Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

GERAKAN KERJA SAMA DAN DELIK KORUPSI

DALAM UNDANG UNDANG

Dosen pengampu: WIDYA NINGSIH., M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

NIRMAWATI
FUADUL AUFA
SRI NAHLA DICKYE

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDRI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualikum wr.wb.
Puji syukur tercurah kepada allah SWT. Atas taufik, hidayah, berkat dan rahmat-nya.
Shalawat dan salam semoga senan tiasa tercurah kepada suri tauladan kita Rasulullah SAW,
keluarganya, sahabatnya serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Kami akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “GERAKAN KERJA
SAMA DAN DELIK KORUPSI DALAM UNDANG-UNDANG” makalah ini disususn sebagai
syarat untuk mata kulian Pendidikan Kewarganegaraan.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan selesai tepat waktunya tanpa
dukungan, bimbingan, arahan, dan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurnah,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyusunan
makalah selanjutnya. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan pihak yang menggunakannya.

KENDARI 28 SEPTEMBER 2023


BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masalah korupsi adalah masalah yang telah mendunia. Buktinya telah ada konvensi
internasional mengenai pemberntasan korupsi. Jadi penentuan pringkat korupsi
Indonesia yang demikian tingginya masih dapat di pertanyakan kebenarannya, melihat
Negara lain yang sampai menggunakan kekuatan militer umtuk merebut kekayaan
Negara lain,ini sudah meningkat dari persoalan korupsi individual atau kelompok
kekorupsi Negara. Bagaimanapun jahatnya perbuatan korupsi dan terorisme tetap
harus diselesaikan sesuai dengan Due process of law.penegakan hokum tidak dapat di
lakukan fealing semata tetapi harus dengan penguasaan hukum yang sempurna harus
sesuai dengan ratio..
Sebenarnya hal pertama yang harus dilakukan ialah memonitor semua dpartemen
dan lembaga Negara. Apakah mereka melakukan pungutan liar untuk menunjang
kebijakan administrasinya? Hal itu yang harus dilakukan.Menjegah lebih baik dari
pada mengobati. Para penjabat akan saling tunjuk hidung sebagai orang yang telah
melakukan korupsi yang berujung pada penuh sesaknya penjara dengan para
“koruptor” yang hitam dan yang abu abu.
BAB 2
PEMBAHASAN

B. BENTUK KERJA SAMA INTERNASIONAL DALAM PEMBERANTASAN


KORUPSI.

Para pembentuk undang undang tindak pidana korupsi ( UU tipikor) telah


bersepakat menjadikan korupsi sebagai suatu kejahatan yang terjadi secara massif dan
sistematik karena telah melewati batas Negara sehingga untuk mengatasinya tidak
dapat lagi dilakukan dengan cara cara yang biasa melainkan dengan cara cara yang
luar biasa. Ini terlihat dalam penganturan pengaturan secara khusus baik dengan ranah
hukum pidana materil maupun hokum pidana formil (hukum acara pidana ).
Dalam ranah hukum pidana materil, sebagian besar delik delik dalam undang
undang tipikor merupakan delik delik jabatan yang di atur dalam KUHP. Kemudian
dan di tarik dan di atur tersendiri dalam undang undang tipikor dengan ancaman
hukuman yang diprbrat dari yang semula diatur dalam KUHP (delik yang dikualifisir)
Dalam ranah formil diatur ketentua-ketentuan hokum pidana yang berbeda
dengan ketentua hokum ketentuan acara diatur dalam KUHP. Pembentukan KPK
berdasarkan UUD No 30 tahun 2002 dan pembentukan pengadilan tindak pidana
korupsi berdasarkan UU No 46 tahun 2009 menunjukan kehususan hokum acara
dalam rangka mengefektifkan pencegahan pemberantasan korupsi.
Salah satu acuan utama dalam melakukan kerjasama internasional dibidang
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi dalam United nations
convention against corruption (UNCAC) yang telah diratifikasi oleh pemerintah
Indonesia berdassarkan UU No 7 tahun 2006 tentang pengesahan UNCAC (confensi
perserikatan bangsa-bangsa anti korupsi, 2003).

C. Jenis-jenis Kerja Sama Internasional

Jenis-jenis kerja sama internasional diatur dalam bab IV UNCAC. Antar lain :

1. Ekstradisi
2. Pemindahan orang terhukum
3. Bantuan hukum timbal balik
4. Pengalihan proses pidana
5. Kerjasama penegakan hukum
6. Penyidikan bersama, dan
7. Teknik penyedikan hukum
1. Ektradisi

Dasar hukum utama yang mengatur tentang ekstradisi anatara lain

A. UU No 1 tahun 1979 tentang ekstradisi

Penyerahan oleh satu Negara kepada Negara yang meminta penyerahan seseorang
yang di sangka atau di pidanah karna melakukan suatu kejahatan diluar wilayah Negara
yang menyerahkan didalam yurisdiksi wilayah Negara yang meminta penyerahan
tersebut, karena berwenang untuk mengadili dan memidananya (Pasal 1 UU / 1 /1979)

B. Pasal 44 UNCAC

Pasal ini berlaku bagi kejahatan-kejahatan yang menurut konvensi ini jika orang
yang diminta untuk yang diminta untuk diekstradisikan berada diwilayah Negara pihak
yang diminta, dengan ketentuan bahwa kejahatan yang menjadi dasar permintaan
ekstradisi itu dapat dihukum menurut hukum nasional Negara pihak yang meminta dan
Negara pihak yang diminta.

Ekstradisi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian (treaty) antara Indonesia dengan


Negara lain yang diratifikasi dengan UU pasal 2 ayat 1 (UU No 1/ 1979) apabila
perjanjian belum ada maka dapat dilakukan atas dasar hubungan baik dan jika
kepentingan Negara republic Indonesia menghendakinya (pasal 2 UU No 1/1979)

C. Azaz umum UU yang mengatur ekstradisi


1. Asas kejahatan rangkap (double criminality)
Yaitu bahwa perbuatan yang dilakukan baik oleh Negara peminta maupun
oleh Negara peminta maupun oleh Negara yang diminta dianggap sebagai
kejahatan. Sebagai kejahatan. Azaz ini tercantum didalam daftar kejahatan
yang dapat diekstradisikan sebagai lampiran dari uu pasal 4.

Anda mungkin juga menyukai