Anda di halaman 1dari 2

PENGERTIAN KABINET ALI

Kabinet Ali Sastroamidjojo I adalah kabinet di Indonesia pada masa Demokrasi Liberal, yang
menjabat dari 1 Agustus 1953 hingga 24 Juli 1955.Kabinet ini dipimpin oleh Perdana Menteri Ali
Sastroamidjojo (Partai Nasional Indonesia - PNI), dan didampingi Wakil Perdana Menteri Pertama
Wongsonegoro (Partai Persatuan Indonesia Raya - PIR) dan Wakil Perdana Menteri Kedua Zainul
Arifin (Nahdlatul Ulama - NU).Salah satu pencapaian kabinet ini, adalah diselenggarakannya
Konferensi Asia-Afrika. Konferensi ini merupakan pertemuan negara-negara Asia dan Afrika, yang
kebanyakan baru merdeka, yang berlangsung pada 18-24 April 1955 di Bandung, Jawa Barat.
Sebanyak 29 negara yang berpartisipasi. Konferensi ini diselenggarakan oleh Indonesia, dan dibantu
oleh Burma (Myanmar), Pakistan, Ceylon (Sri Lanka), dan India dan dikoordinasikan oleh Ruslan
Abdulgani, sekretaris jenderal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.Namun, kemudian
kabinet ini harus jatuh. masalah pertama adalah masalah dengan Angkatan Darat, yang merupakan
tindak lanjut dari Peristiwa 17 Oktober 1952. Akibat dari apa yang dianggap sebagai intervensi partai
politik kepada Angkatan Darat, terjadi demonstari di Istana Negara oleh para perwira Angkatan
Darat seperti Letkol Sutoko, Kolonel dr Mustopo, Letkol Kemal Idris dan Letkol S Parman.Peristiwa ini
menyebabkan jatuhnya Kabinet sebelumnya, yaitu Kabinet Wllopo pada 2 Juni 1953. Kabinet Ali
Sastroamidjojo I yang meneruskan juga tidak mampu mengatasi permasalahan ini.Permasalahan lain
adalah kondisi ekonomi yang buruk, dan banyaknya korupsi serta inflasi yang tinggi.Akibat kondisi
ini, Kabinet Ali Sastroamidjojo I kehilangan dukungan dan akhirnya mengembalikan mandat pada
Presiden Sukarno pada 24 Juli 1955. Kabinet ini akhirnya digantikan Kabinet Burhanuddin Harahap
pada 12 Agustus 1955.

APA ITU UNI STATUE

Uni Belanda-Indonesia adalah hubungan konfederasi antara Belanda dan Indonesia yang ada dari
tahun 1949 hingga tahun 1956. Pada tanggal 15 November 1946 Perjanjian Linggarjati
ditandatangani antara Belanda dan Hindia Belanda yang segera menjadi independen,[3] yang
menyatakan bahwa koloni-koloni Belanda akan menjadi negara merdeka yang disebut Republik
Indonesia Serikat.Uni Indonesia-Belanda didirikan "untuk mempromosikan kepentingan bersama
mereka." Karena perselisihan militer, eksekusi kesepakatan tersebut tidak dilakukan. Setelah
Belanda menandatangani gencatan senjata dengan Republik Indonesia, pengalihan kedaulatan
berlangsung pada tanggal 27 Desember 1949, dan Uni Indonesia-Belanda didirikan.Uni Indonesia-
Belanda dibubarkan saat Indonesia meninggalkannya pada tahun 1956.

Program yang dijalankan:

>Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta menuju perdamaian dunia. Kabinet ini
berhasil mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada April 1955 yang menghasilkan Dasasila
Bandung sebagai pedoman hubungan antara negara-negara baru merdeka. Kabinet ini juga berhasil
menandatangani Perjanjian Persahabatan dengan Jepang pada Januari 1955 yang mengakhiri perang
antara kedua negara dan membuka kerjasama ekonomi.

>Mengubah hubungan Indonesia-Belanda atas dasar Unie-Statuut menjadi hubungan internasional


biasa. Kabinet ini menuntut agar Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia sesuai dengan
hasil Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949. Kabinet ini juga menolak rencana Belanda untuk
membentuk Negara Papua Barat yang dianggap sebagai bentuk neo-kolonialisme

>Mengatur hubungan antara pusat dan daerah dengan memberikan otonomi yang luas kepada
daerah-daerah. Kabinet ini mengeluarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1953 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat I dan Daerah-Daerah Tingkat II yang membagi Indonesia
menjadi 10 provinsi dan 91 kabupaten/kota. Kabinet ini juga mengeluarkan Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1954 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Aceh yang memberikan hak-hak khusus
kepada Aceh dalam bidang agama, adat, pendidikan, dan perekonomian.

>Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan melaksanakan program-program pembangunan


ekonomi, sosial, dan budaya. Kabinet ini mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1953
tentang Pokok-Pokok Perpajakan yang mengatur sistem perpajakan nasional yang adil dan efisien.
Kabinet ini juga mengeluarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1954 tentang Pokok-Pokok
Pertanian yang mengatur pengelolaan tanah, irigasi, koperasi, dan kredit pertanian. Selain itu,
kabinet ini juga berusaha untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan, kebudayaan, dan olahraga
rakyat.

PENYEBAB JATUH:

>Konflik antara PNI dan NU

Kabinet ali sastromidjojo 1 krn keadaan ekonomi yang tipis,maraknya korupsi,ddan inflasi yang
menyebabkan munculnya gejala membahayakan.

>Pemberontakan DI/TII

Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/ TII) di Jawa Barat melakukan pemberontakan di bawah
pimpinan Kartosuwirjo. Pemberontakan ini menyebar hingga ke Aceh, Sulawesi Selatan, dan juga
Jawa Tengah yang mengemukakan berbagai masalah.

>Konflik internal antara kabinet dan TNI-AD

Terdapat anggapan bahwa partai melakukan intervensi politik ensi kepada Angkatan Darat yang
merupakan lanjutan dari peristiwa 17 Oktober 1952 ketika para perwira Angkatan Darat melakukan
demonstrasi di Istana Negara. Masalah ini terjadi di era Kabinet Wilopo. Calon pimpinan TNI yang
diajukan kabinet ini ditolak oleh korps perwira, kelompok Zulkifli Lubis, sehingga timbul krisis
kabinet.Menanggapi persoalan dalam tubuh TNI AD yang semakin meningkat, parlemen mengajukan
mosi tidak percaya terhadap menteri pertahanan. Akibatnya, sebagai dampak dari mosi tersebut,
fraksi progresif dalam Parlemen menarik Mr. Iwa Kusumasumantri dari jabatannya sebagai menteri
pertahanan pada 12 Juli 1955. Tidak lama berselang setelah itu, kabinet akhirnya menyerahkan
mandatnya kepada Presiden Soekarno pada 24 Juli 1955.

Anda mungkin juga menyukai