uk
Provided by Elektronik Jurnal Universitas Musamus Merupakan
Abstrak
Jurnal ini membahas mengenai model populasi mangsa-pemangsa dengan tahapan struktur.
Pengambangan model matematika untuk memprediksi keberlanjutan dari suatu populasi makhluk
hidup. Dalam hal ini tahapan struktur terjadi pada pemangsa kecil dan pemangsa dewasa. Fungsi respon
yang menjadi karakteristik dari pemangsa adalah dengan mengikuti fungsi respon Holling Type I yang
sesuai dengan karakteristik pada ekosistem makhluk hidup. Pada model yang dibentuk tersebut di
analisis tentang nilai equilibrium dan kestabilan nilai equilibrium yang paling mendekati. Analisis ini
dilakukan dengan menghitung nilai yang ada kesetimbangan pada titik equiblibrium yang terbentuk
sebagai produk. Metode pelinieran pada sistem titik equilibrium ini untuk mewujudkan nilai eigen yang
akan membuat model tersebut memenuhi syarat kestabilan. Pada proses yang dilakukan diperoleh empat
produk titik equilibrium. Setiap titik equilibrium tentu memiliki ciri dan karakteristik serta syarat yang
unik. Kriteria Routh-Hurwitz menjadi karakteristik yang digunakan untuk menjelaskan karakteristik
kestabilanya. Sementara interpretasi dari nilai eigen pada persamaan karakteristik juga
mempertimbangakan persamaan karakteristik matriks Jacobi. Disini juga dianalisis dinamika perubahan
pada kasus yang memungkinkan dalam ekosistem untuk dilakukan eksploitasi jangka panjang dan
berkelanjutan.
Kata Kunci: Equiblirium, Holling Type I, Pemanenan.
148
MUSTEK ANIM HA Vol. 8 No. 3, Desember 2019
e-ISSN : 2354-7707 p-ISSN 2089-6697
juga banyak yang membahas tentang stage- keberlangsunganya tergantung oleh interaksi
structure pada predator. Pola pemisahan usia aktif predator dan mature. Sehingga dapat
predator ini banyak dikembangkan dengan dimodelkan sebagai berikut.
model yang lebih luas. Populasi predator 𝑑𝑥 𝑥
kecil dan predator dewasa menjadi fokus = 𝑥 𝜌1 (1 − ) − 𝛽𝑥𝑧
𝑑𝑡 𝑘1
dalam penelitian ini untuk dikembangkan. 𝑑𝑦 (1)
= 𝑐 𝛽 𝑥 𝑧 − (𝛼 + 𝛿1 ) 𝑦
Dalam aspek kehidupan ekosistem suatu 𝑑𝑡
𝑑𝑧
ekologi tertentu bisa dilakukanya suatu = 𝛼 𝑦 − 𝛿2 𝑧
𝑑𝑡
eksploitasi atau pemanenan. Pemodelan yang dengan nilai awal
melibatkan pemanenan juga banyak
dilakukan pada saat ini. Pemanenan dalam hal 𝑥(0) > 0; 𝑦(0) ≥ 0; 𝑧(0) ≥ 0
𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧
ini tentu akan melihat perkembangan Dengan simbol , 𝑑𝑡 dan 𝑑𝑡 masing-masing
𝑑𝑡
permintaan dari kebutuhan pasar [6]. menunjukan pertumbuhan populasi predator,
Sehingga dibutuhkan juga suatu model immature predator dan mature predator. Nilai
keuntungan yang menjamin keberlanjutan 𝜌1 adalah laju pertumbuhan intrinsik pada
jumlah populasi dalam jangka waktu yang populasi prey dan nilai k1 merupakan daya
sangat panjang. Fungsi keuntungan tersebut tampung (carrying capacity) untuk populasi
digunakan untuk mengoptimalkan prey. Sementara untuk bentuk fungsi predasi
keuntungan dan mengatur keberlanjutan yang mewakili interaksi predator dan prey
populasi dalam ekosistem [7]. adalah fungsi Holling I yaitu 𝛽𝑥𝑧 [9]. Nilai 𝛽
MODEL POPULASI PREDATOR-PREY dan 𝑐 masing-masing mewakili angka
pemangsaan yang relevan terhadap angka
Model predator-prey yang digunakan dalam
perubahan dari mature 𝑐. Populasi predator
penelitian ini mengembangkan model
dalam hal ini memiliki kemampuan untuk
populasi pada suatu ekosistem yang lebih
melakukan reproduksi dan memiliki interaksi
terbuka. Laju pertumbuhan populasi prey
yang langsung dengan prey dalam ekosistem.
adalah laju pertumbuhan logistik. Fungsi
predasi pada predator menggunakan fungsi Untuk 𝛼 merupakan laju perubahan immature
ke mature yang kondusif. Model populasi
respon Holling Type I yang sangat mendekati
tersebut mengalami pengurangan oleh fungsi
dengan kondisi ekosistem ekologi [8].
Populasi pemangsa terdiri dari populasi predasi. Sementara 𝛿1 dan 𝛿2 masing-maisng
immature dan mature. Sementara untuk merupakan angka laju kematian alami yang
populasi mangsa hidup esksis dalam dialami oleh immature dan mature.
ekosistem atau dengan kata lain hanya satu Dengan kondisi populasi yang seimbang
populasi. Kehidupan populasi predator sangat tersebut dapat dilakukan pemanenan untuk
bergantung pada jumlah mangsa yang memperoleh keuntungan yang maksimal.
tersedia. Sementara untuk populasi immature Oleh karenanya model (1) mengalami
predator hanya mendapat sumber makanan modifikasi karena adanya pemanenan yang
dari interaksi mature dan prey. Immature selektif tersebut. Model tersebut adalah
tidak melakukan interaksi langsung dengan
prey, hanya mature yang memiliki interaksi
dengan mangsa. Immature tidak dapat
melakukan produktifitas dan
149
MUSTEK ANIM HA Vol. 8 No. 3, Desember 2019
e-ISSN : 2354-7707 p-ISSN 2089-6697
150
MUSTEK ANIM HA Vol. 8 No. 3, Desember 2019
e-ISSN : 2354-7707 p-ISSN 2089-6697
151
MUSTEK ANIM HA Vol. 8 No. 3, Desember 2019
e-ISSN : 2354-7707 p-ISSN 2089-6697
152
MUSTEK ANIM HA Vol. 8 No. 3, Desember 2019
e-ISSN : 2354-7707 p-ISSN 2089-6697
KESIMPULAN
153
MUSTEK ANIM HA Vol. 8 No. 3, Desember 2019
e-ISSN : 2354-7707 p-ISSN 2089-6697
154