RENCANA
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
– PPG DALJAB
UNWIDHA 2022
RPP PPKn Kelas X Semester 1 – Kedudukan dan
Fungsi Kementerian Negara Republik
Indonesiadan Lembaga Pemerintah Non-
Kementerian
A. Kompetensi Inti
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
1. Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara RI dan Lembaga Pemerintah non Kementerian.
2. Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model pembelajaran : Problem Base Learning (PBL)
3. Metode : diskusi, kerja kelompok, penugasan, tanya jawab
F. Media Pembelajaran
1. Media
a. Worksheet atau lembar kerja peserta didik
b. Lembar penilaian
c. Buku cetak peserta didik, modul, gambar, video, ppt
2. Alat dan Bahan
a. Spidol, penggaris, papan tulis, penghapus
b. Laptop
c. Infocus
G. Media Pembelajaran
H. Kegiatan Pembelajaran
Orientasi
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
3. Mengajak peserta didik untuk mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan
oleh Tuhan YME, termasuk kesehatan dan kesempatan mengikuti proses
pembelajaran.
4. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
Motivasi
1. Guru memotivasi peserta didik dan menyanyikan lagu Dari Sabang Sampai
Merauke.
2. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
3. Apabila materi / tema / projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh
ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan
tentang Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara RI dan Lembaga
Pemerintah non Kementerian.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung.
5. Mengajukan pertanyaan.
Pemberi Acuan
Data
collection
Kegiatan Literasi
(pengumpulan
data)
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui
kegiatan:
1. Mengamati obyek/kejadian,
Mengamati dengan seksama materi Kedudukan dan
Fungsi Kementerian Negara RI dan Lembaga Pemerintah
non Kementerian yang sedang dipelajari dalam bentuk
gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan
mencoba menginterprestasikannya
2. Membaca sumber lain selain buku teks,
Mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai
sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman
tentang materi Kedudukan dan Fungsi Kementerian
Negara RI dan Lembaga Pemerintah non Kementerian
yang sedang dipelajari.
3. Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum
dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca
yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan
materi Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara RI
dan Lembaga Pemerintah non Kementerian yang sedang
dipelajari.
4. Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi
Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara RI dan
Lembaga Pemerintah non Kementerian yang tekah
disusun dalam daftar pertanyaan kepada Guru.
Collaboration (Kerjasama)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
1. Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
contoh dalam buku paket mengenai materi Kedudukan
dan Fungsi Kementerian Negara RI dan Lembaga
Pemerintah non Kementerian.
2. Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Kedudukan
dan Fungsi Kementerian Negara RI dan Lembaga
Pemerintah non Kementerian yang telah diperoleh pada
buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar
3. Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi Kedudukan dan Fungsi
Kementerian Negara RI dan Lembaga Pemerintah non
Kementerian sesuai dengan pemahamannya.
4. Saling tukar informasi tentang materi Kedudukan dan
Fungsi Kementerian Negara RI dan Lembaga Pemerintah
non Kementerian dengan ditanggapi aktif oleh peserta
didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan
dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur,
sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang
hayat.
Data
processing Collaboration (Kerjasama) dan Critical Thinking (Berpikir
(pengolahan Kritik)
Data)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
hasil pengamatan dengan cara:
1. Berdiskusi tentang data dari materi Kedudukan dan Fungsi
Kementerian Negara RI dan Lembaga Pemerintah non
Kementerian yang sudah dikumpulkan/terangkum dalam
kegiatan sebelumnya.
2. Mengolah informas idari materi Kedudukan dan Fungsi
Kementerian Negara RI dan Lembaga Pemerintah non
Kementerian yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
materi Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara RI dan
Lembaga Pemerintah non Kementerian.
Verification
Critical Thinking (Berpikir Kritik)
(pembuktian)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau
teori pada buku sumber melalui kegiatan:
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
Creativity (Kreativitas)
1. Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
berupa: Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang
Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara RI dan
Lembaga Pemerintah non Kementerian.
2. Menjawab pertanyaan tentang Kedudukan dan Fungsi
Kementerian Negara RI dan Lembaga Pemerintah non
Kementerian yang terdapat pada buku pegangan peserta
didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
3. Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada peserta didik
berkaitan dengan materi Kedudukan dan Fungsi
Kementerian Negara RI dan Lembaga Pemerintah non
Kementerian yang akan selesai dipelajari.
4. Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Kedudukan
dan Fungsi Kementerian Negara RI dan Lembaga
Pemerintah non Kementerian yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
Catatan:
Selama pembelajaran Fungsi Kementerian Negara RI dan Lembaga Pemerintah non
Kementerian, guru mengamati sikap peserta didik dalam pembelajaran yang
meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi
masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan.
15
C. Kegiatan Penutup
menit
Peserta didik :
1. Membuat resume (Creativity) dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran Fungsi Kementerian Negara RI dan
Lembaga Pemerintah non Kementerian yang baru dilakukan.
2. Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Kedudukan dan Fungsi
Kementerian Negara RI dan Lembaga Pemerintah non Kementerian yang baru
diselesaikan.
3. Mengagendakan materi atau tugas projek /produk /portofolio /unjuk kerja yang
harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau di
rumah.
Guru:
1. Memeriksa pekerjaan peserta didik yang selesai langsung diperiksa untuk materi
pelajaran Fungsi Kementerian Negara RI dan Lembaga Pemerintah non
Kementerian.
2. Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek /produk /portofolio /unjuk
kerja dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk
penilaian tugas projek /produk /portofolio /unjuk kerja pada materi pelajaran
Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara RI dan Lembaga Pemerintah non
Kementerian.
3. Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Kedudukan dan Fungsi
Kementerian Negara RI dan Lembaga Pemerintah non Kementerian kepada
kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
4. Guru dan peserta didik melakukan kegiatan refleksi atas manfaat pembelajaran
yang telah dilakukan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
5. Peserta didik melakukan tes tertulis tentang Kedudukan dan Fungsi Kementerian
Negara RI dan Lembaga Pemerintah non Kementerian.
6. Peserta didik menyimak informasi Guru tentang rencana kegiatan pertemuan
berikutnya dan menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi berikutnya
tentang Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Orientasi
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
3. Mengajak peserta didik untuk mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan
oleh Tuhan YME, termasuk kesehatan dan kesempatan mengikuti proses
pembelajaran.
4. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
Motivasi
Pemberi Acuan
Collaboration (Kerjasama)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
1. Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
contoh dalam buku paket mengenai materi Nilai-nilai
Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan.
2. Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Nilai-nilai
Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang
rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
3. Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi Nilai-nilai Pancasila dalam
penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan
pemahamannya
4. Saling tukar informasi tentang materi Nilai-nilai Pancasila
dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan
ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat
dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian,
dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang
disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap
teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Data
processing Collaboration (Kerjasama) dan Critical Thinking (Berpikir
(pengolahan Kritik)
Data)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
hasil pengamatan dengan cara:
1. Berdiskusi tentang data dari materi Nilai-nilai Pancasila
dalam penyelenggaraan pemerintahan yang sudah
dikumpulkan/terangkum dalam kegiatan sebelumnya.
2. Mengolah informas idari materi Nilai-nilai Pancasila
dalam penyelenggaraan pemerintahan yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya
mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung
dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kerja.
3. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
materi Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
Verification
Critical Thinking (Berpikir Kritik)
(pembuktian)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau
teori pada buku sumber melalui kegiatan:
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi:
Catatan:
Selama pembelajaran Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan,
guru mengamati sikap peserta didik dalam pembelajaran yang meliputi sikap:
15
C. Kegiatan Penutup
menit
Peserta didik :
1. Membuat resume (Creativity) dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran Nilai-nilai Pancasila dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang baru dilakukan.
2. Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Nilai-nilai Pancasila
dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baru diselesaikan.
3. Mengagendakan materi atau tugas projek /produk /portofolio /unjuk kerja yang
harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau di
rumah.
Guru:
1. Memeriksa pekerjaan peserta didik yang selesai langsung diperiksa untuk materi
pelajaran Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan.
2. Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek /produk /portofolio /unjuk
kerja dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk
penilaian tugas projek /produk /portofolio /unjuk kerja pada materi pelajaran
Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan.
3. Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Nilai-nilai Pancasila dalam
penyelenggaraan pemerintahan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
4. Guru dan peserta didik melakukan kegiatan refleksi atas manfaat pembelajaran
yang telah dilakukan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
5. Peserta didik melakukan tes tertulis tentang Nilai-nilai Pancasila dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
6. Peserta didik menyimak informasi Guru tentang rencana kegiatan pertemuan
berikutnya dan menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi berikutnya
tentang Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan.
1. Teknik Penilaian
a. Sikap
Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-
hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan
langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap.
No Nama Peserta Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah Skor Kode
didik BS JJ TJ DS Skor Sikap Nilai
1 Soedarmono 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
BS: Bekerja Sama
JJ: Jujur
TJ: Tanggun Jawab
DS: Disiplin
Catatan:
Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
a. 100 = Sangat Baik
b. 75 = Baik
c. 50 = Cukup
d. 25 = Kurang
Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275: 4 = 68,75
Kode nilai / predikat:
a. 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
b. 50,01 – 75,00 = Baik (B)
c. 25,01 – 50,00 = Cukup (C)
d. 00,00 – 25,00 = Kurang (K)
Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai.
Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun
agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih
dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai,
kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan
format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih
dahulu. Berikut Contoh format penilaian:
Catatan:
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250: 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai/predikat:
a. 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
b. 50,01 – 75,00 = Baik (B)
c. 25,01 – 50,00 = Cukup (C)
d. 00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan.
b. Pengetahuan
Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan Praktek Monolog
atau Dialog
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
No Aspek yang Dinilai Sangat Baik Kurang Tidak
Baik (75) Baik Baik
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Keterangan:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Penilaian Proyek (Lihat Lampiran)
Penilaian Produk (Lihat Lampiran)
Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll.
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru
bisa memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1) Jelaskan tentang Sistem Pembagian Kekuasaan Negara!
2) Jelaskan tentang Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan
Lembaga Pemerintah Non Kementerian!
3) Jelaskan tentang Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan pemerintahan!
Sekolah : …………………………………………….
Kelas/Semester : …………………………………………….
Mata Pelajaran : …………………………………………….
Ulangan Harian Ke : …………………………………………….
Tanggal Ulangan Harian : …………………………………………….
Bentuk Ulangan Harian : …………………………………………….
Materi Ulangan Harian : …………………………………………….
(KD / Indikator) : …………………………………………….
KKM : …………………………………………….
dst
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang relevan.
2) Mencari informasi secara online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara
3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam
kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
4) Mengamati langsung tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang ada di lingkungan sekitar.
Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintah Non-
Kementerian
oleh presiden sesuai dengan kewenangannya. Keberadaan Kementerian Negara Republik Indonesia
diatur secara tegas dalam Pasal 17 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan:
a. Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya secara tegas disebutkan dalam UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan luar negeri, dalam negeri, dan
pertahanan.
b. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan agama, hukum, keuangan, keamanan, hak asasi
manusia, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, industri, perdagangan,
c. Pertambangan, energi, pekerjaan umum, transmigrasi, transportasi, informasi, komunikasi,
pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, kelautan, dan perikanan. c. Urusan
pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah,
meliputi urusan perencanaan pembangunan nasional, aparatur negara, kesekretariatan
negara, badan usaha milik negara, pertanahan, kependudukan, lingkungan hidup, ilmu
pengetahuan, teknologi, investasi, koperasi, usaha kecil dan menengah, pariwisata,
pemberdayaan perempuan, pemuda, olahraga, perumahan, dan pembangunan kawasan atau
daerah tertinggal.
mengandung serangkaian nilai, yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, keadilan. Kelima nilai
tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan mengacu kepada tujuan yang satu.
Pancasila sebagai suatu sistem nilai termasuk ke dalam nilai moral (nilai kebaikan) dan merupakan
nilai-nilai dasar yang bersifat abstrak.
2. Implementasi Pancasila Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan landasan
bangsa Indonesia yang mengandung tiga tata nilai utama, yaitu dimensi spiritual, dimensi kultural,
dan dimensi institusional. Dimensi spiritual mengandung makna bahwa Pancasila mengandung
nilai-nilai keimanan dan ketakwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan keseluruhan
nilai dalam falsafah negara. Hal ini termasuk pengakuan bahwa atas kemahakuasaan dan curahan
rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan terwujud.
Dimensi kultural mengandung makna bahwa Pancasila merupakan landasan falsafah negara,
pandangan hidup bernegara, dan sebagai dasar negara. Dimensi institusional mengandung makna
bahwa Pancasila harus sebagai landasan utama untuk mencapai cita-cita, tujuan bernegara, dan
dalam penyelenggaraan pemerintahan. Aktualisasi nilai spiritual dalam Pancasila tergambar dalam
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini berarti bahwa dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan
tidak boleh meninggalkan prinsip keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai
ini menunjukkan adanya pengakuan bahwa manusia, terutama penyelenggara negara memiliki
keterpautan hubungan dengan Sang Penciptanya. Artinya, di dalam menjalankan tugas sebagai
penyelenggara negara tidak hanya dituntut patuh terhadap peraturan yang berkaitan dengan
tugasnya, tetapi juga harus dilandasi oleh satu pertanggungjawaban kelak kepada Tuhan di dalam
pelaksanaan tugasnya. Hubungan antara manusia dan Tuhan yang tercermin dalam sila pertama
tersebut sesungguhnya dapat memberikan rambu-rambu agar tidak melakukan pelanggaran-
pelanggaran, terutama ketika dia harus melakukan korupsi, penyelewengan harta negara, dan
perilaku negatif lainnya. Nilai spiritual inilah yang tidak ada dalam doktrin good governance yang
selama ini menjadi panduan dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia masa kini.
Nilai spiritual dalam Pancasila ini sekaligus menjadi nilai lokalitas bagi Bangsa Indonesia yang
seharusnya dapat teraktualisasi dalam tata kelola pemerintahan. Sila Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Sila Persatuan Indonesia, dan Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan merupakan gambaran bagaimana dimensi kultural dan
institusional harus dijalankan. Dimensi tersebut mengandung nilai pengakuan terhadap sisi
kemanusiaan dan keadilan (fairness) yang nondiskriminatif; demokrasi berdasarkan musyawarah
dan transparan dalam membuat keputusan; dan terciptanya kesejahteraan sosial bagi semua tanpa
pengecualian pada golongan tertentu. Nilai-nilai itu sesungguhnya jauh lebih luhur dan telah
menjadi rumusan hakiki dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
Sumber: www.kompasiana.com
Gambar 1.6 Nilai dan Sila dalam Pancasila harus menjiwai dalam praktek
penyelenggaraan pemerintahan.
Tiga nilai utama yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 tersebut di atas
harus senantiasa menjadi pertimbangan dan perhatian dalam sistem dan proses penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan bangsa. Pancasila sebagai falsafah bangsa dalam bernegara
merupakan nilai hakiki yang harus termanisfestasikan dalam simbol-simbol kehidupan bangsa,
lambang pemersatu bangsa, dan sebagai pandangan hidup bangsa. Dalam praktik
penyelenggaraan pemerintahan, nilai falsafah harus termanifestasikan di setiap proses perumusan
kebijakan dan implementasinya. Nilai Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan utuh di
setiap praktik penyelenggaraan pemerintahan yang mengandung makna bahwa ada sumber-
sumber spiritual yang harus dipertimbangkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
agar tidak terjadi perlakuan yang sewenang-wenang dan diskriminatif. Selain itu, nilai spiritualitas
hendaknya menjadi pemandu bagi penyelenggaraan pemerintahan agar tidak melakukan aktivitas-
aktivitas di luar kewenangan dan ketentuan yang sudah digariskan.
Coba kalian cari informasi dari buku sejarah atau internet mengenai namanama kabinet dari mulai
presiden pertama sampai dengan presiden saat ini. Tulislah informasi yang kalian temukan pada tabel
di bawah ini.
Bacalah secara berkelompok buku sumber dan paraturan perundangundangan yang berkaitan dengan
keberadaan Lembaga Pemerintah NonKementerian. Kemudian identifikasi tugas dan fungsi dari
lembaga-lembaga yang telah disebutkan. Tulislah hasil identifikasi kalian dalam tabel di bawah ini.
Setelah kalian mempelajari proses penyelenggaraan pemerintahan negara kita, kalian semakin
memahami bahwa sikap positif warga negara terhadap proses penyelanggaraan pemerintahan yang
sedang dijalankan mutlak diperlukan. Sikap positif dapat diwujudkan mulai dari lingkungan yang paling
kecil, yaitu lingkungan keluarga. Coba kalian renungkan bentuk sikap positif yang dapat kalian
tampilkan di berbagai lingkungan kehidupan.
Aspek Perilaku
Nama Peserta yang Dinilai Jumlah Skor Kode
No didik Skor Sikap Nilai
BS JJ P S PD
1 Addinu Yahdillah
3 Aril M
4 Arum Aolia Q
5 Ayu Anjani
8 Bagus Nurhamdani
9 Ernawati
11 Irhas
13 Karin Nurfadillah
14 Khalista Aulia A
15 Komalasari
16 M. Faisal Amri
17 M. Gilang Firmansyah
18 M. Isya Mahendra
19 M. Toriq Maulana
Muhammad Rizky
20 Pratama
21 Muthi Hasanah
22 Nailah Ainiah
25 Tina Sopiyatun
28 Windriyani
BS : Bekerja Sama
JJ : Jujur
P : peduli
S : santun
PD : percaya diri
Catatan :
Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
0 = Sangat Kurang
Skor sikap = Jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 20 : 5 = 4
Predikat:
3,21 – 4 = Sangat Baik (SB)
2,41 – 3,20 = Baik (B)
1,61 – 2,40 = Cukup (C)
0,81 – 1,60 = Kurang (K)
0 – 0, 80 = Sangat Kurang (SK)
Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
NO ASPEK PENGAMATAN
LEMBAR OBSERVASI
ASPEK PENGAMATAN
NO NAMA PESERTA DIDIK JUMLAH NILAI KET
1 2 3 4 5
1 Addinu Yahdillah
3 Aril M
4 Arum Aolia Q
5 Ayu Anjani
8 Bagus Nurhamdani
9 Ernawati
11 Irhas
13 Karin Nurfadillah
14 Khalista Aulia A
15 Komalasari
16 M. Faisal Amri
17 M. Gilang Firmansyah
18 M. Isya Mahendra
19 M. Toriq Maulana
21 Muthi Hasanah
22 Nailah Ainiah
25 Tina Sopiyatun
28 Windriyani
kegiatan teknis
yang berskala nasional.
c. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya,
koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan
dibidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan
negara yang menjadi tanggung jawabnya dan
pengawasan atas
pelaksanaan tugas di bidangnya.
5 Keberadaan pemerintahan daerah dalam proses 20
penyelenggaraan pemerintahan di Republik Indonesia sangat
penting karena secara tegas dijamin dan diatur
dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Pemerintahan Daerah. Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 secara tegas menyatakan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi
dan daerah provinsi
itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang
diatur dengan undang-undang. Ketentuan tersebut secara jelas
menunjukkan bahwa di negara kita terdapat
mekanisme pembagian kekuasaan secara vertikal, yaitu
pembagian kekuasaan antara pemerintahan pusat dan
pemerintahan daerah.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah
dilaksanakan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan
demikian pemerintah pusat dan pemerintah daerah bukanlah
lembaga yang terpisah atau berdiri sendiri tanpa adanya kontrol
dan koordinasi. Pemerintah pusat dan pemerintahan daerah
merupakan pelaku
pembagian kekuasaan secara vertikal. Dengan kata lain,
hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah itu
bersifat hierarkis. Begitu pula hubungan antara pemerintahan
provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota juga bersifat
hierarkis.
SKOR TOTAL 100