1 3 PENGAWASAN EFEKTIF
AKUNTABILITAS KINERJA DAN 2
EVP
1
UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara
ASN sebagai profesi yang memiliki kewajiban
mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib
mempertanggungjawabkan kinerjanya dan
menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan
2 Manajemen ASN
PP No. 11 Tahun 2017 jo. PP No. 17 Tahun
2020 tentang Manajemen PNS
Prinsip Meritrokrasi
Setiap Warga Negara Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar menjadi PNS atau PPPK setelah memenuhi
persyaratan. Penerimaan PNS dan PPPK dilaksanakan melalui penilaian secara objektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi,
kebutuhan Instansi Pemerintah, dan persyaratan lain yang dibutuhkan dalam jabatan.
PEGAWAI PEMERINTAH
PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN PERJANJIAN KERJA
PNS
PP 11 TAHUN 2017
PPPK
PP 49 TAHUN 2018
MANAJEMEN PNS jo. PP 17 MANAJEMEN PPPK
TAHUN 2020
PNS PPPK
Pegawai Negeri Sipil adalah warga negara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam
menduduki jabatan pemerintahan rangka melaksanakan tugas pemerintahan
1. kompetensi terbatas,
Jabatan Fungsional (tertentu), Jabatan 2. mensyaratkan sertifikasi khusus dari
organisasi profesi,
Pimpinan Tinggi Madya (bukan PyB) dan
PPPK
3. pencapaian peningkatan kapasitas
Utama, serta Jabatan Lainnya (bukan organisasi dan pencapaian tujuan
Jabatan Struktural) strategis nasional,
4. bukan jabatan di bidang tertentu
(hankam, pengelolaan aparatur negara,
kesekretariatan negara, pengelolaan
SDA, pengelolaan keuangan negara, dan
hubungan luar negeri), dan
5. bukan jabatan yang harus diisi PNS
(sesuai UU dan PP).
RUANG LINGKUP TATA KELOLA
JABATAN FUNGSIONAL
KEBIJAKAN JABATAN FUNGSIONAL
UU 5/2014 PP 17/2020 tentang Perubahan PP PermenPANRB 17/2021 tentang PermenPANRB 45/2022 tentang
tentang ASN 11/2017 tentang Manajemen PNS Penyetaraan Jabatan Administrasi Jab. Pelaksana
ke Dalam Jabatan Fungsional PermenPANRB 1/2023 tentang
Pasal 350A
Jabatan Fungsional
• Dalam hal diperlukan penataan birokrasi, penyesuaian
jabatan ke dalam JF dapat dilakukan penyetaraan jabatan
• Penyetaraan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Menteri
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
PERMASALAHAN TANTANGAN
Terbatasnya ruang lingkup JF pada unit kerja Peningkatan profesionalisme dan kompetensi JF
yang menggantikan jabatan struktural
Harapan pelayanan publik yang lebih baik
Mindset karier yang berorientasi pada jabatan
struktural Era Digitalisasi dan Informasi
Disparitas kesejahteraan Jabatan Fungsional Pengelolaan kinerja dan karier yang terbuka dan
kompetitif
Belum selarasnya proses pengalihan jabatan
dengan SOTK Pengembangan Kompetensi JF berbasis pada individu
3 Pembinaan dan pengembangan kompetensi serta pola karier yang terbuka dan
kompetitif
4 Manajemen Kinerja Pej. Fungsional dan Pej. Pelaksana oleh Pejabat Penilai Kinerja
6 Kesejahteraan ASN
Jumlah PNS
Berdasarkan
Jenis Jabatan ASN
Tugas dan Sumber: Data Statistik BKN, 31 Desember 2022
RUANG
8/2023 terkait penilaian
Pengembangan kinerja masa transisi
karier JF berbasis
pada talent mobility
dalam pola karier
LINGKUP
horizontal, vertikal,
dan diagonal TATA Kompetensi dan
kelas Jabatan
KELOLA JF
Pengembangan kompetensi
yang mendukung pada
pemenuhan kompetensi
minimal JF yang berbasis
pada pembelajaran
terintegrasi. Standardisasi
Kelas JF bertujuan untuk
mendorong pada
kualitas JF yang sama
JENJANG JABATAN FUNGSIONAL
INSTANSI PEMBINA DAN TUGAS INSTANSI PEMBINA
CENTRE OF LEARNING
Pemenuhan standar
kompetensi jabatan,
yaitu kompetensi
manajerial, sosial
kultural, dan teknis
Melaksanakan pembinaan
jabatan fungsional, yang
meliputi pelatihan,
pemantauan dan evaluasi
penerapan JF, pelaksanaan
uji kompetensi
PENGANGKATAN
01 PERTAMA
PERPINDAHAN DARI
02
MEKANISME
JABATAN LAIN
KARIER JF 03 PENYESUAIAN
04 PROMOSI
Karier dalam Jabatan Fungsional
Pengangkatan Pertama
PERPINDAHAN ▪ Nomenklatur JF ditetapkan sejak dalam Keputusan CPNS
▪ Diberikan kelas JF
PERTAMA • Perpindahan antar ▪ Pelantikan JF bersamaan dengan pelantikan PNS
kelompok JF ▪ Besaran penghasilan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Pengadaan CPNS • Perpindahan antar
- Pemula JF-JPT-JA
- Terampil Perpindahan
- Ahli Pertama
▪ Perpindahan yang setara dalam Pola Karier Horisontal (antar JF-JPT-JA)
- Ahli Muda
▪ Lintas Rumpun/Klasifikasi Jabatan
▪ Dibatasi oleh batas usia perpindahan
▪ Melakukan uji kompetensi
PROMOSI
Penyesuaian
• Kenaikan ▪ Jenjang jabatan ditetapkan berdasarkan pangkat dan jenjang pendidikan
Jenjang ▪ Dalam hal penataan birokrasi, penyesuian dilaksanakan untuk jenjang setara
PENYESUAIAN • Promosi antar dengan jenjang struktural sebelumnya
JF-JPT-JA
• Penetapan JF Baru
• Perubahan Ruang
Lingkup Tugas Promosi
• Penataan Birokrasi ▪ Kenaikan jenjang jabatan apabila mencapai angka kredit kumulatif
▪ Promosi antar JF-JPT-JA promosi harus berpredikat kinerja “Sangat Baik”
KARIER DALAM JABATAN FUNGSIONAL
PENGANGKATAN
01 PERTAMA
Syarat Pendidikan:
▪ Min. Sarjana atau Diploma Empat sesuai kualifikasi
pendidikan yang dibutuhkan untuk JF Keahlian
▪ Min. SLTA atau sederajat sesuai kualifikasi pendidikan yang
dibutuhkan untuk JF Keterampilan
60
PERPINDAHAN DARI Perpindahan dari pejabat JPT
02 tahun ke dalam JF ahli utama;
JABATAN LAIN
55 Perpindahan dari pejabat administrator
tahun ke dalam JF ahli madya;
Pengangkatan dalam JF melalui pola karier horizontal, yaitu antar
kelompok JF dan antar jabatan (JA-JF-JPT)
03 PENYESUAIAN
Dilaksanakan untuk penetapan JF baru, perubahan ruang
lingkup dan/atau kebutuhan mendesak sesuai prioritas
strategis
Syarat Pendidikan:
▪ Min. Sarjana atau Diploma Empat sesuai kualifikasi
pendidikan yang dibutuhkan untuk JF Keahlian
▪ Min. SLTA atau sederajat sesuai kualifikasi pendidikan yang
dibutuhkan untuk JF Keterampilan
04 PROMOSI
Pengangkatan dalam JF melalui promosi terdiri dari promosi
ke dalam atau dari JF dan kenaikan jenjang JF
Setiap JF yang telah ditetapkan harus memiliki 1 (satu) organisasi profesi JF dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun
terhitung sejak tanggal penetapan JF dan pembentukan organisasi profesi JF difasilitasi oleh instansi pembina
SYARAT
a. memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
b. memiliki tujuan dan sasaran pembentukan;
c. memiliki visi dan misi yang jelas dan tergambar dalam program kerja;
d. terdapat sumber pendanaan yang jelas;
e. berdomisili alamat;
f. memiliki pembagian kerja dan tugas dan wewenang yang jelas berdasarkan
struktur organisasi; dan
g. berbadan hukum.
HUBUNGAN KERJA
Instansi Pembina dapat:
a. memberikan fasilitasi dalam penyusunan dan persetujuan dalam penetapan kode etik dan kode
perilaku profesi JF
b. menjalin kerja sama penegakan kode etik profesi, penyusunan standar kompetensi profesi,
penyelenggaraan Uji Kompetensi dan sertifikasi kompetensi, pemberian advokasi dan
pengembangan profesi, serta pengembangan ilmu pengetahuan, metode, dan inovasi bagi
profesi
c. memberikan dukungan peningkatan profesionalitas, memberikan advokasi, dan penegakan kode
etik JF
d. melakukan pemantauan dan evaluasi
PRSEDUR PENGANGKATAN DALAM JF
PETA & ABK REKOMENDASI
INSTANSI PEMBINA
KEBUTUHAN JABATAN
JF (5 TAHUNAN) YG PERSETUJUAN
TELAH DITETAPKAN PANRB
OLEH PPK
PENETAPAN Kelengkapan
KEBUTUHAN Administrasi
(FORMASI)
PELANTIKAN
PELANTIKAN
Integrasi
dengan
Manajemen
Talenta
Penetapan
Klarifikasi
Ekspektasi
PermenPANRB
Evaluasi No 6 / 2022
Kinerja –
Forced
Distribution
Umpan
Balik
On Going
Feedback
SASARAN KINERJA PERENCANA
❖ Jabatan Fungsional Perencana adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung
jawab, dan wewenang, untuk melaksanakan kegiatan perencanaan pembangunan di Instansi Pusat dan
Instansi Daerah.
❖ Pejabat Fungsional Perencana yang selanjutnya disebut Perencana adalah PNS yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh Pejabat yang Berwenang untuk melakukan tugas
teknis perencanaan pembangunan di Instansi Pusat dan Instansi Daerah.
❖ Perencanaan adalah kegiatan-kegiatan pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan mengenai sasaran
dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa depan guna mencapai tujuan yang diinginkan, serta
pengendalian, pemantauan, dan penilaian atas perkembangan hasil pelaksanaannya yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan.
❖ Rencana adalah produk kegiatan perencanaan berupa rencana kebijaksanaan, rencana program dan rencana
proyek baik lingkup makro, sektor ataupun daerah.
❖ Kegiatan perencanaan pembangunan adalah suatu proses yang dilakukan secara teratur,
sistematis, berdasarkan pengetahuan, metode ataupun teknik tertentu yang menghasilkan rencana
kebijaksanaan, rencanan program dan rencana proyek serta pemantauan dan penilaian atas perkembangan
hasil pelaksanaan.
28
Sistem Pengelolaan Kinerja Mendukung
Mekanisme Kerja yang Agile dan Kolaboratif
(Permenpan 7/2022)
Cross-functional
Agile Team
JF/Pelaksana Leadership
Collaborative Teamwork
PENYESUAIAN SISTEM KERJA
PENYESUAIAN SISTEM KERJA
SISTEM MANAJEMEN KINERJA PNS DI INSTANSI
4 Tahapan Utama
SISTEM
INFORMASI
KINERJA
PEGAWAI
01 dan kendali)
❑ Menetapkan rencana, indikator, dan target
kinerja
❑ Menciptakan dialog kinerja efektif
02 ❑ Melakukan tinjauan kemajuan kinerja (short cycle
evaluation)
❑ Memberikan on going feedback berdasarkan tinjauan
kemajuan kinerja
❑ Mengatasi kinerja yang buruk
❑ Mengapresiasi kinerja yang baik
PENILAIAN KINERJA TINDAK LANJUT
PEMBERIAN GAMBARAN UMUM PENGEMBANGAN Dialog kinerja untuk memberikan feedback (umpan balik)
PENGHARGAAN KINERJA PEGAWAI terhadap hal-hal yang sudah baik atau hal-hal yang perlu
BERDASARKAN PENGELOLAAN MELALUI ON
KINERJA PEGAWAI KINERJA PEGAWAI GOING FEEDBACK diperbaiki pegawai kapanpun dibutuhkan.
unit/organisasinya beserta
ORGANISASI KINERJA INDIVIDU Pegawai
/ Anggota tim ukuran keberhasilannya
❖ Diklat
PERILAKU KERJA 2 ❖
❖
Pengembangan Profesi
Unsur Penunjang
DIALOG KERJA
ORGANISASI
INDIVIDU
LOYAL
BERORIENTASI PELAYANAN 1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, setia
1 2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan pada NKRI serta pemerintahan yang sah
3. Melakukan perbaikan tiada henti 2. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, 5
dan Negara 5
Ite Ite
AKUNTABEL m7 m1
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, 14. 14.
Instruksi Kerja
3% 3%
disiplin dan berintegritas tinggi
22 ADAPTIF
2. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara Ite Core Values Ite
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi
bertanggungjawab, efektif, dan efisien m6
14.
BerAkhlak m2
14. perubahan
3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan dan Panduan
3% 3%
2. Terus berinovasi dan mengembangkan 6
KOMPETEN Perilakunya kreativitas
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab Ite Ite
3. Bertindak proaktif
33 tantangan yang selalu berubah m5
14.
m3
14.
2. Membantu orang lain belajar 3% Ite 3%
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik m4 KOLABORATIF
14.
3%
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi
HARMONIS
2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai 77
Prosedur : Apa
apa (who does what?) 2. Secepat apa? atau kapan diselesaikan/ dilakukan?
ekspektasi
ekspektasi
Kurang/ Sangat
POLA
diatas
diatas
Baik
misconduct Baik
Kurang Baik Istimewa
DISTRIBUSI
PEGAWAI
(BERDASARKAN
ekspektasi
ekspektasi
sesuai
Kurang/
sesuai
Butuh
ekspektasi
Sangat Butuh
ekspektasi
di bawah
di bawah
PROSES
PERILAKU
kurang Baik sangat Baik
Pelaksanaan RB (Indeks RB)
Dibawah
ekspektasi
Sesuai
ekspektasi
Diatss
ekspektasi BerAKHLAK
PENGELOLAAN KINERJA
Pelaksanaan,
Pemantauan, Penilaian Evaluasi
Perencanaan dan Pembinaan Kinerja Kinerja
Kinerja
▪ Pejabat Fungsional yang telah memenuhi Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan pangkat JF bersamaan dengan kenaikan jenjang JF,
dilakukan kenaikan jenjang JF terlebih dahulu, dan dengan Angka Kredit yang sama diusulkan kenaikan pangkat
▪ Jika belum tersedia lowongan pada jenjang jabatan, Pejabat Fungsional yang telah memenuhi Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan
pangkat dapat diberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi
PENJELASAN RATING KINERJA PEGAWAI
Form
ekspektasi
diatas Kurang/ Sangat
Baik
ekspektasi misconduct Baik
sesuai
ekspektasi
HASIL KERJA
ekspektasi
PENGUKURAN
4 7 9 Kurang/ Sangat
diatas
POTENSIAL Baik
misconduct Baik
KINERJA
TALENT
MAPPING 2 5 8
ekspektasi
Kurang/
sesuai
PENILAIAN Baik Baik
KINERJA 1 3 6 misconduct
POTENSIAL
ekspektasi
Sangat
di bawah
9-BOX MATRIX Kurang
butuh butuh
perbaikan perbaikan
PERILAKU
Dibawah Sesuai Diatss Ber-AKHLAK
ekspektasi ekspektasi ekspektasi
Misconduct
HASIL KERJA
HASIL KERJA PERILAKU
Promotable
❑ Sesuai ekspektasi ❑ Sesuai Core Value ASN
pimpinan terhadap hasil BerAKHLAK “Pasal 69 Ayat (2) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
kerja Need Tentang Aparatur Sipil Negara yang mengatur
Unfit Improvement
bahwa Pengembangan Karier PNS dilakukan dengan
PERILAKU mempertimbangkan Integritas dan Moralitas”
HASIL KERJA
ekspektasi
Kurang/ Sangat
diatas
misconduct
Baik
Baik STAR Talent Committee
HASIL KERJA
MISCONDUCT
ekspektasi
Baik Baik
misconduct
ekspektasi
Sangat
di bawah
butuh butuh
Kurang UNFIT
perbaikan perbaikan NEED IMPROVEMENT
Succession Committee
MANAJEMEN TALENTA
Kinerja pegawai harus 01
menjadi salah satu dasar
penempatan talent pool
TUNJANGAN KINERJA
04
Tunjangan Kinerja dibayarkan
berdasarkan pencapaian kinerja
KINERJA
03 PEGAWAI
PENGHARGAAN digunakan untuk
pemberian penghargaan
berdasarkan pada penilaian kinerja
yang objektif dan transparan.
02
SANKSI
penilaian kinerja PNS yang tidak 05
mencapai target kinerja dikenakan
sanksi administrasi sampai dengan
pemberhentian
TERIMA KASIH
DISCLAIMER:
This document is strictly private, confidential and personal to its recipients and should not be copied, distributed or
reproduced in whole or in part, nor passed to any third party without the consent and prior approval of the Author.