping itu, kekomprehensivan tersebut juga menjanjikan

efektivitas strategi yang dipilih untuk mewujudkan misi, visi, dan tujuan perusahaan.

Pada tahap perencanaan strategis (strategic planning), Balanced Scorecard

digunakan untuk menerjemahkan strategi ke dalam sasaran- sasaran strategis yang

komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur. Dalam tahap perencanaan strategis ini

pula dirumuskan inisiatif strategis untuk mewujudkan sasaran- sasaran strategis.

Pada tahap penyusunan program (programming), Balanced Scorecard

digunakan untuk menjabarkan inisiatif strategis di empat perspektif ke dalam program.

Dengan Balanced Scorecard dapat dihasilkan rencana jangka panjang yang

komprehensif, yang mencakup perspektif keuangan, pelanggan (customer), proses

bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Pada tahap penyusunan anggaran (budgeting), Balanced Scorecard digunakan

untuk menjabarkan program ke dalam anggaran, sehingga anggaran yang dihasilkan

juga bersifat komprehensif.

Universitas Sumatera Utara


Pada tahap implementasi dan tahap pemantauan, Balanced Scorecard digunakan

untuk menilai secara komprehensif kinerja personel. Oleh karena sejak perencanaan

strategis, penyusunan program, sampai ke penyusunan anggaran, personel telah

menyusun rencana yang komprehensif untuk mewujudkan masa depan perusahaan,

maka penindaklanjutan rencana dan penilaian kinerja personel perlu dilakukan secara

komprehensif.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perusahaan menggunakan Balanced Scorecard

untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting 3 seperti Gambar 3.3, yaitu:

1. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi

2. Mengkomunikasikan dan mengkaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis

3. Merencanakan, menetapkan sasaran dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.

3.3.1. Memperjelas dan Menerjemahkan Visi dan Strategi

Proses scorecard dimulai dengan menerjemahkan strategi unit bisnis ke dalam

tujuan strategis yang lebih spesifik. Untuk berbagai tujuan keuangan, tim scorecard

harus mempertimbangkan apakah akan menitik beratkan pada pertumbuhan pendapatan

dan pasar, profitabilitas atau menghasilkan arus kas (cash flow). Untuk perspektif

pelanggan, tim manajemen harus menyatakan dengan jelas pelanggandan segmen pasar

yang akan dimasuki.

3
Kaplan, Robert S., Norton, David P.,”Balanced Scorecard: Menerjemahkan Strategi Menjadi Aksi”, alih
bahasa Peter R. yossi Pasla, Erlangga 2000, hlm 11

Universitas Sumatera Utara


Memperjelas dan
Menerjemahkan Visi dan
Strategi
- Memperjelas visi
- Menghasilkan konsensus

Mengkomunikasikan dan Merencanakan dan


Menghubungkan Menetapkan Sasaran
- Mengkonumikasikan dan - Menetapkan sasaran
Balanced
mendidik - Memadukan inisiatif strategis
- Menetapkan tujuan Scorecard - Mengalokasikan sumber daya
- Mengaitkan imbalan dengan - Menetapkan tonggak- tonggak
ukuran kinerja penting

Umpan Balik dan


Pembelajaran Strategis
- Mengartikulasikan visi
bersama
- Memberikan umpan balik
strategis
- Memfasilitasi tinjauan ulang
dan pembelajaran strategi

Sumber: Robert S. Kaplan dan David P. Norton (1996)

Gambar 3.3. Balanced Scorecard sebagai Suatu Kerangka Kerja Tindakan

Strategis

Setelah tujuan keuangan dan pelanggan ditetapkan, perusahaan kemudian

mengidentifikasikan berbagai tujuan dan proses bisnis internal. Keterkaitan yang

terkahir, tujuan pertumbuhan dan pembelajaran, memberi alasan logis terhadap adanya

kebutuhan investasi yang besar untuk melatih ulang para pekerja, dalam teknologi dan

sistem informasi, serta dalam meningkatkan berbagai prosedur organisasional.

Universitas Sumatera Utara


3.3.2. Mengkomunikasikan dan Mengaitkan Tujuan dan Ukuran Strategis

Tujuan dan ukuran strategis Balanced Scorecard dikomunikasikan ke seluruh

organisasi melalui surat edaran, papan bulletin, video dan bahkan secara elektronik

melalui jaringan komputer. Komunikasi tersebut member informasi kepada karyawan

mengenai tujuan penting yang harus dicapai agar strategi organisasi berhasil. Scorecard

juga memberi dasar untuk mengkomunikasikan strategi unit bisnis untuk mendapatkan

komitmen para eksekutif korporasi dan dewan direksi. Di akhir proses

pengkomunikasian dan pengkaitan, setiap orang di dalam perusahaan seharusnya sudah

memahami tujuan- tujuan jangka panjang unit bisnis dan juga strategi untuk mencapai

tujuan- tujuan tersebut.

3.3.3. Merencanakan, Menetapkan Sasaran dan Menyelaraskan Berbagai Inisiatif

Stategis

Balanced Scorecard akan memberi dampak terbesar pada saat dimanfaatkan

untuk mendorong terjadinya perubahan. Untuk itu para eksekutif senior harus

menentukan sasaran bagi berbagai ukuran scorecard untuk tiga atau lima tahunan, jika

berhasil dicapai, akan mengubah perusahaan. Sasaran- sasaran tersebut harus

mencerminkan adanya perubahan dalam kinerja unit bisnis. Bila sasaran untuk ukuran

pelanggan, proses internal bisnis, pembelajaran dan pertumbuhan sudah ditetapkan,

manajer dapat memadukan inisiatif mutu strategis, waktu tanggap dan rekayasa ulang

mereka untuk mencapai tujuan yang penuh dengan terobosan.

Perencanaan dan proses manajemen penetapan sasaran memungkinkan

perusahaan untuk:

Universitas Sumatera Utara


1. Mengukur hasil jangka panjang yang ingin dicapai

2. Mengidentifikasi mekanisme dan mengusahakan sumber daya untuk mencapai hasil

tersebut.

3. Menetapkan tonggak- tonggak jangka pendek bagi ukuran keuangan dan

nonkeuangan.

3.3.4. Meningkatkan Umpan Balik dan Pembelajaran Strategis

Proses manajemen yang terakhir adalah menyertakan Balanced Scorecard ke

dalam suatu kerangka kerja pembelajaran strategi. Proses ini adalah yang paling inovatif

dan merupakan aspek yang paling penting dari seluruh proses manajemen scorecard.

Proses ini memberikan kapabilitas bagi pembelajaran perusahaan pada tingkat

eksekutif. Balanced Scorecard memungkinkan manajer memantau dan menyesuaikan

pelaksanaan startegi, dan membuat perubahan- perubahan pada strategi tersebut

3.4. Empat Perspektif dalam Balanced Scorecard

3.4.1. Perspektif Keuangan

Secara tradisional, laporan keuangan merupakan indikator yang digunakan untuk

menilai kinerja suatu perusahaan selama satu periode.

Pengukuran kinerja keuangan akan menunjukan apakah perencanaan dan

pelaksanaan staretgi memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuntungan

perusahaan. Perbaikan- perbaikan ini tercermin dalam sasaran- sasaran yang secara

khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, pertumbuhan usaha, dan nilai

pemegang saham.

Universitas Sumatera Utara


Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus

kehidupan bisnis, yaitu:

1. Growth (bertumbuh)

2. Sustain (bertahan)

3. Harvest (menuai)

Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan

pengukurannya pun berbeda pula.

Growth adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan di mana perusahaan

memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik.

Di sini, manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau

jasa baru, membangun dan mengembangkan suatu produk/ jasa dan fasilitas produksi,

menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem, infrastruktur, dan jaringan

distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta membina dan megembangkan

hubungan dengan pelanggan. Dalam tahap pertumbuhan ini, perusahaan biasanya

beroperasi dengan arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang

rendah. Dengan demikian, tolak ukur kinerja yang cocok dalam tahap ini adalah,

misalnya, tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam segmen pasar yang

telah ditargetkan.

Sustain adalah tahapan kedua di mana perusahaan masih melakukan investasi

dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini,

perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan

mengembangkannya, jika mungkin. Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan

untuk menghilangkan bottleneck, mengembangkan kapasitas dan meningkatkan

Universitas Sumatera Utara


perbaikan operasional secara konsisten. Sasaran keuangan pada tahp ini diarahkan pada

besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. Tolak ukur yang kerap

digunakan pada tahap ini, misalnya, Return On Investment (ROI), Return On Capital

Employed (ROCE), dan Economic Value Added (EVA).

Harvest adalah tahapan ketiga di mana perusahaan benar- benar memanen/

menuai hasil investasi di tahap- tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik

ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk

pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan utama dalam tahap ini,

sehingga diambil sebagai tolak ukur, adalah memaksimumkan arus kas masuk dan

pengurangan modal kerja.

3.4.2. Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif pelanggan, perusahaan melakukan identifikasi pelanggan dan

segmen pasar yang akan dimasuki. Segmen pasar merupakan sumber yang menjadikan

tujuan keuangan perusahaan jangka panjang terpenuhi.

Indikator utama perspektif pelanggan pada umunya sama untuk semua jenis

perusahaan. Indikator ini terdiri dari:

1. Pangsa pasar

2. Retensi pelanggan

3. Akuisisi pelanggan

4. Kepuasan pelanggan

5. Profitabilitas pelanggan

Universitas Sumatera Utara


Semua indikator tersebut dapat dikelompokkan dalam suatu rantai hubungan

sebab akibat (Gambar 3.4.).

PANGSA PASAR

AKUISISI PROFITABILITAS RETENSI


PELANGGAN PELANGGAN PELANGGAN

KEPUASAN
PELANGGAN

Sumber: Robert S. Kaplan dan David P. Norton (1996)

Gambar 3.4. Indikator Utama Perspektif Pelanggan

Pangsa pasar menggambarkan proporsi bisnis yang dijual oleh sebuah unit bisnis

di pasar tertentu (dalam bentuk jumlah pelanggan, uang yang dibelanjakan, atau volume

satuan yang terjual).

Retensi pelanggan merupakan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan.

Loyalitas pelanggan dapat diukur melalui persentase pertumbuhan bisnis dengan

pelanggan yang ada saat ini.

Akuisisi pelanggan merupakan kemampuan perusahaan untuk memenangkan

pelanggan baru. Akuisisi pelanggan dapat diukur dengan banyaknya jumlah pelanggan

baru atau jumlah penjualan kepada pelanggan baru di segmen yang ada. Perusahaan

dapat mengukur biaya yang dikeluarkan untuk satu pelanggan baru yang diperoleh, dan

rasio pendapatan dari pelanggan baru untuk setiap usaha penjualan atau untuk setiap

rupiah yang dikeluarkan bagi usaha pemasaran.

Universitas Sumatera Utara


Kepuasan pelanggan merupakan penilaian terhadap kepuasan pelanggan atas

kriteria kinerja tertentu di dalam proporsi nilai, misalnya dengan membandingkan antara

kualitas produk yang didapat oleh pelanggan (ekspektasi pelanggan) dengan kebutuhan

dan keinginan pelanggan (persepsi pelanggan).

Profitabilitas pelanggan merupakan pengukuran keuntungan bersih yang

diperoleh dari pelanggan atau segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran

yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut.

3.4.3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan

analisis value-chain. 4 Di sini, manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang

kritis yang harus diunggulkan perusahaan. Scorecard dalam perspektif ini

memungkinkan manajer untuk megetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan

apakah produk dan atau jasa mereka sesuai dengan speisifikasi pelanggan. Kaplan dan

Norton (1996) membagi proses bisnis internal ke dalam:

1. Proses Inovasi

2. Proses Operasi

3. Proses Pelayanan Purna Jual

3.4.4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah untuk

menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan ambisius dalam tiga perspektif

4
Kaplan, Robert S., Norton, David P.,”Balanced Scorecard: Menerjemahkan Strategi Menjadi Aksi”, alih
bahasa Peter R. yossi Pasla, Erlangga 2000, hlm 80

Universitas Sumatera Utara


lain tercapai. Tiga kategori utama untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan5

adalah:

1. Kapabilitas pekerja

2. Kapabilitas sistem informasi

3. Motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan.

3.5. Key Performance Indicators (KPI)

Key Performance Indicators (KPI) adalah suatu indikator pengukuran yang

dapat terukur (quantifiable/ measurable), yang telah disetujui dapat melambangkan

faktor kunci sukses bagi suatu organisasi. KPI dapat berbeda tergantung pada organisasi

yang bersangkutan. Suatu bisnis bisa memiliki persentase pendapatan yang didapat dari

pelanggan yang kembali sebagai KPI-nya. Suatu sekolah bisa memfokuskan KPI-nya

pada jumlah murid yang tamat. Suatu departemen customer service perusahaan

telekomunikasi dapat menggunakan jumlah panggilan yang terjawab pada satu menit

awal sebagai KPI.

Apapun Key Performance Indicators yang digunakan, KPI tersebut harus

melambangkan tujuan (goals) dari organisasi tersebut, kunci sukses organisasi, dan

harus dapat terukur (quantifiable/ measurable). KPI biasanya merupakan suatu rencana

jangka panjang di dalam mencapai tujuan organisasi.

5
Kaplan, Robert S., Norton, David P.,”Balanced Scorecard: Menerjemahkan Strategi Menjadi Aksi”, alih
bahasa Peter R. yossi Pasla, Erlangga 2000, hlm 110

Universitas Sumatera Utara


3.6. Sejarah dan Perkembangan AHP

Analytical Hierarchy process (AHP) diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty pada

peride 1971-1975 ketika di Wharton School. Dalam perkembangannya, AHP tidak saja

digunakan untuk menentukan prioritas pilihan-pilihan dengan banyak kriteria, tetapi

penerapannya telah meluas sebagai metode alternatif untuk menyelesaikan bermacam-

macam masalah. AHP menawarkan penyelesaian masalah keputusan yang melibatkan

seluruh masalah kerumitan. Hal ini dimungkinkan karena AHP cukup mengandalkan

pada intuisi sebagai input utamanya, namun intuisi harus datang dari pengambilan

keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah keputusan yang dihadapi.

Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran. Ia digunakan

untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang diskrit maupun

kontinu. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari

suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan preferensi relatif. AHP

memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan

pada ketergantungan di dalam dan di antara kelompok elemen strukturnya. 6

3.7. Dasar-Dasar AHP

3.7.1. Decomposition

Decomposition adalah suatu metode yang dinamakan hierarki karena terjadi

pemecahan persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya sampai tidak mungkin lagi

dilakukan pemecahan lebih lanjut. Ada dua jenis hierarki, yaitu lengkap dan tidak

6
T.L. Saaty, Decision Making for Leaders – the Analytic Hierarchy Process for Decisions in a Complex
World, RWS Publications, Pittsburgh, 1999, hlm. 5

Universitas Sumatera Utara


lengkap. Dalam hierarki lengkap, suatu tingkat memiliki semua elemen yang ada pada

tingkat berikutnya. Jika tidak dinamakan hierarki tak lengkap.

3.7.2. Comparative Judgement

Penilaian (Comparative Judgement) merupakan inti dari AHP. Penyajian

penilaian ini akan tampak lebih rapi apabila disajikan dalam bentuk matriks yang

dinamakan matriks pairwise comparison. Pertanyaan yang biasa diajukan dalam

penyusunan skala kepentingan adalah :

a. Elemen mana yang lebih (penting/disukai/mungkin/…) ?

b. Berapa kali (penting/disukai/mungkin/…) ?

Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen,

seseorang yang akan memberikan jawaban perlu pengertian menyeluruh tentang

elemen-elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteria atau tujuan yang

dipelajari dalam penyusunan skala kepentingan, sesuai dengan tabel 3.1.

Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma reciprocal,

artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka elemen j harus sama

dengan 1/3 kali pentingnya dibanding elemen i. Di samping itu perbandingan dua

elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting. Jika terdapat n elemen, maka

akan diperoleh matriks Pairwise Comparison berukuran n x n. Banyaknya penilaian

yang diperlukan dalam menyusun matriksnya reciprocal dan elemen-elemen dengan

diagonal sama dengan 1.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.1. Dasar Perbandingan Kriteria

Intensitas Definisi Penjelasan


Pentingnya
1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen
menyumbangnya sama
besar pada sifat itu.
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting Pengalaman dan
ketimbang lainnya pertimbangan sedikit
menyokong satu elemen
atas lainnya.
5 Elemen yang satu essensial atau sangat Pengalaman dan
penting ketimbang elemen lainnya pertimbangan dengan kuat
menyokong satu elemen
atas elemen lainnya.
7 Satu elemen jelas lebih penting dari Satu elemen dengan kuat
elemen lain disokong, dan dominannya
telah terlihat dalam praktek
9 Satu elemen mutlak lebih penting Bukti yang menyokong
ketimbang elemen lainnya. elemen yang satu atas yang
lain memiliki tingkat
penegasan tertinggi yang
mungkin menguatkan.
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua pertimbangan Kompromi diperlukan
berdekatan antara dua pertimbangan.
Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu
angka bila dibandingkan dengan aktivitas
j, maka j mempunyai kebalikannya bila
dibandingkan dengan i

3.7.3. Synthesis Of Priority

Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari eigenvector-nya untuk

mendapatkan local priority. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap

tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesa diantara local

priority. Prosedur melakukan sintesa berbeda menurut bentuk hierarki. Pengurutan

elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesa dinamakan priority

setting.

Universitas Sumatera Utara


3.7.4. Logical Consistency

AHP didasarkan pada pairwise comparison yang digunakan para pengambil

keputusan untuk menentukan preferensi antara alternatif-alternatif keputusan untuk

kriteria yang berbeda. Prosedur normal AHP untuk membuat komparasi pasangan ini

adalah : para pewawancara membuat skala preferensi verbal dari para pengambil

keputusan itu. Namun, bila para pengambil keputusan harus membuat perbandingan

yang cukup banyak (tiga atau lebih), ia dapat saja kehilangan telusuran tentang respon

sebelumnya. Oleh karena AHP dibuat berdasarkan respon-respon ini, adalah penting

sekali untuk menjaga agar respon tersebut absah (valid) serta konsisten. Artinya,

preferensi yang diberikannya pada suatu set komparasi pasangan haruslah konsisten

dengan set komparasi lainnya.

Ketidakkonsistenan ini bisa saja menyusup ke dalam AHP jika para pengambil

keputusan diminta untuk membuat respon verbal untuk komparasi pasangan yang

banyak. Secara umum memang hal ini tidak menjadi masalah yang serius; sampai batas

tertentu sedikit inkonsistensi dapat saja terjadi. Namun, kita perlu menghitung sebuah

indeks konsistensi yang mengukur derajat ketidakkonsistenan pada komparasi pasangan

ini.

Indikator konsistensi diukur melalui Consistency Index (CI) yang dirumuskan :

λ maks − n
CI =
n −1

Keterangan :

n = jumlah item yang dibandingkan

Universitas Sumatera Utara


λ maks = harga rata-rata yang dihitung sebelumnya

Jika CI = 0 maka pengambil keputusan adalah konsisten sempurna

Pertanyaan berikutnya adalah seberapa jauh ketidak konsistenan tersebut dapat

diterima. Untuk ini, bandingkan CI dengan indeks random yakni indeks konsistensi dari

matriks komparasi pasangan secara random. Harga RI ditunjukkan pada tabel 3.2.

Jadi derajat konsistensi untuk komparasi pasangan pada matriks kriteria

keputusan pada contoh terdahulu dihitung dengan rasio CI terhadap RI :

CR = CI / RI

Keterangan :

CR : Consistency Ratio

CI : Consistency Index

RI : Random Consistency Index

Secara umum, derajat konsistensi cukup memuaskan bila :

CI / RI < 0,10

Tabel 3.2. Harga Random Index

n 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RI 0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,51

3.8. Penentuan Prioritas Kriteria

Pada dasarnya suatu model hirarki dari masalah sosial dimulai dari suatu fokus

atau tujuan menyeluruh turun kepada kriteria dan bahkan mungkin turun sampai ke sub-

kriteria yang pada akhirnya kepada alternatif-alternatif di mana pilihan akan dibuat dan

ditentukan.

Universitas Sumatera Utara


Misalkan tersedia empat kriteria 1, 2, 3, dan 4. Metode AHP dapat digunakan

untuk mengurutkan prioritas keempat pilihan dengan kriteria itu. Pertanyaan yang harus

diajukan untuk keperluan dalam menyusun matriks komparasi pasangan adalah: Berapa

kali kriteria no. 1 lebih penting dibanding kriteria no 2, 3 dan 4? Jawaban ini akan

mengisi elemen matriks. Misalnya kriteria no. 3 itu 3 kali lebih disukai dibanding

kriteria no. 1 maka angka 3 akan mengisi posisi (3,1) dan berdasarkan aksioma

reciprocal angka 1/3 = 0.3333 dengan sendirinya akan mengisi posisi transpose yaitu

posisi (1,3). Sebagai contoh diperoleh matriks komparasi pasangan pada tabel 3.3.

berikut:

Tabel 3.3. Matriks Perbandingan Kriteria

Kriteria 1 2 3 4

1 1 1 0.3333 1

2 1 1 0.3333 1

3 3 3 1 1

4 1 1 1 1

Langkah berikutnya pada AHP ialah membuat prioritas alternatif keputusan di

antara masing-masing kriteria yang ada. Langkah ini di dalam AHP disebut langkah

sintesisasi (synthesization). Disini akan digunakan metode aproksimasi/pendekatan

(approximation) untuk melakukan sintesisasi ini yang dapat menghasilkan estimasi

angka preferensi yang cukup baik untuk masing-masing keputusan di dalam masing-

masing kriteria.

Universitas Sumatera Utara


Pertama, menjumlahkan semua nilai-nilai di setiap kolom matriks banding

berpasangan dari penilaian 1 kuisioner yang ada dengan menggunakan rata-rata

geometrik. Maka rata-rata geometriknya adalah:

1 =1

Setelah dilakukan perhitungan seperti diatas, maka diperoleh rata-rata

pembobotan untuk masing-masing elemen yang ditunjukkan dalam Tabel 3.4 dibawah

ini.

Tabel 3.4. Rata-Rata Pembobotan

Kriteria 1 2 3 4

1 1 1 0.5774 1

2 1 1 0.5774 1

3 1.7321 1.7321 1 1

4 1 1 1 1

Total 4.7321 4.7321 3.1547 4

Dari hasil penjumlahan matrik banding berpasangan untuk tiap elemen, unsur dan

produk di atas, selanjutnya dihitung matriks normalisasi dengan cara membagi masing-

masing angka di setiap kolom dengan jumlah kolom masing-masing dan dilanjutkan

dengan menghitung nilai rata-rata di masing-masing baris sebagai bobot parsial.

Sebagai contoh, perhitungan normalisasi untuk:

• Kriteria 1 dengan Kriteria 1 ; 1/4.7321 = 0.2113

• Kriteria 1 dengan Kriteria 2; 1/4.7321 = 0.2113

Universitas Sumatera Utara


• Kriteria 1 dengan Kriteria 3; 0.5774/3.1547 = 0.1830

• Kriteria 1 dengan Kriteria 4; 1 /4 = 0.2500

Kemudian diambil rata-rata entri sepanjang baris adalah sebagai berikut:

• Baris pertama, rata-rata = (0.2113+0.2113+0.1830+0.2500)/4 = 0.2139

Tabel 3.5. Matrik Normalisasi dan Rata-Rata Baris untuk Elemen Level 2

Kriteria 1 2 3 4 Rata- rata

1 0.2113 0.2113 0.1830 0.2500 0.2139

2 0.2113 0.2113 0.1830 0.2500 0.2139

3 0.3661 0.3661 0.3170 0.2500 0.3248

4 0.2113 0.2113 0.3170 0.2500 0.2474

Total 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000

Kemudian dihitung konsistensi ratio, di mana perhitungan konsistensinya adalah

sebagai berikut :

 1 1 0.5774 1 0.2139 0.86274


 1 1 0.5774 1 0.2139 0.86274
 × =
1.7321 1.7321 1 1 0.3248 1.31319 
     
 1 1 1 1 0.2474 1.00000 

Setelah diperoleh perhitungan konsistensinya, dilakukan perhitungan

consistency vector sebagai berikut:

0.86274/0..2139 4.0331
0.86274/0..2139 4.0331
 = 
1.31319/0..3248  4.0436
   
1.00000/0.2474  4.0419

Universitas Sumatera Utara


Rata-rata dari keempat entri dalam kolom terakhir, adalah:

4.0331 + 4.0331 + 4.0436 + 4.0419


λ maks = = 4.0379
4

n adalah jumlah orde matrik, pada kasus ini adalah matriks berorde 4,

maka Consistency Indexnya adalah :

λ maks − n 4.0379 − 4
CI = = = 0.01264
n −1 4 −1

Langkah selanjutnya adalah menghitung Consistensi Ratio (CR), dimana

Random Index (RI) dengan n = 4 adalah 0.90 (diperoleh dari tabel random index),

maka nilai CR adalah

CR = 0.01264 / 0.90 = 0.01404

Ini menunjukan bahwa konsistensi baik, karena nilai CR ≤ 0,1 . Maka dapat

disimpulkan bahwa responden konsisten terhadap jawabannya.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Putra Tunas Megah yang merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi dalam pembuatan mesin-mesin

untuk pabrik kelapa sawit. Produk yang dihasilkan berupa mesin-mesin dalam

pembuatan minyak kelapa sawit. Perusahaan berlokasi di Jalan MG. Manurung I No. 8

Medan – Tanjung Morawa, Indonesia.

4.2. Rancangan Penelitian

Langkah- langkah yang dilakukan selama penelitian adalah sebagai berikut:

1. Melakukan studi perusahaan serta pengidentifikasian visi, misi, nilai dasar dan

strategi perusahaan melalui proses wawancara dengan pihak perusahaan.

2. Merumuskan sasaran strategis dan menentukan Key Performance Indicator (KPI)

untuk tiap sasaran strategis dalam perspektif Balanced Scorecard.

3. Melakukan pengukuran kinerja berdasarkan KPI untuk tiap perspektif dalam skema

Balanced Scorecard.

4. Membuat Kuisioner perbandingan berpasangan (pairwise comparison) terhadap

sasaran strategis dan KPI untuk mengetahui bobot kepentingannya.

Universitas Sumatera Utara


5. Mengolah data kuisioner perbandingan berpasangan dengan menggunakan software

Microsoft Excel.

6. Melakukan analisa terhadap kinerja perusahaan. Dari analisa kinerja ini dirumuskan

inisiatif strategis yang dapat dilakukan perusahaan.

7. Menarik kesimpulan dari penelitian.

Langkah- langkah dalam penelitian ini juga dapat dilihat pada Gambar 4.1.

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diteliti adalah kinerja PT. Putra Tunas Megah.

4.4. Variabel Penelitian

Adapun variabel yang mempengaruhi kinerja PT. Putra Tunas Megah adalah

sebagai berikut:

5. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

6. Perspektif proses bisnis internal

7. Perspektif pelanggan

8. Perspektif keuangan

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah dengan Balanced Scorecard dan

Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan dibantu software Microsoft Excel.

Universitas Sumatera Utara


Mulai

Menentukan topik penelitian Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Sekunder:
Data Primer: 1. Data keuangan
1. Profil Perusahaan 2. Data pelanggan
2. Visi, Misi dan Strategi 3. Data incoming material
3. Penentuan kriteria masing- masing 4. Data ketepatan pengiriman
Perspektif 5. Data tingkat absensi
6. Data pelatihan karyawan

Pemetaan strategi perusahaan dalam


kerangka Balanced Scorecard

Penentuan sasaran strategis


Key Result Area
perusahaan untuk setiap perspektif
(KRA)
Balanced Scorecard

Menentukan Key Performance


Indicator (KPI) untuk Setiap Sasaran
Strategis dalam Skema Balanced
Scorecard

Tidak
Relevan dengan Tujuan

Ya

Key
Pemgukuran Kinerja Perusahaan Performance
Indicator (KPI)

Gambar 4.1. Block Diagram Metodologi Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Penentuan bobot kepentingan sasaran
strategis dan KPI

Membuat Kuisioner Perbandingan


Berpasangan

Mengolah Hasil Kuisioner dengan


Literatur AHP Software Microsoft Excel untuk
Hasil Kuisioner
Menghasilkan Bobot Kepentingan
Sasaran Strategis dan KPI

Analisis pemobobotan sasaran


strategis dan KPI

Analisis Kinerja Perusahaan

Perumusan inisiatif strategis untuk


setiap perspektif Balanced Scorecard

Kesimpulan

Selesai

Gambar 4.1. Block Diagram Metodologi Penelitian (lanjutan)

4.6. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan Penelitian dilakukan selama kurun waktu satu bulan setelah Surat

Keputusan Tugas Akhir diterbitkan.

4.7. Pengolahan Data

Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah:

Universitas Sumatera Utara


1. Melakukan pengukuran kinerja berdasarkan KPI untuk tiap perspektif dalam skema

Balanced Scorecard

2. Mengolah data kuisioner perbandingan berpasangan dengan menggunakan software

Microsoft Excel..

Block Diagram pengolahan data dapat dilihat pada gambar 4.2. berikut:

Mulai

Menghitung Indikator
Perspektif Keuangan

Menghitung Indikator
Perspektif Pelanggan

Menghitung Indikator
Perspektif Proses Bisnis
Internal

Menghitung Indikator
Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran

Pembuatan Peta Strategi


Perusahaan

Perhitungan AHP untuk


Menentukan Bobot
Kepentingan Perspektif
Balanced Scorecard

Selesai

Gambar 4.2. Block Diagram Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara


4.8. Metode Analisis

Analisis dilakukan terhadap kinerja perusahaan dari keempat perspektif dalam

Balanced Scorecard. Dari analisis kinerja ini dirumuskan inisiatif strategis yang dapat

dilakukan perusahaan.

Analisis juga dilakukan terhadap bobot kepentingan yang menunjukkan urutan

kepentingan perspektif Balanced Scorecard berdasarkan penilaian pemilih dengan

menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

1.3. Profil Perusahaan

PT. Putra Tunas Megah merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak

dalam bidang konstruksi dan pembuatan mesin-mesin untuk keperluan pabrik kelapa

sawit. Pada awalnya, perusahaan ini memproduksi mesin-mesin pabrik kelapa sawit

dalam skala kecil. Namun seiring dengan meningkatnya permintaan pasar, maka

perusahaan ini terus mengembangkan produknya dan memperluas daerah

pemasarannya. Dan saat ini, perusahaan Putra Tunas Megah telah mengembangkan

daerah pemasarannya sampai ke Kalimantan, Jawa dan Sulawesi.

Produk yang dihasilkan PT. Putra Tunas Megah ini berupa mesin-mesin untuk

keperluan pabrik kelapa sawit. Produk yang dihasilkan adalah berdasarkan order dari

konsumen. Produk utama dari perusahaan ini adalah sterilizer dan pintu sterilizer

(sterilizer door) dengan spesifikasi dimensi dan ukuran bedasarkan permintaan

konsumen. Konsumen perusahaan ini berasal dari perkebunan milik negara maupun

swasta yang mengolah kelapa sawit.

Daerah pemasaran hasil-hasil produksi PT. Putra Tunas Megah tidak hanya

mencakup pabrik-pabrik kelapa sawit di Sumatera Utara tetapi juga telah mencapai

seluruh wilayah Sumatera mulai dari Aceh hingga Pekan baru dan juga wilayah

Kalimantan serta Sulawesi. PT. Putra Tunas Megah ini sudah cukup terkenal dikalangan

Universitas Sumatera Utara


pabrik-pabrik kelapa sawit baik dari sektor swasta maupun perusahaan pemerintah.

Karena sistem produksinya yang bersifat make to order (dibuat berdasarkan datangnya

pesanan), maka daerah pemasaran hasil produksi PT. Putra Tunas Megah ini tidak

terbatas dari segala daerah.

1.4. Identifikasi Visi, Misi dan Strategi PT. Putra Tunas Megah

Untuk menjalakan kegiatan oeprasionalnya, PT. Putra Tunas Megah telah

menyusun perencanaan bisnis dan menetapkan visi dan misi perusahaan, yang

merupakan pernyataan jangka panjang perusahaan, termasuk strategi yang akan

digunakan untuk berkompetisi.

5.2.1. Visi Perusahaan

Visi merupakan pernyataan keinginan perusahaan untuk menjadi apa di masa

yang akan dating. Visi PT. Putra Tunas Megah adalah:

“Menjadi kontraktor pabrik kelapa sawit yang terpercaya di Indonesia dan

produsen sterilizer door yang dominan di pasar pabrik kelapa sawit.”

5.2.2. Misi Perusahaan

Untuk mewujudkan visinya, PT. Putra Tunas Megah memiliki misi sebagai

berikut:

1. Secara aktif berpartisipasi di dalam tender pembangunan pabrik kelapa sawit dan

mengajukan harga yang bersaing.

Universitas Sumatera Utara


2. Mengelola dan menjaga biaya operasional perusahaan sehingga margin keuntungan

perusahaan dapat maksimal.

3. Bersaing dengan menyediakan produk yang bermutu, sesuai dengan spesifikasi

permintaan.

4. Menjaga kualitas produksi dengan melakukan pengawasan yang ketat terhadap para

karyawan bagian produksi dan karyawan lapangan.

5.2.3. Strategi Perusahaan

Strategi PT. Putra Tunas Megah di dalam menghadapi persaingan bisnis

terbagi atas empat jenis strategi yaitu:

1. Strategi keuangan

2. Strategi pemasaran

3. Strategi operasional

4. Strategi Sumber Daya Manusia (SDM)

Keempat strategi perusahaan tersebut akan dipaparkan lebih lanjut pada subbab

berikut.

5.2.3.1. Strategi Keuangan

PT. Putra Tunas Megah merumuskan suatu strategi keuangan untuk

meningkatkan pendapatan dengan cara pengelolaan biaya operasional perusahaan agar

berada dalam jumlah yang dapat diterima oleh pihak manajemen. Upaya ini berupa

penekanan biaya operasional dan melakukan pembelian bahan baku produksi pada

pemasok yang dapat memberikan harga yang paling kompetitif dengan kualitas bahan

Universitas Sumatera Utara


baku yang sesuai dengan standar kebutuhan dan tepat waktu pada proses

pengirimannya.

5.2.3.2. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran PT. Putra Tunas Megah menekankan pada proses

pengiriman produk kepada pelanggan. Oleh karena produk sterilizer door PT. Putra

Tunas Megah adalah dengan menggunakan sistem make to order, maka ketepatan

waktu pengiriman produk menjadi kunci sukses bagi perusahaan di dalam bersaing.

Selain ketepatan waktu pengiriman, perusahaan juga memfokuskan pada faktor kualitas

produk. Produk sterilizer door yang berkualitas adalah produk yang sesuai dengan

spesifikasi permintaan pelanggan dan dapat digunakan dengan baik setelah proses

fabrikasi selesai.

Sebagai tambahan, produk sterilizer door merupakan komponen penting pada

mesin sterilizer (alat untuk melakukan proses perebusan tandan buah sawit). Tanpa

adanya sterilizer door, proses perebusan buah tidak akan mungkin dapat berjalan dan

mengakibatkan terlambatnya jadwal produksi suatu pabrik kelapa sawit. Oleh

karenanya ketepatan waktu pengiriman sterilizer door merupakan hal yang sangat

signifikan.

5.2.3.3. Strategi Operasional

Untuk bidang operasional perusahaan, PT. Putra Tunas Megah menerapkan

strategi yang memfokuskan pada efisiensi proses produksi dari segi waktu dan biaya.

Universitas Sumatera Utara


Perusahaan hanya akan mempekerjakan pekerja yang dinilai mampu melaksanakan

tugas- tugas yang diberikan oleh supervisor bagian produksi.

Perusahaan juga melakukan analisa terhadap pemasok bahan baku. Analisa

yang dilakukan adalah terhadap kualitas bahan baku yang dipasok dan ketepatan waktu

pengiriman bahan baku dari sejak pemesanan dilakukan. Hal ini merupakan upaya

perusahaan untuk menjaga agar Jadwal Induk Produksi (JIP) tidak mengalami

keterlambatan sehingga penyelesaian dan pengiriman produk dapat tepat waktu.

5.2.3.4. Strategi Sumber Daya Manusia (SDM)

Strategi PT. Putra Tunas Megah untuk bidang Sumber Daya Manusia (SDM)

adalah perusahaan hanya mempekerjakan karyawan yang ingin terus meningkatkan

kualitas dan profesionalismenya. Kebijakan manajemen perusahaan dalam

meningkatkan kulaitas dan produktivitas SDM di perusahaan dilakukan melalui

pemberian pelatihan.

5.3. Pemetaan Strategi Perusahaan dalam Kerangka Balanced Scorecard

5.3.1. Pemetaan Visi dan Misi Perusahaan

Dalam kerangka Balanced Scorecard, visi dan misi perusahaan dapat dipetakan

ke dalam masing- masing perspektif Balanced Scorecard. Pemetaan visi dan misi ke

dalam perspektif Balanced Scorecard akan membantu perusahaan dalam memahami

kondisi perusahaan sehngga memudahkan perusahaan dalam menentukan strategi-

strategi dalam kerangka Balanced Scorecard.

Universitas Sumatera Utara


Visi PT. Putra Tunas Megah adalah “Menjadi kontraktor pabrik kelapa sawit

yang terpercaya di Indonesia dan produsen sterilizer door yang dominan di pasar pabrik

kelapa sawit.” Pemetaan visi perusahaan ke dalam empat perspektif Balanced

Scorecard dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Pemetaan Visi Perusahaan dengan Balanced Scorecard

Perspektif Visi
Keuangan -
Produsen sterilizer door yang dominan di
Pelanggan
pasar pabrik kelapa sawit
Menjadi kontraktor pabrik kelapa sawit
Proses Bisnis Internal
yang terpercaya di Indonesia
Pertumbuhan dan Pembelajaran -

Dari pemetaan di atas dapat dilihat bahwa visi perusahaan belum mencerminkan

perspektif keuangan dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Ini berarti

perusahaan belum menetapkan visi yang yang lengkap dalam kerangka Balanced

Scorecard.

Misi PT. Putra Tunas Megah adalah sebagai berikut:

1. Secara aktif berpartisipasi di dalam tender pembangunan pabrik kelapa sawit dan

mengajukan harga yang bersaing.

2. Mengelola dan menjaga biaya operasional perusahaan sehingga margin

keuntungan perusahaan dapat maksimal.

3. Bersaing dengan menyediakan produk yang bermutu, sesuai dengan spesifikasi

permintaan.

Universitas Sumatera Utara


4. Menjaga kualitas produksi dengan melakukan pengawasan yang ketat terhadap

para karyawan bagian produksi dan karyawan lapangan.

Pemetaan misi perusahaan ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard dapat

dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Pemetaan Misi Perusahaan dengan Balanced Scorecard

Perspektif Misi
Mengelola dan menjaga biaya operasional
perusahaan sehingga margin keuntungan
Keuangan
perusahaan dapat maksimal.

1. Secara aktif berpartisipasi di dalam tender


pembangunan pabrik kelapa sawit dan
mengajukan harga yang bersaing
Pelanggan 2. Bersaing dengan menyediakan produk yang
bermutu, sesuai dengan spesifikasi permintaan.

Menjaga kualitas produksi dengan melakukan


pengawasan yang ketat terhadap para karyawan
Proses Bisnis Internal
bagian produksi dan karyawan lapangan.

Pertumbuhan dan
-
Pembelajaran

Universitas Sumatera Utara


Dari pemetaan di atas dapat dilihat bahwa misi perusahaan belum mencerminkan

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Ini berarti perusahaan belum menetapkan

misi yang yang lengkap dalam kerangka Balanced Scorecard.

5.3.2. Pemetaan Strategi Perusahaan

Pemetaan strategi perusahaan pada kerangka Balanced Scorecard dilakukan

terhadap strategi- strategi fungsional perusahaan yaitu strategi bidang keuangan, strategi

pemasaran, strategi operasional dan startegi sumber daya manusia.

Pemetaan strategi perusahaan ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard

dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Pemetaan Strategi Perusahaan dengan Balanced Scorecard

Perspektif Strategi
Peningkatan pendapatan melalui pengelolaan biaya
Keuangan
operasional
1. Selektif pada pemilihan pemasok
Pelanggan
2. Fokus pada pengiriman produk
1. Fokus pada ketepatan penyelesaian produk
Proses Bisnis Internal
2. Efisiensi produksi dari segi waktu dan biaya
Pertumbuhan dan
Meningkatkan kualitas dan produktivitas SDM
Pembelajaran

Dari pemetaan di atas dapat dilihat bahwa strategi perusahaan sudah

mencerminkan keempat perspektif Balanced Scorecard. Ini berarti perusahaan sudah

menetapkan strategi yang yang lengkap dalam kerangka Balanced Scorecard.

Universitas Sumatera Utara


5.4. Sasaran Strategis Perusahaan

Pada subbab ini akan dijabarkan sasaran strategis PT. Putra Tunas Megah untuk

setiap perspektif Balanced Scorecard.

5.4.1. Sasaran Strategis Perspektif Keuangan

Berikut adalah sasaran strategis perspektif keuangan perusahaan:

1. Peningkatan profitabilitas (net margin) perusahaan: rasio antara laba bersih dengan

penjualan (jumlah kontrak) perusahaan.

2. Pertumbuhan tingkat pengembalian investasi (Return On Investment/ ROI): rasio

antara laba bersih dengan total aktiva perusahaan.

3. Peningkatan utilisasi aktiva perusahaan yaitu meningkatkan efisiensi penggunaan

(utilisasi) berbagai aktiva yang telah diinvestasikan pada perusahaan: rasio antara

penjulan dengan aktiva perusahaan.

4. Pengoptimalan penggunaan anggaran perusahaan yaitu total biaya operasional

perusahaan per tahun.

5.4.2. Sasaran Strategis Perspektif Pelanggan

Berikut adalah sasaran strategis perspektif pelanggan perusahaan:

1. Peningkatan kualitas produk: menurunnya jumlah produk yang retur dibandingkan

produk yang dikirim.

2. Penurunan jumlah komplain mutu.

Universitas Sumatera Utara


3. Mempertahankan pelanggan yaitu jumlah pelanggan yang melakukan pembelian

berulang terhadap produk sterilizer door perusahaan.

4. Peningkatan jumlah pelanggan yang potensial yaitu pertambahan pelanggan baru

per tahun.

5.4.3. Sasaran Strategis Perspektif Proses Bisnis Internal

Berikut adalah sasaran strategis perspektif proses bisnis internal perusahaan:

1. Peningkatan kecepatan waktu respon terhadap permintaan pelanggan: kecepatan

pengiriman produk sejak order pelanggan.

2. Peningkatan ketepatan waktu pengiriman: persentase pengiriman produk yang tepat

waktu.

3. Penurunan permasalahan bahan baku: penurunan jumlah kasus retur semua bahan

baku produksi.

4. Ketepatan waktu pengiriman bahan baku: penurunan jumlah keterlambatan

penerimaan bahan baku.

5. Peningkatan ketepatan waktu penyelesaian produk: penurunan jumlah produk yang

terlambat penyelesaiannya.

5.4.4. Sasaran Strategis Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Berikut adalah sasaran strategis perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

perusahaan:

1. Peningkatan kepuasan pekerja: penurunan tingkat absensi rata- rata karyawan per

tahun.

Universitas Sumatera Utara


2. Penurunan tingkat perputaran karyawan, yaitu atas inisiatif karyawan sendiri

(voluntarily) dan pemberhentian oleh perusahaan (involuntarily).

3. Peningkatan tingkat pendapatan per karyawan: jumlah pendapatan rata- rata

karyawan per tahun.

4. Training coverage yaitu persentase karyawan yang mendapat pelatihan dalam satu

tahun.

5.5. Indikator- Indikator Pengukuran Kinerja

Indikator pengukuran kinerja atau Key Performance Indicator (KPI) merupakan

ukuran kinerja dari sasaran- sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Sasaran tersebut dikelompokkan ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard, yaitu

perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

Pada subbab berikut akan dijabarkan indikator- indikator pengukuran kinerja PT.

Putra Tunas Megah dengan metode Balanced Scorecard, yakni perspektif keuangan,

perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran.

5.5.1. Perspektif Keuangan

Key Performance Indicator dan target yang ditetapkan PT. Putra Tunas Megah

dari tiap- tiap sasaran strategis pada perspektif keuangan dapat dilihat pada Tabel 5.4.

berikut ini.

Tabel 5.4. Key Performance Indicator Perspektif Keuangan

Universitas Sumatera Utara


Sasaran Strategis Key Performance Indicator Ukuran Target
Peningkatan
Net Margin: rasio laba bersih
profitabilitas Rasio 18%
atas penjualan
perusahaan

Tabel 5.4. Key Performance Indicator Perspektif Keuangan (lanjutan)

Sasaran Strategis Key Performance Indicator Ukuran Target


Pertumbuhan tingkat ROI: rasio laba bersih atas total Rasio 15%
pengembalian investasi aktiva perusahaan
Peningkatan utilisasi Rasio penjualan atas aktiva Rasio 80%
aktiva perusahaan perusahaan
Mengoptimalkan Biaya operasional perusahaan Nominal 1.500.000.000
penggunaan anggaran (Rp.)

5.5.2. Perspektif Pelanggan

Key Performance Indicator dan target yang ditetapkan PT. Putra Tunas Megah

dari tiap- tiap sasaran strategis pada perspektif pelanggan dapat dilihat pada Tabel 5.5.

berikut ini.

Tabel 5.5. Key Performance Indicator Perspektif Pelanggan

Sasaran Strategis Key Performance Indicator Ukuran Target


Rasio antara produk yang
Peningkatan kualitas
dikembalikan dengan produk yang Persentase 10%
produk
dikirim
Penurunan jumlah Artikel/
Komplain mutu 2
komplain mutu bulan
Mempertahankan Persentase pelanggan yang
Persentase 50%
pelanggan melakukan pembelian berulang

Universitas Sumatera Utara


Peningkatan jumlah
pelanggan yang Pertambahan pelanggan per tahun Jumlah 5
potensial

5.5.3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Key Performance Indicator dan target yang ditetapkan PT. Putra Tunas Megah

dari tiap- tiap sasaran strategis pada perspektif proses bisnis internal dapat dilihat pada

Tabel 5.6. berikut ini.

Tabel 5.6. Key Performance Indicator Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Key Performance Indicator Ukuran Target


Kecepatan waktu
Kecepatan pengiriman produk
respon terhadap Hari 20
sejak order pelanggan
permintaan pelanggan
Peningkatan ketepatan
Keterlambatan waktu penyelesaian
waktu penyelesaian Frekwensi 5
produksi
produk
Peningkatan ketepatan
waktu pengiriman Persentase On Time Delivery Persentase 80%
produk
Penurunan
Frekwensi/
permasalahan bahan Jumlah kasus retur bahan baku 2
tahun
baku
Peningkatan ketepatan
Jumlah keterlambatan waktu
waktu pengiriman Frekwensi 3
penerimaan material
bahan baku

Universitas Sumatera Utara


5.5.4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Key Performance Indicator dan target yang ditetapkan PT. Putra Tunas Megah

dari tiap- tiap sasaran strategis pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dapat

dilihat pada Tabel 5.7. berikut ini.

Tabel 5.7. Key Performance Indicator Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Sasaran Strategis Key Performance Indicator Ukuran Target


Peningkatan kepuasan Tingkat absensi rata- rata
Persentase 5%
karyawan karyawan per tahun
Penurunan tingkat Turn-over karyawan per tahun
Persentase 10%
perputaran karyawan (voluntarily)
Penurunan tingkat Turn-over karyawan per tahun
Persentase 10%
perputaran karyawan (involuntarily)
Pendapatan rata- rata karyawan
Peningkatan tingkat Nominal
2.500.000
pendapatan karyawan per tahun. (Rp.)

Training coverage Pelatihan Karyawan Persentase 80%

5.6. Pengukuran Kinerja Perusahaan

Pengukuran kinerja PT. Putra Tunas Megah dilakukan untuk tahun operasional

2009 yaitu dengan cara membandingkan hasil yang dicapai perusahaan terhadap target

yang telah ditetapkan pada tahun yang bersangkutan. Pengukuran kinerja ini dilakukan

Universitas Sumatera Utara


terhadap indikator- indikator yang telah ditetapkan pada masing- masing perspektif

Balanced Scorecard untuk mengetahui pencapaian strategis perusahaan terhadap target

yang telah ditetapkan perusahaan.

5.6.1. Perspektif Keuangan

Pada perspektif keuangan, perusahaan menetapkan empat pencapaian sasaran

strategis yaitu peningkatan profitabilitas perusahaan, pertumbuhan tingkat

pengembalian investasi, peningkatan utilisasi aktiva perusahaan, dan mengoptimalkan

penggunaan anggaran.

1. Peningkatan profitabilitas perusahaan

Rasio profitabilitas merupakan salah satu cara untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba untuk setiap kegiatan yang dilakukannya.

Semakin besar rasio menunjukkan profitabilitas perusahaan yang lebih baik seperti

dapat dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5.8. Rasio Profitabilitas Perusahaan Tahun 2008 - 2009

Tahun Penjualan (Rp.) Laba Bersih (Rp.) Rasio

2008 14.118.084.507,03 3.007.568.663,34 21,30%

2009 23.113.183.608,14 3.875.761.590 16,76%

Sumber: Laporan Keuangan PT. Putra Tunas Megah

Universitas Sumatera Utara


2. Pertumbuhan tingkat pengembalian investasi

Untuk tingkat pengembalian investasi perusahaan, digunakan ROI (Return On

Investment) yang merupakan rasio antara laba bersih dengan total aktiva yang

dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio ROI, semakin baik tingkat

pengembalian investasi perusahaan seperti dapat dilihat pada tabel 5.9.

Tabel 5.9. Return On Investment (ROI) Perusahaan Tahun 2008 - 2009

Tahun Laba Bersih (Rp.) Total Aktiva (Rp.) Rasio

2008 3.007.568.663,34 15.574.017.466,49 19,31%

2009 3.875.761.590,14 22.708.555.976,10 17.06%

Sumber: Laporan Keuangan PT. Putra Tunas Megah

3. Peningkatan utilisasi aktiva perusahaan

Indikator yang digunakan untuk mengukur utilisasi aktiva perusahaan adalah rasio

penjualan terhadap total aktiva perusahaan. Semakin tinggi rasio, semakin tinggi

tingkat penggunaaan aktiva perusahaan yang dapat dilihat pada tabel 5.10.

Tabel 5.10. Utilisasi Aktiva Perusahaan Tahun 2008 - 2009

Tahun Penjualan (Rp.) Total Aktiva (Rp.) Rasio

2008 14.118.084.507,03 15.574.017.466,49 90,65%

2009 23.113.183.608 22.708.555.976,10 101,7%

Sumber: Laporan Keuangan PT. Putra Tunas Megah

Universitas Sumatera Utara


4. Mengoptimalkan penggunaan anggaran

Penggunaan anngaran perusahaan dapat dilihat dari total biaya operasional

perusahaan selama tahun operasional. Dengan mengetahui total biaya aktual

operasional (tabel 5.11), dapat dibandingkan dengan biaya operasional yang

dianggarkan.

Tabel 5.11. Penggunaan Anggaran Perusahaan Tahun 2008 - 2009

Tahun Biaya Operasional (Rp.)

2008 1.053.354.476,15

2009 1.247.450.529,67

Sumber: Laporan Keuangan PT. Putra Tunas Megah

5.6.2. Perspektif Pelanggan

Untuk perspektif pelanggan, perusahaan menetapkan empat sasaran strategis

yaitu peningkatan kualitas produk, penurunan jumlah komplain mutu, mempertahankan

pelanggan, dan peningkatan jumlah pelanggan yang potensial.

1. Peningkatan kualitas produk

Untuk mengukur kualitas produk yang digunakan oleh pelanggan, indikator yang

digunakan adalah persentase produk yang dikembalikan (retur) atau jumlah produk

baru yang harus diservis setelah pemasangan terhadap jumlah produk yang

dikirimkan perusahaan seperti pada tabel 5.12.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.12. Produk yang Dikirim dan Produk yang Retur/ Servis tahun 2009

Tahun Produk Dikirim (Rp.) Produk yang Dikembalikan (Rp.) Rasio

2009 23.198.960.027 85.776.419 0,36%

2. Penurunan jumlah komplain mutu

Indikator yang digunakan untuk mengukur komplain mutu adalah banyaknya kasus

komplain kualitas produk yang terjadi pada satu bulan. Tabel 5.13 berikut

menunjukkan jumlah kasus komplain mutu produk perusahaan pada tahun 2009.

Tabel 5.13. Jumlah Komplain Mutu pada Tahun 2009

Bulan Jumlah Kasus Komplain Mutu

Januari 2

Februari 1

Maret 0

April 0

Mei 0

Juni 0

Juli 1

Agustus 1

Universitas Sumatera Utara


Semptember 0

Oktober 0

November 0

Desember 0

Rata- rata 0,416

3. Mempertahankan pelanggan

Indikator yang digunakan untuk mengukur sasaran ini adalah persentase pelanggan

lama (pelanggan yang melakukan pembelian pada tahun 2008) yang melakukan

pembelian ulang pada tahun 2009 dibandingkan dengan jumlah pelanggan total

pada tahun 2009 seperti dapat dilihat pada tabel 5.14.

Tabel 5.14. Jumlah Pelanggan Lama dan Pelanggan Baru pada Tahun 2009

Tahun Pelanggan Lama Pelanggan Baru Total Pelanggan

2008 8 5 13

4. Peningkatan jumlah pelanggan yang potensial

Indikator yang digunakan adalah jumlah pertambahan pelanggan per tahun pada

tahun 2009. Pada tahun 2009, perusahaan memiliki 5 pelanggan baru yang membeli

produk pintu sterilizer door.

Universitas Sumatera Utara


5.6.3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Untuk perspektif proses bisnis internal, perusahaan menetapkan 5 (lima) sasaran

strategis yaitu kecepatan waktu respon terhadap permintaan pelanggan, peningkatan

ketepatan waktu penyelesaian produk, peningkatan ketepatan waktu pengiriman produk,

penurunan permasalahan bahan baku, dan peningkatan ketepatan waktu pengiriman

bahan baku

1. Kecepatan waktu respon terhadap permintaan pelanggan.

Indikator yang digunakan adalah rata- rata waktu kecepatan pengiriman terhadap

permintaan (order) pelanggan. Semakin cepat waktu respon perusahaan terhadap

permintaan semakin baik. Tabel 5.15. menunjukkan rata- rata waktu respon

terhadap permintaan pelanggan pada tahun 2009.

Tabel 5.15. Kecepatan Pengiriman Order Pelanggan pada Tahun 2009

Triwulan Kecepatan Pengiriman (Hari)

I
16
II
18
III
20
IV
20
Rata- rata 19

2. Peningkatan ketepatan waktu penyelesaian produk.

Untuk mengukur ketepatan waktu penyelesaian produk, indikator yang digunakan

adalah banyaknya jumlah kasus keterlambatan produksi pada tahun operasional.

Universitas Sumatera Utara


Kasus keterlambatan terjadi apabila waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

satu produk lebih lama dibandingkan dengan waktu yang telah ditetapkan manajer

produksi. Pada tahun 2009, PT. Putra Tunas Megah mengalami 3 (tiga) kasus

keterlambatan.

3. Peningkatan ketepatan waktu pengiriman produk.

Untuk mengukur ketepatan waktu pengiriman produk kepada pelanggan, indikator

yang digunakan adalah tingkat ketepatan waktu pengiriman (on time delivery).

Ukurannya adalah persentase pengiriman yang tepat waktu dibandingkan dengan

jadwal pengiriman produk kepada pelanggan (tabel 5.16).

Tabel 5.16. Ketepatan Waktu Pengiriman Produk tahun 2009

Jumlah Jumlah Persentase


Bulan
Pengiriman Keterlambatan Keterlambatan

Januari 6 0 0%

Februari 6 1
16.67%
Maret 5 1
20.00%
April 5 2
40.00%
Mei 5 2
40.00%
Juni 6 1
16.67%
Juli 6 0
0.00%
Agustus 6 0
0.00%

Universitas Sumatera Utara


Semptember 6 1
16.67%
Oktober 5 0
0.00%
November 6 0
0.00%
Desember 4 0
0.00%
Rata- rata 12,50%

Dengan demikian, jumlah on time delivery adalah sebesar (100% - 12,50%) =

87,50%.

4. Penurunan permasalahan bahan baku.

Indikator yang digunakan adalah banyaknya frekwensi rata- rata kasus retur bahan

baku kepada pemasok per tahun yang dapat dilihat pada tabel 5.17.

Tabel 5.17. Kasus Retur Bahan Baku pada Tahun 2009

Bulan Jumlah Retur

Januari 1

Februari 0

Maret 0

April 0

Mei 0

Juni 1

Universitas Sumatera Utara


Juli 0

Agustus 0

Semptember 4

Oktober 0

November 0

Desember 1

Total 7

Rata- rata kasus per bulan 0,58

5. Peningkatan ketepatan waktu pengiriman bahan baku.

Indikator yang digunakan pada sasaran strategis ini adalah frekwensi keterlambatan

waktu penerimaan material per bulan yang dapat dilihat pada tabel 5.18.

Tabel 5.18. Kasus Keterlambatan Penerimaan Bahan Baku Tahun 2009

Bulan Jumlah Keterlambatan

Januari 7

Februari 4

Maret 0

April 0

Mei 1

Juni 3

Juli 5

Universitas Sumatera Utara


Agustus 3

Semptember 2

Oktober 2

November 1

Desember 1

Total 29

Rata- rata keterlambatan per bulan 2.41

5.6.4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Sasaran strategis yang ditetapkan pada perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran ini adalah peningkatan kepuasan karyawan, penurunan tingkat perputaran

karyawan (voluntarily), peningkatan tingkat pendapatan karyawan (involuntarily), dan

training coverage.

1. Peningkatan kepuasan karyawan.

Indikator yang digunakan untuk mengukur kepuasan bekerja para karyawan adalah

dengan perhitungan tingkat absensi rata- rata karyawan per tahun yang dapat dilihat

pada tabel 5.19.

Tabel 5.19. Tingkat Absensi Karyawan Tahun 2009

Bulan % Absen

Januari
11.25%

Universitas Sumatera Utara


Februari
5.00%
Maret
2.50%
April
6.25%
Mei
2.50%
Juni
2.50%
Juli
5.00%
Agustus
8.75%
September
5.00%
Oktober 5.00%

Tabel 5.19. Tingkat Absensi Karyawan Tahun 2009 (lanjutan)

Bulan % Absen

November
1.25%
Desember
3.75%
Rata- rata 4.90%

2. Penurunan tingkat perputaran karyawan (voluntarily) dan (involuntarily) yang

dapat dilihat pada tabel 5.20.

Tabel 5.20. Jumlah Pemberhentian Tahun 2009

Awal Tahun Akhir Tahun Pemberhentian sukarela Pemberhentian paksa

Universitas Sumatera Utara


80 89 2 5

3. Peningkatan tingkat pendapatan karyawan

Indikator yang digunakan pada sasaran strategis ini adalah pendapatan rata- rata

karyawan per tahun. Pendapatan rata- rata karyawan PT. Putra Tunas Megah adalah

Rp. 1.106.250.

4. Training coverage.

Indikator yang digunakan pada sasaran strategis ini adalah persentase realisasi

pelatihan untuk karyawan terhadap rencana yang telah disusun oleh pihak

manajemen. Dengan adanya pelatihan yang diberikan, diharapkan kapabilitas

karyawan dapat meningkat. Tabel 5.21. berikut menunjukkan jumlah pelatihan

yang direncanakan dan yang terealisasi pada tahun 2009.

Tabel 5.21. Rencana Pelatihan Tahun 2009

Bulan Rencana Pelatihan Realisasi Pelatihan

Januari
1 1
Februari
5 4

Universitas Sumatera Utara


Maret
5 5
April
5 3
Mei
5 2
Juni
4 2
Juli
2 1
Agustus
0 0
Semptember
3 2
Oktober
5 3

Tabel 5.21. Rencana Pelatihan Tahun 2009 (lanjutan)

Bulan Rencana Pelatihan Realisasi Pelatihan

November 5 5

Desember 5 5

Total 45 33

Dari tabel 5.21. di atas dapat dilihat bahwa 33 dari 45 rencana pelatihan telah terealisasi.

Hal ini berarti training coverage perusahaan mencapai 73.33%.

5.7. Hasil Pengukuran Kinerja

Universitas Sumatera Utara


Hasil pengukuran kinerja PT. Putra Tunas Megah dengan menggunakan metode

Balanced Scorecard untuk setiap indikator dalam masing-masing perspektif dapat

dilihat pada Tabel 5.22. Tabel tersebut menunjukkan kesimpulan dari pengukuran

kinerja yaitu apakah kinerja yang diharapkan (target) sudah tercapai atau tidak tercapai.

Dari 18 indikator yang digunakan, ada sebanyak 3 indikator yang tidak tercapai yaitu

profitabilitas perusahaan, tingkat pendapatan karyawan dan training coverage.

5.8. Peta Strategi PT. Putra Tunas Megah

Peta strategi merupakan hubungan sebab akibat antara sasaran strategis pada

setiap perspektif Balanced Scorecard. Sasaran pada satu perspektif tertentu dapat

mempengaruhi sasaran pada perspektif lainnya. Sasaran strategis pada perspektif

pertumbuhan dan pembelajaran menjadi dasar bagi tercapainya sasaran-sasaran strategis

pada perspektif lainnya, seperti perspektif proses bisnis internal, perspektif pelanggan

dan perspektif keuangan.

Penentuan hubungan sebab akibat antar sasaran strategis akan menghasilkan peta

strategi perusahaan. Peta strategi PT. Putra Tunas Megah dapat dilihat pada Gambar

5.1.

Universitas Sumatera Utara


Meningkatnya ROI

Pengunaan Anggaran
Keuangan Tingkat Profitabilitas
yang Optimal

Utilisasi Aktiva

Penurunan jumlah Mempertahankan Peningkatan jumlah


komplain mutu pelanggan pelanggan yang potensial
Pelanggan

Peningkatan kualitas
produk

Penurunan permasalahan
bahan baku

Kecepatan waktu respon terhadap


Proses Bisnis permintaan pelanggan Peningkatan ketepatan waktu
Internal pengiriman bahan baku

Peningkatan ketepatan
waktu pengiriman produk

Peningkatan ketepatan
waktu penyelesaian produk

Pertumbuhan
Tingkat Perputaran Tingkat Pendapatan
dan Kepuasan Karyawan Training coverage
Pembelajaran Karyawan Karyawan

Gambar 5.1. Peta Strategi PT. Putra Tunas Megah

5.9. Penentuan Bobot Perspektif dan Sasaran Strategis

Metode pembobotan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan Proses Hirarki Analitik (AHP). Model pembobotan sasaran strategis

dapat dilihat pada Gambar 5.2.

Universitas Sumatera Utara


Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner tertutup yang diisi

oleh seorang responden ahli. Responden ahli diminta untuk membobotkan kriteria dan

sub kriteria penilaian kinerja perusahaan dalam skema Balanced Scorecard dengan

mengisi kuisioner perbandingan berpasangan. Responden diminta membandingkan

secara berpasangan tingkat kepentingan relative kriteria dan sub kriteria penilaian

kinerja.

Hasil yang ingin dianalisis dari pengolahan kuisioner perbandingan berpasangan

berupa:

a. Bobot lokal/ global untuk setiap kriteria dalam hierarki (untuk level kriteria, bobot

local memiliki nilai yang sama dengan bobot global). Bobot tersebut

merepresentasikan tingkat kepentingan relatif suatu kriteria terhadap kriteria

lainnya. Hal ini berguna untuk membandingkan tingkat kepentingan antar

perspektif dalam skema Balanced Scorecard.

b. Bobot lokal untuk setiap sub kriteria dalam hierarki. Bobot tersebut

merepresentasikan tingkat kepentingan relatif suatu sub kriteria terhadap sub

kriteria lain yang masih berada dalam kriteria yang sama. Hal ini berguna untuk

membandingkan tingkat kepentingan antar sasaran strategis yang berada dalam

perspektif yang sama dalam skema Balanced Scorecard.

Universitas Sumatera Utara


1.1 Peningkatan profitabilitas perusahaan

1.2 Pertumbuhan tingkat pengembalian investasi


1. Keuangan

1.3 Peningkatan utilisasi aktiva perusahaan

1.4 Mengoptimalkan penggunaan anggaran

2.1 Peningkatan kualitas produk

2.2 Penurunan jumlah komplain mutu


2. Pelanggan

2.3 Mempertahankan pelanggan

2.4 Peningkatan jumlah pelanggan yang potensial


Penilaian Kinerja
Perusahaan 3.1 Kecepatan waktu respon terhadap permintaan
pelanggan

3.2 Peningkatan ketepatan waktu penyelesaian


produk

3. Proses Bisnis 3.3 Peningkatan ketepatan waktu pengiriman


Internal produk

3.4 Penurunan permasalahan bahan baku

3.5 Peningkatan ketepatan waktu pengiriman


bahan baku

4.1 Peningkatan kepuasan karyawan

4.2 Penurunan tingkat perputaran karyawan


(voluntarily)

4. Pertumbuhan dan 4.3 Penurunan tingkat perputaran karyawan


Pembelajaran (involuntarily)

4.4 Peningkatan tingkat pendapatan karyawan

4.5 Training coverage

Gambar 5.2. Model Hierarki Penentuan Bobot Kepentingan Sasaran Strategis

Universitas Sumatera Utara


Langkah- langkah pembuatan kuisioner untuk penentuan peringkat perspektif

Balanced Scorecard dan sasaran strategis:

1. Kuisioner dibuat untuk setiap level pada model hierarki sasaran strategis. Contoh:

level dua yang terdiri dari perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal

dan pertumbuhan dan pembelajaran.

2. Elemen pada satu level dibandingkan dengan elemen lain pada level yang sama

dengan menggunakan skala integritas kepentingan yang ditentukan oleh Thomas L.

Saaty. (1991)

5.9.1. Matriks Banding Berpasangan (Pairwise Comparison)

Berikut hasil perolehan data kueisioner yang dimuat dalam bentuk tabel matriks

banding berpasangan.

Tabel 5.23. Matriks Banding Berpasangan Elemen Level 2

Kriteria 1 2 3 4
1 1 1 0.3333 3
2 1 1 5 3
3 3 0.2 1 1
4 0.3333 0.3333 1 1

Keterangan:

Kriteria 1: Perspektif Keuangan

Kriteria 2: Perspektif Pelanggan

Kriteria 3: Perspektif Proses Bisnis Internal

Kriteria 4: Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Universitas Sumatera Utara


5.9.2. Perhitungan Rata-Rata Pembobotan untuk Masing-Masing Elemen dan

Unsur

Langkah berikutnya pada AHP ialah membuat prioritas alternatif keputusan di

antara masing-masing kriteria yang ada. Langkah ini di dalam AHP disebut langkah

sintesisasi (synthesization). Disini akan digunakan metode aproksimasi/pendekatan

(approximation) untuk melakukan sintesisasi ini yang dapat menghasilkan estimasi

angka preferensi yang cukup baik untuk masing-masing keputusan di dalam masing-

masing kriteria.

Pertama, menjumlahkan semua nilai-nilai di setiap kolom matriks banding

berpasangan dari penilaian 1 kuisioner yang ada dengan menggunakan rata-rata

geometrik dengan mengakarkan anggota pada matriks perbandingan berpasangan.

Setelah itu, maka diperoleh rata-rata pembobotan untuk masing-masing elemen pada

level 2 yang ditunjukkan dalam Tabel 5.24 dibawah ini.

Tabel 5.24. Rata-Rata Pembobotan untuk Masing-Masing Elemen Level 2

Kriteria 1 2 3 4
1 1 1 0.5774 1.7321
2 1 1 2.2361 1.7321
3 1.7321 0.4472 1 1
4 0.5774 0.5774 1 1
Total 4.3094 3.0246 4.8134 5.4641

Universitas Sumatera Utara


5.9.3. Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi Matrik

Dari hasil penjumlahan matrik banding berpasangan untuk tiap elemen, unsur dan

produk di atas, selanjutnya dihitung matriks normalisasi dengan cara membagi masing-

masing angka di setiap kolom dengan jumlah kolom masing-masing dan dilanjutkan

dengan menghitung nilai rata-rata di masing-masing baris sebagai bobot parsial.

Sebagai contoh, perhitungan normalisasi untuk:

• Keuangan dengan Keuangan ; 1/4.3094= 0.2321

• Keuangan dengan Pelanggan ; 1/3.0246= 0.3306

• Keuangan dengan Proses Bisnis Internal ; 0.5774/4.8134= 0.1199

• Keuangan dengan Pertumbuhan dan Pembelajaran ; 1.7321/5.4641= 0.3170

Kemudian diambil rata-rata entri sepanjang baris adalah sebagai berikut:

• Baris pertama, rata-rata = (0.2321+0.3306+0.1199+0.3170)/4 = 0.2499

Tabel 5.25. Matrik Normalisasi dan Rata-Rata Baris untuk Elemen Level 2

Kriteria 1 2 3 4 Rata- rata


1 0.2321 0.3306 0.1199 0.3170 0.2499
2 0.2321 0.3306 0.4645 0.3170 0.3361
3 0.4018 0.1479 0.2078 0.1830 0.2351
4 0.1340 0.1909 0.2078 0.1830 0.1789
Total 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000

Kemudian dihitung konsistensi ratio, di mana perhitungan konsistensinya adalah

sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


 1 1 0.5774 1.7321 0.2499 1.03159 
 1 1 2.2361 1.7321 0.3361 1.42161 
 × =
1.7321 0.4472 1 1  0.2351 0.99718
     
0.5774 0.5774 1 1  0.1789 0.75235

Setelah diperoleh perhitungan konsistensinya, dilakukan perhitungan

consistency vector sebagai berikut:

1.03159 /0.2499 4.1280


1.42161/0.3361  4.2303
 = 
0.99718/0.2351  4.2408
   
0.75235/0.1789  4.2052

Rata-rata dari keempat entri dalam kolom terakhir, adalah:

4.1280 + 4.2303 + 4.2408 + 4.2052


λ maks = = 4.2011
4

n adalah jumlah orde matrik, pada kasus ini adalah matriks berorde 4,

maka Consistency Indexnya adalah :

λ maks − n 4.2011 − 4
CI = = = 0.06703
n −1 4 −1

Langkah selanjutnya adalah menghitung Consistensi Ratio (CR), dimana

Random Index (RI) dengan n = 4 adalah 0.90 (diperoleh dari tabel random index),

maka nilai CR adalah

CR = 0.06703 / 0.90 = 0.07448

Ini menunjukan bahwa konsistensi baik, karena nilai CR ≤ 0,1 . Maka dapat

disimpulkan bahwa responden konsisten terhadap jawabannya.

Setelah perhitungan konsistensi matrik untuk elemen pada level 2 (kriteria/

perspektif) ini, maka perhitungan yang sama juga dilanjutkan pada unsur-unsur dari

Universitas Sumatera Utara


level 3 (sub kriteria/ sasaran strategis). Berikut ini adalah bobot kepentingan untuk

setiap perspektif dan sasaran strategis PT. Putra Tunas Megah.

Tabel 5.26. Bobot Kepentingan untuk Setiap Perspektif dan Sasaran Strategis

Perspektif Bobot Sasaran Strategis Bobot Lokal Bobot Global


Peningkatan profitabilitas
0.2139 0.0535
perusahaan
Pertumbuhan tingkat
0.2139 0.0535
pengembalian investasi
Keuangan 0.2499
Peningkatan utilisasi
0.3248 0.0812
aktiva perusahaan
Mengoptimalkan
0.2474 0.0618
penggunaan anggaran
Peningkatan kualitas
0.1774 0.0596
produk
Penurunan jumlah
0.3321 0.1116
komplain mutu
Pelanggan 0.3361
Mempertahankan
0.2803 0.0942
pelanggan
Peningkatan jumlah
0.2102 0.0706
pelanggan yang potensial
Kecepatan waktu respon
terhadap permintaan 0.1961 0.0461
pelanggan
Peningkatan ketepatan
waktu penyelesaian 0.2651 0.0623
produk
Proses Bisnis Internal 0.2351 Peningkatan ketepatan
0.2425 0.0570
waktu pengiriman produk
Penurunan permasalahan
0.1584 0.0372
bahan baku
Peningkatan ketepatan
waktu pengiriman bahan 0.1380 0.0325
baku

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.26. Bobot Kepentingan untuk Setiap Perspektif dan Sasaran Strategis

(lanjutan)

Perspektif Bobot Sasaran Strategis Bobot Lokal Bobot Global


Peningkatan kepuasan
0.1923 0.0344
karyawan
Penurunan tingkat
0.2637 0.0472
perputaran karyawan
Pertumbuhan dan
0.1789 Penurunan tingkat
Pembelajaran 0.2637 0.0472
perputaran karyawan
Peningkatan tingkat
0.1247 0.0223
pendapatan karyawan

Training coverage 0.1557 0.0278

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Peta Strategi

Peta Strategi PT. Putra Tunas Megah (gambar 5.1) adalah berdasarkan pada visi

dan misi, serta strategi perusahaan. Peta strategi ini dibagi ke dalam empat perspektif

Balanced Scorecard yakni perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses

bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Peta strategi ini

menunjukkan hubungan sebab akibat antara sasaran strategis perusahaan. Setiap sasaran

strategis memberikan kontribusi untuk mendukung tercapainya sasaran strategis di

dalam perspektif yang sama maupun perspektif yang berbeda.

Sasaran strategis perusahaan dalam perspektif keuangan adalah meningkatkan

tingkat pengembalian investasi (ROI). Meningkatnya ROI itu tentunya harus didukung

oleh peningkatan tingkat profitabilitas, utilisasi aktiva dan penggunaan anggaran yang

optimal. Sasaran- sasaran strategis keuangan tersebut tentunya harus didukung oleh

pencapaian dalam perspektif pelanggan. Peningkatan kualitas produk dapat menurunkan

jumlah komplain mutu yang tentunya akan dapat meningkatkan tingkat profitabilitas

perusahaan. Selain itu, peningkatan kualitas produk juga dapat mempertahankan

pelanggan yang sudah ada dan menambah jumlah pelanggan baru yang potensial.

Semua sasaran strategis dalam perspektif pelanggan memberikan kontribusi dalam

pencapaian sasaran strategis perspektif keuangan.

Universitas Sumatera Utara


Untuk mencapai sasaran strategis perspektif pelanggan, tentunya harus didukung

oleh pencapaian sasaran strategis perspektif proses bisnis internal. Peningkatan

ketepatan waktu penyelesaian produk menjadi titik awal dalam pencapaian sasaran

strategis perspektif proses bisnis internal. Apabila sasaran strategis ini dapay dicapai,

maka kecepatan waktu respon terhadap permintaan pelanggan, ketepatan waktu

pengiriman produk, dan penurunan permasalahan bahan baku akan memberikan

kontribusi terhadap pencapaian peningkatan kualitas produk.

Semua sasaran strategis perusahaan dalam perspektif keuangan, perspektif

pelanggan, dan perspektif proses bisnis internal tentunya harus didukung dengan

pencapaian sasaran strategis perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Peningkatan

kepuasan karyawan, penurunan tingkat perputaran karyawan, peningkatan tingkat

pendapatan karyawan serta training coverage karyawan akan dapat memberikan

kontibusi terhadap pencapaian sasaran strategis perspektif lainnya.

6.2. Analisis Sasaran Strategis dan Key Performance Indicators

6.2.1. Analisis Sasaran Strategis

Secara keseluruhan, sasaran strategis PT. Putra Tunas Megah terdiri dari 18

buah, yaitu:

1. Perspektif keuangan: 4 buah

2. Perspektif pelanggan: 4 buah

3. Perspektif proses bisnis internal: 5 buah

4. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran: 5 buah

Universitas Sumatera Utara


Gambar 6.1. Persentase Sasaran Strategis Perusahaan

Dari gambar diatas, terlihat bahwa sasaran strategis perspektif keuangan dan

pelanggan berjumlah sama (22%). Demikian juga halnya dengan perspektif

pertumbuhan dan pembelajaran dan keuangan memiliki persentase yang sama besarnya

(28%). Namun hal ini tidak berarti bahwa perusahaan lebih menitikberatkan pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dan keuangan dibandingkan dengan

pencapaian perspektif keuangan dan pelanggan. Tingkat kepentingan sasaran strategis

perusahaan harus dilihat berdasarkan analisis pembobotan kriteria.

6.2.2. Analisis Key Performance Indicators

Key Performance Indicators (KPI) merupakan suatu kriteria pengukuran kinerja

yang dapat diukur dan mampu merepresentasikan sasaran strategis yang hendak dicapai

oleh perusahaan. KPI diperoleh melalui studi serta hasil diskusi dengan pihak

Universitas Sumatera Utara


perusahaan. Diskusi dengan perusahaan berfungsi untuk memastikan bahwa KPI yang

dipilih benar- benar mampu merepresentasikan sasaran strategis yang ada. Hal ini

mengingat karakteristik Balanced Scorecard sebagai system pengukuran kinerja

internal perusahaan. KPI antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya belum tentu

sama disebabkan karena visi, misi dan strategis suatu perusahaan berbeda dengan

perusahaan lain, sehingga sasaran strategisnya juga berbeda. Secara keseluruhan KPI

perusahaan berjumlah 18 buah yang terbagi dalam keempat perspektif Balanced

Scorecard.

6.3. Analisis Pembobotan Perspektif dan Sasaran Strategis

6.3.1. Analisis Hierarki Pembobotan

Tujuan dari hierarki pembobotan dalam penelitian ini adalah penilaian kinerja

perusahaan secara keseluruhan, yang terbagi ke dalam empat kriteria yakni empat

perspektif Balanced Scorecard yang terdiri dari:

1. Perspektif keuangan

2. Perspektif pelanggan

3. Perspektif proses bisnis internal

4. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

Keempat kriteria tersebut memiliki sub kriteria yaitu sasaran strategis untuk

setiap perspektif Balanced Scorecard.

Universitas Sumatera Utara


6.3.2. Analisis Pembobotan dan Skala Konsistensi

6.3.2.1. Analisis Pembobotan Kriteria

Gambar 6.2. Bobot Kepentingan Kriteria Perspektif Balanced Scorecard

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kriteria pelanggan memiliki bobot

kepentingan yang paling tinggi yakni 0,3361. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

memandang bahwa untuk mencapai sasarn strategis pada perspektif lain, maka

perspektif pelanggan perlu mendapat prioritas utama. Kemudian prioritas kedua

dilanjutkan dengan perspektif keuangan dan proses bisnis internal. Perspektif

pertumbuhan dan pembelajaran memiliki tingkat kepentingan terendah, yang

menunjukkan bahwa pertumbuhan dan pembelajaran merupakan hal terakhir yang

diperhatikan perusahaan dibandingkan dengan perspektif lainnya.

Universitas Sumatera Utara


Rasio konsistensi untuk kriteria ini adalah sebesar 0,07448 yang masih berada

dalam batasan lebih kecil atau sama dengan 0,1, sehingga pembobotan kriteria ini

konsisten.

6.3.2.2. Analisis Pembobotan Subkriteria dalam Perspektif Keuangan

Gambar 6.3. Bobot Kepentingan Subkriteria Perspektif Keuangan

Dari gambar diatas terlihat bahwa bobot kepentingan yang paling tinggi dalam

perspektif keuangan adalah peningkatan utilisasi aktiva perusahaan dengan bobot

kepentingan sebesar 0,3248 yang dilanjutkan dengan mengoptimalkan penggunaan

anggaran. Pertumbuhan tingkat pengembalian investasi dan peningkatan profitabilitas

perusahaan memiliki bobot kepentingan yang sama besar (0,2139).

Rasio konsistensi pada sub kriteria ini adalah sebesar 0,01404, sehingga

pembobotan sub kriteria ini konsisten.

Universitas Sumatera Utara


6.3.2.3. Analisis Pembobotan Subkriteria dalam Perspektif Pelanggan

Gambar 6.4. Bobot Kepentingan Subkriteria Perspektif Pelanggan

Dari gambar diatas terlihat bahwa bobot kepentingan yang paling tinggi dalam

perspektif pelanggan adalah penurunan jumlah komplain mutu dengan bobot

kepentingan sebesar 0,3321 yang dilanjutkan dengan mempertahankan pelanggan,

peningkatan jumlah pelanggan yang potensial dan peningkatan kualitas produk.

Rasio konsistensi pada sub kriteria ini adalah sebesar 0,04597, sehingga

pembobotan sub kriteria ini konsisten.

Universitas Sumatera Utara


6.3.2.4. Analisis Pembobotan Subkriteria dalam Perspektif Proses Bisnis

Internal

Gambar 6.5. Bobot Kepentingan Subkriteria Perspektif Proses Bisnis Internal

Dari gambar diatas terlihat bahwa bobot kepentingan yang paling tinggi dalam

perspektif proses bisnis internal adalah peningkatan ketepatan waktu penyelesaian

produk dengan bobot kepentingan sebesar 0,2651 yang dilanjutkan dengan peningkatan

waktu pengiriman produk, kecepatan waktu respin terhadap permintaan pelanggan,

penurunan permasalahan bahan baku dan peningkatan ketepatan waktu pengiriman

bahan baku.

Rasio konsistensi pada sub kriteria ini adalah sebesar 0,02467, sehingga

pembobotan sub kriteria ini konsisten.

Universitas Sumatera Utara


6.3.2.5. Analisis Pembobotan Subkriteria dalam Perspektif Pertumbuhan dan

Pembelajaran

Gambar 6.6. Bobot Kepentingan Subkriteria Perspektif Pertumbuhan dan

Pembelajaran

Dari gambar diatas terlihat bahwa bobot kepentingan yang paling tinggi dalam

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah penurunan tingkat perputaran

karyawan (voluntarily dan involuntarily) dengan bobot kepentingan yang sama yakni

sebesar 0,2637 yang dilanjutkan dengan peningkatan kepuasan karyawan, training

coverage dan peningkatan tingkat pendapatan karyawan.

Rasio konsistensi pada sub kriteria ini adalah sebesar 0,01909, sehingga

pembobotan sub kriteria ini konsisten.

Universitas Sumatera Utara


6.4. Perumusan Inisiatif Strategi

Setelah perusahaan menentukan sasaran strategis dan Key Performance

Indicators (KPI) untuk setiap perspektif Balanced Scorecard, langkah berikutnya

adalah merumuskan inisiatif strategis, yaitu tindakan- tindakan yang memungkinkan

untuk dilakukan perusahaan dalam rangka mewujudkan sasaran strategis yang telah

ditetapkan sebelumnya. Dalam Balanced Scorecard, inisiatif strategis dapat dilakukan

dengan memperhatikan faktor- faktor pendorong (indikator) agar inisiatif dapat

terwujud. Berikut adalah inisiatif- inisiatif strategis pada keempat perspektif Balanced

Scorecard yang ditujukan sebagai saran bagi perusahaan.

6.4.1. Perspektif Keuangan

Pada perspektif keuangan, faktor pendorong yang dapat meningkatkan ROI

adalah dengan mengefisiensikan sumber daya yang ada untuk meningkatkan laba bersih

perusahaan. Inisiatif yang dapat dilakukan perusahaan adalah:

1. Melakukan upaya peningkatan utilisasi aktiva perusahaan yang dapat dilakukan

dengan peningkatan penjualan perusahaan.

2. Melakukan upaya peningkatan rasio laba operasi atas penjualan.

3. Melakukan upaya pengoptimalan penggunaan anggaran.

6.4.2. Perspektif Pelanggan

Untuk perspektif pelanggan, upaya- upaya yang dapat dilakukan antara lain:

Universitas Sumatera Utara


1. Meningkatkan kualitas produk dan penurunan jumlah komplain mutu oleh

pelanggan. Faktor pendorong agar kualitas produk dapat ditingkatkan adalah

dengan memperhatikan proses produksi.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan dengan cara menyelesaikan keluhan pelanggan

lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Peningkatan kualitas produk diharapkan dapat meningkatkan jumlah pelanggan

yang potensial.

6.4.3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Pada perspektif proses bisnis internal, ketepatan waktu penyelesaian produk

mendapat bobot kepentingan yang terbesar. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

menjaga keandalan mesin dengan melakukan perawatan berkala dan meningkatkan

kapabilitas karyawan di bagian produksi.

Kecepatan waktu respon terhadap permintaan pelanggan akan bergantung

kepada ketepatan waktu penyelesaian produk. Oleh karena itu pemilihan pemasok selain

memperhatikan harga, faktor ketepatan waktu pengiriman bahan baku juga harus

diperhatikan. Upaya lain adalah dengan membuat suatu penjadwalan produksi yang

lebih baik sesuai dengan aktiva yang ada.

6.4.4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Untuk perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, upaya- upaya yang dapat

dilakukan adalah:

1. Meningkatkan realisasi perencanaan pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


2. Menciptakan iklim kerja yang sehat yang memungknkan bagi karyawan untuk

belajar dan berkembang sehingga dapat menekan tingkat perputaran karyawan.

3. Mendorong partisipasi karyawan di dalam pemberian saran kepada pihak

manajemen perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Setelah dilakukan pengukuran kinerja, dari 18 indikator yang diukur, ada sebanyak

3 indikator yang tidak tercapai pada tahun 2009.

2. Pada perspektif keuangan, indikator yang tidak capai target adalah target

profitabilitas perusahaan sebesar 18%. Tingkat yang dicapai oleh perusahaan adalah

sebesar 16,76%.

3. Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, tingkat pendapatan rata- rata

karyawan per tahun sebesar Rp. 1.500.000 tidak tercapai.

4. Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, realisasi pelatihan yang

direncanakan hanya sebesar 73,33% dari target 80%.

5. Pada masing- masing perspektif Balanced Scorecard, terdapat sasaran strategis

yang menurut perusahaan lebih penting dibandingkan dengan sasaran strategis

lainnya.

a. Pada perspektif keuangan, peningkatan utilisasi aktiva perusahaan mendapat

bobot kepentingan yang terbesar.

b. Pada perspektif pelanggan, penurunan jumlah komplain mutu mendapat bobot

kepentingan yang terbesar.

c. Pada perspektif proses bisnis internal, ketepatan waktu pengiriman produk

mendapat bobot kepentingan yang terbesar.

Universitas Sumatera Utara


d. Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, penurunan tingkat perputaran

karyawan mendapat bobot kepentingan terbesar.

7.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti lain untuk menyelasaikan

permasalahan yang terdapat dalam perusahaan berdasarkan perspektif Balanced

Scorecard.

2. Penelitian untuk mengevaluasi penerapan Balanced Scorecard dapat dilakukan

untuk melihat apakah perusahaan mengalami peningkatan setelah melakukan

penerapan Balanced Scorecard sebagai metode pengukuran kinerja yang terpadu.

3. Key Performance Indicator (KPI) yang digunakan tidak terbatas pada KPI yang

sudah ditentukan pada penelitian ini. Penelitian selanjutnya dapat menentukan

apakah perlu pengembangan atau penambahan KPI yang disesuaikan dengan

kebutuhan dan tujuan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai