Anda di halaman 1dari 2

Persiapan Ulangan Sejarah

1. Kabinet Ali Sastroamidjojo 1


- Masa bakti : 31 Juli 1953- 24 Juli 1955
- Dipimpin oleh Ali Sastroamidjojo 1 dari Partai Nasionalis Indonesia (PNI)
dengan wakil Wongsonegoro dari Partai Indonesia Raya (PIR)
- Program kerja :
 Menjalankan politik luar negeri bebas dan aktif
 Mengusahakan kembalinya Irian Barat dalam wilayah kekuasaan RI
 Melaksanakan pemilu
 Mengubah hub Indonesia-Belanda atas dasar Unie-Statuut menjadi
hubungan internasional biasa
 Mempercepat peninjauan kembali perjanjian KMB dan menghapuskan
perjanjian yang merugikan negara
- Keberhasilan :
 Melaksanakan Pemilu
 Membaiknya hubungan dengan cina yang ditandai dengan adanya sistem
ekonomi baru yang disebut Ali-Baba, yaitu kerjasama perdagangan antar
pengusaha pribumi dan Tionghoa
 Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika
- Jatuhnya kabinet :
 Konflik antara PNI dan NU mengakibatkan NU menarik dukungannya
terhadap kabinet Ali 1
 Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
mengakibatkan terjadinya banyak kerusuhan di berbagai wilayah
Indonesia
 Konflik internal antara kabinet dan TNI AD, partai diduga melakukan
intervensi politik ensi kepada Angkatan Darat. Masalah ini terjadi di era
Kabinet Wilopo namun Kabinet Ali Sastroamidjojo I rupanya tidak
mampu mengatasi permasalahan ini.
2. MSA-Politik Luar Negeri Indonesia
Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif yang berarti bukan merupakan
politik netral, melainkan politik luar negeri yang bebas menentukan sikap dan
kebijaksanaan terhadap permasalahan internasional dan tidak mengikatkan diri secara a
priori pada satu kekuatan dunia serta secara aktif memberikan sumbangan, baik dalam
bentuk pemikiran maupun partisipasi aktif dalam menyelesaikan konflik.
Mutual security act (MSA) adalah program bantuan dana dari Amerika untuk
membentuk dewan administrasi keamanan bersama, tujuannya untuk memberi bantuan
militer dan ekonomi. MSA juga mengharuskan negara penerima bantuan tersebut untuk
memberi sumbangan penuh untuk pertahanan keamanan free world atau dunia bebas.
Pada saat itu, Ahmad Subardjo menandatangani perjanjian MSA diam-diam dan
mengakibatkan Indonesia terikat dengan pertahanan dunia bebas. Hal ini bertentangan
dengan politik luar negeri bebas aktif yang dianut Indonesia yang seharusnya tidak boleh
berpihak pada salah satu blok saat perang dingin terjadi. Selain itu Indonesia juga masih
terus berusaha untuk mengupayakan perdamaian dunia. Hal ini mengakibatkan banyak
pertentangan dan mengakibatkan Kabinet Sukiman untuk dibubarkan pada 1952.

3. KAA 1955
KAA diselenggarakan pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 dan Ali Sastroamidjojo
juga menjadi wakil Indonesia pada saat itu. KAA diikuti oleh 29 negara yang memiliki
misi sama, yaitu mencapai perdamaian dan persatuan. Hasil dari KAA yaitu dasasila
Bandung yang merupakan penegasan dari deklarasi piagam PBB. Dampak KAA bagi
Indonesia adalah menumbuhkan solidaritas bagi negara-negara Asia Afrika,
menggalang persatuan dan kerjasama, posisi Indonesia semakin kuat di Indonesia dan
Afrika, serta semakin banyak negara yang sadar dan menolak penjajahan. Selain itu,
muncul juga Bandung Spirit dan paham dunia ketiga atau gerakan non-blok.

4. Pemilu 1955
Merupakan pemilu pertama di Indonesia yang diikuti oleh lebih dari 30 partai dan
ratusan independen. Dimenangkan oleh PNI, PKI, masyumi, dan NU. Dianggap sebagai
pemilu paling demokratis di Indonesia kemudian diubah oleh Soekarno karena menolak
RABPN yang dihasilkan oleh pemerintahan Soekarno.

5. Nilai-nilai

Anda mungkin juga menyukai